Anda di halaman 1dari 5

WULAN SARI PUSPITA NINGRUM

101216022

GL2

Civil Law dan Common Law


Civil law dan Common law merupakan sistem hukum yang saling menunjukkan perbedaan
dari segi sejarah dan sumber lahirnya, prinsip penggunaannya, wilayah berlakunya, penerapannya,
sistem peraturan, maupun sistem peradilannya. Berdasarkan pengertian secara umum, civil law
diartikan sebagai sistem hukum yang memperoleh kekuatan mengikat. Hal ini dikarenakan sumber
hukum yang berlaku didasari oleh Undang-Undang yang telah tersusun sistematik dalam
kodifikasi tertentu. Sementara common law merupakan hukum yang sumbernya tidak tersusun
secara sistematik atau hanya berdasarkan pada kebiasaan. Artinya pada common law terdapat
peranan seorang hakim yang menetapkan serta berwenang untuk menafsirkan peraturan yang
berlaku.
Perbedaan yang sangat jelas dari kedua hukum tersebut, terlampir pada tabel dibawah ini :
No Perbedaan Civil Law (Eropa-Kontinental) Common Law (Anglo-Saxon)
1 Sejarah lahirnya Berasal dari tradisi Roman- Berasal dari tradisi, digunakan
Germania yang pada saat itu oleh hakim untuk
kerajaan Romawi sedang menyelesaikan masalah.
membuat kumpulan peraturan
tertulis yang disebut dengan
“Twelve Tables of Rome”. Lalu
sistem ini menyebar hingga
dilakukan kodifikasi pada abad
ke- 6 oleh Kaisar Yustinus.
Dilanjutkan oleh Eropa ketika
memiliki pemerintahan sendiri.
Hukum ini digunakan sebagai
dasar hukum dari hukum
nasional.
2 Sumbernya Hukum tertulis (written law) dan Berdasarkan pada putusan
norma sebagai aturan hukum. hakim/pengadilan (judicial
Sumber hukumnya adalah decision)
undang-undang yang telah
dibentuk oleh legislatif dan
dibentuk berdasarkan kebiasaan
hidup di masyarakat
3 Prinsip umum Kekuatan hukum yang mengikat Adanya peranan seorang
disebabkan oleh sumber hukum hakim yang bertugas untuk
yang diterapkan dalam peraturan menetapkan dan menafsirkan
berbentuk undang-undang peraturan hukum, membentuk
dengan susunan yang sistematik seluruh tata kehidupan
dalam kodifikasi tertentu. masyarakat, serta menciptakan
prinsip hukum baru yang
menjadi pegangan hakim lain
untuk memutuskan perkara
sejenis.
4 Penggolongannya Terdapat dua jenis bidang hukum Terdapat dua jenis bidang
yaitu hukum publik dan hukum hukum yaitu hukum publik
privat. Hukum publik mengatur dan hukum privat. Hukum
kekuasaan dan wewenang publik hampir sama dengan
penguasa serta hubungan antara civil law. Sementara hukum
masyarakat dengan Negara. privat merupakan kaidah
Hukum publik mencakup hukum hukum tentang hak milik (law
tata Negara, hukum administrasi of property), hukum tentang
Negara dan hukum pidana. Lalu orang (law of person), hukum
kedua hukum privat adalah perjanjian (law of contract)
peraturan hukum yang mengatur dan hukum tentang perbuatan
antara hubungan individu dalam melawan hukum (law of torts)
memenuhi kebutuhan hidupnya. yang tercantum didalam
Hukum privat mencakup hukum peraturan tertulis dan putusan
perdata, hukum sipil, dan hukum hakim.
dagang.
5 Wilayah berlakunya Berlaku di Negara Eropa dan Berlaku di Inggris dan
Negara-negara jajahannya seperti sebagian besar Negara
Argentina, Angola, Armenia, jajahannya diantaranya
Austria, Belgium, Bosnia and Bahama, Kanada, Barbados,
Herzegovina, Brazil, Jerman, Kep. Fiji, Jamaika, Gibraltar,
Belanda, Italia, Indonesia. Selandia Baru
6 Karakteristiknya - Undang-undang menjadi - Yurisprudensi sebagai
rujukan hukum yang sumber hukum utama
utama karena hakim tidak - Menganut doktrin
terikat dengan preseden sistem preseden
atau doktrin - Adversary system
- Adanya sistem kodifikasi dalam proses peradilan
- Sistem peradilan bersifat
inkuisitorial
7 Berdasarkan Sistem dilakukan dalam interaksi Pendapat para ahli dan praktisi
penerapannya antara kedua bangsa untuk hukum lebih dominan
mengatur kepentingan sendiri dilakukan oleh hakim dalam
dan bangsa yang menjadi hal memutuskan perkara
jajahannya.
8 Sistem peraturan - Hukum tertulis - Didominasi oleh
(kodifikasi) hukum kebiasaan
- Ada pemisahan yang jelas melalui putusan hakim
dan tegas antara hukum - Tidak ada pemisahan
hukum publik dan hukum yang tegas dan jelas
privat antara hukum publik
dan privat
9 Sistem peradilan - Hakim bertugas untuk - Hakim hanya
memeriksa kasus, menerapkan hukum
menentukan kesalahan, dan menjatuhkan
serta menerapkan putusan. Untuk
hukumnya dan pemeriksaan kasus dan
menjatuhkan putusan. menetapkan kesalahan
- Hakim tidak terikat oleh di ambil alih oleh juri.
putusan hakim - Hakim terikat pada
sebelumnya putusan hakim
sebelumnya dalam
perkara yang sama
melalui asas the
binding of precedent
adversary

Aspek geologi yang terpilih berkaitan dengan civil law atau common law terangkum dibawah ini:
1. Civil law
a. Undang-Undang Republik Indonesia No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi
c. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Perlindungan
Lingkungan Geologi
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang
Pengembangan Taman Bumi (Geopark)
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
h. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
i. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
j. Undang-Undang No. 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi
k. Undang-Undang No.30 Tahun 2007 Tentang Energi
l. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.53 Tahun 2018 Tentang
Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik
m. Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional
2. Common law
a. Production sharing contract (PSC)
Konsep hukum ini merupakan konsep bagi hasil dan telah diterima dengan
diberlakukannya perjanjian internasional antara pihak Indonesia dengan pihak asing.

b. Klausula Indemnitas dalam Kontrak Pengeboran


Merupakan perjanjian antara dua pihak, dengan salah satunya menjadi penanggung
kerugian pihak lainnya akibat kondisi atau hal tertentu, sehingga perjanjian tersebut
dapat diajukan. Pada prinsipnya, perjanjian ini memiliki tiga tingkatan kesalahan yang
dapat pertanggungjawaban yaitu Negligence, Gross Negligence, Willful and Wanton
Misconduct dan Misconduct. Misconduct terdapat 2 pembagian lagi menjadi Reckless
Misconduct dan Intentional Misconduct.
1. Ordinary dan Gross Negligence
Merupakan kesalahan yang paling rendah. Bentuk kesalahan ini merupakan faktor
kelalaian yang paling kecil
2. Willful and Wanton Misconduct
Merupakan kesalahan tindakan yang dilakukan dengan sembarangan tanpa
memperhatikan keselamatan orang lain
3. Reckless Misconduct
Merupakan perbuatan yang sudah jelas menimbulkan bahaya. Implementasinya
dalam kondisi ini misalnya perilaku seseorang mengabaikan tugasnya (job desk)
4. Intentional Misconduct
Merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk maksud dan tujuan yang
ingin dicapai, namun memiliki tingkat bahaya untuk pihak lain.

Referensi :
1. Firdaus, A. (2011). Klausula Indemnitas dalam Kontrak Pengeboran Minyak dan Gas Bumi.
Universitas Indonesia diakses pada 1 September 2019
2. http://175.184.234.138/p3es/uploads/unduhan/UU_32_Tahun_2009_(PPLH).pdf diakses
pada 1 September 2019
3. http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2011/KabupatenBerau-2011-16.pdf diakses pada
25 Agustus 2019
4. http://ebtke.esdm.go.id/regulation/1/undang-undang diakses pada 1 September 2019
5. https://eiti.ekon.go.id/v2/wp-content/uploads/2017/07/UU-4-TAHUN-2009.pdf diakses pada
25 Agustus 2019
6. https://eiti.ekon.go.id/v2/wp-content/uploads/2017/07/UU-22-Tahun-2001-tentang-Minyak-
dan-Gas.pdf diakses pada 25 Agustus 2019
7. https://itjen.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2019/04/PERPRES-No-5-Tahun-2006-
Tentang-Kebijakan-Energi-Nasional.pdf diakses pada 1 September 2019
8. https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2010/53TAHUN2010PP.htm diakses pada 1 September
2019
9. http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-pemerintah-nomor-43-tahun-
2008-tentang-air-tanah.pdf diakses pada 25 Agustus 2019
10. https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/175775/Peraturan_Presiden_Nomor_9_Tahun_2019.pdf
diakses pada 25 Agustus 2019
11. https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf diakses pada 25 Agustus 2019
12. https://www.gwp.org/globalassets/global/gwp-sea_files/2004--indonesia--wr--law----uu-
no.-7-2004-sda-lengkap.pdf diakses pada 25 Agustus 2019
13. http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2007/26TAHUN2007UU.HTM diakses pada 1
September 2019
14. Jamaluddin, M. (2018). Perbedaan Civil Law dan Common Law. Received from
https://mnj.my.id/wp-content/uploads/2018/02/PERBEDAAN-CIVIL-LAW-DAN-COMMON-
LAW.pdf diakses pada 1 September 2019
15. Riyanto, A. (2017). Civil Law dan Common Law, Haruskan Didikotomikan? Received from
https://business-law.binus.ac.id/2017/10/25/civil-law-dan-common-law-haruskah-
didiikotomikan/ diakses pada 1 September 2019
16. Qamar, N. (2010). Perbandingan Sistem Hukum dan Peradilan Civil Law System dan
Common Law System. Makassar: Pustaka Refleksi diakses pada 1 September 2019

Anda mungkin juga menyukai