Anda di halaman 1dari 1

Abstrak

Kebutuhan energi di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk,
namun pasokan energi yang kian tidak mencukupi sehingga membuat pemerintah berfikir untuk
mengembangkan energi lain. Tertuang dengan jelas pada pasal 33 UUD 1945 bahwa pemerintah berwenang
untuk menggunakan sumber daya alam sebesar-besarnya demi mencukupi kehidupan hajat orang banyak.
Salah satu energi bersih dan terbarukan adalah energi panas bumi (geothermal). Pembangunan energi
terbarukan ini juga kadang menjadi polemik dikalangan masyarakat. Kurangnya sosialisasi dan terkadang
dalam proses pengembangannya mengalami permasalahan, tidak jarang terjadi aksi protes warga dan ingin
untuk menggusur proyek tersebut. Salah satu permasalahan nyata yang terjadi pada pembangunan PLTP
Gunung Slamet dengan pemangku proyek adalah PT. SAE. Proyek ini memang benar telah melanggar dua
pasal dari undang-undang panas bumi Indonesia. Pertama, yaitu permasalahan pada tahap survey
pendahuluan yang menyebabkan tidak diketemukannya sumber panas pada kedalaman 3400 m, lalu yang
kedua menyebabkan keresahan warga dikarenakan tercemarnya air sungai. Antisipasi dan penanganan
permasalahan ini juga berkaitan dengan undang-undang yang tertera pada bab sanksi administratif, dan
telah dilakukan oleh PT SAE sebagai solusi dari permasalahan yang telah terjadi pada wilayah kerjanya
yakni Gunung Slamet.

Kata Kunci : Undang-Undang, Gunung Slamet, Kasus, Sanksi

Anda mungkin juga menyukai