Anda di halaman 1dari 8

MODEL PENDIDIKAN GERAK (Movement Education)

(Muh Ramli Buhari. Dosen PJKR FKIP UNMUL Samarinda)

A. Pendahuluan Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang menjadikan proses pendidikan di sekolah menjadi lengkap, utuh, serta dipercayai mampu mengantarkan siswa mengalami perubahan dan pertumbuhan total dalam dirinya. Menurut Bucher (1979), dalam teks yang cukup dikenal karena klasiknya, pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang mementingkan kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan dan memelihara tubuh manusia. Sedangkan Dauer dan Pangrazi (1992) merumuskan pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan umum yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Di lain pihak, Siedentop (1990) meyakini bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani, yang secara eksplisit mengandung arti bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang menggunakan gerak, permainan, olahraga, dan aktivitas fisik lainnya sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Dengan pengertian-pengertian di atas, pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak, yang pada esensinya mengandung makna luhur karena tidak hanya menekankan perkembangan aspek fisik dan motorik semata-mata. Para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dapat dilakukannya serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. 2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. 3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. 4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan. 5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. 6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Untuk dapat mewujudkan seluruh nilai dan manfaat yang dapat disumbangkan penjas kepada anak didik, diperlukan upaya yang tidak sedikit dari guru penjas dalam kaitannya dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi perwujudan nilai-nilai yang dikandung penjas tersebut. Sebagian lingkungan belajar tersebut pada dasarnya diwakili oleh bagaimana guru memandang manfaat serta memperlakukan materi ajar yang terdapat dalam penjas, serta bagaimana guru memperlakukan anak didiknya. Perlakuan guru terhadap materi ajar serta apa yang diharapkan dari pemberian materi itu dapat disebut model pembelajaran, sedangkan bagaimana guru memperlakukan anak didiknya serta dalam hal apa anak berkembang dapat disebut pendekatan. Karena alasan paradigma pendidikan jasmani yang dianut selama ini, model dan pendekatan pengajaran penjas ini tidak banyak dikenal oleh para guru Penjas di Indonesia. Satu-satunya model yang dikenal di Indonesia adalah pendidikan olahraga (pembelajaran yang berbasis pengajaran olahraga formal/sport-based) dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teknis (yaitu agar anak menguasai teknik dasar dari cabang olahraga yang diajarkan). Mengacu pada kepercayaan filosofis bahwa pada hakikatnya minat dan kemampuan anak berbeda-beda, maka model dan pendekatan pembelajaran yang disajikan pada anakpun tentunya harus bervariasi, untuk memperoleh manfaat yang sifatnya jamak, menyentuh seluruh aspek. Tulisan ini bermaksud menguraikan model pembelajaran yang sering dipraktekkan dalam Pendidikan Jasmani, untuk dijadikan pedoman oleh para guru dalam mengelola pembelajaran Penjas. Pemanfaatan model yang tepat, diyakini mampu mendorong anak mengembangkan kemampuan multidimensinya, bermanfaat dari segi kependidikan, serta bersifat menyenangkan sehingga mengikat anak untuk berada di dalamnya. B. Model Pembelajaran Penjas Model pembelajaran (models of teaching) dalam konteks pendidikan jasmani lebih banyak berkembang berdasarkan orientasi dan model kurikulumnya. Dalam hal ini, model pembelajaran lebih sering dilihat sebagai pilihan guru untuk melihat manfaat dari pendidikan jasmani terhadap siswa, atau lebih sering disebut sebagai orientasi. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa sebagian ahli menunjuk model pembelajaran dalam penjas sebagai jawaban atas pertanyaan guru tentang esensi apa yang diharapkan dari siswa melalui pendidikan jasmani?. Mengikuti alur pikir tentang model di atas, model pembelajaran pendidikan jasmani dapat dibedakan antara model pendidikan gerak, model pendidikan olahraga, model pendidikan kebugaran, model kinesiological studies, model pengembangan disiplin, bahkan model petualangan (Jewet: 1994). Di bawah ini diuraikan beberapa model pembelajaran, sebatas untuk dipahami perbedaan antara satu dengan lainnya.

C. Model Pendidikan Gerak (Movement Education) Pendidikan gerak atau movement education, menekankan kurikulumnya pada penguasaan konsep gerak. Di Amerika Serikat, program pendidikan gerak mulai berkembang sejak tahun 1960-an, yang pelaksanaannya didasarkan pada karya Rudolph Laban. Kerangka kerja program Laban ini meliputi konsep kesadaran tubuh (apa yang dilakukan tubuh), konsep usaha (bagaimana tubuh bergerak), konsep ruang (di mana tubuh bergerak), dan konsep keterhubungan (hubungan apa yang terjadi). Masing-masing konsep tersebut, merupakan panduan untuk dimanfaatkan manakala anak harus bergerak, sehingga gerakan anak bermakna dalam keseluruhan konsep tersebut. Dari setiap aspek gerak di atas, tujuan dan kegiatan belajar dirancang dengan memanfaatkan pendekatan gaya mengajar pemecahan masalah, penemuan terbimbing, dan eksploratori (Logsdon et al., 1984). Menurutnya, dalam model pendidikan gerak ini, siswa akan didorong untuk mampu menganalisis tahapan gerakan ketika menggiring bola basket (misalnya) dan menemukan posisi yang tepat ketika berada dalam permainan. Steinhardt (1992), mengutip Nichols, telah mengusulkan suatu kurikulum terpadu (integrated curriculum) yang mengajarkan pada siswa hubungan antara gerak yang dipelajari dengan berbagai kegiatan pendidikan jasmani. Dalam pengembangan kurikulum pendidikan gerak, keseluruhan konsep itu dimanfaatkan dan dielaborasi, serta menjadi wahana bagi anak untuk mengeksplorasi kemampuan geraknya. Termasuk, jika ke dalam kurikulum tersebut dimasukkan beberapa orientasi kecabangan olahraga seperti senam atau permainan, bahkan dansa sekalipun. Di bawah ini akan diuraikan ruang lingkup kurikulum pendidikan gerak yang diorientasikan melalui permainan kependidikan dan senam kependidikan. Jewet dan Bain (1985) menyatakan bahwa model pendidikan gerak telah dikritik dalam hal tidak ditemukannya klaim tentang transfer belajar dan juga mengakibatkan menurunnya waktu aktif bergerak yang disebabkan oleh penekanan berlebihan pada pengajaran konsep gerak. Kritik lain telah mengajukan lemahnya bukti empiris untuk mendukung praktek penggunaan gaya pengajaran penemuan untuk mengajarkan keterampilan berolahraga (Dauer and Pangrazi, 1992; Siedentop, 1980). Permainan Kependidikan a) Tema 1: Pengantar pada Konsep Tubuh Dasar dan Pengendalian Manipulatif Keterampilan gerak fundamental yang mendukung penguasaan menjadi pemain diperkenalkan secara bertahap. Konsep dasarnya: (1) Kegiatan manipulatif memukul, melempar, menangkap, mengumpulkan, membawa, memantulkan, menggiring dengan kaki dan tangan.

(2) Kegiatan lokomotor bergerak dan berhenti, berlari, melompat, melompat menyamping. (3) Bagian tubuh tangan, kaki, lutut, paha, panggul, bahu, dada. b) Tema 2: Memperkenalkan konsep ruang Perkenalan pada lingkungan permainan dilakukan dengan menjelajahi cara yang berbeda-beda dalam menggunakan ruang yang tersedia. Konsep Dasar (1) Wilayah umum dan pribadi (2) Tingkatan tinggi, menengah, rendah. (3) Perluasan dekat ke, jauh dari. (4) Arah ke depan, ke belakang, ke samping, ke atas, dan ke bawah. (5) Jalur di tanah/permukaan, udara, melingkar, lurus. c) Tema 3: Memperkenalkan Kualitas Gerak (Usaha) Fokus pelajaran ini adalah pada kualitas gerakan bagaimana gerakan dilakukan; seberapa efisien gerakan yang dilakukan. Konsep Dasar: (1) Daya kuat, ringan. (2) Kecepatan cepat, lambat. (3) Ruang kecil, besar. Senam Kependidikan a) Tema 1: Memperkenalkan Tubuh Tema ini berpusat pada penciptaan lingkungan yang mampu mendorong siswa untuk mencoba, menemukan, melihat, melatih, menghaluskan, mempelajari dan mengembangkan perbendaharaan gerak yang sesuai untuk senam. Konsep Dasar: Kegiatan lokomotor berayun, mengguling, melompat, mengayun, melayang, aksi seperti melangkah. b) Tema 2: Memperkenalkan Ruang Isi pelajaran berfokus pada pembelajaran untuk menjadi tanggung jawab pada dan mengerti di mana tubuh berada dalam ruang. Konsep Dasar (1) Wilayah umum dan pribadi (2) Tingkatan tinggi, menengah, rendah. (3) Arah ke depan, ke belakang, ke samping, ke atas, dan ke bawah. (4) Jalur melingkar, lurus, zig zag.

c) Tema 3: Memperkenalkan Waktu Tujuan utama dari tema ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas gerakan dengan menciptakan pengalaman-pengalaman yang melibatkan penghasilan dan pengaturan kecepatan yang bermakna. Konsep Dasar: Waktu cepat, lambat; mempercepat, memperlambat; tiba-tiba, berkelanjutan. d) Tema 4: Memperkenalkan Keterhubungan Bagian Tubuh Tema ini menempatkan perhatiannya pada keterhubungan bagian tubuh ketika anak menampilkan gerakan-gerakan senam. Konsep Dasar: (1) Keterhubungan bagian tubuh dengan bagian tubuh lain di atas, di bawah; terpisah, bersamaan; di belakang, di depan, sepanjang; dekat, jauh; melewati atas, melewati bawah. (2) Keterhubungan bagian tubuh dengan alat melalui atas, melalui bawah; dekat, jauh; di atas, di bawah, di belakang, di depan, di sepanjang, tiba pada, turun dari. (3) Peranan yang dimainkan oleh bagian tubuh menumpu tubuh, memulai aksi, menerapkan daya, menerima daya (beban). (4) Bentuk tubuh melingkar, lurus; lebar, membulat, memutar, simetris, asimetris. (Logsdon et al., 1997). Dalam wilayah pembelajaran gerak yang lain, tema-tema yang sama dapat dikembangkan dengan cara yang sama. Tema-tema itu, misalnya dapat diterapkan ketika guru menekankan pengembangan keterampilan gerak dasar dalam wilayah gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif. Gerak Lokomotor Gerak lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain. Macam-macam gerak lokomotor, yaitu : lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap, sliding, skiping, rolling, dan memanjat. Bentuk-bentuk latihan gerak lokomotor Kembangkan setiap macam gerak lokomotor ini, dengan mengembangkan tematema sesuai konsep dari Laban; misalnya, dikaitkan dengan konsep tubuh atau bagian tubuh, konsep ruang, konsep usaha, dan konsep keterhubungan. a. Berjalan jalan adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, pada saat kaki melakukan pergantian langkah salah satu kaki tetap menumpu pada dasar pijakan. Dengan konsep di atas, berjalan dapat dilakukan dengan kaki, dengan tangan, dengan kaki dan tangan, dengan tubuh; demikian juga arahnya, ke depan dan ke belakang, ke samping kiri dan kanan, dalam hal usaha, bisa cepat, lambat, keras, perlahan, terhenti-henti, berkelanjutan; dalam

hal keterhubungan, bisa di sekitar ruangan, di sekitar teman sendiri, melintasi atau melangkahi alat, dsb. b. Berlari Berlari adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, pada saat kaki melakukan pergantian langkah badan dalam keadaan melayang di udara. Aplikasikan konsep-konsep di atas, sesuai dengan tema berlari. c. Berjingkat Berjingkat adalah aktivitas memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan satu kaki, menumpu dan mendarat menggunakan satu kaki, sedangkan satu kaki yang lain ditekuk pada bagian lutut sehingga tidak menyentuh tanah. Keterampilan berjingkat selain sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga sering digunakan dalam aktivitas motorik pada beberapa cabang olahraga seperti lompat jangkit, sepak bola, bola voli dan bola basket. d. Meloncat Meloncat adalah gerakan memindahkan tubuh dengan menggunakan dua atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus menggunakan kaki. e. Menderap Menderap atau mencongkang adalah gerakan berjalan dipadukan dengan lompat (leaping), arah dapat ke depan maupun ke belakang. Gerakan ini seperti kuda pada saat berlari kencang (menderap), tetapi hanya dilakukan dengan menggunakan dua kaki. f. Merayap Merayap adalah gerakan yang dilakukan dengan posisi tubuh telungkup di atas permukaan, tangan dan kaki kiri atau kanan digerakkan maju secara bersamasama, kemudian kaki mendorong tubuh ke depan, dan kepala sedikit diangkat untuk melihat ke depan. g. Memanjat Memanjat adalah gerakan ke atas atau ke bawah dengan menggunakan kedua tangan dan kaki. Biasanya anggota tubuh bagian atas sebagai alat kontrol utama agar tidak jatuh . Gerakan Nonlokomotor Gerakan non lokomotor adalah aktivitas yang menggerakkan anggota tubuh pada porosnya dan pelaku tidak pindah tempat. Bentuk-bentuk gerak nonlokomotor,

yaitu menghindar, meregangkan otot, memutar dan berputar, mengayunkan kaki, bergantung, menarik, dan yang terakhir adalah mendorong. a. Latihan Menghindar Latihan menghindar sangat berguna dalam berbagai permainan maupun olahraga. Menghindar dapat berupa menghindari benda maupun kawan atau lawan bermain. b. Latihan peregangan Latihan peregangan adalah latihan mengulur otot tubuh, dengan jalan melakukan fleksi atau ektensi atau dengan cara yang lain. Prinsip dasar yang harus dipegang adalah cara mengulur dimulai dengan uluran yang paling ringan kemudian makin lama-makin berat sampai hitungan delapan. c. Memutar (meliuk) dan Berputar Anak-anak perlu diajarkan bagaimana meliukkan tubuh kurang dari 180-200 derajat dan memutar tubuh 360 derajat. Gerakan ini berguna untuk meningkatkan keseimbangan statis atau kesadaran vestibular. d. Bergantung Bergantung adalah aktivitas menahan berat badan dengan jalan tangan memegang palang atau tali. Meskipun sudah memasuki usia SMP, tidak semua anak dapat melakukan bergantung mengangkat tubuh (pull-up), sehingga untuk mereka cukup belajar menggantung dengan jalan tangan memegang palang atau pada tali. e. Menarik dan mendorong Menarik adalah gerakan menggunakan tenaga terhadap obyek atau orang lain agar obyek atau orang yang jaraknya jauh si penarik menjadi dekat dengan tubuh penarik. Gerakan Manipulatif Gerakan manipulatif adalah keterampilan motorik yang melibatkan penguasaan terhadap objek di luar tubuh oleh tubuh atau bagian tubuh. Dilihat dari jenisnya, keterampilan manipulatif dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: Menjauhkan obyek: melempar, memukul, menendang. Menambah penguasaan: menangkap, mengumpulkan, mengambil. Bergerak bersama: membawa, memantul-mantulkan (dribbling). a. Menggelindingkan benda Menggelindingkan benda dapat berupa benda bulat seperti bola, atau benda yang berbentuk lingkaran, seperti cakram, ban sepeda dan sebagainya. Guru harus memilih benda-benda tersebut yang berat dan ukurannya sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan motoriknya.

b. Melempar Melempar merupakan gerak manupulatif untuk menjauhkan obyek dari tubuh dengan menggunakan satu atau dua tangan. c. Menangkap Menangkap adalah keterampilan gerak dasar manipulatif untuk menghentikan momentum suatu obyek dengan menggunakan tangan. Menangkap biasanya dipengaruhi oleh kemampuan visual untuk mengikuti gerakan obyek. d. Menendang Menendang adalah keterampilan gerak manipulatif di mana kaki digunakan untuk memukul obyek. Latihan menendang dapat dilakukan dengan dua bentuk, yaitu menendang obyek yang ada di tanah, dan menendang obyek dengan cara voli (obyek masih berada di udara). e. Menggiring Menggiring bola adalah keterampilan gerak manipulatif yang menggunakan koordinasi antara mata-kaki dan mata-tangan untuk membawa bola dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam permainan sepak bola menggiring bola dilakukan dengan menggunakan kaki, sedangkan dalam permainan bola basket menggiring bola dilakukan dengan menggunakan tangan dengan jalan bola dipantul-pantulkan ke lantai. f. Memukul Memukul adalah suatu aksi menggunakan satu atau dua tangan atau suatu alat untuk mendorong (memberikan daya pada) suatu obyek. Anak-anak kelas satu dan dua masih sulit memukul benda bergerak, dan memukul menggunakan tongkat yang bulat, karena kesadaran visualnya masih rendah. Untuk melatih keterampilan memukul sebaiknya menggunakan alat pemukul yang pipih dengan permukaan untuk memukul lebar, sedangkan bola yang digunakan sebaiknya bola yang ringan.

Anda mungkin juga menyukai