Anda di halaman 1dari 7

Model Kurikulum Pendidkan Jasmani

A. Pendahuluan

Pendidikan Jasmani (Penjas) merupakan bagian yang penting dan komponen yang
integral dari pendidikan. Walaupun tujuan utama Pendidikan jasmani adalah
mengembangkan keterampilan gerak dan kebugaran jasmani (ranah jasman dan
psikomotor), tetapi pengembangan ranah kognitif dan afektif tidak pula dinomor duakan .
Teori kurikulum berdasarkan atas asumsi tertentu mengenai masyarakat, manusia, dan
pendidikan, sedangkan Model kurikulum adalah suatu pola umum untuk menyusun atau
menciptakan desain program belajar atau kurikulum (Jewett, Bain, dan Ennis) . isi
program yang diberikan meliputi : 1) ruang lingkup 2) struktur 3) sekuen.

B. Model Kurikulum
Joyce and Weil mendefinisikan model sebagai suatu pola atau rencana yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum atau mata kuliah, memilih materi pengajaran dan
memandu penentuan pilihan guru. Wuest dan Lombardo mengemukakan bahwa ada tiga
model kurikulum yang sering dipergunakan orang dalam pengembangan kurikulum. Tiga
model kurikulum dimaksud adalah kurikulum berbasis aktivitas, kurikulum berbasis
konseptual, dan kurikulum berbasis kompetensi. Berdasarkan pendapat dari beberapa
ahli, terdapat sebelas model kurikulum yang dipergunakan dalam pembelajaran Penjas.
Beragam nama yang dipergunakan untuk menamai satu model kurikulum. Berbagai
model kurikulum penjas berbeda dalam fokus penekanan dan tujuan yang ingin di capai,
tetapi memiliki kesamaan dalam ruang lingkup,struktur, dan sekuen yang harus dipelajari.

C. Model Pendidikan Olahraga

Model ini dikembangkan oleh Daryl Siedentop berdasarkan atas asumsi bahwa (1)
oalahraga adalah bentuk lanjut dari bermain, (2) olahraga merupakan begian penting dari
kebudayaan, (3) peserta didik harus berolahraga lewat pendidikan jasmani karena asumsi
kedua, dan (4) keikiutsertaan peserta didik dalam olahraga harus sesuai dengan
perkembangannya. Dengan melaksanakan model ini, memugkinkan peserta didik
mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan yang diperlukan untuk ikut serta
dalam kegiatan olahrga. Tujuan yang ingin dicapai adalah 1) meningkatkan minat peserta
didik terhadap kegiatan olahraga, 2) mengembangkan pemahaman, kemampuan strategi,
dan ketrampilan dalam berolahraga 3) meningkatkan pemahaman akan lingkungan
olahraga dan meningkatkan etika berperilaku dalam berolahraga.

D. Model Pendidikan Kebugaran


Pemeliharaan dan peningkatan status kebugaran jasmani peserta didik merupakan
fokus utama dari kurikulum model ini. Perencanaan model ini berasumsi bahwa aktivitas
jasmani merupakan inti dari gaya hidup yang sehat, dan bahwa perkembangan gaya hidup
yang demikian memerlukan pengetahuan mengenai kebugaran jasmani yang meliputi
hubungan aktivitas dan kesehatan, keterampilan jasmani yang menyehatkan dan
komitmen terhadap keutamaan latihan (Jewett, Bain & Ennis). Ada 5 tujuan Model
Pendidikan Kebugaran : 1. Melaksanakan latihan secara teratur, 2. Memperoleh
kebugaran jasmani, 3. Pola kebugaran jasmani, 4. Evaluasi diri, dan 5. Memecahkan
masalah dan membuat keputusan. Muatan yang ada dalam kurikulum ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : menitikberatkan pada penanaman nilai kebugaran jasmani
sepanjang hayat, menekan pada perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku,
melaksanakan program kegiatan secara berkelanjutan,dan melakukan pengujian reguler
serta penilaian individual.

E. Model Perkembangan (Pendidikan Lewat Jasmani)


Model perkembangan menempatkan peserta didik pada inti kurikulum.
Pemeliharaan dan peningkatan status kebugaran jasmani peserta didik merupakan fokus
utama dari kurikulum model ini. Perencanaan model ini berasumsi bahwa aktivitas
jasmani merupakan inti dari gaya hidup yang sehat, dan bahwa perkembangan gaya hidup
yang demikian memerlukan pengetahuan mengenai kebugaran jasmani yang meliputi
hubungan aktivitas dan kesehatan, keterampilan jasmani yang menyehatkan dan
komitmen terhadap keutamaan latihan (Jewett, Bain & Ennis).Muatan yang ada dalam
kurikulum ini memiliki karakteristik sebagai berikut : menitikberatkan pada penanaman
nilai kebugaran jasmani sepanjang hayat, menekan pada perubahan pengetahuan, sikap,
dan perilaku, melaksanakan program kegiatan secara berkelanjutan,dan melakukan
pengujian reguler serta penilaian individual.

F. Model Analisis Gerakan


Model analisis ini diadobsi untuk kurikulum pendidikan jasmani yang
menekankan keutamaan akan pemahaman gerakan dari sudut pandang biomekanika dan
estetika. Jewet, Bain, Ennis menyatakan bahwa model analisis gerakan, peserta didik
belajar menganalisisi gerakan berdasarkan konsep badan ( apa yang dilakukan badan) ,
usaha (bagaimana badan bergerak), ruang (dimana badan bergerak), dan hubungannya
(hubungan apa yang terjadi). Juga, mereka menerapkan jonsep tersebut untuk berbagai
macam kegiatan olahraga dan gerakan manusia. Nichols menyataka bahwa agar
penyiapan peserta didik menjadi seseorang yang giat berlatih sepanjang hayat, maka
pengajaran pendidikan jasmani harus menghasilkan hal-hal sebagai berikut : 1)
perkembangan pemahaman tentang belajar gerak manusia, 2) pencapaian keterampilan
gerak dasar dan keterampilan olahraga yang lebih tinggi dan memahami kegunaannya
untuk berbagai kegiatan jasmani dimasa kini dan masa depan, 3)perkembangan
pemahaman tentang komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan 4)
perkembangan sikap yang sesuai dan keterampilan sosial yang penting agar berhasil
dalam berolahraga.

G. Model Personal Meaning


Model ini berdasar pada orientasi nilai integrasi ekologi dan focus utamanya pada
pencarian nilai secara pribadi dan perkembangan individu secara holistic. Dari duapuluh
tiga model diindentifikasikan kemudia dikelompokkan menjadi tiga kategori. Pertama,
bergerak untuk memenuhi potensi perkembangan individu yang terdiri dari (1) efisiensi
fisiologi dn (2) kesejahteraan psikologik. Kedua, beregrak untuk berdaptasi dengan
menguasai lingkungan fisik yang terdiri dari(1)orientasi ruang, dan (2) manipulasi objek.
Ketiga terdiri dari (1) berkomunikasi, (2) berhubungan dalam kelompok, dan (3) terlibat
dalam peristiwa budaya Karakteristik program yang diitawarkan oleh model ini adalah :
1) menitikberatkan kepada pencaria pribadi terhadap suatu arti 2)keterampilan proses
merupakan isi yang penting, 3) belajar dalam kontek sosial, dan 4) menekankan pada
bakat individu, kemampuan kreatif, dan kepuasaan serta tujuan jangka panjang.

H. Model Pendidikan Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial


Salah satu model kurikulum Penjas adalah model tangguang jawab pribadi dan
sosial, ada pula yang menyebutnya dengan model pengembangan sosial dan humanistik.
Model kurikulum ini termasuk dalam kategori model rekontruksi sosial dan aktualisasi
diri. model ini dikembangakan oleh Don Hellison yang sangat khawatir dengan
timbulnya kecemasan dan ketidakamanan yang dihasilkan perubahan sosial yang sngat
cepat. Untuk kepentingan diskusi dalam model kurikulu ini, tanggung jawab
didefiniskan sebagai penerimaan pribadi atas apa yang dilakukan berkaitan dengan orang
lain, sekeliling, dan diri sendiri. Hal yang dikembangkan dalam model kurikulum ini
adalah tanggung jawab pribadi dengan lima tingkatan. Strategi pembelajaran yang
dipergunakan untuk mengimplementasikan model kurikulum ini dalam pembelajaran
penjas adalah: 1. Melibatkan semua anak, 2. Mengundang dan memanfaatkan masukan
siswa, 3. Menyediakan pilihan, 4. Mempersilahkan siswa berlatih membuat keputusan
dan 5. Pengarahan berpusat pada siswa.

I. Model Wellness Education (Pendidikan Kesejahteraan)


Tindakan yang perlu dilakukan dalam mengulangi masalah tersebut adalah
mengintegrasikan materi Penjas dan Penkes. Tindakan lain, seperti menambah alokasi
waktu, bukan tindakan populer yang bisa dikerjakan, karena akan mempengaruhi alokasi
waktu mata ajar yang lainnya.
1. Wellness Education (Pendidikan Kesejahteraan)
Wellness Education merupakan istilah yang cocok untuk menyebut hasil
pengintregrasian Penjas dan Penkes. Program ini diharapkan merupakan tindak lanjut
dari program yang dirintis secara nasional untuk menjadikan aktivitas jasmani
sebagai wahana bagi peserta didik menjadi sehat.
2. Materi Wellness Education
Materi wellness menunjukkan pengintegrasian Penjas dan Penkes yang komprehensif
dan ringkas. Materi yang dimuat mengandung pengetahuan actual dan dibutuhkan
oleh para remaja, seperti pengetahuan tentang gizi, pemeliharaan kebugaran dll.

J. Model Kurikulum Berbasis Aktivitas

Aktivitas kurikulum menyediakan pengalaman belajar yang memberi kesempatan


kepada siswa untuk mencapai tujuan program. Kurikulum berbasis aktivitas menyiapkan
siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan jasmani, melakukan kegiatan kebugaran, dan
mempelajari keterampilan jasmani, sosial, dan intelektual tertentu.Guru Penjas harus
selalau penilaian terhadap setiap bidang aktivitas besar, memilih aktivitas yang terdapat
dalam bidang untuk dipergunakan dlama program Penjasnya sendiri. Keseimbangan antar
bidang perlu diperhatikan ketika melakukan pemilihan untuk setiap aktivitas.

K. Model Kurikulum Berbasis Konseptual (Conceptually Based Education)


Pendekatan konseptual dalam Kurikulum Penjas adalah penggunaan pernyataan
konsep generalisasi, tema, ide , atau konsep sebagai elemen pokok dlama Penjas
bukannya aktivitas atau kompetensi. Kurikulum berbasis konsep menekankan pada
pengetahuan dan pemahaman . Kurikulum berbasis konsep digunakan oleh guru Penjas
yang mencoba untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami, mensitesa,
menganalisis, dan mengevaluasi perkembangan psikomotornya. Pengembang kurikulum
mengidentifikasikan beberapa tujuan atau motif untuk berpartisipasi, yaitu 1. Kesehatan,
2. Pencapaian/prestasi, 3. Penampakan, 4. Social, 5. Estetika.

L. Model Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum merupakan sebuh praksis. Pernyatan tersebut memiliki fokus pada
beberapa aspek kurikulum. Pertama, ia menekankan bahwa kurikulum merupakan
aktivitas praktik –yang dilaksanakan pada kurun waktu dan tempat tertentu. Kedua,
definisi tersebut menunjukkan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang saling
berhubungan dan tidak bisa dipisahkan . kurikulum dikembangkan melalui interaksi yang
dinamis antara tindkan dan refleksi. Teori dan model kurikulum merupakan bagian dari
wacana yang membantu pembentukan praktik kurikuler. Pemerintah republic Indonesia
berketetapan untuk mempergunakan model kurikulum berbasis kompetensi (KBK). KBK
merupakan salah satu model kurikulum yang memiliki ciri utama kompetensi sebagai
landasan pengembanganya. Kompetensi merupakan kemampuan yang dapat ditampilkan
oleh seorang peserta didik sebagai hasil belajar.

M. Model Kurikulum yang Paling Baik


Model kurikulum yang digunakan dalam Penjas beragam, dan memiliki kekhasan
masing-masing. Kurikulum berbasis aktivitas merupakan kurikulum yang bertujuan
utama adalah siswa menguasai keterampilan motorik, sedangkan tujuan yang lainnya
merupakan tujuan yang berikutnya. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah
pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dimiliki oleh para siswa agar mampu
berfungsi dikehisupan sehari-hari. Kesepuluh model kurikulum yang dibahas mempuyai
perbedaan dalam falsafah dan oientasi nilai, tujuan yang beragam dan penekanan isi
program yang berlainan. Maka tidak mkungkin jika model kurikulum tersebut
diperbandingkan , karena model-model tersebut memounyai perbedaan dalam dasar
filosofi, asumsi, tujuan, dan penekanan isi program.

N. Penutup
Sepuluh model kurikulum yang berkembang dan dipergunakan dalam pendidikan
jasmani adalah: 1. Kurikulum berbasis aktivitas, 2. Kuikulum berbasis kompetensi,. 3.
Kurikulum berbasis konseptual, 4. Pendidikan olahraga, 5. Pendidikan kebugaran, 6.
Analisis gerak, 7. Perkembangan, 8. Personal meaning, 9. Tanggung jawab pribadi dan
social, 10. Wellness education. Tiga model yang diajukan Wuest dan Lombardo
merupakan kurikulum berbasis aktivitas, kompetensi, dan konsep. Satu dan lainnya saling
mengisi kekurangan masing-masing. Sedangkan model-model yang dikemukakan oleh
Bain, Jewett, dan Ennis berkarakter sebagai berikut. Tiga model pertama merefleksikan
orientasi nilai penguasaan keahlian. Model perkembangan berdasarkan atas orientasi nilai
aktualisasi diri. model “personal meaning” berasal dari orientasi nilai intregrasi ekologi.

Wellnes education menawarkan suatu pengintegrasian antara penjas dan penkes,


maka materi wellness disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik danperkembangan
guru. Dengan demikian, penjasorkes diharapkan merupakan suatu mata pelajaran yang
menarik dan dikinati oleh peserta didik, dan memberikan keuntungan bagi peserta didik
secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai