GEMBROT ?
1.
4.
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran.
Pelaksanaan KBM : percobaan, Diskusi kelompok, memecahkan masalah, mencari
informasi, menulis laporan, puisi, cerita, berkunjung ke luar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam
Pelaksanaan KBM : Guru menggunakan alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri,
menggunakan gambar, Studi kasus, Nara sumber, Lingkungan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Pelaksanaan KBM : siswa melakukan percobaan, pengamatan, wawancara,
mengumpulkan data dan mengolahnya sendiri, menarik kesimpulan, mencari rumus
sendiri, menulis laporan dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara
lisan atau tulisan.
Pelaksanaan KBM : siswa berdiskusi, lebih banyak pertanyaan terbuka
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
Pelaksanaan KBM : Siswa dikelompokan sesuai kemampuan (untuk kegiatan
tertentu .
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut. Tugas
perbaikan
atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari
Pelaksanaan KBM : Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman sendiri.
Siswa
menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus
Pelaksanaan KBM : Guru memantau pekerjaan siswa. Guru memberikan umpan
balik
Dll.
5.
-
Active Learning,
siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan
sendiri
3. Motivasi,
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan
motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul
berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau
orang lain.
Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar
yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student centred approach),
guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan dalam ember, tetapi
menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada
siswa.
Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira,tekun dan setia
pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif,
terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap
hari energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang
pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan
mengikuti perkembangan pengetahuan.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan,
melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Dikarakterkan
dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Dibentuk melalui suatu proses yang
baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang untuk mesimulasikan
imajinasi.
Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang
tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi
kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
pendapat dan situasi yang tidak pasti; (9) berani mengambil risiko yang
diperhitungkan; (10) percaya diri dan mandiri; (11) memiliki tanggung jawab dan
komitmen kepada tugas; (12) tekun dan tidak mudah bosan; (13) tidak
kehabisan akal dalam memecahkan masalah; (14) kaya akan inisiatif;
(15) peka terhadap situasi lingkungan; (16) lebih berorientasi ke masa kini dan
masa depan dari pada masa lalu; (17) memiliki citra diri dan stabilitas emosional
yang baik; (18) tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan
mengandung teka-teki; (19) memiliki gagasan yang orisinal; (20) mempunyai
minat yang luas; (21) menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang
bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri; (22) kritis terhadap
pendapat orang lain; (23) senang mengajukan pertanyaan yang baik; dan (24)
memiliki kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi.
Sedangkan Kirton (1976) membedakan ciri kepribadian kreatif kedalam dua gaya
berfikir : Adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut merupakan pendekatan
dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih
baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode, nilai, kebijakan, dan
prosedur. Mereka percaya pada standard dan konsesus yang diterima sebagai
petunjuk dalam pengembangan dan implementasi ide-ide baru. Sedangkan
innovators suka merekonstruksi masalah, berpikir .
Penyajian Pembelajaran,
Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan, pemecahan masalah,
curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by doing),menggunakan
banyak metode yang disesuaikan dengan kontek, kerja kelompok.
Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan,
memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri,
mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama
pelajaran di kelas, dan pembelajaran kerjasama, yaitu para siswa bekerja dalam
tim untuk mengatasi permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan
diyakini agar terjadi ketergantungan yang positif dan tanggung jawab individu
yang mendalam.
Disamping itu Guru harus selalu memberikan motivasi kepada semua siswa
bahwa pelajaran tidak ada yang sulit, semua siswa akan mampu menguasai
materi tersebut dengan baik. Hindarilah menakut-nakuti atau menyampaikan,
bahwa pelajarannya sangat sulit, hal ini akan mengurangi motivasi siswa untuk
belajar, seolah-olah kemampuan otaknya tidak mampu untuk
menerimanya/seolah-olah otaknya tertutup untuk menerimanya, karena
pelajaran sangat dipandang sulit.
Dan berbagai cara/metode permainan yang dapat bermanfaat bagi
perkembangan kemampuan otak siswa.
ini akan dibahas berbagai permasalahan bagaimana penerapan program tersebut dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan / implementasi program Paikem Gembrot dapat berjalan secara
optimal?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah ini untuk mencari solusi dari masalah atau kendalakendala yang dihadapi dalam pelaksanaan suatu metode pembelajaran
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan membaca
buku-buku yang terkait dengan judul dan media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Iif Khoiru & Sofan, 2011: 1) dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan pojok baca.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan wawasan guru
yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang baik di
dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep keilmuan.
C. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot
Banyak teori belajar yang menjadi landasan model PAIKEM GEMBROT diaantaranya
adalah Teori Jean Piaget, Teori Konstruktivisme, Teori Vygotsky, Teori Bandura dan Teori
Bruner. Berikut akan dijelaskan beberapa teori yang melandasi model pembelajaran ini.
1. Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget (Nur dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 47), seorang anak maju
melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu : tahap
sensorimotor, pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.
Pola perilaku atau berfikir yang digunakan anank dan orang dewasa dalam menangani obyekobyek di dunia disebut skemata. Selanjutnya menurut Piaget bahwa anak membangun sendiri
skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah
sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi para siswanya. (Hadisubroto dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 49).
Jelas teori piaget tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu menciptakan keadaan
pembelajar yang mampu belajar mandiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu
bahan ajar kepada pembelajar, tetapi guru dapat membangun pembelajar yang mampu belajar
dan terlibat aktif dalam belajar.
2. Teori Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert
Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara
selektif mengingat tingkah laku orang lain (Arends, 1997: 69).
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain
(model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan
pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali.
Berdasarkan pola perilaku ini, selanjutnya Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar
dari pemodelan, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.
3. Teori Bruner
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah satu seorang pelopor
pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal dengan pembelajaran
penemuan (Inkuiri). Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk, (dalam
Iif Khoiru & Sofan, 2011: 57) digambarkan sebagai berikut.
1. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari;
2. Membantu siswa mencari hubungan antar konsep;
3. Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendiri
jawabannya; dan
4. Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.
D. Iplementasi Model Pembelajaran Paikem Gembrot Dalam Pembelajaran
Pelaksanaan PAIKEM GEMBROT setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga
tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi
waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10 % waktu pelajaran
yang disediakan, kegaiatan inti lebih kurang 80 % waktu pelajaran yang telah disediakan,
sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10-15 % dari
waktu pelajaran yang sudah disediakan.
Tabel Sintaks (Pola Urut) PAIKEM GEMBROT dalam setting pembelajaran langsung dan
pembelajaran kooperatif.
Tahap Tingkah laku guru
Fase-1
Pendahuluan
1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya.
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-konsep prasyarat
yang sudah dikuasai oleh siswa
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator)
Fase-2
Presentasi Materi Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui
demonstrasi dan bahan bacaan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kesimpulannya PAIKEM GEMBROT supaya penerapan/ implementasinya dapat berjalan
secara optimal adalah dengan pola penerapan yang sesuai dengan hakikatnya menciptakan
kondisi belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot.
Para guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk tercapainya suatu
pembelajaran yang optimal. Tidak menciptakan susana belajar yang terlalu kaku atau
monoton, membuat siswa menjadi malas dalam mengikuti pelajaran.
B. SARAN
Dunia Pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena mengalami
kemerosotan prestasi, profesionalitas guru atau tenaga pendidik sebagai sumber kendalanya
karena kurangnya wawasan tentang metode-metode pembelajaran. Maka dari itu, untuk
penyempurnaan makalah ini penulis mengharapkan penyelesaian masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Trianto. 2005. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, Jakarta :
Prestasi Pustaka.