Anda di halaman 1dari 11

APA DAN BAGAIMANA PROSES BELAJAR MODEL PAIKEM

GEMBROT ?
1.

Apa itu PAIKEM GEMBROT?


PAIKEM GEMBROT adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan, Gembira dan Berbobot..
AKTIF dimaksudkan dalam proses pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan
INOVATIF dimaksudkan agar guru selalu mengemas kegiatan belajar yang heterogen
sehingga memiliki nilai tambah dalam memberikan pelayanan pembelajaran kepada siswa,
KREATIF dimaksudkan agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayan pada berbagai tingkat kemampuan
siswa
EFEKTIF dimaksudkan agar guru mampu memanfaatkan waktu untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pembelajaran menghasilkan pengalaman baru yang cenderung permanen.
MENYENANGKAN dimaksudkan agar guru mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh
GEMBIRA dimaksudkan agar guru menciptakan suasana belajar yang fun sehingga siswa
mampu belajar dengan enjoy pada gilirannya siswa mampu menyerap pelajaran
BERBOBOT dimaksudkan agar guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa
memiliki mutu yang baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
2. Identifikasi PAIKEM GEMBROT
- Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
- Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku, dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan sudut baca.
- Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.
- Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam memecahkan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya
3.
-

MENGAPA PAIKEM GEMBROT?


ASUMSI DASAR BELAJAR
Belajar
= Proses individual
Belajar
= Proses sosial
Belajar
= Menyenangkan
Belajar
= Tak pernah berhenti
Belajar
= Membangun makna
PERUBAHAN PARADIGMA

Mengajar Pembelajaran ( Teaching- Learning )


Penilaian Perbaikan terus menerus (Testing- Continuous Improvement)

Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD semakin lama semakin cepat


Teknologi informasi / sumber belajar sangat beragam
Bekal memenuhi kebutuhan manusia modern- mandiri, bekerjasama, berpikir kritis,
memecahkan masalah
Persaingan internasional (globalisasi)

4.

Contoh-contoh KBM dalam PAIKEM GEMBROT

Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran.
Pelaksanaan KBM : percobaan, Diskusi kelompok, memecahkan masalah, mencari
informasi, menulis laporan, puisi, cerita, berkunjung ke luar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam
Pelaksanaan KBM : Guru menggunakan alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri,
menggunakan gambar, Studi kasus, Nara sumber, Lingkungan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Pelaksanaan KBM : siswa melakukan percobaan, pengamatan, wawancara,
mengumpulkan data dan mengolahnya sendiri, menarik kesimpulan, mencari rumus
sendiri, menulis laporan dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara
lisan atau tulisan.
Pelaksanaan KBM : siswa berdiskusi, lebih banyak pertanyaan terbuka
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
Pelaksanaan KBM : Siswa dikelompokan sesuai kemampuan (untuk kegiatan
tertentu .
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut. Tugas
perbaikan
atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari
Pelaksanaan KBM : Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman sendiri.
Siswa
menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus
Pelaksanaan KBM : Guru memantau pekerjaan siswa. Guru memberikan umpan
balik
Dll.
5.
-

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PAKEM


Memahami sifat yang dimiliki anak ( rasa ingin tahu, berimajinasi )
Mengenal anak secara perorangan ( still )
Memanfaatkan prilaku anak dalam pengorganisasian belajar ( berkelompok dalam bermain )
Mengembangkan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Menciptakan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik ( pajangan kelas )

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar (melatih kemampuan seluruh indera :


mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat
tulisan, menggambar )
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar ( penguatan )
Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental ( sering bertanya, mempertanyakan,
mengungkapkan gagasan , tidak takut bertanya )

METODE PAIKEM GEMBROT


Oleh : Drs T. Taslimuharom, MP

PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Disamping


metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan PAKEM, muncul pula
nama yang dikeluarkan di daerah Jawa Tengah dengan sebutan PAIKEM
Gembrot dengan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Disamping itu melalui program
Workstation P4TK-BMTI Bandung tahun 2007, di Jayapura muncul pula sebutan
Pembelajaran MATOA (diambil dari buah Matoa), kepanjangan Menyenangkan
Atraktif Terukur Orang Aktif, yang artinya Pembelajaran yang menyenangkan,
Guru dapat menyajikan dengan atraktif/menarik dengan hasil terukur sesuai
yang diharapkan siswa(orang) belajar secara aktif .

Active Learning,

Proses belajar dapat dikatakan active learning dengan mengandung :

1. Komitmen (Keterlekatan pada tugas),


Berarti, materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk
siswa(meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat
pribadi (personal)

2. Tanggung jawab (Responsibility),


Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk
krtitis, guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormat ide-ide

siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan
sendiri

3. Motivasi,
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan
motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul
berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau
orang lain.
Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar
yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student centred approach),
guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan dalam ember, tetapi
menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada
siswa.
Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira,tekun dan setia
pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif,
terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap
hari energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang
pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan
mengikuti perkembangan pengetahuan.

Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan,
melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Dikarakterkan
dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Dibentuk melalui suatu proses yang
baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang untuk mesimulasikan
imajinasi.
Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang
tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi
kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah.

Ciri-ciri Kepribadian Kreatif


Berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi (1985) mengidentifikasi 24 ciri
kepribadian kreatif yaitu: (1) terbuka terhadap pengalaman baru, (2) fleksibel
dalam berfikir dan merespons; (3) bebas dalam menyatakan pendapat dan
perasaan;(4)menghargai fantasi; (5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif;
(6) mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain;
(7) mempunyai rasa ingin tahu yang besar; (8) toleran terhadap perbedaan

pendapat dan situasi yang tidak pasti; (9) berani mengambil risiko yang
diperhitungkan; (10) percaya diri dan mandiri; (11) memiliki tanggung jawab dan
komitmen kepada tugas; (12) tekun dan tidak mudah bosan; (13) tidak
kehabisan akal dalam memecahkan masalah; (14) kaya akan inisiatif;
(15) peka terhadap situasi lingkungan; (16) lebih berorientasi ke masa kini dan
masa depan dari pada masa lalu; (17) memiliki citra diri dan stabilitas emosional
yang baik; (18) tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan
mengandung teka-teki; (19) memiliki gagasan yang orisinal; (20) mempunyai
minat yang luas; (21) menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang
bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri; (22) kritis terhadap
pendapat orang lain; (23) senang mengajukan pertanyaan yang baik; dan (24)
memiliki kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi.

Sedangkan Kirton (1976) membedakan ciri kepribadian kreatif kedalam dua gaya
berfikir : Adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut merupakan pendekatan
dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih
baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode, nilai, kebijakan, dan
prosedur. Mereka percaya pada standard dan konsesus yang diterima sebagai
petunjuk dalam pengembangan dan implementasi ide-ide baru. Sedangkan
innovators suka merekonstruksi masalah, berpikir .

Mencermati pandangan pertama, yang mengartikan kreativitas sebagai


kemampuan, maka yang dimaksud kemampuan di sini adalah kemampuan
menggunakan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dilandasi oleh fakta dan
informasi yang akurat dalam memecahkan atau mengatasi suatu masalah,
dengan demikian kreativitas dalam pengertian kemampuan hanya mencakup
dimensi kognitif. Ciri-ciri kreativitas tersebut belum sepenuhnya menjadi tolok
ukur seseorang dapat disebut kreatif. Ciri lain yang harus dikembangkan yaitu
ciri afektif menyangkut sikap dan perasaan seseorang, antara lain motivasi untuk
berbuat sesuatu.

Penyajian Pembelajaran,
Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan, pemecahan masalah,
curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by doing),menggunakan
banyak metode yang disesuaikan dengan kontek, kerja kelompok.
Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan,
memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri,
mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama
pelajaran di kelas, dan pembelajaran kerjasama, yaitu para siswa bekerja dalam
tim untuk mengatasi permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan

diyakini agar terjadi ketergantungan yang positif dan tanggung jawab individu
yang mendalam.

Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang


diharapkan, sebelumnya siswa dilatih cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran,
ketekunan, keuletan , peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode
bayangan. Disamping itu siswa dapat melakukan SSN (Senyum, Santai dan
Nikmat) yang artinnya siswa dapat melakukan dengan senyum (dalam hati)
berarti senang dalam proses kegiatan pembelajaran, Santai berarti siswa dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran tidak tegang/stress serta siswa dapat
menikmati kegiatan pembelajaran. Dengan proses tersebut akhirnya siswa dapat
menguasai materi sesuai yang diharapkan dengan benar.
Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau dalam bentuk
permainan (games), misalnya menghitung huruf a pada satu (lebih) paragrap
dengan beberapa kalimat, latihan membayangkan diri sendiri

Disamping itu Guru harus selalu memberikan motivasi kepada semua siswa
bahwa pelajaran tidak ada yang sulit, semua siswa akan mampu menguasai
materi tersebut dengan baik. Hindarilah menakut-nakuti atau menyampaikan,
bahwa pelajarannya sangat sulit, hal ini akan mengurangi motivasi siswa untuk
belajar, seolah-olah kemampuan otaknya tidak mampu untuk
menerimanya/seolah-olah otaknya tertutup untuk menerimanya, karena
pelajaran sangat dipandang sulit.
Dan berbagai cara/metode permainan yang dapat bermanfaat bagi
perkembangan kemampuan otak siswa.

Senin, 27 Juni 2011


Makalah Model Pembelajaran PAIKEM GEMBROT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah tenaga kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawab kemanusiaan yang
besar dan berkaitan dengan proses pendidikan bangsa ini menuju gerbang keberhasilan dalam
melepaskan belenggu kebodohan, yang menuntut profesionalitas tinggi dalam proses
pembelajaran.
Melalui kompetensi profesionalnya, seorang guru dituntut mampu mewujudkan proses
belajar mengajar yang maksimal agar bisa efektif mencapai tujuan materi yang disampaikan,
selain itu guru juga harus bisa memancing siswa kreatif & aktif dalam pembelajaran. Semua
ini terangkum dalam program PAIKEM GEMBROT yang dicetuskan para ahli. Pada makalah

ini akan dibahas berbagai permasalahan bagaimana penerapan program tersebut dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan / implementasi program Paikem Gembrot dapat berjalan secara
optimal?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah ini untuk mencari solusi dari masalah atau kendalakendala yang dihadapi dalam pelaksanaan suatu metode pembelajaran
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan membaca
buku-buku yang terkait dengan judul dan media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.

Hakikat Model Pembelajaran


Sebelum membahas tentang model pembelajaran, sebaiknya memahami terlebih dahulu
apa itu yang dimaksud dengan model? Model adalah sebuah konsep untuk mempermudah
dalam merepresentasikan segala sesuatu. Lalu apa yang dimaksud dengan model
pembelajaran? Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
diantaranya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. (Joyce, 1992: 4).
Menurut Kardi dan Nur (dalam Paikem Gembrot, 2011: 8) istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah :
1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
degan berhasil; dan
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
B. Pengertian Paikem Gembrot
PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan dan
Berbobot) adalah sebuah program / model pembelajaran terpadu yang bertujuan
meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan pendidikan dengan mengembangkan praktikpraktik yang sudah ada.

Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Iif Khoiru & Sofan, 2011: 1) dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan pojok baca.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan wawasan guru
yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang baik di
dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep keilmuan.
C. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot
Banyak teori belajar yang menjadi landasan model PAIKEM GEMBROT diaantaranya
adalah Teori Jean Piaget, Teori Konstruktivisme, Teori Vygotsky, Teori Bandura dan Teori
Bruner. Berikut akan dijelaskan beberapa teori yang melandasi model pembelajaran ini.
1. Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget (Nur dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 47), seorang anak maju
melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu : tahap
sensorimotor, pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.
Pola perilaku atau berfikir yang digunakan anank dan orang dewasa dalam menangani obyekobyek di dunia disebut skemata. Selanjutnya menurut Piaget bahwa anak membangun sendiri
skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah
sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi para siswanya. (Hadisubroto dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 49).
Jelas teori piaget tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu menciptakan keadaan
pembelajar yang mampu belajar mandiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu
bahan ajar kepada pembelajar, tetapi guru dapat membangun pembelajar yang mampu belajar
dan terlibat aktif dalam belajar.
2. Teori Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert
Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara
selektif mengingat tingkah laku orang lain (Arends, 1997: 69).

Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain
(model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan
pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali.
Berdasarkan pola perilaku ini, selanjutnya Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar
dari pemodelan, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.
3. Teori Bruner
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah satu seorang pelopor
pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal dengan pembelajaran
penemuan (Inkuiri). Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk, (dalam
Iif Khoiru & Sofan, 2011: 57) digambarkan sebagai berikut.
1. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari;
2. Membantu siswa mencari hubungan antar konsep;
3. Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendiri
jawabannya; dan
4. Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.
D. Iplementasi Model Pembelajaran Paikem Gembrot Dalam Pembelajaran
Pelaksanaan PAIKEM GEMBROT setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga
tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi
waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10 % waktu pelajaran
yang disediakan, kegaiatan inti lebih kurang 80 % waktu pelajaran yang telah disediakan,
sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10-15 % dari
waktu pelajaran yang sudah disediakan.
Tabel Sintaks (Pola Urut) PAIKEM GEMBROT dalam setting pembelajaran langsung dan
pembelajaran kooperatif.
Tahap Tingkah laku guru
Fase-1
Pendahuluan
1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya.
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-konsep prasyarat
yang sudah dikuasai oleh siswa
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator)
Fase-2
Presentasi Materi Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui
demonstrasi dan bahan bacaan.

1. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan


2. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui bagan
3. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan
Fase-3
Membimbing pelatihan
1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
2. Mengingatkan cara siswa bekerjandan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi
kelompok
3. Membagi buku siswa dan LKS
4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5. Memberikan bimbingan seperlunya
6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang telah ditentukan
Fase-4
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
1. Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas
2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai
dengan LKS yang telah dikerjakan
3. Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
Fase-5
Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan
2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja
dipelajari
3. Memberikan tugas rumah
Fase-6
Menganalisa dan mengevakuasi Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap kinerja mereka.
(Trianto, 2005: 122).

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kesimpulannya PAIKEM GEMBROT supaya penerapan/ implementasinya dapat berjalan
secara optimal adalah dengan pola penerapan yang sesuai dengan hakikatnya menciptakan
kondisi belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot.
Para guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk tercapainya suatu
pembelajaran yang optimal. Tidak menciptakan susana belajar yang terlalu kaku atau
monoton, membuat siswa menjadi malas dalam mengikuti pelajaran.
B. SARAN
Dunia Pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena mengalami
kemerosotan prestasi, profesionalitas guru atau tenaga pendidik sebagai sumber kendalanya
karena kurangnya wawasan tentang metode-metode pembelajaran. Maka dari itu, untuk
penyempurnaan makalah ini penulis mengharapkan penyelesaian masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto. 2005. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, Jakarta :
Prestasi Pustaka.

Taslimuharom. 2009. Metode Paikem Gembrot. http://hasanjoen.blogspot.com


(diakses tanggal 24 Juni 2011).

Anda mungkin juga menyukai