Anda di halaman 1dari 13

RPP Merdeka Belajar

Selamat datang di program Merancang RPP Merdeka Belajar! Semoga Anda telah dalam keadaan siap
dan semangat mengikuti program belajar ini.
Pada program ini, kita akan belajar mengenai:

1. Tujuan penggunaan strategi pembelajaran merdeka belajar


2. Prinsip desain merdeka belajar
3. Elemen RPP Merdeka Belajar
4. Identifikasi profil murid
5. Menentukan tujuan belajar
6. Memilih strategi yang sesuai dengan profil murid dan tujuan belajar
7. Memilih strategi pembelajaran yang mempersiapkan murid mencapai tujuan belajar
8. Menentukan cakupan belajar
9. Membuat rancangan RPP menggunakan panduan kanvas RPP Merdeka Belajar

Program ini akan efektif bila Anda:

1. Mengikuti instruksi pembelajaran dengan teliti


2. Mempelajari secara seksama semua konsep
3. Mengisi kuis dan diskusi dengan sebenarnya
4. Melakukan latihan secara mandiri dan berkala

Bagaimana? Sudah siap belajar? Anda akan melakukan Asesmen Pra Program terlebih dulu untuk
mengetahui kemampuan awal Anda sebelum mengikuti proses belajar. Silakan lanjut ke aktivitas
berikutnya.

Sebagai guru, Anda sudah tidak asing dengan RPP, bukan? Ya, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) menjadi salah satu kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru. RPP merupakan ketentuan
yang harus dilakukan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Adanya RPP akan
memudahkan guru melaksanakan aktivitas pembelajaran. Mengapa demikian? RPP berperan sebagai
pedoman yang memuat prosedur dan pengorganisasian pembelajaran guna mencapai Kompetensi
yang tertera pada Silabus. Guru yang berkompeten menyusun RPP akan lebih terarah dan sistematis
selama melaksanakan proses pembelajaran.

Akan tetapi, praktik yang kerap terjadi penyusunan RPP terkesan rumit. Guru mengeluhkan proses
penyusunan RPP memakan waktu cukup lama dengan penjabaran setiap elemen belajar yang cukup
kompleks. Alhasil, pembelajaran pun kurang terkendali. Guru sekedar menyusun RPP sebagai syarat
administrasi tanpa memahami tujuan dan esensi. Apakah benar demikian? Lanjutkan ke aktivitas
berikutnya untuk memahami miskonsepsi yang terjadi pada penyusunan RPP.

Selamat datang di program Pembelajaran Berbasis Kompetensi Merdeka Belajar! Semoga Anda telah
dalam keadaan siap dan semangat mengikuti program belajar ini.
Terima kasih telah memilih untuk belajar bersama. Pada program ini, kita akan belajar mengenai:

Apa Saja Yang Akan Kita Pelajari?


Pada Program Pembelajaran Berbasis Kompetensi Merdeka Belajar

1. Merefleksikan miskonsepsi belajar


2. Menjelaskan mengenai esensi dari kompetensi, yaitu: konsep dan keterampilan
3. Menjelaskan pembelajaran berbasis kompetensi yang memfasilitasi Merdeka Belajar
4. Menjelaskan cara Memanusiakan dalam pembelajaran berbasis komptensi
5. Menjelaskan cara Memahami konsep dalam pembelajaran berbasis kompetensi
6. Menjelaskan cara Membangun keberlanjutan dalam pembelajaran berbasis kompetensi
7. Menjelaskan cara Memilih tantangan dalam pembelajaran berbasis kompetensi
8. Menjelaskan cara Memberdayakan konteks dalam pembelajaran berbasis kompetensi
9. Membuat rancangan pembelajaran berbasis kompetensi

Program ini akan efektif bila Anda:

1. Mengikuti instruksi pembelajaran dengan teliti


2. Mempelajari secara seksama semua konsep
3. Mengisi kuis sesuai kondisi Anda sebenarnya
4. Melakukan latihan secara mandiri dan berkala

Anda sudah mengetahui tujuan dan cara efektif melakukan program. Setelah ini, Anda akan
melakukan Asesmen Pra Program untuk mengetahui penguasaan awal

Halo, Bapak Ibu Guru! Bagaimana hasil asesmen pra yang telah Anda lakukan? Apakah mendapat
hasil maksimal atau sebaliknya? Jika Anda mendapat hasil yang kurang memuaskan, jangan khawatir.
Hasil asesmen pra bukan menjadi penentu keberhasilan belajar Anda. Setelah ini, kita akan belajar
memahami materi secara utuh sehingga Anda dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal pada
aktivitas terakhir, yaitu asesmen pasca. Sudah siap? Mari, kita mulai!

Pernahkah Anda menyaksikan ketika ada anak yang terlihat sedang bersantai-santai saat masa ujian
di rumah lalu orang tua menegur anak tersebut “Kok nggak belajar? Kan besok ujian?”. Dari kejadian
tersebut terkesan bahwa belajar dikaitkan dengan ujian. Jika menjelang ujian tidak terlihat membaca
buku maka terkesan tidak belajar. Apakah benar seperti itu? Pertanyaan esensi dari kejadian tersebut
lantas “Apakah yang dimaksud dengan belajar?”
Mari kita bahas bersama!

Bila pertanyaan tersebut dilontarkan, pasti menghasilkan banyak variasi jawaban. Sebagian akan
menjawab belajar sebagai perilaku membaca buku pelajaran, mengerjakan soal, berdiskusi atau
bahkan ada juga yang menjawab belajar sebagai berangkat sekolah. Bila tidak di sekolah, maka anak
tidak belajar. Jadi mari kita merefleksikan kembali makna belajar dengan mengenali miskonsepsi
tentang belajar.
Bila tidak ada ujian, maka tidak belajar. Di sekolah dan kampus, ujian dibuat jadwal berkala yang
mengukuhkan ujian sebagai ritual penting. Lahir kebiasaan SKS, sistem kebut semalam. Upaya habis-
habisan menguasai pelajaran pada malam menjelang hari ujian. Ujian selesai, belajar pun usai.
Pelajaran tak diingat lagi. Padahal dalam kehidupan, tidak ada jadwal ujian.Ujian kehidupan bisa
datang sewaktu-waktu, tidak menunggu jadwal ujian tiba.

Pada aktivitas sebelumnya kita telah memahami miskonsepsi belajar. Bahwa belajar bukanlah untuk
ujian, namun untuk mempersiapkan murid memahami dan mengatasi tantangan hidup. Pada aktivitas
ini marilah kita meninjau kembali tujuan belajar.

Ketika kita membahas pendidikan. Apa sebenarnya tujuan pendidikan itu sendiri? Ki Hajar Dewantara
menjelaskan tujuan pendidikan dalam bukunya Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka seri
Pendidikan, beliau menjelaskan yang dimaksud pendidikan tidak hanya memberi ilmu atau
pengetahuan namun juga memberi kecakapan kepada anak-anak.

Kita telah memahami bahwa tujuan pendidikan tidak hanya sekedar nilai tetapi menyiapkan anak untuk
menghadapi tantangan di masa depan. Seperti yang sudah dijelaskan pada aktivitas sebelumnya bahwa
pendidikan tidak hanya memberikan ilmu atau pengetahuan. Namun juga memberikan kecakapan. Sehingga
yang diperlukan anak tidak hanya sekedar bisa mendapatkan informasi. Bagaimana kompetensi itu tentang
keterampilan atau kecapakan bukan hanya tentang konsep atau pemahaman. Menurut Kiza Armour dalam
edutopia.org menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis kompetensi adalah suatu ide diaman murid
mendapatkan gambaran besar tentang pemahaman. Tidak hanya menyelesaikan sejumah tugas dan
melompati ketidak pahaman atau tentang nilai. Lantas Bagaimana gambaran anak yang mencapai kompetensi?
Berikut terdapat infografik yang bisa Anda pelajari tentang gambaran Apa itu Kompetensi?

Pembelajaran Berbasis Konten Pembelajaran Berbasis Kompetensi


 Berpusat pada materi pengajaran  Berpusat pada kebutuhan
 Belajar untuk cakupan materi  Belajar untuk pemahaman konsep
 Menjawab serangkaian pertanyaan tes  Menunjukkan kinerja dengan
berdasarkan topik menerapkan konsep
 Pembelajaran kurang/tidak terkait dengan  Pembelajaran terkait dengan konteks
konteks kehidupan nyata siswa kehidupan nyata siswa
 Orientasi pada nilai akhir  Orientasi pada proses dan
pengembangan kompetens

Ada 3 karakter kunci dalam merdeka belajar yaitu; berkomitmen terhadap tujuan, mandiri
menentukan cara, dan reflektif dalam berproses.
Oleh karena itu, murid yang merdeka belajar terlihat dari sikap-sikap berikut ini

1. Mandiri mengerjakan tugas belajar


2. Tahan menghadapi kesulitan
3. Adaptif menghadapi perubahan
Ada 3 karakter kunci dalam merdeka belajar yaitu;
1. berkomitmen terhadap tujuan,
2. mandiri menentukan cara,
3. dan reflektif dalam berproses.
Anda tentu bertanya-tanya apa itu cara 5M dan bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran
numerasi Merdeka Belajar. Cara 5M yang dimaksud adalah:

1. Memanusiakan Hubungan
2. Memahami Konsep
3. Membangun Keberlanjutan
4. Memilih Tantangan
5. Memberdayakan Konteks

Cara Anjuran Hindari


Memahami Konsep Memandu murid menemukan Mengajarkan rumus dan pengerjaan soal
pemahaman terhadap suatu konsep tapi tidak mengajarkan konsepnya
Membangun Memberi umpan balik terhadap cara Memberi nilai pada tugas murid tapi tidak
Keberlanjutan dan hasil belajar murid memberi komentar/umpan balik
Merancang tugas yang kesulitannya Merancang tugas hanya mengacu pada
sedikit di atas kemampuan murid standar atau kurikulum

Berikut adalah beberapa contoh lain dari umpan balik:


● Seorang murid berkata kepada gurunya, “Ibu, saya merasa lebih cepat mengerti materi yang ibu
sampaikan apabila ibu menggunakan suara yang halus namun tegas. Cara pengucapan ibu pun jelas,
sehingga saya tahu betul apa yang sedang dibicarakan''.

● Seorang murid memberikan komentar mengenai cerita yang dituliskan oleh murid lainnya, “Dua
paragraf pertama sungguh menarik untuk saya, karena kamu dapat menggambarkan dengan jelas
interaksi di antara dua karakter utama. Saya juga dapat merasakan suasana stasiun kereta, lokasi
tempat mereka berbincang karena kamu menggunakan kata-kata yang memancing imajinasi saya.
Namun ketika memasuki paragraf selanjutnya, saya merasa ada bagian yang hilang dan seperti
terlewat sehingga perlahan saya mulai kehilangan atensi untuk terus membaca cerita kamu”.

Bagaimana hasil kuis Anda? Mari kita bahas yuk! Dari beberapa pernyataan manakah yang
merupakan pernyataan umpan balik? Ya benar! Pernyataan No 2 dan No 5.

Pernyataan No 2
“Dibandingkan dengan tulisan awalmu, saya melihat lebih banyak ragam kosakata yang kamu
gunakan. Saya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh karakter utama ketika bermain di padang
rumput”

Pernyataan No 5
“Saya menghargai usahamu untuk menggunakan beberapa elemen poster untuk tugasmu. Melihat
kembali seluruh elemen poster, apa yang menurutmu dapat kamu tambahkan untuk mencapai tujuan
dari poster ini?”

Berikut karakteristik umpan balik. Anda bisa mempelajari dan merefleksikan dari pengalaman
mengajar Anda sehari-hari.
Aksi yang jelas
Umpan balik yang efektif bersifat nyata, spesifik dan bermanfaat; kesemuanya memberikan informasi
yang dapat ditindaklanjuti dengan aksi yang tepat. Sehingga “Kerja yang bagus sekali!” atau “Perbaiki
bagian ini” bukanlah bentuk dari umpan balik.
Berkelanjutan
Kesempatan yang harus kita berikan kepada murid setelah proses umpan balik berjalan adalah
memberi waktu bagi murid untuk menggunakan umpan balik dari kita dalam memperbaiki performa
belajarnya.
Konsistensi
Konsistensi adalah kunci agar umpan balik menjadi hal yang bermanfaat. Umpan balik yang akurat,
ajek dan terpercaya akan dapat dengan mudah diterima oleh murid.

Mari kita sekarang mencoba untuk mendesain Belajar Berbasis Kompetensi. Sebelum
membuat desain, mari kita tanya ke diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:

Tentang tujuan: Apa yang saya mau murid saya untuk bisa lakukan, setelah selesai
pembelajaran dengan saya?
Tentang topik: Apa yang paling penting murid pahami dari topik ini?
Tentang performa/kinerja: Apa yang saya mau murid bisa dari kegiatan-kegiatan ini?
Tentang asesmen: Seperti apa kriteria keberhasilan yang bisa membantu saya dan murid
saya untuk berhasil mencapai tujuan?

1. Pertama yang anda bisa lakukan dikelas adalah: beri tahu murid anda tujuan pembelajaran
anda.
Jelaskan apa tujuannya, mengapa belajar topik ini penting, dan jelaskan kriteria
keberhasilannya.
Anda bahkan bisa memperlihatkan kanvas kerangka tujuan anda kepada murid-murid anda.

2. Diskusikan tujuan pembelajaran tersebut. Anda bisa bertanya, dengan membongkar kata
kunci tujuan pembelajaran anda.
Misalnya, tujuan pembelajaran anda adalah: murid memahami perkalian dengan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa bertanya kepada murid anda:

 Apa yang dimaksud perkalian?


 Apabila kita belajar perkalian, tugas seperti apa yang bisa membuat kita semua
memahami perkalian?
 Apa kegiatan sehari-hari yang melibatkan perkalian?

Bagaimana rekan guru belajar? Apakah Anda kesulitan menjawab kuis? Yuk, kita bahas
bersama kuis menentukan tujuan, bukti dan asesmen belajar yang sudah Anda selesaikan.
Simak penjelasan berikut dan cocokkan dengan jawaban Anda.

1. Tujuan pembelajaran:
Menjelaskan fungsi organ pencernaan manusia berdasarkan media video dan tanya jawab

 Kata kerja: Menjelaskan


 Topik/bidang: fungsi organ pencernaan manusia
 Kriteria: Media video dan tanya jawab

Mengkategorikan organ dengan enzim pencernaan yang sesuai melalui media papan
bermain

 Kata kerja: Mengkategorikan


 Topik/bidang: organ dengan enzim pencernaan manusia
 Kriteria: Media papan bermain

Mengidentifikasi gangguan pencernaan, penyebab dan hubungannya dengan makanan dan


kesehatan melalui eksplorasi dan penugasan kelompok

 Kata kerja: Mengidentifikasi


 Topik/bidang:gangguan pencernaan manusia dengan makanan dan kesehatan
 Kriteria: Eksplorasi dan penugasan kelompok
2. Bukti dan asesmen yang ditentukan Guru Nata telah sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditentukan. Setiap bukti yang ditentukan Guru Nata mampu mengukur pencapaian
tujuan belajar murid.

Setelah membaca penjelasan di atas, mari lanjutkan proses belajar ke topik selanjutnya.

Modul PTKMB - Asesmen Formatif untuk Merdeka Belajar


Selamat datang di program Asesmen Formatif Merdeka Belajar. Semoga Anda telah dalam
keadaan siap dan semangat mengikuti program belajar ini.
Terima kasih telah memilih untuk belajar bersama.

1. Merefleksikan miskonsepsi dan konsep mengenai asesmen


2. Menjelaskan prinsip dan tujuan asesmen
3. Menjelaskan manfaat asesmen
4. Mengenali berbagai strategi asesmen formatif
5. Menjelaskan proses umpan balik dan refleksi dalam asesmen formatif
6. Menjelaskan hubungan asesmen formatif dan merdeka belajar
7. Membuat rencana asesmen formatif dengan panduan kanvas
Program ini akan efektif bila Anda:

1. Mengikuti instruksi pembelajaran dengan teliti


2. Mempelajari secara seksama semua konsep
3. Mengisi kuis sesuai kondisi Anda sebenarnya
4. Melakukan latihan secara mandiri dan berkala

Anda sudah mengetahui tujuan dan cara efektif melakukan program. Setelah ini, Anda akan
melakukan Asesmen Pra Program untuk mengetahui penguasaan awal Anda.

Assessment

1.
Asesmen dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
A
Asesmen terhadap, untuk dan sebagai belajar
B
Asesmen apa, mengapa dan bagaimana belajar
C
Asesmen formatif, sumatif dan reflektif
D
Asesmen di awal, tengah dan akhir belajar

2.
Asesmen dapat efektif bila dilakukan dengan ...
A
Memberikan sesering mungkin
B
Melakukan secara berkala
C
Menyediakan umpan balik
D
Menyediakan remidi pada murid
3.
Asesmen terhadap belajar bertujuan untuk:
A
Membantu murid mengenali capaian belajarnya
B
Membantu guru memperbaiki pembelajaran
C
Melakukan penilaian akhir capaian belajar murid
D
Mengenali minat, kemampuan dan kebutuhan murid
4.
Asesmen sebagai proses belajar bertujuan untuk:
A
Membantu murid mengenali capaian belajarnya
B
Membantu guru memperbaiki pembelajaran
C
Melakukan penilaian akhir capaian belajar murid
D
Mengenali minat, kemampuan dan kebutuhan murid
5.
Penggunaan nilai angka menjadi keharusan pada asesmen yang termasuk kategori . . .
A
Asesmen terhadap belajar
B
Asesmen untuk belajar
C
Asesmen sebagai belajar
D
Asesmen kompetensi minimum
6.
Manakah pernyataan yang paling tepat untuk menggambarkan tujuan asesmen formatif?
A
Asesmen formatif ditujukan untuk mendapatkan nilai akhir murid
B
Asesmen formatif ditujukan untuk menentukan kelulusan murid
C
Asesmen formatif ditujukan untuk memahami kemajuan belajar murid
D
Asesmen formatif ditujukan untuk remidi nilai murid yang kurang memuaskan
7.
Manakah pernyataan yang paling tepat untuk menggambarkan strategi asesmen formatif?
A
Asesmen formatif harus menggunakan tes atau kuis yang terstruktur
B
Asesmen formatif bisa dilakukan melalui aktivitas yang menyenangkan
C
Asesmen formatif biasa dilakukan pada akhir semester pembelajaran
D
Asesmen formatif harus dilakukan melalui pengerjaan tugas secara individual
8.
Asesmen formatif akan berdampak pada peningkatan kemampuan belajar murid bila
ditindaklanjuti dengan:
A
Menempelkan skor capaian asesmen formatif yang diraih murid
B
Mengoreksi tugas murid dengan pemberian nilai angka yang jelas
C
Melakukan pengajaran dialogis untuk mendiskusikan capaian murid
D
Memuji murid yang mendapat skor baik secara terbuka di depan kelas
9.
Pertanyaan benar dan salah dapat digunakan untuk mendiskusikan hasil asesmen formatif
bila:
A
Ada kejelasan jawaban yang benar dan jawaban yang salah
B
Ada kesempatan murid menjelaskan alasan jawabannya
C
Ada keterbukaan siapa murid yang menjawab benar dan salah
D
Ada penilaian yang terukur,
10.
Asesmen formatif akan sulit dilakukan secara efektif bila guru masih bersikap seperti:
A
Mendiskusikan jawaban keliru agar murid menemukan jawaban yang benar
B
Menyediakan waktu dan kesempatan untuk memberikan umpan balik
C
Memberi fokus perhatian kepada murid yang memberi jawaban benar
D
Memberi kesempatan pada murid menyampaikan alasan dari jawabannya

Asesmen formatif untuk merdeka belajar mengedepankan proses dimana:

1. Murid memahami tujuan belajarnya.


2. Murid memberikan dan mendapatkan umpan balik yang konstruktif dalam proses
belajarnya melalui dialog dan refleksi
3. Murid mendapatkan tantangan bertingkat yang bermakna melalui tahapan
pembelajaran
4. Murid terlibat aktif dalam pembelajaran dan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan,
baik yang muncul dari dirinya sendiri maupun pertanyaan panduan dari guru sebagai
fasilitator
5. Murid terlibat aktif mencari informasi untuk menjawab pertanyaan dan melakukan
perbaikan
6. Murid mampu menunjukan toleransi terhadap kekeliruan.

Dari proses-proses ini dapat dilihat bahwa cara 5M: Membangun Keberlanjutan, sangat
dominan dalam proses asesmen formatif untuk Merdeka Belajar. Berupa praktik
pembelajaran yang memandu murid mengalami rute pengalaman belajar yang terarah
dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagi praktik baik.

Anda mungkin juga menyukai