Anda di halaman 1dari 102

PEMENUHAN BEBAN KERJA DAN PENATAAN

LINIERITAS GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK


DALAM IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
PADA PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK
Beban kerja guru mencakup kegiatan
Beban kerja guru pada pokok:
1. merencanakan pembelajaran atau
satuan pendidikan
pembimbingan;
pelaksana Program
2. melaksanakan pembelajaran atau
Sekolah Penggerak
pembimbingan;
mengacu pada ketentuan
3. menilai hasil pembelajaran atau
peraturan perundang- pembimbingan;
undangan yang mengatur 4. membimbing dan melatih peserta
mengenai pemenuhan didik; dan
beban kerja guru, kepala 5. melaksanakan tugas tambahan yang
sekolah, dan pengawas melekat pada pelaksanaan kegiatan
sekolah pokok sesuai dengan beban kerja
guru
▪ Penghitungan kegiatan pokok
Kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau
melaksanakan pembimbingan dihitung dengan cara
jam tatap muka dalam 1 (satu) tahun
pembelajaran atau
dibagi per-minggu yang
pembimbingan harus
menghasilkan paling sedikit 24 (dua
memenuhi paling sedikit
puluh empat) jam tatap muka
24 (dua puluh empat) jam
tatap muka per-minggu ▪ Pemenuhan beban kerja guru
dan paling banyak 40 melaksanakan pembelajaran atau
(empat puluh) jam tatap pembimbingan dilakukan dalam
muka per minggu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler
Dalam hal guru tidak dapat memenuhi
ketentuan dalam melaksanakan
Pemenuhan Beban pembelajaran dan pembimbingan paling
Kerja Guru pada Satuan sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
Pendidikan Pelaksana perminggu berdasarkan struktur kurikulum
Program Sekolah Penggerak, guru dapat
Program Sekolah diberikan:
Penggerak 1. tugas tambahan; dan/atau
2. tugas tambahan lain yang terkait dengan
pendidikan di satuan pendidikan, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud
pada angka 2 ditambah dengan tugas sebagai
koordinator projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Beban kerja tugas tambahan
Beban kerja tambahan sebagai koordinator projek
sebagai Koordinator penguatan profil pelajar Pancasila
projek penguatan profil dapat diekuivalensikan dengan 2
pelajar Pancasila (dua) jam tatap muka per 1 (satu)
rombongan belajar setiap tahun
untuk pemenuhan jam tatap muka
paling sedikit 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka per-minggu dan
paling banyak mengampu 3 (tiga)
rombongan belajar.
Tugas koordinator projek penguatan profil pelajar
Pancasila adalah:
Tugas Koordinator 1. mengembangkan kemampuan, kepemimpinan,

projek penguatan profil dalam mengelola projek penguatan profil pelajar


Pancasila di satuan pendidikan;
pelajar Pancasila 2. mengelola sistem yang dibutuhkan oleh pendidik
sebagai fasilitator projek penguatan profil pelajar
Pancasila dan peserta didik untuk menyelesaikan
projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan
sukses, dengan dukungan dan kolaborasi dari
koordinator dan pimpinan satuan pendidikan;
3. memastikan kolaborasi pembelajaran terjadi
diantara para pendidik dari berbagai mata
pelajaran; dan
4. memastikan asesmen yang diberikan sesuai
dengan kriteria kesuksesan yang sudah
ditetapkan
Dalam hal masih terdapat guru tidak
Tunjangan Profesi dapat memenuhi ketentuan paling
sedikit 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka per-minggu berdasarkan
struktur kurikulum Program Sekolah
Penggerak, guru tersebut diakui 24
(dua puluh empat) jam tatap muka
per-minggu jika pada Kurikulum
2013 telah memenuhi paling sedikit
24 (dua puluh empat) jam tatap
muka per-minggu
Penataan linieritas guru dalam
Penataan Linieritas pembelajaran pada Program
Guru dalam Sekolah Penggerak selain
Pembelajaran pada
mengacu pada ketentuan
Program Sekolah
Penggerak mengenai penataan linieritas
guru bersertifikat pendidik,
serta
▪ Mata pelajaran IPAS SD dapat
Penataan Linieritas diampu oleh guru yang
Guru dalam mempunyai kualifikasi akademik
Pembelajaran pada atau sertifikat pendidik Guru Kelas
Program Sekolah SD.
Penggerak ▪ Mata pelajaran IPAS SDLB dapat
- diampu oleh guru yang
mempunyai kualifikasi akademik
IPAS
atau sertifikat pendidik Guru Kelas
SLB atau bidang studi pendidikan
luar biasa.
▪ Mata pelajaran Informatika SMP dan SMA
Kelas X dapat diampu oleh guru yang
Penataan Linieritas mempunyai kualifikasi akademik sarjana
Guru dalam atau sertifikat pendidik bidang/keahlian
Pembelajaran pada sebagai berikut:
a. ilmu komputer;
Program Sekolah b. informatika;
Penggerak c. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

- (TIK); atau
d. MIPA/sains.
Informatika
▪ Mata pelajaran Informatika Pilihan SMA XI
dan Kelas XII dapat diampu oleh guru yang
mempunyai kualifikasi akademik sarjana
atau sertifikat pendidik ilmu komputer atau
informatika.
▪ Mata pelajaran IPA dalam struktur
kurikulum pada SMA kelas X sebagaimana
Penataan Linieritas dimaksud dalam Lampiran II huruf B dapat
Guru dalam diajarkan oleh guru yang mempunyai
Pembelajaran pada kualifikasi akademik sarjana dan/atau
bersertifikat pendidik guru Fisika, guru
Program Sekolah Kimia, dan/atau guru Biologi.
Penggerak
- ▪ Mata pelajaran IPS struktur kurikulum pada
SMA kelas X sebagaimana dimaksud dalam
IPA dan IPS di SMA
Lampiran II huruf B dapat diajarkan oleh
guru yang mempunyai kualifikasi akademik
sarjana dan/atau sertifikat pendidik guru
Sejarah, guru Geografi, guru Ekonomi,
dan/atau guru Sosiologi
Mata pelajaran seni tari, seni musik,
Penataan Linieritas seni teater, dan seni rupa di SMP
Guru dalam dan SMA dapat diampu oleh guru
Pembelajaran pada yang mempunyai:
Program Sekolah ▪ kualifikasi akademik sarjana
Penggerak pendidikan seni atau sarjana seni
- dan sertifikat pendidik seni
budaya; atau
Seni
▪ kualifikasi akademik sarjana dan
sertifikat pendidik sesuai dengan
mata pelajaran seni yang
diajarkan
Mata pelajaran Bahasa Inggris
Penataan Linieritas merupakan mata pelajaran pilihan pada
SD yang dapat diajarkan oleh:
Guru dalam
a. guru kelas yang memiliki kompetensi
Pembelajaran pada Bahasa Inggris;
Program Sekolah b. guru Bahasa Inggris yang tersedia di

Penggerak SD yang bersangkutan;


- c. guru Bahasa Inggris di SD atau SMP

Bahasa Inggris di SD terdekat yang ditugaskan dan diakui


beban kerjanya; atau
d. mahasiswa yang masuk dalam

Program Merdeka Belajar Kampus


Merdeka.
Terima Kasih
LINK FORM PERTANYAAN SEPUTAR KURIKULUM PEMBELAJARAN DENGAN
PARADIGMA BARU

https://bit.ly/Form_Pertanyaan_Materi_Kurikulum_DiisiolehPA
Pembelajaran dan Asesmen
pada Pembelajaran Paradigma Baru
Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan
2021

0
DAFTAR ISI
1. Memahami Pembelajaran Paradigma Baru

2. Prinsip Pembelajaran

3. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar sebagai Dokumen Rencana Pembelajaran

4. Pengawasan Proses Pembelajaran

5. Pengembangan Modul Ajar

6. Prinsip Asesmen

7. Paradigma Asesmen

8. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

9. Mengembangkan Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

1
1 Memahami Pembelajaran Paradigma Baru

2
PAUD s.d SMA Kurikulum
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
Tujuan
Pembelajaran
Apakah pembelajaran paradigma baru?

Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada


peserta didik.
Profil Pelajar
Asesmen Pancasila Pembelajaran
Di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas, dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu
Proses Proses
siklus yang berawal dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses Asesmen Pembelajaran
pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga
peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, sementara pada Pendidikan
Khusus, sebelum masuk pada tahapan pementaan standar kompetensi dan seterusnya
hingga pemanfaatan asesmen untuk perbaikan pembelajaran, siklus ini diawali dengan
asesmen diagnostik.
Pendidikan Khusus
Pada jenjang PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK, asesmen diagnostik juga dilakukan, namun
terdapat perbedaan pemanfaatan hasil asesmen diagnostik pada Pendidikan Khusus
dibanding dengan jenjang lainnya. Pada Pendidikan Khusus, hasil asesmen diagnostik
tidak hanya dipergunakan untuk menentukan penyesuain pembelajaran, namun juga
digunakan untuk menentukan kedudukan peserta didik pada fase dalam CP yang sesuai
dengan kemampuannya, alur tujuan pembelajaran, modul ajar, menyusun program
pembelajaran individual (PPI), dan program kebutuhan khusus.

Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan


rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik.

Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun
arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan
Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen. 3
Profil Pelajar Pancasila Bagaimana profil pelajar yang ingin dibentuk oleh
pembelajaran paradigma baru?
Pada Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter yang dapat dipelajari lintas
disiplin ilmu tertuang dalam 6 dimensi. Setiap dimensi memiliki beberapa elemen yang
menggambarkan lebih jelas kompetensi dan karakter yang dimaksud. Selaras dengan
tahap perkembangan peserta didik serta sebagai acuan bagi pembelajaran dan
asesmen, indikator kinerja pada setiap elemen dipetakan dalam pada setiap fase.
Secara umum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila beserta elemen di dalamnya adalah
sebagai berikut:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia


Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada
manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan
rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang
positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci
kebhinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung
jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong
4
royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
Profil Pelajar Pancasila

4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan
diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis
adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, refleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil
Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal.

5
Bagaimana profil pelajar dibangun di satuan
pendidikan Dasar dan Menengah ?
Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter yang
Muatan Pelajaran
dijabarkan dalam Profil Pelajar
Kegiatan/pengalaman belajar.
Pancasila dibangun dalam
keseharian dan dihidupkan dalam diri
setiap individu peserta didik melalui
budaya sekolah, pembelajaran Beriman, Projek Penguatan Profil
intrakurikuler, projek penguatan profil bertakwa kepada
Pelajar Pancasila, maupun Tuhan Yang Pelajar Pancasila (SD -
ekstrakurikuler.
Maha Esa,
berakhlak mulia
SMA)
Projek Penguatan Profil
Mandiri Berkebinekaan
global
Pelajar Pancasila dan
Budaya Kerja (SMK)
Pelajar
Indonesia Projek Lintas Disiplin Ilmu yang
kontekstual dan berbasis pada
kebutuhan
masyarakat/permasalahan di
Bergotong
Bernalar kritis lingkungan sekolah.
royong

Budaya Sekolah Kreatif

Ekstrakurikuler
Iklim sekolah, kebijakan, pola
interaksi dan komunikasi,
Kegiatan untuk
serta norma yang berlaku di
mengembangkan minat dan
sekolah.
bakat.

Gambar 3. Penerapan Profil Pelajar Pancasila di SD


SMP, SMA dan SMK 6
Ekstrakurikuler (pilihan)

Kegiatan Harian
Budaya Satuan dan Projek
Pendidikan Penguatan Profil
Profil Pelajar Pancasila
Iklim sekolah, kebijakan, Pelajar
SOP, pola interaksi dan Pancasila Kegiatan bermain-
belajar rutin dan
komunikasi, serta
pembelajaran berbasis
norma yang berlaku di
projek yang kontekstual
sekolah
dan melibatkan
interaksi dengan
lingkungan sekitar

Gambar 3. Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Satuan


Pendidikan Anak Usia Dini
Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter yang
dijabarkan dalam Profil Pelajar Muatan Pelajaran
Pancasila dibangun dalam Kegiatan/Pengalaman
keseharian dan dihidupkan dalam Belajar
diri setiap individu peserta didik Program Kebutuhan
melalui budaya sekolah, Khusus.
pembelajaran intrakurikuler, projek Beriman,
penguatan Profil Pelajar Pancasila, bertakwa kepada
maupun ekstrakurikuler. Tuhan Yang Projek Penguatan Profil
Maha Esa,
berakhlak mulia Pelajar Pancasila (SDLB-
SMALB)
Mandiri Berkebinekaan
global

Pelajar
Indonesia Projek Lintas Disiplin Ilmu yang
kontekstual dan berbasis pada
kebutuhan masyarakat/permasalahan
di lingkungan sekolah.

Bergotong
Bernalar kritis
royong

8
Budaya Sekolah Kreatif

Ekstrakurikuler
Iklim sekolah, kebijakan, pola
interaksi dan komunikasi, serta
norma yang berlaku di sekolah. Kegiatan untuk
mengembangkan minat dan
bakat.

Gambar 3. Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Satuan


Pendidikan Khusus
Kerangka Kurikulum pada Sekolah Penggerak

Bagaimana pembagian peran pemerintah dan satuan pendidikan dalam pembelajaran paradigma baru?

Pemerintah berperan menyiapkan :


1. Profil pelajar pancasila
Kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi, berfungsi sebagai penuntun arah yang
memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk
pembelajaran, dan asesmen.
Pemerintah menyediakan 2. Struktur kurikulum
contoh kurikulum operasional Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran
dan beragam perangkat ajar 3. Capaian Pembelajaran
untuk membantu satuan Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu
pendidikan dan pendidik yang tertentu.
membutuhkan referensi atau 4. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
inspirasi dalam pembelajaran. Berfungsi sebagai nilai-nilai yang mendasari pelaksanaan pembelajaran dan asesmen.

Satuan pendidikan diberikan Komponen yang dikembangkan satuan pendidikan:


kemerdekaan untuk memilih 1. Kurikulum operasional
atau memodifikasi contoh Menjabarkan kebijakan, rencana program dan kegiatan yang akan dilakukan satuan pendidikan dalam
kurikulum operasional dan melaksanakan pembelajaran
perangkat ajar yang tersedia, paradigma baru.
atau membuat sendiri sesuai 2. Perangkat Ajar
dengan konteks, karakteristik, Berbagai perangkat yang digunakan untuk mendukung pembelajaran paradigma baru.
serta kebutuhan peserta didik.

9
Ditetapkan oleh pemerintah
Kerangka Dasar pusat
Tujuan Pendidikan Nasional
Kurikulum ditetapkan
oleh Pemerintah
Profil Pelajar Pancasila
Pusat dengan
mengacu pada
Tujuan Pendidikan Standar Kompetensi Lulusan
(untuk PAUD STTPA)
Nasional dan SNP

Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian Standar


lainnya

Struktur Capaian Prinsip Pembelajaran dan


Kurikulum Pembelajaran Asesmen

Contoh Perangkat Ajar: Buku Teks Pelajaran, Bahan Ajar, modul ajar mata
pelajaran dan projek profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum satuan
pendidikan

FLEKSIBEL/DINAMIS
● Visi & Misi satuan pendidikan ● Kurikulum operasional di
Satuan pendidikan mengembangkan
● Konteks dan kebijakan lokal satuan pendidikan
kurikulum operasional berdasarkan
● Perangkat ajar yang
kerangka dan struktur kurikulum,
dikembangkan secara
sesuai karakteristik satuan pendidikan mandiri
10
Capaian Pembelajaran Fase Fondasi: Capaian Pembelajaran Anak bertumbuh kembang optimal
secara holistik yang siap bersekolah
Pada akhir fase fondasi, anak
menunjukkan kegemaran
mempraktikkan dasar-dasar nilai
Kemampuan yang menunjukkan kesiapan
agama dan budi pekerti; “Merdeka Bermain, bersekolah sebagaimana ditunjukkan
kebanggaan terhadap jati dirinya; Merdeka Belajar” dalam STPPA, yaitu: perkembangan nilai
agama dan moral, sosial-emosional,
kemampuan literasi dan dasar-
kognitif, fisik-motorik, bahasa, dan seni
dasar sains, teknologi, rekayasa, Bermain-belajar berbasis
seni dan matematika untuk buku bacaan anak* Terbangunnya fondasi literasi dan
kegemaran membaca
membangun kesenangan belajar
Eksplorasi lingkungan sekitar
dan kesiapan mengikuti pendidikan Terbangunnya profil Pelajar Pancasila,
dasar. Sentra, Kelompok, Area, dsb. yaitu pelajar sepanjang hayat yang
kompeten dan memiliki karakter sesuai
Tiga elemen utama yang dikembangkan: 1) Non-schoolification nilai-nilai Pancasila (beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
nilai agama dan budi pekerti, 2) jati diri, berakhlak mulia, mandiri, bergotong-
Tidak ada standardized test untuk
dan 3) dasar-dasar literasi dan sains, royong, berkebinekaan global, bernalar
anak
teknologi, rekayasa, seni, dan matematika. kritis, kreatif)

* kegiatan berbasis buku merupakan


kegiatan yang diawali dengan guru/orangtua
Prinsip Pembelajaran membacakan buku untuk anak, kemudian
diikuti dengan kegiatan bermain yang
Prinsip pembelajaran dan asesmen PAUD dan Asesmen berkaitan dengan buku tersebut
Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum berisi kegiatan bermain-belajar yang mengacu pada
ketercapaian Capaian Pembelajaran (CP), projek penguatan profil pelajar
Pancasila, program-program lain yang dilakukan satuan pendidikan, dan jam
kegiatan bermain-belajar. Pada satuan PAUD, tidak ada perbedaan
pembagian jam bermain-belajar tersendiri antara kegiatan harian dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Keduanya melebur dalam intrakurikuler.
Guru dapat menyesuaikan berbagai metode dan pendekatan termasuk
projek dalam menguatkan profil pelajar Pancasila.
Tiga elemen dalam Capaian Pembelajaran berikut ini diajarkan secara terpadu dalam kegiatan bermain-belajar:

1) nilai agama dan budi pekerti,


2) jati diri, dan
3) dasar-dasar literasi dan sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika (STEAM: science, technology, engineering, art, and
mathematics)

Nilai Agama dan Budi


Pekerti: Jati Diri: Dasar-dasar Literasi dan Sains, Teknologi, Rekayasa, Seni dan Matematika:

Anak mengenali dan Anak memiliki sikap positif dan Anak menunjukkan kemampuan mengenali dan memahami berbagai
mempraktikkan nilai dan berpartisipasi aktif dalam menjaga informasi seperti gambar, tanda, simbol, dan cerita. Anak mampu
kewajiban ajaran kebersihan, kesehatan (nutrisi dan mengomunikasikan pikiran dan perasaan secara lisan, tulisan, atau
agamanya. Anak olahraga), dan keselamatan diri. Anak menggunakan berbagai media serta membangun percakapan. Anak
mengamalkan nilai-nilai
dapat mengenali, mengelola, menunjukkan minat dan berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca. Anak
dan ajaran agamanya
dalam interaksi dengan mengekspresikan emosi diri serta menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi, eksplorasi, dan eksperimen.
sesama dan alam membangun hubungan sosial secara Anak mengenal, mengembangkan sikap peduli dan tanggung jawab dalam
(tumbuhan, hewan, sehat. Anak menunjukkan perasaan pemeliharaan alam, lingkungan fisik, dan sosial. Anak menunjukkan
lingkungan hidup). Anak bangga terhadap identitas keluarganya, kemampuan awal menggunakan dan merancang teknologi secara aman dan
mengenal keberagaman latar belakang budayanya, dan jati bertanggung jawab. Anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis,
dan menunjukkan sikap dirinya sebagai anak Indonesia yang kreatif, dan kolaboratif. Anak dapat mengenali dan melihat hubungan antar
menghargai agama dan
berlandaskan Pancasila. pola, simbol dan data serta dapat menggunakannya untuk memecahkan
kepercayaan orang lain.
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Anak mengeksplorasi berbagai
proses seni, mengekspresikannya serta mengapresiasi karya seni.
2 Prinsip Pembelajaran

14
Prinsip Pembelajaran
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
prinsip pembelajaran pada pembelajaran
paradigma baru?

Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran sebagai berikut:


1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta
melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

15
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

1. Pembelajaran dirancang dengan ● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang, ● Langsung menerapkan modul ajar tanpa
mempertimbangkan tahap perkembangan tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik melihat kebutuhan peserta didik
dan tingkat pencapaian peserta didik saat sebelumnya dan melakukan pemetaan ● Mengabaikan tahap perkembangan maupun
ini, sesuai kebutuhan belajar, serta ● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum pengetahuan yang dimiliki peserta didik
mencerminkan karakteristik dan yang berkelanjutan sebagai dasar merancang sebelumnya
perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran dan asesmen ● Menyamaratakan metode pembelajaran.
pembelajaran menjadi bermakna dan ● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan ● Melihat segala sesuatu dari kepentingan
menyenangkan. prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik dan pejabat sekolah atau pendidik
sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. ● Pembelajaran terlalu sulit sehingga
● Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai menurunkan motivasi peserta didik
dengan tahap perkembangan peserta didik ● Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta menantang dan membosankan
didik

2. Pembelajaran dirancang dan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa ● Pendidik hanya selalu memberikan
dilaksanakan untuk membangun digunakan dalam pembelajaran pemaparan dalam bentuk ceramah dan
kapasitas peserta didik untuk menjadi ● Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan instruksi tugas
pembelajar sepanjang hayat. pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman ● Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk
bermakna soal dan dinilai benar atau salah, tanpa umpan
● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari balik
pendidik dan peserta didik ke peserta didik ● Memberikan porsi paling banyak pada
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik asesmen sumatif atau ujian/ tes akhir
dengan menggunakan kekuatan bertanya, dengan
memberikan pertanyaan yang membangun
pemahaman bermakna

16
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

3. Proses pembelajaran mendukung ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja
perkembangan kompetensi dan mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan tanpa melakukan evaluasi terhadap metode
karakter peserta didik secara holistik. kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis yang digunakan
projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan ● Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
metode pembelajaran diferensiasi hanya melihat kemampuan kognitif peserta
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, didik, tanpa melihat faktor lain seperti sosial
sosial emosi, dan spiritual emosi atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang
peserta didik harus diajarkan dan dihafal

4. Pembelajaran yang relevan, yaitu ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
pembelajaran yang dirancang sesuai dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk relevan dan tidak menarik untuk peserta didik
konteks, lingkungan dan budaya belajar ● Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah,
peserta didik, serta melibatkan orang ● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan dan hanya menagih tugas
tua dan masyarakat sebagai mitra. komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan ● Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
balik menagih tugas
● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai ● peserta didik tidak punya akses langsung
narasumber primer dan sekunder dalam proses untuk terlibat ataupun melibatkan masyarakat
pembelajaran setempat

5. Pembelajaran berorientasi pada masa ● Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
depan yang berkelanjutan. peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama
didik dari tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian
● Pembelajaran yang membangun pemahaman yang sama
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak di ● Hanya mengetes atau menilai keterampilan
awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi
pelajar yang mandiri dan merdeka
● pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap metode
dan strategi pengajarannya
● Mengajarkan keterampilan abad 21 17
Profil Anak
● Anak dipandang unik dan memiliki potensi (kelebihan/kekuatan) masing-masing. Keunikan dan potensi
ini yang diharapkan dikembangkan di satuan PAUD
● Anak adalah sosok yang berdaya (bukan gelas kosong), sehingga dalam interaksi antara pendidik dan
anak, pendidik perlu menunjukkan penghargaan dan kesetaraan pada anak
● Bermain adalah belajar bagi anak, sehingga kegiatan bermain-belajar untuk anak perlu yang dapat
mengasah seluruh panca inderanya, konkrit, bermakna, dan dapat dialami langsung oleh anak
● Anak pada dasarnya sangat peka dengan alam dan masyarakatnya, sehingga kegiatan bermain-belajar
perlu senantiasa mengasah interaksi antara anak dan lingkungan
● Pembentukan identitas diri anak makin berkembang, sehingga pengenalan budaya, kepekaan pada
orang lain dan lingkungan, peneladanan nilai-nilai baik universal, dan hal-hal lain yang mendukung
pembentukan konsep diri perlu dikuatkan di PAUD
● Anak perlu diberikan scaffolding (perancah, dukungan belajar secara terstruktur) untuk memunculkan
keunikan dan potensinya
● Anak memerlukan orangtua/wali dan masyarakat sebagai mitra guru dalam pengembangan dirinya
● Tahap atau karakteristik perkembangan anak menjadi bantuan guru dalam menyesuaikan pendekatan
atau cara berinteraksi dengan anak, dengan tetap memperhatikan keunikan dari tiap anak
Prinsip Pembelajaran Khusus
a) Untuk Semua Peserta didik Berkebutuhan Khusus

(1) Skala Perkembangan Mental


Prinsip ini menekankan pada pemahaman pendidik mengenai usia mental intelektual.
(2) Individualisasi
Prinsip ini menekankan perhatian pada keragaman individual yang belajar sesuai dengan
iramanya sendiri (kemampuan, kesulitan, kecepatan, minat dan bakat peserta didik).
Pembelajaran yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam kelas dengan bidang studi yang
sama tetapi kedalaman dan keluasan materi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
peserta didik.
(3) Fleksibel
Pembelajaran dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan
karakteristik peserta didik.
(4) Holistik
Prinsip ini memberi pengalaman belajar secara menyeluruh pada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan belajar dari pengalaman langsung dan nyata, serta menggunakan
pendekatan multi sensori yang dapat membantu peserta didik dalam percepatan menerima
informasi dan penguatan memori sehingga pembelajaran lebih bermakna.
(5) Keperagaan
Prinsip ini digunakan untuk memperjelas dan membentuk pemahaman PDBK mengingat
keterbatasan kemampuan berpikir abstrak.
(6) Kontinuitas
Pembelajaran harus berkelanjutan antara satu kompetensi dengan kompetensi berikutnya
sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Pembelajaran dilakukan mulai dari materi yang sederhana sampai kepada materi yang kompleks
(rumit).
(7) Kontekstual
Proses pembelajaran yang saling berhubungan dengan berbagai aktivitas pengalaman sehari-hari
dalam kehidupan nyata peserta didik.
(8) Akomodatif (adaptasi dan modifikasi)
Jika profil peserta didik setara dengan CP pendidik melakukan modifikasi
Jika profil peserta didik tidak setara CP pendidik melakukan adaptasi dengan cara
menambah,menyederhanakan, mengganti dan menghilangkan
(9) Habilitasi dan Rehabilitasi
Habilitasi berarti memberikan peluang kepada peserta didik untuk mandiri, Rehabilitasi artinya
memperbaiki fungsi atau potensi yang dimiliki agar lebih mandiri
b) Untuk Peserta Didik tiap jenis Berkebutuhan Khusus:
(1) Tunanetra (4) Tunadaksa
Ø Kekonkretan/pengalaman pengindraan Ø Memaksimalkan anggota tubuh yang masih berfungsi
Ø Keutuhan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
Ø Aktivitas mandiri (selfactivity) Ø Penyederhanaan konsep
Ø Pengulangan
(2) Tunarungu Ø Pembiasaan
Ø Keterarahwajahan
(5) Autis
Ø Keterarahsuaraan Ø Keterarahwajahan
Ø Teknik tangkap dan peran ganda (inter Ø Instruksi dan penjelasan sederhana dan konkret
subjektivitas) Ø Pembelajaran dengan visualisasi
Ø Keperagaan Ø Mempertimbangkan kemampuan komunikasi dan
Ø Azas kontras interaksi sosial
Ø Komunikasi total Ø Menghindari hal-hal yang memicu ledakan emosi
Ø Pengulangan
Ø Konkret
Ø Aktivitas Mandiri (6) Kesulitan Belajar
Ø Memanfaatkan semua indra dalam pembelajaran
(3) Tunagrahita (multisensori-multimetode)
Ø Penyederhanaan konsep Ø Penyederhanaan konsep
Ø Pengulangan Ø Pengulangan
Ø Pembiasaan Ø Pembiasaan
Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
3
sebagai Dokumen Rencana Pembelajaran

22
Rencana Pembelajaran pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Khusus

Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta
didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia
dini, pendidikan dasar, menengah dan Pendidikan khusus. Capaian pembelajaran memuat
Capaian Pembelajaran sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk
narasi.
Pada jenjang PAUD s.d SMA/SMK, pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia
menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik.
Pada Pendidikan Khusus, pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia dengan
menyesuaikan usia mental.

Fase Fondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F

Prasekolah Kelas 1 dan 2 Kelas 3 dan 4 Kelas 5 dan 6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11 - 12
Taman kanak- Sekolah Sekolah Sekolah SMP atau SMA, SMK SMA, SMK
kanak Dasar atau Dasar atau Dasar atau MTs atau MA atau MA
Madrasah Madrasah Madrasah
Ibtidaiyah Ibtidaiyah Ibtidaiyah

Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Jenjang/ SMA
SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10)
Kelas (11-12)

Usía
≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Mental
Kurikulum Operasional
Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang
diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan. 23
Kurikulum operasional dan alur tujuan pembelajaran memiliki fungsi
yang sama dengan silabus, yaitu sebagai acuan perencanaan
Kurikulum Operasional pembelajaran.
Jika satuan pendidikan memiliki kurikulum operasional dan tujuan
pembelajaran, pengembangan perangkat ajar dapat merujuk kedua
dokumen tersebut.

Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran ● Modul ajar merupakan salah satu jenis
perangkat ajar
● Satuan pendidikan yang menggunakan
modul ajar yang disediakan pemerintah,
Jabaran kompetensi yang dicapai peserta Rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun
didik dalam satu atau lebih kegiatan maka modul ajar tersebut dapat
secara sistematis dan logis, menurut urutan
pembelajaran. dipadankan dengan RPP Plus , karena
pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.
modul ajar tersebut memiliki komponen
yang lebih lengkap dibanding RPP.
● JIka satuan pendidikan mengembangkan
modul ajar secara mandiri, maka modul
ajar tersebut dapat dipadankan dengan
RPP
● Satuan pendidikan dapat menggunakan
Modul Ajar berbagai perangkat ajar termasuk modul
ajar atau RPP dengan kelengkapan
komponen dan format yang beragam
sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik
Fokus Fokus untuk satuan PAUD di Sekolah Penggerak adalah untuk anak usia 5-6
Kelompok tahun atau yang berada di akhir jenjang PAUD (TK B).
Pembelajaran di
Usia
PAUD
Tujuan Tujuan pembelajaran dirumuskan dari analisis Capaian Pembelajaran (CP).
Pembelajaran Kemdikbud memberikan rekomendasi perilaku-perilaku yang diharapkan muncul
pada anak dari analisis CP dan dapat dikembangkan serta diperluas guru.
Identifikasi tujuan yang lebih spesifik dan operasional merujuk pada tahap
perkembangan peserta didik dan konteks lingkungan sekitarnya. Untuk satuan
PAUD, penguatan profil pelajar Pancasila melebur dengan intrakurikuler. Satuan
PAUD juga tidak memiliki alur yang berurutan dalam menurunkan tujuan
pembelajaran ke kegiatan bermain-belajar, kembali ke kebutuhan peserta didik
dan konteks lingkungannya.
Metode Setiap guru kelas berhak mengembangkan tujuan kegiatan untuk pembelajaran
harian/ mingguan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang tertuang di
kurikulum operasional sekolah
● Menggunakan berbagai strategi pendekatan belajar dalam konteks bermain
● Menggunakan berbagai instrumen
● Asesmen otentik dalam menilai ketercapaian tujuan kegiatan harian

Hasil Asesmen dilakukan sepanjang pembelajaran dan dibuat dokumentasi. Laporan


25
Capaian Pembelajaran Anak (Rapor) disarankan setidaknya 6 bulan sekali
4 Pengawasan Proses Pembelajaran

26
Pengawasan Proses pembelajaran

Bagaimana peran kepala sekolah dan Pengawasan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas berfokus pada
pengawas pada pembelajaran paradigma keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik diberikan ruang untuk mengembangkan
baru? rencana pembelajaran dengan komponen dan format yang sesuai karakteristik
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh peserta didik. Dengan demikian tidak ada standar format baku dokumen
kepala satuan pendidikan dan pengawas guna pembelajaran yang membatasi kemerdekaan pendidik dalam mendesain
peningkatan mutu secara berkelanjutan. Pengawasan
pembelajaran.
proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan
pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses Hasil pengawasan proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk
pembelajaran, pelaporan hasil pengawasan serta tindak kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara
lanjut secara berkala dan berkelanjutan. berkelanjutan. Tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran dilakukan dalam
bentuk:
Sumber: 1) Perbaikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran untuk memastikan
Permendikbud 22 tahun 2016 tentang Standar Proses rencana dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta
Pendidikan Dasar dan Menengah didik.
2) Pendampingan teknis kepada pendidik yang memerlukan konsultasi dan
dukungan lain untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam
proses pembelajaran.
3) Penghargaan kepada pendidik yang menunjukkan kinerja yang baik.
4) Diseminasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran; dan
5) Penguatan dan pemberian kesempatan kepada pendidik untuk mengikuti
program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

27
5 Mengembangkan Modul Ajar

28
Bagaimana merencanakan dan melaksanakan
Pendidikan Dasar dan Menengah
pembelajaran dan asesmen paradigma baru?

Perencanaan dan pelaksanaan


pembelajaran dan asesmen intrakurikuler
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP), menyusun 1
Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
Perencanaan, Pelaksanaan, dan
2 Pengolahan Asesmen Diagnostik

Pengembangan Modul Ajar 3

Penyesuaian pembelajaran dengan tingkat capaian


4 dan karakteristik peserta didik

Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan


Hasil Asesmen Formatif dan Sumatif 5

Pelaporan Hasil Belajar


6

Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen 7

Perencanaan ini bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi


29
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
Untuk menyusun rencana alur tujuan Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk
pembelajaran, jabaran kompetensi pelaksanaan pembelajaran
pada Capaian Pembelajaran perlu
dipetakan ke dalam tujuan
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun
pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi tujuan pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan
tersebut kemudian digunakan sebagai pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar. Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
pembelajaran.

Kriteria alur tujuan pembelajaran:


● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari
awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang

30
Tujuan pengembangan modul ajar: Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul
pendidik melaksanakan pembelajaran ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan
aktivitas pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip
pembelajaran dan asesmen.
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut ini:
● memilih atau memodifikasi modul ajar
yang sudah disediakan pemerintah untuk Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
menyesuaikan modul ajar dengan 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pengalaman belajar dan lintas disiplin.
karakteristik peserta didik, atau
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk
● menyusun sendiri modul ajar sesuai
belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
dengan karakteristik peserta didik belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga
tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan
konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.

31
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam alur tujuan pembelajaran

Memetakan bagian
Menganalisis Capaian Merumuskan tujuan pembelajaran dan alur tujuan ATP per kelas sesuai
Pembelajaran pembelajaran dengan alokasi
waktu

Fase B
Matematika Fase B: Kelas 3 dan 4 Kelas 3 Kelas 4 Alur Tujuan Pembelajaran
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengeneralisasi 3.1. Menyajikan bilangan dan 4.1. Memperumum
pemahaman dan melakukan operasi hitung bilangan cacah menggeneralisasi pemahaman mengenai
pemahaman dan urutan dan nilai tempat Awal Tujuan Tujuan Tujuan TP akhir
sampai dengan 1.000.000 (atau maksimum enam angka), membandingkan urutan dan
sampai 999.999 Fase B Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Fase B
serta memahami hubungan antara operasi hitung nilai tempat sampai 999.999 3.1 3.2 ... Kelas 3
3.2. Memperkirakan dan 4.2. Mengidentifikasi Kelas 3
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) membulatkan bilangan ke kelipatan, faktor, pola
termasuk menggunakan sifat-sifat operasi dalam nilai tempat terdekat sampai perkalian dan pembagian
999.999 dengan tabel kelipatan
menentukan hasil perhitungan, menentukan faktor,
3.3. Mengukur panjang 4.3. Menentukan hubungan
kelipatan, KPK, dan FPB dari bilangan cacah, memahami dengan satuan baku (mm,
antar satuan baku panjang
cm, dan m) serta mengukur Awal
pecahan dan menentukan posisinya pada garis bilangan, (mm, cm, dan m) Tujuan Tujuan Tujuan TP akhir
keliling bidang datar dengan
serta membandingkan dua pecahan. Peserta didik dapat menambahkan semua 4.4. Menyelesaikan Fase B Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Fase B
rusuknya. permasalahan berkaitan Kelas 4 4.1 4.2 ... Kelas 4
menyelesaikan persamaan sederhana, memahami 3.4. Mengukur luas dengan dengan keliling berbagai
hubungan antara operasi perkalian dan pembagian, menghitung jumlah bujur bangun datar (segitiga,
sangkar berukuran 1 cm2 segiempat, segi banyak)
menemukan pola gambar, objek sederhana, dan pola yang menutup bidang datar
4.5. Menyelesaikan Capaian
bilangan melibatkan operasi hitung (penjumlahan, 3.5. Menemukan hubungan Alur tersebut dilakukan hingga
antara operasi penjumlahan permasalahan berkaitan Pembelajaran
pengurangan, perkalian, dan pembagian). Peserta didik dan pengurangan. dengan luas dan keliling Akhir Fase E Fase B
dapat dan mengukur panjang benda menggunakan satuan 3.6. Menyelesaikan kalimat berbagai bentuk bangun
bilangan dengan satu datar
baku, menggunakan satuan baku luas dan volume, serta
variabel berupa simbol
menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling bangun gambar yang belum
diketahui nilainya melibatkan
datar. Peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri berbagai
penjumlahan dan
bentuk bangun datar dan bangun ruang (prisma dan balok). pengurangan bilangan
3.7. Mengobservasi,
Peserta didik juga dapat menyajikan dan menganalisis data menentukan dan
sederhana menggunakan turus dalam bentuk bentuk bentuk menggambar sisi sejajar dan
sisi berpotongan pada
tabel, diagram gambar, piktogram, diagram batang, dan sebuah bidang datar.
diagram garis, serta menentukan kejadian yang lebih
mungkin di antara beberapa kejadian.
Komponen Modul Ajar
Seperti apa keleluasaan pendidik dalam Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
pengembangan modul ajar? pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut

Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik ● Glossarium
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Daftar pustaka
● Model pembelajaran yang digunakan ● Refleksi peserta didik dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan
pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan
belajar peserta didik.

33
MA untuk Kelas 3
Contoh Cuplikan Modul Ajar Matematika
25 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Mandiri Aktivitas 1 (Kinerja)
Asesmen Sumatif Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m)
Tujuan pembelajaran
- Menggambar denah pada objek yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
● Menyajikan bilangan dan
menggeneralisasi pemahaman dan
rumah dengan
Aktivitas 2 (Tes)
membandingkan urutan dan nilai
tempat sampai 999.999
menyertakan ukuran Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang
● Memperkirakan dan membulatkan
bilangan ke nilai tempat terdekat
panjang dengan dengan satuan baku (mm, cm, dan m)


sampai 999.999
Mengukur panjang dengan satuan
satuan baku dan luas Aktivitas 3 (Kinerja)
baku (mm, cm, dan m) serta
mengukur keliling bidang datar
(dengan menghitung Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling
segiempat, segitiga, dan segibanyak dengan
dengan menambahkan semua
rusuknya.
jumlah bujur menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
● Mengukur luas dengan menghitung
jumlah bujur sangkar berukuran 1
sangkar) pada
Aktivitas 4 (Kinerja)

cm2 yang menutup bidang datar
Menemukan hubungan antara
kertas isometrik. Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas
operasi penjumlahan dan
pengurangan.
suatu gambar benda dengan menghitung jumlah bujur
● Menyelesaikan kalimat bilangan sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup bidang datar
dengan satu variabel berupa
simbol gambar yang belum
diketahui nilainya melibatkan Aktivitas 5 (sumatif 2 : Proyek)
penjumlahan dan pengurangan Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran
bilangan panjang dengan satuan baku dan luas (dengan
● Mengobservasi, menentukan dan
menggambar sisi sejajar dan sisi menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas isometrik.
berpotongan pada sebuah bidang
datar.
Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok
dengan kesiapan yang berbeda, sehingga pembelajaran sesuai
Asesmen Diagnostik: Contoh penerapan dengan tingkat kesiapan peserta didik.
Menjawab delapan penyesuaian Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik
pertanyaan operasi bilangan. pembelajaran dan adalah pembelajaran yang membangun elemen bernalar kritis
pengembangan PPP dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam diskusi
dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
Contoh Cuplikan Modul Ajar
MA untuk Kelas 4
Profil Pelajar Pancasila: Asesmen sumatif: IPAS
Bernalar kritis Menunjukkan pemahaman

Mandiri
35 JP
● mengenai pengaruh siklus air
dalam presentasi dan pameran
Tujuan Pembelajaran: karya.
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air.
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam Indikator asesmen sumatif:
kehidupan sehari-hari.
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan
topik.
Asesmen Diagnostik:
Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air. Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami
audiens.
Tautan MA IPAS Kelas 4
Urutan Kegiatan Siklus Air

Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk Bagaimana proses terjadinya daur Bagaimana cara memperoleh air Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukan pemahaman tentang
pengaruh siklus air?
hidup di muka bumi? air? bersih?

Aktivitas 1: Diskusi fungsi air Aktivitas 2: Curah pendapat Aktivitas 3: Eksperimen daur Aktivitas 4: Praktek penyaringan Aktivitas 5: Riset kelompok Aktivitas 6: Pameran dan
untuk manusia. tentang fungsi air. air. air bersih. tentang air bersih. Presentasi pemahaman.
Formatif asesmen Formatif asesmen Formatif asesmen

Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan
Contoh penerapan ilmiah, membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis.
penyesuaian pembelajaran Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta
dan pengembangan PPP didik, dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
35
Pendidikan Khusus

PERENCANAAN ASESMEN DAN


Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan PEMBELAJARAN
Pembelajaran 1
Perencanaan, Pelaksanaan, serta Pengolahan
2 Identifikasi dan Asesmen Diagnostik
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk
Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Memetakan
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
3

4 Penyusunan Program Pembelajaran Individual

Pengembangan Modul Ajar 5


Perencanaan, Pelaksanaan, dan
6 Pengolahan Asesmen Formatif dan
Sumatif)

Pelaporan Kemajuan Belajar 7

8 Evaluasi Asesmen dan Pembel aj ar an

Perencanaan ini bisa dimodifikasi sesuai


dengan kebutuhan dan kondisi
Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan
1 Pembelajaran

37
Strategi Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan Pembelajaran pada Satuan Pendidikan Khusus

Peran koordinator:
• Mengorganisasi pertemuan berkala untuk
menyusun dan mengevaluasi dokumen
1 Tentukan seorang Koordinator Kurikulum. Koordinator bisa dari wakil kepala • Mengumpulkan dokumen dan mengorganisasi
sekolah atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan kurikulum. dalam satu folder dokumentasi

Peran guru kelas dan guru mata pelajaran:


• Berkolaborasi untuk menyusun ATP dan MA
Tim Pengembang kurikulum terdiri atas kepala sekolah, guru kelas, guru mata • Berkolaborasi untuk menyusun PPI berdasarkan
pelajaran, orang tua, tenaga ahli (psikolog, dokter, terapis) dan pihak lain yang data yang telah dihimpun dari para profesional dan
2 berkaitan dengan keberlangsungan pendidikan peserta didik. Tim pengembang orang tua
kurikulum ini juga dapat menjadi Tim penyusun Program Pembelajaran Individual
(PPI) bagi peserta didik yg memerlukan strategi khusus. Peran tenaga ahli/profesional lainnya:
• Memberikan diagnosis kebutuhan khusus yang
dialami peserta didik
• Psikolog menetapkan usia mental
Koordinator memberikan arahan untuk menganalisis CP kemudian menyusun TP, • Memberikan masukan/pandangan mengenai
3 ATP, dan MA berdasarkan hasil Pengolahan Asesmen Diagnostik. kondisi kebutuhan khusus yang dialami peserta
didik yang selanjutnya akan dijadikan dasar untuk
pengembangan PPI

4 Peran orang tua:


• Memberikan informasi perkembangan anak
termasuk kebiasaan yang dilakukan anak di rumah
• Melaksanakan dan memantau program
pembelajaran anak di rumah
2 Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

39
Pengertian Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya dikenal dengan istilah asesmen.

Asesmen diagnostik harus dilakukan karena karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang beragam,
sehingga program pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik.

Proses asesmen ini dilakukan untuk mencari berbagai informasi mengenai kondisi peserta didik seperti
apa yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan apa yang dibutuhkan. Asesmen diagnostik
meliputi kemampuan akademik dan non akademik. Asesmen akademik terkait dengan kemampuan
membaca, menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran. Asesmen non akademik berkaitan dengan
perkembangan (seperti bahasa, sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat.

Hasil asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan peserta didik pada fase dalam
CP yang sesuai dengan kemampuannya, alur tujuan pembelajaran, modul ajar, menyusun program
pembelajaran individual (PPI), dan program kebutuhan khusus.
Bentuk, Tujuan, dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Bentuk Tujuan Pelaksanaan

Akademik
Pengembangan
(membaca, menulis,
berhitung dan/atau ATP dan Modul Ajar
materi pelajaran)
Program
Sesuai Kebutuhan
Asesmen Pembelajaran
Individual (sepanjang
Diagnostik
pembelajaran)

Non Akademik Program


Kebutuhan Khusus
(perkembangan,
bakat, minat)
Tahapan Asesmen Diagnostik

Berisi: apa yang telah


dan belum dikuasai serta
yang dibutuhkan peserta
didik
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun Tujuan
3 Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran

43
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
Seperti apakah standar acuan
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
kompetensi dalam pembelajaran
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
paradigma baru?
menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap
perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.

Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental

Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Jenjang/ SMA
SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10)
Kelas (11-12)

Usía Mental ≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
Untuk menyusun rencana alur tujuan Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk
pembelajaran, jabaran kompetensi pelaksanaan pembelajaran
pada Capaian Pembelajaran perlu
dipetakan ke dalam tujuan
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun
pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi tujuan pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan
tersebut kemudian digunakan sebagai pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar. Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 3 komponen berikut
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
pembelajaran.
● Variasi Keterampilan Berpikir yaitu tingkat kompetensi berpikir yang perlu dikuasai peserta didik
untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Kriteria alur tujuan pembelajaran:


● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari
awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang

45
Contoh Tujuan P e m b e l a j a r a n
C ontoh:
(Contoh kasus bagi peserta didik dengan keterbatasan intelektual tanpa gangguan/hambatan bicara)

• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi cerita pendek sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan pengalaman dengan runut.

Cat at an:
● K a t a kerja y a n g menunjukkan k e t e r a mp i l a n / aksi
● Konten y a n g di pel aj ar i

● Variasi luaran y a n g dihasilkan


47
Contoh Hasil Pem et aan CP ke d a l a m TP d a n ATP

Asesmen Capaian
Diagnostik Pembelajaran

Bahasa Indonesia Fase A: Kelas 1 dan 2


Kesimpulan Asesmen
Usia mental ≤ 7 Tahun
Diagnostik

Melani adalah peserta Pada akhir fase A, peserta didik mampu berbahasa
didik kelas 7 Fase A, sederhana untuk berkomunikasi, memahami instruksi
memiliki diagnosis lisan sederhana, kata-kata yang ditemui dalam
Tunagrahita. Dapat bicara kehidupan sehari-hari dan kata-kata baru yang
dengan jelas. dibacakan dengan atau tanpa bantuan gambar.
Ia masih dalam tahap Peserta didik mampu melafalkan kata dan dapat
membaca permulaan, dipahami, bertanya jawab berdasarkan topik
sudah mengenal huruf, sederhana.
tetapi belum konsisten Peserta didik mampu memahami teks cerita
dalam membaca pola sederhana (tiga kata) dan teks deskripsi sederhana
kata KV-KV. serta melakukan kegiatan pramenulis, seperti
memegang alat tulis, menggambar, membuat coretan
yang bermakna, menulis di udara, menebalkan huruf,
menyalin huruf, menyalin suku kata dan kata
sederhana.

C u p l i k a n CP, TP, d a n ATP


Contoh Hasil Pem et aan CP ke d a l a m TP d a n ATP

Tujuan Pembel aj ar an Alur Tujuan


Pembelajaran
Fase A
Kelas 1 Kelas 2 Alur TujuanPembelajaran
1.1 Menirukan ucapan atau 2.1 Melafalkan atau
mengisyaratkan kata-kata mengisyaratkan kata dari
yang diucapkan pendidik kartu kata dan gambar Awal Tujuan Tujuan Tujuan TP
Fase A Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Akhir
dengan benar yang tersedia 1.1 1.2 1.3 Fase A
Kelas 1
1.2 Menyebutkan atau 2.2 Menyebutkan atau Kelas 1
mengisyaratkan nama mengisyaratkan kata dari
benda berdasarkan benda yang ada di sekitar
gambar yang ditunjukkan
oleh pendidik dengan kelas Awal Tujuan Tujuan Tujuan
TP
Fase A Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Akhir
benar Kelas 2 2.1 2.2 2.3 Fase A
1.3 Melakukan percakapan 2.3 Melakukan percakapan Kelas 2
dengan menjawab sederhana untuk
pertanyaan berkaitan mengungkapkan Alur tersebut dilakukan hingga Akhir Capaian
dengan gambar dan nama Pembelajaran
keinginan tentang Fase F Fase A
benda yang dikaitkan sesuatu yang diinginkan
dengan kegiatan
keseharian
1.4 Menceritakan kembali isi 2.4 Menceritakan isi teks
teks cerita bergambar cerita bergambar
sederhana dengan dengan bahasa yang
bahasanya sendiri dikuasai dibantu dengan
dibantu dengan isyarat isyarat
C u p l i k a n CP, TP, d a n ATP
4
Program Pembelajaran Individual

50
Program Pembelajaran Individual (PPI)

Setelah mendapatkan kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen, maka
selanjutnya pengembangan program pembelajaran individual.

Setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan yang berbeda. Program
Pembelajaran Individual merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan
khusus untuk mengakomodasi perbedaan tersebut.

Program ini disusun dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan peserta didik sehingga
memungkinkan mereka dapat belajar dengan optimal dan menguasai tingkat materi tertentu yang telah
ditetapkan.

Prinsip Program Pembelajaran Individual (PPI)


1. Pengembangan PPI berdasarkan pada urgensi penanganan dari hasil asesmen.
2. Menyelaraskan antara kebutuhan peserta didik, tugas, dan perkembangan belajar peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik.
4. Bersifat dinamis, artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik.
Program Pembelajaran Individual (PPI)

Langkah-langkah Pengembangan Program Pembelajaran


Individual

1. Perencanaan atau Penyusunan Program


2. Pelaksanaan Program
3. Evaluasi Program Perencanaan atau Penyusunan
Program Pembelajaran
Individual (PPI)
Pendidik dapat menyusun Program Pembelajaran Individu (PPI) dengan menuangkan komponen PPI,
sebagai berikut:

1. Kemampuan dan karakteristik; Karakteristik mencakup semua aspek peserta didik yang menyangkut
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar diketahui berdasarkan hasil asesmen
2. Tujuan; Tujuan Jangka Panjang dan Tujuan Jangka Pendek
3. Deskripsi tentang pelayanan pembelajaran
4. Waktu dan lamanya diberikan pelayanan
5. Evaluasi
Contoh Profil Peserta Didik Berdasarkan Hasil Asesmen Diagnostik
Nama: Edi, kelas 7, Fase D
AKADEMIK
ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN
Bahasa
Membaca • sudah mengenal huruf, membaca suku kata, kata dan • terkadang masih terbata-bata saat membaca cerita
kalimat sederhana.
sederhana.
• dapat melengkapi kalimat sesuai bacaan.
• masih membutuhkan arahan untuk menjawab
pertanyaan bacaan.
Menulis sudah mampu menulis huruf, suku kata, kata dan kalimat • terkadang ukuran huruf masih besar
sederhana
• bentuk huruf masih sering tertukar, misal huruf “u”
ditulis “n”.
• tulisan huruf belum konsisten sesuai bentuknya, misal
huruf “a” menyerupai “u”.
Mendengarkan sudah memahami instruksi sederhana penjelasan materi yang cukup panjang, cenderung
mengingat kalimat akhirnya saja
Berbicara • mampu membaca dengan intonasi yang tepat melafalkan kata kurang jelas, terkesan cadel
• mampu memperhatikan volume suara saat berbicara
Matematika
Kemampuan numerasi,
di antaranya: bilangan, Berisi kekuatan peserta didik Berisi kelemahan peserta didik
pengukuran, geometri.
NON AKADEMIK
ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN
Sosial dan Emosional terbuka untuk menjalin interaksi dengan banyak teman kurang memiliki daya juang dalam mengerjakan tugas,
terutama dalam menulis
Fisik
Anggota badan lengkap tangan kiri sedikit layu
Motorik kasar mampu berjalan pada garis lurus, mampu berjalan zig-zag masih kurang terampil dalam lempar-tangkap bola
Motorik halus pola pegang pensil sudah sesuai kemampuan tangan kiri untuk menggenggam kurang kuat
Contoh format PPI
Pelaksanaan Program Pembelajaran Individual (PPI)

PPI ditulis sesuai prosedur, pelaksanaannya harus sesuai 1. Proses Pembelajaran


dengan prosedur yang dibuat. Dalam pelaksanaan PPI, kegiatan pembelajaran
harus mencakup cara mencapai setiap tujuan
Pelaksanaan PPI harus bertanggung jawab dan konsisten. pembelajaran.

Melakukan kontrol dan pemantauan antar anggota tim. 2. Administrasi Pelaksanaan PPI
Pelaksana program (pendidik, orang tua, tenaga
profesional lain yang bekerja dengan anak) harus
membuat catatan kejadian dalam proses
pembelajaran.

Orang tua peserta didik secara teratur diberi informasi


mengenai kemajuan anak dibandingkan dengan
capaian tujuan pada akhir tahun.
5 Mengembangkan Modul Ajar (MA)

56
Contoh Cuplikan M o d u l A j a r u n t u k K e l a s 7 F a s e D
Profil Pelajar Pancasila: Asesmen Sumatif:
● Bernalar kritis
● Mandiri
Peserta didik mampu membaca Apakah kamu pernah membaca cerita pendek?
isi cerita, melengkapi cerita, dan Aktivitas 1: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
TP Aktivitas 2: Peserta didik mendengarkan pendidik membacakan
• Peserta didik dapat membaca cerita menceritakan pengalaman
cerita pendek.
pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi sederhana. Aktivitas 3: Peserta didik membaca cerita dengan lafal dan
yang tepat, memperhatikan volume suara intonasi yang tepat.
saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi kalimat Indikator asesmen sumatif: Apa saja yang kamu ingat dari cerita tadi?
sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan
• Membaca cerita pendek dengan Aktivitas 4: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
Aktivitas 5: Peserta didik menjawab secara lisan pertanyaan
pengalamannya dengan runut. lafal yang jelas dan intonasi pada lembar kerja: melengkapi kalimat sesuai dengan cerita
yang tepat, memperhatikan yang dibacakan pendidik.
Aktivitas 6: Peserta didik mengerjakan lembar kerja: melengkapi
volume suara saat berbicara. kalimat sesuai dengan cerita secara mandiri.
• Melengkapi kalimat sesuai
Apa pengalaman kamu yang paling menyenangkan?
dengan cerita yang dibacakan. Aktivitas 7: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
• Menceritakan pengalaman Aktivitas 8: Peserta didik mendengarkan pendidik bercerita
mengenai pengalamannya secara runut.
dengan runut. Aktivitas 9: Peserta didik menceritakan pengalamannya dengan
runut.
Kesimpulan Asesmen Diagnostik

Edi adalah peserta didik kelas 7 dengan


diagnosis Tunagrahita. Contoh Modul Ajar (MA) Pendidikan Khusus (CP Fase D)
Kosa kata cukup banyak, namun
pelafalan beberapa kata kurang jelas. https://s.id/HasilFinalMABInd
Ia memiliki kemampuan membaca
lancar dan menulis
Contoh Cuplikan M o d u l A j a r u n t u k k e l a s 7 F a s e A
Profil Pelajar Pancasila: Asesmen Sumatif:
● Bernalar kritis
Apakah kamu pernah membaca cerita pendek?
● Mandiri Peserta didik mampu membaca kata Aktivitas 1: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
dengan pola KV-KV, menunjukkan Aktivitas 2: Peserta didik mendengarkan pendidik membacakan
TP kata, melengkapi kata, dan cerita pendek.
• Peserta didik dapat membaca kata dengan Aktivitas 3: Peserta didik membaca kata dengan pola KV-KV
pola KV-KV pada cerita pendek dengan lafal
menceritakan pengalaman
sederhana. dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat, pada kata yang
yang jelas dan intonasi yang tepat, ditentukan pendidik dari cerita pendek.
memperhatikan volume suara saat Aktivitas 4: Peserta didik menunjukkan kata pada cerita sesuai
berbicara. dengan yang disebutkan pendidik.
• Peserta didik dapat menunjukkan kata Indikator asesmen sumatif:
pada cerita yang dibacakan. • Membaca kata dengan pola KV-KV Apa saja yang kamu ingat dari cerita tadi ?
• Peserta didik dapat melengkapi kata pada cerita pendek dengan lafal Aktivitas 5: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
sesuai dengan cerita yang dibacakan. Aktivitas 6: Pendidik membacakan lembar kerja: melengkapi kata
• Peserta didik dapat menceritakan yang jelas dan intonasi yang tepat.
sesuai dengan cerita, peserta didik menjawab secara lisan.
pengalamannya dengan pertanyaan • Menunjukkan kata pada cerita Aktivitas 7: Peserta didik mengerjakan lembar kerja: melengkapi
pemantik.
yang dibacakan kata sesuai dengan cerita secara mandiri.
• Melengkapi kata sesuai dengan
Apa pengalaman kamu yang paling menyenangkan?
cerita yang dibacakan Aktivitas 8: Peserta didik menceritakan pengalamannya dengan
• Menceritakan pengalaman dengan bantuan pertanyaan pemantik dari pendidik.
pertanyaan pemantik
Kesimpulan Asesmen Diagnostik

Melani memiliki diagnosis Tunagrahita.


Ia dapat bicara dengan jelas.
Ia masih dalam tahap membaca permulaan,
sudah mengenal huruf, tetapi belum
konsisten dalam membaca pola kata KV-KV.
6 Prinsip Asesmen

59
Prinsip Asesmen
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
prinsip asesmen pada pembelajaran paradigma
baru?

1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan
menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran

60
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

1. Asesmen merupakan bagian terpadu Asesmen merujuk pada kompetensi yang di Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan, dan
dari proses pembelajaran, fasilitasi dalamnya tercakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terpisah-pisah
pembelajaran, dan penyediaan informasi keterampilan
yang holistik, sebagai umpan balik untuk
guru, peserta didik, dan orang tua agar Asesmen dilakukan terpadu dengan pembelajaran Asesmen dilakukan terpisah dari pembelajaran
dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran Melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, Asesmen hanya dilakukan oleh pendidik.
selanjutnya melalui penilaian diri (self assessment), penilaian
antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antarteman (peer feedback).

Pemberian umpan balik dilakukan dengan Umpan balik berupa kalimat pujian yang pendek, misal
mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi bagus, keren, pintar, pandai, cerdas, dan sebagainya.
pola pikir bertumbuh dan memotivasi peserta didik. Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk perbaikan.

61
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

2. Asesmen dirancang dan dilakukan Membangun komitmen dan menyusun Berfokus pada asesmen sumatif
sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, perencanaan asesmen yang berfokus pada
dengan keleluasaan untuk menentukan asesmen formatif
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen
agar efektif mencapai tujuan Menggunakan beragam jenis, teknik, dan Tidak menggunakan instrumen penilaian atau
pembelajaran instrumen penilaian formatif dan sumatif sesuai menggunakan instrumen asesmen, namun tidak
dengan karakteristik mata pelajaran, Capaian sejalan dengan karakteristik mata pelajaran,
Pembelajaran, tujuan pembelajaran dan Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan
kebutuhan peserta didik kebutuhan peserta didik

Asesmen dilakukan dengan alokasi waktu yang Asesmen dilakukan mendadak


terencana

Mengomunikasikan kepada peserta didik tentang Jenis, teknik, dan instrumen asesmen hanya
jenis, teknik, dan instrumen penilaian yang akan dipahami oleh pendidik sehingga peserta didik
digunakan. Harapannya, peserta didik akan tidak memiliki gambaran kriteria terbaik yang dapat
berusaha mencapai kriteria yang terbaik sesuai dicapai.
dengan kemampuannya

62
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

3. Asesmen dirancang secara adil, Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan Asesmen lebih menguntungkan peserta didik karena
proporsional, valid, dan dapat dipercaya tanpa dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik latar belakang tertentu
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan keputusan Menerapkan moderasi asesmen, yaitu berkoordinasi Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
tentang langkah selanjutnya antarpendidik untuk menyamakan persepsi kriteria
sehingga tercapai prinsip keadilan

Menggunakan instrumen asesmen yang mampu Menggunakan instrumen asesmen yang tidak sesuai
mengukur capaian kompetensi dengan tepat dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran

4. Laporan kemajuan belajar dan Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah,
pencapaian peserta didik bersifat penggunaan kata atau kalimat negatif
sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat tentang Ketercapaian kompetensi dituangkan dalam bentuk angka Ketercapaian kompetensi dituangkan hanya dalam
karakter dan kompetensi yang dicapai, dan deskripsi bentuk angka
serta strategi tindak lanjut
Laporan kemajuan belajar hendaknya didasarkan pada Laporan kemajuan belajar tidak didasarkan pada
bukti dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar bukti dan pencatatan perkembangan kemajuan
peserta didik belajar atau didasarkan hanya pada bukti yang tidak
mencukupi

63
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

Laporan kemajuan belajar digunakan sebagai dasar Laporan kemajuan belajar hanya dijadikan
penerapan strategi tindak lanjut untuk pengembangan sekumpulan data atau dokumen tanpa adanya tindak
kompetensi peserta didik lanjut

5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen - Hasil asesmen hanya dijadikan data dan tidak
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, ditindaklanjuti untuk meningkatkan mutu
orang tua/wali sebagai bahan refleksi tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. mutu pembelajaran - Hasil asesmen dijadikan perbandingan antar
peserta didik

64
7 Paradigma Asesmen

65
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Asesmen Gambaran Umum

1. Penerapan pola pikir Penerapan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses
bertumbuh pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide
dalam Growth Mindset khususnya yang tergambar pada pemberian umpan balik yang menstimulasi pola pikir bertumbuh,
memberikan peserta didik kesempatan untuk melakukan evaluasi diri dan merefleksikan pembelajarannya, serta melaksanakan
moderasi dalam asesmen.

2. Keterpaduan Asesmen sebagai bagian dari pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
saling terkait. Rumusan Capaian Pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah tersebut. Pada saat pendidik melakukan
asesmen berdasarkan tujuan pembelajaran yang merupakan turunan dari Capaian Pembelajaran, maka secara langsung
keterpaduan ini terpenuhi. Dengan demikian, pendidik tidak perlu memilih asesmen berdasarkan ketiga ranah tersebut.

3. Keleluasaan dalam Pendidik memiliki keleluasaan dalam menentukan waktu pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif sesuai dengan karakteristik
menentukan waktu kompetensi pada tujuan pembelajaran. Karena alur tujuan pembelajaran yang digunakan mungkin berbeda, maka waktu
pelaksanaan asesmen pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif di setiap kelas mungkin berbeda.

4. Keleluasaan dalam Pendidik memiliki keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan teknik dan instrumen asesmen dengan
menentukan teknik mempertimbangkan: karakteristik mata pelajaran, karakteristik dan kemampuan peserta didik, Capaian Pembelajaran dan
dan instrumen tujuan pembelajaran, serta sumber daya pendukung yang tersedia.
asesmen

66
Paradigma Asesmen

No. Paradigma Gambaran Umum


Asesmen

5. Keleluasaan Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang berbeda,
menentukan kriteria oleh sebab itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan menggunakan kriteria yang
ketercapaian tujuan berbeda, baik dalam bentuk angka kuantitatif maupun data kualitatif sesuai dengan karakteristik tujuan
pembelajaran pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini disebut dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis
tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau
memberikan intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.

6. Keleluasaan dalam Mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas
mengolah hasil pembelajaran, pendidik memiliki keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen sesuai dengan kebutuhan serta
asesmen kemampuan pendidik dalam melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil asesmen.

7. Keleluasaan dalam Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan
menentukan mempertimbangkan:
kenaikan kelas ● Laporan kemajuan belajar
● Laporan pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
● Portofolio peserta didik
● Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
● Tingkat kehadiran
67
8 Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila

68
Pembelajaran berbasis projek untuk menguatkan Profil
Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada
“... perlulah anak-anak [Taman Siswa] siswa untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses
kita dekatkan hidupnya kepada penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar
perikehidupan rakyat, agar supaya dari lingkungan sekitarnya. Dalam projek penguatan ini,
mereka tidak hanya memiliki siswa memiliki kesempatan untuk mengupas dan
‘pengetahuan’ saja tentang hidup memahami tema-tema atau isu penting seperti
rakyatnya, akan tetapi juga dapat perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental,
‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian budaya, wirausaha, teknologi dll., sehingga siswa bisa
tidak hidup berpisahan dengan melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut
sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
rakyatnya.”
Tema ini dapat berubah setiap tahunnya, ditentukan
oleh pemerintah pusat (Kemdikbud) berdasarkan isu
Ki Hadjar Dewantara
yang diprioritaskan.
● Dalam penguatan karakter dan kompetensi umum (transversal atau
general competences), penting bagi siswa belajar lintas ilmu. Namun
Latar Belakang Projek demikian, pembelajaran berbasis projek ini belum menjadi kebiasaan
Penguatan Profil di kebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan
Pelajar Pancasila kebijakan pusdat.
● Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari
pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler) sebagaimana
rekomendasi kajian-kajian internasional, agar siswa memiliki lebih
banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal,
less structured, more interactive, engaged in community)
● Siswa perlu lebih peka terhadap isu-isu terkait SDGs. Mengeksplorasi
isu tersebut lebih banyak di luar mata pelajaran dalam bentuk projek
memberikan ruang lebih besar untuk mengenali, memahami, dan
mendalami isu tersebut. Diharapkan, siswa dapat menjadi warga
Indonesia dan warga dunia yang bertanggung jawab dan aktif
berkontribusi
Nasionalisme terbangun dalam diri pelajar Indonesia sebagai buah dari
perkembangan elemen sekurang-kurangnya dari 3 (tiga) dimensi: elemen
“Konsep karakter Akhlak bernegara dalam dimensi (1) Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan
yang lebih kompleks Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, kepedulian pada sesama yang
terbangun sebagai merupakan bagian dari dimensi (2) Bergotong Royong, serta dimensi (3)
hasil sintesis Berkebinekaan Global.
beberapa dimensi, Pelajar Indonesia terbangun identitas dirinya secara matang dan memiliki
sebagai contoh nilai-nilai nasionalisme yang tertanam kuat, seiring dengan terbangunnya
konsep rasa kemanusiaan. Dengan demikian, kecintaannya pada tanah air serta
nasionalisme” tekadnya untuk membela keutuhan bangsa dan Negara Indonesia
berkembang sejalan dengan kesadarannya bahwa ia adalah bagian dari
dikutip dari naskah akademik warga dunia yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan universal.
Keseimbangan identitas diri sebagai warga negara yang nasionalis dan
warga dunia yang humanis mendorong pelajar Indonesia memiliki jati diri
yang kuat dalam merepresentasikan budaya luhur bangsanya, terbuka,
inklusif, dan siap berkontribusi untuk memajukan bangsanya dan dunia.
Gaya Hidup
Berkelanjutan (SD-SMA/K) Kearifan Lokal
(SD-SMA/K)
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik
jangka pendek maupun panjang, terhadap Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
Tujuh Tema kelangsungan kehidupan di dunia maupun inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan
lingkungan sekitarnya. kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
untuk dipilih tersebut, serta perkembangannya.
sekolah - peserta didik mengembangkan kemampuan
berpikir sistem untuk memahami keterkaitan - peserta didik mempelajari bagaimana dan
aktivitas manusia dengan dampak-dampak global mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang
SD wajib memilih minimal yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan seperti yang ada, bagaimana perkembangan
2 tema per tahun. iklim. tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang
lebih besar (nasional dan internasional), serta
- peserta didik dapat dan membangun kesadaran memahami apa yang berubah dari waktu ke
SMP, SMA, dan SMK untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan waktu apa yang tetap sama.
wajib memilih minimal 3 serta mencari jalan keluar untuk masalah - peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-
lingkungan serta mempromosikan gaya hidup nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta
tema per tahun. serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil
keseharian. dan diterapkan dalam kehidupan mereka.
- peserta didik juga belajar untuk mempromosikan
Sekolah menentukan tema - peserta didik juga mempelajari potensi krisis salah satu hal yang menarik tentang budaya dan
dan mengembangkannya keberlanjutan yang terjadi di lingkungan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya.
untuk setiap sekitarnya (bencana alam akibat perubahan iklim,
krisis pangan, krisis air bersih dan lain Contoh muatan lokal:
kelas/angkatan. sebagainya), serta mengembangkan kesiapan Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung
untuk menghadapi dan memitigasinya. Naga
Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
Contoh muatan lokal:
Jakarta: situasi banjir
Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
72
Bhinneka Tunggal Bangunlah Jiwa dan Suara Demokrasi
Ika (SD-SMA/K) Raganya (SMP-SMA/K) (SMP-SMA/K)
Dalam “negara kecil” bernama
Mengenal belajar membangun dialog Membangun kesadaran dan keterampilan sekolah, sistem demokrasi dan
penuh hormat tentang keberagaman untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, pemerintahan yang diterapkan di
kelompok agama dan kepercayaan yang baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Indonesia dicoba untuk dipraktikkan,
dianut oleh masyarakat sekitar dan di - peserta didik melakukan penelitian dan termasuk namun tidak terbatas pada
Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang mendiskusikan masalah-masalah terkait proses pemilihan umum dan
dianutnya. kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta perumusan kebijakan.
- peserta didik mempelajari perspektif mengkaji fenomena perundungan (bullying) - peserta didik merefleksikan makna
berbagai agama dan kepercayaan yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam demokrasi dan memahami
tentang fenomena global misalnya lingkungan fisik maupun dunia maya, serta implementasi demokrasi serta
masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. berupaya mencari jalan keluarnya. tantangannya dalam konteks yang
- peserta didik secara kritis dan reflektif - peserta didik juga menelaah masalah-masalah berbeda, termasuk dalam organisasi
menelaah berbagai stereotip negatif yang berkaitan dengan kesehatan dan sekolah dan/atau dalam dunia kerja.
yang biasanya dilekatkan pada suatu kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu - Menggunakan kemampuan berpikir
kelompok agama, dan dampaknya narkoba, pornografi, dan kesehatan sistem, peserta didik menjelaskan
terhadap terjadinya konflik dan reproduksi. peserta didik merancang kegiatan keterkaitan antara peran individu
kekerasan. dan komitmen untuk senantiasa menjaga terhadap kelangsungan demokrasi
- Melalui projek ini, peserta didik kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta Pancasila.
mengenal dan mempromosikan budaya berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.
perdamaian dan anti kekerasan. Contoh muatan lokal:
Contoh muatan lokal: Sistem musyawarah yang dilakukan
Contoh muatan lokal: Mencari solusi untuk masalah cyber bullying masyarakat adat tertentu untuk
Menangkap isu-isu atau masalah yang marak di kalangan remaja lokal. memilih kepala desa.
keberagaman di lingkungan sekitar dan
mengeksplorasi pemecahannya.

73
Berekayasa dan Berteknologi Kewirausahaan
untuk Membangun NKRI (SD-SMA/K)
(SD-SMA/K) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut,
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk kesejahteraan masyarakat.
berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. - peserta didik kemudian merancang strategi untuk
meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam kerangka
- peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, pembangunan berkelanjutan.
berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk - Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam
berteknologi. kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk
- peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang
(engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil
spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau kegiatan mereka.
prototipe produk bidang rekayasa (engineering). - Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan
- peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk akan ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka
menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, wawasan tentang peluang masa depan, peka akan
para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang
menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional
inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek penuh integritas.
teknologi.
Contoh muatan lokal:
Contoh muatan lokal: Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat jual.
menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah.

74
Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap Tema Projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan
pembahasan tema. Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan dan
kedalaman eksplorasi tema. Jika satuan pendidikan bertujuan untuk memberikan dampak sampai pada
Merancang lingkungan di luar satuan pendidikan maka bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang
lebih lama. Di luar durasi waktu pelaksanaan projek, satuan pendidikan kembali mengatur kembali jadwal
alokasi waktu belajar mengajar seperti biasa.
projek dan
Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
dimensi Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara umum ketentuan total waktu projek adalah
sekitar 20-30% beban peserta didik per tahun adalah sebagai berikut:

Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Per Tahun

SD I-V 252 JP

SD VI 224 JP

SMP VII-VIII 360 JP

SMP IX 320 JP

SMA X 486 JP

SMA XI 216 JP

SMA XII 192 JP


75
Penentuan tema dan topik spesifik sesuai dengan
tahapan sekolah

TAHAP AWAL TAHAP LANJUTAN


TAHAP
BERKEMBANG

Tema pilihan Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema
untuk SD, atau 3 tema untuk untuk SD, atau 3 tema untuk untuk setiap kelas SD, atau 3
SMP-SMA di awal tahun SMP-SMA di awal tahun tema untuk setiap kelas
ajaran. ajaran. SMP-SMA di awal tahun
ajaran (setiap kelas dapat
memilih tema yang berbeda).

Pemberian opsi tema Sekolah menelaah isu yang Sekolah menelaah isu yang Setiap kelas menelaah isu
sama untuk semua kelas. sama untuk setiap 1-2 kelas. yang berbeda sesuai pilihan
peserta didik.

Penentuan topik Sekolah yang menentukan Sekolah mempersiapkan Peserta didik mendiskusikan
tema dan topik projek. beberapa tema dan topik tema dan topik projek dengan
projek untuk dipilih oleh bimbingan guru.
peserta didik.
76
Contoh tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk PAUD
Aku sayang bumi Aku cinta Indonesia Bermain dan bekerjasama Imajinasiku
Gaya Hidup Berkelanjutan Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Berekayasa dan Berteknologi

Mengenali dan belajar untuk merawat Mengenali, membangun rasa ingin Mengenalkan anak untuk berinteraksi Mengeksplorasi dan mengekspresikan
ciptaan Tuhan, berkreasi tahu, dan mengapresiasi keunikan dengan teman yang beragam,, pikiran dan/atau perasaannya dalam
menggunakan bahan-bahan yang tidak budaya melalui hal sederhana dalam mengenali hal-hal yang sama dan bentuk karya, serta mengapresiasi
terpakai untuk memperpanjang waktu keseharian (makanan, musik, pakaian, berbeda yang dimiliki diri dan karya dan tindakan yang dihasilkan.
gunanya, serta projek-projek kecil permainan tradisional, dll.). Mereka temannya dalam berbagai hal. Dari Mengunjungi tempat-tempat yang
yang mendorong anak untuk juga diajak untuk mengenali identitas perbedaan tersebut, anak belajar memantik imajinasi dan rasa ingin
bersyukur atas karunia lingkungan diri dan kebiasaan-kebiasaan budaya untuk menghormati orang lain yang tahu, merasakan pengalaman
alam sekitar dengan menjaga dalam keluarga, mengenali identitas berbeda dengan dirinya. Anak belajar mengunjungi tempat-tempat yang
kebersihan dan merawat lingkungan teman dan orang terdekatnya melalui memandang dari sudut pandang yang memantik rasa ingin tahu dan
alam sekitarnya. Melalui projek ini, berbagai kegiatan eksplorasi dan berbeda, bermain dan bekerja sama imajinasi, lalu meresponsnya dengan
diharapkan kesadaran anak untuk berkarya. dengan teman yang lebih beragam karya yang inovatif dan kreatif sesuai
bersikap dan berperilaku ramah sehingga anak mempraktekkan hidup dengan tahapan perkembangannya,
lingkungan sehingga kelak ia Contoh projek: Mengeksplorasi rukun dan damai. seperti membuat model atau prototipe
terdorong untuk mencari jalan keluar beragam kudapan tradisional, imajinatif.
untuk masalah lingkungan serta termasuk rasa, bentuk, tekstur, warna, Contoh projek: Menciptakan atau
mempromosikan gaya hidup serta dan karakteristik lainnya. Mempelajari memodifikasi permainan-permainan Contoh projek: anak diajak
praktik kerja yang lebih berkelanjutan bahan dan proses pembuatannya, yang bisa dilakukan secara kolaboratif mengunjungi taman bermain tematik,
serta sejarah lokal terkait kudapan untuk merayakan hari kemerdekaan. setelahnya membuat karya imajinatif
Contoh projek: Mengenalkan tersebut. Ide-ide permainan ini akan dimainkan melalui gambar atau menyusun balok
kebiasaan mengurangi dan Mengunjungi pameran budaya dan bersama dengan anak-anak di kelas dengan tema taman bermain paling
mengorganisasi sampah. Mengajarkan anak diajak mengapresiasi atau lain di sekolah atau sekitar lingkungan asyik menurut anak. Setelah itu anak
anak-anak cara konsumsi yang lebih menceritakan ulang isi pameran; baju sekolah (mengenalkan anak pada menceritakan karyanya.
efisien. Bisa juga dilanjutkan berkarya daerah, tarian tradisional dan makanan lingkungan baru di luar kesehariannya)
membuat benda fungsional dengan tradisional.
mendaur ulang barang/sampah
Contoh Kegiatan Projek Pelajar Pancasila di PAUD
Perayaan Hari Bumi Contoh lain yang dapat dikembangkan
sebagai kegiatan projek:
Berkaitan dengan tema Gaya Hidup
● Pameran hasil kreasi seni dengan
Satu minggu sebelum Hari Bumi, anak-anak menanam pohon. Mereka belajar tema Hari Merdeka sebagai perayaan
tentang proses pertumbuhan tanaman serta membiasakan diri merawat tanaman. Hari Kemerdekaan RI
Dari hari ke hari mereka memantau pertumbuhan pohonnya dan memahami ● Anak-anak, dibantu guru dan orang
bahwa proses pertumbuhan membutuhkan waktu dan perawatan. tua, membuat review buku bacaan
yang ditampilkan secara kreatif dalam
Saat Hari Bumi, guru membacakan buku “Rumah Untuk Ge”, tentang penebangan
pameran Hari Buku
hutan yang berdampak pada habitat gajah Sumatra. Anak-anak berdiskusi tentang
● PAUD di Jogjakarta menyambut
pentingnya hutan untuk mahluk hidup. Dan bagaimana pohon yang mereka
perayaan Upacara Sekaten sebagai
tanam, apabila ditebang, perlu waktu untuk dapat bertumbuh besar.
bentuk tradisi lokal menyabut Maulid
Anak-anak mengenal peralatan yang mereka gunakan sehari-hari yang merupakan Nabi
hasil hutan. Mereka belajar untuk menggunakannya secara hemat agar pohon-
pohon di hutan tidak perlu sering ditebang. Guru menempatkan peralatan
tersebut di salah satu sudut kelas sebagai pengingat bersama pentingnya merawat
hutan.
Peta Konsep Contoh Peta Konsep Kegiatan Berbasis Buku Bacaan Anak
Buku “The Very Hungry
Caterpillar” ● Menghitung
● Membandingkan
● Memasangkan Jumlah benda ● Mengelompokkan
● Mengurutkan
●Menggambar ulat
Urutan angka ●Melukis ulat
telur ●Membuat pola badan
ulat
● Mencoba ulat
membaca Kosakata:
nama-nama metamorfosis
hari Nama2 hari kepompong
● Bercerita
kegiatan per
hari Bermain di
kupu-kupu taman
mencari
Lapar dan kupu-kupu
mencari
Memperkaya makan
imajinasi Makanan ulat

Membuat cerita baru,


misalnya “The Very ● Eksplorasi buah (apel, pir,
Motorik strowbery, dsb)
Hungry Cat”
● Eksplorasi daun
● Menirukan gerakan ulat
● Mengukur jarak
9
Mengembangkan Modul Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila

80
81
Pengembangan Modul Projek

Tujuan pengembangan modul Pengembangan modul projek harus mempertimbangkan prinsip berikut:
Projek:
1. Mengacu kepada Dimensi, Elemen, dan Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
Mengembangkan perangkat ajar
yang memandu satuan 2. Berpusat Pada Peserta Didik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan
Pendidikan dan pendidik kebutuhan peserta didik, minat peserta didik, dan perkembangan sesuai fase elemen dan
melaksanakan projek penguatan sub-elemen dari dimensi Profil Pelajar Pancasila. Setiap kegiatan projek dapat mengasah
Profil Pelajar Pancasila kemampuan murid dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk
menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang diangkat dalam projek.
Pendidik memiliki kemerdekaan 3. Holistik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan tema secara utuh dan
untuk: melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
● memilih atau Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan dengan pendekatan lintas ilmu dan
memodifikasi modul konten pengetahuan secara terpadu, dengan memperhatikan koneksi yang bermakna
projek yang sudah antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti murid, pendidik, sekolah, masyarakat,
disediakan pemerintah dan realitas kehidupan sehari-hari.
untuk menyesuaikan 4. Kontekstual. Modul projek dikembangkan berdasarkan pada pengalaman nyata yang
modul projek dengan dihadapi dalam keseharian. Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat
karakteristik peserta menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
didik, atau 5. Eksploratif. Modul projek dikembangkan dengan semangat membuka ruang yang lebar
● menyusun sendiri modul bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Walaupun projek memiliki area eksplorasi
projek sesuai dengan yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan
karakteristik peserta tujuan pembelajaran, kegiatan projek dikembangkan secara sistematis dan terstruktur. 82
didik
Komponen Modul Projek
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan
pelaksanaan pembelajaran. Modul projek umumnya memiliki komponen sebagai berikut

Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Deskripsi singkat projek. ● Lembar kerja peserta didik
● Sarana dan prasarana ● Dimensi dan sub elemen dari Profil ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
● Target peserta didik Pelajar Pancasila yang berkaitan ● Glossarium
● Relevansi tema dan topik projek untuk ● Tujuan spesifik untuk fase tersebut ● Daftar pustaka
sekolah ● Alur kegiatan projek secara umum
● Asesmen
● Pertanyaan pemantik
● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul projek yang dikembangkan oleh pendidik. pendidik di satuan
pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek sesuai dengan konteks lingkungan, visi sekolah,
kesiapan sekolah dan kebutuhan belajar peserta didik.

83
Dokumen pendukung pembelajaran dan Asesmen, meliputi:

• Capaian Pembelajaran
• Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Panduan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Alur tujuan pembelajaran
• Modul ajar
• Modul Projek

dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar

https://play.google.com/store/apps/details?id=id.belajar.app

Atau pada tautan

https://linktr.ee/pembelajaranparadigmabaru

Untuk informasi lebih lanjut :

Susanti Sufyadi : 0812-9333-3604


Yogi Anggraena : 0823-4567-8219
Farah Arirani : 0812-8454-496
Sapto Aji : 0812-9286-945
84
TERIMA KASIH

85

Anda mungkin juga menyukai