Anda di halaman 1dari 175

,,

DAR2/Profesional/100/1/2022

PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN JASMANI,


OLAHRAGA DAN KESEHATAN

MODUL 1

Penulis:
Dr. Imran Akhmad, M.Pd

PPG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
2022
Judul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN
PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI
Penulis : Dr. Imran Akhmad, M.Pd
ISBN : ……………………………..
Editor : 1. Dr.Tri Rustiadi, M.Kes
2. Dr. Mugiyo Hartono, M.Pd
Penyunting : ……………………….
Desain Sampul dan
Tata Letak : Dr. Imran Akhmad, M.Pd
Penerbit : Kemendikbud, riset dan Teknologi
Redaksi : Jl……………………………

Cetak Pertama 2019


Cetak Kedua 2022
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Dilarang memperbanyak modul ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa
izin tertulis dari penerbit

ii | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmadt-Nya kami dapat menyelesaikan modul 1 yang berjudul Perkembangan
Peserta Didik dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani sesuai dengan tuntutan
dan waktu yang telah ditetapkan.
Modul ini merupakan modul cetak yang akan dipersiapkan untuk dimasukkan
ke dalam system online dengan pola pola hybrid learning, yaitu memadukan model
pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatap muka. Adapun
pokok-pokok isi modul dibagai menjadi 4 Kegiatan Belajar (KB) yaitu; (1) KB 1:
Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, (2) KB 2: Media, Sarana dan Prasarana,
Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, (3) KB 3: Persyaratan, Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, dan (4) KB 4: Regulasi Kebijakan Nasional,
Pandangan Yuridis dan Kode Etik Guru. Tujuan utama penyusunan modul ini
adalah agar para guru peserta PPG Dalam Jabatan tetap dapat mengikuti program
PPG dengan tidak meninggalkan tugas mengajar terlalu lama, guru-guru peserta
PPG dapat melaksanakan pembelajaran PPG khususnya pendalaman materi melalui
daring.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim penyelia yang sudah
membimbing dan mengarahkan selama penyusunan modul ini dilaksanakan.
Terimakasih juka disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesian modul ini. Saran dan masukan yang konstruktif guna penyempurnaan
isi modul ini terus diharapakan sebagai bekal penyempurnaan. Akhirnya penulis
berharap kiranya modul ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri bagi
peserta PPG dalam jabatan yang akan mengikuti PPG dalam jabatan.

Jakarta, 30 Juni 2022


Penulis,.
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………… iii
Daftar Isi……………………………………………………………..... iv
Daftar Gambar………………………………………………………… Vi
Daftar Tabel…………………………………………………………… vii
Kegiatan Belajar 1: Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep
Belajar serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani………………………………………………………………….. 1
A. Pendahuluan……………………………………………………….. 1
1. Deskripsi Singkat………………………………………………… 2
2. Relevansi………………………………………………………… 4
3. Petunjuk Belajar………………………………………………….. 4
B. Inti………………………………………………………………........ 6
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan…………………………….. 6
2. Pokok Materi Mata Kegiatan…………………………………… 6
3. Uraian Materi…………………………………………………… 6
4. Tugas Terstruktur/Latihan………………………………………… 43
C. Penutup 43
1. Rangkuman…………………………………..…………………… 43
2. Formatif…………………………………..………………………. 45
3. Daftar Pustaka…………………………………..………………… 47
Kegiata Belajar 2: Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan
Teknologi dan Media Informasi serta Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani…………………………………..…………………. 49
A. Pendahuluan…………………………………..……………………. 49
1. Deskripsi Singkat…………………………………..……………… 49
2. Relevansi…………………………………..………………………. 50
3. Petunjuk Belajar…………………………………..……………….. 50
B. Inti…………………………………..……………………………….. 51
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan……………………………. 51
2. Pokok Materi Mata Kegiatan…………………………………… 52
3. Uraian Materi…………………………………..…………………. 52
4. Tugas Terstruktur/Latihan…………………………………..…… 84
C. Penutup…………………………………..…………………………. 84
1. Rangkuman…………………………………..…………………… 84
2. Formatif…………………………………..………………………. 85
3. Daftar Pustaka…………………………………..………………… 87

iv | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Kegiatan Belajar 3: Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru
Pendidikan Jasmani……………………………………..………………. 88
A. Pendahuluan…………………………………..……………………. 88
1. Deskripsi Singkat…………………………………..………………. 88
2. Relevansi…………………………………..………………………. 89
3. Petunjuk Belajar…………………………………..……………….. 90
B. Inti…………………………………..………………………………… 91
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan. …………………………… 91
2. Pokok Materi Mata Kegiatan…………………………………..…. 92
3. Uraian Materi…………………………………..…………………. 92
4. Tugas Terstruktur/Latihan………………………………………… 118
C. Penutup…………………………………..………………………….. 119
1. Rangkuman…………………………………..……………………. 119
2. Formatif…………………………………..……………………….. 120
3. Daftar Pustaka…………………………………..………………… 122
Kegiatan Belajar 4: Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis
dan Kode Etik Guru…………………………………..………………….. 124
A. Pendahuluan…………………………………..…………………….. 125
1. Deskripsi Singkat…………………………………..…………… 126
2. Relevansi…………………………………..……………………… 126
3. Petunjuk Belajar…………………………………..………………. 126
B. Inti…………………………………..……………………………….. 127
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan…………………………….. 127
2. Pokok Materi Mata Kegiatan…………………………………..…. 127
3. Uraian Materi…………………………………..…………………. 127
4. Tugas Terstruktur/Latihan………………………………………… 158
C. Penutup…………………………………..……………………….. 159
1. Rangkuman…………………………………..……………………. 159
2. Formatif…………………………………..……………………….. 159
3. Daftar Pustaka…………………………………..………………… 161
Rangkuman …………………………………..………………………… 161
Tugas…………………………………..………………………………… 161
Tes Sumatif…………………………………..………………………… 167
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Perkembangan anak 0-12 tahun…………………….. 22


GAMBAR 2. Zona Perkembangan Proksimal..……………………. 30
GAMBAR 3. Skema Teori Sosial Albert Bandura………………… 36
GAMBAR 4. Pemringkatan perkembangan kognitif………………. 38
GAMBAR 5. Peringkatan teori Robert Gagne……………………… 39
GAMBAR 6. Perangkat Keras dukungan computer………………... 72
GAMBAR 7. Jenis Perangkat Lunak Komputer…………………… 75

vi | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan ……………… 7


Tabel 2 Perbedaan umum pertumbuhan dan perkembangan anak
laki dan perempuan……………………………………….. 10
Tabel 3 Efek dari Penggunaan TIK ………………………………… 76
KEGIATAN BELAJAR 1
TEORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN KONSEP BELAJAR
SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan mulai tahun 2017 telah mulai
melakukan pengembangan proses pendidikan melalui pemanfaatan IT dengan pola
pembelajaran dalam jaringan dan lokakarya (tatap Muka). Penyempurnaan terus
dilakukan sehingga untuk tahun 2018 mulai diselenggarakan pembelajaran dengan
model hybrid learning, yaitu mengkombinasikan strategi terbaik pembelajaran
tatap muka dan strategi terbaik pembelajaran dalam jaringan (daring). Strategi
pembelajaran daring, relatif berbeda dengan pembelajaran tatap muka, sehingga
setiap komponen sistem pembelajaran, seperti bahan belajar, strategi pembelajaran,
sarana dan prasarana yang diperlukan akan sangat berbeda satu sama lain. Bahan
belajar yang digunakan secara umum dan bahan belajar dalam jaringan (daring)
PPG PJOK dikembangkan dan dirancang secara khusus sebagai bahan belajar
mandiri yang akan disajikan secara cetak dan dalam jaringan (online) yang
dinamakan modul.
Adapun modul yang dikembangkan terdiri dari 4 (empat) Kegiatan Belajar yaitu:
1. Teori Perkembangan peserta didik dan konsep Belajar serta aplikasinya dalam
Pembelajaran PJOK
2. Media, sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi dan media informasi serta
aplikasinya dalam pembelajaran PJOK
3. Persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi guru PJOK
4. Regulasi kebijakan nasional, pandangan yuridis dan kode etik guru
Pembahasan tentang perkembangan peserta didik tak terlepas dari proses
pertumbuhan yang identik dengan penambangan tinggi, berat, panjang dan jumlah
dari ukuran anak. Kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan
dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 1


dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunanya. Perkembangan anak
merupakan transisi antara masa kanak-kanak menuju remaja, masa dewasa, masa
setengah baya dan masa tua. Masa remaja memiliki kematangan emosi, sosial, pisik
dan psikis. Perkembangan anak memiliki beberapa fase dimana pada masa remaja
sedikit rumit permasalahanya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam
menangani permasalahan tersebut.
Pemahaman tentang fase-fase perkembangan peserta didik membantu guru untuk
menyesuaikan materi ajar, menetapkan model pendekatan mengajar dan
merumuskan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Sebagai calon guru PJOK harus memiliki pemahaman tentang perkembangan
peserta didik agar dapat menempatkan peserta didik sebagaimana mestinya. Oleh
karenanya dalam modul PPG dalam jabatan penting untuk mendapatkan materi ajar
tentang perkembangan peserta didik, teori belajar dan implementasinya pada
pembelajaran PJOK.
Modul ini disusun dengan mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan
peserta didik dan berbagai teori belajar dan implementasinya pada proses belajar
PJOK. Modul ini dirancang untuk membantu peserta PPG dapat belajar mandiri
guna memperdalam pengetahuannya tentang perkembangan peserta didik dan teori
belajar yang diimplementasikan dalam pembelajaran PJOK. Dengan kata lain
bahwa modul ini dapat menjadi bekal para peserta PPG untuk mendalami materi
professional khususnya pada konten perkembangan peserta didik dan analisis teori
belajar yang dapat membantu guru mengimplementasikan pada pembelajaran
PJOK.
1. Deskripsi Singkat
Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu karena
kepribadian individu membentuk suatu kesatuan yang terinegrasi. Secara
sederhana aspek utama kepribadian dapat dibedakan sebagai berikut: aspek fisik
motorik, aspek intelektual, aspek sosial, aspek bahasa, aspek moral, dan aspek
keagamaan (Sukmadinata, 2009:114).

2 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Pada dasarnya manusia merupakan gabungan satu kesatuan antara fisik dan
psikis. Kecenderungan prilaku manusia hanya dapat difahami berdasarkan
kedua aspek tersebut, karena perkembangan kehidupan manusia terdiri dari
fisik dan psikis.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan diantaranya
pengaruh keturunan (hereditas) dan pengaruh dunia lingkungan dimana
seorang hidup dan dibesarkan. Perkembangan menunjukan suatu perubahan
perilaku yang disebut kematangan dalam bersikan dan bertindak. Secara umum
perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak
bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukan pada
perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat relatif tetap dan maju.
Kita dilahirkan untuk bergerak, tetapi belajar bergerak dengan terampil. Ketika
orang berlari, berjalan dengan kaki buatan, melempat bola, memukul bola tenis,
bermain piano, menari, atau mengiperasikan mesin pemotong rumput, mereka
telibat dalam kinerja sejenis perilaku manusia yang disebut keterampilan
motoric. Setiap keterampilan motorik merupakan produk dari proses akuisisi
yang panjang dan sering kali sulit. Kita dapat memperhatikan anak kecil
memperoleh keterampilan dasar duduk, berdiri, berjalan, meraih, dan
memahami bahwa memungkinkan kontrol yang semakin meningkat terhadap
lingkungan. Kita akan terpesona melihat atlet professional yang melakukan
kontrol gerakan yang menentang imajinasi. Kita akan terpesona melihat
kelihaian dokter bedah dan teknisi penjinak bom dapat mempertahankan tangan
yang dan koordinasi yang baik di bawah tekanan yang paling tinggi sekalipun.
Dan tidak jarang kita juga terpesona akan kemampuan kita sendiri untuk
menemukan cara baru dan lebih baik untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari0hari, dan ketika kita berhenti untuk berpikir, kita sering tekejut dengan
betapa efisiennya kita mampu melakukan tugas yang sebelumnya tampak
mustahil untuk dikuasi. Di sisi lain, kita akan meratapi kondisi saat kita
kehilangan koordinasi dan kontrol yang mengikuti cedera, penyakit, dan
kecacatan. Kehilangan seperti itu membantu kita menyadari betapa pentingnya
keterampilan bagi rasa kendali kita terhadap dunia di sekitar kita.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 3


Tahap perkembangan manusia memiliki fase-fase yang cukup panjang. Untuk
tujuan pengorganisasian dan pemahaman, pada umumnya perkembangan
digambarkan dalam periode-periode atau fase-fase tertentu. Bloom
menyebutkan ada empat domain terkait dengan perkembangan manusia yang
akan membantu kita untuk memahami perkembangan manusia, yaitu domain
kognitif, afektif, psikomotor, dan fisik. Domain kognitif, yang menyangkut
pengembangan intelektual manusia, telah menjadi fokus utama developmentalis
sepanjang sejarah. Domain afektif terutama berkaitan dengan aspek sosial dan
emosional dari perkembangan manusia sehingga sering kali disebut sebagai
domain sosial-emosional. Domain psikomotor terutama berkaitan dengan
perkembangan motoric manusia dan faktor mempengaruhi perkembangan
tersebut. Domain terakhir, yaitu fisik terutama berkaitan dengan perubahan fisik
yang terjadi pada manusia, seperti peningkatan tinggi dan berat badan.

2. Relevansi
Pada pembelajaran PJOK menekankan pada aktivitas jasmani yang bertujuan
untuk tujuan pendidikan. Akibatnya bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK
menekankan pada berbagai aktivitas jasmani dengan menerapkan berbagai
pola gerak dengan tujuan social, emosional, neurumuskular dan intelektual.
Pola gerak manusia dapat dilakukan secara sederhana hingga komplek.
Kompleksitas Gerakan pada pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Anak bukanlah miniature orang
dewasa yang dapat melakukan Gerakan apa saja tanpa mempertimbangkan
dampak kesalahan gerak. Kurang sesuainya isi pembelajaran PJOK dengan
karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak maka akan menimbulkan
resiko jangka panjang.
Hal ini melandasi begitu pentingnya seorang guru PJOK utuk memahami teori
pertumbuhan dan perkembangan gerak dan diharapkan dapat menerapkan teori
pertumbuhan dan perkembangan gerak anak dalam pembelajaran PJOK.

4 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Pada hari ini saudara akan mempelajari
tentang berbagai teori perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
pembelajaran PJOK. Pada pembelajaran KB ini saudara diharapkan dapat
memahami berbagai teori perkembangan peserta didik dan dapat di
implementasikan dalam pembelajaran PJOK.
Untuk dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi seluruh
isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca modul ini secara seksama
dan menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator. Selain itu
melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain
yang relevan, saudara juga diharapkan dapat menggali lebih dalam informasi
yang diberikan dalam modul ini. Untuk lebih memahami pengetahuan dan
penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk membaca dengan cermat
dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara bertahap
sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang dirancang dalam modul ini.
Artinya, saudara diharapkan untuk mencoba berkali-kali dan kemudian
membandingkan keterampilan yang dikuasai dengan kriteria yang ada dalam
setiap pembahasan.
Pada bagian lain dari modul saudara juga harus mengerjakan berbagai tugas/
latihan/ studi kasus yang disajikan sebaik-baiknya. Pengerjaan tugas/ latihan/
studi kasus didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian
diperkaya dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya.
Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, saudara harus mengerjakan evaluasi
(tes formatif) dan melakukan evaluasi akhir (tes akhir / sumatif) di akhir modul.
Dengan demikian saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi
yang disajikan secara mandiri. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran
disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut, akan tetapi saudara tidak
diperkenankan melihat dan membacanya sebelum menyelesaikan soal
evaluasi yang disediakan.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 5


B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel).

2. Pokok- Pokok Materi


Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini,
saudara dapat menjelaskan teori perkembangan peserta didik.
a. Menentukan teori perkembangan peserta didik yang diterapkan dalam
proses belajar mengajar pendidikan jasmani
b. Menganalisis konsep belajar dalam aplikasi pembelajaran pendidikan
jasmani

3. Uraian Materi
Sebagai dasar penguatan pemahaman dan memiliah serta memilih lingkup
materi yang akan saudara pelajari maka dibagi dalam beberapa pokok materi.
Adapun pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a)
Teori-teori Belajar dan implementasinya dalam pembelajaran PJOK, (b)
Pertumbuhan Peserta Didik, (c) Hakekat Perkembangan Peserta Didik, (d)
Teori-teori Belajar dan penerapannya pada pembelajaran PJOK

A. Teori Pertumbuhan dan perkembangan Peserta Didik


Santrock (2011) memberikan pendapat yang lebih mendasar, yaitu bahwa
perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan
berlanjut sepanjang rentang hidup. Disini Santrock mendefinisikan
perkembangan tidak hanya dalam konteks evolusi, tetapi juga involusi. Pada
awal kehidupan manusia yang berperan adalah evolusi, dari bayi tumbuh
menjadi kakan-kanak kemudian dewasa. Sedangkan involusi lebih berperan
pada akhir kehidupan, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat mundur,

6 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


ditandai dengan kemunduran fungsi alat-alat tubuh seperti pada system
penglihatan, pendengaran dan system gerak.

Ada dua istilah yang sering muncul dalam perkembangan peserta didik sebagai
individu ini, yaitu istilah pertumbuhan (growth) dan perkembangan
(development). Istilah pertumbuhan menyatakan perubahan-perubahan yang
bersifat fisik (kuantitatif) seperti berat dan tinggi badan, sedangkan
perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif).
Berikut perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa
aspek perbedaan seperti di terlihat pada tabel 1.

Tabel 1.
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan
Pertumbuhan merujuk kepada Perkembangan berkaitan dengan
perubahan khususnya aspek fisik organisma sebagai keseluruhan
Pertumbuhan merujuk kepada
perubahan dalam ukuran yang Perkembangan merujuk pada
menghasilkan pertumbuhan sel atau kematangan struktur dan Fungsi
peningkatan hubungan antar sel
Pertumbuhan merujuk kepada Perkembangan merujuk perubahan
perubahan kuantitatif kuantitatif dan kualitatif
Pertumbuhan tidak berlangsung Perkembangan merupakan
seumur hidup proses yang berkelanjutan
Pertumbuhan mungkin membawa Perkembangan mungkin terjadi
atau tidak membawa perkembangan tanpa pertumbuhan
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa istilah pertumbuhan
(growth) menyangkut peningkatan ukuran tubuh, sebagai hasil penyempurnaan
bagian-bagian tubuh. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat pada waktu yang normal. Sedangkan perkembangan (development)
berkaitan dengan peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja organ-organ
tubuh. Dalam proses perkembangan dikenal istilah kematangan (maturation) yaitu
peningkatan atau kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan
biologis. Setelah terjadinya kematangan, akan diikuti denga penuaan (aging) yang
merupakan proses penurunan kualitas organik yang diakibatkan karena bertambah

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 7


usia. Perkembangan bersifat psikologi dan merupakan suatu proses yang dinamis,
yang dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah
laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.

Pertumbuhan Peserta Didik


Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat pada waktu yang normal. Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran
kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula
pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada sistem
jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan
demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan
fisik. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan bersifat kuantitatif karena
berkaitan dengan ukuran, dan volume. Masganti (2012) mengemukakan
pertumbuhan dan perkembangan fisik seseorang sesuai dengan periode usia
pertumbuhan yaitu:
Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa anak-anak
awal ialah:
a. Perubahan tinggi badan. Tinggi badan anak rata-rata bertambah 3 (tiga) inci
tiap tahun. Pada usia enam tahun tinggi badan anak anak rata-rata 46,6 inci.
Kondisi memungkinkan anak untuk dapat berjalan dan berlari lebih cepat,
memanjat, melompat, meloncat, dan berjalan di atas papan titian.
b. Perubahan berat badan. Berat badan anak rata-rata bertambah tiga sampai lima
pon. Pada usia enam tahun berat badan laki-laki 49 pon dan berat badan anak
perempuan 48,5 pon. Kondisi ini memungkinkan anak dapat mengangkat,
melempar, dan menangkap benda.
c. Perbandingan tubuh. Anak usia dua sampai enam tahun cenderung berbentuk
kerucut, dengan perut rata (tidak buncit), dada yang lebih bidang dan rata,
bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus,
tangan dan kaki tumbuh lebih besar.

8 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


d. Postur tubuh. Perbedaan postur anak terlihat sejak masa anak-anak, ada yang
yang gemuk (endomorfik), kuat berotot (mesomorfik), dan ada yang kurus
(ektomorfik )
e. Tulang dan otot. Otot anak berusia enam tahun menjadi lebih besar, lebih
berat, dan lebih kuat, sehingga anak tampak lebih kurus meskpun berat
badannya bertambah. Pertambahan berat tulang dan otot memungkinkan
dapat belajar menarik garis, menulis, menggambar dan melukis dengan jari.
f. Lemak. Anak yang gemuk (endomorfik) memiliki jaringan lemak yang lebih
banyak, anak kuat berotot (mesomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih
banyak, dan anak kurus (ektomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih kecil
dan jaringan lemak yang lebih sedikit.
g. Pertumbuhan gigi. Anak-anak usia enam tahun mulai mengalami pergantian
gigi susu.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak perempuan meliputi: (a)


Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan
menjadi panjang), (b) Pertumbuhan payudara, (c) Pembesaran pinggul, (d)
Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan. (e) Mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya. (f) Bulu
kemaluan menjadi keriting. (g) Menstruasi atau haid. (h) Tumbuh bulu ketiak.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak laki-laki meliputi: (a)
Pertumbuhan tulang-tulang. (b) Testis (buah pelir) membesar. (c) Tumbuh bulu
kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap. (d) Awal perubahan suara. (e)
Ejakulasi (keluarnya air mani). (f) Bulu kemaluan menjadi keriting. (g)
Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya. -
Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot). (h) Tumbuh bulu
ketiak. (i) Akhir perubahan suara. (j) Rambut-rambut di wajah bertambah tebal
dan gelap. (k) Tumbuh bulu di dada.

Secara umum perbedaan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak laki-laki


dan perempuan adalah sebagai berikut:

Table 2.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 9


Perbedaan umum pertumbuhan dan perkembangan anak laki dan perempuan

Anak Laki-laki Anak Perempuan


Membutuhkan perhatian lebih banyak
Lebih Mandiri
Perkembangan fisik lebih lambat Secara fisik lebih matang
Syaraf antara belahan otak kanan dan
Syaraf antara belahan otak kanan dan
kiri dari anak laki terhubung lebih lama
kiri dari anak perempuan terhubung
dan berkembang lebih lambat. lebih awal dan berkembang lebih kuat.
Perkembangan otak anak laki-laki juga
Perkembangan otak anak perempuan
lebih lambat di daerah yang bernama
juga lebih cepat di daerah yang
frontal lobes (otak depan) sehingga
bernama frontal lobes (otak depan)
anak laki-laki lebih “liar” dari anak
sehingga anak perempuan lebih cepat
perempuan menerima aturan dibandingkan anak
laki-laki.
Lebih menyukai permaina dinamis Lebih menyukai permainan tenang
Lebih tenang
Lebih agresif Lebih tenang
Kurang peka terhadap rasa sakit Lebih peka terhadap rasa

Kemampuan fisik berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan


dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan
otak. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara dramatis atau sering disebut
dengan (growth spurt) yaitu percepatan pertumbuhan, dimana terjadi perubahan
dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik (Zigler &
Stevenson, 1993), baik pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan dalam
proporsi dan bentuk tubuh, maupun pencapaian kematangan seksual (Papalia, Old
& Feldman, 2008).

Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua
kategori, yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat
eksternalfisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu:
perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternal.

Perubahan Internal
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja
dan tidak tampak dari luar dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Adapun

10 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


perubahan tersebut, di antaranya adalah: (1) Sistem Pencernaan, (2) Sistem
Peredaran Darah, (3) Sistem Pernafasan (4) Sistem Endokrin, (5) Jaringan Tubuh
Perubahan Eksternal
Perubahan eksternal merupakan perubahan-perubahan pada tubuh remaja dimana
perubahan tersebut dapat diamati. Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah:
(1) inggi Badan (2) Berat Badan, (3) Proporsi Tubuh, (4) Organ Seks, (5) Ciri-ciri
Seks Sekunder

B. Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan peserta didik bertujuan untuk mengembangkan kemampuan


mahasiswa memahami hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
mulai sejak usia dini, sekolah dasar, menengah dan dewasa. Menurut Desmita
(2011), pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang
lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan
menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
a. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Proses perkembangan manusia dimulai sejak dalam rahim. Sejak terjadi
proses di dalam rahim hingga ajal tiba, manusia tidak pernah dalam keadaan
statis, namun selalu berubah dan mengalami perubahan. Perubahan tersebut
bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak dan selanjutnya mengalami
kemunduran. Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri
perubahan yang mencolok, yaitu:
1. Perubahan fisik :
a. Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya
misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya.
b. Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara
kepala dan tubuh pada seorang anak
2. Perubahan mental :
a. Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi,
sosial, dan imajinasi.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 11


b. Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-
ciri sikap sosial yang baru, misalnya egosentris yang hilang berganti
dengan sikap prososial

Dalam proses kehidupan manusia dalam proses perkembangan pada


umumnya mengikuti prinsip seperti yang dinyatak Hurlock (1980) ada
sembilan, yaitu:
1. Sikap kritis sebagai dasar-dasar permulaan
Sikap kritis merupakan prinsip pertama dalam perkembangan yang
terjadi pada tahun-tahun prasekolah. Pada usia ini diletakkan struktur
perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap
anak pada masa selanjutnya. Perubahan cenderung terjadi apabila orang-
orang di sekitar anak memperlakukan anak dengan baik dan mendorong
anak lebih bebas mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong
anak tumbuh dan berkembang.
2. Peran kematangan dan belajar
Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar.
Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah
ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya
dalam fungsi yang telah diwariskan yang disebut phylogenetik
(merangkak, duduk, dan berjalan). Belajar adalah perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak-anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan
(phylogenetik). Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat
dilihat dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis,
mengemudi atau bentuk keterampilan lainnya yang merupakan hasil
pelatihan.
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan.
Misalnya perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah
perkembangan (cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke
seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam s

12 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


berbedatruktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala
kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua perkembangan
menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh
(proximodistal).
4. Semua individu berbeda
Setiap individu akan mengalami perkembangan yang meskipun pada
anak kembar. Karena perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda
maka terbentuk individualitas. Walaupun pola perkembangan sama bagi
semua anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan
dengan cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang
dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak
dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi
penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki
unsur biologis dan genetik yang berbeda, dan juga faktor lingkungan
anak yang bebrbeda. Meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda
tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan
tertentu. Seorang anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan
cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak
tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap
individu mengindikasikan agar guru, orang tua, atau pengasuh untuk
menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan
yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Pendidikan
yang diberikan harus bersifat perseorangan, meskipun dilakukan secara
klasikal atau kelompok.
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini
berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak
mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap
berikutnya. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun
terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan. Pada anak
yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 13


yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada
perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam
perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata-
rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat.
Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju tanggapan yang
lebih khusus. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak secara
umum akan merespon dengan rasa takut pada suatu hal yang baru namun
selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru
tersebut. Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak
dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai
kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan
perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan
mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan
menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa
remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode
perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko


Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat
menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya
ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis,
dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar
artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat
dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang
buruk atau ketidakmatangan. Peringatan awal adanya hambatan atau
berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena
memungkinkan pengasuh(orangtua, guru, atau pengasuh lainnya) untuk
segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.
7. Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada
bantuanberbentuk sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya

14 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


semakin rajin orangtua berbicara dengan anaknya semakin cepat anak-
anak belajar berbicara. Pengalaman penulis dengan seorang anak yang
malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak berusia 5 (lima) tahun
tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau menanyakan
nama-nama benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak
anak tersebut mulai senang berbicara.
8. Perkembangan dipengaruhi Perubahan Budaya
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak
yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan permainan yang
pantas terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh
terhadap perkembangan. Anak perempuan akan memilih mainan yang
lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan
fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk
tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi
lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan.
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap
perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau
masyarakat akan berbahagia. Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah
pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum bisa berjalan,
maka akan membuat gelisah orang-orang di sekitarnya
Menurut Crain (2007 dalam Masganti 2012) ada 14 teori perkembangan
yang dikemukakan ahli psikologi perkembangan yaitu:
enviromentalisme, naturalisme, etologis, komparatif dan organismik,
perkembangan kognitif, perkembangan moral, pengondisian klasik,
pengondisian operan, pemodelan, sosial-historis, psikonalitik, psiko-
sosial, perkembangan bahasa, dan humanistik
(https://www.desbud.id/2022/03/teori-teori-perkembangan.html).
1) Environmentalisme
Teori enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh
lingkungan. Teori ini dikemukakan filsuf Inggris Jhon Locke yang

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 15


terkenal dengan istilah tabularasa (meja lilin putih). Locke mengakui
kalau individu memiliki temperamen yang berbeda, namun secara
keseluruhan, lingkunganlah yang membentuk jiwa (Crain, 2007: 6-
7). Pada saat jiwa dalam kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-
anak mudah dididik menurut kemauan pendidiknya. Lingkungan
membentuk jiwa anak-anak melalui proses asiosiasi (dua gagasan
selalu muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatu berkali-
kali), imitasi (peniruan), serta reward and punishment (penghargaan
dan hukuman) (http://susansalsabila.blogspot.com/2017/12/teori-
perkemangan-perspektif.html).
2) Naturalisme
Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan cara
caranya sendiri melihat, berpikir, dan merasa. Alam seperti guru
yangmendorong anak mengembangkan kemampuan berbeda-beda
ditingkat pertumbuhan yang berbeda. Teori ini dikemukakan Jean
Jecques Rousseau. Dengan belajar dari alam anak-anak mungkin
berubah mungkin tidak, tetapi anak tetap saja sebagai pribadi yang
utuh dan kuat.
3) Etologis
Etologis adalah studi tentang tingkah laku manusia dan hewan dalam
konteks evolusi. Teori etologis dikemukakan antara lain Darwin,
Lorenz Tindbergen, dan Bowlby. Charles Darwin
menyatakanbahwa perkembangan manusia ditentukan oleh seleksi
alam. Seleksi alam tidak hanya terjadi pada fisik seperti warna kulit,
namun jugapada beragam tingkah laku. Konrad Lorenz dan
NikoTindbergen menyatakan insting ikut berkembang karena
menjadi adaptif dalam lingkungan tertentu dan insting memerlukan
lingkungan yang tepat untuk berkembang dengan benar (Crain,
2007:64). Jhon Bowlby menyatakan bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh lingkungan yang diadaptasinya. Untuk
mendapatkan perlindungan, anak-anak harus mengembangkan

16 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


tingkah laku kemelekatan (attachment) yaitu sinyal yang
mempromosikan dan mempertahankan kedekatan anak dengan
pengasuhnya (https://dosenpsikologi.com/teori-etologi-dalam-
psikologi-perkembangan).
4) Komparatif dan organismic
Teori komparatif dan organismik dikemukakan Heinz Werner yang
menyatakan bahwa perkembangan tidak sekedar mengacu kepada
peningkatan ukuran, tetapi perkembangan juga mencakup perubahan
perubahan di dalam struktur yang dapat didefinisikan menurut prinsip
ontogenik. Werner menyatakan bahwa bapan pun perkembangan
berlangsung, dia melangkah maju dari kondisi yang relatif tidak
memiliki banyak perbedaan menuju kondisi yang perbedaan dan
integrasi herarkhisnya semakin tinggi. Pernyataan ini menunjukkan
perkembangan harus dipelajari dari sisi aktivitas yang muncul di
permukaan dan aspek kejiwaan organisme pelakunya. Di samping itu
prinsip ontogenik harus merupakan dasar perbandingan pola-pola
perkembangan di beragam wilayah, spesies, dan kondisi patologis
yang berbeda (https://pdfcoffee.com/qdownload/teori-organismik-
werner-pdf-free.html).
5) Perkembangan kognitif
Teori ini digagas Jean Piaget yang menyatakan bahwa tahapan
berpikir manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget
mencatat bahwa seorang anak berperan aktif dalam memperoleh
pengetahuan tentang dunia. Tahap berpikir manusia menurut Piaget
bersifat biologis. Melalui penelitiannya Piaget menemukan bahwa
anak-anak melewati tahap-tahap perkembangan kognitif dengan
urutanyang tidak pernah berubah dengan keteraturan yang sama
(Crain, 2007) (https://www.neliti.com/publications/235758/teori-
perkembangan-kognitif-jean-piaget).

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 17


6) Perkembangan moral
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg.
Kohlberg melakukan penelitian dengan mengadakan tes kepada 75
orang anak laki-laki yang berusia antara 10 hingga 16tahun. Tes
tersebut berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang dikaitkandengan
serangkaian cerita di mana tokoh-tokohnya menghadapi dilema
moral. Misalnya seorang suami yang harus mencuri obat daritoko
obat untuk istrinya yang sakit, karena tidak tidak memiliki uangyang
cukup untuk membeli obat tersebut (Kohlberg, 1995: 68).
Berdasarkan penalaran-penalaran yang diberikan oleh responden
dalam merespon dilema moral yang dihadapinya, Kohlberg
percayabahwa ada tiga tingkat perkembangan moral yang masing-
masing ditandai dua tahap. Konsep kunci untuk memahami
perkembangan moral menurut Kohlberg adalah internalisasi, yaitu
perubahan perkembangandari perilaku yang dikendalikan secara
eksternal menjadi perilakuyang dikendalikan secara internal
(Moshman, 2005: 74)
(https://id.wikipedia.org/wiki/Tahap_perkembangan_moral_Kohlb
erg).
7) Pengondisian klasik
Teori pengondisian klasik dikemukakan oleh Ivan Pavlov yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia berasal prinsip stimulus
dan respon. Melalui eksprimennya Pavlov menemukan bahwa
pengondisian dapat menimbulkan respon-respon bawaan terjadi
secara spontan melalui latihan berulang-ulang
(https://www.psikologihore.com/teori-classical-conditioning/).
8) Pengondisian Operan
Pengondisian operan dikemukakan Skinner dengan menggunakan
kotak “Skinner Box.” Di dalam kotak Skinner mencobakan
perkembangan pengetahuan latihan yang disertai dengan reward
dan punishment

18 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


(https://tepenr06.wordpress.com/2011/11/09/teori-kondisioning-
operan-b-f-skinner/).

9) Pemodelan
Teori pemodelan dikemukakan Albert Bandura yang menyatakan
bahwaperkembangan manusia merupakan hasil interaksiantara
faktor heriditas dan lingkungan
(http://moveon.psikologiup45.com/2017/12/modelling-teori-
albert-bandura.html).
10) Sosial-Historis
Teori sosial-historis dikemukakan Lev Vigotsky yang
berpandangan bahwa konteks sosial merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar seorang anak. Pengalaman interaksi
sosial ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan
berfikir anak. Interaksi antara anak dengan lingkungan sosialnya
akan menciptakan bentuk-bentuk aktivitas mental yang tinggi
(https://tirto.id/teori-belajar-sosial-menurut-vygotsky-zona-
perkembangan-proksimal-gjal).
11) Psikoanalitik
Teori Psikoanalisa digagas oleh Sigmund Frued yang
menekankan pada pentingnya peristiwa dan pengalaman
pengalaman yang dialami anak khususnya situasi kekacauan
mental. Menurut Frued perkembangan seseorang digambarkan
sebagai sejumlah tahapan psikoseksual yang digambarkan pada
tahapan-tahapan: tahap oral, tahap anal, tahap phallic, tahap laten,
dan genital (Santrock, 1995:22). Setiap tahapan tersebut
berkaitan dengan kepuasan libido seksual yang dapat memainkan
peranan pada kepribadian seseorang ketika dia dewasa
(https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-
perkembangan-psikoanalisis-sigmund-freud/).

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 19


12. Psiko-sosial
Teori ini digagas Erik Erikson yang menyatakan bahwa
perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia. Erikson
meyakini bahwa setiap tahap perkembangan berfokus pada
upaya penanggulangan konflik. Kesuksesan atau kegagalan
menangani konflik dapat berpengaruh pada setiap tahap
perkembangan
(https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-
perkembangan-psikososial-erik-erikson/).
13. Perkembangan bahasa
Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky yang
menyatakan kemampuan berbahasa adalah bawaan manusia yang
tidak dimiliki makhluk lain. Kemampuan berbahasa telah dibawa
manusia sejak lahir
(http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/teori-
perkembangan-bahasa-anak.html).
14. Humanistik.
Penggagas aliran humanistik adalah Abraham Maslow yang
menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia
ditentukan oleh hakikat batin yang esensial dan biologis. Inti
batin manusia mendorongnya untuk mencapai perealisasian
kemanusiaanya seutuhnya. Pada sejumlah orang yang melakukan
aktualisasi diri, mereka cenderung merdeka dari tekanan budaya,
dan tetap mempertahankan kapasitas untuk memandang dunia
secara spontan, segar, dan lugu seperti anak. Dengan kata lain
Maslow menyatakan hanya manusiayang merdeka dari tekanan
budaya yang dapat mencapai kesempurnaan perkembangannya
(https://123dok.com/article/teori-humanistik-teori-teori-
perkembangan.y6j2m7gq.

20 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


b. Tahap-Tahap Perkembangan
Tahap-tahap perkembangan manusia menurut para psikolgi berbeda-beda
tergantung pandangan mereka tentang teori perkembangan. Rousseau (Crain,
2007. Dalam Masganti 2012) membagi tahap perkembangan manusia menjadi
empat tahap, yaitu:
a. Masa Bayi (usia dari nol sampai dua tahun).
Bayi mengalami dunia langsung lewat indranya. Mereka tidak mengetahui
ide atau pemikiran apapun, mereka hanya merasakan panas, dingin, enak
atau sakit. Mereka menggunakan gramatika sendiri ketika berkomunikasi
dengan orang dewasa. Mereka memperbaiki pengertian mereka sendiri
meskipun orang lain tidak memperbaikinya.
b. Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai dua belas tahun)
Masa ini dimulai ketika anak mulai memiliki independensi baru. Mereka
sudah bisa berjalan, berbicara, makan sendiri, dan berlari ke sana kemari.
Anak masih melekat pada hal-hal yang konkrit. Mereka belum mampu
memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Pemikiran mereka masih terbatas
pada hal-hal yang bersifat pra operasional dan operasional konkrit.
c. Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas tahun)
Masa ini transisi masa anak ke masa dewasa. Anak berada pada tahap
prasosial, di mana anak hanya memperhatikan apa yang berguna bagi
dirinya sedikit saja dari mereka yang memiliki kepedulian terhadap menjaga
hubungan dengan orang lain.
d. Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
Pada masa ini anak mulai merasa malu berhadapan dengan lawan jenis
karena kesadarannya terhadap perasaan seksual yang mulai meningkat.
Mereka lebih membutuhkan orang lain. Kognitif mereka juga berkembang.
Mereka mulai memahami konsep-konsep yang abstak.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 21


Gambar. 1 perkembangan anak 0-12 tahun56,

Secara umum bahwa tahap perkembangan manusia dapat dibagi sebagai


berikut:
a. Periode Pranatal Periode pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan
(konsepsi) sampai anak terlahir ke dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan
dan perkembangan fisik dan psikhis yang sangat pen, ting bagi seorang
anak. Jenis kelamin anak dan bentuk fisik telah ditentukan sejak anak berada
dalam kandungan.
b. Awal Masa Kanak-Kanak Pada umumnya orang berpendapat bahwa
masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang
kehidupan (saat di mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada
orang lain). Seorang anak sering berpikir dan menganggap bahwa awal
masa kanak-kanak (young children) ini seakan-akan tidak ada akhirnya
ketika mereka sudah tidak sabar menunggu saat yang didambakan yakni
pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan
“orang-orang dewasa.” Selama periode yang panjang ini (secara kasar
sebelas tahun pada wanita dan dua belas tahun pada pria) terjadilah sejumlah
perubahan yang mencolok baik secara fisik maupun psikologis.
c. Akhir Masa Kanak-Kanak
Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun
sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan

22 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


akhirnya, akhir masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Permulaan akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke
kelas satu sekolah dasar, hal yang wajib untuk anak berusia enam tahun di
Amerika. Pada beberapa anak, proses ini merupakan perubahan besar dalam
pola kehidupan sang anak, dan juga bagi anak yang pernah mengalami
pembelajaran di situasi prasekolah selama setahun.
Tuntutan yang berat pada anak untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri
dengan harapan baru saat masuk sekolah, banyak anak berada dalam
keadaan tidak seimbang, dalam artian anak mengalami gangguan emosional
yang dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap dan perilakunya.
Selama setahun dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan
fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam
sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak
mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa
remaja.
d. Masa Puber
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak
berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti
diterangkan oleh Root, “Masa puber adalah suatu tahap dalam
perkembangan di mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai
kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan
dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.
Sebagian besar orang-orang primitif selama berabad-abad mengenal masa
puber sebagai masa yang penting dalam rentang kehidupan setiap orang.
Mereka sudah terbiasa mengamati berbagai macam upacara sehubungan
dengan kenyataan bahwa dengan terjadinya perubahan-perubahan tubuh,
anak yang melangkah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Yang lebih penting adalah penekanan Aristoteles pada perubahan-
perubahan perilaku. Ia menguraikan bahwa anak perempuan yang sedang

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 23


puber mudah marah, penuh gairah, sangat rajin, dan selalu memerlukan
pengawasan karena berkambangnya dorongan-dorongan seksual.
e. Masa Remaja
Masa remaja memiliki makna yang luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik. Jika ditinjau dari sisi psikologis maka usia
remaja adalah masa dimana anak mulai menyesuaikan serta menerapkan
kehidupan yang dilakukan oleh seseorang yang sudah dewasa, di usia ini
seorang anak sudah merasa bahwa ia sudah berada ditingkatan yang sama
dengan orang dewasa atau orang yang lebih tua darinya dalam hal-hal sosial
atau hak-hak yang berlaku dimasyarakat.
Pada umumnya seorang anak sudah memasuki masa remaja adalah ketika
anak secara seksual menjadi matang dan masa ini akan berakhir saat sudah
mencapai usia matang secara hukum (ketentuan yang berlaku
dimasyarakat). Namun, penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan
nilai-nilai sepanjang masa remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap
perubahan terjadi lebih cepat pada masa awal remaja daripada tahap akhir
masa remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai
pada awal masa remaja berbeda dengan pada akhir masa remaja. Dengan
demikian secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal
masa remaja dan akhir masa remaja.
Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan,
maka laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat,
meskipun pada usia delapan belas tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti
halnya anak perempuan. Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang
matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan
adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki
cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang,
yang sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia tiga belas tahun sampai
enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia
16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara

24 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


hukum. Jadi periode akhir pada masa remaja berlangsung cukup singkat,
hanya berlangsung selama satu atau dua tahun saja.
f. Masa Dewasa Dini
Setiap kebudayaan membuat perbedaan usia kapan seseorang mencapai
status dewasa secara resmi. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status
ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir selesai
dan apabila organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi.
Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi
dianggap dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sekarang, usia 18
tahun merupakan usia di mana seseorang dianggap dewasa secara sah.
Dengan meningkatnya lamanya hidup atau panjangnya usia rata-rata orang
maka masa dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama dalam
rentang hidup.
Selama masa dewasa yang panjang ini, perubahan-perubahan fisik dan
psikologis terjadi pada waktu-waktu yang dapat diramalkan seperti masa
kanak-kanak dan masa remaja, yang juga mencakup periode cukup lama
(saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan psikologis tertentu, masa
dewasa biasanya dibagi berdasarkan periode yang menunjuk) pada
perubahan-perubahan tersebut, bersama dengan, masalah-masalah
penyesuaian diri dan tekanan-tekanan berdaya serta harapan-harapan yang
timbul akibat perubahan-perubahan tersebut.
g. Masa Dewasa Madya
Lazimnya masa dewasa madya ini berlangsung jika seseorang sudah
menginjak usia 40 tahun dan berakhir sampai ia berusia 60 tahun. Masa
tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani
dan mental. Pada umumnya seseorang akan mengalami penurunan dalam
kekuatan fisiknya ketika ia sudah memasuki usia 60 tahun, dan hal serupa
juga terjadi dengan kekuatan daya ingatnya (mereka akan mudah merasakan
lelah jika melakukan pekerjaan berat dan akan sering mengalami lupa).
Meskipun sekarang ini mungkin banyak orang yang mengalami tanda-tanda
tersebut lebih lambat dari usia 60 tahun, akan tetapi ciri-cirinya tetap dapat

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 25


ditemukan meski tidak terlalu nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk
pensiun pada usia 60 tahun sengaja ataupun tidak sengaja usia 60 tahun
dianggap sebagai garis batas antara usia madya dengan usia lanjut, jadi
batasnya bukan usia 65 tahun.
Oleh karena usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang
kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi ke dalam dua sub
bagian, yaitu:
• Usia madya dini yang membentang dari usia 40 sampai 50 tahun dan
• Usia madya lanjut yang berbentang antara usia 50 sampai 60
tahun. Selama usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis yang
pertama kali mulai selama 40-an awal menjadi lebih kelihatan.

h. Masa Dewasa Lanjut (Usia Lanjut)


Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang sudah dialami. Ia sering melihat
masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan, dan cenderung ingin hidup
mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin.
Usia 60 biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia
lanjut. Akan tetapi orang sering menyadari bahwa usia kronologis merupakan
kriteria yang bagus dalam menandai pemulaan usia lanjut karena terdapat
perbedaan tertentu di antara individu-individu dalam usia pada saat mana usia
lanjut mereka mulai.
Karena kondisi kehidupan dan perawatan yang lebih baik, kebanyakan pria dan
wanita zaman sekarang tidak menunjukkan tanda-tanda ketuaan mental dan
fisiknya sampai awal 70 tahun. Karena alasan tersebut, ada kecenderungan yang
meningkat untuk menggunakkan usia 65 sebagai usia pensiun dalam berbagai
urusan, sebagai tanda mulainya usia lanjut.
Tahap berakhir dalam rentang kehidupan sering dibagi menjadi usia lanjut dini,
yang berkisar antara usia 60 sampai 70 tahun dan usia lanjut yang mulai pada usia
70 tahun sampai akhir kehidupan seseorang.
Orang dalam usia 60-an biasanya digolongkan dalam usia tua, yang berarti antara
sedikit lebih tua atau setelah usia madya dan usia lanjut setelah mereka mencapai

26 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


usia 70 tahun, yang menurut standar beberapa kamus berarti makin lanjut usia
seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan kejayaan masa mudanya.

C. Karakterisitik Individual Peserta Didik


Secara umum tidak ada manusia yang sama bentuk fisik dan psikisnyanya,
demikian juga halnya dengan peserta didi. Mereka berbeda-beda dalam tinggi
badan, berat badan, bentuk muka, warna kulit, dan lain sebagainya, termasuk
karakter anak. Oleh sebab itu pemahaman terhadapperbedaan fisik dan psikis
peserta didik perlu dipelajari oleh-oleh orang yang berilmu pengetahuan,
termasuk para guru.
1. Karakteristik fisik
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada seseorang merupakan gejala
primer, yang terjadi sejak anak lahir sampai usia lanjut. Pertumbuhan
fisikseperti; ukuran tubuh (berat dan tinggi badan), perubahan proporsi
tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin
kedua (sekunder), sampai penurunan kondisi fisik pada usia dewasa dan
usia lanjut.
2. Perbedaan Intelegensi
Manusia hakekatnya dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang
berbeda. Perbedaan kecerdasan dalam diketahui para psikolog dengan
menguji perbendaharaan kata, ketelitian, ketahanan kerja, dan kekuatan
persepsi. Tes-tes kecerdasan dikembangkan untuk mengetahui perbedaan
kecerdasan pada tiap-tiap individu. Inteligensi atau kecerdasan sering
diasosiasikan dengan kecerdikan, kemengertian, kemampuan untuk
berpikir, kemampuan untuk menguasai sesuatu, kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan situasi atau lingkungan tertentu, dan
sebagainya.
Howard Gardner mulai menggagas teori multiple intelligences (kecerdasan
jamak) dengan menulis buku yang berjudul Frames of Mind pada tahun
1983. Howard Gardner menyatakan ada delapan kecerdasan manusia
yaitu: (1) Kecerdasan verbal (linguistic), (2) Kecerdasan matematika
(logical mathematical), (3) Kecerdasan spasial (visual), (4) Kecerdasan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 27


tubuh-kinestetik (bodily and kinesthetic) (5) Kecerdasan music (musical),
(6) Kecerdasan sosial (intrapersonal), (7) Kecerdasan diri (interpersonal),
(8) Kecerdasan alam (naturalistic) (Campbell, 1999).
D. Perkembangan Kognitif, Psikis dan Sosial
1. Karakteristik Perkembangan Kognitif
Masalah kognisi manusia, selalu berkaitan dengan kecerdasan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Satu hal yang membedakan antara manusia dengan
mahluk lain adalah kemampuan berfikir yang dimilikinya. Binatang misalnya
hanya memiliki naluri (instink) sebagai pendorong tingkah lakunya, sedangkan
manusia mampu mengunakan akal pikirannya. Kemampuan berpikir tersebut
tercakup dalam aspek kognitif yang sering disebut kecerdasan atau inteligensi
(intelligence).

Kecerdasan dapat diukur melalui tes kecerdasan. Orang pertama yang


melakukan tes tersebut adalah Binet yang mengukur fungsi kognitif, ketajaman
bayangan, lama dan kualitas pemusatan perhatian, ingatan, penilaian estetis dan
moral, pemikiran logis dan pengertian logis mengenai bahasa. Tes tersebut
kemudian disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga kemudian dikenal
dengan istilah tes inteligensi Binet-Simon. Hasil tes inteligensi disebut
denganIntelligency Quotient (IQ), yang menunjukkan tingkat inteligensi
seseorang. Sekor IQ didapatkan dengan menghitung umur mental (Mental
Age/MA) dibagi umur kronologis (Cronological Age/CA) kemudian dikalikan
100 %, sehingga rumusnya sebagai berikut: IQ = MA/CA x 100%.

Bloom dkk (1964) mengadakan penelitian secara longitudinal terhadap anak


sampai berusia 17 tahun. Hasilnya bahwa sampai usia 1 tahun kecerdasan
berkembang sampai 20 %, usia 4 tahun berkembang sampai 50 %, usia 8 tahun
berkembang 80 %, usia 13 tahun berkembang 92 % dan usia 13 tahun ke atas
tinggal penyempurnaan. Laju perkembangan tersebut relatif stabil dan
proporsional. Melalui studi yang intensif dan dengan menggunakan pendekatan
longitudinal.

28 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Jean Piaget selama tahun 1920 sampai 1964 melakukan penelitian yang
hasilnya menyimpulkan bahwa, perkembangan kognitif bersifat tahapan, urutan
tahapan berlaku secara universal tapi batasan waktu berbeda-beda tergantung
budaya, dimana anak adalah lone scientist: kognitifnya berkembang apabila
anak dibiarkan bereksperimen sendiri/memanipulasi benda secara langsung.
Interaksi dengan teman sebaya lebih bermanfaat dibanding interaksi dengan
orang dewasa. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perkembangan kognitif
manusia terdiri dari 4 tahap, yang selanjutnya dikenal dengan tahapan
perkembangan kognitif.
Teori lain yang mencoba mengungkap tentang perkembangan kognisi
dikemukakan oleh Vygotsky, yang mengatakan bahwa perkembangan mental
anak tergantung pada proses sosialnya, yaitu bagaimana anak berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial yang menguntungkan anak
adalah orang dewasa atau anak yang lebih mampu yang dapat memberi
penjelasan tentang segala sesuatu sesuai dengan nilai kebudayaan. Sebagai
contoh, bila anak menunjuk suatu objek, maka orang dewasa tidak hanya
menjelaskan tentang objek tersebut, namun juga bagaimana anak harus
berperilaku terhadap objek tersebut. Vygotsky membedakan proses mental
menjadi dua yaitu:
a. Elementary: masa praverbal, yaitu: selama anak belum menguasai verbal,
pada saat itu anak berhubungan dengan lingkungan menggunakan bahasa
tubuhnya.
b. Higher: masa setelah anak dapat berbicara, Pada masa ini anak akan
berhubungan dengan lingkungan secara verbal.
Vygotsky, menggambarkan teorinya tentang kognitif sebagai berikut:

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 29


Gambar 1. Zona Perkembangan Proksimal.
“http://valmband.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjou
rnal%2Fitem.
Vygotsky juga mengemukakan konsep Scaffolding yaitu perubahan tingkat
dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang
digunakan untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi
pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai
tingkat kemampuan anak. Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD.
Vygotsky memandang anak-anak pada umumnya kaya konsep tetapi tidak
sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat
dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.

2. Karakteristik Perkembangan Psikis Peserta Didik


Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress, yaitu terjadinya pergolakan
emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara
psikis yang bervariasi. Pada masa remaja (usia 12-21 tahun) terdapat beberapa fase,
yaitu: a) Fase remaja awal (12-15 tahun), b) Fase remaja pertengahan (15-18 tahun),
dan c) Fase remaja akhir (18-21 tahun). Di antara fase-fase tersebut juga terdapat
fase pubertas (11/12-16 tahun) yang terkadang menjadi masalah tersendiri bagi
remaja dalam menghadapinya. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak
lepas dari bermacam-macam pengaruh, seperti pengaruh lingkungan tempat
tinggal, keluarga, sekolah, dan teman-teman sebaya, serta aktivitas-aktivitas yang
dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan

30 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka tertuntut untuk
menyesuaikan diri secara efektif.
Karakteristik Perkembangan Sosial Peserta Didik
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Perkembangan sosial
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: keluarga, kematangan anak, status
ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan
intelegensi.

Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh


terhadap berbagai aspek perkembangan anak termasuk perkembangan sosialnya.
Kondisi atau tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang yang
kondusif bagi sosialisasi anak. Didalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan
keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku
kehidupan anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian
anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma
dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan
diartikan oleh keluarga.

Kematangan Anak.Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk


mampu mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat
orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Disamping itu,
kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu
bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang
fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

Status Sosial Ekonomi. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau
status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan
dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya
dan memperhitungkan norma yang berlaku didalam keluarganya.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 31


Pendidikan. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan
warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa
yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan
anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan.
Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta
didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah). Kepada peserta didik
bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan
kepada norma-norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan
antarbangsa, titik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

Kapasitas Mental, Emosi dan Intelegensi. Kemampuan berfikir banyak


mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkembang bahasa
secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa
baik, pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan
dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan
memahami orang lain merupakan modal utamadalam kehidupan sosial dan hal ini
akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual

a. Teori Belajar Behaviorisme


Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata
melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang
dikuasai individu. Baiknya saudara melihat link
https://www.youtube.com/watch?v=USEYMe6ltpw untuk memahami lebih
mendalam tentang teori ini. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari
pendekatan behaviorisme ini, diantaranya:
1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

32 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan
hukum-hukum belajar, diantaranya:
Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat.
Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar
(conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang
mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons
akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang
apabila jarang atau tidak dilatih.
Implementasi teori dalam pembelajaran PJOK adalah pada permainan bola
kecil, bola kasti terlihat pada ketika siswa akan memukul bola setelah adanya
stimulus dari lemparan. Pemukul tidak akan melakukan pukulan apabola
pelempar belum nelakukan lemparan. Artinya bahwa respon hanya diberikan
pada saat bola dating ke pemukul. Dalam proses belajar mengajar, guru harus
memberikan berbagai variasi stimulus sebagai kegiatan yang merangsang
ototmatisasi. Konsentrasi dan keakuratan momen lemparan dengan bola
dengan ayunan stik.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Teori ini dikenal dengan eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor
anjing menghasilkan hukum-hukum belajar (lihat
https://senandungbiru.wordpress.com/2014/10/18/teori-classical
conditioning -ivan-pavlov/), diantaranya :
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang
dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah
satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya
akan meningkat.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 33


Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut.
Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu
didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya
akan menurun.
Implementasi teori classical conditioning dalam pembelajaran PJOK
adalah seorang guru melakukan ulangan/mencoba-coba pada passing
bola basket. Gaya mengajar latihan yang berorientasi pada pengulangan
akan menghasilkan pengalaman gerak yang melekat sehingga
menghasilkan otomatisasi gerak.
Contoh: Dulu pada saat diajar ayah berenang saya takut, karena saya
takut melihat air. Tetapi setelah beberapa kali saya mengikuti
pembelajaran renang disekolah maka saat ini saya sudah tidak takul lagi
dengan air.
3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya
terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah
diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat,
maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap
lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh
stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer
itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan
timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai
pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning. Guna
memperluas pemahaman dapat di lihat pada
https://www.bing.com/images/search?q=operant+conditioning&id=F621C3
607F69236C489972E4B5528EA8C23BD5A5&FORM=IQFRBA

34 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


4. Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah
sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori
belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura
memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas
stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri.
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu
terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation)
dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang
pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment,
seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang
perlu dilakukan.
Penerapan teori ini dalam pembelajaran adalah: Guru yang menggunakan
paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran yang sudah siap
sehingga tujuan pembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh
oleh guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh.
Bahan pelajaran disusun hierarki dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan diamati, kesalahan
dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku
yang diinginkan. Dalam pembelajaran penjas kondisi pembelajaran akan
terasa membosankan karena siswa hanya dikomando untuk melakukan
gerakan - gerakan yang baik tanpa memberikan siswa kebebasan untuk
mengeksplor kemampuannya sehingga siswa cenderung pasif dan kurang
kreatif.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 35


Gambar 2: skema Teori social Albert Bandura
Contoh: Pada saat pembelajaran PJOK dengan materi shooting ke gawang
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan shooting ke
gawang. Pada pelaksanaan guru memberikan instruksi kiranya siswa hanya
di komando untuk melakukan teknik shooting dengan menggunakan kaki
bagian dalam saja.

B. Teori Belajar Kognitif Piaget


Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor
aliran konstruktivisme [lihat: Teori Belajar Konstruktivisme]. Salah satu
sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk
memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan
perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif
individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3)
concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget
tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan
akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the

36 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


process by which a person takes material into their mind from the environment,
which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan
akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process
of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya
diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan
tilikan dari guru.Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada
peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari
dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh
karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi
lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Tahapan perkembangan kognitif berdasarkan teori piaget dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 37


PEMRINGKAT PERKEMBANGAN KOGNITIF
MENURUT JEAN PIAGET

2-7 tahun
0-2 Tahun 12 Tahun ke atas
TAHAP PRAOPERASI 7-11 Tahun
TAHAP SENSOR TAHAP OPERASI
Berfikir secara TAHAP OPERASI
MOTORIK FORMAL
simbolik untuk KONKRIT
Mengguna Deria berfikir secara
menyelesaikan Berfikir secara logis
Motor & deria yang abstrak, konsep,
masalah tidak logik & dan konkrit serta
lain untuk meninjau hipotetik & akibat
mudah diperdaya mencoba-coba
dan memahami gerak lebih lama
oleh pandangan lain
sekeliling

Gambar 3: Pemringkatan perkembangan kognitif


C. Teori Belajar Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi
dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1)
motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan
kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik. Lihat link :
https://inoerofik.files.wordpress.com/2014/11/teori-gagne.pdf. Pemringkatan
proses pembelajaran Gagne dapat dilihat di bawah ini

38 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Gambar 4. Peringkatan teori Robert Gagne

D. Teori Belajar Gestalt


Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai
“bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau
peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang
terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang
terpenting yaitu :
1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu
menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu
figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti
ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar
belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi
kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik
waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang
sebagai satu bentuk tertentu.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 39


3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan
cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang
pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan
dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang
pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan
cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan
simetris dan keteraturan; dan
6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi
kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang
penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta
didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal
keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan
unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam
proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan
makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam
kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah
dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari
peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan
proses kehidupannya.
3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons,
tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal
tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya
menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu
peserta didik dalam memahami tujuannya.

40 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi
yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan
kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam
situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan
Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian
obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian
menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang
tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok
yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-
ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila
peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu
persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan
dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru
hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-
prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

E. Aplikasi Perkembangan Motorik dan Konsep Belajar pada Pendidikan


Jasmani
Pendidikan jasmani mempunyai peran unik dibandingkan denga bidang
studi lain karena objek kajiannya adalah manusia dalam gerak, gerak
manusia sebagai fenomena, mempunyai aplikasi secara praktik, dan
merupakan proses yang sifatnya interdiciplinaries dan multidimention baik
dari rumpun ilmu eksakta maupun dari rumpun ilmu-ilmu sosial (KDI,
1988).

Susan (200) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari


pendidikan secara keseluruhan yang dalam pelaksanaanya menggunakan
media aktivitas fisik. Green dan Hardman (2005) dengan pendidikan
jasmani dapat untuk meningkatkan kebugaran, keterampilan,
pengembangan kognitif, dan afektif, demikian pula menurut Silvermen dan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 41


Ennis (2003) melalui pendidikan jasmani memungkinkan pengembagnan
secara menyeluruh baik fisik, mental, sosial, intelektual, emosional
mapupun spiritual. Osada (2010) menyatakan bahwa dengan pendidikan
asmani dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Atas dasar ini maka proses pendidikan jasmani didasaran pada kebutuhan
dan kemampuan peserta didik, mengakomodir perbedaan individu baik
secara umur, maupun jenis kelamin sebagai keunikan. Thomas, dkk (2008)
menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat membantu untuk
meningkatkan keterampilan motoric, kesehatan, kebugaran, pembentukan
watak, kepribadian, kedisiplinan dan penanaman nilai kejujuran, kerja sama
serta tanggung jawab. Himberg dkk (2003) menyatakan bahwa tujuan
pendidikan jasmani bukan hanya pada perkembangan fisik semata namun
juga pada rohani, fisik sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai tujuan
keduanya. Liukonen (2007) mengungkapkan bahwa pendidikan jasmani
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motoric, kebugaran,
pengethauan, sosial, dan keindahan. Sedangkan Marrow (2005) juga
mengungkapkan melalui pendidikan jasmani dapat membantu
menimbulkan realitas diri, membentuk tubuh yang ideal, memelihara
kebugaran, kesehatan, meningkatkan keterampilan, dan otomatisasi gerak.
Pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam menangani dan memecahkan permasalahan yang
timbul di lapangan. Kelly (2006) menyatakan bahwa melalui pendidikan
jasmani menyebabkan aliran darah menjadi lancar sehingga zat-zat yang
dibutuhkan dalam sistem saraf dan otot akan terpenuhi, dampak
terpenuhinya kebutuhan akan menjadi bugar, dengan meningkatnya
kebugaran maka daya tahan akan meningkat sehingga mudah menerima
pelajaran.

Gallahue dan Donnelly (2003) menyatakan bahwa pendidikan jasmani pada


anak sebelum jenjang pendidikan dasar dapat membantu pengontrolan
pengembangan emosional, menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan.

42 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Menurut Schmidt dan Wrisberg (2008), materi pembelajaran yang
menggunakan aktivitas jasmani sebagai sarana pendidikan harus
memperhatikan dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

4. Forum Diskusi
2. Bagaimanakah tahapan perkembangan saat proses pertumbuhan,
perkembangan, kematangan dan penuaan? ( 25)
3. Jelaskan dengan contoh apa yang dimaksud dengan Zona
Perkembangan Proksimal (ZPD) implementasinya dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. (25)
4. Mengapa guru perlu mewadahi perkembangan anak untuk
mengembangkan potensi yang ada padanya dalam medium PJOK? (25)
5. Bagaimana faktor kognitif, afektif dan psikmotor dapat mempengaruhi
perkembangan sosial anak remaja? (25)
6. Bagaimana penerapan konsep belajar Pendidikan Jasmani pada anak
dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung perkembangan
motoriknya.

C. PENUTUP
1. Rangkuman
Istilah pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik
(kuantitatif), sedangkan perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang
bersifat psikis (kualitatif). Antara fisik dan psikis ini saling berkaitan dalam
menelaah kehidupan manusia. Namun demikian kedua proses ini tidak pernah
berhenti sepanjang kehidupan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa istilah pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan ukuran tubuh,
sebagai hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh. Perkembangan
(development): merupakan peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja
organ-organ tubuh. Kematangan (maturation): merupakan peningkatan atau
kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan biologis. Penuaan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 43


(aging): merupakan proses penurunan kualitas organik yang diakibatkan karena
bertambah usia

Howard Gardner menyatakan ada delapan kecerdasan manusia yaitu:


Kecerdasan verbal (linguistic), Kecerdasan matematika (logical mathematical),
Kecerdasan spasial (visual), Kecerdasan tubuh-kinestetik (bodily and
kinesthetic), Kecerdasan music (musical), Kecerdasan sosial (intrapersonal),
Kecerdasan diri (interpersonal), dan Kecerdasan alam (naturalistic)

Secara kuantitatif inteligensi berkembang semenjak bayi masih berada dalam


kandungan. Laju perkembangannya berlangsung sangat pesat mulai usia 3
tahun sampai dengan masa remaja awal

Implikasi tahapan operasional formal dari teori Piaget pada remaja, maka
individu remaja telah memiliki kemampuan introspeksi (berpikir kritis tentang
dirinya), Berfikir logis (pertimbangan terhadap hal-hal yang penting dan
mengambil kesimpulan), Berfikir berdasar hipotesis (adanya pengujian
hipotesis), Menggunakan simbol-simbol, Berfikir yang tidak kaku/fleksibel
berdasarkan kepentingan. Sehingga atas dasar tahap perkembangan tersebut
maka ciri berfikir remaja adalah idealisme, cenderung pada lingkungan
sosialnya, egosentris hipocrsty (hipokrit: kepura-puraan) dan kesadaran diri
akan konformis.

Teori belajar behaviorisme meruapakan salah satu aliran psikologi yang


memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan
aspek-aspek mental.

Classical Conditioning merupakan teori belajar yang diungkapkan oleh Pavlov


yang menghasilkan hokum-hukum belajar seperti law of Respondent
Conditioning, Law of Respondent Extinction.

Operant Conditioning merupakan teori belajar yang diungkapkan B. F Skinner


menghasilkan hokum belajar, seperti Law of operant conditioning, Law of
operant extinction.

44 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Social Learning atau disebut juga observasional learning yang diungkapkan
oleh Albert bandura adalah sebuah teroi yang relative masih baru dibandingkan
dengan teori-teori belajar lainnya. Teori ini memandang perilaku individu tidak
semata-mata reflex ototmatis atas stimulus (S-R bond) melainkan juga akibat
reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema
kognitif individu itu sendiri.

Teori belajar kognitif Piaget yang menjadi pelopor teori belajar


konstruktivisme. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan kognitif individu
meliputi empat tahap, yaitu sensori motor, pra operasional, operasi formal, dan
operasi formal.

Teori belajar pemrosesan informasi yang diungkapkan oleh Robert Gagne


menyatakan bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar.

Teori belajar Gestalt menyatakan bahwa objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.

2. Tes Formatif
1. Peningkatan ukuran tubuh seprti bertambahnya tinggi dan berat badan, sebagai
hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh merupakan proses .
B. Pertumbuhan.
C. Perkembangan
D. Kematangan
E. Penuaan
F. Emosional

3. Peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja organ-organ tubuh seperti


kerja system peredaran darah, pernapasan dan lain sebagainya merupakan ciri
khas dari ….
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan.
C. Kematangan
D. Penuaan
E. Emosional

4. Proses penurunan fungsi kualitas organik dari tubuh manusia yang


diakibatkan karena bertambah usia merupakan proses …..

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 45


A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Kematangan
D. Penuaan.
E. Emosional

5. Anak yang memiliki kecederungan unggul dan mampu dalam memanipulasi


objek dan senang serta terampil dalam latihan-latihan fisik. Ini merupakan
ceminan anak memiliki dominan kecerdasan…
A. Kecerdasan verbal ( linguistic)
B. Kecerdasan matematika ( logical mathematical )
C. Kecerdasan spasial ( visual )
D. Kecerdasan tubuh-kinestetik ( bodily and kinesthetic ).
E. Kecerdasan music ( musical )

6. Proses pengoperasian ilmu yang normatif, proses sosialisasi anak yang terarah,
akan memberikan warna kehidupan anak didalam masyarakat dan kehidupan
mereka dimasa yang akan datang, merupakan ciri yang mempengaruhi
perkembangan sosial anak dari faktor …………
A. Keluarga
B. Kematangan anak
C. Status ekonomi keluarga
D. Pendidikan.
E. Kemampuan mental

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan remaja


adalah, kecuali…
A. Pola hidup keluarga
B. Kematangan anak
C. Status ekonomi keluarga
D. Tingkat pendidikan
E. Keterampilan Gerak.

8. Interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak, sesuai dengan


teori Vygotsky yang menggambarkan adanya daerah perkembangan proksimal
atau Zone of Proximal Development (ZPD) yang berarti……
A. Anak sudah memiliki kemampuan yang mendasar
B. Anak dalam pengebangan potensinya perlu bantuan ahli atau teman yang
lebih tahu.
C. Anak dalam pengembangan potensi sudah dibawa sejak lahir
D. Interaksi soial perlu direncanakan dalam pengbangan potensi anak
E. Pembelajaran yang mensyaratkan keterlibatan peserta didik

9. Terbukanya karakteristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang
berasal dari warisan genetik individu selanjutnya melakukan latihan dan usaha,
merupakan prinsip perkembangan ……

46 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


A. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
B. Peran kematangan dan belajar.
C. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
D. Semua individu berbeda
E. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik

10. Perkembangan kemampuan fisik berkaitan dengan keterampilan motorik yang


berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan….
A. Koordinasi antara syaraf dan otak.
B. Koordinasi antara pikiran dan perasaan
C. Koordinasi antara mata dan tangan
D. Koordinasi antara mata dan kaki
E. Koordinasi antara panca indra dan angota gerak.

11. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian, pola


pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan
yang lebih luas. Lebih dominan dipengaruhi oleh ….
A. Pendidikan keluarga.
B. Pendidikan formal (sekolah)
C. Pendidikan dan Latihan di klub olahraga
D. Pendidikan di masyarakat
E. Pemusatan latihan olahraga

Kunci Jawaban :

1. A
2. B
3. D
4. D
5. D
6. E
7. B
8. B
9. A
10. A

Daftar Pustaka

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 47


Adek. “Teori Perkembangan Kognitif Vigotsky”. Online. dalam
http://valmband.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u
=%2Fjournal%2Fitem. Diakses 15 april 2018.
Ma’mun A & Saputra Yudha M. Perkembangan Gerak dalam Belajar Gerak.
Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. 2000
Dauer, Victor P. Dynamic Physical Education For Elementary School Children,
Minnesota: Burgess Publishing Company, 1979
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja.
Rosdakarya
Gabbard, Carl. LeBlance, Elizabeth, and Lowy, Susan. Physical Education For
Children. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1987.
Gallahue, D, L., Donnelly, F.C. 2003. Development physical physical education for
all children. New York: John Willey & Sons Publisher.
Dewi Setiawati dan Awan Hariyono. Modul Guru Pembelajar kelompk kompetensi
d. Filosofis Penjas 2 Dan Gerak Berirama (Ritmik) Jakarta : Dirjen
GTK. 2016
Green, K., Hardman, K. 2005. Physical education for life long fitness: The physical
best teachers guide. United States of America: National association for
sport and physical education.
Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan, Terj. Istiwidayanti dan Soedjarwo,
Jakarta: Diponegoro, 1998.
Liukonen, J. 2007. Phycology for physical educator: student in focus. Canada:
Human Kinetics.
Kelly, L. E., Melograno, V. J. 2004. Developing the physical education curriculum:
anachievement-based approach. Canada: Human Kinetics.
Masganti Sit. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing
(Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana) 2012
Santrock, J.W. 2010. Psikologi pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenada
media group,
Santrock, J.W. 2011. Masa Perkembangan Anak. Buku 2 Edisi 11. Jakarta: Salemba
Humanika.
Shaffer, R.D. and Kipp, K. Developmental Psychology: Childhood and
Adolescence. United kindom : Wadsworth Cangage Learning, 2010
Silverman, S.J., Ennis, C.D. 2003. Learning in physical education: appling
research to enhance instruction. New Zealand: Sherridam books.
Susan, C., Susan, P. 2000. Issues in physical education. Canada: Routledge Falmer.
Thomas, K. T., Lee, A.M., Thomas, J. R. 2008. Physcal education methods for
elementary teachers. New Zealand: Human Kinetics.

48 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


KEGIATAN BELAJAR 2:

MEDIA SARANA, DAN PRASARANA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI


DAN MEDIA INFORMASI SERTA APLIKASINYA DALAM
PENDIDIKAN JASMANI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Paradigma pembelajaraan saat ini harus mengintegrasikan setiap proses
pembelajaran menggunakan ICT dan pembentukan karakter peseta didik.
Perubahan paradigma ini secara tidak langsung mengharuskan bagi setiap guru
wajib menguasai Teknologi Informasi. Pemanfaatan ICT dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu media sarana dan prasarana. Kondisi ini
menuntut setiap sekolah menyediakan sarana dan prasarana disekolah
khususnya jaringan internet. pemanfaatan media, sarana dan prasarana dan
pemanfaatan teknologi dan media informasi mendukung kualitas pembelajaran.
Salah satu indikator pembelajaran yang berkulitas adalah setiap peserta didik
mencapai seluruh kompetensi yang diharapkan.
Demikian juga proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani harus
memanfaatkan media, sarana dan prasarana serta ICT guna menunjang
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang berkualitas. Pembelajaran Pendidikan
Jasmani dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum dengan
jasmani sebagai media utama. Pemanfaatan media, sarana dan prasarana serta
ICT pendukung kualitas pembelajaran harus benar-benar dikuasai oleh guru.
Oleh karena itu seorang guru PJOK harus dapat memilih dan memilah bentuk,
jenis dan metode pemanfaatan media pembelajaran.
Hal ini yang melandasi kiranya bagi setiap calon guru professional dalam hal
ini guru PJOK wajib menguasai perancangan, pemanfaatan media, sarana dan
prasarana serta ICT yang dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar. Modul
ini dapat dijadikan panduan guru PJOK untuk mendalami peran, fungsi, ruang
lingkup serta cara pemanfaatan media termasuk ICT dalam pembelajaran
PJOK.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 49
2. Relevansi
Pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
menekankan pada aktivitas jasmani yang bertujuan untuk tujuan pendidikan.
Akibatnya bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK menekankan pada berbagai
aktivitas jasmani dengan menerapkan berbagai pola gerak dengan tujuan social,
emosional, neurumuskular dan intelektual.
Perubahan paradigma pembelajaran pada umumnya yang menuntut
implementasi Informasi Computer dan Teknologi (ICT) pada setiap
pembelajaran. PJOK merupakan bagian Pendidikan secara umum sehingga
perlu pemanfaatan media pembelajaran berbasisi ICT. Selain kemampuan
pedagogi, konten materi dan pengetahuan seorang guru PJOK harus mampu
memanfaatkan media pembelajaran yang menggunakan teknologi dalam
pemberajaran. Hal ini mewajibkan bahwa keterampilan menggunakan ICT
dalam pembelajaran Pendidikan jasmani mutlak dimiliki setiap guru PJOK
professional.
Dalam rangka mendukung implementasi ICT dalam pembelajaran PJOK maka
harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti banwitch, in
focus, laptop dan computer dan perangkat ICT lainnya. Kertersediaan sarana
dan prasarana ICT pendukung pembelajaran menjadi penting dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Artinya bahwa sekolah dapat
menyediakan sarana prasarana pendukung pembelajaran PJOK dengan
memanfaatkan ICT seperti computer, internet dan lain-lain.
3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Pada hari ini saudara akan mempelajari
tentang berbagai teori media, sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi, dan
media informasi yang berkaitan dengan pembelajaran PJOK. Pada
pembelajaran KB ini saudara diharapkan dapat memahami berbagai teori

50 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


media, sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi, dan media informasi dan
dapat di implementasikan dalam pembelajaran PJOK.
Untuk dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi seluruh
isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca modul ini secara seksama
dan menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator. Selain itu
melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain
yang relevan, saudara juga diharapkan dapat menggali lebih dalam informasi
yang diberikan dalam modul ini. Untuk lebih memahami pengetahuan dan
penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk membaca dengan cermat
dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara bertahap
sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang dirancang dalam modul ini.
Artinya, saudara diharapkan untuk mencoba berkali-kali dan kemudian
membandingkan keterampilan yang dikuasai dengan kriteria yang ada dalam
setiap pembahasan.
Pada bagian lain dari modul saudara juga harus mengerjakan berbagai tugas/
latihan/ studi kasus yang disajikan sebaik-baiknya. Pengerjaan tugas/ latihan/
studi kasus didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian
diperkaya dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya.
Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, saudara harus mengerjakan evaluasi
(tes formatif) dan melakukan evaluasi akhir (tes akhir / sumatif) di akhir modul.
Dengan demikian saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi
yang disajikan secara mandiri. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran
disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut, akan tetapi saudara tidak
diperkenankan melihat dan membacanya sebelum menyelesaikan soal
evaluasi yang disediakan.

B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 51
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)
2. Pokok-Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Media pembelajaran pendidikan jasmani
b. Sarana dan prasarana pendidikan jasmani
c. Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan jasmani
d. Media informasi dalam pendidikan pendidikan jasmani
3. Uraian Materi
Sebagai dasar penguatan pemahaman dan memiliah serta memilih lingkup
materi yang akan saudara pelajari maka dibagi dalam beberapa pokok materi.
Adapun pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a)
Media pembelajaran pendidikan jasmani, (b) Sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani, (c) Media informasi pendidikan jasmani.
a. Media pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
Media pembelajaran, yang memuat informasi dan pengethuan, pada
umumnya digunakan untuk membuat proses belajat menjadi lebih efektif
dan efisien. Selain itu, media pemeblajaran juga dapat membuat akivitas
belajar menjadi lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motibasi
belajar peserta didik. Dalam proses belaar dan pembelajaran, media
pembelajaran berperam dalam menjembatani proses penyampaian dan
pengiriman pesan dan informasi dari narasumber kepada khalayak. Kalayak
dalam hal ini adalah peserta didik yang melakukan proses belajar. Dengan
menggunakan media dan teknologi dalam pembelajaran, proses
penyampaian pesan-informasi dan pengetahuan-antara pengirim dan
penerima dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Bab ini akan
membahasa tentang defenisi dan ragam media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.

52 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


1) Defenisi Media
Penggunaan media sebagai sarana pembelajaran telah lama dilakukan,
yaitu sejak manusia melaksanakan proses dan aktivitas belajar. Media
yang memuat informasi dan pengetahuan, pada umumnya digunakan
dengan tujuan untuk membuat proses belajar belajar menjadi lebih
efektif dan efisien. Dalam melakukan proses belajar manusia senantiasa
memanfaatkan beragam media. Peran media dalam hal ini adalah
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Perkembangan media
yang digunakan dalam proses belajar pada dasarnya berjalan beriringan
dengan perkembangan teknologi.
Manusia menciptakan teknologi berdasarkan penguasaan pengetahuan
yang telah dimiliki. Pada hakikatnya, teknologi diciptakan dengan
tujuan untuk memudahkan manusia dalam melakukan tugas dan
aktivitas kehidupan. Teknologi komputer misalnya diciptakan dengan
tujuan untuk memudahkan aktivitas kehidupan manusia dalam
mengolah data. Berdasarkan bentuk dan fungsinya teknologi dapat
dibedakan menjadi perangkat keras atau hardware dan perangkat lunak
atau software.
Perkembangan teknologi komunikasi digital yang berlangsung pesat
seperti yang terjadi saat ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
semua aspek kehidupan manusia termasuk didalamnya abgaimana
manusia melakukan aktivitas belajar. Dengna melakukan proses belajar,
seseorang akan memiliki pengetahuan keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk menjalani kehidupan.
Media berdasarkan asal katanya dari bahasa Lain, medium, yang berarti
perantara. Media oleh karenanya dapat diartikan sebagai perantra antara
pengirim infomrasi yang berfungsi sebagai sumber atau resources dan
penerima informasi atau receiver.
Dalam proses belajar, media berperan dalam menjembatani proses
penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi. Dengan
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
53
menggunakan media dan teknologi proses penyampaian pesan dan
informasi antara pengirim dan penerima akan dapat berlangsung dengan
efektif.
Pengertian tentang media di atas selaras dengan defenisi media
pembelajan atau instructional media yang dikemukakan oleh Heinich
dan kawan-kawan (2008) bahwa sesuatu yang memuat informasi da
pengetahuan yang dapat digunakan untuk melakukan proses belajar.
Media yang digunakan untuk mendukung aktivitas pembelajaran-
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap-disebut dengan
istilah media pembelajaran. Beragam media pembelajaran dapat
digunakan untuk mendukung aktivtias belajar agar berlangsung efektif
dan efisien.
Dari sudut pandang bidang komunikasi, medium berari sesuatu yang
dapat menjadi perantara dalam proses komunikasi. Medium dapat juga
berarti sesuatu ayng digunakan untuk membantuk proses penyampaian
pesan dan informasi dari sumber pesan atau komunikator kepada
penerima pesan atau komunikan.
Model komunikasi yang dikemukakakn oleh pakar komunikasi Shannor
dan Weaver menyatakan bahwa proses komunikasi dimulai dari
pengirim pesan atau sender yang memiliki keinginan untuk
mengkomunikasikan pesan atau informasi kepada penerima pesan atau
receiver. Pengiriman pesan dalam hal ini dapat berupa seorang penulis
buku, penulis naskah, atau seseorang yang memiliki keahlian dalam
bidang keilmuan tertentu
Sebelum mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan, pengirim
harus terlebih dahulu mendesain atau merancang informasi dan
pengetahuan yang akan disampaikan kepada penerima. Hal ini
dilakukan agar pengetahuan dan informasi yang dikomunikasikan
menjadi sistematik dan komprehensif sehingga dapat dengan mudah

54 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


dipahami oleh penerima. Proses merancang pesan agar menjadi
sistematik dan udah dimengerti oleh penerima atau receiver dinamakan
dengan encoding.
Setelah selesai melakukan proses encoding, pesan atau informasi
ditransmisikan melalui medium tertentu yang telah dipilih sebelumnya.
Setelah menerima pesan maka penerima pesan akan berusahan untuk
memahami isis pesan dan informasi yang disampaika oleh penerima
pesan dinamakan dengna istilah decoding. Sebagai contoh, jika Anda
membaca buku dalam hal ini dpat berfungsi sebagai sebuah medium.
Penulis buku melalui isi buku yang dituliskanya berupaya untuk
mengomunikasika pesan dan informasi tertentu kepada Anda. Upaya
penulis untuk mengkomunikasikan isi dan materi buku disebut dengan
istilah encoding. Adapun upaya Anda sebagai pembaca yang berupaya
untuk memahami isi buku disebut juga dengan istilah decoding. Begitu
pula jiak Anda melihat sebuah program video. Dalam program video,
penulis naskah program video berperan sebagai pengirim pesan dan
inforasi yang ditransmisikan melalui medium video kepada khalayak
atau audience.
2) Jenis dan Klasifikasi Media
Williams (2003) mengemukakan jenis dan klasifikasi media sebagai
sarana komuniaskai yang dapat digunakan dalam aktivitas
pembelajaran, sebagai berikut:
a. Media yang tidak diproyeksikan atau non-projected, seperti foto
diagram, bahan pameran atau display, dan model
(http://ilhameducationsquare.blogspot.com/2011/10/pendekatan-
pembelajaran-pendidikan.html);
b. Media yang diproyeksikan atau projected media misalya, LCD,
(https://www.powershow.com/viewht/509dbe-
NmNjZ/PENJASKES_powerpoint_ppt_presentation);

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 55


c. Media audio seperti kaset, compact disc (CD) audio yang berisi
rekaman kuliah, ceramah narasumber, dan rekaman musik serta MP4
(https://bedahlagu123.cc/video?v=EUzcqKtamwc);
d. Media gambar gerak atau media video, seperti VCD, DVDs, dan blue
rays disc (https://www.youtube.com/watch?v=JSIN1rA9LBM);
e. Pembelajaran berbasis komputer; dan
f. Multimedia dan jaringan komputer
(https://www.youtube.com/watch?v=R0r1jKn1Ofg).
Selain mengemukakan defenisi tentang media, Heinich dan kawan-
kawan (2005) juga mengemukakan klasifikasi media yang digunakan
untuk aktivitas pembelajaran yang terdiri dari: (1) media cetak/ teks; (2)
media pameran/ display; (3) media audio; (4) gambar bergerak/ motion
pictures; (5) multimedia; dan (6) media berbasis web atau internet.
Berikut ini merupakan deskripsi singkat tentang ragam media sesuai
dengan klasifikasinya.
Media cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai
sarana dalam aktivitas belajar. Media cetak juga dipandang sebagai jenis
media yang relative murah dan memiliki sifat sangat fleksibel bagi
penggunaannya. Media cetak yang berisi teks memiliki ragam yang
bervariasi yang meliputi buku, brosur, leaflet, dan handout.
Peserta didik dapat memanfaatkan media cetak di mana saja, kapan saja,
dan tanpa memerlukan adanya peralatan khusus. Selain dalam bentuk
teks, media cetak juga memuat informasi dan pengetahuan dalam bentuk
lain misalnya gambar, diagram, chart, grafisk, poster, dan kartun.
Media grafis dan media pameran atau display media digunakan
sebagai sarana informasi dan pengetahuan yang menarik bagi
penggunanya. Sama halnya seperti media cetak, jenis media
pembelajaran ini juga bervariasi mulai dari benda sesungguhnya yang

56 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


disebut dengan istilah realia, sampai kepada benda tiruan yang berupa
replikasi dan model.
Penggunaan media grafis dan pameran dilakukan dengan cara
memperlihatkannya di suatu tempat tertentu sehingga pesan dan
informasi yang terdapat di dalam media tersebut dapat diamati dan
dipelajari oleh peserta didik. Contoh ragam media pameran, yaitu realia,
model, diorama, dan kit.
Media audio merupakan jenis media yang efektid yang efisien untuk
digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
melatih kemampuan penggunaannya dalam mendengar informasi dan
pengetahuan lisan secara komprehensif. Walaupun jenis media ini dapat
digunakan untuk menyampaikan hampir semua jenis informasi dan
pengetahuan, namun sejumlah ahli berpandangan bahwa media audio
pada dasarnya sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tentang
kemampuan berbahasa juga seni.
Belajar tentang cara pengucapan bahasa asing atau pronounciation
misalnya, akan lebih efektif jika menggunakan jenis media audio.
Demikian pula halnya dengan pelajaran tentang seni music dan olahra
suara atau vocal akan berlansung lebih baik jika menggunakan jenis
media audio.
Gambar bergerak atau motion pictures merupakan jenis media yag
mampu menayangkan gambar bergerak yang terintegrasi dengan unsur
suara. Contoh jenis media ini yaitu media fil da video. Kedua jenis
media ini memiliki features atau kemampuan yang luar biasa sebagai
sebuah medium komunikasi. Media video dan film mampu
menampilkan informasi dan pengetahuan dalam sebuah tayangan
informasi dan pengetahuan yang mendekati realistik.
Selain itu, media video da film juga mampu memperlihatkan peristiwa
dan objek yang direkam secara nyata. Penggunaan yang bijaksana dari

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 57


kedua jenis ini akan memberikan pengalaman belajar yang luar biasa
efektif bagi penggunanya.
Selain digunakan untuk pembelajaran pada aspek kognitif, media film
dan video kerap dimanfaatkan dalam pendidikan afektif dan penanaman
karakter. Selain itu, medium film dan video juga kerap digunakan sebgai
saran untuk mendemonstrasikan proses dan prosedur kerja yang
diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan. Contoh
untuk hal ini pemutaran video demonstrasikan tentang penggunaan
sabuk pengaman di dalam pesawat terbang. Dalam video tersebut proses
penggunaan sabuk pengamanan diperlihatkan secara sistematis.
3) Tujuan Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media, baik untuk keperluan individual maupun
kelompok, secara umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu: (1)
memperoleh informasi dan pengetahuan; (2) mndukung aktivitas
pembelajaran; dan (3) sarana persuasi dan motivasi.
Media pembelajaran, pada umumnya memuat informasi dan
pengetahuan, dapat digunakan sebagai sarana untuk memperlajari
pengetahuan dan keterampilan tertentu. Setiap jenis media mempunyai
kekhasan tersendiri untuk digunakan dalam proses belajar. Media audio
misalnya sangat tepat untuk digunakan dalam memahami kemampuan
seseorang dalam mendengar informasi dan pengetahuan secara
komprehensif.
Media gambar dapat berperan mengurangi terjadinya kesalahan
interpretasi dalam mempelajari informasi dan pengetahuan yang
bersifat abstrak. Adapun media video memiliki keunggulan jika
digunakan untuk mempelajari informasi dan pengetahuan tentang
gerakan, proses, dan prosedur untuk melakukan suatu aktivitas. Media
internet dan web merupakan sarana yang dapat digunakan untuk

58 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


melakukan proses belajar melalui pencarian atau browsing beragam
informasi yang diperlukan.
Media pada umumnya juga digunakan untuk mendukung aktivitas
pembelajaran yaitu mempresentasikan atau menyajika informasi dan
pengetahuan baik kepada individu maupun kelompok. Media dalam hal
ini dapat dipandang sebagai alat bantu dalam aktivitas pembelajaran.
Media dapat digunakan untuk mengaktifkan penggunanya dalam
memperoleh informasi dan pengetahuan yang diperlukan.
Pemanfaatan media kerap digunakan sebagai sarana untuk memotivasi
terjadinya perilaku positif dari penggunanya. Untuk tujuan memotivasi,
pemanfaatan media mencakup upaya yang dapat digunakan untuk
memengaruhi sikap, nilai, dan emosi dari penggunanya. Media
audiovisual, seperti halnya film dan video, memiliki kemampuan untuk
mengunggah emosi pemirsa, menghayati nilai, dan menanamkan sikap
positif. Integrasi antara unsur gambar dan unsur suara yang terdapat
dalam media audiovisual memungkinkan tercapainya kemampuan
aspek afektif dalam belajar.

4) Kontribusi Media Pembelajaran


Media dan teknologi berfungsi sebagai perantara antara naraumber dan
orang yang belajar. Naraumber-penulis, akademisi, dan peneliti-
menuangkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki ke dalam bentuk
media yang dapat dipelajari oleh peserta didik atau audience. Adapun
pengguna media-peserta didik, pembaca, dan pengguna jasa
perpustakaan-memanfaatkan media untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan yan diperlukan. Beragam media dapat digunakan untuk
keperluan belajar-memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Media oleh karenanya dapat juga disebut sebagai sarana atau alat bantu
yang diperlukan untuk melakukan proses belajar.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 59


Secara umum, penggunaan media untuk keperluan mengkomunikasikan
pengetahuan dan informasi akan memberikan beberapa manfaat
terhadap penggunanya, yaitu:
a. Penyampaian isi pesan dan pengetahuan menjadi bersifat standar;
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik;
c. Proses pembelajara berlansung lebih interaktif;
d. Penggunaan waktu dan tenaga dalam memperoleh informasi dan
pengetahuan menjadi lebih efisien;
e. Meningkatkan kuaitas proses belajar;
f. Meningkatkan sikap posifif terhadap isi atau materi pembelajaran.
Isi informasi atau pesan yang dalam di dalam suatu media akan
dipersepsikan sama oleh setiap orang yang menggunakannya. Dengan
keuntungan ini, pengetahuan dan informasi yang dipelajari oleh
penggunanya menjadi standar. Penggunaan media media pembelajaran
dapat membantu terciptanya diskusi kelompok yang efektif. Hal ini
disebabkan media dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi,
misalnya, pesan atau informasi yang disampaikan via media gambar
pada umumnya akan lebih mudah dipahami oleh penggunanya daripada
pesan dan informasi yang disampaikan melalui teks. Penggunaan media
dapat menjadi sarana untuk berbagi pengetahuan atau knowledge
sharing bagi para penggunanya.
Penggunaan unsur gambar dan unsur suara secara terintegrasi akan
mampu meningkatkan pemahaman penggunaan terhadap isi atau materi
yang terdapat di dalam sebuah media. Selain itu, paduan unsur gambar,
suara, dan gerak akan membuat informasi dan pengetahuan yang
terdapat dalam media mejadi lebih menarik dan realistik untuk
dipelajari.
Media teknologi online dan digital yang berkembang pesat seperti yang
telah terjadi belakangan ini telah memungkinkan pengguna media dapat

60 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


melakukan interaksi secara intensif dengan isis atau materi yang
terdapat dalam media tersebut. Sifat interaktivitas yang tinggi dari
media online membuat pengguna akan merasa asyik terlibat dengan isi
atau substansi yang dipelajari. Komputer tablet dan smartphone
misalnya merupakan produk teknologi mutakhir memungkinkan
keterlibatan pengguna secara intensif dengan informasi dan
pengetahuan yang dipelajari.
Penggunaan media teknologi yang dilakukan dengan benar akan dapat
membuat aktivitas belajar dan upaya memperoleh informasi dan
pengetahuan menjadi lebih efektif dan efisien. Perkembangan teknologi
komputer seperti yang terjadi saat ini dapat membantu penggunanya
menemukan informasi dan pengetahuan yang diperlukan secara tepat.
Teknologi komputer berupa internet dan web telah memungkinkan
pengguna media untuk berbagi pengetahuan atau sharing knowledge
dengan pengguna lain. Penggunaan komputer dapat digunakan untuk
mengunggah atau upload dan mengunduh atau download informasi dan
pengetahuan yang dibutuhkan secara cepat.
Penggunaan media teknologi jika digunakan secara bijaksana akan
dapat mendukung terciptanya proses belajat yang berkualitas bagi
penggunanya. Media teknologi pada dasarnya diciptakan untuk
membantu penggunanya dalam memperoleh informasi dan pengetahuan
secara efektif dan efisien.
Penggunaan media dalam proses belajatr juga memungkinkan
seseorang tidak lagi bergantung pada sumber-sumber belajar yang
terbatas. Media internet yang digunakanseara online telah memberi
kemungkinan bagi seseorang untuk memilih dan menggunakan isi
informasi dan pengetahuan dari beragam sumber dan medium yang
tersedia. Kegiatan belajar yang berlangsung saat ini tidak lagi
bergantung kepada sumber belajar yang terbatas. Beragam informasi

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 61


dan pengetahuan yang diperlukan dapat diperoleh dan digunakan dari
beragam media yang tersedia.
Penggunaan media pembelajaran akan mendorong keterlibatan peserta
didik dalam melakukan proses belajar. Keterlibatan peserta didik dalam
melakukan proses belajar akan medorong munculnya sikap positif
terhadap isi atau materi pembelajaran. Hal ini tentu saja akan dapat
memudahkan peserta didik dalam memahami materi atau substansi yang
tengah dipelajari (Pribadi, 2017).
5) Pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan Media
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui
aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-
bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan, sesuai dengan muatan yang
tercantum dalam kurikulum.
Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri,
yaitu development appropriate practice (DAP). Artinya adalah tugas
ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak
dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian
tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak
didik yang sedang dipelajarinya. Tugas ajar yang sesuai ini harus
mempu mengakomodai setiap perubahan dan perbedaan karakteristik
setiap indivisu serta mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru pendidikan jasmani harus dapat
merancang dan melaksanakan pendidikan jasmani sesuai dengan tahap-
tahap perkembangan dan karakteristik anak didik.

62 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


b. Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Jasmani
1) Sarana Pendidikan Jasmani
Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang ada di sekolah,
maka seorang guru dituntut untuk berkreatifitas dalam penyampaian
materi pengajaran dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Di samping itu, seorang guru juga berperan dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani dengan memodifikasi alat sederhana yang
layak digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah tersebut.
Pada sarana pendidikan jasmani yang dipakai dalam kegiatan
pembelajaran pendidikan jasmani pada masing-masing cabang olahraga
memiliki ukuran yang standard. Akan tetapi apabila olahraga tersebut
dipakai sebagai materi pembelajaran pendidikan jasmani, sarana yang
digunakan bisa dimodifikasi, disesuaikan dengan kondisi sekolah dan
karakteristik peserta didik.
Sarana adalah “semua fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar yang baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan
efisien” (Sukirman & dkk, 2005). Kemudian menurut Soepartono sarana
olahraga adalah “sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan
dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau
pendidikan jasmani” (Soepartono, 2000). Sarana olahraga dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
a) Peralatan adalah sesuatu yang digunakan, contoh: palang tunggal,
palang sejajar, dan lain-lain.
b) Perlengkapan dibagi menjadi dua yaitu:
(1) Sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net,
bendera atau tanda, garis batas, dan lain-lain.
(2) Sesuatu yang dimainkan oleh tangan dan kaki, misalnya: bola,
raket, pemukul, dan lain-lain.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 63
Menurut Arma Abdoellah (1981) dikutip oleh Eko Susilo mengatakan
bahwa alat adalah benda yang digerak-gerakan pada waktu melakukan
latihan (Susilo, 2007). Kemudian menurut Agus S. Suryobroto, sarana
atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, mudah dipindah bahkan dibawa pelakunya atau
peserta didik (Suryobroto, 2005). Contoh: raket, pemukul, tongkat, balok,
selendang, gada, bed, shuttle cock, dan lain-lain. Sarana atau alat sangat
penting dalam memberikan motivasi anak didik untuk bergerak aktif,
sehingga peserta didik sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh-
sungguh dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum
sarana atau peralatan pendidikan jasmani adalah sesuatu alat yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang mudah
dipindah-pindahkan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Contoh:
Bola basket, pemukul, tongkat, balok, bed, raket, shuttle cock, dan lain-
lain.
Dalam hal ini, kurangnya sarana pendidikan jasmani yang tersedia bukan
berarti pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan, ada beberapa
sekolah yang mempunyai alat-alat sederhana yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, seperti
misalnya bola plastik, bola kasti, bola tenis, peluru yang terbuat dari
beton, dan lain-lain.

2) Prasarana Pendidikan Jasmani


Dalam suatu pertandingan-pertandingan yang diadakan sekolah- sekolah
masihbelum berjalan dengan baik karena tidak tersedianya gedung
olahraga maupun lintasan atletik. Gedung olahraga merupakan prasarana
berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat digunakan untuk
pertandingan beberapa cabang olahraga. Gedung olahraga dapat

64 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli, prasarana olahraga
bulutangkis dan lain-lain. Sedangkan stadion atletik di dalamnya
termasuk lapangan lompat jauh, lapangan lempar cakram, lintasan lari
dan lain-lain.
Seringkali stadion atletik digunakan sebagai prasarana pertandingan
sepakbola yang memenuhi syarat pula, contohnya stadion utama di
senayan.Semua yang disebutkan di atas adalah contoh-contoh prasarana
olahraga yang standard. Tetapi pendidikan jasmani seringkali hanya
dilakukan di halaman sekolah atau di sekitar taman. Hal ini bukan karena
tidak adanya larangan pendidikan jasmani dilakukan di halaman yang
memenuhi standard, tetapi memang kondisi sekolah-sekolah saat
sekarang hanya sedikit yang memiliki prasarana olahraga yang standard.
Begitu banyak pendapat dan bervariasi dari berbagai sumber mengenai
sarana dan prasarana pendidikan jasmani dan olahraga. Para penulis
mendefinisikan sarana dan prasarana dengan kongkrit dan jelas tentang
manfaat dan standarnya. Tetapi dalam pendidikan jasmani seringkali
hanya dilakukan di halaman sekolah atau lapangan upacara. Hal ini
bukan karena tidak adanya lapangan untuk pembelajaran
pendidikanjasmani melainkan memang kondisi sekolah-sekolah saat ini
hanya sedikit memiliki sarana dan prasarana olahraga standar.
Menurut Soepartono prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan
penunjang terselenggaranya suatu proses (Soepartono, 2000). Dalam
olahraga prasarana diidentifikasikan sebagai sesuatu yang
mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif
permanen.
Menurut Agus S. Suryobroto, prasarana atau perkakas adalah sesuatu
yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani (Suryobroto,
2005). Mudah dipindah tetapi berat atau sulit.contoh: matras, peti lompat,
kuda- kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis
meja, dan lain-lain. Perkakas ini idealnya tidak dipindah-pindahkan agar
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 65
tidak mudah rusak kecuali kalau memang tempatnya terbatas sehingga
harus selalu bongkar pasang.
Menurut Arma Abdoellah (1981) yang di kutip oleh Eko Susilo perkakas
adalah benda yang tidak digerakan (pindah tempat) waktu melakukan
latihan (Susilo, 2007). Sedangkan menurut Menteri Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 pengertian prasarana adalah
fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan
Pendidikan dan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2007 bahwa standar prasarana olahraga untuk
SMP/MTs adalah sebagai berikut:
a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain,
berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
b. Tempat bermain/berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m2
peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik
kurang dari 334, luas minimum tempat bermain/berolahraga 1000
m2 . Di dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat
berolahraga berukuran 30 m x 20 m.
c. Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka
sebagian ditanami pohon penghijauan.
d. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak
mengganggu proses pembelajaran di kelas.
e. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.
f. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar,
drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-
benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa prasarana atau perkakas adalah
sesuatu benda yang sulit digerakan pada saat digunakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani ataupun tidak yang mudah dipindahkan

66 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


dan sifatnya semi permanen. Contoh: lapangan tenis, lapangan bola
basket, gedung olahraga, lapangan sepakbola, stadion atletik, dan lain-lain.
3) Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Sarana dan prasarana memiliki fungsi yang sangat penting dalam
pembelajaran penjas. Menurut Agus S. Suryobroto, (2004: 4) fungsi
sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan
jasmani adalah untuk:
a. Memperlancar jalannya pembelajaran. Hal ini mengundang arti
bahwa dengan adanya sarana dan prasarana akan menyebabkan
pembelajaran menjadi lancar, seperti tidak perlu antri atau menunggu
peserta didik yang lain dalam melakukan aktivitas.
b. Memudahkan gerakan. Dengan sarana dan prasarana diharapkan
akan mempermudah proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 67


c. Mempersulit gerakan. Maksudnya bahwa secara umum melakukan
gerakan tanpa alat akan lebih mudah jika dibandingkan dengan
menggunakan alat.
d. Memacu peserta didik dalam bergerak. Maksudnya peserta didik akan
terpacu melakukan gerakan jika menggunakan alat. Contoh: bermain
sepakbola akan tertarik jika menggunakan bola, dibandingkan hanya
dengan membayangkan saja. Begitu pula melempar lembing lebih
tertarik dengan alat lembing dibandingkan hanya dengan
membayangkan saja.
e. Kelangsungan aktivitas, karena jika tidak ada maka tidak akan berjalan.
Contohnya main tenis lapangan tanpa ada bola, tidak mungkin. Main
sepakbola tanpa ada lapangan tidak akan berjalan/terlaksana.
f. Menjadikan peserta didik tidak takut melakukan gerakan/aktivitas.
Sebaga misal untuk melakukan gerakan salto ke depan atau lompat tinggi
gayaflop, jika ada busa yang tebal, maka peserta didik lebih berani
melakukan dibanding hanya ada busa yang tipis.
Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani tentunya sesuai
dengan persyaratan yang standar seperti yang di jelaskan di atas. Menurut
Agus S. Suryobroto (2004: 16) persyaratan sarana dan prasarana
pendidikan jasmani antara lain:
a. Aman
Unsur keamanan merupakan unsur paling pokok dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, artinya keamanan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani merupakan prioritas utama sebelum unsur yang lain. Sebelum
guru mengajar pendidikan jasmani harus menyiapkan dan mengecek
sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam pembelajaran.
b. Mudah dan murah
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani agar memenuhi persyaratan kemudahan dan kemurahan.
Maksudnya adalah sarana dan prasarana terseut mudah didapat,

68 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


disiapkan, diadakan, dan jika membeli tidaklah mahal harganya, namun
juga tidak mudah rusak
c. Menarik
Sarana dan prasarana yang baik, jika menarik bagi penggunanya, artinya
peserta didik senang dalam menggunakannya, bukan sebaliknya. Jangan
dengan adanya sarana dan prasarana menjadikan peserta didik takut
melakukan aktivitas.
d. Memacu untuk bergerak
Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani, maka peserta
didik akan lebih terpacu untuk bergerak.
e. Sesuai dengan kebutuhan
Dalam menyediakan sarana dan prasarana hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik atau penggunanya.
f. Sesuai dengan tujuan
Sarana dan prasarana hendaknya sesuai dengan tujuannya, maksudnya
jika sarana dan prasarana tersebut akan digunakan untuk mengukur
kekuatan yang sesuai dengan tujuan tersebut.
g.Tidak mudah rusak
Hendaknya sarana dan prasarana pendidikan jasmani tidak
lekas/mudah rusak, meskipun harganya murah.
h. Sesuai dengan lingkungan
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran pendidikan
jasmani hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi
lingkungan sekolah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bawa tujuan diadakannya sarana
dan prasarana adalah untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan
pendidikan jasmani dan memungkinkan pelaksanaan program kegiatan
belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 69


c. Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani
1) Revolusi Teknologi
Murid-murid dewasa ini di dunia yang jauh berbeda dengan di masa
ketika orang tua dan kakek mereka masih menjadi muid. Jika murid
ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian integral dari sekolah da
pelajaran di kelas (Earle, 2002; Geisert & Futrell, 200; Sharp, 2002).
Revolusi teknologi adalah abgian dari masyarakat informasi dimana kita
kita hidup. Orang menggunakan komputer, bolpoin, surat, dan telepo
unuk berkomunkasi mendasar, seperti: keterampilan berkomunikasi,
kemampuan memecahkan masalah, berpikir mendalam, berpikir kreatif,
dan bersikap positif. Akan tetapi, di duni yang kini berorientasi
teknologi, kompetesi orang makin ditantang dan diperluas dengan cepat
(Bitter & Pierson, 2002; Collis 7 Sakamoto, 1996; Nikerson, 2000).
Teknologi telah menjadi bagian dari selah selama beberaa decade, tetapi
teknologi masih dipakai secara sederhaa dan berubah dengan lamban.
Namun, kini teknologi berubah secara dramatis. Setiap sekolah saat itu
sudah melengkapi laboratorium komputer untuk memfasilitasi peserta
didiknya. Selain itu, penyediaan jaringan internet yang akan
memudahkan peserta didik untuk mengakses informasi.
Misalkan seorang guru harus mengajar murid mengenai teknik dan
peraturan dalam bermain bola basket. Untuk sekolah yang tidak
memiliki lapangan bola basket tentu akan kesulitan memahami, dan
pertanyaan yang muncul dari pemaparan akan memunculkan diskusi
selanjutnya. Cara lain yang lebih berbeda adalah dengan menggunakan
paket CD ROM di kelas untuk mengekplorasi teknik dan peraturan
dalam bola basket. Murid mengeksplorasi teknik dasar dalam bola
basket mulai dari posisi tubuh, gerakan kaki, tangan, kontrol bola, dan
posisinya di lapangan atau ring basket. Penggunaan teknologi komputer
dalam memperlajari pendidikan jasmani ini menghasilkan pembelajaran
yang lebih eksploratif dan interaktif ketimbang jika hanya dengan
membaca buku atau mendengar pemaparan deskripsinya dari guru.

70 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Meski fasilitas teknologi yang disediakan sekolah sudah sangat
memadai, namun seringkali guru tidak memiliki pengetahuan yang
memadai dalam menggunakan komputer, dan banyak sekolah tidak
menyediakan workshop atau pelatihan yang dibutuhkan. Dan dengan
perkembangan teknologi yang pesat, komputer yang dibeli sekolah
menjadi cepat ketinggalan zaman. Bahkan ada yang rusak dan perlu
diperbaiki (Bainer, Deluzain, dan Stainley, 1999).
2) Perangkat keras (hardware)
Teknologi merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk
meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Teknologi
merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin
untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga
dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk
membuat hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi
memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat.
Teknologi ada di mana-mana dan dapat membuat kehidupan manusia menjadi
lebih baik (http://www.bergen.org/technology/defin.html). Teknologi pada
dasarnya merupakan pengetahuan yang menjawab pertanyaan tentang
bagaimana (“know how”), dengan memanfaatkan teknologi, pekerjaan atau
tugas dapat dilaksanakan secara efisien.
Anda pasti sudah banyak yang mengenal komputer dan bahkan sudah banyak
yang menggunakan komputer untuk keperluan pekerjaan anda. Tahukah anda
jika komputer yang sering anda gunakan itu terdiri atas beberapa komponen
software dan juga hardware. Komponen komputer hardware adalah
komponen yang berbentuk fisikyang membentuk komputer dan sering
disebut dengan istilah perangkat keras, sedangkan software (perangkat lunak)
merupakan aplikasi-aplikasi atau program sebagai sistem yang
menjalankannya.
Berikut pengelompokkan hardware sesuai dengan fungsi pada komputer.
a) Input Device: Perangkat input/masukan
b) Process Device: Perangkat yang menjalankan proses sistem komputer

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 71


c) Output Device: Perangkat output keluaran, menghubungkan sistem keluar
d) Storage Device: Perangkat untuk menyimpan dan dapat dilanjutkan pada
link https://infokomputerrakitan.blogspot.com/2015/05/perangkat-keras-
hardware-komputer.html
Contoh perangkat keras computer dapat saudara lihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. Perangkat Keras dukungan computer


Sedangkan untuk mempelajari jenis dan prinsip perangkat linak dapat di lihat
pada
https://www.bing.com/videos/search?q=perangkat+keras+komputer&view=de
tail&mid=1E783C2040599869A0DD1E783C2040599869A0DD&FORM=VI
RE

3) Perangkat Lunak
Perangkat lunak komputer atau sering disebut software adalah sekumpulan
data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang
disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan
menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak atau software bisa dikatakan
sebagai sebuah perangkat yang tidak dapat diraba atau suatu perangkat yang
tidak memiliki wujud secara nyata. Perangkat lunak adalah istilah umum
untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program
komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan
ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak

72 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


berwujud. Istilah ini menonjolkan perbedaan dengan perangkat keras
komputer. Perangkat lunak pada sistem komputer terbagi dalam beberapa
kategori sesuai dengan jenis dan fungsinya. Berikut ini saya jelaskan contoh
macam-macam perangkat lunak (software) beserta pengertian tiap-tiap
perangkat Lunak (software) yang umum ditemui dalam sistem komputer.
a) Perangkat lunak aplikasi (application software) Adalah suatu subkelas
perangkat lunak (software) komputer yang memanfaatkan kemampuan
komputer langsung, untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan si
pengguna. Program ini dibuat programmer dan sudah disesuaikan dengan
kebutuhan pemakainya.
b) Sistemoperasi (operating system). Sistem operasi adalah program yang
berfungsi untuk mengendalikan sistem kerja yang mendasar, sehingga
mengatur kerja media input, output, tabel pengkodean, memori,
penjadwalan prosesor, dan lain-lain sebagainya. Sistem operasi ini
berfungsi sebagai penghubung antara manusia dengan perangkat keras
dan perangkat lunak yang akan digunakan.
c) Adapun fungsi utama sistem operasi adalah:
• Menyimpan program dan aksesnya
• Membagi tugas di dalam CPU
• Mengalokasikan tugas-tugas penting
• Merekam sumber-sumber data
• Mengatur memori sistem termasuk penyimpanan, menghapus dan
mendapatkan data
• Memeriksa kesalahan sistem- Multitugas pada OS/2″, Windows ’95″,
Windows ’98″, Windows NT”, /2000/XP
• Memelihara keamanan sistem, khusus pada jaringan yang
membutuhkan kata sandi (password) dan penggunaan ID.
d) Perangkat lunak gratis (freeware) Freeware atau perangkat lunak gratis
adalah perangkat lunak (software) komputer yang memiliki cipta yang
gratis digunakan tanpa batasan waktu, sehingga dapat dibedakan dari
shareware yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 73


jangka waktu percobaan tertentu atau untuk memperoleh fungsi
tambahan).
e) Perangkat lunak uji coba (shareware / trialware)Sharewareadalah
program terbatas, program didistribusikan baik sebagai demonstrasi atau
versi evaluasi dengan fitur atau fungsi yang terbatas atau dengan
menggunakan batas waktu yang telah ditetapkan (misalnya 30 hari) yang
biasa disebut dengan masa trial. Dengan demikian, memberikan pengguna
kesempatan untuk menguji produk sebelum membeli dan kemudian
membeli versi lengkap dari suatu program.
f) Perangkat lunak perusak (malware) Adalah sebuah perangkat lunak yang
bekerja untuk merusak tata kerja dari sistem komputer. Malware ini
bekerja dengan mengganggu kinerja dari perangkat lunak yang ada dalam
sistem komputer. Perangkat lunak perusak biasanya sangat mudah tersebar
dari satu komputer ke komputer lain, apalagi yang terhubung dalam suatu
jaringan (network), atau bisa juga lewat hardware portable, seperti USB
flashdisk, card reader, atau floppy disk (disket)
g) Bahasa Pemrograman (programming language) Adalah program yang
digunakan untuk menerjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam
bahasa pemrograman ke bahasa mesin dengan aturan atau prosedur
tertentu, agar diterima oleh komputer. Guna menambah pengetahuan
tentang perangkat lunak dapat di lihat pada
https://tipskomputer.net/perangkat-lunak-komputer/
h) Program Bantu (utility) Program bantu merupakan perangkat lunak yang
berfungsi sebagai aplikasi pembantu dalam kegiatan yang ada
hubungannya dengan komputer, misalnya memformat disket, mengopi
data, mengkompres file, dan lain-lain. Contoh jenis perangkat lunak dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

74 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Gambar 5 jenis perangkat lunak konputer
4) Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada
tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) peserta didik dan guru harus
memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah,
dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas,
bermakna, dan dukungan kultural bagi peserta didik dan guru, dan (3) guru
harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat
dan sumber-sumber digital untuk membantu peserta didik agar mencapai
standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah
terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di
luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang
sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan
peserta didik, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses
individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan
materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses
linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan
mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2)
proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear,
(5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang
berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur peserta didik, (7)
aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan
pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 75


Hal itu telah mengubah peran guru dan peserta didik dalam pembelajaran.
Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber
utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai
fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan
mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek
pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan
tanggung jawab kepada setiap peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sementara itu peran peserta didik dalam pembelajaran telah mengalami
perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan
aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari
pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran
berkolaboratif dengan peserta didik lain.
Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru, kini telah
bergeser menjadi berpusat pada peserta didik. Secara rinci dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3: Efek dari penggunaan TIK

Lingkungan Berpusat pada GURU Berpusat pada PESERTA DIDIK


Guru sebagai sentral dan Peserta didik sebagai sentral dan
Aktivitas kelas
bersifat didaktis bersifat interaktif
Menyampaikan fakta- Kolaboratif, kadang-kadang peserta
Peran guru
fakta, guru sebagai ahli didik sebagai ahli
Penekanan Hubungan antara informasi dan
Mengingat fakta-fakta
pengajaran temuan
Konsep Akumulasi fakta secara Transformasi fakta-fakta
pengetahuan kuantitas
Penampilan Kuantitas pemahaman, pe-nilaian
Penilaian acuan norma
keberhasilan acuan patokan
Soal-soal pilihan Portofolio, pemecahan masalah, dan
Penilaian
berganda penampilan
Penggunaan Komunikasi, akses, kolaborasi,
Latihan dan praktek
teknologi ekspresi
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana
dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup
berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar

76 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi,
pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada
gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur
pengembangan SDM secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap
peserta didik akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan
potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan
TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan
mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas
dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan
berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan
beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi
individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan
orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah,
ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat,
kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari
segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki
kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi
afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu,
tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus
asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari
pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dan sebagainya.
Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat
ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian
sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab
kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu
mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian
didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan
kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir
dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang
kuat terhadap berbagai hal.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 77


Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya
kreativitas dan kemandirian peserta didik. Pembelajaran dengan dukungan
TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil,
memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk
kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK peserta didik akan
memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam
sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang
kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal
pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan
komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

d. Media Informasi dalam Pendidikan Jasmani


Media informasi secara umum adalah alat untuk mengumpulkan dan menyusun
kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi
penerima informasi. Media informasi melibatkan unsur teknologi sebagai
sarana untuk menyampaikan pesan melalui perangkat teknologi. Penggunaan
TIK sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide microsoft office
power point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided
instruction), program simulasi, dan lain-lain. Penggunaan media berbasis TIK
memberikan beberapa keuntungan diantaranya, (1) memvisualisasikan konsep-
konsep abstrak, (2) mempermudah memahami materimateri yang sulit, (3)
mensimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual, (4) SOLIDARITY:
Journal of Social Studies Vol. 01, No. 01, Juni 2021 52
menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format (multimedia)
sehingga menjadi lebih menarik, dan terbaru (up to date) dari berbagai sumber,
(5) memungkinkan terjadinya interaksi antara pebelajar dan materi
pembelajaran, (6) mengakomodir perbedaan kecepatan dan gaya belajar siswa,
(7) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga, (8) mendukung perubahan
peran guru ke arah yang positif sebagai fasilitator dan mediator, dari posisi
semula sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, (9) meningkatkan

78 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


keterampilan individu penggunanya. Melalui media informasi masyarakat dapat
mengetahui informasi yang ada serta dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Sedangkan pengertian dari informasi adalah kumpulan data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.
Tanpa suatu informasi suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancer dan
akhirnya bisa mati. Suatu organisasi tanpa adanya suatu informasi maka
informasi organisasi tersebut tidak bisa berjalan dan tidak bisa beroperasi
(Jogiyanto HM, 2005).
1) Definisi Media Informasi
Demikian pentingnnya media informasi pada masa ini, dikarenakan melalui
media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar
pikiran serta berinteraksi satu samalainnya. Kata media merupakan bentuk
jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich
et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah
satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan (Criticos, 1996). Sedangkan pengertian dari informasi
secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu
bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang
ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa
sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990; 11).
Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk
mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi
bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi, adapun penjelasan Sobur
(2006) media informasi adalah “alat-alat grafis, fotografis atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual”.
2) Jenis Media Informasi
Media informasi sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi harus
tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target sasaran
sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi. Secara

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 79


umum media informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya;
(1) Media non cetak Media non cetak merupakan berupa radio, TV, kaset,
kamera, handphone, dan internet; dan (2) Media cetak Media cetak antara
lain buku, surat kabar, majalah, brosur, poster, flyer, sign system, billboard,
pamflet, spanduk. Media informasi yang dapat dipergunakan daam
pembelajaran PJOK dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
a. Media Lini Atas
Merupakan media yang tidak langsung bersentuhan dengan target
audiens dan jumlahnya terbatas tetapi jangkauan target yang luas, seperti
billboard, iklan televis, iklan radio, dan lain-lain. Media ini dapat
dipergunakan guru untuk menyampaikan pesan yang bersifat kontekstual
sebagai sumber belajar dan diakses siswa guna mendapatkan informasi
yang bersifat umum dan sasaran yang luas. Penggalian informasi ini
dapat dilakukan siswa dapat melalui penugasan untuk memacahkan
masalah materi pembelajaran. Sumber ini dapat diperoleh melalui
pengamatan langsing memalui panca indra baik dilihat dan di dengar.
b. Media Lini Bawah
Suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media
massa dan jangkauan target hanya berfokus pada satu titik atau daerah,
seperti brosur. Poster, flyer, Sign System dan lain-lain. Meskipun
tujuannya menyampaikan informasi untuk masyarakat luas tetapi masih
dapat dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Guru memberikan
penugasan dengan mengarahkan pada ruanglingkup pembelajaran yang
memungkinkan dilakukan dengan media Lini Bawah.
c. Media Cetak
Media cetak dapat berupa brosur, Koran, majalah, poster, pamphlet,
spanduk, dan lain-lain. Demikian juga dengan media cetak seperti
gambar-gambar, brosur, foster dan sejenisnya dapat dipergunakan
sebagai media pembelajaran. https://www.edukasinesia.com/2016/07/9-
teknik-dasar-dalam-permainan-sepakbola-beserta-penjelasannya-
terlengkap.html

80 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


d. Media Elektronik
Media ini dapat disampaikan melalui radio, kaset, kamera, handphone,
dan internet. Media elektronik merupakan media yang sangat penting
dilakukan diera 4.0 dengan menggunakan proses digital sebagai sumber
belajar berbasis internet. Beberapa contoh bentuk media elektronik internet
yang dapat dipergunakan diantaranya: (1) konten youtube
(https://www.youtube.com/watch?v=NArMrBA-lLA), (2) jurnal online
(https://www.ijemst.net/index.php/ijemst/article/view/2291/0).
Pemanfaatan media informasi dalam pembelajaran PJOK dapat digunakan sebagai
sumber belajar yang berguna bagi siswa untuk mencari berbagai sumber untuk
dijadikan bahan menguatkan daya analitik untuk mengambil kesimpulan. Media
informasi yang paling efektif diera 4.0 adalah internet.
Media pembelajaran PJOK
1. Media Audio
Media pembelajaran audio berfungsi untuk menyampaikan pesan yang hanya
didengar. Media audio berkaitan erat dengan indera pendengaran. Dilihat dari
sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal
(bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi).
Contoh media seperti radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dan
lain-lain.
2. Media Visual
Macam-macam media pembelajaran visual adalah media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan. Jenis media pembelajaran visual menampilan
materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor. Pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi
media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat jika
disajikan dalam bentuk visual. Macam-macam media pembelajaran visual ini
dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Berikut
penjelasannya :

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 81


a. Media visual diam
Berupa foto, ilustrasi, flashcard, gambar pilihan dan potongan gambar, film
bingkai, film rngkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-lain.
b. Media visual gerak
Berupa gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.
3. Media Audio Visual
Macam-macam media pembelajaran audio visual merupakan media yang
mampu menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media
audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu madia audio visual diam, dan media
audio visual gerak. Berikut penjelasannya:
a. Media audiovisual diam
Berupa TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, buku bersuara.
b. Media audio visual gerak
Berupa film TV, TV, film bersuara, gambar bersuara, dan lain-lain.
4. Media Serbaneka
Macam-macam media pembelajaran serbaneka merupakan suatu media yang
disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain
atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contoh
macam-macam media pembelajaran serbaneka di antaranya adalah papan tulis,
media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat. Berikut
penjelasannya :
a. Papan (board) yang termasuk dalam media ini di antaranya papan tulis, papan
buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku.
b. Media tiga dimensi di antaranya model, mock up, dan diorama.
c. Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya. Contoh
pemanfaatan realit misalnya guru membawa kelinci, burung, ikan atau
dengan mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau ke peternakan
sekolah.
d. Sumber belajar pada masyarakat di antaranya dengan karya wisata dan
berkemah.

82 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


5. Gambar fotografi
Gambar fotografi diperoleh dari beberapa sumber, misalnya dari surat kabar,
lukisan, kartun, ilustrasi, foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat
digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar dengan
tujuan tertentu. Terdapat lima macam gambar fotografi yang harus diperhatikan
antara lain:
a. Gambar fotografi itu harus cukup memadai.
b. Gambar-gambar harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu.
c. Gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
d. Validitas gambar, yaitu apakah gambar itu benar atau tidak.
e. Memikat perhatian anak, ini cenderung kepada hal-hal yang diamatinya,
misalnya, binatang, kereta api, kapal terbang dan sebagainya.
6. Peta dan Globe
Macam-macam media pembelajaran berikutnya adalah peta dan globe ini
berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Seperti keadaan permukaan (bumi,
daratan, sungai sungai, gunung-gunung), dan tempat- tempat serta arah dan
jarak. Kelebihan lain dari peta dan globe, dalam kegiatan belajar mengajar
adalah:
a. Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan
dan lain lain.
b. Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh- pengaruh
geografis.
c. Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi
penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi
yang sebenarnya.
Dari semua jenis media pembelajaran dalam media informasi yang paling efektif
dalam pembelajaran PJOK adalah audiovisual. Hal ini dikarenakan selain dapat
dilihat rangkaian gerak juga dapat didengar penjelasan aktivitas gerak yang
dimaksud. Tentunya hal ini akan memudahkan siswa untuk memahami maksud dari
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 83


4. Forum Diskusi
1. Coba saudara buka computer dan jaringan internet. Selanjutnya cari
program power point. Buatlah bahan ajar dalam bentuk power point
manimal 10 slide pada materi lompat jauh yang berisi visual, audio dan
video pelaksanaan lompat jauh.
2. Coba jelaskan langkah-langkah dalam membuat media email, cara
mengirim fil dalam bentuk word, video (google drive) dan drob box.
3. Media apa saja yang dapat saudara pergunakan dalam mengajar PJOK pada
materi renang gaya dada dan tuliskan perangkat keras dan lunaknya sebagai
bahan perancangan media.

C. PENUTUP
1. Rangkuman
Perkembangan teknologi komunikasi digital yang berlangsung pesat seperti saat
ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua aspek kehidupan
manusia termasuk di dalamnya bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar.
Pada dasarnya, ragam media dan teknologi yang dapat digunakan untuk
memperoleh informasu dan pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi: (1)
media yang tidak diproyeksikan atau non-projected media seperti foto, diagram,
bahan pameran atau display media, dan model; (2) media yang diproyeksikan;
(3) media audio seperti kaset, compact disc (CD) audio yang berisi rekaman
perkuliahan, ceramah narausmber, dan rekaman music; (4) media gambar gerak
atau media video seperti VCD, DVD, dan blue rays disc; (5) pembelajaran
berbasis komputer; serta (6) multimedia dan jaringan komputer. Semua ragam
media ini memiliki kekhasan atau karakteristik tersendiri untuk digunakan
dalam menyampaikan infomasi dan pengetahuan kepada penggunanya.

2. Tes Formatif
1. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, media dapat dipergunakan
sebagai
A. Penerima informasi
B. Encoding

84 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


C. Decoding
D. Perantara informasi
E. Sumber informasi

2. Sebelum mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan, pengirim informasi


terlebih dahulu harus melakukan hal berikut ini,
A. Merancang informasi dan pengetahuan
B. Menetapkan topik dan informasi
C. Membuat konsen informatif
D. Menciptakan informasi dan media
E. Menyusun sistematika informasi

3. Media berikut ini dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran


pendidikan jasmani, kesehatan olahraga
A. Media cetak
B. Media grafis
C. Media audio
D. Motion pictures
E. Multimedia

4. Pada kondisi kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di sekolah, seorang guru
pendidikan jasmani selanjutnya memfasilitasi peserta didik dengan melakukan

A. Merancang ulang tujuan pembelajaran
B. Memodifikasi rancangan pembelajaran
C. Memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran
D. Memodifikasi kurikulum pembelajaran
E. Membangun fasilitas pembelajaran

5. Penyediaan peralatan dan perlengkapan untuk menunjang aktivitas


pembelajaran pendidikan jasmani merupakan hal yang penting untuk
ketersediaan …
A. Fasilitas
B. Kemampuan
C. Sarana
D. Prasarana
E. Psikomotor

6. Fasilitas berikut ini merupakan peralatan dan perlengkapan dalam sarana,


kecuali…
A. Bola basket
B. Raket
C. Bendera
D. Glove
E. Lapangan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 85


7. Memberikan keamanan dalam pendidikan jasmani merupakan prioritas utama
dalam pendidikan jasmani sebelum unsur yang lain, ini merupakan syarat
ketersediaan sarana dan prasarana dalam hal …
A. Mudah dan murah
B. Menarik
C. Waspada
D. Memicu pergerakan
E. Aman

8. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan tujuan


untuk meningkatkan kreativitas merupakan bagian dari ……
A. Revolusi pembelajaran
B. Revolusi teknologi
C. Revolusi industri
D. Kemajuan IPTEK
E. Ketersediaan fasilitas

9. Mengeksplorasi teknik dasar dalam basket mulai dari posisi tubuh, gerakan
kaki, tangan, kontrol bola, dan posisinya di lapangan menggunakan teknologi
dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih ….
A. Efektif dan efisien
B. Bermanfaat dan mudah dimengerti
C. Problem based learning
D. Menyenangkan dan informatf
E. Eksploratif dan interaktif

10. Pemanfaatan media informasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani di


lingkungan peran guru pada aktivitas yang berpusat pada peserta didik dapat
menghasilkan pembelajaran ….
A. Informatif
B. Ekspresif
C. Atraktif
D. Ekspolatif
E. Kolaboratif

Kunci Jawaban :
1. D
2. A
3. E
4. C
5. C
6. E
7. E
8. B
9. E
10. E

86 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Daftar Pustaka
Indrawan, I. (2015). Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Deepublish.
Nuarisapta, D. (2018). Penggunaan Media dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di Sekolah Menengah Pertama
Se-Kecamatan Melati Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Skripsi FIk
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pribadi, B. (2017). Media dan Teknologi dalam Pembelajaran (1st ed.). Jakarta:
Kencana.
Saputro, I. (2014). Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di Sekolah
Dasar Negeri Se-Kecamatan Slokampang Kabupaten Temanggung.
Yogyakarta: Skripsi FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
Soepartono. (2000). Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Suhardi. (2016). Modul Guru Pembelajar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah
kejuruan (SMA/ SMA). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sukirman, H., & dkk. (2005). Administrasi dan Sepervisi Pendidikan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryobroto, A. (2005). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:
Pedagogia.
Susilo, E. (2007). Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SMA
Negeri se-Kabupaten Wonosobo. Yogyakarta: Skripsi FIK Universitas
Negeri Yogyakarta.
Santrock, J.W. 2010. Psikologi pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana

Prenada media group.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 87


KEGIATAN BELAJAR 3:

PERSYARATAN, KUALIFIKASI, DAN KOMPETENSI GURU


PENDIDIKAN JASMANI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pendidik menurut UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39 (2) adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan mengabdi kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Sedangkan guru tidak termuat dalam UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), di mana di dalam UU ini
profesi guru dimasukkan ke dalam rumpun pendidik. Maka, dapat dikatakan
bahwa profesi guru adalah bagian dari pendidik.
Guru dan pendidik merupakan dua hal yang bisa berbeda maknanya. Kata
“pendidik” juga merupakan hipernim yaitu kata yang memiliki makna yang
lebih luas yang mana kata “pendidik” merupakan padanan dari kata educator
dalam bahasa inggris yang artinya adalah pendidik, spesialis dibidang
pendidikan, atau ahli pendidikan.
Sedangkan kata “guru” adalah salah satu hiponim yaitu kata yang memiliki
makna sempit dari kata pendidik. Kata “guru” merupakan padanan dari kata
teacher dalam bahasa inggris yang berarti seseorang yang mengajar, khususnya
di sekolah. Guru sebagai pendidik tidak hanya berperan sebagai tenaga
pendidik, namun posisi sosialnya benar-benar hanya berada dalam ruangan
ukuran 8x8m. Hanya dikelas itulah guru memberikan petuah dan ajarannya
mengenai berbagai hal.
Pendidik profesional juga tidak hanya merujuk kepada Guru, namun merujuk
kepada semua profesi yang sifatnya mendidik, seperti: Dosen, Tutor,
Instruktur, Pamong belajar, Konselor, Fasilitator, Penguji dan yang lainnya
yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan (PP No. 19 Th. 2005)
Guru Sebagai pendidik yang pekerjaannya merubah pengetahuan,

88 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


keterampilan dan sikap peserta didik secara memiliki beberapa keterampial
diantaranya kemampuan pedagogik, professional, kepribadian dan sosial.
Keempat aspek tersebut wajib dimiliki seorang guru untuk menjadi profsional.
Demikian halnya dengan guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan (PJOK). Menjadi guru pendidikan jasmani yang profesional
bukanlah hal yang mudah. Aplikasinya membutuhkan proses jangka panjang
yang sistematis dan terus berkembang. Guru pendidikan jasmani dituntut untuk
memiliki dasar kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan serta memiliki
kepribadian yang mantap sebagai prasayarat bagi performansinya untuk target
kemaslahatan bagi orang lain. Guru pendidikan jasmani memiliki kedudukan
yang strategis dalam sistem dan program pendidikan dengan tujuan untuk
meningkatkan potensi fisik, serta membudayakan sportifitas, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat pada peserta didik.

2. Relevansi
Guru dalam komponen pendidikan memiliki peranan yang besar dan strategis.
Karena gurulah yang dijadikan sebagai ujung tonggak dalam pendidikan. Guru
mempunyai tugas yang berat dan mulia dalam mengantarkan anak-anak bangsa
ke puncak cita-cita. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka
seorang guru selayaknya memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kompetensi yang dimiliki oleh
setiap setiap guru akan menunjukan kualitas profesionalisme seorang guru.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 telah
ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi pedagogik
guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Standar kompetensi guru mencakup
kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan
adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi
tenaga pendidik dan pengajar yang professional.
Guru sebagi Pendidikan wajib menguasa 4 kompetensi yaitu pedaogi,
professional, kepribadian dan social. Pedagogic berhubungan dengan
kemampungan melakukan proses belajar mengajar dengan berbagai

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 89


pendekatan. Profesional dimaknai dengan seorang guru harus menguasai
berbagi ilmu pengetahuan tentang Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
dan ilmu pendukung lainnya. Kepribadian maksudnya bahwa seorang guru
harus memiliki kepribadian yang kuat dan dijadikan contoh bagi peserta didik.
Sosial adalah guru dapat hidup damai ditengah peserta didik yang memiliki latar
belakang keluarga, ekonomi, budaya dan kepribadian yang berbeda-beda.
Kapasitas guru pendidikan jasmani dalam menjalankan tugasnya sebagai, (a)
pekerja profesional dengan fungsi mendidik, mengajar dan melatih (b) pekerja
kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan
kemanusiaan yang dimiliki, serta (c) sebagai petugas kemasyarakatan dengan
fungsi mengajar dan mendidik masyarakat melalui pendidikan jasmani untuk
menjadi warga Negara yang baik, jelas dituntut pemilikian kapasitas diri yang
memadai.
Keempat kompetensi tersebut wajib dikuasai seorang guru untuk dapat bekerja
secara professional. Hal ini yang melandasi bahwa setiap guru harus dapat
menunjukkan pengusaan keprofesiannya melalui sertifikat pendidik yang
diperoleh melalui Program Pendidikan Guru (PPG). PPG dijadikan wahana
untuk membina calon guru yang akan dipersiapkan menjadi guru professional
dan menjamin bahwa sertifikat pendidik dapat menjamin seorang pendidik
bekerja secara profesional.

3. Petunjuk belajar
Apa kabar Bapak/Ibu sekalian, semoga baik-baik saja dan tetap selalu dalam
lindungan Tuhan Yang maha esa. Selamat bertemu kembali pada sesi ini yang
akan membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan konpetensi yang harus
dimiliki seorang guru Pendidikan jasmani. Pada pembelajaran KB ini saudara
diharapkan dapat memahami berbagai guru, pendidik, guru Pendidikan Jasmani
(penjas), persyaratan seorang guru penjas, kualifikasi yang harus dimuliki dan
kompetensi yang harus dimiliki guru penjas.
Untuk dapat memahami, melaksanakan dan mampu menginternalisasi
seluruh isi dalam modul ini, saudara diharapkan membaca modul ini secara
seksama dan menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator.

90 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Selain itu melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta
upaya lain yang relevan, saudara juga diharapkan dapat menggali lebih dalam
informasi yang diberikan dalam modul ini. Untuk lebih memahami pengetahuan
dan penguasaan keterampilan, saudara dianjurkan untuk membaca dengan
cermat dan berlatih mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara
bertahap sesuai dengan langkah, tahapan dan prosedur yang dirancang dalam
modul ini. Artinya, saudara diharapkan untuk mencoba berkali-kali dan
kemudian membandingkan keterampilan yang dikuasai dengan kriteria yang
ada dalam setiap pembahasan.
Pada bagian lain dari modul saudara juga harus mengerjakan berbagai tugas/
latihan/ studi kasus yang disajikan sebaik-baiknya. Pengerjaan tugas/ latihan/
studi kasus didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini, dan kemudian
diperkaya dengan informasi dari sumber-sumber belajar lainnya.
Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, saudara harus mengerjakan evaluasi
(tes formatif) dan melakukan evaluasi akhir (tes akhir / sumatif) di akhir modul.
Dengan demikian saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi
yang disajikan secara mandiri. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran
disajikan kunci jawaban dari evaluasi tersebut, akan tetapi saudara tidak
diperkenankan melihat dan membacanya sebelum menyelesaikan soal
evaluasi yang disediakan.

B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)

2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Persyaratan guru Pendidikan Jasmani

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 91


b. Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani
c. Kompetensi guru Pendidikan Jasmani

3. Uraian Materi
Pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a) Persyaratan
guru Pendidikan Jasmani, (b) Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani, (c) Kompetensi
guru Pendidikan Jasmani.
Sebelum membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan kompetensi guru
Penjas alangkah baiknya saudara terlebih dahulu memahami tentang tugas saudara
sebagai seorang guru adalah sebuah profesi.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1) bersangkutan dengan
profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan (3)
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (Depdikbud: 1989)
Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Misalnya untuk
mengoperasi seseorang yang mempunyai penyakit kanker, dibutuhkan seorang
dokter spesialis bedah yang memiliki kemampuan yang diperoleh dari pendidikan
khusus untuk itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi,
yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan
prajabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (inservice training).
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua
ini, istilah profesional dikontraskan dengan “nonprofesional” atau “amatiran”.
Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan
ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Ahmad Tafsir (2001)
mengatakan profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Profesional adalah orang
yang memiliki profesi, sedangkan profesi itu harus mengandung keahlian. Artinya,
suatu program itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu

92 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya.
Guna menambah dan memperluas pemahaman saudara kiranya juga
diperlukan tentang berbagai informasi tambahan tentang kompetensi guru
Pendidikan Jasmani. Guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Keberhasilan dalam pembelajaran salah satunya juga merupakan keberhasilan guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang berpedoman atau mengacu
kepada Badan Standar Nasional Pendidikan yang berlaku di Indonesia (lihat
http://bsnp-indonesia.org/standar-nasional-pendidikan/.) Mustofa (2007)
menjelaskan bahwa guru merupakan “unsur dominan dalam suatu proses
pendidikan, sehingga kualitas pedidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik
dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat”. Mardapi (2012)
menjelaskan bahwa “guru yang profesional mampu menguasai karakteristik bahan
ajar dan karakteristik peserta didik”. Sedangkan dalam UU nomor 19 tahun 2005
tantang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 dijelaskan bahwa
1. Persyaratan Guru Pendidikan Jasmani
Di dalam masyarakat, dari yang terbelakang sampai yang paling maju, guru
memegang peranan penting hampir tanpa terkecuali, guru merupakan satu di
antara pembentukan-pembentukan utama calon warga masyarakat. Ada
beragam julukan yang diberikan kepada sosok seorang guru. Salah satu yang
paling terkenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Julukan ini
mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga
guru disebut sebagai pahlawan.
Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk
mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi material,
misalnya, sangat jauh dari harapan. Guru sangat berperan dalam membantu
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan
ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam
perkembanganya masih membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat
meninggal.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 93


Dalam UU nomor 19 tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan pasal 28
dijelaskan bahwa (1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; (2) Kualifikasi
akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan/sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku; (3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi: (a) Kompetensi pedagogik, (b) Kompetensi kepribadian, (c)
Kompetensi profesional, dan (d) Kompetensi sosial; (4) Seseorang yang tidak
memiliki ijazah dan/sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat dianggap
menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan; (5) Kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri
Untuk melakukan peranan dan tanggung jawabnya, guru memerlukan syarat-
syarat tertentu. Adapun syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kelompok.
a. Persyaratan administratif
b. Persyaratan ini bersifat formal
c. Persyaratan psikis
d. Persyaratan fisik
Menurut Oemar Hamalik (2006) yang dikutip bukunnya oleh Ngainun Naim
ada beberapa persyaratan untuk menjadi seorang guru, yaitu:
a. Harus memiliki bakat seorang guru
b. Harus memiliki keahlian seorang guru
c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
e. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila dan
f. Guru adalah seorang warga Negara yang baik

94 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Tugas Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14 Tahun 2005
disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kontek ini guru dimaknai
sebagai figur seorang pemimpin, sosok arsitektur yang dapat membentuk
keperibadian dan watak peserta didik, mempunyai kekuasaan fundamental
untuk membentuk dan membangun keperibadian peserta didik menjadi
manusia yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan kehidupan sosial. John
Dewy menyebutkan ”Education is the fundamental method of social progress
and reform” Pendidikan adalah metode yang fondamental bagi kemajuan
sosial dan reformas.
Sebagai pendidik-pengajar, guru bertugas mempersiapkan generasi muda
bangsa yang dapat membangun diri dan Bangsanya demi kelestarian dan
keberlanjutan hidup suatu bangsa dan Negara.Artinya guru berperan sebagai
arsitektur untuk membentuk pola manusia seperti apa yang akan dibangun
dimasa depan (The future of the world is the hand of educated people). Secara
umum tugas guru adalah mendidik. Mendidik merupakan rangkaian dari
proses belajar-mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi contoh dan
membisakan peserta didik. Tugas utama guru antara lain adalah: (a) Tugas guru
sebagai pengajar (Intruksional). Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas
merencanakan progam pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun
dan melaksanakan penilaian setelah progam/proses belajar mengajar
dilaksanakan; (b) Tugas guru sebagai pendidik (Edukator). Sebagai pendidik
(edukator) guru bertugas membimbing, mengarahkan peserta didik untuk
mencapai tingkat kedewasaan dan berkepribadian sempurna; dan (c) Tugas
guru sebagai pemimpin (Managerial). Sebagai pemimpin, guru bertugas
memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang
menyangkut upaya perencanaan, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
dan pengontrolan, atas progam yang dilakukan (Nuri Ramadhan:2017).

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 95


Untuk membaca secara lengkap tentang UU no 14 tahun 2005 dapat dilihat
pada http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf
Undang-undang Dasar No.14 Tahun 2005 Pasal 2, menjelaskan tentang
kedudukan, fungsi, dan tujuan seorang guru ada 2, yaitu:
a. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menenngah, dan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Peran Guru
Guru sebagai sebuah profesi tentunya mempunyai peran dalam
bidangnya. Diantara peran guru tersebut yaitu:
1. Peran Guru Sebagai Demonstrator, guru adalah seorang pengajar dari
bidang ilmu yang ia kuasai. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan
perannya dengan baik seorang guru harus menguasai bahan pelajaran yang
akan diajarkan.
2. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas, sebagai pengelola kelas, seorang
guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas. Dia
juga harus merangsang sisiwa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
terampil mengendalikan suasana kelas agar tetap hangat, aman, menarik
dan kondusif.
3. Peran Guru sebagai Mediator dan Fasilitator, Sebagai mediator, seseorang
guru dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dalam proses
pembelajaran. Sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar, baik yang berwujud
narasumber, buku teks, majalah, surat kabar, maupun sumber belajar
lainnya.
4. Peran Guru sebagai Evaluator, Sebagai evaluator, seorang guru dituntut
mampu melakuakan proses evaluasi, baik untuk mengtahui keberhasilan

96 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


dirinya dalam melaksanakan pembelajaran, maupun nilai hasil belajar
siswa.
Nuri (2017) Dalam menjalankan tugas keprofesiannya guru memiliki multi
peran. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar, secara singkat dapat
dipaparkan sebagai berikut;
1. Peran Guru Sebagai Organisator. Dalam konteks sebagai organisator ini
guru memiliki peran pengelolaan kegiatan akdemik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender pendidikan/ akademik, dan sebagainya.
Semuanya diorganisasi kan, agar dapat mencapai efektifitas dan efisiensi
belajar mengajar yang signifikan.
2. Peran Guru Sebagai Demonstrator. Sebagai demonstrator,
lecturer/pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan,materi ajar
dan senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya. Salah satu yang harus diperhatikan guru bahwa ia sendiri
adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar dan terus belajar.
Seorang guru hendaknya terampil merumuskan Perangkat pembelajaran
sesuai dengan ramburambu kurikulum yang berlaku.
3. Peran Guru Sebagai Pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing harus
lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk
membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap,
terampil, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Tanpa bimbingan,
peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan
dirinya. Kekurang mampuan peserta didik menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru.
4. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas. Peran guru sebagai pengelola kelas
(learning manager), hendaknya diwujudkan dalam bentuk pengelolaan
kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan belajar diatur dan diawasi
agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar turut
menentukan kontribusi sejauh mana lingkungan tersebut dapat
menciptakan iklim belajar sebagai lingkungan belajar yang baik.
Lingkungan yang baik bersifat menantang dan merangsang peserta didik

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 97


untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai
tujuan.
5. Peran Guru Sebagai Fasilitator. Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat
menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar bagi
peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana rung
kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang
kurang tersedia, menyebabkan peserta didik ngantuk dan malas
beraktivitas/belajar.Oleh karena itu menjadi tugas guru sebagai fasilitator
menyediakan fasilitas, sehingga dapat menciptakan lingkungan
Pembelajaran, yang Aktif, Kreratif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
peserta didik.
6. Peran Guru Sebagai Mediator. Peran guru sbagai mediator, dimana guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi
untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pembelajaran
merupakan sarana yang sangat urgen dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
7. Peran Guru Sebagai Inspirator. Peran guru sebagai inspirator, menuntut
kemampuan guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta
didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. sebagai
inspirator guru hendaknya dapat memberikan petunjuk bagaimana cara
belajar yang baik. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham
yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. Petunjuk belajar tersebut
tidak selamanya harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari
pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
Yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana mengeliminir
kalaupuntidak menghilangkan sama sekali masalah yang dihadapi oleh
Peserta didik.
8. Peran Guru Sebagai Informator. Peran guru sebagai informator guru harus
dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran

98 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif
diperlukan dari guru.
9. Peran Guru Sebagai Motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat
mendorong anak didik agar semangat dan aktif belajar. Sebagai motivator,
guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun
prestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator dapat memberikan
motivasi pada peserta didik untuk lebih bergairah dan bersemangat belajar.
10. Peran Guru Sebagai Korektor. Peran guru sebagai korektor menuntut guru
bisa membedakan mana nilai yang baik, dan mana nilai yang buruk, mana
nilai positif dan mana nilai negatif. Kedua nilai yang berbeda ini harus
dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah
dimiliki peserta didik dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum
peserta didik masuk sekolah. Latar belakang kehidupan peserta didik yang
berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural masyarakat di mana peserta
didik tinggal cepat atau lambat akan mewarnai kehidupan peserta didik.
11. Peran Guru Sebagai Inisiator. Peran guru sebagai inisiator, artinya guru
harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan
pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki
susuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan
media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media
komunikasi dan informasi. Guru hendaknya menjadikan dunia pendidikan,
khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari sebelumnya.
12. Guru Sebagai Evaluator. Peran guru sebagai evaluator, artinya seseorang
guru dituntut untuk menjadi seorang penilaian yang baik dan jujur, dengan
memberikan penilaian yang menyentuh asfek ekstrinsik dan intrinsik,
penilaian pada asfek intrinsik lebih diarahkanpada asfek kepribadian
peserta didik, yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini guru harus
bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 99


13. Peran Guru Sebagai Supervisor. Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat
membentu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses
pembelajaran. Teknik-teknik supervisi harus dikuasai dengan baik agar
dapat melakukan perbaikan terhadap situasi pembelajaran menjadi lebih
baik.
14. Peran Guru Sebagai Kulminator. Sebagai kulminator, Guru adalah orang
yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir
(kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa
mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran kulminator terpadu dengan
peran sebagai evaluator.
15. Peran Guru Sebagai Administrator Sekolah. Dalam hubungannya dengan
administrator, seorang guru perlu berperan sebagai berilkut: (a) Guru
sebagai pengambil inisiatif, (b) Guru Mewakil masyarakat; (c) Guru
sebagai orang yang ahli dalam mata pelajaran tertentu; (d) Guru sebagai
penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.; (e) Guru
sebagai pelaksana administrasi pendidikan.; (f) Guru sebagai pemimpin
generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru; dan (g)
Guru sebagai penerjemah kepada masyarakat,
16. Peran Guru Sebagai Pribadi. Peran Guru Sebagai Pribadi diilihat dari segi
dirinya sendiri (self oriental), bearti guru perlu berperan sebagai berikut:
(a) Guru sebagai petugas sosial; (b) Guru sebagai pelajar dan ilmuwan; (c)
Guru sebagai orang tua; (d) Guru sebagai contoh-teladan; (e) Sebagai
pencipta keamanan.
17. Peran Guru Sebagai Psikologis. Peran guru secara psikologis adalah sebagi
berikut: (a) Guru sebagai Ahli psikologi pendidikan; (b) Guru sebagai
Seniman; (c) Guru sebagai Pembentuk kelompok; (d) Guru sebagai
Cattalytic agent; (e) Guru sebagai Petugas kesehatan mental.

2. Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani


Para guru secara bertahap diharapkan akan mencapai suatu derajat kriteria
professional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Undang-Undang

100 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Nomor 4 Tahun 2005, PP 74 Tahun 2008 dan Permendiknas Normor 16 tahun
2007, yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV dan telah lulus uji
kompetensi melalui proses sertifikasi pendidikan sebagai bukti pengakuan
professional guru tersebut. Pada dasarnya, profesionalisasi guru merupakan
suatu proses berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik
pendidikan prajabatan (preservice training) maupun pendidikan dalam jabatan
(in-service training) agar para guru benar-benar memiliki profesionalisasi yang
standar.
Berdasar UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, juga
permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, Perauran Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008, dan Permenag Nomor 16/2010 semua guru di Indonesia minimal
berkualifikasi akademik D-IV atau S-1 program studi yang sesuai dengan
bidang/ jenis mata pelajaran yang dibinanya.
Guru pada SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-
IV) atau sarjana (S1) program studi yang terakreditasi.
Adapun beberapa peraturan yang mengatur kualifikasi guru diantaranya:
1. Psl 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Psl 9: Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
S1 atau D4.
3. Psl 10 (1): Kompetensi guru sbgmana dimaksud psl 8 diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau
menduduki jabatan tertentu, dengan kata lain kualifikasi diartikan sebagai
hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis untuk mengisi
jenjang kerja tertentu. kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu
“keahlian atau kecakapan khusus”. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi
dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan,
baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya.
Bahkan, kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 101
Kualifikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar menentukan tercapainya
tujuan pembelajaran. Ketrampilan dalam pekerjaan profesi sebagai guru
didukung oleh teori yang telah dipelajari, seorang guru yang kompeten
diharuskan untuk belajar terus menerus dan mendalami fungsinya sebagai guru
yang memiliki kualifikasi. Karena guru yang profesional, mereka harus memiliki
ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, dan menjaga
kode etik guru. Guru yang profesional, memiliki skil dalam pekerjaan sebagai
pendidik. Sebagai pendidik tidak bosan dengan profesinya sebagai guru,
menganggap pekerjaan itu sebagai hobi dan tidak merasa puas dengan apa
yang dimiliki tentang seluk beluk pendidikan secara khusus dalam kegiatan
belajar mengajar, dan menjaga sikap sebagai pendidik.
Dimensi kualifikasi merujuk dari Peraturan No. 19 tahun 2005, adapun
dimensinya adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3) Sertifikat profesi
guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5) prosedur
mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi (interpersonal
skill). Untuk mengatur hal tersebut, dibuatlah Peraturan menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 yang membahas tentang standar kualifikasi dan
kompetensi guru, yang mana disebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi
standar kualitas akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional,
juga bahwa guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma
empat (D-IV) atau sarjana akan diatur dengan peraturan menteri tersendiri.
Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan Dosen,
yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas
kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1
atau D4, dan memiliki sertifikat profesi. Dengan sertifikat profesi ini pula
guru berhak mendapatkan tunjangan profesi sebesar 1 bulan gaji pokok
guru.Di samping UUGD juga menetapkan berbagai tunjangan yang berhak
diterima guru sebagai upaya peningkatan kesejahteraan finansial
guru.Kebijakan dalam UUGD ini pada intinya adalah meningkatkan kualitas
kualifikasi dan kompetensi guru seiring dengan peningkatkan kesejahteraan
mereka.

102 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensisebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1);
b. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang
diajarkan;
c. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1).
Undang-undang Guru dan Dosen merupakan suatu ketetapan politik
bahwa pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-
hak sekaligus mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi secara profesional.
Dengan itu diharapkan, pendidik dapat mengabdikan secara total seluruh
kemampuan, perhatian dan kepeduliann pada profesinya dan dapat hidup layak
dari profesi yang dilakoninya tersebut.
Dalam UUGD diatur ketentuan bahwa seorang:
a. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik sebagai agen pembelajaran.
b. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan
tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 20017, ada
dua kualifikasi akademik guru, yaitu kualifikasi guru melalui pendidikan formal
dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Hal tersebut
dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan,
tetapi belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui
uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang
memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 103
a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup
kualifikasi akademik guru Pendidikan Anak usia Dini/ Taman Kanak-
Kanak/ Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru Sekolah Dasar/ madrasah
ibtidaiyah (SD/ MI), guru Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah (SMP/ MTs), guru Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
(SMA/MA), guru Sekolah Dasar Luar Biasa/ Sekolah Menengah Luar
Biasa/ Sekolah menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan
guru Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK), sebagai berikut.
1) Kualifikasi akademik guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1) dalam
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
2) Kualifikasi akademik guru SD/MI
Guru pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S-1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
3) Kualifikasi akademik guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dar program studi yang terakreditasi.
4) Kualifikasi akademik guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
5) Kualifikasi akademik guru SDLB/SMPLB/SMALB

104 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S-1) program pendidikan khusus atau
sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/ diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
6) Kualifikasi akademik guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b. Kuafikasi akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai
guru dalam bidang-bidang khusus sangat diperlukan, tetapi belum
dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan
dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki
keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya (PP Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).

Kualifikasi Kegiatan Belajar Mengajar


Kuantitas dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) adalah kompetensi guru yang merupakan kualifikasi yang harus
dipenuhi guru dalam mengajar. Kualifikasi guru menjadi tiga dimensi yakni
kompetensi yang menyangkut: 1) rencana pengajaran (teaching plans and
materials), 2) prosedur mengajar (classroom procedurs), dan 3) hubungan
antar pribadi (interpersonal skill). Ketiga dimensi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Rencana Pengajaran
Rencana pengajaran tercermin dalam kalender pendidikan, program kerja
tahunan, program kerja semester, program kerja bulanan, program kerja
mingguan, dan jadwal pelajaran. a) perencanaan dan pengorganisasian
bahan pelajaran, 2) pengelolaan kegiatan belajar mengajar, 3) pengelolaan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 105
kelas, 4) penggunaan media dan sumber pengajaran, serta 5) penilaian
prestasi. Satuan pengajaran sebagai rencana pengajaran merupakan
kerangka acuan bagi terlaksananya proses belajar. Kemampuan
merencanakan program belajar-mengajar merupakan muara dari segala
pengetahuan teori, kemampuan dasar dan pemahaman
yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Perencanaan
program belajar-mengajar merupakan perkiraan/proyeksi guru mengenai
kegiatan yang akan dilakukan oleh guru maupun murid. Dalam kegiatan
tersebut harus jelas kemana anak didik mau dibawa (tujuan), apa yang harus
dipelajari (isi/bahan pelajaran), bagaimana anak didik mempelajarinya
(metode dan teknik), dan bagaimana guru mengetahui bahwa anak didik
telah mencapai tujuan tersebut (penilaian). Tujuan, isi, metode, teknik, serta
penilaian merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap program
belajar-mengajar yang merupakan pedoman bagi guru dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.

b. Prosedur Mengajar
Prosedur mengajar berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Kegiatan
mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan
guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan mengajar dengan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar.
Proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang
dibawakan guru selama interaksi kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. Guru menentukan apakah kegiatan belajar-mengajar berpusat
kepada guru dengan mengutamakan metode penemuan, atau sebaliknya.
Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa keberhasilan siswa sebagai salah
satu indikator efektivitas mengajar dipengaruhi oleh perilaku
mengajar guru dalam mewujudkan peranan itu secara nyata.
Aktivitas mengajar bukan hanya terbatas pada aktivitas penyampaian
sejumlah informasi pengetahuan dari bahan yang diajarkan, melainkan juga
bagaimana bahan tersebut dapat disampaikan kepada siswa secara efektif

106 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
dalam pengertian tercapainya kegiatan yang mempunyai makna
(meaningful learning).Proses mengajar pada hakekatnya interaksi antara
guru dan siswa. Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar
guru tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan pengaturan dan
perencanaan yang seksama terutama menentukan komponen-komponen
yang harus ada dan terlihat dalam proses pengajaran.
Komponen prosedur didaktik merupakan sarana kegiatan pengajaran yang
dapat menimbulkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Komponen ini
akan berjalan dengan lancar bila memperhatikan tujuan yang ingin dicapai,
hakekat siswa sebagai individu yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, hakekat bahan pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.
Media pengajaran adalah aspek penting untuk membantu guru dalam
menyajikan bahan pelajaran sekaligus mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran. Komponen ketiga adalah komponen siswa dan materi
pelajaran. Komponen ini harus mendapat perhatian guru karena guru harus
mampu mendorong aktualisasi siswa dan memberi kesempatan untuk
mengung-kapkan perasaannya, melakukan perubahan bertingkah laku, serta
mengamati perkembangan siswa. Oleh karena itu siswa harus diberi
kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kemampuannya.
Untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah kegiatan belajar mengajar
perlu dilakukan penilaian atau evaluasi. Fungsi dari evaluasi adalah untuk
mengetahui: a) tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dan b) keefektifan
kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan demikian,
fungsi penilaian dalam kegiatan belajar mengajar memiliki manfaat ganda,
yaitu bagi siswa dan bagi guru. Bagi guru penilaian merupakan umpan
balik sebagai suatu cara bagi perbaikan kegiatan belajar mengajar
selanjutnya. Bagi siswa, evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur
prestasi belajar yang dicapainya.
Uraian di atas menggambarkan indikator-indikator yang terkait dengan
komponen prosedur mengajar. Indikator- indikator prosedur mengajar terdiri
dari: a) metode, media, dan latihan yang sesuai dengan tujuan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 107
pengajaran, b) komunikasi dengan siswa, c) mendemonstrasikan
metode mengajar, d) mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa
dalam pengajaran, e) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan
relevansinya, f) pengorganisasian ruang, waktu, bahan, dan perlengkapan
pengajaran, serta mengadakan evaluasi belajar mengajar.
c. Hubungan Antar Pribadi
Ditinjau dari prosesnya, kegiatan belajar-mengajar m erupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa. Guru sebagai aktor utama dalam
proses komunikasi berfungsi sebagai komunikator. Komunikasi yang dibina
oleh guru akan tercermin dalam: a) mengembangkan sikap positif siswa, b)
bersifat luwes dan terbuka pada siswa dan orang lain, c) menampilkan
kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan belajar-mengajar, dan d)
mengelola interaksi pribadi dalam kelas.
Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan
komunikasi instruksional yang merupakan inti dari kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian komunikasi instruksional pada dasarnya adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam memberikan pengetahuan atau
informasi dengan menggunakan strategi, teknologi, melalui kegiatan belajar-
mengajar sehingga diperoleh hasil belajar siswa yang optimal.

3. Kompetensi Guru
Penguasaan kompetensi, penerapan pengetahuan dan keterampilan guru,
merupakan pengaruh yang sangat besar untuk menentukan kualitas guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi pserta
didik dan dalam mengelola kelas. Setiap guru pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan maupun guru mata pelajaran lain dalam melaksanakan pembelajaran
dalam dunia pendidikan harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang berlaku di Indonesia. UU nomor 14
tahun 2005 pasal 1 ayat (10) tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa
kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan”. Menurut Eunice & Abolarin (2012) menjelaskan bahwa

108 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
kompetensi mengacu pada keefektifan atau kemampuan seseorang yang
bersangkutan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan Menurut Ainnur (2011)
menjelaskan bahwa kompetensi dapat meliputi pengulangan kembali fakta-
fakta dan konsepkonsep sampai pada ketrampilan motor lanjut hingga pada
perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas, 2003 pasal 35 ayat
1), mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas satandar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala. Memahami hal tersebut, sangat jelas bahwa guru
yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki standar
kompetensi dan professional. Hal ini mengingat betapa pentingnya peran guru
dalam menata isi, sumber belajar, mengelola proses pembelajaran, dan
melakukan penilaian yang dapat memfasilitasi terciptanya sumberdaya manusia
yang memenuhi standar nasional dan standar tuntutan era global.
Standar kompetensi dalam hal ini dimaksudkan sebagai sesuatu
spesifikasi teknis kompetensi yang dibakukan dan disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan,
keamanan, kesehatan, prkembangan Ipteks, perkembangan masa kini dan masa
mendatang untuk mendapatkan manfaat yang sebesar- besarnya. Kompetensi
merupakan komponen utama dari standar profesi selain kode etik sebagai
regulasi perilaku profesi yang dirtetapkan dalam prosedur dan system
pengawasan tertentu. kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti. Dari pernyataan tersebut maka
kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang
terkait dangan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta
memberikan perhatian, dan mempersepsikan yang mengarahkan seseorang
menemukan langkah-langkah preventive untuk mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup:

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 109
1. Penguasaan materi, yang meliputi pemahaman karakteristik dan
substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu
yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan
metodelogi ilmu yang bersangkutan untuk memverivikasi dan
memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, serta pemahaman
manajemen pembelajaran.
2. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-
tahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapanya (kognitif,
afektif, dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangann dan
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang mendidik, yang terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta
penerpanya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
4. Pengembangan kepribadian pro- fesionalisme, yang mencakup
pengembangan intuisi keagamaan yang berkepribadian, sikap dan
kemampuan mengaktualisasikan diri, serta sikap dan kemampuan
mengembangkan profesionalisme kependidikan.
Selain standar kompetensi profesi di atas, guru juga perlu memiliki standar
mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik, dan psikis. Hal ini dipandang
perlu karena dalam melaksanakan tugasnya guru diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan (guide of journey) yang bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan kopotensi adalah merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.

110 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
4. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya dalam hal
ini dalam mnggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang brperan
sebagai alat pendidikan dan kompetensi pedagogic yang berkaitan dengan
fungsi guru dalam memerhatikan perilaku siswa belajar (Djohar, 2006).
Dengan demikian, kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari
kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayti, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
Selain itu, kompetensi telah terbukti merupakan dasar yang kuat dan valid bagi
pengembangan sumber daya manusia.
Lebih lanjut, Spencer (Uno, 2007) menyatakan ada lima karakteristik dari
kompetensi, yaitu (1) motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan
yang menyebabkan sesuatu; (2) sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan
konsisten terhadap situasi atau informasi; (3) konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan
image diri seseorang; (4) pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang
dalam bidang tertentu; (5) keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.
Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat
3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogic,
kepribadian, sosial, dan professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam konteks kedua kebijakan tersebut, kompetensi professional guru dapat
diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.
Kompetensi dalam pengertian umum biasanya menyatu pada kemampuan atau
ketrampilan yang dimiliki individu atau kelompok atau bahkan lembaga. Kata
kompetensi ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata “competence”
atau mampu. Kata mampu disini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian
untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 111
10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu
kesatuan yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut.
Kompetensi terdiri atas gabungan unsur-unsur potensi, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, serta kemampuan mengkoordinasikan unsur-
unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja.
Bentuk dan kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
antara lain lingkungan atau iklim kerja dan tantangan atau tuntutan pekerjaan.
Kualifikasi dan profesionalitas merupakan contoh bentuk perwujudan dari
kompetensi yang dimiliki seseorang.
Seseorang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seseorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja
yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam
pelayanan sosial di masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diwujudkan
dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar
(kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya atau
warga masyarakat yang dilayaninya (A. Samana, 1994).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang melakukan satuan kegiatan yang
dapat segera diwujudkan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan
pengertian seperti itu, dapat dipahami bahwa suatu kompetensi merupakan
serangkaian kegiatan dengan muatan materi, tujuan, cara dan perlengkapan
tertentu, disertai kualitas penampilannya (Prayitno, 2009). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia No
14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga
Penyelenggara Tenaga Kependidikan.

112 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Menurut Moh. Uzer Usman (2009: 17-19), definisi dan jenis-jenis kompetensi
guru yang profesional dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik.
• Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
• Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial:
memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
• Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
• Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
• Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 113
untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian guru dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma
sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:

114 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
• Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari.
• Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)
pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik
disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c)
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 115
Aspek-aspek Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki anggota masyarakat
yang mengabdikan diri memangku jabatan profesional untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
menjelaskan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang wajib dimiliki oleh
pendidik jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Lingkup standar
pendidik meliputi standar guru, dosen konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan yang
harus dipenuhi oleh pendidik, dibuktikan dengan ijazah/sertifikat yang relevan.
Dengan kata lain bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah yang mencerminkan
kemampuan akademik yang diperoleh melalui pendidikan dalam program S1 atau
kemampuan vokasional yang diperoleh melalui pendidikan dalam program
diploma D4. Standar kualifikasi pendidik Paket B setara SMP harus memiliki: a).
kualifikasi pendidik minimal D4 atau S1, b). latar belakang pendidikan tinggi
program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan, c) sertifikat profesi pendidik. Sedangkan kriteria fisik dan rohani adalah
kelayakan fisik, mental, dan kepribadian yang harus dimiliki seseorang yang
bertugas sebagai pendidik yang memungkinkannya dapat melaksanakan tugas
profesional dengan sebaik- baiknya.

4. Forum Diskusi
a. Coba temukan Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 205, pelajari
secara seksama. Jika ada hal yang berhubungan dengan persayaratan,
kualifikasi dan kompetensi guru Pendidikan Jasmani dapat saudara
pertanyakan melalui forum ini.

116 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
b. Coba tunjukkan secara real (dapat dalam bentuk uraian) dan berikan contoh
bahwa seorang guru telah menerapkan kompetensi sosial ketika sedang
mengajar materi senam lantai!
c. Uraikan pandangan saudara tentang 4 komponen kompetensi guru dan
analisis secara mendalam dengan membandingkan berbagai teori apakah
seorang guru cukup memiliki 4 kompetensi guru yang termuat dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.,

C. PENUTUP
1. Rangkuman

Dalam dunia pendidikan, tidak dipungkiri lagi bahwa guru menempati posisi
yang sangat penting. Guru merupakan tonggak pendidikan yang akan
mencetak manusia-manusia pada masa yang akan datang. Guna mendapatkan
guru yang berkualitas maka harus memiliki persyaratan, kualifikasi dan
kompetensi. Persyaratan seorang guru PJOK sebagai berikut: persyaratan
untuk menjadi seorang guru, yaitu: (1) Harus memiliki bakat seorang guru, (2)
Harus memiliki keahlian seorang guru, (3) Memiliki kepribadian yang baik dan
terintegrasi (4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas , (5) Guru
adalah manusia yang berjiwa pancasila dan (6) Guru adalah seorang warga
Negara yang baik.

Dimensi kualifikasi guru adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3)
Sertifikat profesi guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5)
prosedur mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi
(interpersonal skill).

Kompetensi guru meliuti: (1) kompetensi pedagogic. Kompetensi tentang


penguasaan proses belajar mengajar dimulai dari perancangan, metode, media
dan penilaian pembelajaran. (2) kompetensi Kepribadian, Kompetensi

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 117
kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia (3) kompetensi social Kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar dan (4) kompetensi Profesional, Kompetensi
profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.

2. Tes Formatif
1. Berikut ini adalah persyaratan untuk menjadi guru, kecuali …
A. Memiliki kepribadian yang baik
B. Persyaratan administrative
C. Persyaratan psikis
D. Persyaratan peralatan
E. Persyaratan fisik
3. Fungi professional guru, yaitu …
A. Guru menerukan ilmu atau keterampilan yang dimiliki atau dipelajari
kepada anak didiknya
B. Guru wajib menjadikan anak didiknya menjadi patriot bangsa
C. Guru wajib mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak didiknya
D. Guru wajib mengelola seluruh kebutuhan anak didiknya
E. Guru tidak diperkenankan menghukum anak didiknya
4. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional dibuktikan dengan …
A. Piagam
B. Surat Keputusan
C. Medali
D. Lencana
E. Sertifikat Pendidik
5. Seorang guru merupakan seorang pengajar dari bidang ilmu yang dia kuasai,
merupakan peran guru sebagai …
A. Pengelola kelas
B. Mediator dan fasilitator
C. Demonstrator
D. Diktator
E. Evaluator
6. Seorang guru Penjas sering mengucapkan kata-kata kasar selama proses belajar
mengajar dan sering membedakan dalam memberi perlakukan kepada siswa.
Ciri dari guru Penjas yang demikian kurang mendukung:
A. Kompetensi Pedagogik

118 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi emosional
D. Kompetensi kepribadian
E. Kompetensi Sosial
7. Upaya membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial antara
lain terlihat dalam upaya guru ….
A. memberikan contoh pada saat meragakan senam lantai
B. melatih siswa membuat keputusan yang diambil berdasarkan informasi
yang tepat
C. melatih bagaimana mempersiapkan kesehatan diri dan lingkungan sekitar
D. mendiskusikan bagaimana mengatasi permasalahan sosial di sekitar siswa
E. Memberikan umpanbalik selama proses belajar mengajar
8. Kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk satu mata pelajaran
atau kompetensi dalam mata pelajaran terteniu harus dimiliki oleh siswa
disebut
a. Kompetensi dasar
b. Standar kompetensi
c. Lndikator
d. Kompetensi Iulusan
e. Kecakapan hidup
9. Berikut ini merupakan dimensi kualifikasi yang harus dimiliki oleh guru,
kecuali
A. Kualifikasi akademik
B. Keterampilan mengajar
C. Rencana pengajaran
D. Prosedur mengajar
E. Latar belakang pendidikan
10. Prinsip profesionalitas yang harus dimiliki dosen atau guru sesuai uu guru dan
dosen adalah sebagai berikut, kecuali ..
A. Memiliki bakat, minat, panggilanjiwa dan idealism
B. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan dan akhlak mulia
C. Mampu mengenal karaktetistik setiap siswa / setiap mahasiswa
diperguruan tinggi / sekolahan
D. Memiliki kualifikasi akademik dan Iatar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
E. Memiliki kompeteensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
11. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan kompetensi ….
A. Pedagogik
B. Kepribadian
C. Profesional
D. Sosial
E. Motorik

Kunci Jawaban :
11. D
12. A

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 119
13. E
14. C
15. D
16. D
17. B
18. B
19. C
20. A

Daftar Pustaka
A. Samana, (1994), Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius
Ahmad Tafsir (2001) Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
Ainnur Adi Dhuhary (2011), Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
Olahraga Dan Kesehatan, Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana UM.
Binti Maunah, (2007) Ilmu Pendidikan, Jember : Center For SocietyStudies,

120 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Depdikbud, (1989) Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,),
Eunice, O.U. and Abolarin E. E. (2012). Strategies For Enhancing Teacher
Competence and Quality of Classroom Instruction. Global Voice of
Education, Vol 1(1). (Online),
(globaleducators.org/...educators/Journal%202012%20-%2028....), diakses
25 April 2017
Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Mardapi Djemari, (2012). Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan.


Yogyakarta : Nuha Medika
Mulyasa (2005), Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mustofa A. (2007). Perubahan Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Tanah Pada Hutan
Alam yang Diubah Menjadi Lahan Pertanian di Kawasan Taman Nasional
Gunung Leuser. [Skripsi]. Bobor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor
Ngainun Naim, ( 2 0 1 1 ) Menjadi Guru Inspiratif, Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Nuri Ramadhan (2017). Tugas, Peran Kompetensi Dan Tanggungjawab Menjadi Guru
Profesional, Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan Tahun 2017

PP No. 19 Th. (2005), Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Fokusmedia, 2005),


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang standar
kompetensi pedagogik guru
Prayitno, (2009), Dasar Teori dan Praktis Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Sardiman A.M, (2007) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.
Grafindo Persada.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
UU nomor 19 tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan pasal 28
W.James Pophanm-eva L.Baker (2005) Teknik Belajar Secara Sistematis, Jakarta:
Rineka Cipta.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 121
KEGIATAN BELAJAR 4:

REGULASI KEBIJAKAN NASIONAL, PANDANGAN YURIDIS DAN


KODE ETIK GURU

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Guru, adalah unsur penting yang menentukan berhasil tidaknya pendidikan. Jika
guru berkualitas baik, maka pendidikanpun akan baik. jikalau tindakan para
guru dari hari ke hari bertambah baik, maka akan menjadi lebih baik pulalah
keadaan dunia pendidikan kita. Sebaliknya, kalau tindakan dari hari ke hari
makin memburuk, maka makin parahlah dunia pendidikan kita. Guru-guru kita
dapat disamakan dengan pasukan tempur yang menentukan kemenangan atau
kekalahan dalam perang.
Dari berbagai studi yang telah dilakukan, tingkat kesejahteraan merupakan
penentu yang amat penting bagi kinerja guru dalam menjalankan tugasnya.
Dilaporkan bahwa negara-negara yang memberikan perhatian khusus pada gaji
guru, lebih baik mutu pendidikannya. Dan langkah-langkah ke arah lebih
meningkatkan kesejahteraan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan telah
banyak dilakukan oleh banyak negara.
Tema-tema kesejahteraan guru dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan, dan rasa
aman dalam menjalankan tugasnya perlu dikedepankan mengingat
kesejahteraan guru di Indonesia masih memprihatinkan. Lahirnya Undang-
Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 merupakan legalitas formal
yang menjamin perlindungan hukum bagi para guru untuk dapat bekerja secara
aman, kreatif, profesional, dan menyenangkan.
Implementasi Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 telah
menuntut guru untuk memenuhi kualifikasi akademik yaitu S1 atau D/Akta IV,
memiliki seperangkat kompetensi secara integral holistik yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial. Kualifikasi akademik dan seperangkat kompetensi tersebutlah yang akan

122 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
mengantarkan guru untuk mengikuti sertifikasi guna memperoleh tunjangan
profesi dari pemerintah.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan sejak
dulu. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain menata sarana dan
prasarana, melakukan perubahan kurikulum, meningkatkan kualitas guru baik
melalui peningkatan kualifikasi pendidikan guru, memberikan berbagai diklat
atau penataran, maupun peningakatan tunjangan profesi guru dalam arti
meningkatkan kesejahteraan guru. Semua ini dilakukan guna tercapainya tujuan
pendidikan nasional yang bermutu secara merata.
Disebutkan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menata
kembali sistem pendidikan nasional. Undang-undang Sisdiknas merupakan
pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 yang dianggap tidak
mengusung prinsip reformasi yang mulai digembor-gemborkan pada tahun
1998. Sedangkan Undang-undang Guru dan Dosen memuat berbagai pasal yang
mengatur berbagai hal tentang tenaga pendidik.
Melihat fakta bahwa banyaknya undang-undang yang dilahirkan di Indonesia
ternyata tidak membawa perubahan yang diharapkan, sebut saja UU Lalu Lintas
yang belum mampu mewujudkan disiplin berlalu lintas sehingga kemacetan dan
kecelakaan masih banyak terjadi, atau UU Perlindungan Anak yang belum
mampu menjamin berkurangnya kekerasan pada anak, maka akankah UU
Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen, baik substansi maupun pelaksanaannya
nantinya dapat menyelesaikan masalah pendidikan Indonesia, berdasarkan latar
belakang permasalahan ini maka perlu dilakukan analisa melalui makalah
dengan judul “Analisis Kebijakan Tentang Undang Undang Guru Dan Dosen ”.
Kegiatan belajar kali ini memebrikan pemahaman dan penguatan bagu guru
PJOK untuk memahami berbagai landasan hukum, peran, fungsi dan
kompetensi yang harus dimiliki serta tanggung jawab guru sebagai profesi.
Informasi ini diyakini dapat memberikan bekal bagi guru untuk menjalankan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 123
tugas profesinya sekaligus mempersiapkan kualifikasi dan kompetensinya
sebagai guru professional khususnya guru PJOK.

2. Relevansi
Guru memegang peranan yang strategis dalam kerangka menjalankan fungsi
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peran guru tidak dapat digantikan
oleh profesi lain, terlebih pada masyarakat yang multikultural dan
multidimensional. Oleh karena itu guru sudah sepantasnya memahami
peranannya sebagai profesi yang dituntut professional.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah
menetapkan aturan dalam sebagaimana yang tertuang dalam Sistem Pendidikan
Nasional. Terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
sehingga dapat dikatakan sebagai professional.
Hal ini melandasi begitu pentingnya seorang guru untuk memahami regulasi
kebijakan nasional, pandangan yuridis dan kode etik guru dalam menjalankan
profesinya sebagai guru.

3. Petunjuk belajar
Bapak/ Ibu sekalian, untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh ini
dalam modul ini Saudara diharapkan membaca secara seksama, menelaah
infornasi tambahan yang diberikan melalu eksplorasi sumber-sumber lain,
melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Pada tahap penguasaan dan
peningkatan kompetensi diharapkan Saudara memahami regulasi kebijakan dan
kode etik profesi guru serta profesionalitas yang harus dimiliki oleh seorang
guru.
Selain itu Saudara juga diminta untuk mengerjakan tes formatif yang disajikan.
Pengerjaan tugas formatif didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini
sebeumnya, dan kemudia diperkaya dengan berbagai informasi yang saudara
dapat dari sumber-sumber lain.
Evaluasi erupakan tugas lain yang perlu Saudara kerjakan sehingga secara
mandiri Saudara akan dapat mengetahui tingkat kompetensi dan profesionalitas

124 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
yang Saudara miliki. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci
jawaban dari evaluasi tersebut, namun demikian Saudara tidak diperkenankan
membbuka dan membacanya sebelum tes formatif selesai Saudara kerjakan

B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu memahami dan mengimplementasikan berbagai regulasi kebijakan
nasional dan kode etik guru dalam menjalankan tugas profesinya
2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Regulasi kebijakan nasional guru sebagai jabatan professional
b. Pandangan yuridis profesi guru
c. Sanksi pelanggaran kode etik

3. Uraian Materi
A. Regulasi Kebijakan Nasional
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas manusia dalam
bentuk meningkatnya kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Seiring
dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat menuntut
adanya peningkatan mutu pendidikan. Setiap sistem pendidikan harus mampu
melakukan perubahan-perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan mutu
(Goodwin, 2014). Dalam upaya pembangunan pendidikan nasional, sangat
diperlukan guru (pendidik) dalam standar mutu kompetensi dan
profesionalisme yang terjamin. Untuk mencapai jumlah guru professional yang
dapat menggerakkan dinamika kemajuan pendidikan nasional diperlukan suatu
proses pembinaan berkesinambungan, tepat sasaran dan efektif (Petric &
McGee, 2012).
Pembinaan profesi guru sudah mulai dirancang ssebagai profesi sejak 4
Desember 2004 sehingga pada tahun 2006 terbitlah (1) Undang-Undang nomor

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 125
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan (2) Peraturan Pemerintah nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada tahun 2006 juga
mulai dilaksanakan Sertifikasi Guru untuk kuota 2006 dan 2006. Dari
pelaksanaan ini dihasilkan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang
Guru dan pembayaran tunjangan Profesi Pendidik bagi guru-guru yang sudah
sertifikasi.
Pada tahun 2009 diterbitkan PP nomor 41 tahun 2009 tentang tunjangan
Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan
Kehormatan Profesor. Selanjutnya pada tahun yang sama diterbitkan
PerMennag PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Pada tahun 2010 pemerintah menerbitkan Permendiknas nomor 27 tahun
2010 tentang program induksi bagi guru pemula dan Permendiknas nomor 35
tahun 2010 tentang Petunjuk teknik Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya. Peraturan ini kemudian dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan
bersama Mendiknas, Men PAN dan RAB, Mendagri, Menkeu, dan Menag
tentang Penataan dan Pemerataan guru PNS.
Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan kualifikasi, kompetensi dan
upaya untuk menghasilkan profesi guru yang profesional, yaitu:
a. Standart seleksi Guru: S1 dan D4
b. Standart kompetensi Jenjang Jabatan Guru
c. Sistem pengendalian PK Guru dan dukungan PKB
d. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Pra dan Dalam Jabatan melalui PPG
e. Bimbingan teknis PK Guru dan PKB
f. Penyesuaian Jafung guru seesai (Perme 38/2010)
g. Pembentukan Tim Penilai Jafung Guru
h. Sistem sanksi
i. Rintisan Pelaksanaan PK Guru dan PKB
Pada tahun 2013, Permennegpan dan RB 16/2009 sudah efektif berlaku
(Penilaian Kinerja Guru dan PKB serta program induksi dilaksanakan di seluruh
sekolah). Pelaksanaan sistem pengendalian PK Guru dan dukungan PKB serta

126 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
dinergi kegiatan PK Guru dengan EDS. Pelaksanaan PKB didasarkan pada hasil
PK Guru dan penuntasan SerGur di bawah S1/D4.
Pada tahun 2014 dilaksanakan penuntasan peningkatan kualifikasi guru
ke S1 dan D4 serta pelaksanaan PK Guru dan PKB berdasarkan hasil PK Guru.
Dilanjutkan pada tahun 2015 penuntasan sertifikasi guru dalam jabatan dan
pendidikan profesi guru bagi calon guru. Pada tahun 2016 dilaksanakan
pengangkatan guru yang diwajibkan sudah bersertifikasi.
Pada peradaban bangsa manapun termasuk Indonesia, profesi guru
bermaksna strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses
kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangunan
karakter bangsa. Makna strategis guru sekligus meniscayakan pengakuan guru
sebagai profesi. Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas profesi guru dengan segala
dimensinya http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-ttg-guru-dan-dosen.pdf.
Di dalam UU No. 14 tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sebagai implikasi dari UU NO.14 tahun 2005, guru
harus menjalani proses sertifikasi guru dalam jabatan.
Pada spectrum yang lebih luas, pengakuan atas profesi guru secara lateral
memunculkan banyak gagasan. Pertama, diperlukan ekstrakapasitas untuk
menyediakan gagasan. Guru yang professional sejati dalam jumlah yang cukup,
sehingga peserta didik memasuki bangku sekolah tidak terjebak pada hal yang
sia-sia akibat layanan pendidikan dan pembelajaran yang buruk (Philips, 2013).
Kedua, regulasi yang implementasinya taat asas dalam penempatan dan
penugasan guru agar tidak terjadi diskriminasi akses layanan pendidikan agim
mereka yang berada pada titik-titik terluar wilayah negaran, di tempat-tempat
yang sulit dijangkau karena keterisolasian, dan di daerah-daerah yang penuh
konflik.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 127
Ketiga, komitmen guru untuk mewujudkan hak semua warga negara atas
pendidikan yang berkualitas melalui pendanaan dan pengaturan negara atas
sistem pendidikan.
Keempat, meningkatkan kesejahteraan dan status guru serta tenaga
kependidikan lainnya melalui penerapan yang efektif atas hak asasi dan
kebebeasan professional mereka.
Kelima, menghilangkan segala bentuk diskriminasi layanan guru dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan gender,
ras, status perkawinan, kekurangmampuan, orientasi seksual, usia, agama,
afiliasi pilitik atau opini status sosial dan ekonomi, suku bangsa, adat istiadat,
serta mendorong pemahaman, toleransi, dan penghargaan atas keragaman
budaya komunitas (Goodwin & Kosnik, 2013)
Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan berkelanjutan,
perdagangan yang far, layanan sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui
solidaritas dan kerjasama di antara anggota organisasi guru di mancanegara,
gerakan organisasi guru di mancanegara, gerakan kekaryaan internasional, dan
masyarakat madani (Besharov & Oser, 2014).
Beranjak dari pemikiran teoritis di atas, diperlukan upaya untuk
merumuskan kebijakan dan pengembangan profesi guru. Itu sebabnya, akhir-
akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem
pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen,
pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan
kualifikasi dan kompetensi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan
perlindungan, kesejahteraan pembinaan karir, pengembangan keprofesian
berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah
khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan (Masnyur, 2012;
Asmarani, 2014).
Keberadaan guru yang professional dan berkompeten meupakan suatu
keharusan untuk memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru yang
professional mampu mencerminkan sosok keguruannya dengan wawasan yang
luas dan memiliki sejumlah kompetensi yang menunjang tugasnya (Sobri,

128 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
2016). Upaya pengembangan profesionalisme guru perlu terus dilakukan secara
berkelanjutan supaya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mereka yang
berhubungan dengan tugasnya selalu mengikuti perkembangan kemajuan dunia
pendidikan (Supriadi, 2013). Untuk tujuan itu, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan selalu berusaha untuk menyempurnakan kebijakan di bidang
pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Adapun beberapa kebijakan nasional tentang guru sebagai profesi sebagai
berikut: http://tpundiksha.wordpress.com/apakah-tp-itu/landasan-kebijakan-
pemerintah-untuk-tp/

B. Pandangan Yuridis Guru


Pendidikan sebagaimana yang dinyatakan di dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 angka 1 adalah:
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Paradigma pendidikan tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam fungsi dan
tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa: Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama
untuk merumuskan standar nasional pendidikan sebagaimana yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 35 sebagai berikut:

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 129
1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.
3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Fungsi standar nasional pendidikan adalah untuk penjaminan dan
pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar
nasional pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pekerjaan Guru dan Dosen sebagai tenaga pendidik merupakan suatu jabatan
professional yang memiliki peranan dan kopetensi. Guru dan Dosen mempunyai
fungsi, peran da kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional
dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan profesionalisme yang
bermartabat. Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau
rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan corak suatu profesi. Selain itu
profesionalisme juga mengandung pengetian menjalankan suatu profesi untuk
keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.
Profesi pada hakikatnya adalah suatu janji terbuka bahwa seseorang akan
mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa karena
orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan tersebut. Tidak mudah
menjadi seorang pelaksana profesi yang professional, harus ada kriteria kompetensi

130 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
tertentu yang mendasarinya. Tjerk Hooghiemstra, mengemukakan bahwa seorang
yang dikatakan professional adalah mereka yang sangat kompeten atau memiliki
kompetensi tertentu yang mendasarinya kinerjanya. Kompetensi menurut Tjerk
Hooghiemstra, pada tulisannya yang berjudul Integrated Management of Human
Resources, disebutkan bahwa, kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang
yang berhubungan dengan unjuk kerja yang efektif atau superior pada jabatan
tertentu. Kompetensi dapat berupa motif, sifat, konsep diri pribadi, attitude atau
nilai-nilai, pengetahuan yang dimiliki, keterampilan dan berbagai sifat-sifat
seseorang yang dapat diukur dan dapat menunjukkan perbedaan antara rata-rata
dengan superior. Perdalam pemahaman tentang guru dapat dibuka pada
https://www.gurukatro.com/2016/03/kebijakan-pengembangan-profesi-guru.html.
Sehubungan denga itu, Lyle M. Spencer dalam bukunya berjudul Competence
at Work, tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Tjerk Hooghiemstra
sebelumnya. Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan
dengan atau menghasilkan untuk kerja yag efektif atau superior pada jabatan
tertentu atau situasi tertentu sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Karakteristik
pokok mempunyai arti kompetensi yang sangat mendalam dan merupakan bagian
melekat pada pribadi seseorang dana dapat menyesuaikan sikap pada berbagai
kondisi atau berbagai tugas pada jabatan tertentu. Maka, ada lima karakteristik
kompetensi yaitu, motif, sikap, konsep diri (attitude, nilai-nilai atau imajinasi diri),
pengetahuan atau keterampilan.
Kompetensi lebih dititik beratkan pada apa yang diharapkan dikerjakan oleh
pekerja di tempat kerja. Dengan perkataan lain, kompetensi menjelaskan apa yang
seharusnya dikerjakan oleh seseorang bukan latihan apa yang harus diikuti.
Kompetesi juga harus dapat menggambarkan kemampuan menggunakan ilmu
pengetahua dan keterampilan pada situasi dan lingkunga yang baru. Karena itu,
uraian kompetensi harus dapat menggambarkan cara melakukan sesuatu dengan
efektif bukan hanya mendata ugas. Melakukan sesuatu dengan efektif dapat dicapai
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Sikap kerja atau attitude sangat
memengaruhi produktivitas.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 131
Pekerjaan mansuai yang paling terpandang dan dihormati adalah Guru.
Apabila dibansingkan dengan Raja, Presiden, Gubernur, Pejabat, orang kaya, bos,
direktur, dan status sosial ekonomi lainnya, maka pekerjaan itu tidak semulia Guru.
Oemar Hamalik, dalam bukunya berjudul “Pendekatan Guru Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi”, disebutkannya bahwa hingga sampai saat ini, perkerjaan
Guru sebagai tenaga pendidik masih diperdebatkan apakah termasuk profesi atau
bukan. Sebab sering terjadi seorang Guru gagal dalam mendidik muridnya/
siswanya sementara guru tersebut telah memiliki gelar akademik walaupun ada juga
guru yang berhasil mendidik. Ada pula orang tua berhasil dalam mendidik anak-
anaknya akan tetapi orang tua tersebut tidak perah sekalipun mengikuti pendidikan
guru dan mempelajari ilmu mengajar. Oleh sebab itu, dalam melihat hal tersebut,
maka profesi guru hendaknya dipahami dalam hubungannya yang luas sebagai
berikut:
1. Peranan pendidikan harus dilihat pembangunan secara menyeluruh yang
bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa.
Pembangunan tidak mungkin berhasil jika tidak dilibatkan kemampua yang
dimiliki manusianya. Untuk menyukseskan pembangunan perlu ditata sistem
pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan dirancang dan dilaksanakan oleh
orang-orang yang ahli dibidangnya. Tanpa keahlian yang memadai, maka
pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang dimiliki oleh tenaga pendidik, tidak
dimiliki oleh warga (masyrakat) pada umumnya, melainkan hanya dimiliki oleh
orang-orang tertentu yang telah menjalani pendidikan Guru seca berencana dan
sistematik;
2. Hasil pendidikan memang tidak mungkin dilihat dan dirasakan dalam waktu
singkat, melainkan diperlukan jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya proses
pndidikan tidak boleh keliru atau salah. Kesalahan yang dilakukan oleh orang-
orang yang bukan ahli dibidang pendidikan dapat merusak generasi seterusnya.
Oleh sebab itu, tangan-tangan yang mengelola sistem pendidikan mulai dari atas
sampai ke tingkat bawah harus terdiri dari tenaga-tenaga professional dalam
bidang pendidikan;

132 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
3. Sekolah adalah suatu lembaga profesioal. Sekolah bertujuan membentuk peserta
didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh dapat
dipertanggungjwabkan dalam masyrakat dan terhadap dirinya. Dimana orangtua
peserta didik tersebut terletak pada guru dan tenaga kependidikan lainnya. Oleh
karena itu, pada guru harus dididik dalam profesi kependidikan, agar memliki
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
efisien dan efektif. Hal ini dapat dilakukan jika kedudukan, fungsi, dan peran
guru diakui sebagai suatu profesi;
4. Sesuai dengan hakekat dan kriteria profesi, jelas bahwa pekerjaan guru harus
dilakukan oleh orang yang bertugas sebagai guru. Pekerjaan guru adalah
pekerjaan yang penuh pengabdian kepada masyrakat dan perlu ditata berdsarkan
kode etik tertentu. Kode etik tersebut mengatur bagaimana seorang guru harus
bertingkah laku sesuai dengan norma-norma pekerjaannya, baik dalam
hubungan anak dengan anak didiknya maupun dalam hubungannya dengan
teman sejawat; dan
5. Sebagai konsekuensi logis dari pertimbangan tersebut, maka setiap guru harus
memiliki kompetensi professional. Kompetensi kepribadian, dan kompetensi
kemasyarakatan. Dengan demikian guru memiliki kewenangan mengajar untuk
diberikn imbalan secara wajar sesuai dengna fungsi dan tugasnya. Tentunya
seorang alon guru harus pula menempuh program pendidikan guru pada suatu
lembaga pendidikan guru tertentu.
Guru harus bekerja secara profesioal karen sejak diundangkannya Undang-
Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), pekerjaan guru
dijadikan sebagai profesi layaknya profesi dokter, pengacara, dan lain-lain. Dalam
hal ini, E. Mulyasa, menyatakan bahwa guru harus professional dengan
memposisikan dirinya sebagai:
1. Orang tua yang penuh kasih saying terhadap peserta didiknya;
2. Temen, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik;
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan dan melayani peserta didik
sesuai minat, kemampuan dan bakatnya;

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 133
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan sarana pemecahannya;
5. Memupuk rasa percaya diri, berani, dan bertanggung jawab;
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain secara wajar;
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain,
dan lingkungannya;
8. Mengembangkan kreativitas; dan
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Dalam memenuhi tuntutan di atas, guru harus mampu memaknai
pembelajaran dan menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan
kompetensi dan perbaikan kualitas probadi peserta didik. Maka terhadap guru
tersebut harus pula memiliki kompetennsi professional. Kompetensi professional
mencakup kumpulan beberapa kompetensi yang berbeda satu sama lain seperti
ditunjukkan di bawah ini:
1. Kompetensi spesialis, yaitu kemampuan untuk keterampilan dan pengetahun
dalam menggunakan alat-alat yang ada dengan sempurna, mengorganisasikan
dan menangani masalah;
2. Kompetensi metodik, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan dan
menganalisa informasi, mengevaluasi informasi, orientasi tujuan kerja, dan
bekerja secara sistematis;
3. Kompetensi individu, yaitu kemampuan untuk inisiatif, dipercaya, motivasi,
kreatif, dan
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, kerja kelompok,
kerja sama.
Sehubugan dengna kompetensi professional tersebut, guru professional
adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.
Kompetensi professional merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh guru.

134 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kompetensi professional sebagai penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Indonesia,
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah
emampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenui standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Berkenaan dengan kompetensi professionalism guru tersebut, dalam Undang-
Undang Nomo 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (UUGD), Bab III Pasa &
ayat (1), profesi guru harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism;
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan , keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia;
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjuta dengan belajar sepanjang hayat;
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Kompetensi guru dapat diukur dari berbagai aktivitasnya secara aktif, inovatif
dalam kegiatan ilmiah untuk dapat berhak sebagai penerima sertifikat dalam
sertifikasi guru. Sertifikasi gutu dimaksud diperhatikan dari portofolio guru selama
melaksanakan tugasnya. Dimana bahwa portofolio adalah bukti fisik (dokumen)
yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama
menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Oleh karena
itu, terhadap guru yang merupakan tenaga professional di bidang pendidikan dalam
perspektif Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 135
(UUGD). Guru dituntut untuk bekerja secara professional yang didasarkan kepada
kompetensi guru yang memadai dan memperhatikan kepada kesejahteraan guru
tersebut melalui sertifikasi.

C. Kode Etik Guru


Kode etik diawali dengan istilah etik yang dimaknai dengan etika moral.
Etika Berasal dari bahasa Yunani Ethos, Yang berarti karakter, watak kesusilaan
atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau
masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan
untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Guru merupakan salah satu profesi yang bertugas mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal. Istilah profesi berkaitan dengan bidang yang sangat
ditentukan berdasarkan jenjang pendidikan dan keahlian tertentu yang ditekuni,
sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai dan diwadahi oleh organisasi
profesi tertentu. Menurut KBBI (2005: 897), kata profesi berarti bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan
sebagainya) tertentu. Secara umum profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan
yang memerlukan pendidikan lanjut dalam science dan teknologi yang digunakan
sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam kegiatan yang
bermanfaat.
Dengan demikian dapat dimaknai bahwa Profesi guru adalah jabatan
profesional yang memiliki tugas pokok dalam proses pembelajaran. Uraian tugas
pokok tersebut mencakup keseluruhan unsur proses pendidikan dan peserta didik.
Tugas pokok itu hanya dapat dilaksanakan secara profesional bila persyaratan
profesional yang ditetapkan terpenuhi. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh
melalui jenjang pendidikan tertentu belumlah cukup melainkan harus didukung
oleh penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

136 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Guru juga merupakan jabatan profesional yang memiliki tugas pokok yang
amat menentukan dalam proses pertumuhan dan perkembangan peserta didik.
Uraian tugas pokok tersebut mencakup keseluruhan unsur yang terlibat dan
berperan dalam proses pembelajaran. Tugas pokok itu hanya dapat dilaksanakan secara
profesional bila persyaratan-persyaratan sebagai guru terpenuhi.
Adapun persyaratan profesional guru adalah antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya pada jenjang
Diploma atau Sarjana Pendidikan yang didalamnya tercantum dengan jelas
akta kewenangan mengajar.
2. Memiliki ciri-ciri keperibadian sebagai seorang pendidik seperti: memilki
kasih sayang yang tulus kepada peserta didik, memiliki komitmen untuk ikut
membantu pertumbuhan peserta didik secara utuh dan sempurna, jujur, ikhlas,
adil bijaksana, dan penolong serta menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia.
3. Menghargai perbedaan –perbedaan secara kultural, sosial da spiritual
4. Menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang menjadi acuan masyarakat dalam
hidupnya.
5. Diterima dan diakui oleh masyarakat sebagai guru dan pendidik.
6. Guru harus berakhlak mulia dan menjadi contoh teladan baik bagi peserta
didik, maupun bagi masyarakat banyak
Guru memiliki tugas pokok sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya
sehingga tumbuh dan berkembang dengan total dan sempurna.
2. Membantu peserta didik agar potensi intelektual, emosional, sosial dan
spiritualnya tumbuh berkembang secara seimbang dan harmonis serta
sempurna
3. Mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan dan metodologi yang penuh dengan kreatifitas
dalam proses belajar mengajar, sehingga khazanah ilmu pengetahuan dan
kreatifitas peserta didik tumbuh dan berkembang pula

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 137
4. Menanamkan nilai-nilai dasar yang positif dan diperlukan dalam hidup
kedalam diri peserta didik sehingga melekat dan tumbuh menjadi satu dengan
prilaku peserta didik
5. Membangun watak dan kepribadian peserta didik menjadi orang yang
memiliki watak dan kepribadian utuh dan sempurna
6. Membantu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menjalanakan
fungsinya sebagai makhluk sosial yang beradab dan bermartabat
7. Menumbuhkembangkan dalam diri peserta didik nilai-nilai prilaku mulia
8. memberikan tuntunan kepada peserta didik untuk mengenal mana perbuatan
yang baik dan yang tidak, mana perbuatan yang dilarang mana pula yang tidak
dilrang, mana perbuatan yang salah dan mana pula yang benar yang perlu
dalam kehidupan yang penuh kedamaian, ketentraman dan keharmonisan.

Suatu profesi dilaksanakan oleh seorang professional dengan menjaga


perilaku yang memenuhi norma-norma etika profesi. Kode etik adalah norma dan
asas yang diterima oleh kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku. Kode
etik guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru
Indonesia sebagai pdoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi
sebagai pendidik, anggota masyaraakt, dan warga negara. Pedoman sikap dan
perilaku ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik
dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-
tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, serta sikap pergaulan sehari-hari di
dalam dan diluar sekolah. Oleh karena itu, kode etik guru Indonesia dirumuskan
sebagai himpunan norma dan nilai-nilai profesi guru yang tersususn secara
sistematis dalam suatu sistem yang bulat. Fungsinya adalah sebagai landasan moral
dan pedoman tingkah laku dalam menunaikan pengabdiiannya serta berfungsi
sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas
dan layanan professional guru dalam hubungannya dengan siswa, orang tua/ wali
siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai
dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.

138 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kode etik harus menjabarkan secara eksplisit batas-batas wewenang dalam
melaksanakan tugasnya sehingga perilakunya tidak berbaur dengan perilaku
khusus yang seharusya dilakukan oleh profesi lain, disertai dengn perilaku
marginal yang masih layak dilakukan oleh profesi tersebut. Oleh karena itu,
haruslah ditaati oleh guru dengan tujuan antara lain sebagai berikut:
a. Agar guru-guru mempunyai rambu-rambu yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari sebagai pendidik.
b. Agar guru-guru dapat bercermin diri mengenai tingkah lakunya, apakah sudah
sesuai dengan profesi pendidik yang disandangnya ataukah belum
c. Afar guru-guru mengambil langkah preventif, jangan sampai tingkah lakunya
dapat menurunkan martabatnya sebagai seorang professional yang bertugas
utama sebagai pendidik.
d. Agar guru selekasnya dapat kembali mengambil langkah kuratif, jika ternyata
apa yang mereka lakukan selama ini bertentangan atau tidak sesuai dengan
normal-norma yang telah sirumuskan dan disepakati sebagai kode etik guru.
e. Agar segala tingkah laku guru, seantiasa selaras atau paling tidak, tidak
bertentangan dengan profesi yang disandangnya ialah sebagai seorang
pendidik. Lebih lanjut dapat diteladani oleh anak didiknya dan oleh
masyarakat.
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di
Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan
tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
Menurut Edward (2005), kode etik profesionalisme guru yang dikeluarkan
oleh national Educational Association (NEA) menyatakan bahwa pendidik
haruslah mengambil sikap, antara lain (1) memberikan kebebasan gerak kepada
siswa dalam mengajar tujuan-tujuan belajarnya; (2) menyediakan akses bagi siswa
terhadap berbagai pandangan yang bervariasi; (3) tidak mengurangi atau
mengkerdilkan materi pelajaran yang berkaitan dengan perkembangan siswa; (4)
dengan sungguh-sungguh melindungi siswa dari kondisi yang mengancam dan
melemahkan kegiatan belajarnya, kesehatannya, dan keselamatannya; (5) tidak
membukakakn hal-hal yang memalukan atau merugikan siswa; (6) tidak

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 139
membedakan siswa atas dasar ras, warna kulit, keyakinan, jenis kelamin, asal suku
dan kebangsaan, status perkawian, kepercayaan/ agama, atau politik, keluarga,
latar belakang sosial budaya, dan orientasi seksual; (7) tidak mempergunakan
hubungan professional dengan siswa untuk kepentingan pribadi; (8) tidak
mengungkapkan keterangan siswa yang diperoleh dalam pelayanan professional
untuk tujuan pribadi dan tidak jelas.
Menurut Djhar (2006), bila diperhatikan dari bidang tugasnya, kode etik guru
minimal meliputi tiga hal, yaitu (1) kompeten dalam mengajarkan bidang studinya;
(2) professional dalam menjalankan tugasnya; (3) terampil dan benar dalam
melaksanakan kinerja.
Kode etik guru Indonesia merupakan jiwa dari Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta tanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, guru Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan berpedoman pada
dasar-dasar sebagai berikut: (1) guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya
untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila; (2) guru mempunyai
kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesua dengan kebutuhan
anak didik masing-masing; (3) guru mengadalan komunikasi terutama dalam
memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala
bentuk penyalahgunaannya; (4) guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan
memelihara hubungan orangtua murid sebaik-baiknya demi kepentingan anak
didik; (5) guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan; (6)
guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan profesinya; (7) guru menciptakan dan memelihara hubungan antar
sesame guru, baik berdasarkan hubungan kerja maupun di dalam hubungan
keseluruhan; (8) guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan
meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya;
(9) guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan (Yamin, 2007).

140 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Kode etik guru ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh
utusan cabang dan pengurus daerah PGRI se-Indonesia dalam kongres ke-XIII di
Jakarta pada 1973, yang kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI ke-XVI
pada 1989 juga di Jakarta yang berbunyi sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhya yang
berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh infoemasi tentang siswa sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua muris dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Kode etik guru berfungsi menjadi seperangkat prinsip dan norma moral yang
mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam kaitannya
dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi
profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama, pendidikan sosial, etika, dan
kemanusiaan. Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992) mengemukakan empat
fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain: (1) Agar guru terhindar dari
penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. (2) Untuk mengatur
hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan pemerintah. (3)
Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 141
pada profesinya. (4) Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.
Dengan merujuk kepada undang-undang guru dan dosen N0. 14 tahun 2005 Bab IV
pasal 8, menyatakan bahwa kompetnsi guru meliputi: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetnsi keperibadian dan kompetensi sosial. Uraian
kompetensi guru sebagai berikut ini;
1. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola
pembeljaran peserta didik, yang meliputi: (a) pemahaman peserta didik, (b)
perancangan dan pelaksananaan pembelajaran, (c) evaluasi pemeblajaran dan
(d) pengembangan peserta didik untuk mengakutalisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
2. Kompetensi Profesional merupakan kemampuan dalam penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memunkinkannya
membibimbing peserta didik memenuhi standar kopetensi
3. Kompetensi Kepribadian merupakan penguasaan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
4. Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik/tenaga kepenbdidikan lain, orang
tua/wakil peserta didik. Dan masyarakat sekitar.
Keseluruhan kompetensi dasar ini mejadi rujukan pengembangan program
pendidikan guru dan tenaga kependidikan secara umum dan Program Pendidikan
Profesi seara khusus termasuk proses sertifikasi yang merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan guru di Indonesia secara utuh sebagaimana yang
dinyatakan dalam Undang-undang Guru dan Dosen bab IV pasal 8 dan pasal 10.
Guna mendapatkan kualifikasi sebagai seorang guru terdapat beberapa
lembaga/jenjang pendidikan guru yaitu: Dengan merujuk kepada undang-undang
guru dan dosen No. 14/ 2005, khuasusnya Bab IV pasal 9, Peraturan pemerintah No
19 pasal 29, makna pendidikan, konsep profesi guru, uraian tugas guru, kompetensi
dasar guru dan seluruh persyaratan untuk memasuki jabatan guru maka secara
operasional kualifikasi pendidikan minimal bagi seorang guru dikembangkan

142 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
seabagai tercantum berikut ini: (1) Diploma atau Sarjana Pendidikan dalam bidang
studi Pendidikikan Pre-School atau Early Childhood Education; (2) Diploma atau
Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar untuk jenjang
Sekolah Dasar; (3) Sarjana Pendidikan Bidang Studi untuk Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas; (4) Sarjana Pendidikan dalam Pendidikan
Teknologi atau Pendidikan Kejuruan untuk Sekolah Menengah Kejuruan; dan (5)
Pendidikan profesi yang merupakan bagian integral dari program pendidikan guru
dengan tujuan untuk menyempurnakan dan mengokohkan program pendidikan
guru yang berlaku saat ini.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Dosen dan Guru disebut tentang organisasi dank ode etik guru sebagaimana dalam
uraian berikut.
Pasal 41
(1) Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen.
(2) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan
kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat.
(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
(4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi
profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Pasal 42
Organisasi prefesi guru mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan dan menegakkan kode etik guru;
b. Memberikan bantuan hukum kepada guru;
c. Memberikan perlindungan profesi guru;
d. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru;
e. Memajukan pendidikan nasional.
Pasal 43
(1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormtan dan martabat guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesianalan, orgaisasi profesi guru membentuk kode
etik.
(2) Kode etik sebagai mana disebut pada ayat (1) berisi norma dan etika yang
mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Pasal 44
(1) Dewan Kehormatan Guru dibentuk oleh organisasi profesi guru.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 143
(2) Keanggotaan serta mekanisme kerja dewan kehormatan guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran dasar organisai profesi guru.
(3) Dewan Kehormatan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
untuk mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan memberikan rekomendasi
pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh guru.
(4) Rekomendasi Dewan Kehormatan profesi guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengna
anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.
(5) Organisasi profesi guru wajib melaksanakan rekomendasi Dewan
Kehormatan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

1. Kode Etik Guru Indonesia


Pembukaan
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa guru Indoensia menyadari bahwa
jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan
diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta
menguasai ilmu pengetahuan, tekonologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, makmur dan beradab.
Guru Indonesia selalu tampil secara professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru Indonesia memiliki
keandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
muslia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Guru Indonesia adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, khususnya oleh peserta didik yang
dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada prinsip “ing ngarsa tuladha, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Dalam usaha mewujudkan prinsip-
prinsip tersebut guru Indonesia ketika menjalankan tugas-tugas professional sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

144 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Guru Indonesia bertanggung jawab mengantarkan siwanya untuk mencapai
kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan. Untuk
itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peranan guru
dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan bangsa lain
di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan dating. Kondisi
seperti itu bisa mengisyaratkan bahwa guru dan profesiya merupakan komponen
kehidupan yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini sepanjang zaman. Hanya
dengan tugas pelaksanaan tugas guru secara professional hal itu dapat diwujudkan
eksistensi bangsa dan negara yang bermakna, terhormat dan dihormati dalam
pergaulan antarbangsa-bangsa di dunia ini.
Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan
guru yang professional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas, kompetitif, dan produktif sebagai aset nasional dalam menghadapi
persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan di masa datang.
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari
sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman
bersikap dan berperilaku yang mengejawantahkan dalam bentuk nilai-nilai moral
dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putra-putri bangsa.
Bagian Satu
Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
Pasal 1
(1) Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Seagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
negara.
(2) Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal
ini adalah nilai-nilai moral yang menandakan perilaku guru yang baik dan
buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaknsanakan selama menunaikan tugas-
tugas profesionalnya untuk medidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melaih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-
hari di dalam dan luar sekolah.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 145
Pasal 2
(1) Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilkau bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang
dilindungi undang-undang.
(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan professional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.
Bagian Dua
Sumpah/ Janji Guru Indonesia
Pasal 3
(1) Setiap guru mengucapkan sumpah/ janji guru Indonesia sebagai wujud
pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi nilai-
nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebaga pedoman
bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
(2) Sumpah/ janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi
profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.
(3) Setiap pengambilan sumpah/ janji guru Indonesia dihadiri oleh penyelenggara
satuan pendidikan.
Pasal 4
(1) Naskah sumpah/ janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.
(2) Pengambilan sumpah/ janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara
perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.
Bagian Tiga
Nilai-Nilai Dasar dan Nilai-Nilai Operasional
Pasal 5
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila.

146 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi professional.
(3) Nilai-nilai jati diri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
Pasal 6
(1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik
a. Guru berperilaku secara professional dalam melaksanakan tugas didik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Guru membimbing peserta
didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan
kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
b. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik
secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan
pembelajaran.
c. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya
untuk kepentingan proses kependidikan.
d. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan
efisien bagi peserta didik.
e. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
saying dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar
batas kaidah pendidikan.
f. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang
dapat memengaruhi perkembangan negative bagi peserta didik.
g. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha perofesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
h. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 147
i. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara
adil.
j. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
k. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh
perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
l. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,
menimbulkan gangguan kesehatan dan keamanan.
m. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk
alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan,
hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
n. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya
kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,
kebudayaan, moral, dan agama.
o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan professional
dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi.
(2) Hubungan Guru dengan Orangtua/ Wali Siswa
a. Guru berusaha membina hubungan kerja sama yang efektif dan efisien
dengan orangtua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
b. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secra jujur dan objektif
mengenai perkembangan peserta didik.
c. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang
bukan orangtua/walinya.
d. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan
berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai
kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
umumnya.

148 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
f. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi
dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak
atau anak-anak akan pendidikan.
g. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tidaka professional dengan
orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
(3) Hubungan Guru dengan Masyarakat
a. Guru menjalin komunikasi dan kerja sama yang harmonis, egektif, dan
efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyrakat dalam mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyrakat.
d. Guru bekerja sama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan
prestise dan martabat profesinya.
e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan
masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya.
f. Guru memberikan pandangan professional, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
masyarakat.
g. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya
kepada masyarakat.
h. Guru tidak boleh menampilkan diri secara eksklusif dalam kehidupan
bermasyarakat.
(4) Hubungan Guru dengan Sekolah
a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi
sekolah.
b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
melaksanakan proses pendidikan.
c. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.
d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 149
e. Guru menghormati rekan sejawat.
f. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat.
g. Guru menjujung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan
kesejawatan dengan standardan kearifan professional.
h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk
tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan
dengan tuntutan profesionalitasnya.
i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengeksprsikan
pendapat-pendapat professional berkaitan dengan tugas-tugas pendidikan
dan pembelajaran.
j. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan
dalam setiap tindakan professional dengan sejawat.
k. Guru memiliki beban moran untuk bersama-sama dengan sejawat
meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan
tugas-tugas professional pendidikan dan pembelajaran.
l. Guru mengoreksi tindakan-tindaka sejawat yang menyimpang dari
kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
m. Guru tidakboleh mengeluarkan pernyataan-pernyataan keliru berkaitan
dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
n. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akan merendahkan martabat pribadi dan professional sejawatnya.
o. Guru tidak boleh mengoresi tindakan-tindakan professional sejawatnya
atas dasat pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
p. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau
tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
(5) Hubungan Guru dengan Profesi
a. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.

150 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
b. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu
pendidikan dan bidang studi yang diajarkan.
c. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu benruk tanggung jawab,
inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan professional
lainnya.
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yag
kana merendahka martabat profesionalnya.
g. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat
memengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
h. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud untuk
menghindari tugas-tugas dan tanggung jawab yang muncul akibat
kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
(6) Hubungan guru dengan organisasi profesinya
a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta seara
aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan
kependidikan.
b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang
memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan.
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
masyrakat.
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi proesi sebagai suatu bentuk
tanggung jawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-
tindakan professional lainnya.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 151
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
dapat merendahkan martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu utnuk
memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi
profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(7) Hubungan Guru dengan Pemerintah
a. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program
pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD
1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang tentang
Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
b. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan
berbudaya.
c. Guru berusaha menciptakan, memelihara, dan meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
d. Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh
pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan
pembelajaran.
e. Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang
berakibat pada kerugian negara.

Bagian Empat
Pelaksanaan, Pelanggaran, dan Sanksi
Pasal 7
(1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan Kode
Etik Guru Indonesia.
(2) Guru dan organisasi guru berkewajiban menyosialisasikan Kode Etik Guru
Indonesia kepada rekan sejawat penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah.
Pasal 8

152 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
(1) Pelanggaran adalah periaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan Kode
Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan
dengan protes guru.
(2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia akan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
(3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.
Pasal 9
(1) Pemberian rekomendasi sanki terhadap guru yang melakukan pelanggaran
terhadap Kode Etik Guru Indonsia merupakan wewenang Dewan Kehormatan
Guru Indonesia.
(2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus objektif.
(3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru.
(5) Siapa pun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru
Indonesia wajib lapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia, organisasi
profesi guru, atau pejabat yang berwenang.
(6) Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa
bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasihat hukum sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan di hadapan Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
Bagian Lima
Ketentuan Tambahan
Pasal 10
Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan di
Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia dan peraturan perundang-
undangan.

Bagian Enam

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 153
Penutup
Pasal 11
(1) Setiap guru secara sungguh-sungguh menghayati, mengamalkan serta
menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.
(2) Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Untuk menambah berbagai informasi lebih konkrit dapat juga ditelusuri melalui
https://www.academia.edu/9771520/GURU_SEBAGAI_PROFESI.

Sertifikasi dan Lisensi Profesi Guru


Sertifikasi dalam sistem Pendidikan Guru adalah proses pemberian sertifikat
kepada para lulusan program pendidikan guru sebagai bukti bahwa mereka telah
dengan tuntas menyelesaikan keseluruhan proses pendidikan guru untuk jenjang
pendidikan tertentu termasuk pendidikan profesi. Pemberian sertifikat ini hanya
diberikan kepada mereka yang telah menyelesaikan dengan tuntas keseluruhan
proses pendidikan guru tersebut. Sertifikat ini terdiri dari Diploma, Gelar
Kesarjanaan dan Kewenangan Mengajar baik untuk jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah maupun untuk pendidikan anak usia dini.
Sertifikat Pendidik seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen Tahun 2005, mengacu kepada Akta mengajar atau kepada apa yang dibseut
dengan Sertifikat profesi Guru seperti dalam PP N0. 19/2005. Sertifikat Pendidik
atau sertifikat profesi ini diberikan kpeada mereka yang telah selesai dan lulus
mengikuti pendidikan profsi guru.
Lisensi adalah surat keterangan izin mengajar untuk jenis dan jenjang pendidikan
tertentu. Lisensi ini diberikan kepada mereka yang telah memiliki settikat guru dan
telah melalui proses rekrutmen sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Lisensi seabagai bukti formal izin melakukan tugas profesi guru ini diberikan pada
saat pengangkatan menjadi Guru. Mereka yang diangkat saja yang memperoleh
lisensi untuk memasuki Profesi Guru itu. Guru yang diangkat ini disebut certified
dan licenced atau registered teachers. Sedangkan lulusan yang belum diangkat

154 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
hanya disebut calaon guru yang certified tapi belum sebagai licenced atau
registered teachers (Gaffar; 2019).

Pengakuan, penghargaan dan perlindungan Terhadap Profesi Guru


Kekeliruan dan kesalahan konsep dan persepsi terhadap guru terjadi terus sehingga
guru itu tidak layak dipandang sebagai sebuah profesi. Karena itu siapapun yang
memiliki gelar kesarjanaan dapat tampil menjadi guru. Kesalahan semacam ini
banyak mengakibatkan kesalahan dalan proses pendidikan nasional Indonesia.
Kesalahan pengertian ini berkembang pula dikalangan pembuat Kebijakan dank
arena itu banyak kebijakan yang salah yang sangat merugikan pendidikan generasi
muda dan masa depan bangsa.
Penghargaan dalam berbagai bentuk termasuk sistem insentif yang layak sulit
diwujudkan, guru dari sisi ekonomi tetap merupakan masalah nasional yang tidak
pernah selesai. Selama kesalahan persepsi ini tidak diperbaiki, akan sulit
memperbaiki sistem pendidikan guru, dan amat sulit pula mewujudkan cita-cita
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional Indonesia.Undang-undang guru dan
dosen telah meletakkan secara kukuh berbagai bentuk pengahargaan ini yang harus
dijadikan pedoman untuk, meningkatkan martabat guru secara legal dan secara
profesional. Undang-undang guru dan dosen ini harus menjadi harapan bagi masa
depan profesi guru di Indonesia.
Meletakkan guru seabagai sebuah profesi yang kemudian diiringi dengan berbagai
implikasinya, akan banyak meyelesaikan persoalan tentang guru. Undang-undang
guru dan dosen mtersebut diatas, harus diikuti pula oleh peraturan-peraturan yang
mengoperasionalkan UU Guru dan Dosen tersebut walaupun harus diproses melalui
suatu proses politik yang panjang dan rumit, tetaspi harus dituntaskasn untuk
memposisikan guru sebagai profesi yang layak dan terhormat karena menyangkut
kepentinga masa depan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan kesadaran,
komitmen dan kemauan politik yang kokoh dari segenap kekuatan bangsa
dan terutama seluruh unsur pembuat kebijakan ditanah air ini demi untuk
melindungai profesi guru dan untuk mewujudkan kepentingan masa depan anak
bangsa dan seluruh bangsa Indonesia.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 155
Forum Diskusi

1. Rangkumlah beberapa kebijakan nasional tentang guru sebagai


professional dengan membandingkan beberapa sumber dan selanjutnya
buatkan kesimpulan! (25)
2. Mengapa seorang guru harus mendapat perlindungan atas
pekerjaannya? (25)
3. Bagaimanakan rencana saudara agar profesi saudara dapat terjamin
atas profesi saudari itu? (25)
4. Langkah-langkah apa saja yang saudara lakukan dalam rangkan
mengembangkan profesi saudara sebagai guru PJOK? (25)

C. PENUTUP
1. Rangkuman
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
Setiap pekerjaan professional memerlukan organisasi profesi. Begitu juga
profesi guru memerllukan sebuah organisasi yang disebut dengan organisasi guru,
yang di Indoensia dikenal dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Masih ada juga organisasi guru yang berkembang di daerah-daerah yang memiliki
persamaan dan perbedaan masing-masing.
Selain itu, setiap organisasi memiliki kode etik masing-masing, termasuk
organisasi profesi keguruan. Profesi guru memiliki kode etik yang disebut dengan
kode etik guru. Kode etik guru pertama kali dikembangkan oleh PGRI yang masih
berlaku hingga saat ini. Kode etik ini untuk mengendalikan sikap dan perilaku guru
agar senantiasa berpijak pada aturan-aturan, nilai-nilai, atau norma-norma tertentu
dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya kode etik guru ini maka guru sejak dini

156 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
rambu-rambu terkait kewajiban dan larangan yang harus ditaati sehingga guru tetap
terpelihara moralnya dan menjadi teladan yang baik bagi para muridnya.

2. Tes Formatif
1. Tujuan Pendidikan Nasional pada Pembukaan UUD 1945, tertuang pada alinea
ke…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. Tidak ada
2. Amanat UUD 1945 sebagai panduan penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia tertuang dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2005
B. Undang-Undang No.14 tahun 2003
C. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
D. Undang-Undang No.14 tahun 2005
E. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008
3. Parameter utama untuk merumuskan standard pendidikan nasional tertuang
dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3
B. Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Sisdiknas Pasal 3
C. Undang-Undang No.20 tahun 2005 tentang Sisdiknas Pasal 3
D. Undang-Undang No.14 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3
E. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1
4. Penetapan guru sebagai profesi tertuang dalam …
A. Undang-Undang No.20 tahun 2005
B. Undang-Undang No.14 tahun 2003
C. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
D. Undang-Undang No.14 tahun 2005
E. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008
5. Berikut ini adalah tugas utama guru sebagai profesi yang professional, kecuali
A. Mendidik
B. Mengajar
C. Membimbing
D. Meneladani
E. Mengevaluasi
6. Berikut ini adalah kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seorang
guru, kecuali …
A. Kompetensi spesialis
B. Kompetensi metodik
C. Kompetensi individu
D. Kompetensi sosial
E. Kompetensi psikomotorik

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 157
7. Kemampuan untuk keterampilan dan pengetahuan dalam menggunakan alat-
alat yang ada dengan sempurna, mengorganisasikan dan menangani masalah
merupakan …
A. Kompetensi spesialis
B. Kompetensi keahlian
C. Kompetensi metodik
D. Kompetensi psikomotorik
E. Kompetensi sosial
8. Kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi, mengevaluasi
informasi, orientasi tujuan kerja, dan bekerja secara sistematis merupakan …
A. Kompetensi sosial
B. Kompetensi keahlian
C. Kompetensi metodik
D. Kompetensi individu
E. Kompetensi sosial
9. Kompetensi professional adalah suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang guru, tertuang dalam ….
A. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab III
B. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Bab III
C. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab I
D. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Bab II
E. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Guru dan Dosen Bab III
10. Berikut ini adalah kode etik yang harus dipatuhi oleh guru, kecuali ….
A. Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhnya
dan berjiwa Pancasila
B. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
C. Guru berbakti kepada orangtua dan wali untuk menjaga peserta didik
D. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meninkatkan
mutu dan martabat seprofesinya
E. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

Kunci Jawaban :
1. D
2. C
3. A
4. D
5. D
6. E
7. A
8. C
9. B
10. C

Daftar Pustaka
Ahmadi, Rulam. 2018. Profesi Keguruan: Konsep dan Strategi Mengembangkan
Profesi dan Karier Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

158 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Disas, Eka Prihatin. Analisis Kebijakan Pendidikan Mengenai Pengembangan dan
Peningkatan Profesi Guru. Hal 158-166. Jurnal Penelitian Pendidikan.

Djaelani, Bisri Mustofa. 2010. Etika dan Profesi Guru. Jakarta: Multi Kreasi Satu
Delapan.

Moh. F. Gaffar, http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/guru-sebagai-profesi-


tantangan-bagi-masa-depan-lptk/, 12 September 2019.

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi


dan Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tim penyusun KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005

RANGKUMAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang tidak akan pernah
berhenti sepanjang kehidupan manusia. Istilah pertumbuhan (growth) merupakan
peningkatn ukuran tubuh sebagai hasil penyempurnn bagian-bagian tubuh.
Perkembangan (development) merupakan peningkatan ukutan kapasitas fungsi dan
kemampuan kerja organ-organ tubuh. Kematagan (maturation) merupakan
peningkatan atau kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan
biologis. Penuaan (aging) merupakan proses penurunn kualtias organic yang
diakibatkan karen bertambah usia.
Perkembangan teknologi komunikasi digital yang berlangsung pesat seperti
saat ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua aspek kehidupan
manusia termasuk di dalamnya bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar.
Pemanfaatan ragam media dan teknologi yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi: (1) media yang tidak
diproyeksikan atau non-projected media seperti foto, diagram, bahan pameran atau
display media, dan model; (2) media yang diproyeksikan; (3) media audio seperti
kaset, compact disc (CD) audio yang berisi rekaman perkuliahan, ceramah
narausmber, dan rekaman music; (4) media gambar gerak atau media video seperti
VCD, DVD, dan blue rays disc; (5) pembelajaran berbasis komputer; serta (6)
multimedia dan jaringan komputer. Semua ragam media ini memiliki kekhasan atau

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 159
karakteristik tersendiri untuk digunakan dalam menyampaikan infomasi dan
pengetahuan kepada penggunanya.
Sebagai tonggak pendidikan yang akan mencetak manusia-manusia pada
masa yang akan datang, guru yang berkualitas harus memiliki persyaratan,
kualifikasi dan kompetensi. Persyaratan seorang guru PJOK sebagai berikut:
persyaratan untuk menjadi seorang guru, yaitu: (1) Harus memiliki bakat seorang
guru, (2) Harus memiliki keahlian seorang guru, (3) Memiliki kepribadian yang
baik dan terintegrasi (4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas , (5)
Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila dan (6) Guru adalah seorang warga
Negara yang baik.

Dimensi kualifikasi guru adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3) Sertifikat
profesi guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5) prosedur
mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi (interpersonal
skill).
Kompetensi guru meliuti: (1) kompetensi pedagogic. Kompetensi tentang
penguasaan proses belajar mengajar dimulai dari perancangan, metode, media dan
penilaian pembelajaran. (2) kompetensi Kepribadian, Kompetensi kepribadian
merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia (3) kompetensi social Kompetensi sosial merupakan kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
dan (4) kompetensi Profesional, Kompetensi profesional merupakan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.
Setiap pekerjaan professional memerlukan organisasi profesi. Begitu juga
profesi guru memerllukan sebuah organisasi yang disebut dengan organisasi guru,
yang di Indoensia dikenal dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

160 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Masih ada juga organisasi guru yang berkembang di daerah-daerah yang memiliki
persamaan dan perbedaan masing-masing.
Selain itu, setiap organisasi memiliki kode etik masing-masing, termasuk
organisasi profesi keguruan. Profesi guru memiliki kode etik yang disebut dengan
kode etik guru. Kode etik guru pertama kali dikembangkan oleh PGRI yang masih
berlaku hingga saat ini. Kode etik ini untuk mengendalikan sikap dan perilaku guru
agar senantiasa berpijak pada aturan-aturan, nilai-nilai, atau norma-norma tertentu
dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya kode etik guru ini maka guru sejak dini
rambu-rambu terkait kewajiban dan larangan yang harus ditaati sehingga guru tetap
terpelihara moralnya dan menjadi teladan yang baik bagi para muridnya.

TUGAS AKHIR
Pertemuan hari ini saudara akan mengajarkan materi senam lantai. Bandingkatlah
4 teori belajar yang paling mendekati untuk dapat mengimplementasikan materi
tersebut.
Selanjutnya pilihlah salah satu dari keempat teori tersebut yang menurut saudara
paling sesuai dan lanjutkan dengan rancanglah pembelajaran materi senam lantai
dengan mengimplementasikan teori tersebut!

SOAL SUMATIF
1. Mengembangkan manusia Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Manusia yang mempunyai takwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
mempunyai budi pekerti yang luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, kesehatan
rohani, dan jasmani, keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir mempunyai rasa
tanggung jawab untuk berbangsa dan bermasyarakat.
A. Arti Pendidikan Nasional
B. Tujuan Pendidikan Nasional
C. Fungsi Pendidikan Nasional
D. Ruang Lingkup Pendidikan Nasional
E. Tujuan Pendidikan Secara Umum
2. Seorang guru terus menunjukkan komitmen dalam pekerjaan untuk dengan
mengikuti pelatihan metoden pembelajaran dan terus menerus mengembangkan
diri dalam pemanfaatan berbagai strategi yang digunakannya dalam sesuai
bidang keahliannya merupakan makna.
A. Profesi
B. Kualifikasi
C. Kompetensi
D. Profesionalisme
E. Kapasitas building

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 161
3. Setiap Guru memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan hal tersebut termuat dalam...
A. Undang Undang sistem Pendidikan Nasional
B. Undang Undang Hak Asasi Manusia
C. Undang Undang Guru dan Dosen
D. Undang Undang Perlindungan Pekerja
E. Undang Undang Hukum Acara Pidana
4. Pelaksana program sertifikasi pendidik adalah...
A. Perguruan Tinggi yang memiliki program pendidikan yang ditunjuk
pemerintah
B. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
C. Kementrian Agama
D. Badan diklat Sumber Daya Manusia Pendidik dan tenaga kependidikan
E. Dinas Pendidikan baik daerah kabupaten maupun daerah provinsi yang
diatur dengan ketentuan pemerintah
5. Seorang guru dapat diberhentikan jabatan guru secara tidak hormat
dikarenakan kecuali
A. melanggar sumpah dan janji jabatan
B. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama
C. Melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu) bulan atau
lebih secara terus-menerus.
D. Mengundurkan diri dari Jabatan Guru
E. sakit jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas
secara terus-menerus selama 12 (dua belas) bulan
6. Dalam menjalankan tugasnya seorang guru sering mendapat perlakuan yang
kurang baik seperti laporang orang tua terhadap tindakan guru terhadap siswa.
Guna mendapatkan perlindungan terhadap guru memiliki ha katas
perlindungan yaitu:
A. Hukum dan profesi
B. Hukum, profesi, kesehatan kerja, jaminan hari tua
C. Hukum, profesi, keselamatan kerja, dan kesehatan kerja
D. Hukum, Profesi dan hak asasi manusia
E. Hukum, profesi, perlindungan kinerja
7. Dalam menjalankan tugas guru akan mendapatkan gaji atau imbalan. Ketika dalam
pelaksanaannya guru mendapatkan gaji yang tak wajar. Pelanggaran terhadap
jaminan perlindungan guru tersebut merupakan pelanggaran pada bidang...
A. Hak Azasi Manusia
B. Profesi
C. Kesejahteraan Guru
D. Keselamatan Kerja
E. Hukum
8. Tahapan yang dilakukan untuk mewujudkan guru menjadi professional yaitu
A. Profesionalisme mallui Pendidikan dan pelatihan
B. Penyediaan guru berbasis sekolah
C. Program Induksi berbasis pembelajaran
D. Profesionalisasi guru melalui penugasan
E. Profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani

162 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
9. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, sangat terampil dalam memilih
dan memilah materi ajar dan menerapkan berbagai konsep keilmuan pada dunia
nyata merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru. Keterampilan tersebut
merupakan bagian dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
10. Guru PJOK terampil dalam memilih metode pembelajaran dikelas
menggunakan gaya resiprokal dengan mempertimbangkan karateristik siswa,
materi ajar dan ketersediaan sarana dan prasanana. Kecakapan tersebut
merupakan bagian dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
11. Dalam kelas guru PJOK tidak pernah membedakan status siswa dikelas atau
memberlakukan sama antar siswa dalam kegiatan pembelajaran maupun
penilaian. Perilaku ini merupakan perwujudan dari:
A. Kompetensi Pedagogik
B. Kompetensi Profesional
C. Kompetensi Profesi
D. Kompetensi Kepribadian
E. Kompetensi Sosial
12. Tujuan dan fungsi adanya pengakuan profesionalisme guru dan dosen
sebagaimana tertuang pada UU no 14 tahun 2005 adalah
A. Mengembangkan kompetensi guru dengan berbagai latihan supaya
pendidikan nasional memiliki kualitas yang tak kalah dengan
perkembangan global
B. Meningkatkan peran guru dalam mewujudkan generasi milenial yang
beretika bermoral cerdas dan berartabat
C. Untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
D. Meningkatkan kesejahteraan guru yang selama ini hanya mendapat
penghasilan yang sangat rendah.
E. Pengakuan terhadap kinerja guru, dimana tanpa adanya guru maka tak
mungkin masa depan generasi bangsa akan baik.
13. Guru PJOK juga mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Sebagai tenaga
profesional dimaksudkan bahwa
A. Memiliki keahlian, kemahiran dan kecakapan dengan standar mutu dan melalui
pendidikan profesi.
B. Memiliki ijasah pendidikan yang sesuai bidang yang digeluti
C. Mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas output peserta didik dengan
baik dengan berbagai strategi yang mumpuni.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 163
D. Mendapatkan penghasilan atau sumber penghidupan yang layak dengan aneka
tunjangan
E. Memiliki kemampuan dan kompetensi baik kepribadian, sosial, pedagogik dan
professional
14. Sebagau seorang guru harus mampu menggunakan pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dan
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar, baik yang berwujud
narasumber, buku teks, majalah, surat kabar, maupun sumber belajar lainnya
merupakan fungsi guru sebagai
A. Deminstrator
B. Pengelola kelas
C. Evaluator
D. Fasilitator
E. Administrator
15. Seorang guru PJOK memiliki Ijazah S1 bidang olahraga, memiliki sertifikat pendidik,
memiliki keterampilan interpersonal, keterampilan mengelola kelas merupakan dan
mengajar bidang PJOK termasuk dimensi:
A. Kompetensi
B. Kualifikasi
C. Profesionalitas
D. Kualitas
E. Kredibilitas
16. Perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi sejak awal kehidupan manusia
sejak mulai dari bayi dapat dikatakan sebagai …
A. Involusi
B. Evolusi
C. Growth
D. Development
E. Kematangan
17. Pengukuran pertambahan tinggi dan berat badan pada anak, merupakan
bagian dari …
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Kematangan
D. Involusi
E. Evolusi
18. Peningkatan fungsi tubuh pada anak, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan
merupakan proses yang berkelanjutan adalah bagian dari . . .
A. Evolusi
B. Kematangan
C. Involusi
D. Perkembangan
E. Pertumbuhan
19. Perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak dengan baik
dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya adalah prinsip
perkembangan dengan . . .

164 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
A. Peran kematangan dan belajar
B. Sikap kritis sebagai dasar –dasar permulaan
C. Pola perkembangan yang dapat diramalkan
D. Perbedaan individu
E. Perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
20. Perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki dan
menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh
adalah prinsip perkembangan dengan . . .
A. Tahap perkembangan mempunyai resiko
B. Sikap kritis sebagai dasar –dasar permulaan
C. Pola perkembangan yang dapat diramalkan
D. Perkembangan dipengaruhi perubahan budaya
E. Perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
21. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asosiasi, repetisi,
imitasi, serta reward dan punishment merupakan teori perkembangan . . .
A. Environtmentalisme
B. Naturalisme
C. Etologis
D. Komparatif dan Organismic
E. Perkembangan kognitif
22. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks sedemikian rupa sehingga
menjadi kebiasaan yang dikuasai individu, dimana individu hanya dipandang
dari sisi fenomena jasmaniah termasuk ke dalam . . .
A. Teori belajar kognitif piaget
B. Teori belajar pemrosesan informasi
C. Teori belajar behaviorisme
D. Teori belajar Gestalt
E. Classical Conditioning
23. Seorang siswa yang awalnya takut air dan tidak mampu belajar belajar
berenang namun setelah beberapa kali mengikuti pembelajaran renang di
sekolah sudah tidak takut lagi dengan air merupakan teori . . .
A. Law of respondent conditioning
B. Law of exercise
C. Law of readiness
D. Law of effect
E. Law of respondent extinction
24. Dalam penggunaan media pembelajaran, pesan akan diolah menjadi
sistematik dan mudah dimengerti oleh penerima pesan, ini merupakan bagian
dari proses . . .
A. Receiving
B. KOmunikator
C. Encoding
D. Remembering
E. Transferring

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 165
25. Media yang relarif murah, fleksibel dan berisi teks yang beragam dan
bervariasi seperti foto dan gambar yang dipergunakan dalam aktivitas
pembelajaran adalah klasifikasi dari . . .
A. Multimedia dan jaringan komupter
B. Pembelajaran berbasis komputer
C. Media audio
D. Media yang tidak diproyeksikan
E. Media video
26. Tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak
dan dapat membantu mendorong perubahan perkembangan peserta didik
didasarkan pada kararakteristik program pendidikan jasmani, yaitu . . .
A. Development appropriate practice
B. Development appropriate theoretical
C. Development appropriate conceptual
D. Development appropriate motoric
E. Development appropriate attitude
27. Lapangan dipergunakan sebagai fasilitas dalam proses belajar mengajar yang
baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berjalan lancer, teratur, efektif,
dan efisien. Lapangan merupakan fasilitas dalam kategori . . .
A. Alat
B. Prasarana
C. Sarana
D. Bahan
E. Penunjang pembelajaran
28. Ketersediaan lapangan sebagai tempat untuk terselenggaranya proses
pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan dan potensi motoriknya merupakan fasilitas
dalam kategori . . .
A. Prasarana
B. Sarana
C. Fasilitas
D. Modifikasi
E. Peralatan
29. Bermain sepak bola akan lebih menarik jika menggunakan bola dibandingkan
dengan hanya membayangkannya saja, ini merupakan fungsi sarana dan
prasarana . . .
A. Memperlancar jalannya pembelajaran
B. Memudahkan gerakan
C. Mempersulit gerakan
D. Kelangsungan aktivitas
E. Memacu siswa dalam bergerak
30. Siswa dan guru memiliki akses kepada tekologi digital dan internet, guru
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat dan sumber
digital untuk membantu siswa adalah bagian dari . . .
A. Tujuan media
B. Pemanfaatan teknologi

166 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
C. Konsep media
D. Pembelajatan TIK
E. Aplikasi pembelajaran

KUNCI JAWABAN SUMATIF


No Jawaban No Jawaban No Jawaban
1 B 11 D 21 A
2 D 12 C 22 C
3 C 13 A 23 E
4 A 14 D 24 C
5 E 15 B 25 D
6 C 16 B 26 A
7 B 17 A 27 B
8 E 18 D 28 A
9 B 19 B 29 E
10 A 20 C 30 B

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani | 167

Anda mungkin juga menyukai