EDUTECH
Journal homepage : http://ejournal.upi.edu/index.php/edutech/index
Oleh:
Adriana Damayanthi
Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama
Email: : adriana.dmyt@gmail.com
Abstrak. Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia telah membuat Informasi Artikel :
Pemerintah mengambil kebijakan menerapkan pembelajaran secara daring Artikel diterima : 1
dari rumah untuk menggantikan pembelajaran konvensional yang selama ini Agustus 2020
dilakukan secara tatap muka. Kebijakan pembelajaran daring ini tentu Perbaikan : 27 Agustus
berdampak pada efektivitas pembelajaran apabila belum diikuti oleh kesiapan 2020
sekolah, pendidik, dan peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran secara
Diterbitkan : 15 Ok-
daring. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana efektivitas
pembelajaran daring dilihat dari persepsi mahasiswa pada Sekolah Tinggi tober 2020
Pastoral Tahasak Danum Pambelum Palangkaraya, yang sebagian besar Terbit Online : 15 Ok-
berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu dan tinggal tober 2020
jauh dari ibukota Provinsi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan metode survei secara online Kata Kunci: Efektivitas
menggunakan instrumen kuisioner melalui Google Form. Hasil penelitian Pembelajaran; Pem-
menunjukkan bahwa pembelajaran daring yang dilaksanakan memang cukup belajaran Daring; Pan-
dapat menggantikan pembelajaran tatap muka, namun apabila dilihat dari
efektivitas, pembelajaran daring belum mampu membuat tujuan pembelajaran
tercapai. Ketidaksiapan mahasiswa dan dosen baik dari sisi kemampuan
menggunakan teknologi maupun ketersediaan sarana pembelajaran yang
memadai, koneksi jaringan internet yang buruk di tempat tinggal, biaya, dan
belum mampunya mahasiswa serta dosen beradaptasi dengan metode
pembelajaran yang baru untuk dapat meghadirkan kondisi kelas yang
kondusif secara virtual menjadi faktor yang membuat pembelajaran daring
belum efektif dilaksanakan. Hal inilah yang menjadi alasan mereka untuk
lebih memilih pembelajaran tatap muka kembali diterapkan apabila pandemi
COVID-19 berakhir.
penelitian ini adalah data primer dengan tertutup dengan menggunakan skala
metode survey yang menggunakan Likert. Skala likert digunakan untuk
kuisioner sebagai alat untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat
mengumpulkan data. Dengan seseorang terhadap suatu gejala sosial.
menggunakan kuisioner, maka peneliti Kuisioner yang dibuat melihat dari aspek
tidak harus bertemu langsung dengan tujuan pembelajaran dengan 2
responden untuk mendapatkan data pertanyaan, aspek sarana prasarana
penelitian. Selain itu dengan kuisioner, pembelajaran dengan 7 pertanyaan,
maka waktu yang dibutuhkan untuk kemampuan dosen dan mahasiswa
mengumpulkan data bisa lebih cepat menggunakan teknologi dengan 8
karena responden dapat mengisi pertanyaan, efisiensi waktu dengan 4
kuisioner secara bersamaan dalam satu pertanyaan, dan pembelajaran daring
waktu. Penelitian ini menggunakan mampu menggantikan tatap muka
kuisioner online dengan google form dengan 1 pertanyaan. Pilihan jawaban
untuk disebar kepada responden yang disediakan Sangat Setuju (SS),
sehingga pada masa pandemi COVID-19 Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
ini responden dapat mengisi kuisioner Sangat Tidak Setuju (STS). Pada
dari tempat tinggalnya masing-masing. penelitian ini pilihan Netral (N) tidak
Kuisioner terdiri dari 22 pertanyaan disertakan seperti pada Tabel 2.1 berikut.
Butir Soal
No Pertanyaan
Nomor
Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran dapat tercapai 5
2. Pertemuan daring mampu menggantikan tatap muka 3
Sarana Prasarana Pembelajaran
1. Akses internet di tempat tinggal 1
2. Kampus mampu memfasilitasi daring 4
3. Aplikasi daring yang digunakan mudah 18
4. Mahasiswa nyaman menggunakan aplikasi daring 19
5. Kualitas audio dan video aplikasi daring baik 20
6. Mahasiswa memiliki perangkat yang memadai 21
7. Koneksi internet tidak terkendala 2
Kemampuan Dosen dan Mahasiswa Menggunakan Teknologi
1. Dosen menyiapkan materi dengan baik 8
2. Materi pembelajaran tersampaikan dengan baik 9
3. Mahasiswa lebih mudah memahami 10
4. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk bertanya 11
Mahasiswa lebih mudah berkomunikasi dgn dosen
5. 12
secara daring
6. Interaksi mahasiswa-dosen tidak terkendala 13
7. Mahasiswa mampu mengikuti pertemuan dengan baik 14
8. Mahasiswa lebih mudah menyampaikan hasil pekerjaan 16
Efisiensi Waktu
1. Waktu pertemuan terjadwal dengan baik 6
2. Waktu pertemuan lebih singkat 7
3. Volume/kuantitas tugas baik 15
4. Efektivitas waktu sehari-hari lebih baik 17
Pembelajaran Daring Mampu Menggantikan Tatap Muka
Ke depan lebih lebih baik dilaksanakan pembelajaran
1. 22
daring
Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa 2,2% bahwa pertemuan daring mampu
mahasiswa sangat setuju, 44% menggantikan pertemuan tatap muka
mengatakan setuju, 42,7% mengatakan dalam kondisi pandemi COVID-19 ini.
tidak setuju, dan 10,7% mengatakan Tetapi dengan mampunya pertemuan
sangat tidak setuju bahwa tujuan daring menggantikan tatap muka tidak
pembelajaran dapat tercapai. Artinya serta merta membuat tujuan
sebanyak 52,7% mahasiswa mengatakan pembelajaran tercapai. Tampak bahwa
tujuan pembelajaran belum tercapai dan pembelajaran daring dapat menggantikan
hanya 47,3% mahasiswa yang pertemua tatap muka karena menjadi satu
mengatakan bahwa tujuan pembelajaran -satunya pilihan untuk tetap
tercapai. berlangsungnya proses pembelajaran
Sementara untuk pertanyaan apakah pada masa pandemi COVID-19 ini.
pertemuan daring mampu menggantikan
tatap muka, sebanyak 2,7% mengatakan 2. Sarana Pembelajaran Daring
sangat setuju, 53,3% mengatakan Pembelajaran daring sangat
setujua, 36% mengatakan tidak setuju, membutuhkan perangkat teknologi
dan 8% mengatakan sangat tidak setuju. informasi berupa komputer/gadget/
Artinya 56% mahasiswa berpendapat (Continued on page 251)
telepon selular untuk mahasiswa dan ibukota Provinsi biasanya akan sulit
dosen dapat saling terhubung di dalam mendapatkan akses internet yang stabil.
jaringan internet (Pakpahan & Fitriani, Ini tentu menjadi kendala saat
2020). Sarana pembelajaran sangat pembelajaran daring berlangsung.
berpengaruh terhadap kelancaran proses Apalagi pertemuan daring tidak hanya
pembelajaran daring. Sarana membutuhkan kualitas suara tetapi juga
pembelajaran meliputi: akses internet di kualitas video yang stabil, yang tentunya
tempat tinggal yang berpengaruh sangat tergantung dari kestabilan
terhadap koneksi internet selama jaringan internet. Masalah yang sering
pembelajaran daring, fasilitas pertemuan dihadapi saat pembelajaran daring adalah
daring yang disediakan oleh sekolah, dan suara putus-putus sehingga tidak
ketersediaan perangkat yang memadai terdengar dengan baik, atau justru tiba-
yang dimiliki oleh mahasiswa. Apabila tiba keluar dari pertemuan karena
sarana ini tidak terpenuhi, maka proses masalah jaringan. Hasil pengisian
pembelajaran daring tidak akan kuisioner Mahasiswa STIPAS Tahasak
maksimal. Pertemuan daring yang Danum Pambelum Palangkaraya dilihat
dilakukan dari tempat tinggal, secara dari sarana prasarana pembelajaran
otomatis sangat mengandalkan jaringan daring dalam mendukung proses
internet yang stabil pada wilayah tempat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel
tinggalnya. Daerah yang jauh dari 3.2 berikut
Dari Tabel 3.2 terlihat bahwa 9,3% menggunakan indihome, dengan rasio
mahasiswa sangat setuju akses internet di 85,5% dibanding 14,5%. Namun apabila
tempat tinggal baik, 49,3% setuju, 29,3% dilihat dari koneksi internet saat
tidak setuju, dan 12% mengatakan sangat melakukan pembelajaran daring, 73,7%
tidak setuju akses internet di tempat mahasiswa mengatakan bahwa mereka
tinggal baik. Tanpak bahwa kualitas memiliki kendala koneksi internet
jaringan internet di Provinsi Kalimantan selama pertemuan daring tersebut. Yang
Tengah sudah cukup baik. Hasil lebih mengejutkan adalah dari jumlah
penelitian memperlihatkan bahwa yang mengeluhkan koneksi internet
mahasiswa yang menggunakan operator tersebut, terdapat juga pemakai
selular lebih banyak dari pada yang indihome. Dari total keseluruhan
Dari Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa lebih yang mengatakan demikian.
dosen telah mampu menyiapkan materi Banyak yang menilai bahwa dosen
pembelajaran dengan baik dirasakan oleh belum mampu menyampaikan materi
68,4% mahasiswa. Sementara dilihat dengan baik. Mereka merasa kesulitan
dari sisi kemampuan dosen memahami materi yang diberikan oleh
menyampaikan materi, sebanyak 54% dosen pada pembelajaran daring. Selain
mahasiswa menilai materi yang itu mahasiswa merasa kesulitan untuk
diberikan oleh dosen tersampaikan berkomunikasi dengan dosen secara
dengan baik. Ini artinya hanya separuh (Continued on page 256)
Frekuensi 1 18 44 12
Volume/kuantitas tugas baik
Persentase 1,3% 24% 58,7% 16%
Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa mengeluarkan biaya transportasi untuk
sebanyak 17,33% mahasiswa kuliah, selama masa pandemi COVID-19
menghabiskan Rp100.000,00/bulan atau di mana semua dilakukan dari rumah,
kurang untuk mengikuti pembelajaran maka biaya transportasi yang tidak
daring, 60% mahasiswa menghabiskan terpakai akan bisa menggantikan biaya
Rp100.000,00 s.d. Rp200.000,00/bulan pulsa selama pembelajaran daring. Tetapi
untuk untuk mengikuti pembelajaran di bagi mahasiswa STIPAS Tahasak
daring. Sebanyak 6,67% menghabiskan Danum Pambelum Palangkaraya, di
Rp200.000,00 s.d. Rp300.000,00/bulan, mana sebagian besar mahasiswa tinggal
dan sebanyak 16% mahasiswa di asrama kampus dan tidak
membutuhkan lebih dari Rp300.000,00/ mengeluarkan biaya transportasi,
bulan untuk memenuhi kebutuhan paket pengeluaran biaya untuk pembelajaran
internet selama mengikuti pembelajaran daring terasa sangat memberatkan.
daring. Rata-rata biaya internet yang
dikeluarkan selama proses pembelajaran 6. Pembelajaran Daring Mampu
daring adalah Rp200.00,00/bulan. Menggatikan Tatap Muka?
Bahkan ada yang sampai Rp500.000,00. Dengan kondisi pandemi COVID-19
Keluhan biaya pulsa telepon memang yang belum jelas kapan akan berakhir
banyak dilontarkan apabila dihubungkan membuat dunia pendidikan di Indonesia
dengan pembelajaran daring. Kondisi harus bersiap untuk secara permanen
ekonomi mahasiswa yang sebagian besar memberlakukan pembelajaran daring
berasal dari keluarga tidak mampu terasa dalam proses pembelajaran. Namun
sangat terbebani dengan pembelajaran kesiapan baik dari sisi sarana prasarana
daring karena harus mengeluarkan biaya maupun kemampuan sumber daya
lebih untuk pembelian pulsa. Bila manusia dalam pembelajaran daring
dibandingkan dengan kondisi mahasiswa (Continued on page 259)
Dari Tabel 3.6 bisa dilihat bahwa konvensional secara tatap muka. Namun
tidak ada mahasiswa yang mengatakan dengan penerapan pembelajaran daring
sangat setuju untuk penerapan yang dilakukan secara mendadak dan
pembelajaran daring ke depan. Sebanyak tanpa persiapan, tujuan pembelajaran
26,7% setuju, 48% tidak setuju, dan belum dapat tercapai. Penyediaan sarana
25,3% sangat tidak setuju. Tampak teknologi informasi yang mendukung
bahwa mahasiswa STIPAS Tahasak pembelajaran daring, kemampuan
Danum Pambelum Palangkaraya merasa mahasiswa dan dosen untuk
keberatan apabila pemberlakuan menggunakan teknologi untuk
pembelajaran daring diterapkan secara mendukung proses pembelajaran, dan
permanen saat pandemi COVID-19 kondisi jaringan internet yang stabil
berakhir. sangat berpengaruh terhadap
D. SIMPULAN keberhasilan pembelajaran daring guna
Berdasarkan hasil penelitian, dapat mencapai tujuan pembelajaran.
disimpulkan bahwa untuk keadaan Ditambah lagi mereka yang berasal dari
darurat selama masa pandemi COVID- keluarga dengan kondisi ekonomi yang
19, di mana pembelajaran daring menjadi kurang mampu akan terasa sangat
satu-satunya pilihan yang harus diambil terbebani dengan biaya paket data
oleh perguruan tinggi untuk memastikan selular. Ini menjadi alasan mereka untuk
proses pembelajaran tetap berlangsung, (Continued on page 260)
Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). 19. Jurnal Bisnis Dan Kajian
Pembelajaran Daring di Tengah Strategi Manajemen, 4, 37–45.
Wabah COVID-19. BIODIK, 6(2),
109–119. https://doi.org/10.22437/
bio.v6i2.9759
Sudjana, N. (2004). Dasar-Dasar Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Sulata, M. A., & Hakim, A. A. (2020).
Gambaran Perkuliahan Daring
Mahasiswa Ilmu Keolahragaan
Unesa Di Masa Pandemi COVID-
19. Jurnal Kesehatan Olahraga, 8,
147–156.
Widiyono, A. (2020). Efektifitas
Perkuliahan Daring (Online) pada
Mahasiswa PGSD di Saat Pandemi
Covid 19. Jurnal Pendidikan, 8(2),
169–177. https://doi.org/10.36232/
pendidikan.v8i2.458
Wijaya, R., Lukman, M., & Yadewani,
D. (2020). Dampak Pandemi
COVID-19 Terhadap Pemanfaatan
E-Learning. Dimensi, 9(2), 307–
322.
Zhafira, N. H., Ertika, Y., & Chairiyaton.
(2020). Persepsi Mahasiswa
Terhadap Perkuliahan Daring
Sebagai Sarana Pembelajaran
Selama Masa Karantina COVID-