LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM
KELOMPOK II
KELAS B/020
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas
Kami sangat berterimakasih kepada kakak asisten Mufli Thami Tufail yang
telah menuntun jalannya praktikum mikrobiologi dan virologi ini dengan baik.
Laporan ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang
KELOMPOK II
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti
ii
KARTU KONTROL
NIM : D1B120078
Kelompok : 2/II
Kelas : B/020
1 Pengenalan Alat
2 Sterilisasi
3 Pembuatan Media
iii
KARTU KONTROL
NIM : D1B120084
Kelompok : 2/II
Kelas : B/020
1 Pengenalan Alat
2 Sterilisasi
3 Pembuatan Media
iv
KARTU KONTROL
NIM : D1B120057
Kelompok : 2/II
Kelas : B/020
1 Pengenalan Alat
2 Sterilisasi
3 Pembuatan Media
v
KARTU KONTROL
NIM : D1B120081
Kelompok : 2/II
Kelas : B/020
1 Pengenalan Alat
2 Sterilisasi
3 Pembuatan Media
vi
KARTU KONTROL
NIM : D1B120083
Kelompok : 2/II
Kelas : B/020
1 Pengenalan Alat
2 Sterilisasi
3 Pembuatan Media
vii
KARTU KONTROL
Nama : RISMAYANTI
NIM : D1B120061
Kelompok : 2/II
Kelas : B/020
1 Pengenalan Alat
2 Sterilisasi
3 Pembuatan Media
viii
KARTU KONTROL
NIM : D1B120092
Kelompok : 2/II
Kelas : B/020
1 Pengenalan Alat
2 Sterilisasi
3 Pembuatan Media
ix
DAFTAR ISI
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
Sterilisasi ...................................................................................................... 28
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN VI
PERCOBAAN VII
PERCOBAAN VIII
BIOGRAFI
FOTO KELOMPOK
x
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
KELOMPOK II
KELAS B/20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains
(kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bias berupa ruangan
yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain
(Amna, 2014)
sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu.
Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar
yaitu :
1). Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori
dan praktik
2). Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan
1
tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan eksperimentasi
3). Memberikan dan menumpuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari
keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat kebenaan ilmiah dari suatu objek
miktobiologi, beberapa aspek harus menjadi perhatian. Hal ini sangat erat
kaitannya dengan sifat dan ciri Analisa mikrobiologi yang mengharuskan kondisi
dapat dilihat dengan alat yang disebut mikroskop. Dunia mikro organisme terdiri
dari lima (5) kelompok organisme, yaitu: bakteri, protozoa, virus, algae serta
Bakteriologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bakteri, Virologi yaitu Ilmu
yang mempelajari tentang virus, Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang
jamur dan algae dan Parasitologi yaitu ilmu yang mempelajari tetntang parasit.
2
2. Bakteriologi Dasar yang membahas tentang klasifikasi, taksonomi dan
penyakit infeksi dan peran bakteri dalam menyebabkan penyakit pada manusia..
4. Flora Normal Rongga mulut, Ekosistem mulut dan Plak Dental yang membahas
tentang jenis dan perkembangan flora normal rongga mulut, lingkungan mulut
dan membahas juga tentang komposisi bakteri pada plak dental, dan bagaimana
(Meganada, 2017)
biasanya dapat rusak atau bahkan bebrbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur
pemakaian.pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak
namanya, memahami bentuk,fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
3
percobaan di dalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-pralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan
berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet
volumetrik, labu ukur (tentukur), labu erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri,
termometer, pipet tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan objek
sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, up, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk
medium, maknetik stirrer untuk mengaduk dan tabung, hot plat, timbangan analog
(Meganada, 2017)
4
B. Maksud Percobaan
C. Tujuan Percobaan
laboratorium mikrobiologi
dalam laboratorium
D. Manfaat Percobaan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dapat dilihat dengan alat yang disebut mikroskop. Dunia mikroorganisme terdiri
dari lima kelompok organisme, yaitu: bakteri, protozoa, virus, algae serta cendawan
Bakteriologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bakteri, Virologi yaitu Ilmu yang
mempelajari tentang virus, Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur
dan algae dan Parasitologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang Parasit. Untuk
(Meganada, 2017).
Laboratorim mikrobiologi adalah salah satu laboratorium yang wajib ada pada
peroduk-produk atau sediaan farmasi. Berbagai sediaan obat dan makanan serta
minuman yang akan dipasarkan untuk publik memiliki syarat tertentu terhadap
cemaran mikroba, bahkan obat-obat steril bebas dari cemaran mikroba dan bahan-
kegiatan dalam laboratorium ini harus tetap menjaga keamanan dan keselamatan
diri, oleh karena itu tahap pengenalan alat dan proses sterilisasi menjadi amat
6
penting diketahui dan dipahami oleh para mahasiswa yang akan bekerja di
juga perlu mengenal dan paham cara menggunakan alat-alat yang biasa digunakan
kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum
bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-
pun proses penelitian tentu. Alat-alat ini sangat dibutuhkan sekali. Alat-alat
pengguanaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang
sedikit mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan
(Hokayuruke, 2013).
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung
7
aktivitas di dalam laboratorium baik dalam melaksanakan praktikum maupun
diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga
ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula
(Ririn,2016).
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang berisfat
berbahaya maupun yang bersifat tidak berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di
dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang beresiko
tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara
dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
berbeda (Ririn,2016)
alat lain adalah alat-alat kecil seperti mikropipet, cawan petri, labu erlenmeyer, pipet
8
tetes, pipet ukur, tabung reaksi, gelas ukur, tabung durham, kawat ose/sengkelit,
praktikum kimia. Penggunaan alat dan bahan praktikum yang baik dapat menunjang
Dalam proses penggunaan alat dan bahan praktikum, laboran memiliki peranan
yang cukup penting. Mulai dari mempersiapkan alat dan bahan sesuai permintaan,
Pemeliharaan atau perawatan alat dan bahan sebaiknya dilakukan secara rutin
alat dan bahan, dari sejak awal pembelian, pemakaian, pemeliharaan, hingga habis
yang biasa digunakan pada saat praktikum fungsingya serta cara penggunaan alat
secara tepat sesuai fungsi dan tempatnya. Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf
menggunakan panas dan tekanan dari uap air sehingga disenut sterilisasi panas
9
karena pada saat itu menunjukkan tekanan 2 bar yang akan membantu membunuh
Prinsip kerja oven yaitu sterilisasi panas kering, perubahan energi listrik
menjadi energi panas dimana temperatur dalam oven dijaga tetap konstan dengan
alat kontrol thermometer. Prinsip kerja water bath yaitu Pada saat dingin
thermostat (bila tersedia), atau sesuai dengan suatu sistem pengawasan suhu (Tim
Kimia, 2018).
10
B. Uraian Bahan
Pemeriaan : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air
Mendidih
RM/BM : /46,07
Rumus struktur: H H
H – C – C – OH
H H
Berasap
Dalam Eter P
11
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman
RM/BM : 0 /180,16
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
12
coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
RM/BM : AL/26,92
Rumus struktur: ̶
Busuk
13
Bakteri
14
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini di antaranya yaitu
Gunting, Inkubator, Kaki tiga, Kulkas, LAF ( Laminar Air Flow), Oven, Ose
bulat, Ose lurus, Rak tabung reaksi , Spluid, Tabung reaksi, dan Timbangan
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya yaitu
( Nutrien Agar ), PDA ( Potato Dextrose Agar ), SSA (Salmonela Sigela Agar),
dan Tissue
C. Cara Kerja
15
5. Mengumpulkan buku-uku hasil praktikum farmasi untuk ditanda tangani oleh
asisten/dosen
16
BAB IV
A. Hasil
Tabel pengamatan
medium
akan digunakan
17
5. Tabung reaksi Sebagai tempat untuk
Bunsen
18
10. Timbangan analitik Untuk menimbang bahan
sampel
19
15. Lemari pendingin Untuk penyimpanan bakteri murni
bakteri
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengenalan alat dan bahan yang ada pada
salah satu laboratorium yang wajib ada pada program mata kuliah farmasi karena
farmasi.
dapat dilihat dengan alat yang disebut mikroskop. Dunia mikroorganisme terdiri
dari lima kelompok organisme yaitu, bakteri, protozoa, virus, algae serta cendawan
20
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan guna untuk keselamatan
kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat
praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat
penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang
baik dan benar sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit
mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini dintaranya yaitu mikroskop,
autoklaf, inkubator, oven, lemari pendingin, dan laminar unflow (laf). Alat-alat
lain adalah alat kecil seperti mikropipet, cawan petri, gelas ukur, erlen meyer,
tabung reaksi, spuit, ose lurus, ose bulat, timbangan dan lain-lain.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu, NB (Natrium
Blood), SSA (Salmonela Sigela Agar), dan PDA (Potato Dextrose Agar).
Cawan petri yang selalu berpasangan yang berukuran agak kecil sebagai
wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Fungsi cawan petri sebagai
tempat pengujian sampel ,prinsip kerjanya yaitu medium dapat dituang kecawan
21
bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair.
yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml.
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair.
Alat ini mempunyai skala, tersedia berbagai macam ukuran. Gelas ukur tidak dapat
menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.
Rak tabung reaksi merupakan salah satu dari alat-alat laboratorium yang
berupa non gelas terbuat dari kayu yang berbentuk seperti rak kecil, rak ini
Kaki tiga dalam alat laboratorium adalah besi yang mempunyai 3 kaki yang
memiliki fungsi sebagai penyangga ring. Fungsi kaki tiga adalah sebagai penahan
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran
udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
22
Timbangan merupakan salah satu alat laboratorium yang sering digunakan
untuk mengukur massa benda ke tingkat presisi yang lebih tinggi. Dalam
laboratorium, pengukuran massa merupakan salah satu hal penting yang tidak bisa
dilakukan.
menggunakan oven antaralain peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi,
dll. serilisasi kerning dengan oven dilakukan dengan cara memanaskan dengan
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
suatu biakan.
cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston di dalamnya yang
nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung
23
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (120 ) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
Dalam praktikum ini alkohol berfungsi untuk mensterilkan alat-alat yang akan
digunakan seingga terbebas dari bakteri atau virus yang ada. Benang godam
berfungi untuk mengikat alat-alat praktikum yang telah dibungkus oleh kertas
sterilisasi.
Nutrient Agar (NA) adalah salah satu contoh media yang sring digunakan
pepton, dan agar. Medium NA dapat juga digunakan untuk merawat / menyimpan
24
terdiri dari beef extract sebagai sumber karbon dan pepton sebagai sumber
nitrogen.
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sering digunakan untuk
untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan, PDA
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik
untuk pertumbuhan kapang dan kamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan
bakteri.
Salmonela Sigela Agar (SSA) adalah media selektif yang digunakan untuk
mengisolasi salmonella dan beberapa spesies shigella yang berasal dari spisemen
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hal yaitu :
hanya dapat dilihat dengan alat yang disebut mikroskop. Dalam praktikum kali
ini dilakukan pengenalan alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium
(laf), mikropipet, cawan petri, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, spuit, ose
lurus, ose bulat, timbangan dan lain-lain. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu, NB (Natrium Blood), SSA (Salmonela Sigela Agar), dan PDA (Potato
Dextrose Agar).
wadah untuk pembuatan medium, gelas ukur untuk mengukur volume bahan
mikroba murni, rak tabung reaksi sebagai tempat untuk meletakkan tabung
reaksi, kaki tiga sebagai penyangga pemanasan dengan Bunsen, Bunsen sebagai
sumber api atau panas, kawat kasa untuk penyangga bahan yang dipanaskan
26
diatas Bunsen, timbangan analitik untuk menimbang bahan, oven digunakan
untuk sterilisasi alat yang bersifat kaca, incubator sebagai alat untuk membantu
hote plate untuk memanaskan bahan, spluid berfungsi untuk mengukur ahan
cair, lemari pendingin atau kulkas untuk penyimpanan bakteri kurni, dan laminar
memisahkan bakteri.
B. Saran
1. Laboratorium
Untuk alat-alatnya ditambah kelengkapannya dan untuk alat yang sudah ada
2. Asisten
Untuk kinerja kakak asisten dalam mendampingi kami sudah cukup baik jadi
perlu dipertahankan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Bua, A.T. 2012. Laporan Praktikum Instrumentasi Pengenalan Alat Laboratorium dan
Pembuatan Reagen.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Dapartemen kesehatan Republik.
Jakarta
A. Skema Kerja
Laboran/asisten menunjukkan
alat-alat laboratorium yang
hendak dipelajari
Mendengar serta
memperhatikan laboran/Asisten
yang menjelaskan
PERCOBAAN II
STERILISASI
KELOMPOK II
KELAS B/20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah dunia yang mempelajari tentang berbagai obat, baik obat
tradisional, obat herbal, obat modern yang di dapat dari bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun zat kimia. Di bidang farmasi ini para ahli mempelajari,
meneliti, dan mengetahui baik buruknya makanan atau obat. (Haeria. 2017)
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi,
28
mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari
pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. (Istini.
2020)
akibat factor teknis dalam masa penyembuhan. Salah satu factor teknis
digunakan dalam dunia kesehatan. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya
(Hardono. 2020)
proses. Metode sterilisasi dapat dibagi menjadi dua kelompok umum yaitu fisik
dan kimia meskipun sterilisasi dapat dicapai dengan bahan kimia tertentu,
umumnya metode fisik lebih handal. Salah satu metode paling efektif untuk
29
umumnya 15 Psi dan dengan suhu 121oC . lama sterilisasi yang dilakukan
B. Maksud Percobaan
2. Untuk mengetahui cara membebaskan alat maupun media dari jasad renik
C. Tujuan Percobaan
jasad renik
D. Manfaat Percobaan
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi,
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup,
berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis, tidak
dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang
kuat). Steril atau teknik aseptis adalah suatu system cara bekerja (praktek) yang
(Istini. 2020)
31
Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui suatu
sediaan atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan harus
dalam keadaan steril. Dengan demikian sediaan dan peralatan tersebut harus
bebas dari mikroorganisme. Jadi, hanya dikenal sediaan dan peralatan tersebut
steril atau tidak steril, tidak ada istilah hamper atau setengah steril. (Rosylianti.
2012)
virus) dalam bentuk apapun. Untuk mendapatkan keadaan steril ini, diperlukan
proses fisik (panas), penggunaan bahan kimia (gas formaldehid dan clorox),
antibiotik, sinar UV atau sinar gamma, ataupun dengan cara mekanik melalui
selama watu 15 menit (Tri yuni hendrawati,2017). Sterilisasi bisa juga diartikan
memberikan hasil akhir, yaitu sutu bentuk kadaan yang tidak adapat
banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada keadaan serta
32
kebutuhan setempat. Apapun pilihan medodenya hendaknya tetap menjaga
Sterilisasi juga merupakan salah satu teknik yang penting dalam bekerja
timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dan bahan dalam
basa. Misalnya pada wadah botol, gelas dan logam. Pemanasan kering
dilakukan dengan cara menaruh wadah atau gelas kedalam oven yang bersuhu
tinggi selama jangka waktu tertentu. Untuk pemanasan kering, wadah atau gelas
Pasalnya bila bila wadah dalam kondisi basa bisa mengakibatkan alat pecah
33
Pemanasan basah, biasanya dipakai autoklaf pada tekanan 1 atmosfer (atm)
dengan suhu dan waktu tertentu. Angka suhu yang dipakai biasanya 121°C
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi biasanya suhu
tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Prinsip kerja autoklaf yaitu
tercapai tekanan di suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer
dimatikan dan tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan
tidak ada mikroorganisme yang hidup lagi, autoklaf memerlukan waktu yang
singkat untuk sterilisasi serta menggunakan suhu dan tekanan tunggi sehingga
dengan udara panas biasa. Autoklaf memiliki kelebihan lain yaitu alat perebus
34
Cara sterilisasi pembakaran biasanya diperuntukkan peralatan-peralatan
yang terbuat dari logam seperti jarum inokulasi, pinset dan pisau. Alat-alat
logam itu dipanaskan sampai membara. Untuk wadah gelas yang telah
dibgian ujung mulut wadah dengan cara pemanasan beberapa saat (Yusnu, dkk.
2018).
matriks, daya adsorpsi bakteri dari matriks dan mekanisme pengayakan (Tim
mikroba hidup kedalam komponen steril atau komponen yang melewati proses
antara yang melibatkan produk setengah jadi atau produk ruahan atau
komponen yang bebas dari mikroba yang hidup (Tim MGMP Pati. 2015).
golongan alkohol contonya etanol. Bahan ini efektif membunuh bakteri dan
35
dapat membunuh mikroorganisme disbanding dengan etanol murni karena
korosif dan toksiknya tinggi serta kurang efektif terhadap bahan organik.
akibat suhu tinggi dan atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik
panas (kering) digunakan alat yaitu oven (Hot Air Sterilizer). Cara ini umum
36
Sterilisasi dengan uap air bertekanan, merupakan cara yang paling
yang disterilkan berupa medium, air dan sebagainya. Suhu yang digunakan
merupakan cara yang paling sering digunakan karena; uap air panas dengan
(Hafsan. 2014)
NaCl (9%), KCl (11%), dan KNO3 (10%). Basa kuat dan asam kuat dapat
(Hafsan. 2014)
37
3. Sterilisasi secara mekanik
non steril dengan kertas membrane sehingga cairan yang melewatinya akan
disterilkan melalui cara ini adalah bahan yang mengandung senyawa tidak
tahan suhu tinggi atau tekanan tinggi seperti serum darah, antibiotic,
glukosa dll. Filter apparatus umumnya terdiri dari corong, filter base,
memiliki pori-pori yang sangat kecil, lebih kecil dari ukuran bakteri pada
umumnya. Diameter pori-pori dapat berukuran 0,2 um, 0,45 um, 0,65 um
4. Pasteurisasi
larutan-larutan yang mudah rusak apabila terkena suhu tinggi lebih tepat
digunakan untuk susu dan produk susu. Pasteurisasi tidak membunuh semua
terdapat dua cara yaitu metode lama (yang dikembangkan oleh Louis
Pasteur), dengan memanaskan susu pada 63oC selama 30 menit atau dengan
38
cepat pada 72oC selama 15 detik kemudian didinginkan dengan cepat.
(Hafsan. 2014)
5. Tyndalisasi
dikembangkan oleh John Tyndall adalah istilah untuk cara sterilisasi dengan
uap air panas yang dapat mencapai suhu 100oC pada wadah tanpa tekanan.
Sterilisasi menggunakan uap air panas dapat dilakukan sekali atau tiga kali
selama satu jam. Tindalisasi dilakukan pada suhu 90-100oC selama 30 menit
secara bertahap 3 kali. Selama jeda tahapan media diinkubasi pada 37oC
39
B. Uraian Bahan
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus Struktur : H H
H – C – C – OH
H H
40
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
RM/BM : Al/26,92
Rumus Struktur :
41
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya yaitu
: autoklaf, botol semprot, cawan petri, Erlenmeyer, gelas ukur, gunting, kaki
tiga, kawat kasa, lampu spiritus, oven, ose bulat, ose lurus, rak tabung
B. Bahan
C. Cara Kerja
1. Sterilisasi panas
a. Oven
tabung, Erlenmeyer.
kapas.
godam.
42
b. Pemisaran
2. Sterilisasi basah
a. Autoklaf
121oC
b. Desinfektan
43
4) Disemprot sekitar meja kerja dengan alkohol 70% beberapa kali
sampai merata
44
BAB IV
A. Hasil
Tabel pengamatan
tinggi.
agar steril
45
5. Gelas ukur Digunakan untuk mengukur volume
panas.
lampu spiritus 30 cm
keadaan basah.
46
11. Ose bulat Digunakan untuk mengambil atau
ditusukkan.
media cair.
reaksi
alat medis.
47
17. Benang godam Berfungsi untuk mengikat alat-alat yang
untuk di sterilisasikan.
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengenalan alat dan bahan yang ada
adalah salah satu laboratorium yang wajib ada pada program mata kuliah
48
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
virus) dalam bentuk apapun. Untuk mendapatkan keadaan steril ini, diperlukan
proses fisik (panas), penggunaan bahan kimia (gas formaldehid dan clorox),
antibiotik, sinar UV atau sinar gamma, ataupun dengan cara mekanik melalui
memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat
banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada keadaan serta
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu: botol semprot, cawan petri,
Erlenmeyer, gelas ukur, gunting, kaki tiga, oven, ose bulat, ose lurus, rak
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu: aluminium foil,
basah. Misalnya pada wadah botol, gelas dan logam. Pemanasan kering
49
dilakukan dengan cara manaruh wadah atau gelas kedalam oven yang bersuhu
tinggi selama jangka waktu tertentu. Untuk pemanasan kering, wadah atau
oven. Pasalnya bila wadah dalam kondisi basah bisa mengakibatkan alat pecah.
(atm) dengan suhu dan waktu tertentu. Angka suhu yang dipakai biasanya
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi biasanya suhu
lebih 15 menit.
mikroba secara kuantitatif dan tempat pengujian sampel. Cara sterilisasi alat
dalam. Hal ini dilakukan agar tinta pada kertas tidak melengket pada alat. Cara
membungkus cawan petri seperti membungkus kado. Jika cawan petri berisi
50
Gelas ukur digunakan untuk mengambil cairan dalam volume tertentu.
Cara sterilisasinya di dalam autoklaf, ditutup dengan kertas lalu diikat dengan
benang godam.
Kaki tiga sebagai penahan kawat kasa dan penyangga ketika proses
pemanasan.
Kawat kasa berfungsi untuk menahan beaker atau labu ketika proses
Lampu spiritus digunakan untuk sterilisasi jarum ose, jarum enten, dan
jarum needle. Selain itu dapat di gunakan untuk memanaskan suatu media.
disterilkan dengan cara panas kering, contohnya adalah bahan yang terbuat dari
suatu medium ke medium lainnya secara zigzag. Ose bulat disterilkan dengan
51
Tabung reaksi digunakan untuk meletakkan media yang ditanami mikroba
menggunakan kertas, bagian putihnya di dalam. Hal ini dilakukan agar tinta
Aluminium foil sebagai penutup Erlenmeyer atau tabung reaksi agar tidak
terkontaminasi.
gelas ukur.
mengetahui cara membebaskan alat maupun media dari jasad renik dan dapat
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
seperti gelas ukur, erlenmeyer, tabung rekasi, cawan petriks, ose bulat, ose
untuk membunuh bakteri yang terdapat pada meja tempat praktikum dengan
etanol 75%. Cara yang kedua yaitu dengan metode panas kering dengan alat
yaitu oven digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari kaca seperti cawan petri,
erlenmeyer, tabung rekasi dan lain-lain dan sterilisasi yang terakhir yaitu
ose bulat dan ose lurus. Namun sebelum sterilisasi alat-alat harus dibungkus
dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari kaca. Selain
metode panas basah. Caranya dengan memasukkan uap dari atas autoklaf
53
B. Saran
1. Laboratorium
Kalau bisa alatnya diperlengkap lagi, alat-alat yang telah rusak diperbaiki
2. Asisten
54
DAFTAR PUSTAKA
Anis, Shofiyani, Neni.2015. Pengembangan Metode Sterilisasi Pada Berbagai Eksplan Guna
Meningkatkan Keberhasilan Kultur Kalus Kencur (kaemferia galangal L). Agritech.
Vol 17 (1):55-64.
Fibriana Fidia, Andin Vita Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-on Dalam Pembelajaran
Mikrobiologi. Universitas Negeri Semarang : Unnes Science Education
Journal
Florence Meliawaty. 2012. Efisiensi Sterilisasi Alat Bedah Mulut Melalui Inovasi
Oven Dengan Ozon Dan Infrared. JKM. Vol 11 (2): 147-167
Hendrawati Tri Yuni, Suratmin Utomo. 2017. Optimasi Suhu dan Waktu Sterilisasi
Pada Kualitas Susu Segar Di Kabupaten Boyolali.Jurnal
Teknologi.Universitas Muhammadiyah Jakarta. Vol 9(2). Hal 98-101
Istini. 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Vol 2 (3). Universitas Gadjah
Mada : Indonesia Journal Of Laboratory
Yusnu, Iman, Nurhakim, 2018. Sukses Budidaya Jamur Tiram. Jakarta : Bumi
Pamulang.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Oven
Erlenmeyer
Dinyalakan oven terlebih dahulu dan disetting pada suhu 175oC selama
1,5-2 jam.
permukaan tangan
sampai merata
Ket: Dibungkus cawan petri menggunakan Ket: Dibungkus tabung reaksi menggunakan
kertas lalu diikat dengan benang godam kertas lalu diikat dengan benang godam
Ket: Dibungkus alat-alat (cawan petri, tabung Ket: Dimasukkan alat-alat yang telah di
kering.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN MEDIUM
KELOMPOK II
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Farmasi adalah dunia yang mempelajari tentang berbagai obat, baik obat
tradisional, obat herbal, obat modern yang di dapat dari bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun zat kimia. Di bidang farmasi ini para ahli mempelajari,
meneliti dan mengetahui dengan baik buruknya makanan atau obat (Haeria,2017).
dapat dilihat dengan alat yang disebut mikroskop. Dunia mikroorganisme terdiri
dari lima (5) kelompok organisme, yaitu: bakteri, protozoa, virus, algae serta
Bakteriologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bakteri, Virologi yaitu ilmu
yang mempelajari tentang virus, Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang
jamu rdan algae dan Parasitologi yaitu ilmu yang mempelajari tetntang parasit
(Haeria,2017).
morfologi dan struktur bakteri, fisiologi dan metabolisme bakteri dan mengenai
terutama membahas tentang aspek umum penyakit infeksi dan peran bakteri
55
dalam menyebabkan penyakit pada manusia. Flora Normal Rongga mulut,
ekosistem mulut dan plak dental yang membahas tentang jenis dan perkembangan
komposisi bakteri pada plak dental, dan bagaimana pembentukan plak dan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi ( zat makan)
molekul rendah dan mudah larut dalam air. Ini adalah degradasi dari nutrient
kebutuhan dasar makhluk hidup yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
juga dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan
Media merupakan bahan yang terdiri dari zat-zat makanan (nutrient) yang
isolasi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dalam suatu bahan,
56
diperlukan dari campuran terdapat dari bahan pemeriksaan, dengan menambahkan
zat-zat tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah, media ini
dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu, cair dan padat (Wenny, 2018).
B. Maksud Percobaan
C. Tujuan Percobaan
menentukan cara pembuatan medium baik medium cair maupun medium padat.
D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan kali ini yaitu, praktikan dapat memahami
dan mengetahui cara pembuatan dan perhitungan meium cari dan padat.
57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
bakteri, microfungi, kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus
mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain dalam aplikasinya
hidupnya. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk
untuk mikroorganisme adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan
energi). Oleh karenannya, bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air,
58
sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor electron, sumber mineral, factor
sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikrobia. Keragaman yang luas dalam
tipe nutrient untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai
media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media yang bisa digunakan
yaitu seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan yang
paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai
Media adalah campuran nutrient atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji
fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba
sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus isotonic,
harus sesuai dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk
59
juga ion inorganic essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin serta
sterilisasi panas basah (autoklaf). Syarat media yang baik untuk pertumbuhan
tapia da juga yang alkali, temperature harus sesuai dan steril. Media harus
energi (contoh : gula), , sumber nitrogen, juga ion inorganic essensial dan
1. Media padat
menjadi 3 jenis : media tegak, media miring dan media lempeng. Pada
60
umumnya media ini dipergunakan untuk menumbuhkan bakteri maupun
isolate atau koloni-koloni bakteri dan jamur yang diduga ada dalam sampel
0,4 % agar sehingga konsistensinya menjadi kenyal atau tidak padat dan
tidak cair. Pada umumnya media ini digunakan untuk melihat pergerakan
3. Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat atau
61
tumbuh membuat replika dirinya sendiri dan memerlukan unsur-unsur yang
unsur tersebut dalam bentuk yang dapat di metabolisme (Karen, dkk. 2018).
penghambat, media harus steril, dan media harus mengandung semua nutrisi
1. Endo Agar
Endo Agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. Endo
Agar adalah media media selektif dan media diferensial yang digunakan untuk
Lactose 10 gram Di-potassium phosphate 3,5 gram Sodium sulphite 2,5 gram
Agar 10 gram Distilled Water Add to make 1 Liter pH akhir Media Endo : 7,5
± 0,2 pada suhu 25°C Cara Pembuatan Media Endo Agar Timbang 36 gram
62
melarutkan media.Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15
tuang ke dalam cawan petri. Interprestasi Hasil Media Endo Agar Pada bakteri
sp.) koloni dan media akan berwarna transparan atau tidak berwarna karena
laktosa (contoh : Escherichia coli, Klebsiella sp.) koloni dan media akan
2021).
63
3. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya
4. Nutrient Broth(NB)
cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Termasuk ke dalam media umum
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan
64
ekstrak khamir [Oxoid] 0,5%, NaCl [Merck] 1%, pepton [Oxoid] 1% dan agar
beberapa spesies Shigella yang berasal dari spesimen klinik seperti urin,
SSA mengandung pepton, laktosa, natrium sitrat, natrium tiosulfat, besi (III)
sitrat, brilliant green, natural red dan bile salt. Salmonella spp. yang tumbuh
dalam media SSA berupa koloni transparan, biasanya terdapat bintik hitam
adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrisi) untuk
laboratorium memerlukan media yang berisi zat-zat hara atau nutrien serta
65
B. Uraian Bahan
RM/BM : Al/26,92
Rumus Struktur :
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
66
3. Alkohol (FI III 1979, Hal: 65)
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus Struktur : H H
H – C – C – OH
H H
dalam eter P
67
C. Uraian Medium
Komposisi : 20 g/L pepton, 2,5 g/L glukosa, 5 g/L NaCl dan 2,5 g/L
Komposisi : lab-lem copowder (5,0 gr), peptone (5,0 gr), laktose (10,0
(Bridson. 2016)
68
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu Bunsen, Botol
semprot, batang pengaduk, cawan petri, Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia,
handscoon, kaki tiga, pipet tetes, rak tabung reaksi, spoit 20 ml, sendok tanduk,
B. Bahan
C. Cara Kerja
timbangan analitik.
69
5) Dipanaskan di atas bunsen dan diaduk hingga mendidih.
menggunakan kapas.
timbangan analitik.
70
8) Dikeluarkan LB dan alat dari autoklaf.
menggunakan kapas.
analitik.
menggunakan kapas.
71
2. Pembuatan medium padat
a. ENDO Agar
analitik.
menggunakan kapas.
analitik.
72
4) Dimasukkan EMBA 4,32 gram kedalam erlenmeyer dan ditambahkan
menggunakan kapas.
73
9) Disterilkan cawan petri dan erlenmeyer dengan bunsen dan diambil
menggunakan kapas.
74
BAB IV
A. Hasil
75
B. Pembahasan
Pada pembuatan medium padat seperti ENDO AGAR, EMBA, dan SSA
EMBA adalah 4,32 g, dan SSA adalah 4,32 g dan dilarutkan bersama aquadest
ke dalam cawan petri menggunakan spuit 20mL dan terbentuklah medium padat.
Pada pembuatan medium cair seperti LB, NB, dan TSB masing-masing
didapatkan dengan jumlah LB adalah 1,56 g, NB adalah 0,96 g, dan TSB adalah
1,8 g dan dilarutkan bersama aquadest 60mL dalam erlenmeyer dan disterilkan
Media memiliki banyak jenis dan fungi. Salah satunya yaitu media PDA
(Potato Dextrose Agar). Media PDA merupakan media yang sangat umum
PDA mengandung sumebr karbohidrat dalam jumlah cukup terdiri dari 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa. Komposisi media PDA berupa kentang, dextrose
dan aquadest. Secara rinci karakteristik media PDA terdiri dari, potato ekstrak 40
Adapun fungsi dari media PDA yaitu agar yang merupakan bahan media
tempat tumbuh bagi biakkan yang baik karena mengandung cukup air, ini
berfungsi untuk memadatkan media. Dextrose atau gugusan gula baik itu
76
Proses pembuatan media PDA, EMBA, ENDO AGAR, LB, NB, dan TSB
berfungsi sebagai wadah untuk melarutkan media bubuk dengan aquadest yang
Setelah itu dipanaskan diatas api bunsen, fungsi dipaaskan agar bubuk dan
karena media sangat mudah terkontaminasi dengan keadaan luar makanya harus
disterilkan.
untuk media yang padat seperti PDA, EMBA, ENDO AGAR, sedangkan media
cair seperti TSB, NB, LB dimasukkan dalam tabung reaksi. Setelah dimasukkan
ke dalam cawan petri dan tabung reaksi, media harus disterilkan kembali dalam
autoclave.
Dalam pembuatan media kesterilan alat dan tempat harus sangat diperhatikan,
karena media sangat mudah terkontaminasi dengan udara luar, jika media sudah
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Media digunakan untuk
perlu dipersiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta dilakukan sterilisasi alat.
Cara pembuatan dari keenam media yaitu ENDO AGAR, EMBA, SSA, LB,
NB, dan TSB cenderung sama, terlebih dahulu semua alat dibungkus dengan
kertas, kemudian alat disterilkan menggunakan oven dengan suhu 175°C selama
60 menit. Setelah alat disterilkan, tutup mulut alat menggunakan kapas, masing-
sambil diaduk agar media tidak menggumpal dan agar perubahan warna terlihat.
121°C selama 15 menit, kemudian pindahkan media padat kedalam cawan petri
dan media cair kedalam tabung reaksi menggunakan spuit 20mL, dikerjakan
didekat bunsen agar media dan wadah tetap steril dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
78
B. Saran
1. Laboratorium
mengganggu proses praktikum dan untuk alat yang sudah ada di rawat dengan
2. Asisten
Kinerja kakak sebagai asisten sudah cukup baik jadi perlu dipertahankan
79
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nurul & Rahayu, Triastuti. 2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan
Jamur Menggunakan Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Surakarta. Sp.
Fibriana Fidia, Andin Vita Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-on Dalam Pembelajaran
Mikrobiologi. Universitas Negeri Semarang : Unnes Science Education
Journal
A. Skema Kerja
1. Endo Agar
alatlainnyakedalamautoklafuntukdisterilisasikandengansuhu 121°C
ditutupkembalidenganmenggunakankapas.
3. LB
alatlainnyakedalamautoklafuntukdisterilisasikandengansuhu 121°C
ditutupkembalidenganmenggunakankapas.
DiratakanLB denganmenggunakanmetodeangkadelapan.
4. NB
alatlainnyakedalamautoklafuntukdisterilisasikandengansuhu 121°C
ditutupkembalidenganmenggunakankapas.
Diratakan NB denganmenggunakanmetodeangkadelapan.
5. SSA
alatlainnyakedalamautoklafuntukdisterilisasikandengansuhu 121°C
ditutupkembalidenganmenggunakankapas.
6. TSB
alatlainnyakedalamautoklafuntukdisterilisasikandengansuhu 121°C
ditutupkembalidenganmenggunakankapas.
39
1. Endo Agar = 1000 𝑥 6 𝑥 20 𝑚𝑙 = 4,68 𝑔
30
2. TSB = 1000 𝑥 6 𝑥 10 𝑚𝑙 = 1,8 𝑔
36
3. SSA = 1000 𝑥 6 𝑥 20 𝑚𝑙 = 4,32 𝑔
36
4. EMBA = 1000 𝑥 6 𝑥 20 𝑚𝑙 = 4,32 𝑔
8
5. NB = 1000 𝑥 6 𝑥 20 𝑚𝑙 = 0,96 𝑔
13
6. LB = 1000 𝑥 6 𝑥 20 𝑚𝑙 = 1,56 𝑔
C. GAMBAR
LABORATORIUM LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY
LABORATORIUM LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY
aquades.
LABORATORIUM LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY UNIVERSITAS MEGARESZKY
homogen.
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY
LAPORAN PRAKTIKUM
PENANAMAN DAN ISOLASI MIKROORGANISME
KELOMPOK II
KELAS B/20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah dunia yang mempelajari tentang berbagai obat, baik obat
tradisional, obat herbal, obat modern yang di dapat dari bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun zat kimia. Di bidang farmasi ini para ahli mempelajari, meneliti,
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
kapang, mikroalga, protozoa, dan archaea. Selain itu, virus merupakan makhluk
mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak
Dalam penerapannya dimasa kini, mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu
yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi,
Mikroba ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan yang bersifat pathogen.
tentu sulit, mengingat mikroba tersebut dalam bentuk populasi campuran. Hal ini
dapat diatasi dengan proses identifikasi antara mikroba bermanfaat dan mikroba
Pemisahan ini lebih dikenal dengan nama isolasi mikroba. Pengamatan mikroba
80
hanya dapat dilakukan jika mikroba yang diamati di isolasi di tempat-tempat
hanya dapat dilakukan jika mikroba dipisahkan dari lingkungan dan mikroba
lainnya. Ini bisa dilakukan dengan teknik isolasi (Bandaring, dkk. 2020).
sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang terdapat pada
mikroba murni dengan cara mengisolasi dan memisahkan mikrobia tersebut sesuai
mikroorganisme seperti bakteri. Beberapa jenis bakteri dapat hidup baik pada
media yang sangat sederhana, yang hanya mengandung garam anorganik ditambah
sumber karbon organik seperti gula, namun ada pula bakteri yang memerlukan
suatu media yang sangat kompleks selain mengandung sumber karbon dan nitrogen
juga perlu penambahan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya, namun yang
terpenting media harus mengandung nutrisi yang merupakan substansi dengan berat
molkul rendah dan mudah larut dalam air (Bandaring, dkk. 2020).
81
B. Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan kali ini adalah untuk mengenal cara
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan kali ini adalah mahasiswa mampu mengetahui cara
sumber isolasi.
D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan kali ini yaitu mengetahui cara mengisolasi
mikroorganisme terutama bakteri dan fungi dari beberapa sumber isolasi dan
82
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dalam
kondisi steril atau aseptik. Kondisi steril ini meliputi media, alat, dan bahan yang
dan pemindahan dengan kawat inokulasi. Ruangan tempat penanaman bakteri harus
bersih dan steril agar tidak terjadi kesalahan dalam percobaan dan kawat inokulasi
(ose) yang digunakan sebaiknya digunakan pada bagian ujung yang terbuat dari
adalah pengertian isolasi bakteri. Populasi bakteri dapat diisolasi ke dalam suatu
kultur sehingga dapat dipelajari, sifat, dan kemampuan biokimianya sebagai salah
Proses isolasi bakteri dari satu tempat ke tempat yang lainnya harus dilakukan
dilakukan dengan prosedur aseptik. Aseptik dalam hal ini berarti bebas dari sepsis,
83
yaitu kondisi yang tercemar karena tempat mikroorganisme lain yang tidak
dinginkan. Prosedur ini sangat penting dilakukan saat menangani bakteri, selain
untuk melindungi diri juga terhindar dari mikroorganisme lain (Rahmi, 2021).
mikroba tertentu dari lingkungan sehingga di peroleh kultur murni atau biakan.
Pada proses isolasi bakteri harus diketahui cara menaman dan menumbuhkan
bakteri pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk untuk pertumbuhannya.
Memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru diperlukan
Biakan pertama kali hasil isolasi disebut isolat. Pembuatan isolat dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari lingkungan baik yang cair, udara maupun
media universal atau media seletif. Media universal akan diperoleh biakan mikroba
campuran. Untuk media proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja,
dilakukan proses pembuatan isolate tunggal dari isolate campuran tersebut (Lestari,
2017).
Isolasi mikroba bisa juga diartikan sebagai suatu proses pemisahan mikroba
“pure culture”. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam isolasi mikroba
diantaranya teknik sterilisasi, jenis media yang digunakan, teknik isolasi dan
84
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi bakteri yaitu :
sifat spesies mikroba yang akan diisolasi, tempat hidup atau asal mikroba, medium
untuk pertumbuhan yang sesuai, cara menanam mikroba tersebut, cara inkubasi
mikroba, cara menguji bakteri bahwa miroba yang isolasi telah berupa biakan murni
dan sesuai dengan maksud dan yang terakhir yaitu cara memelihara agar mikroba
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba yang lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang dapat terhitung. Teknik yang
tempat mikroba tumbuh harus lembab, mengandung oksigen bagi mikroba yang
85
Terdapat beberapa metode yang dilakukan selama isolasi diantaranya spread-
plate (cawan tebar/sebar), streak plate (cawan gores), pour plate (cawan tuang) dan
sampel di atas media yang telah memedat lalu menyebar secara merata
tumbuh di atas permukaan media. Oleh karena itu, pada metode spread-plate
tidak dapat digunakan untuk mengukturkan mikroba anaerob yang hanya dapat
terlepas pada garis-garis goresan semakin lama semakin sedikit, sehingga pada
garis terakhir akan membentuk koloni yang terpisah jauh dan koloni tersebut
sampel mikroba dengan media yang belum memadat (suhu 45°C). Dengan
metode pour-plate mikroba diharapkan akan tumbuh dan tersebar merata baik
86
media agar. Oleh karena itu, metode tersebut sangat cocok digunakan untuk
Keunggulan metode tuang yaitu permukaan bakteri lebih halus dan merata
di seluruh permukaan media sehingga zona bening Nampak lebih jelas dan
pengukuran diameter lebih mudah, durasi waktu yang dugunakan dalam cawan
bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan biakan tinggi
(Fatiqin, 2019).
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari
87
B. Uraian Bahan
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus Struktur :
88
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
gram.
Komposisi : Energi 201 kal, protein 18,8 gram, lemak 14,0 gram, kalsium
Komposisi : Energi total 380 kkal, energy dari lemak 130 kkal, protein
89
vitamin B1 35%, vitamin B6 25%, vitamin B12 45%, dan
gula 8 gram.
Komposisi : Tepung terigu, ragi, gula, telur, air, susu, dan mentega.
Komposisi : Energi 153 kkal, protein 3,2 gram, lemak 3,9 gram,
85,2 mg.
90
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini di antaranya yaitu
autoklaf, bunsen, botol semprot, cawan petri, erlenmeyer, gelas ukur, gunting,
inkubator, kaki tiga, kulkas, LAF (Laminar Air Flow), oven, ose bulat, ose lurus,
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya yaitu
aquades, alkohol, bakso, benang godam, kertas, mie masak, nasi, roti, SSA
C. Cara Kerja
1. Sterilisasi Alat
a. Dibungkus semua alat-alat seperti cawan petri, gelas kimia, gelas ukur,
dan tabung reaksi dengan kertas lalu diikat dengan benang godam.
menit.
2. Pembuatan Bahan
a. Mie
91
2. Ditimbang mie yang sudah dihaluskan sebanyak 1 gram dengan
b. Roti
c. Bakso
d. Nasi
analitik.
92
3. Dimasukkan SSA ke dalam erlenmeyer yang telah berisi aquades dan
diaduk
f. Teh Gelas
g. Yakult
3. Isolasi Mikroorganisme
mL.
93
6. Diambil lagi 1 mL dari tabung 4, kemudian dimasukkan ke tabung 5 dan
7. Dilakukan hal yang sama pada bahan mie, bakso dan nasi.
mL.
4. Penanaman Mikroorganisme
bahan padat dan bahan cair dan 6 bagian lagi sebagai medium untuk
menangkap mikroorganisme.
2. Diberi label 6 cawan petri yang akan digunakan pada bahan padat dan cair.
94
3. Diambil bahan dari tabung 5 dengan label roti menggunakan jarum
inokulum atau ose yang telah disterilisasi diatas api bunsen dan dibuat zig
4. Dilakukan cara ini untuk bahan lainnya seperti mie, bakso, nasi, teh gelas
dan yakult.
1. Disiapkan 6 medium SSA tadi dalam cawan petri dan biarkan memadat.
2. Diletakkan cawan petri di ruangan, depan lab, wc, uv, LAF dan tanpa
4. Diinkubasi 1× 24 jam.
95
BAB IV
A. Hasil
Tabel pengamatan
Penanaman Mikroba
1.
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Sebelum Inkubasi Setelah Inkubasi
(Sampel Bakso) (Sampel Bakso)
2.
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Sebelum Inkubasi Setelah Inkubasi
(Sampel Nasi) (Sampel Nasi)
96
4.
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
97
Menangkap Mikroba
Menangkap Mikroba
1. Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
98
4.
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
Negatif
Tidak terdapat
pertumbuhan
mikroba
99
B. Pembahasan
medium yang lama kemedium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi dalam kondisi steril (aseptik). Kondisi steril ini meliputi media, alat dan
yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapat mempelajari sifat biakan,
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu autoklaf, bunsen, botol
semprot, cawan petri, erlenmeyer, gelas ukur, gunting, inkubator, kaki tiga, kulkas,
LAF (Laminar Air Flow), oven, ose bulat, ose lurus, rak tabung reaksi, spoid,
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquades, alkohol, bakso, benang godam,
kertas, mie masak, nasi, roti, SSA (Salmonela Sigela Agar), tissue, teh gelas dan
yakult.
Pada percobaan kali ini, hal yang dilakukan pertama kali adalah sterilisasi alat.
Tujuan dari sterilisasi alat yaitu membebaskan seluruh alat yang digunakan dari
mikroorganisme. Sterilisasi alat dilakukan dengan cara seluruh alat seperti cawan
petri, gelas kimia, erlenmeyer, gelas ukur dan tabung reaksi dibungkus dengan
kertas lalu diikat dengan benang godam setelah itu dimasukkan semua alat tadi
kedalam oven dengan suhu 175˚C selama 60 menit kemudian keluarkan seluruh
alat dari oven dan didiamkan selama beberapa menit sampai alat dingin.
100
Selanjutnya masuk kedalam proses pembuatan bahan. Bahan yang digunakan
terdiri atas 2 yaitu bahan padat dan cair. Bahan padat seperti bakso, mie, nasi, roti
dan SSA sedangkan bahan cair seperti teh gelas dan yakult. Bahan padat seperti
bakso, mie, nasi, dan roti dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan
agar diperoleh bahan yang encer atau cair sedangkan bahan cair seperti teh gelas
SSA dilakukan dengan menimbang bahan sebanyak 8,64 gram kemudian dilarutkan
SSA dengan aquades sebanyak 240 mL selanjutnya di panasakan bahan di atas api
selama 15- 20 menit kemudian dikeluarkan dari autoklaf dan di masukkan kedalam
cawan petri.
Selanjutnya masuk ke dalam proses isolasi. Proses isolasi dibagi 2 yaitu isolasi
bahan padat dan cair. Isolasi bahan padat dilakukan dengan memasukkan bahan
ditambah aquades sebanyak 9 mL. Dilakukan terus cara ini sampai tabung ke yang
5. Proses selanjunya yaitu isolasi bahan cair dilakukan dengan mengambil bahan
2 dan ditambah aquades sebanyak 9 mL. Dilakukan terus cara tersebut sampai
tabung ke yang 5.
101
Proses selanjutnya yaitu penanaman mikroorganisme dilakukan dengan
mengambil bahan dari tabung 5 menggunakan jarum inokulum atau ose yang telah
disterilisasi diatas api bunsen sampai pijar dan dibuat zig zag diatas pemukaan
media setelah itu ditutup kemudian di inkubasi selama 1 x 24 jam dan diamati
kemudian cawan petri diletakkan diruangan, depan lab, wc, uv, LAF, dan tanpa
perlakuan dan dibuka selama 15 menit kemudian ditutup setelah 15 menit lalu
antara lain kurang tepat dalam menimbang dan mengukur bahan, kesalahan saat
mencampur atau menambahkan sampel. Selain itu, faktor peralatan juga sangat
berpengaruh maka dari itu perlu ada pengecekkan kembali peralatan pada saat akan
melakukan praktikum. Peralatan praktikum juga perlu untuk dijaga dan dirawat
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya. Beberapa jenis bakteri
dapat hidup baik pada media yang sederhana, yang hanya mengandung garam
organik ditambah sumber karbon organik seperti gula, namun ada pula bakteri yang
memerlukan suatu media yang sangat kompleks selain mengandung sumber karbon
dan nitrogen juga perlu penambahan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
B. Saran
1. Laboratorium
menunjang proses belajar mahasiswa, dan untuk alat yang sudah ada agar tetap
2. Asisten
Untuk kakak asisten cara menjelaskannya sudah cukup baik, kiranya perlu
103
DAFTAR PUSTAKA
Bridson. “2016”. The Oxoid Manual 9th Edition. Former Technical Director of
Oxoid.
Ermavianti, Dwi. 2019. Sanitasi Hygiene Kecantikan. Andi Offset : Yogyakarta
Fatiqin, Awalul, Riri, Novita, Ike, Apriani. “2019”. Pengujian Salmonella Dengan
Menggunakan Media Dan E.coli Menggunakan Media Emba Pada Bahan
Pangan. Jurnal Indobiosains. Vol 1(1). Hal 22-29.
Fidia Fibriana, Andin Vita Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-on Dalam Pembelajaran
Mikrobiologi. Universitas Negeri Semarang : Unnes Science Education
Journal
Muaris, Hindah, Gagas. 2012. Jurus Jitu Jajanan Sehat Di Luar Rumah. PT
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Nuril. 2020. Mie Sehat Sebagai Usaha Pengereman Impor Terigu Dengan
Menggunakan Bahan Subtitusi Alami. Academic Dan Research Institute :
Pasuruan
Sufi. 2021. Bisnis Laris Manis Bakso. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Tim Ide Masak. 2012. Resep Favorit Untuk Usaha Roti Manis. PT Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Tim Tentor Master. 2018. Magic Trick Praktis Ala Bimbel Biologi. PT Gramedia
Widiasarana Indonesia : Jakarta.
Yunilas. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Peternakan. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Sterilisasi alat
Alat
− Dicuci
− Dibilas
− Dikeringkan
− Dibungkus
− Disterilkan
Alat steril
2. Penanaman Mikroba
Bakso
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Diencerkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24 jam
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Diencerkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24 jam
Nasi
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Diencerkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24 jam
Roti
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Diencerkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24 jam
− Diukur
− Diencerkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24 jam
Yakult
− Diukur
− Diencerkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24 jam
3. Penangkapan
Medium SSA
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Dipanaskan
− Dihomogenkan
− Disterikan
− Diletakkan
− Dibiarkan 15 menit
− Diinkubasi 1 x 24
36
1. SSA = 1000 𝑥 12 𝑥 20 𝑚𝐿 = 8,64 𝑔𝑟𝑎𝑚
C. Gambar
reaksi
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK & PENGECATAN GRAM
KELOMPOK II
KELAS B/20
ASISTEN : JUMRIANI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah dunia yang mempelajari tentang berbagai obat, baik obat
tradisional, obat herbal, obat modern yang di dapat dari bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun zat kimia. Di bidang farmasi ini para ahli mempelajari, meneliti,
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus merupakan makhluk
mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak
Dalam penerapannya dimasa kini, mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu
yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi,
bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air.
Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini
104
mikrobiologi. Hal itu untuk mempermudah proses identifikasi bakteri. (Meganada
dkk, 2017)
hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi
akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana
preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer
maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan
terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan
hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Meganada dkk, 2017)
salah satunya adalah dengan pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan salah
satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari
pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel,
dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris
untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini
105
Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena
menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena
dapat digolongkan menjadi dua yaitu Gram negatif dan Gram positif. (Meganada
dkk, 2017)
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen
seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen.
Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler
maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan
pewarna asam dan pewarna basa. Teknik pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit
tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang
berlaku. Oleh karena itu yang melatarbelakangi praktek ini yaitu untuk mengetahui
visual dengan melakukan identifikasi langsung. Kelemahan teknik ini adalah tidak
dapat membedakan spesies dan tidak dapat melakukan hitung jumlah bakteri.
Selain itu juga reagensia yang digunakan relatif mahal. (Wempi, 2012)
106
B. Maksud Percobaan
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
2. Mengetahui cara pengecatan bakteri, khususnya bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif
107
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus merupakan makhluk
mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak
Dalam penerapannya dimasa kini, mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu
yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi,
Mikroorganisme merupakan jasad renik yang tidak dapat dilihat dengan mata
Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam dan hamper
terdapat di mana-mana di ala mini. Mereka dapat berada di dalam air, udara, tanah,
tempat yang mengandung nutrient, kelembaban dan suhu yang sesuai untuk
bulat seperti bola (coccus), batang (bacillus), silindris dan lengkung (spiral). Untuk
melihat struktur sel bakteri dengan seksama, diperlukan suatu pewarnaan. Biasanya
108
pewarna yang digunakan disebut pewarna bakteri. Fungsi pewarnaan bakteri
kontras dan tampak lebih jelas. Sel-sel bakteri yang tidak diwarnai pada umumnya
sukar diamati dengan mikroskop cahaya biasa, karena sitoplasma sel mempunyai
indeks bias yang hampir sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair.
yaitu suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini berarti bahwa sel
prokariotik ini merupakan nenek moyang dari sel eukariotik, karena dia ada
sebelum sel eukariotik ada. Sel prokariotik ini memiliki tiga komponen dasar
tidak memiliki kapsul yang menyelubungi dinding sel,kecuali prokariot yang dapat
Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang
dikelilingi oleh membrane, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu membran
sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eukaryotic ini berasal dari
kata Yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam biji/nukleus). Oleh sebab itu, sel
ini dinamakan sel yang memiliki membrane inti (nukleus). Sel eukariotik memulai
organel yang memiliki struktur dan fungsi tertentu dan terbungkus dalam sebuah
109
membran sehingga bentuknya kokoh dan tersusun dengan teratur. (Rahmadina,
2017)
tebal dan kaku. Terdapat sekitar 40 lapisan peptidoglikan atau disebut juga lapisan
pada bakteri gram negatif hanya ada 1 atau 2 lapisan yang merupakan 5-10% dari
Selain itu dinding sel bakteri gram positif memiliki asam teikoat dan
teikuronat, yang terutama terdiri dari alkohol (seperti ribitol dan alkohol) dan fosfat.
Asam teikoat terdiri dari 2 jenis yaitu : asam lipoteikoat dan dinding dinding asam
teikoat. Kedua jenis asam teikoat bermuatan negatif karena mengandung gugus
Komponen khusus dinding sel bakteri gram negatif terdiri dari Lipoprotein dan
selaput luar. Selaput luar mempunyai saluran khusus yang mengandung molekul
protein yang disebut porin yang memudahkan difusi pasif senyawa hidrofil dengan
berat molekul rendah (gula, asam amino, ion-ion tertentu). Molekul antibiotika
dapat menembus, tetapi relatif lambat, sehingga bakteri gram negatif relatif lebih
Shigella sp, E.Coli dan sebagainya. Sedangkan bakteri gram positif adalah
2017)
110
Staphylococcus aureus adalah salah satu contoh dari bakteri gram positif,
berbentuk bulat dengan diameter antara 0,8-1,0 µm, tersusun dalam kelompok tidak
keadaan aerobic atau mikroaerobik. Bakteri ini tumbuh paling cepat pada suhu
37°C, tapi paling baik membentuk pigmen pada suhu kamar (20°C). koloni S. aureus
laktat tetapi tidak menghasilkan gas. Bakteri tersebut dapat menimbulkan penyakit
mengandung darah. Biakan S.aureus bila ditanam pada suhu 37°C akan tumbuh
dengan cepat, tetapi hemolysis dan pembentukan pigmen mungkin tidak terjadi
sampai beberapa hari kemudian dan menjadi optimal pada suhu kamar 27°C.
(Prihartono, 2012)
E. coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar
manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi
primer pada usus misalnya diare pada anak-anak dan travelers diarrhea, seperti
juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringam tubuh lain diluar usus.
111
E.coli dapat memfermentasi laktosa, beberapa strain E.coli menghasilkan
E.coli berbentuk batang gemuk berukuran 2,4 µm x 0,4 µm sampai 0,7 µm,
termasuk gram negatif tidak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. Bersifat
aerob atau fakultatif aerob dan tumbuh pada pembenihan biasa. Suhu optimum
pertumbuhannya yaitu 37°C E.coli meragi laktosa, glukosa, sukrosa, maltose dan
mannitol dengan asam dan gas. E.coli banyak ditemukan dalam usus besar manusia,
menyebar ke vagina dan uretra. Strain E.coli yang menyebabkan diare mempunyai
pili sebagai media untuk melekat pada epitel intestine. (Prihartono, 2012)
E.coli tumbuh baik pada hamper semua media yang biasa dipakai di
enteric, sebagian besar strain E.coli tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa.
E.coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bila ditanam pada agar darah
misalnya diare, infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielonefriti,
pneumonia, meningitis pada bayi baru lahir dan infeksi luka terutama luka di dalam
Pewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam
proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat
pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat
pewarna tandingannya berupa zat warna safranin, atau air fuchsin. Metode ini diberi
112
1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri
gram negative. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal
violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun
bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci
dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat
pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna
ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. (Meganada
dkk, 2017)
luar dan struktur dalam dari sel mikroba, melihat reaksi jasad terhadap pewarna
yang diberikan, sehingga sifat fisik, kimia dari jasad dapat diketahui. Dengan
demikian, kita dapat menggunakan pewarna sebagai salah satu cara untuk
klasifikasi bakteria. Berhasil atau tidaknya pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu
warna, missal biru metilen, air flukhsin, atau ungu kristal selama 1-2 menit.
(Prihartono, 2012)
macam zat warna yang terdiri atas : a) pewarnaan gram yang ditemukan oleh
113
Christian Gram pada tahun 1884 untuk membedakan bakteri yang bersifat gram
positif dan gram negative, b) pewarnaan tahan asam, misalnya pewarnaan Ziehl
Neelsen dan Kinyoun-Gabbet untuk membedakan bakteri yang tahan asam dan
bakteri atau bakteri tertentu yang sulit diwarnai dengan pewarnaan biasa, misalnya
pewarnaan gray untuk mewarnai flagel dan pewarnaan klein untuk mewarnai spora.
(Prihartono, 2012)
114
B. Uraian Bahan
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus Struktur : H H
H – C – C – OH
H H
115
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
RM/BM : (CH3)2CO/58,00
mudah terbakar
RM/BM : I/126,91
116
karbondisulfida P, larut dalam Klorofom P dan dalam
Karbontetraklorida P
Kelarutan : Sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)
lembayung tua
RM/BM : KI/166,00
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam
dalam gliserol p
117
7. Safarin (Ditjen POM, 1979)
118
C. Uraian Bakteri
Kingdom : Procaryota
Divisio : Gracilicutes
Class : Scotobacteria
Ordo : Eubacteriles
Family : Entobacteriaceae
Genus : Escherichia
Kingdom : Procaryota
Divisio : Firmicutes
Class : Bacili
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
119
b. Morfologi Staphylococcus aureus
120
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya yaitu botol
semprot, bunsen, cawan petri, deck gelas, gelas kimia, mikroskop, kaki tiga, kawat
kasa, objek gelas, ose bulat, pipet tetes, rak tabung reaksi, dan tabung reaksi.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya yaitu
aceton, aquades, alkohol, aluminium foil, biakan bakteri gram positif dan gram
negatif, iodium, kalium iodida, kapas, kristal violet, safranin dan tissue.
C. Cara Kerja
3) Diambil satu koloni bakteri dengan ose yang steril dan diratakan pada objek
kira-kira 20 cm.
121
2. Pengecatan gram
1) Diambil Preparat yang siap dicat, digenangi dengan cat gram A selama 3
2) Digenangi preparat yang sama dengan cat gram B selama 1 menit. Setelah
dihilangkan/dilunturkan
5) Dicuci preparat lalu dikeringkan dalam suhu kamar dan kemudian diamati
122
BAB IV
Warna Merah
2. Bakteri Positif
Staphylococcus
aureus berbentuk
bulat (coccus)
Warna Ungu
B. Pembahasan
Pewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Pewarnaan
untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif
dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
123
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewaraan gram. Sedangkan bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol. Bakteri
gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel, lapisan terluar yaitu lipoposakarida
(lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan
safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel
berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori
dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : botol semprot,
bunsen, cawan petri, deck glass, Erlenmeyer, gelas kimia, kaki tiga, kawat kasa,
mikroskop, objek glass, ose bulat, pipet tetes, rak tabung reaksi, dan tabung reaksi.
aluminium foil, aquadest, Escherichia coli, iodium, kalium iodida, kapas, kristal
gelas ukur.
pengecatan gram A (Ungu). iodium, kalium iodide dan aquadest digunakan sebagai
124
gram C (tak berwarna). Safranin, alkohol 96% dan aquadest digunakan sebagai
Jenis bakteri yang digunakan pada percobaan ini adalah Escherichia coli yang
merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang atau basil dan Staphylococcus
aureus yang merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat atau coccus.
Cara pembuatan preparat untuk pengecatan. Pertama diambil objek glass yang
bersih dan steril, kemudian disterilkan objek glass dan ose dengan menggunakan
bunsen. Selanjutnya, diambil satu koloni bakteri dengan ose yang steril dan
diratakan pada objek gelas dan ditipiskan, kemudian disterilkan kembali ose yang
digunakan untuk mengamil bakteri dengan cara dibakar pada nyala api sampai
membara, lalu dikeringkan preparat di atas nyala api sambil digoyangkan dengan
Cara pembuatan cat gram B. Pertama, disiapkan alat dan bahan, kemudian
menggunakan labu ukur, kemudian dimasukkan iodium dan kalium iodida yang
sudah ditimbang ke dalam Erlenmeyer yang berisi aquadest sebanyak 300 ml, lalu
yang telah diberi bakteri, kemudian dicat / digenangi preparat yang sudah ada
bakteri dengan cat gram A (kristal violet, alkohol 96% dan Ammonium oksalat)
selama 1-3 menit, lalu dibuang cat dan tidak dicuci. Selanjutnya, dicat / digenangi
preparat dengan cat gram B selama 1 menit, kemudian dibuang cat dan dicuci
125
dengan air mengalir, lalu ditetesi preparat dengan dengan cat gram C (aseton dan
alkohol) sampai warna cat hilang atau luntur. Selanjutnya, dibuang dan dicuci
dengan air mengalir, kemudian digenangi / dicat preparat dengan cat gra D
(safranin) selama 1-2 menit, lalu dcuci preparat dan dikeringkan dalam suhu kamar,
pengamatan kami, Staphylococcus aureus memiliki bentuk bulat atau coccus dan
telah diberi bakteri, kemudian dicat / digenangi preparat yang sudah ada bakteri
dengan cat gram A (kristal violet, alkohol 96% dan Ammonium oksalat) selama 1-
3 menit, lalu dibuang cat dan tidak dicuci. Selanjutnya, dicat / digenangi preparat
dengan cat gram B selama 1 menit, kemudian dibuang cat dan dicuci dengan air
mengalir, lalu ditetesi preparat dengan dengan cat gram C (aseton dan alkohol)
sampai warna cat hilang atau luntur. Selanjutnya, dibuang dan dicuci dengan air
2 menit, lalu dcuci preparat dan dikeringkan dalam suhu kamar, kemudian diamati
Escherichia coli memiliki bentuk batang atau basil dan berwarna merah sehingga
126
pengecatan bakteri, khususnya dapat membedakan antara bakteri gram positif dan
yaitu karena dapat dengan mudah ditemukan dimanapun. Tapi bukan bukan hanya
itu alas an lainnya adalah agar pada pemeriksaan mikroskopik dengan terjadi warna
kontras antara bakteri dengan lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri terlihat jelas
dan dalam hal ini perlu diperhatikan juga bentuk bakteri, susunan bakteri atas
kedudukan satu dengan yang lain dan sifat pengecatan dari bakteri tersebut.
127
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari satu sel (uniselular) dan tidak memiliki membran inti (prokariotik). Prokariotik
mencakup bakteri dan Archea.Secara umum bakteri memiliki sifat yang tembus
cahaya, hal ini dikarenakan bakteri tidak memiliki zat warna dalam tubuhnya.
Tujuan dari pewarnaan yaitu untuk mempermudah proses pengamatan dari bentuk
sel bakteri, perluasan ukuran, mengamati struktur dalam serta luar sel bakteri, serta
untuk melihat reaksi jazad terhadap pewarnaan yang diberikan, sehingga nantinya
sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui .Bakteri seringkali dikelompokkan
merupakan upaya untuk melihat respon dinding sel terhadap cat. Pengecatan
dilakukan dalam empat macam cat yaitu cat utama (Gram A), cat penguat (Gram
B. Saran
1. Laboratorium
Diharapkan agar alat-alat maupun bahan lebih di lengkapi lagi, dan untuk
2. Asisten
asistensi ada baiknya bisa dijelaskan secara rinci dan detail agar praktikan bisa
lebih memahami.
128
DAFTAR PUSTAKA
Fibriana Fidia, Andin Vita Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-on Dalam Pembelajaran
Mikrobiologi. Universitas Negeri Semarang : Unnes Science Education
Journal
Meganada Hiaranya Putri, Sukini, Yodong. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi
Mikrobiologi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Prihartono Dwi. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Ceremai
(Phyllanthus acidus (L.) Skeels) Terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli Multiresisten Antibiotik. Universitas Muhammadiyah:
Surakarta
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Staphylococcus Aureus
Bakteri 1
Ket: Diambil bakteri dari dalam tabung Ket: Diratakan bakteri pada objek gelas dan
reaksi. ditipiskan.
Ket: Disterilisasi kembali ose Ket: Didiamkan gram A selama kurang lebih
Ket: Didiamkan gram B selama 1 menit Ket: Didiamkan gram C selama 2 menit 2,29
Ket: Hasil pengamatan Erchechia Coli. Ket: Hasil bakteri staphylococcus aureus.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK ASEPTIS : PEMINDAH BIAKAN
KELOMPOK II
KELAS B/20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah dunia yang mempelajari tentang berbagai obat, baik obat
tradisional, obat herbal, obat modern yang di dapat dari bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun zat kimia. Di bidang farmasi ini para ahli mempelajari, meneliti,
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus merupakan makhluk
mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak
Dalam penerapannya dimasa kini, mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu
mikribiologi, dan yang lain. Untuk mendapatkan kultur murni selain nutrisi dan
adanya kontaminan dalam biakan. Untuk itu diperlukan suatu teknik aseptis
129
Teknik aseptis sangat diperlukan untuk memindahkan biakan dari satu tempat
haraserta lingkungan pertumbuhan sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi
atau zat-zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga
130
B. Maksud Percobaan
media lain.
C. Tujuan Percobaan
media lain.
D. Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mengetahui cara memindahkan biakan dari satu media ke media lain.
131
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Pemindahan biakan atau bakteri atau yang lebih dikenal dengan inokulasi yaitu
suatu cara memindahkan biakan murni dari satu media ke media yang lain yang
sama atau berbedah dimana biakan murni/ inokulum merupakan biakan hasil isolasi
campuran digunakan dalam pengujian sifat fisiologi yang khusus dari berbagai
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dalam
kondisi steril atau aseptik. Kondisi steril ini meliputi media, alat, dan bahan yang
dan pemindahan dengan kawat inokulasi. Ruangan tempat penanaman bakteri harus
bersih dan steril agar tidak terjadi kesalahan dalam percobaan dan kawat inokulasi
132
(ose) yang digunakan sebaiknya digunakan pada bagian ujung yang terbuat dari
Kondisi aseptik adalah suatu keadaan yang dirancang untuk mengindari adanya
2018).
Agar percobaan dan pengujian dapat berhasil maka jumlah kotaminan pada
peralatan dan lingkungan kerja harus diminimalkan. Untuk itu diperlukan suatu
mendasar dan sangat penting yang dapat digunakan untuk memindahkan biakan
campuran. Selain itu, metode aseptis juga dapat mencegah penyebaran mikroba
disterilisasi segera setelah dibuat, wadah (misalnya petridish) yang akan digunakan
semua instrumen (misalnya jarum ose ataupun tip pipet) dan berbagai larutan serta
aquadest yang akan menyentuh sisi sebelah dalam petridish dan tabung reaksi yang
133
sudah disterilkan, medium steril dan kultur mikroorganisme, pertama-tama harus
disterilkan terlebih dahulu, area kerja atau meja kerja harus disterilkan dahulu
tidak meletakkan ose dan tip pipet yang telah digunakan untuk kultivasi maupun
transfer mikroorganisme, di atas meja kerja. Jarum ose harus disterilkan kembali
(dengan dibakar pada nyala api Bunsen) sebelum diletakkan di tempatnya dan tip
pipet bekas pakai harus diletakkan dalam larutan disinfektan/ alkohol), mulut
tabung reaksi harus selalu dipanaskan dahulu sebelum maupun sesudah transfer
diletakkan di atas meja kerja untuk mencegah kontaminasi ulangalik antara tabung
reaksi kultur dan meja kerja, biasakan untuk memisahkan (mengkategorikan) segala
macam peralatan dan medium antara yang steril dan terkontaminasi agar pekerjaan
dekat nyala api Bunsen pada meja kerja yang sudah disterilkan atau dalam laminar-
1. Transfer dapat dilakukan dengan ose mata atau ose jarum, ose yang akan
dipakai untuk memindahkan kultur sel harus dalam keadaan steril yaitu dengan
membakar ose diatas api pemanas bunsen, setelah ose dingin baru dapat
digunakan untuk memindahkan mikroba dari media yang lama ke media yang
baru. Jika saat memindahkan kultur sel terdengar suara “mendesis” berarti ose
134
belum cukup dingin sehingga kemungkinan mikroba yang dipindahkan dapat
2. Sebelum dan sesudah memindahkan kultur sel. ujung atau mulut tabung harus
3. Selain dipindahkan dalam media cair dan agar dalam cawan petri, kultur sering
kultur pada media agar miring, ose yang sudah mengandung mikroba
ose ditarik pelan-pelan secara zig zag sampai ke ujung bagian atas tanpa
135
B. Uraian Bakteri
Kingdom : Bacteria
Divisi : Proteobacteria
Classis : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobactericeae
Genus : Escherichia
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
136
3. Klasifikasi Streptococcus mutans (Sutadi Heriandi, 2015).
Kingdom : Monera
Divisi : Firmicutes
Classis : Bacilli
Ordo : Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
lebih.
137
C. Uraian Bahan
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus Struktur :
138
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
Komposisi : 0.5% pepton, 0,3% ekstrak daging sapi, 1,5% agar dan
pertumbuhan mikroba
139
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini di antaranya yaitu
autoklaf, bunsen, botol semprot, cawan petri, Erlenmeyer, gelas ukur, gunting, kaki
tiga, kulkas, oven, ose bulat, rak tabung reaksi, spoit, tabung reaksi, dan timbangan
analitik.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aquadest,
(Nutrient Broth).
C. Cara Kerja
1. Sterilisasi Alat
a. Dibungkus semua alat-alat seperti cawan petri, gelas kimia, gelas ukur, dan
menit.
2. Pembuatan medium
a. NA (Nutrient Agar)
140
2. Dimasukkan aquadest sebanyak 120 mL ke dalam erlenmeyer.
120 ml.
pengaduk.
menggunakan kapas.
b. NB (Nutrient Broth)
120 ml.
pengaduk.
141
6. Diangkat erlenmeyer dan ditutup dengan kapas.
menggunakan kapas.
b. Dibuka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut
c. Dimasukkan ose tersebut ke dalam biakan dekat dinding tabung dan ambil
satu koloni biakan, kemudian panasi mulut tabung dan tutup kembali.
d. Dibuka tabung berisi nutrient agar miring, panasi mulut tabung dengan
nyala api
142
b. Dibuka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut
c. Dimasukkan ose tersebut ke dalam biakan dekat dinding tabung dan ambil
satu koloni biakan, kemudian panasi mulut tabung dan tutup kembali.
d. Dibuka petri dish sebagian dan panasi mulut petri dish dekat dengan nyala
api
e. Digoreskan ose pada media nutrient agar pada petri dish dekat nyala api
b. Dibuka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut
c. Dimasukkan ose tersebut ke dalam biakan dekat dinding tabung dan ambil
satu koloni biakan, kemudian panasi mulut tabung dan tutup kembali.
d. Dibuka tabung yang berisi nutrient, panasi mulut tabung dengan nyala api
143
BAB IV
1. Pemindahan biakan
padat-padat yang
terdapat pertumbuhan
Bakteri coli)
2. Pemindahan biakan
cair-cair yang terdapat
pertumbuhan bakteri
(Propionibacterium
Sebelum Inkubasi Sesudah Inkubasi
acnes)
Bakteri
3. Pemindahan biakan
padat-cair yang terdapat
pertumbuhan bakteri
(Streptococcus mutans)
Sebelum Inkubasi Sesudah Inkubasi
Bakteri
4. Pemindahan biakan
padat-padat yang
terdapat partumbuhan
bakteri (Escherichia
Sebelum Inkubasi Sesudah Inkubasi
coli)
Bakteri
144
5. Pemindahan biakan
cair-padat yang terdapat
partumbuhan bakteri
Bakteri acnes)
6. Pemindahan biakan
padat-padat yang
terdapat partumbuhan
bakteri (Streptococcus
Sebelum Inkubasi Sesudah Inkubasi
mutans)
Bakteri
B. Pembahasan
Pemindahan biakan atau bakteri atau yang lebih dikenal dengan inokulasi yaitu
suatu cara memindahkan biakan murni dari satu media ke media yang lain yang
sama atau berbedah dimana biakan murni/ inokulum merupakan biakan hasil isolasi
Pada praktikum kali ini digunakan alat – alat yaitu autoklaf, bunsen, botol
semprot, cawan petri, erlenmeyer, gelas ukur, gunting, kaki tiga, kulkas, oven, ose
bulat, rak tabung reaksi, spoit, tabung reaksi, dan timbangan analitik.
Pada percobaan kali ini, hal yang dilakukan pertama kali yaitu pembuatan
145
dan didiamkan hingga dingin. Selanjutnya, timbang bahan yang akan digunakan,
petri lalu ditutup, digoyangkan cawan petri membentuk angka 8, dilakukan secara
Cara pemindahan biakan yang pertama, ose dipanaskan dari pangkal sampai
ujung hingga membara, kemudian dibuka tabung yang berisi kultur yang akan
dipindahkan, panasi mulut tabung pada nyala api. Kemudian ose dimasukkan ke
dalam biakan dekat dinding tabung dan ambil satu koloni biakan. Selanjutnya,
tabung dibuka, lalu dipanasi mulut tabung dengan nyala api kemudian digoreskan
ose pada media nutrient agar miring, lalu dipanasi kembali mulut tabung dan ditutup
tempat yang lain. Dengan teknik aseptis seorang mikrobiologis berusaha mencegah
pemindah biakan adalah mampu memindahkan biakan bakteri dari satu media ke
dilakukan secara aseptik agar terjadi biakan murni. Hasil yang didapatkan setelah
146
bakteri diinkubasi terdapat pertumbuhan bakteri atau kultur murni pada medium
147
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dalam kondisi
kontaminasi oleh mikroorganisme, baik pada alat, kemasan ataupun bentuk sediaan
praktikan. Media pertumbuhan yang dibuat dan wadah yang akan digunakan untuk
aseptis digunakan untuk mengisolasi spesies kultur campuran. Metode aseptis juga
B. Saran
1. Laboratorium
2. Asisten
Secara keseluruhan konsep atau cara kakak sebagai asisten dosen dalam
148
DAFTAR PUSTAKA
Fibriana Fidia. Andin Vita Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk
Meningkatkan keterampilan Teknik Hands – on Dalam Pembelajaran
Mikrobiologi. Universitas Negeri Semarang : Unnes Science Education
Journal.
Ikmalia. 2014. Analisa Profil Protein Isolat Escherichia coli S1 Hasil Iradiasi Sinar
Gamma.
Lestari, Lili Arsanti, Eni Harmayani, Tyas Utami, Puspita Mardika Sari, Syara
Nurfiani. 2018. Dasar-Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan
Kesehatan. Gajah Mada Uuniversity Press : Yogyakarta
129
Sutadi Heriandi, Yuke Heriandi. 2015. Identifikasi S.Mutans dan S.Sobrinus
Dengan Morfologi Koloni dan Analisa Biokimia. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. Jakarta : vol. 11(3), no. 106 – 109.
Tim Tentor Master. 2018. Magic Trick Praktis Ala Bimbel Biologi. PT Gramedia
Widiasarana Indonesia : Jakarta.
130
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Sterilisasi alat
Alat
− Dicuci
− Dibilas
− Dikeringkan
− Dibungkus
− Disterilkan
Alat steril
2. Pembuatan medium
Medium NA
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Dipanaskan
− Dihomogenkan
− Disterilkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24
131
Medium NB
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Dipanaskan
− Dihomogenkan
− Disterilkan
− Dipindahkan
− Diinkubasi 1 x 24
132
B. Perhitungan
23
1. NA = 1000 𝑥 6 𝑥 20 𝑚𝐿 = 2,76 𝑔𝑟𝑎𝑚
8
2. NB = 1000 𝑥 3 𝑥 10 𝑚𝐿 = 0,24 𝑔𝑟𝑎𝑚
133
C. Foto Pengamatan
134
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
135
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
136
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
PERCOBAAN VII
PERHITUNGAN KOLONI
KELOMPOK II
KELAS B/20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah dunia yang mempelajari tentang berbagai obat, baik obat
tradisional, obat herbal, obat modern yang di dapat dari bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun zat kimia. Di bidang farmasi ini para ahli mempelajari,
meneliti, dan mengetahui baik buruknya makanan atau obat. (Haeria. 2017)
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi,
mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak
ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, Teknik kimia,
langsung memungkinkan mengetahui jumlah mikroba pada saat itu juga tetapi
149
terdapat beberapa pilihan medium pengenceran yang dapat digunakan untuk
dan halofilik, serta medium pengencer untuk sampel cair atau sampel padat
bakteri. Penghitungan suatu koloni dapat dilakukan dengan metode pour plate.
Mengingat jumlah koloni bisa mencapai lebih dari 300 koloni, maka diperlukan
alat bantu yang biasa disebut Colony Counter untuk mempermudah penghitungan
B. Maksud Percobaan
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
mikroba pada berbagai bahan dan mengetahui jumlah mikroba pada suatu bahan.
150
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun seluler seperti bakteri, mikrofungi,
mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak
ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia,
Mikroorganisme merupakan jasad renik yang tidak dapat dilihat dengan mata
Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam dan hamper
terdapat di mana-mana di ala mini. Mereka dapat berada di dalam air, udara,
banyak di tempat yang mengandung nutrient, kelembaban dan suhu yang sesuai
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar
151
mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Bakteri tidak
hanya merugikan bagi manusia, ada juga yang memiliki manfaat, antara lain
prokariotik (bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung
inti namun mampu hidup dimana saja. Menurut klasifikasinya bakteri dibagi
menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.Beberapa bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif merupakan flora normal pada tubuh
jumlah koloni bakteri. Perhitungan suatu koloni biasa dilakukan secara manual
dengan menandai dan menghitung koloni bakteri yang ada pada cawan petri,
perhitungan ini masih menggunakan daya ingat manusia sehingga dapat terjadi
koloni bakteri digunakan alat yang biasa disebut Colony Counter.Pada alat Colony
dengan minimum sistem atmega 328 dan Probe sebagai penghitung koloni
koloni bakteri yang dihitung dengan menyentuhkan Probe pada media sampel,
sehingga hasil perhitungan akan langsung ditampilkan di LCD. Dari hasil uji coba
152
penghitungan pada 15 sampel alat Colony Counter dapat berfungsi dengan baik.
(Erdo, 2019)
koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri. Colony Counter pada umumnya
Proses yang masih manual seperti ini akan berdampak pada lambatnya proses
penghitungan dan rendahnya kualitas hasil yang didapat. Dengan proses seperti ini
jumlah colony bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Perhitungan
dengan metode hitung cawan. Jumlah bakteri dapat juga dihitung dengan
2018)
tertentu dan dihitung sebagai nilai duga dekat secara statistic dengan merujuk
153
MPN (Most Propable Number) bisa juga diartikan sebagai suatu metode yang
pangan cair seperti sush dan air. MPN merupakan metode yang diaplikasikan
ketika sampel diduga mengandung bakteri dalam jumlah rendah ( 100/g atau
100 mL) atau mengandung partikel yang akan mengganggu jika dilakukan
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba
dalam suatu bahan makan salah satunya yaitu dengan mengukur jumlah sel yang
ada menggunakan metode hitung cawan (Total Plate Count).Metode hitung cawan
merupakan metode enumerasi yang sudah lama dan banyak digunakan dalam
ada pada suatu sampel bahan makan dengan asumsi bahwa mikroorganisme yang
kapasitas untuk menghitung jumlah bakteri jika terlalu banyak ataupun jika terlalu
ini hanya menghitung bakteri yang layak dihitung tidak termasuk bakteri mati
ataupun puing-puing yang ada pada media pertumbuhan.Namun, metode ini juga
memiliki kekurangan yaitu perhitungan kumpulan sel bakteri dapat salah dihitung
sel/mL.Selain itu metode ini membutuhkan waktu yang lama karena hasil hitung
154
Metode hitung cawan dibedakan menjadi beberapa cara yaitu metode tuang
(pour plate), metode sebaran (spread plate), dan metode drop plate. Metode
hitung cawan termasuk metode yang digunakan untuk penanaman bakteri dengan
menggunakan hitung cawan ini dalam bentuk Colony forming unit (CFU).CFU ini
menunjukkan jumlah koloni yang tumbuh tiap gram atau mililiter sampel yang
digunakan.(Endang, 2020)
yang masih hidup pada suatu atau beberapa media sehingga sel tersebut
dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop, dan koloni dapat dihitung
ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT).
Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau
berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam coloni (cfu)
mesofil dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang diperiksa. Prinsip
dari ALT adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah
155
sampel makanan ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan cara tuang
kemudian dieramkan selama 24-48 jam pada suhu 35-37°C. Uji angka lempeng
total merupakan metode yang umum digunakan untuk menghitung adanya bakteri
yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasi pada
media lempeng agar dengan cara tuang dan dinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada
pengujian Angka Lempeng Total digunakan PDF (Pepton Dulution Fluid) sebagai
pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 30-300 CFU/g. Jika jumlah koloni tiap sampel lebih dari 300 CFU/g
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu atau satu deret rantai koloni
3. Koloni yang tumbuh menutup lebih besar dari setengan luas cawan petri,
156
jumlah mikroba dari hasil pengenceran sebelumnya (pengenceran terkecil).
(Endang, 2020)
rendah, jika < 2 maka di rata-rata, jika ≥ 2 maka data yang digunakan adalah
3. Tidak spreader
4. Jika jumlah koloni tidak ada yang memenuhi syarat maka digunakan yang
mendekati 250
6. Penulisan laporan menggunakan satu angka didepan koma dan satu angaka
7. Jika decimal dibawah lima maka dibulatkan ke bawah dan jika lebih besar
atau sama dengan lima maka dibulatkan keatas (Nur Hidayati, 2018).
157
B. Uraian Bahan
Rumus molekul : Al
Struktur molekul : -
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
158
Nama lain : Etanol
Struktur molekul :
159
C. Uraian Bakteri
a. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Divisi : Procaryotae
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Suku : Bacillacae
Marga : Bacillus
b. Morfologi
a. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Domain : Eubacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
160
b. Morfologi
Bakteri gram positif bulat berdiameter 0,7 – 1,2 mm, tersusun dalam
161
D. Uraian Medium
Komposisi : 0.5% pepton, 0,3% ekstrak daging sapi, 1,5% agar dan
pertumbuhan mikroba
162
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah: buku, Colony
Counter, pensil.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah: koloni
C. Cara Kerja
163
4. Inokulasikan sebanyak 0,1 ml hasil pengenceran kepermukaan media NA
diatas meja. Inokulasikan ini dapat pula dilakukan dengan metode tuang.
164
BAB IV
A. Tabel Pengamatan
B. Pembahasan
0,5-10 µ dan lebar 0,5-2,5 µ. Karakteristik bakteri dilihat dari bentuknya, seperti
bulat (cocci), batang (spirilli), koma (vibrios). Tambahan struktur bakteri yang
cabuk halus yang tidak terlihat di bawah miskroskop kecuali menggunakan teknik
165
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu flagella peitrichous dan flagella
polar.
jumlah koloni bakteri. Penghitungan suatu koloni dapat dilakukan dengan metode
pour plate. Mengingat jumlah koloni bisa mencapai lebih dari 300 koloni, maka
diperlukan alat bantu yang biasa disebut Colony Counter untuk mempermudah
jumlah colony bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Perhitungan
dengan metode hitung cawan. Jumlah bakteri dapat juga dihitung dengan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku, colony
counter dan pensil.Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini yaitu, letakkan isolat bakteri dalam
cawan di atas colony counter, hitung jumlah koloni yang terdapat dalam satu
cawan, tandai koloni yang sudah dihitung supaya tidak terhitung ulang. Metode
hitung cawan, siapakan kultur cair bakteri uji berumur 1×24 jam, homogenkan
166
dulu sampel mikroba yang akan dihitung, lakukan pengenceran terhadap sampel,
memutar-mutar cawan diatas meja, inokulasikan ini dapat pula dilakukan dengan
metode tuang.
berbentuk bulat dengan tepi utuh yang mendominasi namun ada juga beberapa
koloni bakteri dengan tepi bergerigi, warna beragam yaitu putih, kuning, dan
merah serta elevansi tumbuh dipermukaan. Morfologi koloni bakteri perlu diamati
bakteri dapat menentukan jenis bakteri tersebut. Koloni sel bakteri merupakan
sekelompok sel yang dapat dilihat secara langsung dengan mata. Koloni bakteri
dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan permukaan cembung, cekung atau
muncul di atas permukaan media Nutrient Agar (NA) dengan warna koloni
kuning, krem atau putih kusam, dan merah kecoklatan, bakteri Staphylococcus sp.
167
koloni muncul di atas permukaan media NA dengan koloni berwarna putih dan
koloni bakteri.
168
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
menentukan jumlah bakteri yang hidup saja.Dalam praktikum ini jumlah koloni
B. Saran
1. Laboratorium
dilengkapi lagi, dan untuk alat yang sudah rusak sebaiknya diperbaiki/diganti.
1. Asisten
terkendala oleh jaringan tidak kesusahan untuk join di zoom dan kami juga
169
DAFTAR PUSTAKA
Arya Bondan Permadi, Hj. Her Gumiwang Ariswati, Triwiyanto. 2015. Inkubasi
Bakteri Dilengkapi Dengan Colony Counter (Inkubator Bakteri). Fakultas
Teknik Elektromedik : Politeknik Kesehatan Surabaya.
Fibriana Fidia, Andin Vita Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-on Dalam Pembelajaran
Mikrobiologi. Universitas Negeri Semarang : Unnes Science Education
Journal
Kristiandi, Kiki, Sanya Anda Lusiana, Rizky Nisfi Ramdhini. 2021. Teknologi
Fermentasi : Yayasan Kita Menulis
Sri Sundari, Fadhliani. 2019. Uji Angka Lempeng Total (ALT) pada Sediaan
Kosmetik Lotion X di BBPOM Medan. Jurnal Biologica Samudra.Vol.1
(1).Hal : 25-33
Syahrurachman, et al. 2011.Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.Staf Pengajar
Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia.Edisi revisi.Jakarta : Binarupa
Aksara.
LAMPIRAN
A. Skema kerja
Pengenceran
- Disiapkan sampel
kelima
- Diratakan
Hasil pengenceran
colony counter
dihitung
1 1
(150 𝑥 −2)+(25 𝑥 −3)
10 10
2) Perhitungan ALT = 2
(150 𝑥 102)+(25 𝑥 103)
= 2
15000+25000
= 2
= 20.000
C. Gambar
PERCOBAAN VIII
UJI SENSITIVITAS MIKROBA TERHADAP ANTIBIOTIK
KELOMPOK II
KELAS B/20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah dunia yang mempelajari tentang berbagai obat, baik obat
tradisional, obat herbal, obat modern yang di dapat dari bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun zat kimia. Di bidang farmasi ini para ahli mempelajari, meneliti,
dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, mikrofungi,
kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus merupakan makhluk
mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meski pun tidak
ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, Teknik kimia,
bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air.
Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini
170
mikrobiologi. Hal itu untuk mempermudah proses identifikasi bakteri (Meganada
dkk, 2017).
bakteri dan jamur, yang dapat mengganggu mikroorganisme lain. Biasanya bahan
penyakit infeksi akibat bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan
menembus membran luar. Munculnya resistansi pada satu atau beberapa jenis
berlebihan. Selain itu, penggunaan antibiotik tanpa resep dari dokter juga menjadi
bijak, terapi empiris dan definitif, profilaksis bedah dan kombinasi (Sudigdoadi,
2015)
171
B. Maksud Percobaan
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
172
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dalam bentuk sel tunggal, multiseluler, maupun seluler seperti bakteri, mikrofungi,
kapang, mikroalga, protozoa dan archaea. Selain itu virus merupakan mahkluk
mikro seluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak dapat
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar
hanya merugikan bagi manusia, ada juga yang memiliki manfaat, antara lain :
173
Pengertian lain dari bakteri yaitu salah satu golongan mikroorganisme
prokariotik (bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung
inti namun mampu hidup dimana saja. Menurut klasifikasinya bakteri dibagi
menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif merupakan flora normal pada tubuh
Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu “anti” artinya melawan dan
“bios” artinya hidup, sehingga antibiotik adalah zat atau senyawa yang dapat
Antibiotik ditemukan pada tahun 1928 oleh Sir Alexander Fleming (Fleming,
perang dunia II (Sengupta, 2013; Wright, 2014). Namun pada tahun 2013 Central
for Disease Control and Prevention (CDC) mengemumkan bahwa saat ini manusia
telah memasuki ”post-antibiotik era” dan World Health Organization (WHO) pada
ancaman kesehatan serius di dunia (WHO, 2011; Michel, 2014; Spellberg, 2014)
dilakukan secara bijak dan rasional sehingga terhindar dari terjadinya peningkatan
resistensi antibiotik dan efek samping yang tidak diinginkan. Hal ini menyebabkan
Antibiotik bisa juga diartikan sebagai substansi kimia yang diproduksi oleh
174
pertumbuhan mikroba lain dan mungkin membunuhnya. Ada berpuluh-puluh
antibiotik yang berguna untuk terapi penyakit infeksi. Antibiotik ini berbeda satu
sama lain dalam beberapa hal seperti sifat kimia, fisika, farmakologis, spektrum
penggunaannya harus rasional, tepat dan aman. Penggunaan antibiotik yang tidak
dan bahkan berdampak kematian. Penggunaan antibiotik dikatakan tepat bila efek
terapi mencapai maksimal sementara efek toksik yang berhubungan dengan obat
(Rini, 2017).
yang tinggi. Antibiotik amoksisilin ini juga dapat digunakan pada terapi
pneumonia dan penyakit lain termasuk infeksi bakteri pada telinga, tenggorokan,
berlebihan, dan penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang lama ialah
175
resistance). Hal ini mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif, peningkatan
2017).
mikroorganisme, dalam hal ini bakteri dengan pemberian antibiotik secara sistemik
pada kadar hambat minimalnya atau dosis normal yang seharusnya. Jadi, resistensi
perubahan / pertukaran plasmid (transfer gen) antar spesies bakteri yang sama,
disebabkan mikroba seperti demam tifoid yang dilihat dari dari catatan medik
antibiotik atau sensitivitas adalah suatu kepekaan suatu antibiotik yang masih baik
primer adalah penggunaan agen antibiotik, munculnya strain bakteri yang resisten
terhadap antibiotik, dan penyebaran strain tersebut ke bakteri lain. Selain itu,
organ target infeksi sesuai dengan konsentrasi terapi, flora normal pasien, dan
176
Resistensi dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu resistensi non genetik, resistensi
genetik dan resistensi silang. Resistensi non genetik terdapat pada bakteri dalam
keadaan inaktif atau istirahat, resistensi genetik merupakan mutasi gen yang
resistensi bakteri terhadap suatu antibiotika tertentu dan antibiotika lain yang
pertumbuhan bakteri melalui bermacam- macam cara, tetapi memiliki tujuan yang
menjadi lima yaitu antibiotik penghambat reaksi kimia dinding sel bakteri seperti
penicillin dan sefalosporin, antibiotik penghambat rekasi kimia asam nukleat sel
2012).
177
antibiotik yang merupakan senyawa turunan dari antibiotik alamiah seperti
penicillin-V
dasar yang awalnya tidak berkhasiat, setelah disintesis maka didapat senyawa
(KHM)
gram-negatif.
178
bersifat aktif terhadap beberapa bakteri gram-positif maupun gram-
Batas antara kedua sifat spektrum ini terkadang tidak jelas dan efektivitas
superinfeksi oleh kuman atau jamur yang resisten. Di lain pihak, pada
3. Golongan tetrasiklin.
kloramfenikol, nitrofurantoin.
tetrasiklin.
179
3. Meningkatkan permeabilitas membrane sitoplasma: polimiksin B,
amfoterisin B.
1. Amoxicillin
= 24 mm + 29 mm + 59 mm
3
= 112 mm
3
= 37,33 mm
2. Cefadroxil
= 39 mm + 39 mm +_ 39 mm
3
= 177 mm
3
= 59 mm
3. Eritromisin
180
= 34 mm + 34 mm + 34 mm
3
= 102 mm
3
= 34 mm
181
B. Uraian Bahan
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
RM/BM : C16H19N3O5S/365,4
Rumus Struktur :
182
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
reaksi merugikannnya.
183
Interaksi : Meningkatnya risiko perdarahan, jika digunakan dengan
184
RM/BM : C16H16N2O6S2/332
Rumus Struktur :
kemudian manis.
Kelarutan :
biosintetis peptidoglikan.
185
Interaksi : Cefadroxil yang dikonsumsi bersama dengan antibiotik
mengancam jiwa.
tubuh.
186
Nama Resmi : ERYTHROMYCINUM
RM/BM : C37H67NO13/18,02
Rumus Struktur :
higroskopik
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 1000 bagian air, larut dalam
187
mencegah flebitis atau rasa terbakar pada tempat
suntikan.
ampisilin.
dan pertusis.
Efek Samping : Mual, muntah, nyeri perut, diare, urtikaria, ruam dan
188
digandakan. Akne: 250 mg dua kali sehari, kemudian
memungkinkan.
Komposisi : 0.5% pepton, 0,3% ekstrak daging sapi, 1,5% agar dan
pertumbuhan mikroba
189
C. Uraian Bakteri
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
190
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya yaitu alu,
bunsen, batang pengaduk, cawan petri, cawan porselin, Erlenmeyer 250 mL, gelas
ukur 100 mL, gelas kimia 100 mL, gelas arloji, kaki tiga, kawat kasa, korek,
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya yaitu
C. Cara Kerja
1. Sterilisasi alat
a. Dibungkus semua alat-alat seperti cawan petri, gelas kimia, gelas ukur, dan
menit.
timbangan analitik.
191
c. Dilarutkan NA (Nutrien Agar) dengan aquadest sebanyak 20 ml ke dalam
Erlenmeyer.
spoit 1 ml.
ditutup.
d. Di totol-totol paper dish pada gelas arloji sebanyak 5-7 kali lalu di letakkan
192
c. Dicelupkan paper dish kedalam antibiotik Eritromisin.
d. Di totol-totol paper dish pada gelas arloji sebanyak 5-7 kali lalu di letakkan
d. Di totol-totol paper dish pada gelas arloji sebanyak 5-7 kali lalu di letakkan
193
BAB IV
NO GAMBAR KETERANGAN
1
Terdapat bercakan putih pada
menghambat mikroba
-bakteriosida
Sampel : Obat
Amoxisillin -bakterostatik
Bakteri : Staphylococcus
aureus
2
Terdapat zona bening pada
membunuh mikroba.
-sensitif
Sampel : Obat Eritromisin
-bakteriosida dan
Bakteri : Staphylococcus
aureus bakteriostatik
3
Terdapat bercakan putih pada
menghambat mikroba
-sensitif
194
B. Pembahasan
efektifitas dari suatu antibiotik. Hasil sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik
ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk, semakin besar diameter
dibutuhkan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut resisten atau
Adapun alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah : Cawan petri,
Bunsen, Kaki tiga, Kawat kasa, Gelas ukur 100 mL, Erlenmeyer 250 mL, Cawan
porselen, Gelas kimia 100 mL, Spoit 1 ml, Batang pengaduk, Gelas arloji, Korek,
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah medium
Adapun cara kerja sterilisasi metode panas kering (oven) yaitu pertama-tama
dihubungkan oven dengan sumber listrik. Kemudian, diaktifkan oven dan ditunggu
selama beberapa saat hingga muncul kata display. Setelah itu, diatur waktu dan
suhu oven. Ditunggu hingga suhu menyala. Dan diletakkan alat laboratorium yang
berbahan kaca contohnya erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan tabung reaksi
yang telah dibungkus dengan kertas HVS didalam oven. Ditunggu hingga proses
195
Adapun cara kerja pembuatan medium Nutrient Agar yaitu pertama-tama
digunakan dan diletakkan diatas kertas perkamen. Setelah itu, dicampur medium
diatas nyala api bunsen hingga mendidih. Kemudian, diangkat labu erlenmeyer
yang berisi medium yang telah mendidih menggunakan lap halus. Dan ditutup
autoklaf dengan suhu 121°C dalam waktu 20 menit. Setelah itu, dimasukkan
kemudian peperdist di celupkan pada antibiotik dan di letakan pada cawan petri
yang berisi medium nutrien agar dilakukan pada semua sampel, kemudian di
inkubasi selama 1x24 jam untuk mengetahui seberapa daya hambat pada antibiotik
bakteri uji.
Oleh karena itu, diperlukan suatu uji sensitifitas antibiotik untuk mengetahui
196
pasien tersebut mengalami resisten terhadap jenis-jenis antibiotik sehingga dapat
berlebihan dan irasional. Bahkan, 40% dari penggunaan antibiotik ini dipakai
makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat,
penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.
197
Penghambat Luas dan sempit dipengaruhi oleh antibiotik yang digunakan
dalam suatu uji sensitivitas, karena setiap antibiotik memiliki daya hambat yang
berbeda.
bakteri gram positif atau pun bakteri gram negative. Sedangkan, Cefadroxil
mikroba.
Setelah di inkubasi selama 1x24 jam di dapatkan hasil pada Amoxilin yaitu
Adapun cawan perti yang di gunakan pada Amoxicillin dengan ukuran vertikal
4cm, horizontal 4cm, dan miringnya 4cm, Eritromisin dengan ukuran vertikal 3cm,
horizontal 3,5cm ,miring 3cm, dan sisi lainnya 3,5cm. Cefadroxil dengan ukuran
vertikal 4,5cm, horizontal 4,5cm, miring 5cm, dan sisi miring 5,5 cm.
198
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yaitu dengan membuat sumuran atau lubang pada media padat yang telah berisi
zona hambat yang terbentuk, semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk
untuk menentukan apakah bakteri tersebut resisten atau sensitif terhadap suatu
antibiotik.
B. Saran
1. Laboratorium
menunjang proses belajar mahasiswa, dan untuk alat yang sudah ada agar tetap
2. Asisten
Untuk kakak asisten cara menjelaskannya sudah cukup baik, kiranya perlu
199
DAFTAR PUSTAKA
Arya Bondan Permadi, Hj. Her Gumiwang Ariswati, Triwiyanto. 2015. Inkubasi
Bakteri Dilengkapi Dengan Colony Counter (Inkubator Bakteri).Fakultas
Teknik Elektromedik :Politeknik Kesehatan Surabaya.
Eko Widodo, M Halim Natsir, Osfar Sjofjan. 2018. Adiktif Pakan Unggas
Pengganti Antibiotik (Respon Terhadap Larangan Antibiotik Pemerintah
Indonesia). UB Press : Malang.
Fidia, Fibriana, Andin Vita Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-on Dalam Pembelajaran
Mikrobiologi.Universitas Negeri Semarang :Unnes Science Education
Journal
Kristiandi, Kiki, Sanya Anda Lusiana, Rizky Nisfi Ramdhini. 2021. Teknologi
Fermentasi: Yayasan Kita Menulis
Meganada, Hiaranya Putri, Sukini, Yodong. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi
Mikrobiologi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
A. Skema Kerja
1. Sterilisasi alat
Alat
− Dicuci
− Dibilas
− Dikeringkan
− Dibungkus
− Disterilkan
Alat Sterilisasi
2. Pembuatan medium NA
Medium NA
− Ditimbang
− Dilarutkan
− Dipanaskan
− Didinginkan
− Dicampur dengan bakteri
− Dihomogenkan
− Diratakan dengan metode 8
− Didiamkan
Cefadroxil
− Digerus
− Dicampur dengan aquades
− Dicelupkan di paper dish
− Ditotol – totol sebanyak 5-7 kali
− Diletakkan dibagian tengah medium
− Diinkubasi 1 x 24 jam
Menghambat bakteri
Eritromisin
− Digerus
− Dicampur dengan aquades
− Dicelupkan di paper dish
− Ditotol – totol sebanyak 5-7 kali
− Diletakkan dibagian tengah medium
− Diinkubasi 1 x 24 jam
Membunuh bakteri
5. Pemberian antibiotik amoxicillin pada medium
Amoxicillin
− Digerus
− Dicampur dengan aquades
− Dicelupkan di paper dish
− Ditotol – totol sebanyak 5-7 kali
− Diletakkan dibagian tengah medium
− Diinkubasi 1 x 24 jam
Menghambat bakteri
B. Perhitungan Medium
23
1. NA = 1000 𝑥 1 𝑥 20 𝑚𝐿 = 0,46 𝑔𝑟𝑎𝑚
C. Perhitungan Zona Hambat
1. Amoxicillin
= 24 mm + 29 mm + 59 mm
3
= 112 mm
3
= 37,33 mm
2. Cefadroxil
= 39 mm + 39 mm +_ 39 mm
3
= 177 mm
3
= 59 mm
3. Eritromisin
= 34 mm + 34 mm + 34 mm
3
= 102 mm
3
= 34 mm
D. Foto Pengamatan
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESZKY