Anda di halaman 1dari 3

3.

keuntungan dan kerugian emulsi


Jawaban :
1. Keuntungan dalam bentuk emulsi yaitu
1. 1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan
dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara
oral dalam bentuk emulsi.
3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan.
4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari
emulsi kosmetik maupun emulsi dermal.
5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih
mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika
dibandingkan dengan sediaan lain. (santi sanila,2016)
2. -Bioavalaibilitas atau absobsinya besar sehingga labih cepat berefek
-Onset lebih cepat seperti pada insulin dan heparin jika dalam bentuk emulsi
- Penerimaan pasien mudah diberikan pada anak-anak
- Rasa obat bisa ditutupi oleh penambahan zat tambahan lain.Seperti minyak jeruk
- Dalam segi Formulasi, sediaan emulsi dapat mempertahankan stabilitas obat yang larut
dalam minyak
-Kestabilan fisika dan kimia terjamin dalam waktu lama (Hartati, 2016)
3. -Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat
dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi. ™
- Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara
oral dalam bentuk emulsi. ™
-Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan. ™
-Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari emulsi
kosmetik maupun emulsi dermal seperti krim (Robert tungadi, 2020).
4. Keuntungan dari produk emulsi adalah penampilan dan konsistensi yang menyenangkan saat
penggunaannya. Selain itu, bentuk sediaan emulsi juga dapat memberikan perlindungan
terhadap bahan yang mudah mengalami oksidasi. Kestabilan dari suatu sediaan emulsi sangat
dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan (Mirah Sukmaningsih, 2018).
5. Dalam emulsi, obat yang kurang larut dalam air dapat dengan mudah digabungkan dengan
peningkatan laju disolusi dan bioavailabilitas.
- Rasa atau bau minyak yang tidak enak dapat ditutupi sebagian atau seluruhnya, dengan
emulsifikasi.
-Laju absorpsi dan perembesan obat dapat dikontrol.
- Penyerapan dapat ditingkatkan dengan mengecilnya ukuran fase internal.
-Tersedia formulasi dan teknologi untuk pengiriman yang ditargetkan ke organ.
-Berbagai ukuran partikel fase internal dapat dicapai dengan teknik preparasi, dari emulsi
mikro (partikel berukuran mikron) hingga nanopartikel. –
-Air adalah pengencer murah dan pelarut yang baik untuk banyak obat dan rasa yang
dimasukkan ke dalam emulsi (david, 2005)

b. kerugian

a. Kerugian bentuk emulsi adalah emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik
pemprosesan dan keahlian khusus (santi sanila,2016)
b. Sulit diformulasikan karena harus mencampur 2 fase yang tidak tercampurkan, Mudah ditumbuhi
oleh mikroba karena adanya air, dan cepat tengik (Hartati, 2016)
c. Emulsi farmasi secara termodinamik tidak stabil dan karena itu harus diformulasikan untuk
menstabilkan emulsi dari pemisahan dua fase. Ini tidak berarti mudah. Emulsi farmasi mungkin
sulit untuk diproduksi (Robert tungadi, 2020).
d. Kurang stabil dibandingkan dengan bentuk sediaan lain - Memiliki waktu simpan yang pendek - -
Dapat terjadi creaming, cracking, dan flocculation selama masa penyimpanan (Yasarah Hisprastin,
2018).
e. Sulit diformulasikan karena harus mencampur 2 fase yang tidak tercampurkan. Mudah ditumbuhi
oleh mikroba karena adanya air. cepat tengik (Lachman, 2019)

4. Komposisi sediaan emulsi


Jawaban :
a. Komposisi sediaan emulsi yaitu zat pengemulsi seperti gelatin, gom aksia, tragakan, sabun,
senyawa ammonium kwartener, senyawa kolesterol, surfaktan, atau emulgator dan Zat
pengawet (Ditjen Pom 1979)
b. Terdiri dari zat pengemulsi yaitu
1. pengemulsi alam antara lain gelatin, gomarab, lemak bulu domba dan tragakan sedangkan
pengengemulsi sintetik antara lain amulgida, kolesterol, poliglikol, polisorbat, sorbitan, atau
surfaktan lain yang cocok.
2. Zat pengawet dapat digunakan metil paraben, propil praben, campuran metil paraben, dan
propil paraben, asam sorbet atau zat pengawet lain
3. Zat antioksidan dapat digunakan butilhidroksanisol, butilhidroksitoluen,propil galat, asam
sitrat dan zat antioksidan lain yang cocok (Ditjen pom, 1978).
c. Terdiri dari zat pengemulsi, zat penstabil , zat-zat pembasah, dan zat pengental (ansel, 1989).
d. Emulsi mengandung komponen-komponen seperti bahan minyak disebut emulgendum, bahan
lain disebut menstrum, dan bahan ketiga disebut emulgator atau emulgens (mochamad
lazuardi, 2019)
e. Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas : Fase
dispers/ fase internal/ fase discontinue Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil
ke dalam zat cair lain.Fase kontinue / fase external / fase luar Yaitu zat cair dalam emulsi
yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut. Emulgator Adalah
bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
2. Komponen tambahan.
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris, preservative (pengawet), anti oksidan.
Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam
sorbat, fenol, kresol dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas dan lain-lain
(Tim GMPT Pati, 2021).

Anda mungkin juga menyukai