Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM

‘’SIMBOL-SIMBOL BAHAN KIMIA”

OLEH :

KELOMPOK 5

Muh. Arham Zidiq (60500120049)

Erni Safitri (60500120001)

Indri (60500120035)

Salsa Nabila Rahman (60500120011)

Nur Mutmainnah (60500120007)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen,


dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari
berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang
bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang
ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang
berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan .Oleh karena
itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya kerja
dilaboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik yang
bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat
menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas
fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal harganya. Semua
kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan
diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang
aman di laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis bahaya simbol bahan kimia dalam laboratorium ?
2. bagaimana cara penanganannnya?
3. bagaimana ciri-ciri jika terpapar?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis bahaya simbol bahan kimia dalam laboratorium
2. Mengetahui cara penanganannnya
3. Mengetahui ciri-ciri jika terpapar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Nama : Corrosive

Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan
iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang
bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Bahan Kimia Korosif (Corrosive)


Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat
korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan.
Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan
menjadi amat peka terhadap bahan kimia).

Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat
bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan
struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus
disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk
mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus
ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logam
disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksaakan adanya kerusakan
yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai
yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan
untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus
tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan
tersebut.

Beberapa contoh kasus-kasus yang terjadi :


Kasus Bahan Kimia Korosi ( Corrosive )

Kasus Gas Corporation (KOGAS) menggunakan pipa-pipa gas yang dilapisi


dengan polyethylene (APL 5L X-65). Kemudian bebrpa tahun dicek kondisi lapis
lindung maupun korosi aktif menggunakan pengujian potensial gardien 5, hasilnya
berupa letak-letak coating defect disepanjang pipa. Kegagalan selanjutnya yaitu
adanya dibonded coating area dipermukaan pipa yang disebabkan adanya arus
proteksi katodik yang berlebihan terekspos. Kerusakan pada pipa akibat korosi secara
mikrobiologis.
Dikota California Amirika Serikat, departemen pemadam kebakaran
mengalami masalah cukup sulit dimana debit air alat sistem penyemprot turun walau
tekanan cukup besar, setelah diselidiki maka didalam alat penyemprot terjadi suatu
korosi yang disebabkan oleh aktifitas mikroba dipermukaan dinding bagian dalam
yang terbuat dari baja karbon dan tembaga saat beberapa bulan pembelian. Hal ini
disebabkan adanya biodeposit (turbucle) yang tumbuh di dinding bagian dalam,
kemudian didalam biodeposit tersebut terjadi aktifitas degradasi local berupa korosi
pitting sehingga mengurangi tebal pipa dan aktifitas ini menghasilkan senyawa H2S
dilubang pit yang mengakibatkan keadaan asam dan mempercepat kelarutan logam.

2. NON-FLAMMABLE GAS

• Simbol pengamanan bahan kimia yang digunakan pada transportasi dan


penyimpanan bahan material gas yang tidak mudah terbakar

• Bahaya: Kebocoran, Terjadi peristiwa bahaya, kontak dengan zat yang tidak
kompatibel
• Contoh: Oksigen, Nitrogen, Helium

• Penyimpanan: Lokasi penyimpanan sebaiknya disimpan dalam silinder dengan


ventilasi yang cukup menyediakan udara untuk mengurangi resiko saat terjadi
kebocoran.

3. Nama lambang : paison gas

Arti lambang : simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpan material gas
yang beracun.

Contoh bahan kimia : Chlorine, methil bromide, nitric oxide,

Ciri-ciri jika seseorang terpapar bahan kimia : gangguan pernafasan, gangguan pada
kulit jika terkena pada kulit

Cara menangani jika terpapar bahan kimia :


a. Segera mencuci bahan kimia yang mengenai tubuh, baik diamata, kulit maupun
bagian tubuh lainnya
b. Lakukan pembilasan terhadap bagian kulit yan terkena bahan kimia
4. Nama Simbol : Flammable Gas

Arti Simbol : Gas mudah terbakar

Contoh Bahan : Asetilen, Hidrogen, LPG

Cara penyimpanan

1) Menyimpan bahan di tempat yang jauh dari sumber api


2) Menyimpan bahan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung
3) Menyimpan bahan di tempat yang sejuk
4) Menyimpan bahan di tempat yang tidak mudah teroksidasi contohnya tabung.
Ciri – ciri terpapar :
5) Kulit iritasi, kemerahan atau terbakar
6) Kulit menghitam atau melepuh
7) Rasa nyeri dan mati rasa di area tubuh yang terkena
8) Gangguan penglihatan ketika bahan kimia masuk ke dalam mata
9) Jika terhirup dapat menyebabkan sesak napas, sakit kepala, pusing, batuk, kejang,
otot berdenyut, detak jantung tidak beraturan, dan tekanan darah rendah

Cara menangani

1) Bilas bagian yang terkena bakaran degan air mengalir selama 10-20 menit. Jika
bahan terkena mata, bilas mata secara terus-menerus selama 20 menit
2) Melepas pakaian atau perhiasan di sekitar luka yang terkena bakaran
3) Untuk menetralkan atau meredakan rasa nyeri, dapat mengonsumsi ibuprofen atau
paracetamol (acetaminophen).

5. Nama : Oxidizing

Lambang: O

Arti : Bahan kimia bersifat pergoksidasi dapat menyebabkan kebakaran dengan


menghasilkan panas saat kontak dengna bahan organic dan bahan
pereduksi.

Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor


Contoh: Hidrogen peroksida, kalium perklorat.

Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah


bahan kimia yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui
oksidasi (oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat
reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi
dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia
oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko
kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh bahan kimia
dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu
saat Anda bekerja dengan kedua bahan tersebut, hindarilah panas, reduktor,
serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Frase-R untuk bahan pengoksidasi :
R7, R8 dan R9.

BAB V
PENUTUP

Maka dari itu, melalui penulisan makalah ini dapat pula kami simpulkan :
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak
berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat
yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan
berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud
termasuk orang yg ada disekitarnya.
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan
upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang
mungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau
bersumber dari berbagai faktor, antara lain faktor teknis faktor lingkungan, dan
faktor manusia.
3.2 Saran
Melalui penulisan makalah ini tentang Keselamata Kerja Laboratorium, maka
penulis memberikan saran kepada seluruh pembca terkhusus rekan – rekan yang ikut
serta dalam kegiatan di Laboratorium agar sekiranya dapat mengutamakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain selama kegiatan berlangsung. Serta dianjurkan
agar mendahulukan untuk memastikan seluruh sarana dan prasarana di laboratorium
terkondisi baik sehingga aman saat di adakannya penelitian atau percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, Nur Tri dkk. 2011. Manajemen Bahan Kimia Berbahaya Dan Beracun
Sebagai Upaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan Lingkungan.
http://download.portalgaruda.org

Anda mungkin juga menyukai