Anda di halaman 1dari 28

Pengantar Sistem Rekayasa

NAMA :Ricky sofian agung


NIM : 422020004
DOSEN : Ida Yuliana S.T,M.T

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
TAHUN AJARAN 2020-2021
GAMBAR JEMBATAN

Menurut departemen pekerjaan umum (pengantar dan prinsip prinsip perencanaan

bangun bawah pondasi jembatan,1988) suatu jembatan pada umumnya terbagi 6 bagian

pokok yaitu.

1.Bagunan atas

2.Bangun landasan
3.Bangunan bawah

4.Pondasi
5.Jalan pendekat (oprit)

6.Bangunan pengaman
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................

GAMBAR JEMBATAN ....................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang.....................................................................................................

Rumusan Masalah...............................................................................................

Tujuan Penulisan.................................................................................................

Manfaat Penulisan...............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian..........................................................................................................

2.2 Pembagian Elemen Struktur Jembatan.........................................................

2.3 Jenis – Jenis dari Jembatan.............................................................................

2.4 Bentuk Idealis Stuktur Jembatan...................................................................

2.5 Kegunaan dari Jembatan.................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan........................................................................................................

Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya

tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan

mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang bertempat tinggal di daerah dataran yang rata,

tidak didapati adanya sungai, jurang, tebing, ataupun keadaan dimana kita akan berpindah tempat

namun ada penghalang di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan oleh orang-

orang yang bertempat tinggal di daerah yang sangat sulit dijangkau, sehingga jembatan sangat di

butuhkan sebagai alat penghubung dari satu tempat ke tempat lain.

Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat

penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk

memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah yang selama ini

sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara yang berkembang, akses ke daerah-daerah

ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut.

Dalam makalah ini penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai pengertian dan

jenis struktur jembatan.

Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan jembatan ?

Apa saja struktur pada jembatan ?

Apa saja jenis – jenis dari jembatan ?


Bagaimana idealisasi struktur pada jembatan?

Apa kegunaan dari jembatan ?

Tujuan Penelitian

Agar mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dari jembatan;

Agar mahasiswa mampu mengetahui struktur pada jembatan;

Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis dari jembatan;

Agar mahasiswa mampu mengetahui bentuk idealis struktur pada jembatan;

Agar mahasiswa mampu mengetahui kegunaan dari jembatan.

Manfaat Penilitian

Mahasiswa mampu memahami maksud dari jembatan;

Mahasiswa mampu memahami struktur pada jembatan;

Mahasiswa mampu memahami jenis – jenis dari jembatan;

Mahasiswa mampu memahami bentuk idealis struktur pada jembatan;

Mahasiswa mampu memahami kegunaan dari jembatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui

sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur

konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya

rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan

ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.

2.2Pembagian Elemen Struktur Jembatan

Elemen struktur utama penyusun jembatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Struktur Atas (Superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung

yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu

lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain Struktur atas

jembatan umumnya terdiri dari :

Trotoar

Sandaran dan tiang sandaran

Peninggian trotoar (kerb)

Lantai trotoar

Lantai kendaraan
Gelagar induk

Balok diafragma

Ikatan pengaku (ikatan angin dan ikatan melintang)

Tumpuan (Bearing)

2. Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi untuk memikul seluruh beban struktur

atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan

hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dan sebagainya. Struktur

bawah jembatan umumnya meliputi :

Pangkal Jembatan (Abutmen)

Dinding belakang (Back wall)

Dinding penahan (Retaining wall)

Dinding sayap (Wing wall)

Oprit, plat injak (Approach slab)

Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

Tumpuan (Bearing)

Pilar Jembatan (Pier)

Kepala pilar (Pier head)

Pilar (Pier), yang berupa dinding, kolom atau portal

Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

Tumpuan (Bearing)

3. Pondasi (Foundation)

Pondasi jembatan berfungsi untuk meneruskan seluruh beban jembatan ke

tanah dasar. Jenis pondasi abutmen atau pier jembatan diantaranya :


a. Pondasi setempat (Spread footing)

b. Pondasi sumuran (Caisson)

c. Pondai tiang (Pile foundation)

1) Tiang pancang kayu (Log Pile)

2) Tiang pancang baja (Steel Pile)

3) Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)

4) Tiang pancang beton prategang (Prestessed Concrete Pile)

5) Tiang Pancang komposit (Compossite Pile)

Jenis – Jenis dari Jembatan

Menurut Jenis Materialnya

Menurut jenis material merupakan sebuah bangunan jembatan dengan dibangun oleh

bahan – bahan tertentu di antaranya sebagai berikut :

Jembatan kayu

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang

relatif pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun

pembuatannya menggunakan bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan atau

pembuatannya harus memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya

(mekanika).
Jembatan pasangan batu dan batu batu

Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi

utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan

bata umumnya konstruksi jembatan harus dibuat melengkung. Seiring

perkembangan zaman jembatan ini sudah tidak digunakan lagi.

Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)

Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk

bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan

perkembangan zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang

bentang jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah.


Jembatan baja

Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang

yang panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton

prategang, penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih

bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih

ekonomis.

Jembatan komposit
Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda

dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut,

sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.

Menurut Jenis Structural

Bangunan jembatan memiliki bentuk struktur yang berbeda – beda tergantung

kegunaan dan kecocokan lokasi yang ada. Berikut ini beberapa jenis bangun

jembatan berdasarkan jenis strukturnya :

Jembatan Alang (Beam Bridge)

Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana jembatan

hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang pada kedua

pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang berawal dari jembatan balok kayu

sederhana yang di pakai untuk menyeberangi sungai. Di zaman modern, jembatan alang

terbuat dari balok baja yang lebih kokoh. Panjang sebuah balok pada jembatan alang

biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang balok jembatan, maka

akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu, struktur jembatan ini

sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat saja. Jembatan alang

terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan alang yang terletak di Danau Pontchartrain
Causeway di selatan Louisiana, Amerika Serikat. Jembatan ini memiliki panjang 23,83

mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17 m).

Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)

Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa balok

horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu pangkalnya.

Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak bahan dibanding

jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah

pembuatan jembatan apabila keadaan tidak memungkinkan untuk menahan beban

jembatan dari bawah sewaktu proses pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak

mudah bergoyang, oleh karena itu struktur jembatan penyangga biasanya digunakan

untuk memuat jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga terbesar di dunia saat ini

adalah jembatan penyangga Quebec Bridge di Quebec, Kanada. Jembatan ini memiliki

panjang 549 meter (1.801 kaki).


Jembatan Lengkung (Arch Bridge)

Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya. Jembatan

lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat Yunani, contohnya adalah

Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya
Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan menggunakan

tali atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern digantungkan dengan

menggunakan kabel baja. Pada jembatan gantung modern, kabel menggantung dari

menara jembatan kemudian melekat pada caisson (alat berbentuk peti terbalik yang

digunakan untuk menambatkan kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang

dikeringkan untuk pembangunan dasar jembatan). Caisson atau cofferdam akan

ditanamkan jauh ke dalam lantai danau atau sungai. Deck/ lantai jembatan di tahan oleh

kabel vertikal yang dihubungkan pada kabel suspensi di atasnya. Kabel suspensi adalah

bagian terpenting dari jembatan bersuspensi, karena fungsinya adalah menahan beban

lantai jembatan yang nantinya diteruskan ke tumpuan yang ada di ujung jembatan. Kabel

suspensi ini juga didukung oleh suatu menara yang tugasnya membawa berat daripada

Dek jembatan. Jenis jembatan ini pada awalnya digunakan dalam medan pegunungan.

Daerah yang pertama kali membangun jembatan jenis ini adalah di sekitar Tibet dan

Bhutan. Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Akashi Kaikyo di

Jepang. Jembatan ini memiliki panjang 12.826 kaki (3.909 m).

Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)


Jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah

dibangun. Jangkar di kedua sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan tidak

memiliki menara/dermaga untuk dukungan tambahan di tengahnya. Jembatan ini

biasanya memiliki busur ke atas dan ke bawah, yang terbentuk karena dek/ lantai

jembatan. Jembatan ini termasuk jembatan fleksibel yang didukung oleh kabel

suspensi. Jenis jembatan ini tidak digunakan untuk menahan beban yang sangat

berat karena lantai jembatan memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya

hanya pejalan kaki yang hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.

Underspanned Suspension Bridge

Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek

atas. Struktur jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan gantung

sederhana. Dek / lantai jembatan ini berada di atas kabel utamanya. Jembatan

jenis ini sangat jarang dibangun karena tidak memiliki kestabilan dikarenakan

kabel utamanya yang berada di bawah dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari

jembatan ini sama seperti jembatan suspensi sederhana (Simple Suspension

Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan, ditanam ke dalam tanah.


Stressed Ribbon Bridge

Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana.

Kabel sebagai unsur struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai jembatan

tersebut membentuk huruf “U” pada bentang antar tumpuannya. Ini terbentuk

karena Kabel/pita dikenai kompresi, dengan begitu jembatan ini menjadi kaku dan

tidak bergoyang atau memantul. Jembatan ini dibuat dengan memperkuat beton

dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah salah satu jenis jembatan suspensi

terkuat dan juga bisa digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

Suspended Deck Suspension Bridge

Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum

digunakan dari beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang ditanam di

tanah. Suspender jembatan ini menyuport dek/ lantai jembatan yang ada di bawah

kabel suspensi utama. Dek jembatan ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh

kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga menggunakan menara/ tiang

untuk membantu kabel suspensi menyalurkan beban ke pondasi jembatan.


Self Anchored Suspension Bridge

Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck

Suspension Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi utama.

Ujung dari kabel suspensi utama dari jembatan gantung ini melekat pada masing

masing ujung dek dan tidak ditanam ke tanah melainkan menggunakan jangkar

buatan untuk menanamnya. Untuk itu jembatan jenis ini sangat cocok dibangun

pada daerah yang tidak mempunyai struktur tanah yang stabil dan sulit membuat

penahan jembatan. Seperti contoh di Negara Jepang.

Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih

fleksibel, karena dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Garis

garis yang dibuat oleh kabel utama maupun kabel vertikalnya membuat jembatan

ini terkesan ramping dan memiliki estetika yang menarik.

Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)

Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang

panjang. Jembatan jenis ini memiliki karakteristik yang menguntungkan dibandingkan


dengan tipe jembatan bentang panjang yang lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun

estetika.

Sebuah jembatan cable-stayed memang terlihat apik dan indah ketika dipandang.

Jembatan yang mengandalkan tali sebagai penahan beban jembatan diperuntukkan bagi

lintasan antar wilayah yang biasanya terpisah oleh sungai, lembah ataupun diatas tanah

datar. Konstruksi yang kompleks membuat jembatan sulit untuk dibangun. Namun

keindahan kabel bentangan menjadi daya tarik tersendiri bagi jembatan.

Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun

yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan

menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di

Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan

kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed

mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi

material yang digunakan maupun segi estetika.

Jembatan Kerangka (Truss Bridge)

Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan modern.

Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi

agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan

sebuah jembatan kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya
pembuatannya yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain

itu, jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh

dengan menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jembatan alang. Jembatan

rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga. Elemen rangka

dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya menerima gaya

aksial tekan atau tarik saja.

Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari bahan

beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang dimaksudkan

untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban. Jembatan beton prategang dapat

dilaksanakan dengan dua sistem yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada sistem

post tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras dan

transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung

gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon prategang yang sudah

ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang terlaksana karena adanya ikatan

antara beton dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat efisien karena analisa

penampang berdasarkan penampang utuh. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi

bentang jembatan 20 - 40 meter.


Jembatan Box Girder

Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional maupun

prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan dapat

dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk

pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen inersia yang tinggi dalam

kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah

penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium

adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan pemasangan

tendon prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai

bagian dari gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post

tensioning. Analisa fullprestressing suatu desain dimana pada penampang tidak

diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan

segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 20 – 40 meter.


Bentuk Idealis Stuktur Jembatan

Salah satu tipe bentuk jembatan yang idealis adalah jembatan gantung. Tipe ini

sering digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan pemakaian tipe jembatan

gantung adalah dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar ditengahnya. Jembatan

gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang penggantung (hanger) dari kabel

baja, dan bagian yang lurus berfungsi mendukung lalu lintas (dek jembatan).

Suspension Bridge

Ilustrasi Jembatan Suspensi, gambar: britannnica.com

Dari kesemua jenis jembatan yang ada saat ini, sepertinya jembatan model Suspension

Bridge merupakan jembatan paling populer dan cenderung sangat mahal, namun dengan hasil

yang indah dan mengagumkan, dikarenakan dibangun diatas perairan luas di beberapa negara

maju mulai dari Amerika hingga Jepang.


Jembatan suspensi atau bisa disebut jembatan gantung ini terdiri dari menara dan

tali/kabel/rantai serta jangkar yang menjadi sebuah sitem dalam mengurangi tegangan dan

kompresi. Sesuai namanya, jembatan gantung, menahan jalan dengan kabel, tali atau rantai dari

dua menara tinggi. Menara ini mendukung sebagian besar berat kompresi yang mendorong ke

bawah di dek jembatan gantung dan kemudian diteruskan melalui kabel, tali atau rantai untuk

mentransfer kompresi ke menara. Menara kemudian menghilangkan kompresi langsung ke bumi.

komponen jembatan suspensi, gambar: howstuffworks.com

Di sisi lain, kabel menerima pasokan tegangan jembatan. Kabel ini menjalar horizontal

antara dua jangkar jauh-melemparkan. Jangkar jembatan pada dasarnya berupa batuan padat atau

blok beton besar di mana jembatan ini membumi. Kekuatan tensional diloloskan ke jangkar dan

ke dalam tanah.

Kegunaan dari Jembatan

Jembatan merupakan alat penghubung antara dua bagian jalan yang terputus oleh

rintangan – rintangan seperti sungai, lembah, laut dan sebagainya. Selain itu jembatan juga

memiliki kegunaan lain diantaranya :

Jembatan jalan raya (highway brigde)

Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan

berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan satu ke jalan

lainnya.
Jembatan pejalan kaki (foot path)

Jembatan kereta api (railway brigde)

Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan jembatan

ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang diterima oleh

jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan tersebut.

Jembatan jalan air

Jembatan jalan pipa

Jembatan penyebrangan

Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini yaitu

untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan tersebut

dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.
BAB III.

PENUTUP
Kesimpulan

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua

bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,

alur sungai saluran irigasi dan pembuang;

Terdiri dari 3 struktur; struktur atas, struktur bawah dan pondasi;

Jembatan di buat dengan mengutamakan keselamatan penggunanya.

Saran

Harus meningkatkan pengetahuan lain dan terus berinovasi dalam suatu bangunan.
DAFTAR PUSTAKA

http://science.howstuffworks.com/engineering/civil/bridge.htm

http://www.britannica.com/technology/bridge-engineering

http://www.pbs.org/wgbh/nova/tech/build-bridge-p3.html

http://www.technologystudent.com/forcmom/dkforce2.htm

wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai