Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 3 LEMBANG


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi Pokok : Perubahan masyarakat indonesia pada masa
Penjajahan dan tumbuhnya semangat
kebangsaan
Sub Materi Pokok : Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa
Penjajahan
Sub-Sub Materi Pokok : Pengaruh Sistem Tanam Paksa
Kelas/ Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 1JP (1 x pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
KI.1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-
royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI.3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI.4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.4 Menganalisis kronologi, 3.4.1. Menjelaskan latar belakang munculnya
perubahan dan kesinambungan gagasan sistem tanam paksa
ruang (geografis, politik, (culturstelsel).
ekonomi, pendidikan, sosial, 3.4.2. Menjelaskan ketentuan terkait sistem
budaya) dari masa penjajahan tanam paksa.
sampai tumbuhnya semangat 3.4.3. Mengidentifikasi pelaksanaan sistem
kebangsaan. tanam paksa.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 1
3.4.4. Mengidentifikasi dampak sistem tanam
paksa.
3.4.5. Mengidentifikasi reaksi terhadap
tanam paksa.
2 4.4 Menyajikan hasil analisis 4.4.1. Terampil membuat laporan hasil
kronologi, perubahan dan diskusi dengan membuat mind
kesinambungan ruang mapping.
(geografis, politik, ekonomi, 4.4.2. Menyajikan hasil diskusi tentang
pendidikan, sosial, budaya) dari pengaruh sistem tanam paksa.
masa penjajahan sampai
tumbuhnya semangat
kebangsaan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang latar belakang munculnya gagasan sistem tanam paksa (cultuurstelsel);
2. Menjelaskan ketentuan terkait sistem tanam paksa;
3. Mengidentifikasi pelaksanaan sistem tanam paksa;
4. Mengidentifikasi dampak sistem tanam paksa;
5. Mengidentifikasi reaksi terhadap tanam paksa.
6. Terampil membuat laporan hasil diskusi dengan membuat mind mapping;
7. Menyajikan hasil diskusi tentang pengaruh sistem tanam paksa.

*Fokus Penguatan Karakter: Nasionalis, kerjasama, percaya diri, tanggung jawab.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler
a. Menjelaskan tentang latar belakang munculnya gagasan sistem tanam paksa
(cultuurstelsel)
b. Menjelaskan ketentuan terkait sistem tanam paksa
c. Mengidentifikasi pelaksanaan sistem tanam paksa
d. Mengidentifikasi dampak sistem tanam paksa
e. Mengidentifikasi reaksi terhadap tanam paksa
2. Materi Pengayaan
Kronologi kolonialisme Belanda di Indonesia
3. Materi Remedial
a. Mengidentifikasi tokoh penentang tanam paksa

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 2
E. ETODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Cooperatif Learning
3. Metode : Diskusi teknik jigsaw

F. MEDIA PEMBELAJARAN
 Slide Presentasi Power Point (PPT)
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

G. ALAT PEMBELAJARAN
 Laptop & LCD Projector
 Alat Tulis
 Sound System
 Bahan Ajar

H. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Mukminan, dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Mukminan, dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. https://www.youtube.com/watch?v=MqDmmLG3sl4&t=115s

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Pendahuluan
Waktu
Orientasi Guru
 Memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
 Mengecek Kehadiran Peserta didik sebagai sikap disiplin
 Mengkondisikan kelas, siswa diminta untuk merapihkan pakaian dan membersihkan
sampah di sekitar tempat duduk dan diminta untuk membuangnya ke tempat sampah
Apersepsi 10 menit
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya untuk mengukur tingkat
pengalaman siswa terkait materi ajar.
“Apa yang kalian ketahui tentang tanam paksa?”
Motivasi
 Ice Breaking Permainan konsentrasi warna.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 3
 Guru menyampaiakan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan diberikan
 Sambil membuat ruang kelas tetap fress, guru menyampaikan rencana materi ajar
hari ini.beserta tujuan pembelajaran dan rencana penilaian
 Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok terdari dari 5-6 peserta didik
Kegiatan Inti 60 menit
1. Peserta didik mengamati gambar, yang berkaitan dengan materi Pengaruh Sistem
Tanam Paksa

2. Berdasarkan pengamatan gambar tersebut, peserta didik berdiskusi dengan


kelompoknya dan menuliskan hal-hal yang ingin diketahui
3. Guru menuliskan hal-hal yang ingin diketahui peserta didik di depan kelas.
Pertanyaan diarahkan ke hal-hal yang substantif terkait dengan tujuan pembelajaran.
4. Menginformasikan bahwa tiap anggota kelompok akan mendapat tugas mendalami
bagian-bagian tertentu dari bacaan karena mereka harus menjadi ahli dalam
bagian/topik tersebut:
 A mempelajari tentang lahirnya sistem tanam paksa (bagian A)
 B mempelajari tentang ketentuan sistem tanam paksa (bagian B)

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 4
 C mempelajari tentang Pelaksanaan sistem tanam paksa (bagian C)
 D mempelajari tentang dampak sistem tanam paksa (bagian D)
 E mempelajari tentang tokoh penentang tanam paksa dan cara yang dilakukan
dalam menentang tanam paksa (bagian D)
5. Dengan demikian, di dalam setiap kelompok induk (home group) terdapat beberapa
ahli, yaitu
 A ahli tentang lahirnya sistem tanam paksa
 B ahli tentang ketentuan sistem tanam paksa
 C ahli tentang Pelaksanaan sistem tanam paksa
 D ahli tentang dampak sistem tanam paksa
 E ahli tentang tokoh penentang tanam paksa dan cara yang dilakukan dalam
menentang tanam paksa
6. Guru membagi peserta kedalam kelompok berikutnya (kelompok ahli.)Mintalah A
berkumpul dengan A, B berkumpul bersama B, C dengan C, D dengan D, dan E
dengan E. Pada tahap ini kelompok-kelompok tersebut disebut kelompokahli (expert
group).
7. Setelah berkumpul dalam kelompok ahli, tiap kelompok membaca dan
mendiskusikan bagiannya.
8. Guru memberi tugas pada masing-masing kelompok ahli untuk membahas dan
membuat ringkasan tentang topikmasing-masing.
9. Tiap anggota harus aktif karena dalam kelompok ini mereka harus menjadi ahli
dalam menjawab pertanyaan tentang topiknya.
10. Setelah tugas kelompok ahli selesai, Guru meminta peserta didik berkumpul lagi ke
kelompok asal (home group)
11. Di kelompok asal masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi
terkait materi yang mereka kerjakan sampai semua anggota kelompok paham
12. Guru memberi penguatan materi dengan menampilkan video tentang tanam paksa
Penutup
1. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran 10 menit
2. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses pembelakaran
3. Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 5
4. Peserta didik diberi tugas untuk menyempurnakan laporan hasil diskusikelompok
tentang jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan untukdikumpulkan kepada
gurud. Peserta didik diberi tugas untuk membaca materi pada sub berikutnya
5. Mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa

J. PENILAIAN PEMBELAJARAN
a. Sikap (Spiritual dan Sosial)
Bentuk Contoh Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Terlampir Saat Penilaian untuk
Pembelajaran dan pencapaian
Berlangsung pembelajaran
(assessment for
and of learning)

b. Pengetahuan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen instrumen Pelaksanaan
1 Tertulis Uraian Terlampir Setelah Penilaian untuk
Pembelajaran dan pencapaian
Usai pembelajaran
(assessment for
and of learning)

c. Ketarampilan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen instrumen Pelaksanaan
1 Praktik Diskusi Diskusikan/ Saat Penilaian untuk

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 6
kelompok presentasikan pembelajaran dan pencapaian
dan/atau materi berlangsung pembelajaran
presentasi pembelajaran (assessment for
tentang and of learning)
Pengaruh
Sistem Sewa
Tanah

d. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial dilakukan dengan memanfaatkan tutor sebaya melalui
belajar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru terkait materi
pembelajaran tentang pengaruh sistem tanam paksa yang belum tuntas.

e. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pembelajaran pengayaan dengan cara meringkas buku-buku referensi, artikel
di majalah atau surat kabar, dan internet tentang kronologis kolonialisme Belanda di
Indonesia.

Mengetahui Lembang, April 2019


Guru Pamong SMPN 3 Lemabang, Guru Mata Pelajaran,

Dr. LILI DIANAH ERWIN TEJASOMANTRI, S.Pd.


NIP. 19670609 199103 2 007

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 7
Lampiran 1

1. Penilaian Sikap

I. Teknik penilaian:
observasi/jurnal
II. Instrumen penilaian
1. JURNAL PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
Nama Sekolah : SMPN 3 Lembang
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII E/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Petunjuk:
1.Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2.Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Tindak
No. Catatan Perilaku Ttd
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Tidak mengikuti shalat yang Ketakwa Pembina
Contoh 1/1/2019 B -
diselenggarakan di sekolah. an an
Mengingatkan temannya Toleransi
untuk melaksanakan sholat hidup
Contoh 5/8/2018 Si Y - -
Dzuhur di sekolah. beragam
a

2. JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL


Nama Sekolah : SMPN 3 Lembang
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII E/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019

Petunjuk:
1.Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2.Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Tindak
No. Catatan Perilaku Ttd
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Menolong orang lanjut usia
Contoh 01/02/19 Si X untuk menyeberang jalan di Kepedulian - -
depan sekolah.
Berbohong ketika ditanya
Pembina
Contoh 04/02/19 Si Z alasan tidak masuk sekolah Kejujuran -
an
di ruang guru.
Menyerahkan dompet yang
ditemukannya di halaman
Contoh 21/02/19 Si A Kejujuran - -
sekolah kepada satpam
sekolah.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 8
2. Penilaian Pengetahuan
a. Kisi-kisi

KISI-KISI SOAL

Teknik Penilaian : Tes Tertulis


Bentuk Instrumen : Soal Uraian
Kisi-Kisi Tes Tertulis :
Bentuk Jumlah
No KD Materi Indikator
Soal Soal
3.4. Menganalisis Pengaruh 3.4.1. Menjelaskan Uraian 4
kronologi, sistem tentang lahirnya
perubahan dan tanam paksa sistem tanam
kesinambungan paksa
ruang (cultuurstelsel)
3.4.2. Menjelaskan
(geografis,
ketentuan terkait
politik, sistem tanam
ekonomi, paksa
pendidikan, 3.4.3. Mengidentifikasi
sosial, budaya) pelaksanaan
dari masa sistem tanam
penjajahan paksa
sampai 3.4.4. Mengidentifikasi
tumbuhnya dampak sistem
semangat tanam paksa
kebangsaan.

b. Daftar Pertanyaan dan Jawaban

No Soal Jawaban Skor

1 Tuliskan bagaimana latar Latar belakang Belanda menerapkan sistem tanam 2


belakang munculnya paksa ;
gagasan sistem tanam 1. Di Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan
paksa (cultuurstelsel) peperangan dalam masa kejayaan Napoleon
sehingga menghabiskan biaya yang sangat
besar.
2. Terjadinya perang kemerdekaan Belgia yang di
Akhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda.
3. Kas negara yang di miliki Belanda kosong dan
utang yang di tanggung cukup berat.
4. Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak
terlalu banyak
5. Terjadi perang Diponegoro yang merupakan
perlawanan rakyat jajahan termahal bagi
Belanda yang menghabiskan biaya sekitar
20.000.000 gulden.
6. Gagal mempraktekkan gagasan liberal.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 9
kesimpulannya yaitu Belanda terlilit utang dan kas
negara Belanda kosong, sehingga terpaksa
menerapkan sistem tanam paksa. sekian dan
terima kasih.
2 Dalam pelasanaan sistem Ketentuan-ketentuan pokok peraturan tanam 2
tanam paksa, ada (Cultuurstelsel) adalah sebagai berikut :
ketentuan-ketentuan 1. Penduduk diharuskan menyediakan sebagian
yang menjadi dasar dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang
dalam pelaksanaanny. dapat dijual di pasaran Eropa.
Tuliskan salah satu
2. Tanah pertanian yang disediakan oleh
contoh sistem tanam
paksa penduduk tidak boleh melebihi seperlima dari
tanah pertanian yang dimiliki oleh penduduk
desa.
3. Waktu yang diperlukan untuk memelihara
tanaman tidak boleh melebihi waktu yang
diperlukan untuk memelihara tanaman padi.
4. Bagian dari tanah yang disediakan untuk
menanam tanaman dagangan dibebaskan dari
pembayaran pajak.
5. Apabila nilai hasil tanaman dagangan itu
melebihi pajak tanah yang harus dibayar
rakyat, selisih positifnya harus diserahkan
kepada rakyat.
6. Jika panen gagal dan kegagalan itu tidak
disebabkan oleh kesalahan petani, segala
kerugian dibebankan pada pemerintah.
7. Penduduk desa akan mengerjakan tanah
mereka di bawah pengawasan kepala desa atau
bupati, sedangkan pegawai Eropa hanya akan
membatasi diri pada pengawasan pembajakan
tanah, panen dan pengangkutan tanaman.
3 Berdasarkan ketentuan Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa 2
yang ada, bagaimana tidak terlalu memberatkan, namun
kebijakan sistem tanam pelaksanaannya sangat menekan dan
paksa di laksanakan? memberatkan rakyat. Adanya cultuur procent
menyangkut upah yang diberikan kepada
penguasa pribumi berdasarkan besar kecilnya
setoran, ternyata cukup memberatkan beban
rakyat. Untuk mempertinggi upah yang diterima,
para penguasa pribumi berusaha memperbesar
setoran, akibatnya timbulah penyelewengan-
penyelewengan, antara lain sebagai berikut.

1) Tanah yang disediakan melebihi 1/5, yakni 1/3


bahkan 1/2, malah ada seluruhnya, karena seluruh
desa dianggap subur untuk tanaman wajib.
2) Kegagalan panen menjadi tanggung jawab
petani.
3) Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh
pemerinah tidak dibayar.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 10
4) Waktu yang dibutuhkan tenyata melebihi waktu
penanaman padi.
5) Perkerjaan di perkebunan atau di pabrik,
ternyata lebih berat daripada di sawah.
6) Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan
kepada petani, ternyata tidak dikembalikan.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id -


https://brainly.co.id/tugas/2076640#readmore
4 Kebijakan tanam paksa  Beban rakyat menjadi sangat berat karena harus 2
memberikan pengaruh menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya,
bagi masyarakat mengikuti kerja rodi serta membayar pajak .
Indonesia, uraikan
 Sawah ladang menjadi terbengkelai karena
pengaruh/dampak dari diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan
kebijakan sistem tanam
sehingga penghasilan menurun drastis.
paksa bagi masyarakat
Indonesia  Timbulnya wabah penyakit dan terjadi banyak
kelaparan di mana-mana.
 Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
 Rakyat Indonesia mengenal tanaman dengan
kualitas ekspor.
 Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam
berbagai jenis tanaman baru.
5 Kebijakan tanam E.F.E. Douwes Dekker (Multatuli) 2
paksa ternyata tidak Lewat bukunya yang berjudul Max
berjalan dengan Havelaar. Akibat kritikan Douwes Dekker atau
mulus, banyak tokoh yang dikenal dengan nama Multatuli, Belanda
yang melakukan mengganti politik tanam paksa dengan
perlawanan/menentang politik pintu terbuka.
sistem tanam paksa, Dalam bukunya, Multatuli mengemukakan
bahkan dari kaum keadaan pemerintahan kolonial yang zalim dan
belanda sendiri korup di Jawa. Buku itu menjadi senjata bagi
tuliskan salah satu kaum liberal untuk melancarkan protes atas
tokoh penentang pelaksanaan tanam paksa.
sistem tanam paksa 2) Baron van Hoevell
dari kaum humanis Baron van Hoevell adalah mantan pendeta yang
belanda dan apa yang menyaksikan sendiri penderitaan rakyat akibat
di lakukan dalam tanam paksa. Baron van Hoevell membela rakyat
menentang tanam Indonesia melalui pidato-pidatonya di DPR
paksa Nederland.
3) Fransen van der Putte
Fransen van der Putte yang menulis Suiker
Contracten. Hasil dari perdebatan di parlemen
Belanda adalah dihapuskannya cultuurstelsel
secara bertahap mulai tanaman yang paling tidak
laku sampai dengan tanaman yang laku keras di
pasaran Eropa.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 11
c. Rubrik Penilian Bentuk Uraian

Skor Uraian
No. Alternatif Jawaban
Maksimal Skor
1. 2 0 Tidak memberi jawaban
1 Jawaban agak lengkap
2 Jawaban lengkap
2. 2 0 Tidak memberi jawaban
1 Jawaban kurang lengkap
2 Jawaban lengkap
3. 2 0 Tidak memberi jawaban
1 Jawaban kurang lengkap
2 Jawaban lengkap
4. 2 0 Tidak memberi jawaban
1 Jawaban kurang lengkap
2 Jawaban lengkap
5. 2 0 Tidak memberi jawaban atau jawaban salah
1 Jawaban kurang lengkap
2 Jawaban benar

a. Pedoman Penilaian:
1) Soal uraian dari nomor 1 sampai dengan 5 masing-masing soal memiliki skor, yaitu
sebagai berikut:
soal nomor 1 = 2
soal nomor 2 = 2
soal nomor 3 = 2
soal nomor 4 = 2
soal nomor 5 = 2
sehingga skor maksimal adalah 10.
2) Rumus nilai:

Skor perolehan
Nilai = x 100
10

3. Penilaian Keterampilan

a. Penilaian Praktik Diskusi Kelompok dan/atau Presentasi

Rubrik Penilaian Praktik Diskusi Kelompok

Menjaga
Kemampuan Kemampuan Kemampuan
Nama Peserta tata tertib Jumla
No. presentasi bertanya menjawab
Didik berdiskusi h skor
(1-4) (1-4) (1-4)
(1-4)
1.
2.
3.

Pedoman perskoran dan penentuan nilai:


Skor terentang antara 1 – 4, yaitu 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = amat baik.
Skor maksimal : 16

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 12
Rumus nilai:

Skor perolehan
Nilai = x 100
16

Rubrik Penilaian Praktik Presentasi

Skor
No. Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1. Penyampaian presentasi dengan lugas
2. Kemampuan berargumentasi
3. Kemampuan menjawab pertanyaan
4. Penguasaan materi
Jumlah
Skor Maksimum

Pedoman perskoran dan penentuan nilai:


Skor terentang antara 1 – 4, yaitu 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = amat baik.
Skor maksimal : 16
Rumus nilai:

Skor perolehan
Nilai = x 100
16

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 13
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. Petunjuk Belajar :
Baca secara cermat sebelum mengerjakan tugas.
a. Pelajari materi IPS yang berhubungan dengan materi pengaruh tanam paksa
b. Konsultasi dengan Guru bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
2. Tujuan belajar yang ingin dicapai:
Peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang lahirnya sistem tanam paksa (culturstelsel)
2. Menjelaskan ketentuan terkait sistem tanam paksa
3. Mengidentifikasi pelaksanaan sistem tanam paksa
4. Mengidentifikasi dampak sistem tanam paksa
5. Mengidentifikasi reaksi terhadap tanam paksa
3. Informasi
1. Bacalah dengan cermat uraian materi tentang materi pengaruh sistem tanam paksa
4. Tugas
Diskusikan pertanyaandibawah ini dengan kelompokmu
A. Apa yang melatar belakangi munculnya sistem tanam paksa (culturstelsel)
B. Apa saja yang menjadi ketentuan dalam pelaksanaan tanam paksa
C. Bagaimana sistem tanam paksa dilaksanakan, apakah sesuai ketentuan? Kemukakan penjelasannya
D. Apa pengaruh/dampak sistem tanam paksa terhadap masyarakat Indonesia
E. Dalam pelaksanaanya, ternyata sistem tanam paksa banyak yang menentang termasuk kaum humanis
belanda, apa yang dilakukan dalam menentang sistem tanam paksa? jelaskan

5. Langkah Kerja (Diskusi jigsaw)


1. Menginformasikan bahwa tiap anggota kelompok akan mendapat tugas mendalami bagian-
bagian tertentu dari bacaan karena mereka harus menjadi ahli dalam bagian/topik tersebut:
 A mempelajari tentang lahirnya sistem tanam paksa (bagian A)
 B mempelajari tentang ketentuan sistem tanam paksa (bagian B)
 C mempelajari tentang Pelaksanaan sistem tanam paksa (bagian C)
 D mempelajari tentang dampak sistem tanam paksa (bagian D)
 E mempelajari tentang tokoh penentang tanam paksa dan cara yang dilakukan dalam
menentang tanam paksa (bagian D)
2. Dengan demikian, di dalam setiap kelompok induk (home group) terdapat beberapa ahli,
yaitu
 A ahli tentang lahirnya sistem tanam paksa
 B ahli tentang ketentuan sistem tanam paksa
 C ahli tentang Pelaksanaan sistem tanam paksa
 D ahli tentang dampak sistem tanam paksa
 E ahli tentang tokoh penentang tanam paksa dan cara yang dilakukan dalam menentang
tanam paksa
3. Guru membagi peserta kedalam kelompok berikutnya (kelompok ahli.)Mintalah A
berkumpul dengan A, B berkumpul bersama B, C dengan C, D dengan D, dan E dengan E.
Pada tahap ini kelompok-kelompok tersebut disebut kelompokahli (expert group).
4. Setelah berkumpul dalam kelompok ahli, tiap kelompok membaca dan mendiskusikan
bagiannya.
5. Guru memberi tugas pada masing-masing kelompok ahli untuk membahas dan membuat
ringkasan tentang topikmasing-masing.
6. Tiap anggota harus aktif karena dalam kelompok ini mereka harus menjadi ahli dalam
menjawab pertanyaan tentang topiknya.
7. Setelah tugas kelompok ahli selesai, Guru meminta peserta didik berkumpul lagi ke
kelompok asal ( home group)
8. Di kelompok asal ( home group) masing-masing anggota kelompok saling bertukar
informasi terkait materi yang mereka kerjakan sampai semua anggota kelompok paham
9. Guru meminta setiap anggota kelompok ahli untuk membuat laporan hasil diskusi dan
mempresentasikan di depan kelas

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 14
Lampiran 3
BAHAN AJAR

Sistem Tanam Paksa (Lengkap Penjelasan dan


Sejarahnya)
Ditulis oleh Admin I 2 Okt 2015 Tambah Komentar
Pengertian Tanam Paksa
Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel), merupakan peraturan yang dikeluarkan Gubernur Jenderal
Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mengharuskan setiap desa menyisihkan 20%
tanahnya untuk ditanami komoditi yang laku dipasar ekspor, khususnya tebu, tarum (nila) dan kopi.
Hasil tanaman ini nantinya harus dijual kepada pemerintah belanda dengan harga yang telah
ditetapkan. Sedangkan Penduduk desa yang tidak punya tanah harus bekerja selama 75 hari setiap
tahun (20% dari 365 Hari) pada perkebunan milik pemerintah belanda, hal tersebut menjadi semacam
pengganti pajak bagi rakyat.

Penduduk dipaksa bekerja di perkebunan milik pemerintah kolonial

Namun pada kenyataannya peraturan Sistem Tanam Paksa (Tanam Paksa) bisa dikatakan tidak
sesuai karena pada prakteknya seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman yang laku ekspor
dan hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Kolonial. Tanah yang digunakan untuk praktik Tanam
Paksa pun masih dikenakan pajak (seharusnya bebas pajak). Sedang Warga yang tidak mempunyai
lahan pertanian harus bekerja selama setahun penuh (seharusnya hanya 75 hari) di lahan pertanian
Belanda.

Sejarah dan Latar Belakang Tanam Paksa


Pada tahun 1830 saat pemerintah belanda hampir bangkrut setelah terlibat Perang Diponegoro (1825-
1830), kemudian Gubernur Jenderal Judo mendapat izin untuk menjalankan CultuurStelsel (sistem
Tanam Paksa) dengan tujuan utama untuk menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan dan
mengisi kas pemerintahan jajahan yang saat itu kosong.

Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari kebrangkrutan, kemudian Johanes van den Bosch
diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok mencari dana semaksimal
mungkin untuk mengisi kas negara yang kosong, membiayai perang serta membayar hutang. Untuk
mnjalankan tugas yang berat tersebut, Gubernur Jenderal Van den Bosch mmfokuskan
kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 15
Awal adanya Sistem tanam paksa karena pemerintal kolonial beranggapan bahwa desa desa di Jawa
berutang sewa tanah kepada pemerintah kolonial, yang seharusnya diperhitungkan (membayar) senilai
40% dari hasil panen utama desa. kemudian Van den Bosch menginginkan setiap desa menyisihkan
sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi yang laku di pasar ekspor Eropa (tebu, nila dan kopi).
Penduduk kemudian wajibkan untuk menggunakan sebagian tanah pertaniannya (minimal 20% atau
seperlima luas) dan menyisihkan sebagian hari kerja (75 hari dalam setahun) untuk bekerja bagi
pemerintah.

Baca Juga
 Pengertian, Sejarah, Latarbelakang & Tujuan Gerakan Non Blok
 12 Pahlawan Nasional Yang Berpengaruh Dalam Sejarah & Kemerdekaan Indonesia
 8 Pemberontakan di Indonesia yang Paling Membahayakan
Baca Juga: Perkembangan Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonial

Dengan menjalankan tanam paksa, Pemerintah Kolonial beranggapan desa akan mampu melunasi
hutang pajak tanahnya. Seandainya pendapatan desa dari penjualan komoditas ekspor itu lebih besar
dari pajak tanah yang harus dibayar, desa akan mendapat kelebihannya. namun Jika kurang, desa
harus membayar kekurangannya.

Oleh karena itu, Van den Bosch mengerahkan rakyat jajahannya untuk melakukan penanaman
tanaman yang hasilnya dapat laku di pasaran ekspor. Berikut Sistem yang disusun Van den Bosch
Setibanya di Indonesia (1830).
 Sistem tanam bebas harus dirubah menjadi tanam wajib dengan jenis tanaman yang telah
ditentukan oleh pemerintah.
 Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya sedikit serta
pelaksanaannya yang sulit.
 Pajak terhadap tanah harus dibayar dengan menyerahkan sebagian dari hasil tanamannya
kepada pemerintah kolonial.

Tanam paksa sendiri diterapkan secara perlahan muali tahun 1830 sampai 1835. Menjelang tahun
1840 sistem ini telah berjalan sepenuhnya di Jawa.

Bagi pemerintah kolonial (Belanda), Sistem Tanam Paksa menuai sukses besar. Karena antara 1831-
1871 Batavia tidak hanya dapat membangun sendiri, tapi punya hasil (laba) bersih 823 juta gulden
untuk kas yang dikirim ke Kerajaan Belanda.

Menurut informasi dari Wikipedia, Umumnya 30% anggaran belanja Kerajaan Belanda berasal dari
kiriman Batavia. Bahkan Pada tahun 1860-an, 72% penerimaan Kerajaan Belanda didapat dari Oost
Indische (Hindia Belanda). Pada saat itu Batavia menjadi sumber modal Kerajaan Belanda untuk
membiayaai proyek-proyeknya. Misalnya, untuk membiayai kereta api di Belanda yang saat itu serba
mewah.

Sistem tanam paksa yang kejam ini, akhirnya dihapus pada tahun 1870 setelah memperoleh protes
keras dari berbagai kalangan di Belanda, meskipun pada kenyataannya Sistem Tanam Paksa untuk
tanaman kopi di luar Jawa masih berjalan hingga tahun 1915. Program tersebut (Sistem Tanam Paksa)
dijalankan dengan nama sistem sewa tanah dalam UU Agraria 1870.

Aturan dan ISi Tanam Paksa


Aturan dan ISi Tanam Paksa - Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) yang dilaksanakan oleh Gubernur
Jenderal Van den Bosch pada dasarnya adalah gabungan dari sistem pajak tanah (Raffles) dan sistem
tanam wajib (VOC). berikut Isi Tanam Paksa
 Setiap rakyat Indonesia yang punya tanah diminta menyediakan tanah pertanian yang
digunakan untuk cultuurstelsel (Tanam Paksa) yang luasnya tidak lebi 20% atau seperlima
bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis-jenis tanaman yang laku di pasar ekspor.

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 16
 Waktu untuk menanam Sistem Tanam Paksa tidak boleh lebih dari waktu tanam padi atau
kurang lebih 3 (tiga) bulan
 Tanah yang disediakan terhindar (bebas) dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap
sebagai pembayaran pajak.
 Rakyat indonesia yang tidak mempunyai tanah pertanian bisa menggantinya dengan bekerja
di perkebunan, pengangkutan atau di pabrik-pabrik milik pemerintah kolonial selama
seperlima tahun atau 66 hari.
 Hasil tanaman harus diberikan kepada pemerintah Koloni. Apabila harganya melebihi
kewajiban pembayaran pajak maka kelebihannya harga akan dikembalikan kepada petani.
 Penyerahan teknik pelaksanaan aturan Sistem Tanam Paksa kepada kepala desa
 Kegagalan atau Kerusakan sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan dari
petani seperti karena terserang hama atau bencana alam, akan di tanggung pemerintah
Kolonial.

Dampak dan Akibat Sistem Tanam Paksa


Dampak dan Akibat Tanam Paksa - Pelaksanaan tanam paksa banyak menyimpang dari aturan
sebenarnya dan memiliki kecenderungan untuk melakukan eskploitasi agraris semaksimal mungkin.
Oleh sebab itu, Tanam Paksa menimbulkan akibat yang bertolak belakang bagi Bangsa Indonesia dan
Belanda, diantaranya adalah sebagai berikut.

Bagi Indonesia
 Beban rakyat menjadi sangat berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil
panennya, mengikuti kerja rodi serta membayar pajak .
 Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan
sehingga penghasilan menurun drastis.
 Timbulnya wabah penyakit dan terjadi banyak kelaparan di mana-mana.
 Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
 Rakyat Indonesia mengenal tanaman dengan kualitas ekspor.
 Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam berbagai jenis tanaman baru.

Bagi Belanda
 Kas Negeri Belanda yang semula kosong menjadi dapat terpenuhi.
 Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja (Surplus).
 Hutang-hutang Belanda terlunasi.
 Perdagangan berkembang pesat.
 Amsterdam sukses dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.

Akhir Sistem Tanam Paksa


Tanam paksa yang berakibat banyak hal negative bagi bangsa Indonesia, yang pada akhirnya
menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun Indonesia,
seperti berikut ini:

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 17
Eduard Douwes Dekker

Eduard Douwes Dekker


Merupakan seorang pejabat Belanda yang pernah menjabat sebagai Asisten Residen Lebak (Banten).
Douwes Dekker cinta kepada penduduk pribumi, khususnya yang sengsara karena tanam paksa.
Menggunakan nama samaran Multatuli yang memiliki arti 'aku telah banyak menderita', ia menulis
buku berjudul Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda (1859) yang
menceritakan kesengsaraan rakyat indonesia akibat Sistem Tanam Paksa.

Baron Van Hoevel

Baron Van Hoevel

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 18
Merupakan seorang missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847). Dalam perjalanannya di
Bali, Madura dan Jawa, ia banyak melihat kesengsaraan rakyat akibat adanya Cultuurstelsel. Setelah
pulang ke Belanda dan terpilih menjadi anggota parlemen Ia sering melakukan protes terhadap
pelaksanaan tanam paksa, ia gigih dalam berjuang menuntut dihapusnya tanam paksa.

Baca Juga: Pendudukan Jepang

Akibat adanya protes tersebut, pemerintah Belanda secara bertahap menghapuskan Tanam Paksa.
Pada tahun 1865 Kayu Manis, Teh dan Nila dihapuskan, Pada tahun 1866 tembakau, kemudian tebu
pada tahun 1884. Sedangkan Kopi merupakan Tanaman yang paling akhir dihapus, yaitu pada tahun
1917 karena Kopi paling banyak memberi keuntungan.

Sekian Artikel tentang Tanam Paksa / Sistem Tanam Paksa, semoga artikel tentang Sistem Tanam
Paksa yang dilengkapi dengan Penjelasan dan Sejarahnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan
Sobat MARKIJAR.Com utamanya tentang sejarah bangsa ini.
Sumber : http://www.markijar.com/2015/10/sistem-tanam-paksa-lengkap-penjelasan.html

RPP IPS Kelas VIII – Pengaruh Sistem Tanam Paksa – Erwin Tejasomantri 19

Anda mungkin juga menyukai