Anda di halaman 1dari 6

Pengamat (Observer) = Ayu, Coach = Bu cucu, Coachee = bu yuyum

PRA OBSERVASI
Ayu : salamualaikum w.w. Bagaimana kabarnya bu?
Bu cucu : Alhamdulillah baik, ibu sendiri bagaimana?
Ayu : alhamdulillah saya baik juga. Bagaimana perasaan ibu hari
ini?
Bu cucu : saya merasa tegang dan dagdigdug hati saya
Ayu : Nah sekarang coba ibu ambil nafas dari hidung, tahan
sebentar lalu keluarkan dari mulut dengan perlahan.
Bagaimana sekarang perasaannya?
Bu cucu : sekarang lebih lega dan tenang bu.
Ayu : Alhamdulillah, Untuk hari ini ibu akan melakukan coaching
pada rekan ibu, nah ada beberapa hal yang akan kita
diskusikan. Apa yang sudah ibu persiapkan untuk melakukan
Coaching?
Bu cucu : saya telah menyiapkan Alur TIRTA dan disesuaikan dengan
prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif dan
memaksimalkan potensi.
Ayu : iya bagus ibu, jadi coaching kali ini coach dan coachee akan
saya amati dan nilai sesuai dengan rubrik penilaian yang
sudah ibu ketahui, kemudian ibu sudah menyiapkan
pertanyaan alur TIRTA dengan RASA. Jangan lupa pada
kompetensi coaching serta bagaimana coachee tersebut
merespon atau menanggapi pertanyaan dari coach.
Untuk Coaching kali ini, Ibu ingin saya membantu
mengembangkan kompetensi yang mana?
Bu cucu : saya ingin mengembangkan kompetensi mengajukan
pertanyaan yang berbobot, mendengarkan aktif, dan memiliki
kesadaran penuh.
Ayu : Jadi ada tiga kompetensi yang akan ibu kembangkan, yaitu
pertanyaan yang berbobot, mendengarkan aktif dan presence
atau kesadaran penuh
Kompetensi yang mana yang secara spesifik yang ingin
diobservasi?
Bu cucu : Secara sfesifik yang ingin kembangkan adalah pertanyaan
berbobot, karena dengan pertanyaan yang berbobot saya bisa
membantu rekan saya untuk memaksimalkan potensi dan
kompetensi yang dimiliki beliau sehingga beliau dapat
menentukan jawaban atas permasalahannya.
Ayu : baik luar biasa sekali ibu, indikator dan ketercapaian
bagaimana yang diinginkan oleh ibu dalam proses coaching
kali ini?
Bu cucu : saya ingin coachee ini bisa menemukan langkah-langkah
atau rencana aksi serta solusi dalam permasalahannya.
Ayu : baik ibu, tujuan ibu luar biasa. Tetap semangat ibu. Semoga
yang diharapkan dapat tercapai. Untuk pra observasi sudah
kita laksanakan, sekarang silahkan ibu melakukan coaching
bersama rekan ibu.
Bu cucu : sama-sama bu dan terima kasih kembali atas semangatnya
bu.

OBSERVASI
Bu yuyum : Assalmaualikum w.w.
Ayu&Bu cucu : Walaikum salam w.w.
Bu cucu : Kita kemarin sudah janjian yaa. Nah ada apa nih bu,
apa yang dapat saya bantu?
Bu yuyum : saya ingin curhat bu
Bu cucu : boleh, nah Perasaan hari ini seperti apa bu?
Bu yuyum : sekarang alhamdulillah tenang bu, tapi ada kegalauan
yang saya rasakan.
Bu cucu : Alhamdulillah ibu dalam posisi tenang, jadi tadi ibu
mengungkapkan adanya kegalauan. Nah topik apa
yang akan ibu ceritakan?
Bu yuyum : nah begini bu, saya akan melakukan pembelajaran
dengan pendekatan diferensiasi di kelas, saya ingin
mendapat pencerahan dan penguatan agar saya tidak
ragu dan galau penerapkan pendekatan diferensiasi.
Bu cucu : baik bu, ibu akan melakukan pembelajaran
diferensiasi. Sebelum mengobrol lebih jauh. Apa nih
yang ibu inginkan dari percakapan atau obrolan ini?
(Tujuan)
Bu yuyum :Saya ingin mendapatkan gambaran pada
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
diferensiasi proses di SD kelas rendah yaitu kelas 3.
Bu cucu : baik, ibu ingin mendapatkan gambaran tentang proses
pembelajaran diferensiasi proses di SD kelas rendah
yaa, seperti itu ibu, nah kira-kira situasi pembelajaran
diferensiasi seperti apa yang telah ibu lakukan?
Bu yuyum : saya pernah melakukan pembelajaran diferensiasi
produk yaitu murid membuat sesuatu. Kali ini saya ingin
mencoba diferensiasi proses, selain itu saya juga telah
melakukan asesmen diagnostik, mengelompokan
murid dalam tiga gaya belajar ( kelompok Visual,
kelompok auditori, dan kelompok kinestetik), dan
menanyakan kepada murid kesukaan dan minat
mereka. (Identifikasi)
Bu cucu : baik, ibu telah melakukan pemetaan kebutuhan
belajar murid, salah satunya mengelompokan gaya
belajar mereka. nah dari ketiga kelompok tersebut
(kelompok visual, auditori, kinestetik) kelompok mana
yang paling banyak?
Bu yuyum : Dari ketiga kelompok gaya belajar tersebut hampir
sama banyaknya bu.
Bu cucu : Baik, ada tiga kelompok gaya belajar yang sama
banyak, Kiranya pilihan apa yang ibu miliki sebagai
rencan agar gaya belajar dan minat siswa dapat
terpenuhi dan apa yang bisa ibu lakukan untuk
membuat pembelajaran diferensiasi proses itu
terwujud? (Rencana Aksi)
Bu yuyum : Saya akan membuat proses pembelajaran yang
menyenangkan yang sesuai dengan minat mereka,
dan pilihan yang saya miliki mungkin saya akan
merencanakan proses pembelajaran dengan media
seperti audio visual dan LKPD, seperti kelompok gaya
belajar visual saya akan menyampaikan materi melalui
gambar, untuk kelompok audio saya akan
menampilkan suara, dan kelompok kinestetik saya
akan membuat lembar kerja agar mereka dapat
mendemonstrasikan materi yang telah ditentukan.
Bu cucu : komitmen apa yang akan ibu lakukan dari rencana
tersebut agar pembelajaran diferensiasi dilakukan
dengan maksimal? (Tanggung Jawab)
Bu yuyum : Yang saya akan lakukan, saya akan mengevaluasi
pembelajaran diferensiasi yang telah dilaksanakan dan
mengajak rekan sejawat untuk memantau saat saya
melakukan pembelajaran diferensiasi. Saya juga akan
melakukan refleksi kepada murid bagaimana perasaan
mereka dan bagaimana pembelajaran yang telah
mereka lakukan. Sehingga saya akan menerima
umpan balik dari rekan sejawat dan murid saya.
Bu cucu : baik, luar biasa ibu, dengan evaluasi dan refleksi ibu
akan menerima umpan balik sebagai pembelajaran
diferensiasi proses. Nah langkah awal apa yang akan
direncanakan ibu untuk persiapan?
Bu Yuyum : langkah awal sebagai persiapan saya akan membuat
terlebih dahulu Rencana pembelajaran, menentukan
media pembelajaran seperti audio visual, dan meminta
murid untuk membawa alat dan bahan karena nanti
adanya praktek oleh murid.
Bu cucu : kiranya kapan akan melakukan pembelajaran
diferensiasi proses tersebut bu?
Bu yuyum : Insya Alloh minggu depan, nah saya harus
mempersiapkan dan melakukan perbincangan dengan
rekan sejawat serta kepala sekolah saya.
Bu cucu : luar biasa sekali, ibu telah merencanakan aksi nyata
dengan persiapan dan dukungan dari kepala sekolah
dan rekan sejawat, serta mengungkapkan gaya belajar
murid ibu serta menentukan solusi terhadap kegalauan
tentang pembelajaran diferensiasi proses. Bagaimana
perasaan ibu dan Apa kesimpulan yang didapatkan ibu
dari percakapan santuy ini?
Bu yuyum : Alhamdulillah saya merasa lebih terbuka dan
tercerahkan mengenai apa yang harus saya lakukan.
Kesimpulannya saya mendapat gambaran dan
keyakinan terkait solusi atau kegalauan yang saya
hadapi yaitu dengan melakukan persiapan terlebih
dahulu dengan membuat RPP dan memilih media yang
bervariasi seperti audio visual dan praktik agar
kebutuhan murid dapat terpenuhi dalam pembelajaran
diferensiasi proses, saya akan melibatkan rekan saya.
Dan Sekarang saya lebih bersemangat dan ingin
segera mencobanya di kelas. Terima kasih bu cucu
dengan adanya obrolan santuy ini rasa galau saya
terobati.
Bu cucu : sama-sama bu, alhamdulillah ibu menemukan solusi
dengan potensi dan kompetensi ibu, tetap semangat
dan insyaallah kita bisa ibu.
Bu yuyum : terima kasih ibu, nanti kita ngobrol lagi yaa.
Bu cucu : baik ibu, saya akan menantikan obrolan selanjutnya.
Sama-sama.
Bu yuyum : mohon pamit yaa bu.
Bu cucu : iya, nanti kita jadwalkan lagi pertemuan selanjutnya
Bu yuyum : baik bu, assalamualaikum w.w.
Bu cucu : waalaikum salam w.w.

PASCA OBSERVASI
Ayu : luar biasa dengan praktek coaching yang telah ibu lakukan
sebagai coach, yang saya amati ibu sudah sesuai dengan
prinsip dan kompetensi coaching. Adapun kompetensi spesifik
yang tadi di awal telah kita obrolkan, nah ada beberapa hal
yang akan saya tanyakan. Apa yang sudah dilakukan pada
saat dilakukan coaching, apakah sudah sesuai dengan
indikator tadi yang telah kita bicarakan?
Bu Cucu : berdasarkan catatan saya, saya sudah sesuai indikator yang
saya harapkan, coachee sudah mengungkapkan
kegalauannya dan mencari solusi serta rencana yang akan
dilakukannya, coachee juga memiliki keterbukaan sehingga
saya dapat menggali potensi dan kompetensinya.
Ayu :Tadi saya juga mengamatinya ibu, dan saya mohon izin untuk
menyampaikannya. Ibu telah mengajukan pertanyaan yang
berbobot sehingga ide-ide coachee tergali, dengan
menanyakan apa permasalahannya, bagaimana
permasalahan itu didapatkan solusinya oleh coachee sendiri,
waktu aksi nyatanya kapan, siapa yang akan membantu, apa
saja yang akan dipersiapkan, dan tindak lanjut serta komitmen
yang ditentukan coachee. Luar biasa, ibu sudah memiliki
kompetensi yang lebih dari indikator yang diharapkan.
Dari ketiga kompetensi seorang coach, kedepannya akan
mengembangkan kompetensi apa?
Bu cucu : sama bu, saya akan mengembangkan pertanyaan yang
berbobot dengan eksploratif lagi karena dengan pertanyaan
tersebut saya mengharapkan tergali lagi potensi dan
kompetensi coachee dapat meningkat dan berkembang.
Ayu : Bagaimana perasaan ibu setelah adanya super visi ini?
Bu cucu : dengan adanya super visi ini hati saya merasa tenang dan
bahagia karena saya yakin adanya kompetensi coaching
dalam diri saya, saya merasa bersemangat untuk melakukan
coaching lagi ibu.
Ayu : alhamdulillah, saya juga ikut senang dengan perasaan yang
dirasakan bu cucu. Terima kasih bu cucu atas berbagi obrolan
dan diskusinya, lain kali kita akan berdiskusi seperti ini
tentunya dengan topik yang lebih bervariasi lagi yaa. Selalu
semangat dan terus tingkatkan kompetensi coaching ibu.
Bu cucu : terima kasih bu.
Ayu : Sama-sama bu.

Anda mungkin juga menyukai