0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
282 tayangan1 halaman
Kelompok A1 membahas hal-hal positif yang dapat diterapkan dari pemikiran Kusno Hamid dalam pendidikan, seperti mengintegrasikan permainan dalam pembelajaran sekolah agar peserta didik lebih termotivasi belajar sambil mengembangkan potensi mereka. Mereka juga mendiskusikan pentingnya memberikan waktu bermain bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan secara utuh.
Kelompok A1 membahas hal-hal positif yang dapat diterapkan dari pemikiran Kusno Hamid dalam pendidikan, seperti mengintegrasikan permainan dalam pembelajaran sekolah agar peserta didik lebih termotivasi belajar sambil mengembangkan potensi mereka. Mereka juga mendiskusikan pentingnya memberikan waktu bermain bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan secara utuh.
Kelompok A1 membahas hal-hal positif yang dapat diterapkan dari pemikiran Kusno Hamid dalam pendidikan, seperti mengintegrasikan permainan dalam pembelajaran sekolah agar peserta didik lebih termotivasi belajar sambil mengembangkan potensi mereka. Mereka juga mendiskusikan pentingnya memberikan waktu bermain bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan secara utuh.
Hal-Hal Positif yang telah dipelajari dari pemikiran KHD:
1. Bermain merupakan kodrat anak. Menurut KHD, permainan anak itulah pendidikan. Dalam hal ini pendidik harus memahami bahwa kodrat anak adalah bermain sehingga pembelajaran bisa diintegrasikan dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. 2. Pendidikan yang berupaya memenuhi kodrat kebutuhan tumbuh kembang anak sesuai dengan pemikiran KHD yaitu “Menghamba pada anak”. Menghamba di sini bukan berarti dapat diperlakukan semena-mena, tetapi pendidikan harus berpihak pada peserta didik dan berorientasi pada kebutuhan anak sehingga anak dapat berkembang sesuai minat dan bakatnya. 3. Salah satu konsep budaya KHD dikenal dengan konsep “Trisakti Jiwa” yang terdiri dari cipta, rasa dan karsa. Maksudnya untuk melaksanakan segala sesuatu maka harus ada kombinasi yang sinergis antara pola pikir (Cipta), pola rasa (Rasa), serta motivasi yang kuat dalam dirinya (Karsa). Keseimbangan ketiga hal ini sangat menentukan keberhasilan dari sebuah tujuan pendidikan. 4. Pendidikan dapat diperoleh dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja. Sekolah bukan satu-satunya tempat untuk memperoleh pendidikan. Setiap rumah adalah sekolah dan setiap sekolah adalah rumah, bahkan di jalan atau di hutan pun kita dapat belajar sesuai kodrat. Kita harus menyediakan lingkungan belajar yang kaya Agar kodrat anak didik bisa mengembangkan rasa ingin tahu mengenai dunia di sekitar mereka dan hasrat untuk belajar, selain menyediakan lingkungan belajar yang kaya, kita juga harus memberikan waktu yang banyak khususnya bermain kepada anak didik kita sehingga mereka bisa mengeksplorasi diri secara utuh dan optimal. Anak-anak memerlukan waktu agar bisa berkembang dan mengikuti keinginan mereka untuk menemukan, mengeksplorasi dan bertanya. Mereka butuh waktu yang tidak terjadwal serta waktu yang tidak diburu-buru. Bahkan waktu ketika mereka merasa bosan.
Hal positif yang akan diterapkan di kelas/sekolah:
Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dalam bentuk Permainan. Bermain dapat diintegrasikan sebagai bagian dalam pembelajaran di Sekolah sehingga peserta didik dapat lebih termotivasi untuk belajar. Melalui Permainan, pendidik dapat menuntun tumbuh kembangnya kodrat dan mengembangkan budi pekerti anak. Melalui permainan, pembelajaran akan menjadi lebih hidup dan berkesan bagi anak. Dan melalui permainan juga akan terciptanya olah rasa, olah cipta, olah karsa dan olahraga sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran yang holistik dan seimbang.