Anda di halaman 1dari 2

Aksi nyata

Modul 3.1
PERISTIWA ( FACTS )
Pandemi covid’19 telah mengubah tatanan baik pola belajar, sikap, dan semangat
murid, aktivitasbelajar menurun, tata karma jauh dari profil pelajar Pancasila,
murid terlalu sibuk dengan bermain Handphone, dan bermain dengan teman-
temannya. Hal ini juga tidak lepas dari control keluarga serta tempat tinggal
murid SMA Negeri 2 Polewali. Semua ini menjadi dilemma manakala sikap dan
akhlak murid menjadi turun drastis sebagai contoh murid kurang menghormati
kepada guru, tidak khusuk berdoa di kelas, membuang sampah sembarangan
tanpa memperdulikan teguran dari guru.

ALASAN MELAKUKAN AKSI


Hal diatas merupakan dilemma etika, oleh sebab itu


sekolah harus memiliki pilihan apakah mau bangkit
dari sekarang tanpa menunggu hilangnya virus
covid’19 dari bumi maupun menunggu semuanya
normal. Paradigma yang terjadi pada kasus ini
adalah jangka pendek melawan jangka panjang.
Nilai-nilai religius kami pilih sebagai pondasi
penanaman budi luhur murid dengan cara melakukan
sholat jumat berjamaah maupun sholat sunah di masjid
samping sekolah, serta penanaman kebersihan
sebagian dari iman melalui pengumpulan, pemilahan
sampah, dan sebagian dijadikan hasil karya oleh
murid-murid.

PERASAAN ( FEELING )
Saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP)
Angkatan 4 dari kabupaten Polewali Mandar
merasa bersyukur, bangga, dan termotivasi
dalam melaksanakan program dari materi aksi
nyata Modul 3, materi aksi nyata tersebut
diharapkan dapat menjadi solusi terbaik semua
program di sekolah maupun komunitas
pendidikan dalam menjalankan program kerja
yang terkendala permasalahan baik masalah
intern maupun ekstern melalui penerapan materi
pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran dari Modul 3 ini.

PEMBELAJARAN ( FINDING )
Melalui kolaborasi dan gotong royong warga sekolah, saya dapat
mengobservasi, mengevaluasi, dan mengetahui kendala, keadaan
yang dihadapi warga sekolah, murid, dan orangtua sehingga saya
berkolaborasi dengan kesiswaan, takmir masjid sekitar sekolah,
menambahkan program pembiasaan sholat jumat berjamaah
maupun sholat sunah dengan terjadwal sebagai penanaman
keimanan sesuai profil pelajar Pancasila, serta membuat karya
kreatif dari barang bekas hasil pemungutan sampah.
Pembelajaran yang didapatkan dalam materi ini bahwa
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan
yang bertanggungjawab dan solusi yang tepat.

PENERAPAN KEDEPAN ( FUTURE )


Kegiatan ini kami usahakan rutin dilakukan sebagai
agenda wajib sekolah sehingga sekolah mempunyai nilai
plus dalam pembinaan mental spiritual sesuai profil pelajar
Pancasila yang kita harapkan. Sebagai seorang guru saya
harus cermat melihat keadaan komunitas sekolah beserta
warga sekolah apapun permasalahan sehingga semua
kendala yang dihadapi dapat terselesaikan dengan
cepat, tepat, efisien, menemukan solusi terbaik khususnya
yang berpihak pada murid.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin


pembelajaran yaitu :

1. Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan
jangka panjang ( short term vs long term ).

1. Prinsip pengambilan keputusan, berpikir hasil akhir.


2. Nilai-nilai yang bertentangan dalam kasus ini adalah jangka
pendek lawan jangka panjang.

Orang yang terlibat dalam situasi ini adalah saya pribadi, sekolah,
murid, orangtua, dan takmir masjid sekitar sekolah.

Fakta-fakta yang relevan :

1. Turunnya sikap menghormati antara murid dengan guru.


2. Nilai-nilai spiritual murid menjadi rendah terbukti terdapat murid
yang tidak khusyuk dalam berdoa di dalam kelas.
3. Mengabaikan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah.

Pengujian benar atau salah

1. Uji legal : kasus ini tidak menyangkut pelanggaran hokum.


2. Uji regulasi : keputusan yang saya buat tidak melanggar regulasi
apapun.
3. Uji intuisi : keputusan saya membuat program sholat jumat
berjamaah dan sholat sunah untuk menanamkan nilai-nilai dasar
manusia akan membuat nyaman semua pihak.
4. Uji halaman depan Koran : saya tetap nyaman apabila kasus ini
dipublikasikan karena saya memabantu menanamkan nilai-nilai
kebaikan dengan mengajak sholat berjamaah karena banyak murid
di rumah tidak melaksanakan sholat jumat maupun sunah, serta
melatih murid untuk berkreatif dan berinovatif dalam berkarya
berdasa hasil pengumpulan dan pemungutan sampah.
5. Uji panutan / idola : saya akan mendukung keputusan yang saya
ambil
6. Pengujian paradigm benar lawan benar : dalam kasus ini paradigm
yang dipilih yaitu jangka pendek melawan jangka panjang.
7. Prinsip resolusi : prinsip penyelesaian dilemma yang digunakan
adalah berpikir berbasis akhir ( End-Based Thinking ).
8. Investigasi opsi trilema : meminta orangtua murid untuk menuntun
dan mengawasi supaya murid-murid rajin beribadah dan
menanmkan nilai-nilai kebersihan dirumahnya.
9. Membuat keputusan : keputusannya adalah murid melaksanakan
sholat jumat berjamaah dan sholat sunah lainnya serta melakukan
pengumpulan dan pemilahan sampah untuk dijadikan hasil karya.

Refleksi :
Keputusannya adalah mewajibkan murid untuk melaksanakan sholat jumat
berjamaah di lingkungan sekolah sekitar sebagai bentuk penanaman nilai-nilai
keimanan, berakhlak yang baik sesuai profil pelajar Pancasila karena ditengarai
banyak murid dirumah tidak ikut sholat jumat berjamaah, serta penanaman
kebersihan sebagian dari iman dengan cara kebersihan lingkungan sekolah
melalui pemilahan sampah untuk dijadikan karya yang kreatif dan inovatif.
Demikian aksi nyata Modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran yang sudah kami terapkan di sekolah kami

Erni Triyanti, S.Pd


SMA Negeri 2 Polewali
CGP 4 Polman

Anda mungkin juga menyukai