Koneksi Antar Materi 3.2
Koneksi Antar Materi 3.2
1. Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda diberikan tantangan untuk membuat kesimpulan
dan juga koneksi antara semua materi yang telah diberikan dalam modul ini dengan materi
lainnya selama mengikut proses Pelatihan Guru Penggerak.
Sekolah merupakan tempat terjadinya interaksi antara faktor biotik dan abiotic. Faktor biotik terdiri
atas murid, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, dan masyarakat
sekitar. Sedangkan faktor abiotik terdiri atas keuangan serta sarana dan prasarana. Kedua unsur ini
saling berinteraksi satu sama lain sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan
harmonis. Dalam ekosistem sekolah faktor abiotik akan saling mempengaruhi dan membutuhkan
keterlibatan satu sama lain, sedangkan faktor abiotik yang akan menunjang keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah
Dengan mengetahui sumber daya dan komponen penting dalam ekosistem sekolah, maka sebagai
pemimpin pembelajaran harus bisa memetakan 7 aset atau modal utama dalam sekolah dan tugas
sebagai pemimpin adalah bagaimana mengelola ketujuh aset sekolah atau sumber daya tersebut
untuk kepentingan dan kemajuan sekolah. 7 aset atau sumber daya sekolah tersebut antara lain:
Modal Manusia
Modal Fisik
Modal Sosial
Modal Finansial
Modal Politik
Modal Lingkungan/ Alam
Modal Agama dan budaya
Fokus pada masalah dan isu dan kekuatan Fokus pada asset
Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan Merancang sebuah rencana berdasarkan
masalah visi dan kekuatan
Modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya ini memiliki keterkaiatan
dengan modul-modul sebelumnya. Koneksi antarmateri atau keterkaitan itu terangkum dalam
definisi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, “ Maksud pendidikan itu adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat”. Itu
merupakan kata kunci keterkaitan antara modul 3.2 dengan modul-modul yang telah dipelajari
sebelumnya. Koneksi antarmaterinya sebagai berikut:
Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan KHD
Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka
pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Dalam hal ini anak-anak/murid
adalah aset yang kita optimalkan untuk dididik sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang mampu mengenali
potensi dan kekuatan yang ada lalu memanfaatkannya untuk pembelajaran agar bisa optimal dan
mendukung merdeka belajar. Sebagai seorang pemimpin akan lebih baik jika memanfaatkan sumber
daya yang ada tanpa banyak melihat sisi kekurangannya.
Setiap organisasi pasti memiliki pemimpin untuk pemanfaatan sumber daya yang ada untuk
mencapai visi dan misi. Organisasi sekolah merupakan lembaga pemerintah yang memiliki ruang
lingkup yang jelas dan masyarakat haruslah mempunyai pemimpin yang mampu mengelola dan
memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk sampai pada tujuan pendidikan. Pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya yang ada di sekolah sebaiknya lebih menekankan pada pendekatan
berbasis aset atau lebih dikenal dengan Pendekatan Komunitas Berbasis Aset (PKBA). Pendekatan
PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya
serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Pendekatan
PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan
yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri.
Dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan PKBA merupakan
pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut
sebagai community-driven development.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
merupakan sosok yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan
memanfaatkan berbagai aset-aset yang dimiliki oleh sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan
misi sekolah untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Implementasi peran pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dengan menggunakan
pendekatan ABCD dan bersinergi dengan semua pihak yang ada di sekolah dari guru, tenaga
pendidik, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah untuk bekerja sama dalam
mengidentifikasi dan memetakan segala sumber daya (aset) yang dimiliki sekolah serta menjadikan
segala aset tersebut sebagai kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk dikelola dan dimanfaatkan
dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Kemudian menyusun prakarsa perubahan menggunakan
BAGJA.
3. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya pengelolaan sumber daya yang
tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Sekolah merupakan sebuah ekosistem pendidikan yang memiliki interaksi antara faktor biotik
(unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Dalam hal ini ada beberapa faktor yang
memengaruhi ekosistem sekolah dari faktor biotik meliputi murid, Kepala Sekolah, guru, tenaga
ependidikan, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah. Sedangkan faktor
abiotik meliputi biaya/ anggaran/keuangan, rarana dan prasarana, kurikulum, dan peraturan yang
ada.
Berdasrkan beberapa sumber daya yang ada di sekolah tersebut tentu memiliki kontribusi dan
hubungan dalam membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih bermutu apabila sumber daya
dikelola secara tepat. Misalnya:
Modal Manusia, contoh: Guru yang mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada
murid akan mendorong tumbuh kembang murid untuk menggali potensi dirinya. Murid beragam
juga menjadi asset untuk memaksimalkan minat, bakat masing-masing.
Modal Fisik, contoh: bangunan sekolah dan lingkungan sekitar serta sarana dan prasarana yang
memadai akan menunjang pembelajaran murid menjadi lebih efektif dan efisien.
Modal Alam/lingkungan, contoh: lingkungan yang asri dan udara sejuk dapat membuat murid
merasa nyaman belajar di dalam maupun luar kelas, serta bisa dimanfaatkan untuk media belajar.
Modal Politik, contoh: keterlibatan guru dalam organisasi profesi seperti KKKS dan KKG dapat
membantu meningkatkan kompetensi guru yang berimbas pada perubahan kualitas belajar murid.
Modal Finansial, contoh: Dana APBN, APBD, bantuan komite sekolah dapat membantu operasional
sekolah.
Modal Sosial, contoh: Relasi baik dengan lembaga lembaga lain baik puskesmas, TPQ, balai desa,
dan aparat di sekitar sekolah dapat menjadi sumber belajar murid maupun pendukung kelancaran
belajar siswa
Modal Agama dan Budaya, contoh: Pembiasaan positif seperti mengaji TPQ dapat membantu murid
yang beragama Islam untuk memahami dan mendalami ajaran agama Islam, kegiatan peringatan
maulud nabi dan sedekah bumi sebagai dapat membantu murid untuk mengenal identitas agama dan
budaya daerah setempat. Pembelajaran Seni Suara Daerah yang ada di sekolah juga sebagai wujud
untuk mengenalkan anak lagu-lagu daerah dan melestarikannya.
Setiap sumber daya di atas memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sebagai pemimpin
pembelajaran kita harus bisa mengidentifikasi aset yang dimiliki sebagai kelebihan dari sumber
daya, manfaatkan sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin dengan mengesampingkan
kekurangan yang ada agar proses pembelajaran berjalan dengan maksimal dan berkualitas. Cara
mengelolanya yaitu dengan cara: fokus pada aset dan kekuatan, membayangkan masa depan,
berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut,
mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), merancang sebuah rencana
berdasarkan visi dan kekuatan, dan melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan
4. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan materi lain yang
Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.
Kaitan Modul 3.2 dengan Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan KHD
Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka
pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Dalam hal ini anak-anak/murid
adalah aset yang kita optimalkan untuk dididik sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.
Kaitan Modul 3.2 dengan Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Jika dikaitkan dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak, sebagai pemimpin pengelolaan sumber
daya harus memiliki nilai positif seperti Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong royong dan kreatif.
Dalam hal ini manusia/ guru adalah sebagai orang dewasa yang harus menyadari segala peran dan
nilai yang melekat dalam dirinya dan diyakini merupakan aset untuk menuntun tumbuh kembang
anak-anak atau murid sesuai dengan potensi yang ada dalam diri mereka.
Kaitan Modul 3.2 dengan Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Proses Coacing bisa dijadikan acuan dalam pengelola sumberdaya untuk melakukan pengambilan
keputusan baik yang sifatnya dilema etika maupun bujukan moral. Pengambilan keputusan yang
kita ambil jika berpedoman pada 9 langkah dalam mengambil keputusan pemimpin pembelajaran
tentu sudah mencerminkan pengajaran yang berpihak pada murid, yang memerdekakan murid,
meski dalam praktikknya memilih dilema etika itu sangat sulit. Kemampuan seorang pemimpin
pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi pencapaian tujuan maksud
pendidikan. Dengan pengetahuan pengambilan keputusan yang baik, maka seorang pemimpin
pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah. Dengan demikian pemimpin dapat melakukan
pemetaan aset dengan tepat dan dapat diterapkan secara optimal.
5. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti
pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah
Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari modul 3.2 ini, pemahaman saya tentang aset yang dapat dimanfaatkan dalam
kegiatan di sekolah hanyalah sumber daya yang ada di sekolah seperti gedung dan sarana prasarana
yang dimiliki sekolah. Sebelumnya saya tidak pernah memikirkan sumber daya/aset/modal yang
dimiliki sekolah karena dalam pikiran saya hanya seorang guru. Namun setelah mempelajari modul
3.2 ini secara tidak langsung saya menyadari sebenarnya sekolah saya sudah memanfaatkan asset
yang ada di sekitar sekolah seperti melakukan MOu dengan puskesmas untuk kegiatan imunisasi
maupun penyuluhan siswa, bekerja sama dengan balai desa untuk menggunkana lapangan desa
untuk kegiatan siswa, bekerja sama dengan TPQ untuk membantu kegiatan keagamaan siswa, dan
bekerja sama dengan perguruan pencak silat untuk melatih siswa yang berminat di bidang olahraga
silat.
Saya merasa senang banyak ilmu yang saya dapatkan baik secara mandiri maupun diskusi sesama
rekan sejawat dan tentunya bisa diterapkan untuk membuat suatu program yang membawa dampak
pada murid. Seorang pemimpin pembelajaran harus berpikir kritis dan kreatif dalam mengelola
sumber daya yang ada di sekolah. Fokusnya adalah kelebihan yang dimiliki dengan
mengesampingkan kekurangan. Mengidentifikasi dan mengelola hal-hal yang positif dalam
kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan
perhatian pada apa yang bekerja, menjadi inspirasi, dan menjadi kekuatan yang positif. Dengan
begitu diharapkan bisa membawa dampak yang signifikan terhadap transformasi pendidikan baik
dari aspek modal manusia, modal fisik, modal finansial, politik, modal alam/lingkungan, dan modal
agama serta budaya.