2
yang berjudul Nilai-Nilai dan peran guru penggerak. Dibalik kesederhanaan peta konsep
tersebut, ada makna mendalam dari setiap bagiannya. Berikut akan disajikan ulasan
yang memaparkan makna dari peta konsep tersebut.
Dimulai dari penyelarasan nilai yang merupakan bagian dari eksplorasi konsep.
Mempelajari modul ini menambah wawasan baru bagi saya, yaitu diagram trapesium
usia, diagram identitas gunung es, dan juga perumpaan eskalator dengan sistem kerja
otak. Mari kita ulas satu per satu.
Manusia dapat mengingat peristiwa penting yang terjadi di rentang usia sekolah di mana
peristiwa tersebut bisa mempengaruhi kehidupan di masa sekarang. Daya ingat
seseorang tidak terlepas dari kemampuan otaknya untuk menyimpan informasi. Informasi
di dalam otak disimpan dalam bentuk memori. Memori jangka pendek dan memori jangka
panjang dimiliki oleh setiap insan. Memori jangka panjang adalah tempat pembelajar
menyimpan pengetahuan dan keyakinan umum mereka tentang dunia, hal yang telah
dipelajari di sekolah sampai ingatan peristiwa dalam kehidupan pribadi. Manusia dapat
memiliki ingatan yang kuat karena kemampuan memori jangka panjangnya bagus.
Memori tersebut masih bisa mempengaruhi diri saya di masa sekarang. Jadi saya sangat
berhati-hati dalam bergaul. Tidak semua orang itu memiliki niat yang baik kepada kita.
Kadang pun tidak selamanya niat baik kita bisa diterima dengan baik pula oleh orang
lain. Memori positif yang masih saya pertahankan adalah mencoba mengikuti kegiatan
perlombaan penelitian dengan memilih partner penelitian yang memiliki karakter hampir
mirip seperti sahabat saya.
Bagian yang tampak dipermukaan laut diibaratkan sebagai bagian sadar yang
jumlahnya hanya 12% sedangkan 88% lagi merupakan bagian bawah sadar yang
letaknya di bawah permukaan. Bagian sadar ini meliputi perilaku, kebiasaan, dan
karakter yang dapat dilihat oleh orang lain dan disadari oleh diri sendiri.
Sedangkan bagian bawah sadar berada di dalam diri masing-masing orang
sehingga memerlukan usaha untuk melihatnya apalagi mengubahnya. Bagian
tersebut meliputi identitas sebenarnya dari diri seseorang yang masih tersembunyi,
yaitu soft skill, pola pikir, kepercayaan, nilai-nilai.
3. Otak primata yang terhubung dengan otak luhur manusia --> sistem berpikir lambat
Ada dua sistem berpikir pada manusia, yaitu sistem berpikir cepat dan sistem berpikir
lambat. Kedua sistem berpikir tersebut dapat mempengaruhi bagaimana seorang
manusia bersikap dan mengambil keputusan. Untuk mengetahui kedua sistem itu
bekerja, maka digunakan perumpamaan eskalator yang bergerak turun. Eskalator yang
bergerak turun menggambarkan kerja tubuh manusia yang mendahulukan penghematan
energi. Otak reptil dan otak mamalia bekerja untuk menghemat energi. Mereka megelola
otomasi bagian-bagian tubuh kita yang bekerja di bawah sadar sehingga meninggalkan
energi. Oleh karena itu, kerja otak reptil dan otak mamalia dapat diumpamakan sebagai
dua orang yang sedang turun menggunakan eskalator yang sedang menurun. Tanpa
memerlukan energi tinggal turut eskalator bergerak turun. Diam saja pun akan ikut turun.
Energi tidak banyak digunakan.
Sementara itu, sistem berpikir lambat bekerja bagaikan berjalan naik di tangga eskalator
yang bergerak turun sehingga diperlukan energi lebih dan kecepatan yang cukup. Kerja
berpikir ini memakan lebih banyak energi sehingga bertentangan dengan kerja alamiah
bagian otak lain yang berupaya untuk menghemat energi.
KHD membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan
Pendidikan. MenurutKHD, pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajran
merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan
hidup anak secara lahir dan bathin, Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap
segala kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. jadi,
menurut KHD pendididikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan
untuk segala kepentingan hidup manusia baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Seorang guru penggerak diharapkan memiliki nilai Mandiri, Kolaboratif, Reflektif, Inovatif,
dan Berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk menjadi bekal dalam
mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, bermakna, dan terbentuknya profil
pelajar Pancasila.
Harapan umum yang diinginkan oleh Kemendikbud adalah lahirnya guru penggerak yang
menjadi cikal bakal dalam mendorong transformasi pendidikan di Indonesia. Harapan
yang lebih spesifik, yaitu guru penggerak mampu mendorong tumbuh kembangnya murid
secara holistik (profil pelajar Pancasila). Guru penggerak juga diharapkan untuk bisa
menjadi coach bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat pada murid serta
diharapkan mampu menjadi teladan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
3. Fasilitator Bapak Yuli Cahyono dari P4TK PENJASBK yang selalu membimbing saya.
4. Pendamping saya dalam PGP, Bapak I Gede Eka Saputra yang selalu sabar
mendampingi.
8. Keluarga tercinta atas toleransi, kerja sama, dan motivasi yang diberika