Anda di halaman 1dari 32

AKSI NYATA

MERDEKA BELAJAR
ALFAR DILLA, S.Pd
SMK NEGERI 1
PALEMBAYAN
About me
Saya Alfar Dilla, S.Pd
merupakan guru kimia yang mengajar di
sekolah SMKN 1 Palembayan, Kabupaten
Agam, Provinsi Sumatera Barat.

R DILLA, S.Pd
ALFA
Contents
1 MENGENALI DAN MEMAHAMI
DIRI SEBAGAI PENDIDIK
4 MENDIDIK DAN MELATIH
KECERDASAN BUDI PEKERTI

2 MENDIDIK DAN MENGAJAR


5 PENDIDIKAN YANG
MENGANTARKAN KEBAHAGIAAN
DAN KESELAMATAN

3 MENDAMPINGI MURID DENGAN


UTUH DAN MENYELURUH
6 REFLEKSI
Mengenali dan
Memahami Diri Sebagai
Pendidik
Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik

Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik


dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus
dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan sebagai tuntunan, yaitu


tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid, maka mendidik adalah menuntun
segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Apa Peran Saya Sebagai Guru

Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk


mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan
mengevaluasi para peserta didik untuk jalur pendidikan formal pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.

Guru merupakan sosok yang bisa membentuk watak dan jiwa para peserta
didik. Guru memiliki kuasa untuk membangun dan membentuk kepribadian
peserta didik agar bisa menjadi seorang yang berguna bagi nusa, bangsa
dan juga agama.
Ingin Menjadi Guru Seperti apa Saya ?

Guru-guru favorit seorang murid belum tentu disukai semua murid. Lalu,
ingin menjadi guru seperti apa saya? Ini adalah salah satu materi pada
topik 1 Merdeka Belajar yang layak dijawab. Mungkin Bapak atau Ibu Guru
pernah menyesal menjadi guru, tetapi pernah pula senang menjadi
seorang guru. Para guru pernah merasakan juga saat disukai atau tidak
disukai para siswa. Tetapi guru ialah pekerjaan yangmulia. Jika kamu ialah
seorang guru, sudah sepatutnya kamu suka berinteraksi dengan siswa dan
juga guru yang lain, dan ikhlas untuk berbagi. Sebagai guru, Bapak dan Ibu
Guru akan selalu berhadapan dengan luas pengetahuan yang tidak bertepi
dan proses pembelajaran saat berhadapan dengan murid.
Ingin Menjadi Guru Seperti apa Saya ?

Guru-guru favorit seorang murid belum tentu disukai semua murid. Lalu,
ingin menjadi guru seperti apa saya? Ini adalah salah satu materi pada
topik 1 Merdeka Belajar yang layak dijawab. Mungkin Bapak atau Ibu Guru
pernah menyesal menjadi guru, tetapi pernah pula senang menjadi
seorang guru. Para guru pernah merasakan juga saat disukai atau tidak
disukai para siswa. Tetapi guru ialah pekerjaan yangmulia. Jika kamu ialah
seorang guru, sudah sepatutnya kamu suka berinteraksi dengan siswa dan
juga guru yang lain, dan ikhlas untuk berbagi. Sebagai guru, Bapak dan Ibu
Guru akan selalu berhadapan dengan luas pengetahuan yang tidak bertepi
dan proses pembelajaran saat berhadapan dengan murid.
Mendidik dan
Mengajar
Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi
hidup anak-anak secara lahir maupun batin, maka pengajaran adalah
salah satu bagian dari pendidikan. Sama halnya dengan mengajar yang
merupakan salah satu bagian dari mendidik.

Pendidikan merupakan tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang


hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur
peradaban.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan sebagai tuntunan, yaitu
tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid, maka mendidik adalah menuntun
segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Ki Hadjar Dewantara menggagas sistem pendidikan yang humanis dan
transformatif, yang dapat memelihara perdamaian dunia, yaitu sistem
Among dengan slogan:
Ing ngarsa sung tuladha (Guru menjadi contoh yang baik/teladan)
Ing madya mangun karsa (Guru memberi semangat kepada murid)
Tut wuri Handayani (Guru memberikan dorongan)
Cita-cita utama Ki Hadjar Dewantara adalah kemerdekaan setiap murid
mampu mengatur dirinya sendiri. Manusia merdeka adalah manusia yang
dapat bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri, dan tidak
bergantung kepada orang lain (mandiri).

Pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu memberikan didikan lahir,


maupun didikan batin kepada para murid agar terpenuhi kebutuhan
kehidupan dan penghidupannya.
Mendampingi Murid
dengan Utuh dan
Menyeluruh
Kodrat Keadaan dan Kodrat Alam

Kodrat keadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dasar


pendidikan murid. Kodrat keadaan terdiri dari 2 hal,yaitu kodrat alam dan
kodrat zaman. Menurut Ki Hadjar Dewanatara, "Segala perubahan yang
terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan
zaman."

Kodrat alam merupakan dasar dari pendidikan murid yang berkaitan


dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana murid tinggal. Guru hendaknya
mengajar sesuai dengan kodrat alam murid (kontekstual). Sedangkan
kodrat zaman adalah dasar dari pendidikan murid yang berhubungan
dengan isi dan irama.
ASAS TRIKON
1. Kontinyu
Kontinyu yaitu pengembangan yang secara berkesinambungan, dilakukan
terus-menerus dengan perencanaan yang baik. Prinsip pembelajaran
sepanjang hayat, yaitu:
mempunyai kemauan belajar secara sukarela dan berkelanjutan
mengoptimalkan potensi diri
meningkatkan kualitas hidup secara berkesinambungan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, masyarakat,
dan sosial
menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi
peluang
Kemampuan pengaturan belajar mandiri menjadi bekal murid sebagai
seorang pembelajar sepanjang hayat.
ASAS TRIKON
2. Konvergen
Bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai
kesatuan budaya umat manusia sedunia, tanpa mengorbankan
nilai/identitas bangsa masing-masing. Menurut Ki Hadjar Dewanatara,
"Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya yang perlu kita jaga dan
rawat. Maka, kita hendaknya tidak lantas meniru kebudayaan bangsa lain
dan melupakan kebudayaan dari leluhur, tetapi menerima budaya asing
yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia."
ASAS TRIKON
3. Konsentris
Bersifat terbuka, tetapi tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh
kebudayaan di sekitar. Ki Hadjar Dewantara menggambarkan manusia
sebagai titik kecil, yang kemudian bersama dengan yang lain membentuk
lingkaran besar atau keluarga, dan menjadi lingkaran yang lebih besar lagi
atau organisasi. Pengembangan pendidikan yang dilakukan yang tetap
berdasarkan kepribadian kita sendiri
Mendidik dan Melatih
Kecerdasan Budi
Pekerti
Budi Pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran,
perasaan, dan kehendak atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu
tenaga atau perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa (afektif), sehingga
menghasilkan karsa (psikomotor). Menurut Ki Hadjar Dewanatara, "Budi
Pekerti atau watak merupakan kodrat setiap manusia, sehingga kita
sebagai pendidik perlu memahami kodrat itu dan dapat mendampingi
tumbuhnya kecakapan budi pekerti murid dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dialaminya."
TEORI KONVERGENSI
Teori konvergensi didasarkan pada 2 teori utama, yaitu:
Teori Tabularasa yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas
kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan
dan wawasan yang diinginkan pendidik.
Teori Negatif yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas
yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam coretan dan tulisan
Ki Hadjar Dewantara memberikan pandangan baru dari kedua teori
tersebut dengan menggabungkan teori tabularasa dan teori negatif
menjadi teori konvergensi, yaitu kodrat manusia sebagai suatu kertas yang
sudah terisi dengan tulisan-tulisan yang samar dan belum jelas arti dan
maksudnya. Maka, tugas pendidikan adalah membantu manusia atau
individu untuk menebalkan dan memperjelas arti dan maksud tulisan
samar yang ada di kertas tersebut dengan tuntunan terbaik.
TEORI KONVERGENSI
Teori konvergensi didasarkan pada 2 teori utama, yaitu:
Teori Tabularasa yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas
kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan
dan wawasan yang diinginkan pendidik.
Teori Negatif yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas
yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam coretan dan tulisan
Ki Hadjar Dewantara memberikan pandangan baru dari kedua teori
tersebut dengan menggabungkan teori tabularasa dan teori negatif
menjadi teori konvergensi, yaitu kodrat manusia sebagai suatu kertas yang
sudah terisi dengan tulisan-tulisan yang samar dan belum jelas arti dan
maksudnya. Maka, tugas pendidikan adalah membantu manusia atau
individu untuk menebalkan dan memperjelas arti dan maksud tulisan
samar yang ada di kertas tersebut dengan tuntunan terbaik.
Pendidikan yang
Mengantarkan Keselamatan
dan Kebahagiaan
Fungsi Pendidikan adalah untuk mengantarkan murid agar siap hidup dan
memberikan kepercayaan kepada murid, bahwa di masa depan mereka
akan mampu mengisi zamannya, demi mencapai keselamatan dan
kebahagian.

Fungsi pendidikan akan berjalan sesuai dengan cita-cita Ki Hadjar


Dewantara, jika guru memahami hal-hal berikut:
Setiap murid mempunyai kodrat kekuatan/potensi yang berbeda
Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan
Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia
Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi
murid, tetapi pendidik dapat memberikan daya dan upaya maksimal
untuk mengembang akal budi pekerti murid
Pendidik membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya
sendiri untuk kehidupan dan penghidupannya, memelihara dan
menjaga bangsa, dan alamnya.
Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa, tetapi guru
berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru
menempatkan murid sebagai subjek atau individu aktif dalam
pembelajaran untuk mencari dan membangun pemahamannya sendiri.

Tuntutan pembelajaran abad 21:


Menjadi pembelajar sepanjang hayat
Membangun konteks diri serta identitas suatu bangsa
Menurut Ki Hadjar Dewantara, "Tugas pendidik adalah mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki murid, yaitu kecerdasan rasa, karsa, cipta dan
karya agar murid menjadi manusia seutuhnya."
Kompetensi dasar literasi menjadi prasyarat wajib dalam pembelajaran
abad 21. Selain itu siswa juga perlu menguasai kompetensi mandiri,
sehingga mempunyai pola pikir pembelajar, kompetensi berpikir kritis,
kreatif, kolaborasi, dan komunikasi.

Penilaian atau pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau


dampak dari implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid. Untuk
itu, budaya-budaya memberikan nilai menggunakan angka dan membuat
peringkat kelas perlu diubah dengan sistem penilaian dan apresiasi yang
tidak membuat harkat dan martabat murid terkoyak.
Hubungan alam keluarga, alam sekolah, dan alam pergerakan pemuda
(masyarakat) perlu dikuatkan dan diwujudkan dalam pembelajaran murid.
Alam keluarga merupakan sistem kecil dimana anak tinggal dan
mendapatkan pendidikan pertama dan yang terpenting dalam hidupnya.
Alam perguruan merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan
intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Alam pergerakan pemuda/masyarakat
merupakan wadah yang memfasilitasi murid untuk mengaktualisasikan
dirinya dan mengembangkan watak.
UMPAN BALIK
REFLEKSI
Berdasarkan Umpan Balik yang saya terima dari rekan guru, ternyata
guru-guru disekolah saya sudah memhami apa itu merdeka belajar setelah
pemaparan mater yang diberikan, dan guru-guru juga sudah memikirkan
hal kecil dan rencana kedepannya dalam praktik pembelajaran dalam
merdeka belajar. Jadi dapa disimpulkan dengan penyebaran materi
merdeka nelajar yang saya berikan, guru-furu sudah memahami dengan
baik tentang merdeka belajar.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai