Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBELAJARAN PKN (PDGK 4201)


MODUL 7 DAN 8
Tutor : Nurmalia Dewi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok :4
Nama/Nim : MAYESTI 855763083
MERISTA DESILIANI 855762408
SINDRAWATI 855763771
SRI LESTARI 855763123
TETTY ELFERINA SIMATUPANG 855761595

Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana


Pokjar/Kelas : PALEMBANG / IE
Masa Registrasi : 2021.1

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PALEMBANG


UNIVERSITAS TERBUKA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah Pembelajaran PKN
di SD.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Mei 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………... 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 3
A. Konsep Demokrasi…………………………………………………………………… 3
B. Pendidikan demokrasi sebagai esensi PKN …………………………………………. 4
C. Sekolah sebagai laboratorium demokrasi…………………………………………….. 6
D. Hubungan konsep, nilai, moral dan norma dengan tuntunan periaku warga Negara… 8
E. Konsep, Nilai, Moral dan Norma (KKMN) dalam Hubungan Warga Negara……….10

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demokrasi merupakan sistem politik dan ideologi dari barat menyiratkan arti kekuasaan
politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat ditandai
dengan adanya partisipasi warga yang sudah dewasa dalam berbagai kegiatan bernegara.
Demokrasi ini kemudian dibangun dan dikembangkan sebagai suatu rangkaian institusi dan
praktek berpolitik yang telah sejak lama dilaksanakan untuk merespon perkembangan budaya, dan
berbagai tantangan sosial dan lingkungan di masing-masing negara. Ketika demokrasi Barat mulai
ditransplantasikan ke dalam negara-negara non-Barat dan beberapa negara bekas jajahan
yang memiliki sejarah dan budaya yang sangat berbeda, demokrasi tersebut memerlukan
waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan, dan mengalami berbagai perubahan dalam
penerapannya sesuai dengan lingkungan barunya yang berbeda.
Ada hal yang sering muncul yang menjadi permasalahan dalam praktek demokrasi,
yaitu masalah bagaimana pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat itu
diimplementasikan dan direalisasikan, sehingga efektif dalam praktek dan dalam kenyataan.
Menyajikan pemaparan konsep sebagai bahan pemikiran yang berkaitan dengan konsep
demokrasi, praktik demokrasi, serta sejauh mana sekolah telah berfungsi sebagai laboratorium
demokrasi. Oleh karenanya dalam pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang
konsep demokrasi, pendidikan demokrasi, dan sekolah sebagai laboratorium demokrasi. Sistem
demokrasi yang merupakan suatu bentuk tindakan menghargai perbedaan prinsip , keberagaman
nilai –nilai dan budaya dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara dapat memberikan
kebebasan bertindak sesuai dengan pola hidup bebas dalam batasan normatif tertentu.
Saat ini,budaya demokrasi yang terbentuk dan berkembang di negara kita turut ditentukan
oleh penerapan sistem pendidikan yang berlaku, sehingga pendidikan akan memberikan implikasi
pada peningkatan taraf kepedulian masyarakat terhadap hak dan kewajibannya dalam
menggunakan pikiran, tenaga, dan suaranya, dengan begitu masyarakat khususnya di kalangan
pendidik mempunyai pola pikir yang kreatif serta daya inovasi yang tinggi dalam menerapkan
demokrasi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan sitem demokrasi yang dianutnya.

1
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Demokrasi?
2. Bagaimana Praktik Pendidikan Demokrasi?
3. Sudahkah Sekolah berfungsi sebagai Laboratorium Demokrasi?
4. Apakah hubungan konsep, nilai, moral dan norma dalam hubungan antara warga negara
dengan negara?
5. Apakah hubungan konsep, nilai, moral dan norma dalam hubungan antara warga sesama
warga negara?
6. Apakah hubungan konsep, nilai, moral dan norma dalam dalam pengebangan komitmen
bela negara?
7. Siapa yang dimaksud warga negara ?
8. Apa yang diharapkan dari warga negara

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan lebih jauh tentang Konsep Demokrasi dan Pendidikan
Demokrasi
2. Untuk mengetahui tentang Praktik Pendidikan Demokrasi
3. Untuk mengetahui sekolah sudah berfungsi sebagai laboratorium demokrasi
4. mengetahui hubungan konsep, nilai, moral dan norma dalam hubungan antara warga
negara dengan negara?
5. Mengetahui hubungan konsep, nilai, moral dan norma dalam hubungan antara warga
sesama warga negara?
6. Mengetahui hubungan konsep, nilai, moral dan norma dalam dalam pengebangan
komitmen bela negara?
7. Mengetahui yang dimaksud warga negara ?
8. Mengetahui yang diharapkan dari warga negara ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI

1. Konsep Demokrasi
Konsep demokrasi secara etimologi berarti rakyat berkuasa atau “government or rule by the
people” (Budiardjo, 1992:50). Istilah demokrasi berasal dari dua kata, yang mengacu pada sistem
pemerintahan zaman Yunani-Kuno yang disebut ‘democracy’, yaitu ‘demos’ dan ‘kratos atau
kratein’. Secara harfiah yang dimaksud dengan demokrasi, yaitu demos yang berarti rakyat dan
kratos atau cratein yang berarti memerintah, pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat. Demokrasi
menyiratkan arti kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari rakyat dan
untuk rakyat (Warren, 1963: 2), warga masyarakat yang telah terkonsep sebagai warga negara.
Dengan demikian dilihat dari arti kata asalnya, demokrasi mengandung arti pemerintahan oleh
rakyat. Hal ini senada dengan ungkapan Abraham Lincoln “democracy is the government from the
people, by the people, and for the people”.
Dari rumusan tersebut memberikan sifat pemahaman umum terhadap suatu negara yang
menganut sistem demokrasi, yaitu:
a. Partisipasi warga negara yang sudah dewasa dalam pemerintahan melalui wakil rakyat
yang dipilihnya
b. Negara menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat dan
menegakkan hukum
c. Mayarakat kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas dan saling
memberikan perlakuan yang sama.

Secara konseptual Torres (1998:145-146; dalam Winatapura,2001;54) bahwa demokrasi


sebagai salah satu bentuk pemerintahan, demokrasi sebagai landasan pelaksanaan kekuasaan
tertinggi di tangan rakyat, dan demokrasi adalah konsep republik sebagai bentuk pemerintahan
yang murni. Demokrasi di samping sebagai sistem pemerintahan, juga diperlukan proses
demokrasi yang meliputi 4 hal, yaitu:
1. Mengutamakan kepentingan khalayak (pasar).

3
2. Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untukmengembangkan kekuasaan dan
kemampuan.
3. Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme.
4. Untuk partisipasi perlu adanya perubahan terlebih dahulu.

Dinamika perkembangan demokrasi di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia


17 Agustus 1945 dengan merujuk kepada konstitusi yang pernah dansedang berlaku,yaitu UUD
1945,Konstitusi RIS1949, dan UUDS 1950 adalah demokrasi dengan kabinet parlementer dan
kabinet presidensial.Tumbuh kembang pula demokrasi secara praktis sejalan dengan
perkembangan bangsa Indonesia adalah Demokrasi Terpimpin (Orde Lama), Demokrasi Pancasila
(Orde Baru), dan Demokrasi Reformasi (Masa Reformasi).
Sanusi (1998) mengidentifikasi 10 pilar demokrasi menurut UUD 1945 yaitu :
a. Demokrasi yang berKetuhanan Yang Maha Esa
b. Demokrasi dengan kecerdasan
c. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
d. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
e. Demokrasi dengan rule of law
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia
g. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h. Demokrasi dengan otonomi daerah
i. Demokrasi dengan kemakmuran
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial

B. Pendidikan Demokrasi Sebagai Esensi PKn


Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi di mana pun berada pad adasarnya untuk
mlindungi hak-hak warga negaranya dan secara tidak langsung menginginkan warga negaranya
memiliki wawasan, menyadari akan keharusan serta menampakkan partisipasinya sesuai dengan
status danperannya dalam masyarakat.Salah satu solusi strategis secara konseptual adalah dengan
cara memperkuat demokrasi dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan. Upaya itu tentu tidak
semudah membalikkan tepalak tangan di mana negaranya menganut sistem demokrasi maka warga
negaranya akan demokrastis, tetapi memerlukan proses pendidikan demokrasi.

4
Winaputra (2001) dalam disertasinya memberikan penjelasan bahwa pendidikan demokrasi
adalah upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga
negara agar memahami, menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep,prinsip dan nilai
demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.PKN atau Civic Education adalah
program pendidikan/pembelajaran yang secara programatik – prosedural berupaya memanusiakan
(humanizing) dan membudyakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering) manusia/anak
didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan/
yuridis konstitusional bangsa/negara yang bersangkutan.
Rujukan WNI yang baik dalam NKRI ialah UUD 1945/2003 yang jabarannya termuat dalam
TAP MPR dan UU (a.l. UUSPN menjadi kiblat seluruh Program dan Sistem pendidikan ). Menurut
landasan konstitusional di atas, maka Visi PKN NKRI lahirnya manusia/ WNI dan kehidupan
masyarakat bangsa NKRI religius, cerdas, demokratis dan lawful ness, damai – tenteram –
sejahtera, moderen dan berkeribadian Indonesia. Misi yang diembannya adalah program
pendidikan; yang membelajarkan dan melatih anak didik secara demokratis – humanistic –
fungsional.
Membelajarkan hendaknya dimaknai memberi pembekalan pengetahuan melek politik –
hukum, membina jati diri WNI berkepribadian/berbudaya Indonesia, melatih pelakonan
diri/kehidupan WNI yang melek politik hukum serta berbudaya Indonesia dalam tatanan
kehidupan masyarakat – bangsa – negara yang moderen. Dari gambaran di atas maka jelas target
harapan pembelajaran PKN NKRI, yakni:
1. Secara Programatik memuat bahan ajar yang kaffah/utuh (CAP) berupa bekal
pengetahuan untuk melek politik & hukum yang ada/berlaku/imperative dalam kehidupan
bermasyarakat – berbangsa dan bernegara NKRI yang demokratis sistim perwakilan –
konstitusional.
2. Secara Prosedural target sasaran pembelajarannya ialah penyampaian bahan ajar pilihan
– fungsional kearah membina, mengembangkan dan membentuk potensi diri anak didik
secara kaffah serta kehidupan siswa & lingkungannya (fisik – non fisik) sebagaimana
diharapkan/keharusannya ( 6 sumber normative di Indonesia) serta pelatihan pelakonan
pemberdayaan hal tersebut dalam dunia nyata astagatranya secara demokratis, humanis
dan fungsional. Wahab (civicus, 2001)

5
C. Sekolah sebagai Laboratorium Demokrasi
Sekolah dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 disebut “satuan pendidikan” Sekolah
Dasar (SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh) wahana pendidikan
nasional yang mencapai tujuan pendidikan nasional.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangan dalam lingkungan sekolah adalah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat
multidimensionalnya itu antara lain terletak pada berikut ini :
1. Pandangannya yang bermacam-macam tetapi menyatu
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara harmonis
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasannya
4. Konteks yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka.

1. Strategi umum pengembangan warga negara yang demokrasi di lingkungan sekolah


a. Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan demokratis dan bertanggung
jawab melalui pertemuan untuk memberikan penghargaan atau penghormatan terhadap
orang lain.
b. Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab.
c. Pertemuan perumusan tujuan merupakan strategi pengemangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan yang sengaja diadakan atas inisiatif guru dan/ayau
siswa untuk merumuskan visi atau tujuan sekolah.
d. Pertemuan Legislasi merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung
jawab melalui pertemuan untuk merumuskan ataumenyusun norma atau aturan yang akan
berlaku di sekolah.
e. Pertemuan evaluasi aturan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk mengevaluasi pelaksanaan norma atau aturan
yang telah disepakati dan berlaku di sekolah.
f. Pertemuan perumusan langkah kegiatan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk menetapkan prioritas atau
tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa di bawah supervise sekolah.

6
g. Pertemuan refleksi belajar merupakan stretagi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan pengendapan dan evaluasi terhadap proses dan/atau
hasil belajar setelah selesai satu atau beberapa pertemuan.
h. Pertemuan pemecahan masalah merupakan strategi pengembangan sikap demokrasi dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk memecahkan masalah yang ada di
lingkungan sekitar atau lingkungan daerah atau nasional yang menyangkut kehidupan
siswa.
i. Pertemuan isu akdemis merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
beranggung jawab melalui pertemuan terencana untuk untuk membahas masalah akademis
j. Pertemuan perbaikan kelas merupakan strategis pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan kelas untuk membahas atau memecahkan masalah
yang menyanglut kehidupan siswa di kelasnya atau lingkungan sekolahnya
k. Pertemuan tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk membahas tindak lanjut dari suatu
kegiatan berseri di lingkungan sekolah
l. Pertemuan perencanaan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun rencana bersama.
m. Pertemuan pengembangan konsep merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun suatu gagasan baru
yang dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan atau menyarankan pemecahan atas
masalah yang cukup pelik.
n. Pembahasan situasi pelik merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memecahkan masalah yang terkait pada
keadaan yang pelik.
o. Kotak saran merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung jawab
melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan rahasia untuk memecahkan masalah yang
ada di lingkungans ekolah dan lingkungan sekitar
p. Pertemuan dalam pertemuan merupakan strategi pengambangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan kelompok kecil dalam konteks pertemuan klasikal
atau pertemuan besar.

7
2. Fungsi dan Peran Sekolah dalam mengembangkan Warga negara Yang Demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari struktut
birokrasi pendidikan SD merupakan satuanpendidikan dalam lingkungan pemerintah daerah
kabupaten.

3. Mekanisme Kerja dalam Konteks Kesisteman Sekolah


Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus memberdayakan seluruh
komponen-komponen yang terkait dengan struktur organisasi sekolah yaitu sebagai berikut :
a) Kepala Sekolah
b) Wakil Kepala Sekolah
c) Tata Usaha
d) Dewan Guru
e) Unit Laboratorium
f) Unit Perpustakaan
g) Osis
h) Komite Sekolah

D. Hubungan Konsep,Nilai, Moral, dan Norma Dengan Tuntutan Perilaku Warga Negara
Nilai,Moral dan Norma sangat erat kaitannya dengan tuntunan perilaku suatu warga Negara.
Tiap warga Negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap Negara,terutama peran serta
dalam pembangunan. Pembentukan perilaku seseorang memerlukan proses,kebiasaan dan
keteladanan. Kelompok perilaku warga Negara dan Negara,meliputi hal-hal yang mencakup
kehidupan berbangsa dan bernegara,antara lain bidang politik,ekonomi,sosial budaya dan hankam.
Salah satu kewajiban warga Negara yaitu ikut serta dalam kegiatan bela Negara. Bela Negara
sendiri dapat terwujud bila dilandasi oleh adanya tekad,sikap dan tindakan warga Negara yang
teratur, menyeluruh,terpadu dan berlanjut yand didasarkan oleh: kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai
ideologi Negara dan kerelaan berkorban.

8
1. Konsep, Nilai , Moral , Dan Norma Dalam Hubungan Warga Negara Dengan Negara
Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama pengertiannya. Kaitannya konsep
nilai,moral dan norma dalam hubungannya antar warga Negara dengan Negara sangat erat dan
mempunyai timbal balik. Untuk itu kiya harus mengetahui pengertian dari konsep,nilai,moral dan
norma.
1. Konsep adalah pengertian yang menunjukkan kepada sesuatu. Pengertian tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk kata-kata, nama, atau pernyataan. Oleh karena konsep dapat
dinyatakan dengan kata maka ada ahli yang mendefinisikan konsep sebagai kata yang
menunjuk kepada sesuatu. Berdasarkan definisi itu dapatlah disimpulkan bahwa konsep
nilai adalah pengertian yang menunjuk kepada nilai tertentu.
2. Nilai adalah sesuatu yang merujuk kepada tuntutan perilaku yang membedakan perbuatan
yang baik dan buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada
sesuatu.
3. Moral adalah keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
4. Norma adalah sumber dasar hokum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral
serta perilaku yang dilakukan.

Perilaku kita sebagai warga Negara tentu kita memiliki kewajiban dan rasa tanggung jawab
secara moral terhadap Negara. Dalam GBHN 1983 tentang pendidikan dijelaskan bahwa
pendidikan dasar sebagai jenjang awal dari pendidikan disekolah lebih ditingkatkan pemerataan
kualitas dan pengembangannya agar dapat memberikan dasar pembentukan pribadi manusia,
warga masyarakat dan warga Negara yang berbudi pekerti luhur, beriman, dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa (GBHN 1983) hal tersebut direalisasikan dalam tujuan pendidikan nasional
pasal 3 undang-undang republic Indonesia nomor 20 tahun 2003 dibuat tentang system pendidikan
nasional, yaitu “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap. Kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab”.

9
Dilihat dari sisi perilaku baqik pendidikan dasar maupun menengah adalah untuk
membentuk warga masyarakat atau Negara yang berbudi pekerti luhur, beriman, dan bertakwa
kepada tuhan yang maha esa.Dalam aspek berkehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sangat
luas dan tidak lepas dari kehidupan yang meliputi berbagai satu kesatuan dibidang politik,
ekonomi, social, budaya, dan hankam (GBHN 1993)
Pendidikan politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatkan agar rakyat
makin sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara sehingga makin mampu ikut berperan
secara aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
serta untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam pembahasan ini bahwa
keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara merupakan hal yang mutlak, dalam pemerintahan
demokrasi p-ancasila terutama dalam pembangunan. Partisipasi yang diberikan pada Negara
tersebut haruslah partisipasi yang tumbuh karena kesadarannya sendiri, artinya kesadran-
kesadaran tentang hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang dilandasi oleh penghayatan
akan nilai-nilai luhur yang menjiwai sitem yang berlaku. Tentunya kesdaran harus disesuaikan
dengan peningkatan kecerdasan.
Dibidang ekonomi berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945. Bahwa cara pandang integralistik
Indonesia di bidang perekonomian ini menurut beberapa unsur diantaranya sebagai berikut :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama, maksudnya produksi dikerjakan oleh semua
untuk semua dibawah pimpinan anggota masyarakat.
2. Perekonomian disusun atas kekeluargaan, maksudnya kemakmuran masyarakat yang
diutamakan, bukan kemakmuran orang-orang. Oleh karena itu cabang produksi yang penting
bagi Negara dikuasai oleh Negara. Demikian juga cabang-cabang produksi yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara bila tidak demikian maka tempat produksi
akan jatuh ketangan orang seorang, yang akan berkuasa dan rakyat banyak ditindaknya.

Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan


pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang mengandung berikut ini:
1. Adanya keselarasan,keserasian,dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan
pembangunan. Meskipun pembangunan ekonomi mendapat tempat utama dalam
pembangunan nasional dewasa ini dan didalam jangka panjang,unsur manusia,unsur sosial
budaya dan unsure lainnya mendapat perhatian seimbang.

10
2. Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air.
3. Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga pembangunan harus
berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap
berkepribadian Indonesia pula.

Demikian pula dibidang-bidang lainnya(sosial budaya dan hankam) Peran serata aktif warga
Negara sangat dibutuhkan.Pembangunan mengandung arti bahwa warga Negara adalah objek dan
subjek pembangunan karena warga Negara sebagai subjek pembangunan maka warga Negara
sebagai manusia harus diperhitungkan. Oleh karena itu perlu mengajak subjek pembangunan untuk
berpartisipasi aktif dalam pembangunan (pasaribu:62)
Dalam rangka ajakan ini para pemimpin diharapkan memiliki persepsi yang tajam guna
mendeteksi keinginan msyarakat untuk menggerakan partisipasi masyarakat. Walaupun
bagaimana bahwa pembangunan adalah usaha rakyat. Masyarakat sebanyak mungkin ikut serta
dengan pemerintah untuk memberikan bantuan guna meningkatkan,memperlancar,mempercepat
dan menjamin berhasilnya pembanguinan. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh partisipasi
unsur masyarakat.
Melihat aspek kehidupan berbangsa dan bernegara begitu luas dan kompak dalam proses
pelaksanaan pembangunan tentu menjadi tanggung jawab dan kewajiban kita sebagai warga
Negara. Kewajiban-kewajiban sebagai warga Negara itu telah disusun dalam undang-undang dasar
1945 dan tentunya pula hal tersebut belum hilang dari ingatan anda dimana keduanya baik warga
Negara maupun Negara mmpunyai pengaruh timbal balik.

2. Konsep,Nilai,Moral,dan Norma dalam hubungannya dengan sesama Warga Negara


Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai mahkluk social (zoon politicon) ia
akan senantiasa berhubungan dengan manusia lain dan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya itu.Menurut Rustandi (1988:60) ‘ Warga Negara ialah mereka yang
brrdasarkan hokum merupakan anggota dari suatu Negara. Mereka yang tidak termasuk warga
Negara disebut orang asing (bukan warga Negara)’ dari rumusan tersebut diperoleh suatu
pengertian untuk dapat dikatakan sebagai warga Negara maka seseorang harud dinyatakan secara
legal (sah) menjadi warga Negara.

11
Pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa ‘ yang menjadi warga Negara Indonesia ialah orang-
oarang bangsa Indonesia asli dan orang0orang bangsa lain yang si sahkan oleh undang-undang
sebagai warga negara’ Ayat 2 menyatakan bahwa ‘ syarat-syrat yang mengenai warga negaraan
Negara ditetapkan dengna undnag-undang’’.
Dengan demikian yang menjadi WNI adalah sebagai berikut
1. Orang-oramg bangsa Indonesia asli
2. Orang-orang bangsa lain yang bisahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara
Indonesia

Orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang-orang yang dilahirkan oleh orang tua yang
berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang tersebar dari sabang sampai merauke Orang orang
bangsa lain adalah orang –orang peranakaan (Belanda,Tionghoa,Arab)yang bertempat kedudukan
di Indonesia ,mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik
Indonesia.
Adanya legalisasi bagi orang-orang yang akan menjadi warga dari suatu Negara membawa
konsekuensi logis bahwa orang yang menjadi warga Negara setelah disahkan dengan undang-
undang akan memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai warga Negara .hak-hak dan
kewajiban inilah yang harus diperhatikan sebagai warga Negara sehingga penggunaanya dilakukan
secara selaras ,serasi dan seimbang.
Disamping hal-hal tersebut di atas yang lebih penting dan perlu kita sadari bahwa warga
Negara Indonesia yang beraneka ragam dalam ,dalam suku bangsa ,agama dan keyakinan ,budaya
sadat istiadat ,dan mereka itu tinggal di suatu wilayah Negara republic Indonesia yang mendiami
di berbgai pulau-pulau pula .melihat dan kenyataan itu maka jelas tanpa diresapkan kesadaran yang
cukup tinggi sesame warga Negara ,sulitlah kiranya untuk menggalang dan mempertahankan
persatuan dan kesatuan berkehidupan bermasyarakat ,berbangsa bernegara.
Tuntutan perilaku warga Negara diharapkan memiliki sikap berbudi luhur ,sehat jasmani,dan
rohani berkepribadian dan sifat mandiri disamping memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakataan dan bernegara.Ciri-ciri warga Negara yang baik dapat dilukiskan ,yaitu warga
Negara yang patriotic ,loyal terhadap bangsa dan negra ,toleran ,beragama ,demokratis atau yang
lebih popular disrbut warga Negara yang pancaslais sejati

12
Kita harus peduli dan tanggap terhadap tetangga dan lingkungan sekitar kita di mana kita
berada.Penanaman dan membiasakan sikap yang berlandaskan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari sangat perlu dari usia dini dalam rangka pembinaan dan pembentukan
pribadi warga Negara.
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari manusia-manusia Indonesia secara pribadi-
pribadi ,yang memiliki nilai-nilai tersebut,landasan utamanya adalah sebagai berikut :
1. Landasan Idiil pancasila
Dalam hal ini,pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan bangsa lain untuk
menciptakan perdamaian dilandasi pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa.pada
pembukaan UUD 1945 pada alinea IV menyebutkan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan kaedilan social
2. Landasan Struktural
Dalam hal ini bidang luar negeri UUD 1945 menyebutkan pasal 11 sebagai berikut: presiden
dengan persetujuan DPR menyatakan perang,membuat perdamaian dan perjanjian dengan
Negara lain.
3. Landasan Operasional
Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam pancasila.pembukaan UUD 1945 di atas
untuk politik luar negeri Republik Indonesia bebas aktf intinya agar bangsa Indonesia
berkawan baik dengan semua bangsa di dunia dan tidak pilih kasih.selama ada masalah-
masalah kehidupan masyarakat dunia bangsa Indonesia tidak boleh berpangku tangan ,artinya
harus ikut aktif mengatasinya.penegasan tercantum di dalam GBHN (ketetapan MPR
No.II/MPR/1983)

3. Konsep Nilai,Moral dan Norma (KNMN) dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara
Cita-cita perjuangan bangsa (alinea 2 pembukaan UUD 1945) mewujudkan Negara kesatuan
republik Indonesia yang,merdeka,bersatu ,berdaulat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan
UUD 1945.Untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut perlu dipelihara adanya kepentingan
nasional demi tetap tegaknya Negara kesatuan republik indonesia serta terwujudnya tujuan
nasional melalui pembangunan nasional
Bela Negara merupakan tekad,sikap dan tindakan warga Negara yang teratur,menyeluruh terpadu
dan berlanjut yang dilandasi:

13
a. Kecintaan pada tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
c. Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi Negara
d. Kerelaan berkorban

Hak,kewajiban dan kehormatan untuk ikut serta dalam usaha pembelaan Negara bagi setiap warga
Negara harus dapat dilaksanakan. Partisipasi aktif bagi setiap warga Negara untuk menjaga
ketertiban dan keamanan lingkunganya masing-masing sangat diharapkan .Setiap warga Negara
diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan UUD 1945 dan pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pedoman tuntutan perilaku warga Negara tersebut diharapkan dapat diterapkan dan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.Tanah air yang bentuk wujudnya demikian, ditambah dengan letak
geografisnya di antara 2 benua dan 2 samudra, memang lebih tepat dinamakan NUSANTARA
yang mencakup:
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagi suatu kesukuan politi
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai suatu kesatuan ekonomi
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai suatu kesukuan sosial dan budaya.
4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagau suatu kesatuan pertahanan dan keamanan.

Disamping itu juga tidak kalah pentingnya dengan aspek alamiah TRIGATRA yang meliputi:
1. Letak geografis pada posisi silang
2. Keadaan dan kekayaan alam
3. Keadaan dan kemampuan penduduk

Upaya-upaya pemerintah untuk menciptakan ketahanan nasional yang meliputi berikut ini:
1. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus menuju
ke tujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dihindarkan dari hambatan.
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara.
3. HAMKAMNAS adalah upaya rakyat semesta yang merupakan salah satu fungsi utama
pemerintah negara

14
Menurut UUD 1945 pasal 20 ayat 1 tentang pertahanan nasional tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
 Terwujudnya keikutsertaan warga negara tersebut apabila warga warga negara menyadari
bahwa dia memiliki hak dan kewajiban itu.
 Harus dipersiapkan / ditumbuhkan
 Melalui upaya pendidikan
 Khususnya pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN)

Berpijak dalam 4 hal tersebut dapat kita rumuskan ciri-ciri yang menjadi sasaran pendidikan
pendahuluan bela negara (PPBN)
Ciri-cirinya antara lain:
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia
3. Yakin akan kebenaran dan kesaktian pancasila
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.

15
BAB III

KESIMPULAN

Secara praktis, Negara demokrasi adalah Negara yang menerapkan sistem perwakilan
sebagai lembaga legislatif yang bersinergi dengan lembaga eksekutif dan lembaga yudikatif.
Paradigma pendidikan yang mengarah pada era demokrasi banyak memberikan konsekuensi
logis dalam mempersiapkan kondisi masa transisi budaya. Masyarakat yang mengalami situasi
demokrasi umumnya lebih menghargai perbedaan pandangan dan keberagaman status sosial.
Tidak hanya pemerintah yang memikirkan konsep dan sistem pendidikan yang ideal tetapi
merupakan tanggung jawab bersama.
Oleh karena itu bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang tepat untuk mengajarkan
Pendidikan Demokrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Sehingga menjadikan pembenaran
bahwa Pendidikan Demokrasi merupakan Essensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Untuk menjadikan sekolah sebagai laboratorium demokrasi, situasi sekolah dan kelas
dikembangkan sebagai “democratic labaratoy” atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah
yang diperlakukan sebagai “micro cosmos of democracy” atau lingkungan kehidupan yang
demokratis, dan memperlakukan masyarakat luas sebagai “open global classroom” atau sebagai
kelas global yang terbuka, yang tentunya dengan memfungsikan peran struktural semua elemen
sekolah sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing.
Kaitan konsep, nilai, moral dan norma (KNMN) dalam hubungan antara warga negara dengan
negara sangat erat dan mempunyai pengaruh timbal balik :
1. Tiap warga negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap negara, terutama peran
serta dalam pembangunan.
2. Pembentukan perilaku seseorang memerlukan proses, kebiasaan dan keteladanan.
3. Kelompok perilaku warga negara dengan negara, meliputi hal-hal yang mencakup
kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
Hankam
4. Seseorang dikatakan sebagai warga negara bila telah dinyatakan secara legal menjadi warga
negara.

16
5. Warga negara Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku, bangsa, agama, dan keyakinan,
budaya, dan adat istiadat yang memerlukan adanya kesadaran yang cukup tinggi dalam
hubungan dengan sesama warga negara.
6. Bela negara merupakan tekad sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi pada rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila.

17
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S, dkk. 2020. Pembelajaran PKn di SD. Buku Materi Pokok PDGK 4201.
Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

18

Anda mungkin juga menyukai