Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

EKONOMI PEMBANGUNAN I
DOSEN PENGAMPU: Muh. Jamil SE.,M.Si

DISUSUN OLEH:
NAMA: AISYAH. P
NIM: 220906502028
KELAS: B

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
RESUME KONSEP DASAR TEORI PEMBANGUNAN
Ekonomi pembangunan adalah Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-
masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat
membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.
Pembangunan ekonomi adalah Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan
kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya, atau Suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
Pembangunan Secara umum diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan kemajuan hidup
berbangsa. Akan tetapi pada sebagian besar masyarakat, pembangunan selalu diartikan
sebagai perwujudan fisik, bahkan pada masyarakat kecil, pembangunan mempunyai makna
yang khas, seperti makna kata pembangunan yang sering kita temukan di berbagai tempat
yang ditulis pada papan peringatan di tepi-tepi jalan: hati-hati sedang ada pembangunan mall,
jembatan, jalan raya, rumah ibadah, dan sebagainya. Selo Sumardjan bahkan menceritakan
tentang makna pembangunan pada masyarakat kecil yang unik itu seperti cerita seorang
penduduk miskin di sebuah kota kecil di luar Jakarta “Saya dulu tinggal di Jakarta. Akan
tetapi, karena ada pembangunan, saya terpaksa mengungsi kemari”.
Ukuran fisik itu menjadi ukuran bagaimana anggapan bahwa pembangunan di Indonesia saat
ini telah membawa banyak perubahan di negeri ini, baik pada kawasan pedesaan maupun
perkotaan. Oleh karena pembangunan pada dasarnya tidak hanya persoalan fisik itu maka
pada modul ini, kiranya penting bagi kita untuk menyelaraskan makna pembangunan itu pada
perspektif pertumbuhan kemajuan negara, meski makna pembangunan yang dipahami secara
umum tersebut tidaklah salah ini yang disebut sebagai cita-cita bangsa. Oleh karena itu,
merujuk pada konsepsi kenegaraan kita, tujuan akhir pembangunan bangsa Indonesia adalah
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana yang tercantum
pada sila terakhir Pancasila. Oleh karenanya, para perumus kebijakan, perencana
pembangunan, serta para pakar selalu dihadapkan nilai (value choice), mulai pada pilihan
epistimologis-ontologi sebagai kerangka filosofisnya, sampai pada derivasinya pada tingkat
strategi, program, atau proyek. Pokok pikiran pembangunan tertuju pada cita-cita keadilan
sosial, Untuk itu, pembangunan butuh proses dan tahapan terukur.
Dalam Bab XIV UUD 1945 yang berjudul "Kesejahteraan Sosial", ditegaskan bahwa (sistem)
perekonomian berdasar atas asas kekeluargaan, dalam hal ini sumber daya alam sebagai
"pokok-pokok kemakmuran rakyat dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, dalam aspek sosial, bukan saja aspirasi
masyarakat ikut dipertimbangkan, tetapi juga keberadaan lembaga-lembaga sosial (social
capital) juga ikut dipelihara bahkan fungsinya ditingkatkan. Dari semua itu, yang terpenting
pengambilan keputusan juga berjalan sangat bersih dari beragam perilaku lobi yang
bernuansa kekurangan (moral hazard) yang dipenuhi kepentingan tertentu (vested interest)
dari keuntungan semata (rent seeking). Demikianlah, hasil-hasil pembangunan dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat secara adil melintasi (menembus) batas ruang (inter-
region) dan waktu (inter-generation)
 Beberapa pengertian pembangunan
Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan
dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk
menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk
memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin
Dahuri, 2004)
 Tema pertama adalah koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan
perencanaan seperti yang telah dibahas sebelumnya.
 Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat
diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam
seluruh aspek kehidupan. Adapun mekanismenya menuntut kepada terciptanya
kelembagaan dan hukum yang terpercaya dan mampu berperan secara efisien,
transparan, dan adil.
 Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti pembangunan
harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan
etika umat.

Secara umum, kita dapat memberikan makna tentang pembangunan sebagai suatu proses
perencanaan (social plan) yang dilakukan oleh birokrat perencanaan pembangunan untuk
membuat perubahan sebagai proses peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
Konseptualisasi pembangunan merupakan proses perbaikan yang berkesinambungan pada
suatu masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera sehingga terdapat
beberapa cara untuk menentukan tingkat kesejahteraan pada suatu negara. Beberapa pakar
memberikan definisi pembangunan yang berbeda-beda mnurut Easton (1985) Upaya untuk
meningkatkan taraf hidup serta merealisasikan potensi yang ada secara sistematis. Emil Salim
(sebelumnya, sebagai Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup,
1978-1983) Pembangunan berkesinambungan (sustainable development) sebagai "suatu
proses perubahan yang di dalamnya eksploitasi sumber daya, arah,investasi, orientasi
pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan semuanya dalam keadaan yang selaras
serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan
aspirasi manusia.
Johan Galtung Upaya untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara
individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik
terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan sosial. Bintoro Tjokroamidjojo Pembangunan
merupakan suatu proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk
mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi, pembangunan bangsa,
wawasan lingkungan dan bahkan peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas
hidupnya. Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004 Upaya terkoordinasi untuk menciptakan
alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan
mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.

Pembangunan ekonomi
 Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat
 Pertambahan GDP > tingkat pertambahan penduduk
 Peningkatan GDP dibarengi dengan perombakan struktur ekonomi tradisional
ke modernisasi
Pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkembangan ekonomi NYSB.
Pertumbuhan ekonomi
 Kenaikan GDP tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk dan perubahan struktur
organisasi ekonomi.
 Pertumbuhan ekonomi menyatakan perkembangan ekonomi negara maju
WW Rostow membedakan 5 tahapan pembangunan ekonomi yaitu:
1. Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
 Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif
 Tingkat produktifitas masy. rendah : utk sector pertanian
 Struktur social hirarkis : mobilitas vertical masih kecil ; kedudukan masih tidak
berbeda dengan nenek moyang.
 Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah
2. Tahap Prasyarat Tinggal Landas (The Preconditions for Take-Off)
Masa transisi masy. mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri
(self sustained growth). Tahap ini memiliki 2 corak berbeda:
a. Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan
Afrika : perombakan thd masy. tradisional yg sudah ada untuk mencapai tahap tsb.
b. Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara born free (daerah imigran) (Amerika
Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru) : tanpa harus merubah sistim masy.
tradisional yg sudah ada.
3. Tahap Tinggal Landas (The Take-Off)
Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi, Kemajuan pesat dalam inovasi atau terbukanya
pasar-pasar baru. 3 ciri utama negara yg mencapai Tahap Tinggal Landas :
a. Kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari PNB (Nett
National Product).
b. Berkembangnya satu atau beberapa sector industri pemimpin (leading sector) dgn
tingkat pertumbuhan tinggi.
c. Tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yg bisa menciptakan
perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yg menyebabkan pertumbuhan
ekonomi.
4. Tahap Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Kondisi masy. sudah secara efektif mengg. Teknologi modern di hampir semua kegiatan
produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru akan bermunculan menggantikan
sector pemimpin yang mengalami kemunduran. Karakteristik non ekonomi pada tahap
menuju kedewasaan :
 Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerja
bertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektor pertanian
menurun peranannya.
 Sifat kepemimpinan dalam perushaan mengalami perubahan. Peranan manajer
professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik.
 Masih bosan dgn keajaiban yg diciptakan industrialisasi sehingga timbul kritik-
kritik.
Negara yg mencapai tahap ini (WW Rostow) : Inggris (1850), USA (1900), Jerman
dan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950).
5. Tahap Konsumsi Tinggi (The Age og High Mass Consumption)
Perhatian masih menekankan pada masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan
masalah produksi. 3 macam tujuan yang masih ingin dicapai pada tahap ini :
a. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan berakibat
penjajahan terhadap bangsa lain
b. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran = Comment
Wealth) dgn cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yg telah merata
melalui sistem pajak progresif (semakin banyak semakin besa)
c. Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan,
papan) menjadi konsumsi thd barang tahan lama dan barang-barang mewah.

Nilai dan inti tujuan pembangunan


Berdasarkan uraian mengenai konsep pembangunan, setidaknya ada beberapa hal penting
yang melekat dalam sebuah pembangunan, diantaranya: adanya perubahan transformasi
(transformation), kemajuan (progress), pertumbuhan (growth), modernisasi (moderniation)
dan pembangunan (development). Perubahan itu dapat saja terjadi tanpa adanya
pembangunan, begitupun pertumbuhan dapat terjadi tanpa adanya pembangunan. Dengan
demikian, apakah pertumbuhan dan perubahan itu sama maknanya dengan pembangunan?
Setidaknya menurut Goulet (1971; Todaro & Smith, 2011), terdapat tiga nilai dasar atau tiga
komponen nilai yang difungsikan sebagai konsep dasar dan sebagai pedoman dalam
memaknai sebuah arti pembangunan sesungguhnya. Tiga nilai itu antara lain:
1. Kecukupan (sustenance)
Sustenance memiliki arti kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar (basic need)
atau kebutuhan penunjang kelangsungan hidup yang meliputi sandang (pakaian), pangan
(makan), papan (tempat tinggal), pendidikan, kesehatan, keamanan serta komunikasi. Jika
dari basic need atau kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi maka akan menimbulkan kondisi
“keterbelakangan absolut”. Keberhasilan pembangunan ekonomi ini merupakan prasyarat
bagi membaiknya kualitas kehidupan. Kecukupan ini mencakup penyediaan barang dan
layanan dasar yang diperlukan dalam menunjang kehidupan manusia pada tingkat
terendah yang merupakan kebutuhan dasar.
2. Harga diri (self esteem)
Harga diri merupakan suatu kemampuan seseorang menjadi seorang insan atau
pribadi. Harga diri sebagai bagian dari suatu kehidupan yang baik dan melibatkan
perasaan serta bentuk penghormatan terhadap diri sendiri.. Hal ini terjadi sebab ukuran
yang universal dari keberhargaan diukur dari kemakmuran nasional. Bahkan Goulet
(1971) menyebutkan bahwa “Pembangunan telah dilegitimasi sebagai tujuan karena
merupakan hal yang penting, bahkan mungkin merupakan cara yang sangat berharga untuk
meraih harga diri”.
3. Kebebasan (freedom)
Kebebasan dimaknai bukan hanya dari sisi politik atau ideologi saja, melainkan juga
mencangkup hak dan keleluasaan diri dari di rampasnya kondisi materil kehidupan,
penjajahan sosial atas manusia alam dan kebodohan maupun keyakinan yang bersifat
dogmatik, yang menyatakan bahwasanya kemiskinan itu adalah nasib yang telah di
gariskan Tuhan. Pembangunan diartikan juga adanya suatu pilihan yang luas bagi
masyarakat. Amartya Sen dalam bukunya Development as Freedom menyebut
pembangunan sebagai kebebasan.
Penjelasan tersebut dapat dipahami bahwasanya pembangunan merupakan hal nyata yang
memiliki bentuk fisik dan mental (state of mind) dari suatu masyarakat, negara, dengan
melalui kombinasi tertentu seperti proses sosial, ekonomi dan lembaga dalam menciptakan
kehidupan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai