Anda di halaman 1dari 11

Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Olahragawan di Lapangan Koni

Manado

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kesehatan
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh :

Kelompok peminatan hematologi

Tingkat IIIB

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2021
BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG


Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun
psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang setelah olahraga. Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk
menjaga kesehatan seseorang.
Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress. Olahraga juga
adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta mempengaruhi
kelenjar didalam badan untuk menghasilkan kekebalan badan dalam usaha menjaga badan
dari masalah penyakit dan stres.
Olahraga memegang peranan yang cukup penting untuk meningkatkan kualitas hidup
seseorang. Olahraga untuk orang normal dapat meningkatkan kesegaran dan ketahanan
fisik yang optimal. Pada saat berolahraga terjadi kerjasama berbagai otot, kekuatan otot,
kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan
(endurance) sistem kardiorespirasi (Russel,1998).
Hemoglobin adalah protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen
yang mengandung zat besi. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen yang kaya
akan zat besi dan sel darah merah, dan oksigen dibawah dari paru-paru ke dalam jaringan.
Dalam hal ini jika kadar hemoglobin berjumlah banyak saat melakukan aktivitas atau
berolahraga, maka akan mendukung penampilan fisiknya atau daya tahan aerobiknya.
Namun sebaliknya jika kadar hemoglobin rendah, maka status daya tahan aerobiknya
akan menurun. Hemoglobin adalah senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Sel darah merah atau sering juga disebut eritrosit adalah jenis sel darah yang paling
banyak dan berfungsi membawa oksigen kejaringan tubuh lewat darah. Darah adalah
jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang warnanya merah. Fungsi sel
darah merah adalah mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan
tubuh dan mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melaui paru-
paru. Pengikat karbondioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa
dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin. Jadi, oksigen diangkut dari seluruh tubuh
sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba dijaringan akan dilepaskan.
Kadar hemoglobin seseorang apa lagi jika orang tersebut adalah olahragawan atau
atlet. Letak lokasi populasi berada pada dataran tinggi.Tentunya hal tersebut berpengaruh

2
terhadap tingkat atau nilai normal tekanan darah seseoarang sebab semakin tinggi suatu
dataran maka besarnya oksigen yang dapat dihirup ditampung oleh paru-paru semakin
kurang.Hal tersebut diakibatkan oleh ketentuan alam, volume oksigen ketinggian semakin
rendah membutuhkan banyak gerakan bagi tubuh untuk tetap menjaga metabolisme
dalam tubuh.Suhu udara didataran rendah, khususnya untuk wilayah Indonesia berkisar
antara 23 derajat celcius sampai dengan 28 derajat celcius sepanjang tahun.
Sementara itu, diketahui bahwa semakin tinggi suatu daratan atau daratan maka
semakin berkurang oksigen yang bisa dihirup oleh paru-paru (dari hidung dan
mulut).Sebaliknya, semakin rendah suatu dataran atau dataran semakin banyak oksigen
yang dapat diperoleh paruparu.Keadaan tersebut perlu diketahui seorang atlet atau
olahragawan, sebagai pengetahuan dasar agar kendala-kendala dalam melakukan aktivitas
olahraga seperti halnya sepakbola dapat dikendalikan sejak dini. Bahwa tidak bisa
dipungkiri meskipun seorang atlet yang memiliki keterampilan bermain sepakbola pun
akan mampu bersaing kompetitif jika daya tahan terganggu oleh faktor kondisi fisik yang
dipengaruhi oleh hemoglobin atau gangguan organ-organ tubuh lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan latar belakang tersebut,maka dapat disimpulkan permasalahannya adalah
1. Apa yang menyebabkan perubahan kadar HB Pada olahragawan?
2. Mengapa terjadi peningkatan atau penurunan pada hasil pemeriksaan?
3. Bila mana hasil pemeriksaan HB meningkat atau menurun?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Khusus
Untuk memelajari adakah hubungan antara aktivitas fisik yang dilakukan
Olahragawan dengan kadar Hemoglobinnya.
2. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil kadar hemoglobin pada olahragwan meningkat
/menurunnya

1.4 Manfaat Penelitian


Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan di
jurusan teknologi laboratorium medis poltekkes manado dalam bidang hematologi
dengan bentuk penelitian mengenai Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Olahragawan di
Lapangan Koni Manado.Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pustaka pada
jurusan dan kampus.

3
1.5 Kerangka Konsep

Olahragawan

Aktifitas Fisik

- Olahraga Rutin, Pasif


Kadar HB - Umur
- Jenis Kelamin

Metode Pemeriksaan Metode Pemeriksaan Metode Pemeriksaan


Flow Cytometri
Cyanmethenoglobin Sahli

Meningkat Menurun

Keterangan :

Diteliti
Tidak Diteliti

4
1.6 Tinjauan Pustaka
A. Olahragawan
Menurut Mutohir (2005) hakikat olahraga adalah sebagai refleksi kehidupan
masyrakat suatu bangsa. Didalam olahraga tergambar aspirasi serta nilai-nilai luhur
suatu bangsa yang terpantul lewat hasrat mewujudkan diri melalui prestasi olahraga.
Istilah olahraga diperoleh dari kata kerja bahasa Inggris jaman pertengahan yang
ditentukan oleh bahasa Perancis sporten, yang berarti mengalihkan dan juga istilah
bahasa Latin desporto, yang secara harfiah berarti bergerak. Maka dari itu,
penekanannya adalah kepada perbedaan, sesuatu yang memberikan kesenangan.
olahraga adalah kegiatan dalam perikehidupan yang tidak hanya melibatkan aspek
jasmani, tetapi juga aspek rohani, aspek sosial dan bahkan aspek ekonomi. Dengan
demikian menjadi semakin jelas betapa luasnya lingkup permasalahan kesehatan
olahraga yaitu benar-benar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Mutohir dan
Maksum (2007:14) olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan
atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi
jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam
bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atlet adalah olahragawan yang
terlatih ketangkasan, kekuatan, dan kecepatannya untuk berpartisipasi dalam suatu
pertandingan cabang olahraga. Tolok ukur sebutan atlet terletak pada partisipasi
dalam pertandingan, sehingga tidak semua individu yang melakukan olahraga setiap
hari adalah seorang atlet karena individuindividu tersebut tidak mengikuti serangkaian
pertandingan dalam kompetisi yang terstruktur. Seorang atlet juga mempunyai
program latihan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan ketangkasan, kekuatan,
dan kecepatannya. Bagi seorang atlet tidak hanya program latihan yang dibutuhkan,
namun perlu mengetahui faktor-faktor psikologis apa saja yang untuk mendukung
keberhasilan dalam olahraga. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam
dunia olahraga akhir-akhir ini adalah resiliensi. Menurut penelitian yang di
ungkapkan oleh Bull, Shambrook, dkk (dalam Theodros, 2016), mengatakan bahwa
konsep resiliensi baru-baru ini menarik perhatian yang signifikan dari para peneliti
sekolah dan psikologi olahraga mencoba 2 untuk memahami bagaimana faktor-faktor
psikologis dapat mendukung keberhasilan dalam olahraga. Resiliensi dibutuhkan

5
secara luas oleh pelatih dan atlet, hal ini merupakan karakteristik psikologis yang
paling penting yang menentukan keberhasilan atletik. Menurut Loehr (dalam
Theodros, 2016), melaporkan bahwa atlet dan pelatih mengakui bahwa setidaknya
50% kesuksesan adalah karena faktor psikologis yang mencerminkan resiliansi atau
ketangguhan mental. Menurut Gould, Hodge, Peterson & Petlichkoff (dalam
Theodros, 2016), pelatih telah mengakui bahwa resiliensi atau ketangguhan mental
merupakan faktor yang bisa menentukan keberhasilan seorang atlet. Menurut Norris
(dalam Theodros, 2016), resiliensi atau ketangguhan dipandang sebagai unsur penting
yang dapat membentuk seorang atlet yang sukses menjadi juara. Olahraga yang
diperlombakan untuk kejuaraan, salah satunya adalah olahraga Bola Basket. Bola
Basket merupakan salah satu permainan yang digemari oleh masyarakat di Indonesia
khususnya para pelajar, meskipun pamor olahraga ini masih di bawah permainan
sepak bola dan bola voli secara umum. Bola basket merupakan salah satu dari sekian
banyak jenis permainan yang termasuk dalam kategori bola besar yang mengalami
perkembangan cukup pesat, hal ini disebabkan karena jenis olahraga ini bukan hanya
sebagai olahraga prestasi tetapi juga sebagai salah satu olahraga pendidikan ataupun
sebagai olahraga rekreasi. Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI)
adalah induk 3 organisasi Bola Basket yang bertugas untuk mengelola cabang
olahraga bola basket di masing-masing daerah. Salah satu contohnya yaitu PERBASI
Kabupaten Karanganyar selalu melakukan pemantauan prestasi pada atlet-atlet bola
basket yang bertanding pada event seperti POPDA, POPNAS, KEJURDA,
KEJURNAS, PORPROV ataupun pertandingan berskala nasional lainnya. Setiap akan
mengikuti kejuaraan, atlet-atlet basket Karanganyar ini akan menjalani proses seleksi.
Seleksi ini bertujuan untuk memilih atletatlet yang memiliki kualitas yang baik dan
memenuhi kebutuhan posisi dalam tim. Kualitas atlet bola basket ini dilihat dari
teknik dasar yang dimiliki dan kemampuan fisik saat bertanding seperti saat
mengikuti Kejurda (kejuaraan daerah), dan kejuaraan-kejuaraan yang lain. Jika teknik
dasar dan kualitas permainan dalam lapangan nya semakin baik di tiap kejuaraan
maka semakin besar pula peluangnya untuk dapat bertanding di tingkat kejuaraan
yang lebih tinggi, seperti Sea Games dan bahkan olimpiade. Konsep seleksi ini
membuat atlet harus berusaha untuk meningkatkan prestasinya dengan terus
memperbaiki fisik dan skill yang dimilikinya, karena jika prestasinya tidak meningkat
posisinya akan digantikan oleh atlet basket lain yang memiliki prestasi lebih baik dari
dirinya. Oleh karena itu, atlet basket akan selalu dituntut untuk menunjukkan

6
kemampuan terbaiknya. Atlet-atlet basket terbaik daerah biasanya akan menjalani
Pemusatan Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) yang diselenggarakan
oleh PERBASI Karanganyar. 4 PERBASI Kabupaten Karanganyar juga berusaha
mendapatkan bibit-bibit atlet bola basket dengan mendirikan Sekolah Bola Basket
yang dibuka untuk umum dari SD sampai SMA, membuat Club Basket yang diberi
nama Karanganyar Warior (Club Basket Putri) dan Triple V (untuk Club basket
Putra). Hal ini dilakukan untuk menyiapkan kemampuan atlet agar performanya
semakin baik selama pertandingan.

B. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot
rangka yang membutuhkan kalori lebih besar daripada pengeluaran energi saat
istirahat. Aktivitas fisik yang tidak dilakukan secara terstruktur dan terencana disebut
aktivitas fisik sehari – hari, sedangkan aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur
dan terencana disebut latihan jasmani (Pascatello et al, 2014).
Klasifikasi aktivitas fisik berdasarkan kebutuhan energi terbagi atas aktivitas
fisik ringan, sedang dan berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang
menggerakkan tubuh, sama dengan aktivitas sehari-hari meliputi berjalan kaki dan
pekerjaan rumah tangga. Aktivitas fisik sedang merupakan kegiatan yang
membutuhkan gerakan otot yang terus menerus dengan intensitas ringan, seperti
bersepeda, berlari kecil dan berjalan cepat. Aktivitas fisik berat merupakan
pergerakan tubuh yang memerlukan banyak gerakan otot dan pembakaran kalori yang
besar meliputi kegiatan seperti berenang, naik gunung, dan angkat beban (Linder,
1992). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskeda) tahun 2007, 48,2% penduduk
Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan tingkat pendidikan, semakin
tinggi pendidikan semakin tinggi prevalensi kurang aktivitas fisik. Tujuan utama
melakukan aktivitas fisik adalah untuk mendapatkan kesehatan, kebugaran tubuh dan
rekreasi (CDC, 2010). Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi
kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit
diabetes (Powers dan Jackson, 2008). Aktivitas fisik juga dapat berdampak negatif
apabila dilakukan berlebihan pada individu yang tidak terkondisi atau tidak terbiasa
melakukan aktifitas fisik yang akan mengakibatkan kerusakan akibat stres oksidatif
dan cedera otot (Evans, 2000). Menurut Ji dan Leitchweis (1997), selama aktifitas
fisik maksimal, konsumsi oksigen seluruh tubuh meningkat sampai 20 kali, sedangkan

7
konsumsi oksigen pada serabut otot diperkirakan meningkat 100 kali lipat.
Peningkatan ambilan oksigen pada sel otot yang aktif, meningkatkan produksi radikal
bebas yang menyebabkan terjadinya stres oksidati

C. Pengertian Hb
Hemoglobin adalah suatu protein majemuk yang mengandung unsur non
protein yaitu heme yang terdapat pada sel darah merah dan yang memberi warna
merah pada darah yang berfungsi untuk mengatur pertukaran oksigen dengan
karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh. Kadar hemoglobin adalah kadar
normal hemoglobin pada darah yang teah ditentukan oleh World Health Organization
(WHO).
Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat
molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme. Hemoglobin
mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia, yakni
pengangkutan oksigen dari organ respirasi ke jaringan perifer dan pengangkutan
karbondioksida dan berbagai proton dari jaringan perifer ke organ respirasi untuk
selanjutnya diekskresikan ke luar.
Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan
sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hemoglobin adalah kompleks
protein-pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan
terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme
yang mengandung besi fero dan empat rantai globin (Brooker, 2001).
Kadar hemoglobin mampu memberikan kebutuhan oksigen yang tinggi untuk
diedarkan keseluruh tubuh, mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh, mampu
melakukan aktivitas fisik yang baik, serta menunjang kebugaran jasmani seseorang.
Kadar hemoglobin bukan satu-satunya faktor yang menentukan tingginya kebugaran
jasmani pemaiin, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu diantaranya
genetik, umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, status kesehatan, kecukupun
istirahat, dan kebiasaan
Menurut Depkes RI (dalam Astuti, 2009) fungsi hemoglobin antara lain :
1) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan-jaringan
tubuh.

8
2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh tubuh untuk
dipakai sebagai bahan bakar.
3) Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme
ke paru-paru untuk dibuang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan
darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin.
Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut
anemia.
Hemoglobin didalam darah membawa okigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk
dikeluarkan dari tubuh, hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel
darah merah. Uraian singkat tentang pengertian dan fungsi hemoglobin diatas dapat
ditarik kesimpulan apabila kadar hemoglobin yang tidak normal maka akan
mempengaruhi kesehatan seseorang serta mengganggu proses sirkulasi darah yang
ada dalam tubuh.
Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal pada laki-laki dan perempuan berbeda.
Kadar normal hemoglobin (Hb) pada laki-laki adalah 13 gr/dL sedangkan kadar
normal hemoglobin pada perempuan adalah 12 gr/dL. Anemia merupakan salah satu
kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam
tubuh terlalu rendah. Hal ini akhirnya menyebabkan masalah kesehatan karena
kurangnya hemoglobin pada darah akan menyebabkan terganggunya supply oksigen
ke da Anemia merupakan sebuah tanda dari suatu proses penyakit yang biasanya
digolongkan sebagai kronis maupun akut. Anemia kronis terjadi selama jangka waktu
yang panjang sedangkan anemia akut terjadi dengan cepat. Penentuan anemia tersebut
akut atau kronis dapat dilihat dari gejala yang timbul, pada anemia kronis gejala
biasanya dimulai secara perlahan dan bertahap. 2 Sedangkan pada anemia akut gejala
biasanya ditemukan mendadak dan cenderung lebih berat (Proverawati, 2011).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar
di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara miskin. Kekurangan zat besi
tidak terbatas pada remaja status sosial ekonomi pedesaan yang rendah tetapi
menunjukkan peningkatan prevalensi di masyarakat yang makmur dan berkembang.
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat diseluruh dunia. lam tubuh
(Proverawati, 2011).

9
D. Metode pemeriksaan HB
Banyak cara-cara yang ditemukan untuk menentukan nilai hemoglobin (Hb).
Sampai sekarang belum ada satu carapun yang dapat dipercaya hasilnya 100%, mudah
dikerjakan dan sederhana. Beberapa cara ini adalah:
1. Metode Sahli
Cara sahli paling banyak dipakai di Indonesia dengan kesalahan ± 10%. Walaupun
cara ini tidak tepat 100% akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk
mengetahui apakah seseorang kekurangan Hb (darah). Prinsip pemeriksaan Hb
cara sahli yaitu hemoglobin oleh asam chlorida (0,1 N) diubah menjadi acid
hematin yang warnanya sawo matang. Dengan air suling warna ini diencerkan
sampai warnanya sama dengan warna standard pada hemometer. Kadar Hb dibaca
pada tabung sahli (tabung pengencer). Tiap hemometer (sahli) terdiri dari alat
pembanding warna, tabung pengencer, pipet darah (20µl), pipet pengencer darah
(Dep kes RI, 1989). Kelemahan dari metode ini adalah kenyataan bahwa
kolorimetri visual tidak teliti, bahwa hematin asam itu bukan merupakan 8 vi vi
larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat distandardkan. Cara ini juga kurang
baik karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam,
misalnya karboxyhemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin
(R.Gandasoebrata, 2007)
2. Metode Sianmethemoglobin
Di laboratorium klinik, kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan berbagai cara,
diantaranya dengan cara kolorimetrik seperti cara sianmethemoglobin (HiCN) dan
cara oksihemoglobin (HbO2). International Committee for Standardization in
Haematology (ICSH) menganjurkan pemeriksaan kadar hemoglobin cara
sianmethemoglobin (Riadi Wirawan dan Erwin Silman, 1996). Cara ini sangat
bagus dan teliti untuk laboratorium 10 viii viii rutin karena standard
sianmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli.
Ketelitian cara ini dapat mencapai ± 2%. Prinsip pemeriksaan hemoglobin dengan
metode cyanmethemoglobin adalah hemoglobin darah diubah menjadi
sianmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam larutan yang berisi kalium
ferrisianida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada gelombang 546
nm (filter hijau) dengan program C/F dan faktor 36,77. Larutan drabkin yang
dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin

10
dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak
berubah dan karena itu tidak ikut diukur (R.Gandasoebrata, 2007).
3. Metode Flow Cytometry
Pemeriksaan hitung kadar hemoglobin metode otomatis menggunakan alat
Hematology Analyzer. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometry, yaitu
metode pengukuran jumlah dan sifat-sifat sel yang dialirkan oleh aliran cairan
melalui celah sempit. Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa
sehingga sel dapat lewat satu per satu , kemudian dilakukan perhitungan jumlah
sel dan ukurannya (Puspitasari, 2016)

Pemeriksaan hemoglobin perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi


stabilitas sampel darah sehingga tidak terjadi penyimpangan hasil pemeriksaan.
Faktor tersebut adalah suhu, lama penyimpanan, kontaminasi, pengaruh sinar dan
penguapan. Apabila dari kedua pemeriksaan hemoglobin ini menunjukkan hasil yang
sama, maka metode tidak langsung yang menggunakan kertas saring dapat
digunakan sebagai alteratif dalam pemeriksaan hemoglobin bila tempat pengambilan
sampel jauh dari laboratorium (Widman, 1987). Pengumpulan atau pengambilan
sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan
kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.Sample darah untuk
pemeriksaan hematologi (pemeriksan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena
ataupun darah kapiler (Corwin, 2000).

11

Anda mungkin juga menyukai