Anda di halaman 1dari 7

INFEKSI MENULAR LEWAT

TRANSFUSI DARAH
(IMLTD)

Nama : Elisabeth A. Ratu


NIM : 711345319009
Tingkat : 3B
Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah

IMLTD adalah penyakit / infeksi yang


dapat ditularkan melalui pelayanan
transfusi darah.
Setiap kantong darah yang disumbangkan harus diuji saring terhadap IMLTD dan
hanya dikeluarkan jika hasilnya non reaktif.

Uji saring harus secara formal disetujui untuk digunakan dan paling sedikit untuk
mendeteksi petanda infeksi, antara lain :
1. Hepatitis B surface antigen (HBsAg),
2. antibodi HIV 1/HIV 2 (anti-HIV1/HIV2),
3. antibodi Hepatitis C (anti-HCV) dan
4. Sifilis.
5. Malaria
6. Demam Berdarah Dengue

Sebagian besar penularan penyakit di atas dapat melalui sentuhan antara luka
terbuka, hubungan seksual, transfusi darah, obat intravena atau jarum suntik, hingga
vertikal darah ibu ke janin melalui infeksi perinatal, intrauterin, serta transfusi darah
tersebut.
Untuk menular melalui darah, agen infeksi biasanya
memiliki karakteristik sebagai berikut :

Kehadiran dalam darah untuk waktu yang lama, kadang-


kadang dengan titer tinggi

Stabil dalam darah jika disimpan pada 4ºC atau lebih


rendah

Masa inkubasi lama sebelum munculnya tanda-tanda klinis

Fase asimtomatik atau gejala hanya ringan dalam donor


darah, maka tidak dapat diidentifikasi selama proses seleksi
donor darah
Untuk meminimalkan risiko penularan infeksi melalui transfusi, dilakukan strategi sebagai
berikut :
1). Semua darah dan sumbangan apheresis seluruhnya harus diskrining untuk bukti adanya infeksi
sebelum darah dan komponen darah diberikan untuk penggunaan klinis atau manufaktur.
2). Semua darah sumbangan harus wajib untuk melakukan skrining sebagai berikut:
- HIV-1 dan HIV-2: skrining baik untuk kombinasi antigen-antibodi HIV atau antibodi HIV
- Hepatitis B: skrining untuk antigen permukaan hepatitis B (HBsAg)
- Hepatitis C: skrining baik untuk kombinasi antigen-antibodi HCV atau antibodi HCV
- Sifilis (Treponema pallidum): skrining untuk antibodi Treponema tertentu.
3). Skrining penyumbangan untuk infeksi lain, seperti yang menyebabkan malaria atau penyakit
Chagas, harus didasarkan pada bukti epidemiologi lokal.
4). Skrining harus dilakukan dengan menggunakan tes yang sangat sensitif dan spesifik yang telah
secara khusus dievaluasi dan divalidasi untuk skrining darah.
5). Kualitas skrining harus menjamin semua sumbangan menggunakan dengan metode serologi
sebelum menggunakan teknologi tambahan seperti pengujian asam nukleat.
6). Hanya darah dan komponen darah yang reaktif di semua tes skrining untuk semua penanda harus
dihilangkan agar tidak dipakai untuk penggunaan klinis atau manufaktur.
7). Semua unit reaktif harus ditandai jelas (dilabel) dan dihilangkan dari stok karantina dan disimpan

secara terpisah dengan aman sampai unit dibuang atau disimpan untuk tujuan jaminan kualitas
atau penelitian sesuai dengan kebijakan nasional.
Jenis Utama dari uji yang digunakan untuk skrining
darah adalah :
1. Immunoassays (IAS)
 Enzim Immunoassay (EIAs)
 Chemiluminescent Immunoassays (CLIAs)
 Hemaglutinasi (HA) / Tes Partikel Aglutinasi (PA)
 Tes Cepat / Sederhana sekali pakai (Rapid Test)

2. Tes teknologi amplifikasi asam nukleat (NAT)


Tes teknologi amplifikasi asam nukleat (NAT) , seperti yang
diterapkan untuk skrining darah, mendeteksi keberadaan asam
nukleat virus berbentuk DNA atau RNA dalam darah donor
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai