Anda di halaman 1dari 8

1

IMUNUSEROLOGI
PEMERIKSAAN HAV IgG/IgM



OLEH :
KELOMPOK 1 GENAP
1. PUTU AYU BINTANG UTAMI (P07134012002)
2. NI WAYAN DESI JUMATI (P07134012004)
3. I NYOMAN BAYU DISASTRA (P07134012006)
4. NI WAYAN SINTYA DEWI (P07134012008)
5. NI PUTU ANUGERAH ENI (P07134012010)
6. NI KADEK RATNAYANTI (P07134012014)


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014

2

PEMERIKSAAN HAV IgG/IgM

I. TUJUAN
1.1 Tujuan Instruksional Umum
1. Untuk mengetahui pemeriksaan Imunoserologi yang tepat untuk penegakan
diagnosis infeksi virus Hepatitis A.
2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pemeriksaan tes HAV
IgG/IgM untuk penegakan diagnosis virus Hepatitis A.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
1. Untuk dapat melakukan pemeriksaan HAV IgG/IgM untuk penegakan diagnosis
virus Hepatitis A secara kualitatif.
2. Untuk dapat mengetahui adanya antibodi spesifik terhadap virus Hepatitis A.
3. Untuk dapat menginterpretasikan hasil yang didapatkan melalui tes HAV
IgG/IgM.

II. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode imunokromatografi
rapid tes secara kualitatif.

III. PRINSIP
SD BIOLINE HAV IgG / IgM Rapid Test dirancang untuk mendeteksi secara
bersamaan dan membedakan antibodi IgG dan IgM terhadap virus Hepatitis A pada serum
atau plasma manusia. Perangkat uji SD BIOLINE HAV IgG / IgM memiliki 3 garis yaitu, 'G'
(HAV garis uji IgG), 'M' (garis uji HAV IgM) dan 'C' (jalur kontrol) pada permukaan
membran pada perangkat uji. Ketiga garis tersebut tidak akan muncul jika sampel belum
diaplikasikan. Garis Control digunakan untuk kontrol prosedural. Garis kontrol harus selalu
muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen uji garis kontrol bekerja dengan
baik. Garis berwarna ungu pada garis 'G' dan garis 'M' akan muncul pada jendela hasil jika
terdapat antibod IgG dan/atau IgM yang cukup di dalam sampel yang diperiksa. Membrane
tes dilapisi colloidal gold conjugate yang berupa antibodi spesifik yang dapat bereaksi
dengan antigen virus HAV pada sampel pasien. Ikatan antigen antibodi ini akan bermigrasi
secara kromatografi ke daerah garis uji dan membentuk garis warna sebagai kompleks
partikel emas ikatan antibodi-antigen-antibodi. Jika antibodi IgG dan/atau IgM terhadap virus
3

hepatitis A tidak hadir dalam sampel, tidak akan ada tampilan warna pada garis 'G' dan/atau
'M'.

IV. DASAR TEORI

4.1 Hepatitis A
Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus
yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati
manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis
A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung
lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. namun disini kita akan
membahas pada fokus artikel penyakit Hepatitis A,B dan C. (Corwin,Elizabeth, 2000)
Penyakit Hepatitis A Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang
ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus
Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya
melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual
atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air
yang dicemari oleh kotoran manusia penderita. (Corwin,Elizabeth, 2000)
Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak
penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan
gejala terserang penyakit Hepatitis A. Gejala Hepatitis A Pada minggu pertama,
individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam,
hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat.
Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang
lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A Penderita yang menunjukkan gejala
hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih
dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera
mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari
gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin
untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang
mengurangi rasa mual dan muntah.


4

4.2 Virus Hepatitis A
Virus hepatitis A merupakan Enterovirus RNA berukuran 27 nm, bentuk kubus
dan simetris. Penyakit hepatitis A dulu dinamakan hepatitis infeksiosa atau hepatitis
berinkubasi pendek. Penularan virus hampir selalu melalui jalur fekal-oral. Masa
inkubasi untuk HAV biasanya 2-6 minggu. HAV tidak tidak berhubungan dengan
penyakit hati kronis. (Handojo, Indo. 2004)






Struktur antigen Virus Hepatitis A
Virus hepatitis A merupakan virus RNA yang tergolong dalam virus picorna.
Virus hepatitis A berbentuk okosahedral dan tidak berbungkus. RNA dari virus ini
diliputi oleh kapsid yang terdiri dari polipeptida virus : VPI sampai dengan VP4.
Dibawah mikroskop electron tampak penuhatau kosong. Lipid bukan merupakan
komponen integral dari virus Hepatitis A yang stabil dengan pengelohan eter, asam
dan panas (560C selama 30 menit). Infektifitanya dapat dipertahankan selama
bertahun-tahun pada suhu 200C. HAV mengandung 3 polipeptida utama dengan berat
molekul 34.000,25.000 dan 23.000 sama seperti yang dimiliki oleh virus Entero.
(Handojo, Indo. 2004)

4.3 Diagnosis Hepatitis A
Diagnosis hepatitis A dibuat atas pengamatan klinis dan laboratorium.
Penderita lesu, anoreksia, demam dan mual. Aminotransferase dan bilirubinemia
hampir selalu ada; fosfatase alkali dan bilirubin direk sering tinggi. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan uji serologis. (Hardjoeno. 2007)
5

Antibody yang pertama dibuat ,dan amat patogmonik untuk Hepatitis A aialah
lgM anti-HAV. Titer dari lgM anti-HAV akan terus meningkat, dan mencapai
puncaknya satu minggu setelah timbulnya gejala penyakit, kemudian titer akan turun
secara perlahan-lahan dan mencapai negative setelah minggu kedelapan ,dan diganti
oleh lgG anti-HAV.
IgG anti-HAV mulai timbul setelah fase akut dari Hepatitis A lewat. Titernya
umumnya meningkat dalam 3-6 bulan setelah infeksi, dan mencapai puncaknya 1-2
bulan setelah timbulnya gejala penyakit. Antibody ini bertahan lama sampai bertahun-
tahun, bahkan sampai seumur hidup.
Dari segi diagnostic adanya lgG anti-HAV tidak memegang peranan yang
berarti untuk menyatakan adanya penyakit yang akut, namun mempunyai arti yang
penting sebagai petunjuk timbulnya kekebalan.







Pemeriksaan untuk anti-HAV total sebaiknya digunakan untuk menyaring
infeksi lama dan pembuktian adanya imunitas pada orang yang mengunjungi daerah
berisiko tinggi atau melakukan pekerjaan berisiko tinggi. Antibodi terhadap hepatitis
A dapat ditemukan dengan tehnik immunoassay, seperti enzyme immunoassay (EIA),
enzyme linked immunoassay (ELISA), enzyme linked fluorescent assay (ELFA), atau
radioimmunoassay (RIA). Membuktikan adanya viremia tidak mungkin, sedangkan
untuk menyatakan virus dalam tinja diperlukan pemeriksaan mikroskop elektron.
(Manaba Faizin. 2001)
Spesimen yang digunakan untuk deteksi anti HAV adalah serum atau plasma
(lithium heparin, EDTA, dan sitrat). Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung
6

bertutup merah (tanpa antikoagulan), tutup hijau (heparin), tutup ungu (EDTA) atau
tutup biru (sitrat). Pusingkan sampel darah, dan pisahkan serum atau plasma dari
darah untuk diperiksa laboratorium. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau
cairan.
Spesimen hemolisis, lipemia, atau ikterik (hiperbilirubinemia) dapat
mempengaruhi pengujian. Jika memungkinkan, pengambilan sampel darah yang baru.
Spesimen dapat disimpan pada suhu 2-8oC sampai dengan 7 hari, dan untuk waktu
yang lama dapat disimpan beku pada suhu -25 6oC. Hindari pembekuan dan
pencairan (thawing) spesimen berkali-kali. Anti koagula seperti heparin, EDTA dan
sodium sitrat tidak mempengaruhi tes. Gunakan pipet kapiler disposable atau Tip
pipet secara terpisah untuk setiap sampel untuk mencegah kontaminasi silang dari
setiap sampel yang dapat berakibat hasil yang salah. (Manaba Faizin. 2001).

Batasan pengujian HAV
1. Pengujian mendeteksi kehadiran antibody terhadap virus Hepatitis A dalam
specimen dan tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya kriteria dalam
mendiagnosis infeksi virus Hepatitis A.
2. Diagnosis infeksi akut virus Hepatitis A dikonfirmasi selama fase akut atau
fase pemulihan dari infeksi dengan kehadiran IgM anti-Hepatitis A virus
dalam serum atau plasma. IgM anti-Hepatitis A virus umumnya menghilang
dalam 6 bulan setelah kemunculan gejala. IgG anti-Hepatitis A virus muncul
pada fase pemulihan dari infeksi, tetap ada seumur hidup seseorang, dan
memberikan pertahan yang tetap terhadap penyakit.
3. Kehadiran total virus Hepatitis A atau ketiadaan IgM anti_hepatitis A virus
mengindikasikan imunitas konsisten baik dengan infeksi atau pun vaksiasi
terdahulu.
4. Seseorang yang hasil tesnya positif untuk IgM anti-Hepatitis A virus lebih dari
1 tahun setelah infeksi dilaporkan, memiliki kemungkinan terbesar hasil positif
palsu untuk orang tanpa bukti infeksi virus Hepatitis A terbaru
5. Hasil negative dapat terjadi jika jumlah IgG dan/atau IgM anti-Hepatitis A
yang terdapat dalam specimen di bawah batas deteksi dari assay, atau antibody
yang dideteksi tidak ada selama tahap penyakit pada saat pengambilan sampel
6. Seperti semua uji diagnostic, semua hasil harus dibandingkan dengan semua
informas iklinis yang terdapat pada dokter.
7

7. Prosedur uji, tindakan pencegahan, dan inerpretasi hasil dari uji ini harus
benar-benar dikuti saat melakukan pengujian.

V. ALAT DAN BAHAN
5.1 ALAT
1. Pipet kapiler 5 L
2. Mikropipet ukuran 5 L
3. Tip mikropipet putih
4. Perangkat uji/casset SD Bioline HAV IgG/IgM

5.2 BAHAN
1. Sampel serum
2. Laruran diluents/pengencer

VI. CARA KERJA
1. Alat pelindung diri digunakan dengan baik, benar dan lengkap.
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Dibiarkan semua komponen Kit dan Sampel pada suhu ruang 15-30
0
C sebelum
melakukan tes.
4. Dibuka perangkat tes dari pembungkusnya, dan ditempatkan pada tempat yang
kering dan datar.
5. Dengan menggunkan pipet kapiler 5 uL atau mikropipet 5 uL sampel serum atau
plasma dimasukkan ke dalam sumur sampel yang berbentuk persegi dengan
lambang S.
6. Ditambahkan 3-4 tetes (sekitar 90-120 uL) diluent assay (pengencer) ke dalam
sumur diluents yang berbentuk bundar.
7. Hasil pengujian diinterpretasikan dalam waktu 15-20 menit.
Perhatian: Jangan membaca hasil di atas 20 menit. Pembacaan hasil yang
terlambat dapat memberikan hasil yang salah.





8

VII. INTERPRETASI HASIL
a. Negatif
Hanya garis pada kontrol yang terlihat di perangkat uji. Tidak ada antibodi igG
dan igM yang terdeteksi.
b. IgM Positif
Garis kontrol (C) dan garis IgM (M) terlihat pada perangkat uji. Ini positif untuk
antibodi IgM terhadap virus HA.
c. IgG Positif
Garis kontrol (C) dan garis IgG (G) terliht pada perangkat uji. Ini positif untuk
antibodi IgG.
d. IgG dan IgM Positif
Garis kontrol (C), garis IgM (M) dan garis IgG (G) terlihat/muncul pd perangkat
uji. Ini positif untuk keduanya antara antibodi IgM dan IgG.
e. Invalid
Garis kontrol gagal muncul. Volume sampel yang tidak cukup atau teknik
prosedur yang salah adalah kemungkinan terbesar untuk gagalnya garis kontrol
muncul pada alat uji. Ulangi tes menggunakan perangkat uji yang baru .


VIII. Daftar Pustaka

Corwin,Elizabeth,J.2000.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta.EGC
Handojo, Indo. 2004. Imunoassay Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi.
Surabaya: Airlangga University Press.
Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5. Makassar
: Hasanuddin University Press.
Manaba Faizin. 2001. Buku Ajar Patologi Umum. Edisi IV .Makassar

Anda mungkin juga menyukai