Pemeriksaan IMLTD merupakan syarat untuk darah yang didonorkan
agar tidak terjadi penularan penyakit dari donor ke resipien. IMLTD yang wajib diperiksa menurut peraturan di Indonesia meliputi HIV, HBsAg, HCV, dan Sifilis.
Semua pemeriksaan tersebut wajib dilaksanakan oleh semua Unit Donor
Darah di seluruh Indonesia. Metode screening darah yang banyak digunakan adalah Rapid Diagnostic Test, ELISA, EIA, dan CLIA, NAT, PCR.
Dari beberapa jenis metode tersebut, laboratorium harus memilih
metode dengan tingkat sensitivitas dan spesivisitas yang paling baik untuk menghindari terjadinya hasil false-negative pada darah donor. Tryponema pallidum
Sifilis adalah penyakit menular seksual
yang sangat infeksius, disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral, Treponema pallidum subspesies pallidum. Penyebaran sifilis di dunia telah menjadi masalah kesehatan yang besar dengan jumlah kasus 12 juta pertahun MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI MENULAR LEWAT TRANSFUSI DARAH HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)
HIV adalah Virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak bisa membentuk sistem kekebalan terhadap infeksi, termasuk infeksi ringan
Cara Penularan : Hubungan seksual, Penggunaan
jarum suntik/benda tajam lainnya, kontak dengan luka/darah terinfeksi, Transfusi darah, Ibu ke anaknya
Antibodi HIV dapat diperiksa walaupun belum
terjadi AIDS (asalkan sudah melewati window period / 6-12 minggu setelah masuknya virus) seleksi donor yang tepat/beresiko rendah HEPATITIS B
Cara penularan : Hubungan seksual,
Penggunaan jarum suntik/benda tajam lainnya, kontak dengan luka/darah terinfeksi, Transfusi darah, Ibu ke anaknya Masa inkubasi/belum timbul gejala 50-180 hari, tetapi virus dapat dideteksi di darah. Pemeriksaan untuk Hepatiti B : HBsAg (antigen permukaan dari Virus Hepatitis B) HEPATITIS C Cara penularan : Hubungan seksual Penggunaan jarum suntik/benda tajam lainnya, kontak dengan luka/darah terinfeksi Transfusi darah Ibu ke anaknya
Pemeriksaan untuk Hepatitis C : Anti HCV (Antibodi terhadap Virus
Hepatitis C) Gejala Klinis : Demam, sakit kuning (lebih ringan dari Hepatitis B, tetapi 50% akan menjadi kroni RDT (Rapid Diagnostic Test)
RDT merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus atau bakteri RDT adalah test cepat untuk mencari keberadaan antibodi pada darah donor karna antibodi akan terbentuk ketika seseorang terinfeksi virus/bakteri (antigen) Prinsip kerja: sampel darah dicek menggunakan rapid test kit untuk melihat adanya reaksi antibodi (zat immunoglobin) yang terbentuk ketika seseorang terinfeksi bakteri/virus RDT (Rapid Diagnostic Test)
Lakukan pemeriksaan sesuai prosedur
kerja Baca hasil pemeriksaan/interpretasi hasil 1. Reaktif : terdapat 2 garis merah pada garis control (C) dan garis pasien (T) 2. Non reaktif : terdapat 1 garis merah pada garis control (C) 3. Invalid : tidak terdapat garis merah pada garis control (C) maupun pasien(T) INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN RAPID TEST Metode lebih cepat dalam keunggulan memberikan hasil pemeriksaan Biaya lebih murah Mudah dalam melakukan pemeriksaan
Tidak dapat memberikan hasil yang
akurat dalam mendeteksi virus/bakteri dalam darah donor kekurangan Tidak bisa mendeteksi bakteri/virus pada masa window periode (waktu masuk antigen dengan terbentuknya antibodi) Cara kerja:
1.Biarkan reagensia pada suhu kamar
2.Beri identitas sampel pada membrane 3.Ambil sampel menggunakan mikropipet 10 mikro. Kemudian teteskan sampel 4.Tunggu hingga menyerap 5.Baca hasil dalam waktu 10 menit, pemeriksaan tidak boleh melebihi 30 menit TERIMAKASIH