Anda di halaman 1dari 19

Blastocystis hominis

DISUSUN OLEH:

SRI WATI UTAMI

WINASARI
KELOMPOK 9
Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukaryota

Kingdom: Chromalveolata

Phylum: Heterokontophyta

Class: Blastocystae

Order: Blastocystida

Family: Blastocystidae

Blastocystis
(Alexieff 1911)
Genus: Brumpt 1912
(Alexieff 1911)
Brumpt 1912
Hospes →
Manusia, Monyet, Kera, Babi, dan marmot

Nama penyakit →
Blastokistosis
Distribusi Geografik

Blastocystis hominis ditemukan di daerah tropik

Prevalensi Blastocystis hominis lebih tinggi pada negara berkembang


terkait dengan kebersihan diri yang kurang, paparan dari binatang,
dan konsumsi air minum yang terkontaminasi parasit. Blastocystis
hominis dapat menginfeksi tubuh manusia secara tunggal atau
terdapat parasit lain yang juga menginfeksi.
Morfologi Blastocystis hominis

Blastocystis memiliki 4 bentuk morfologi

1. Bentuk vacuolar
2. Bentuk granular
3. Bentuk amoeboid
4. Bentuk kista
Bentuk vacuolar

Paling sering ditemukan dalam tinja ataupun biakan

Ditengah terdapat struktur yang mirip vakuol


(tampak transparan)

Vakuol disebut juga disebut benda sentral, yang


dikelilingi oleh sitoplasma perifer yang mengandung
nukleus, mitokondria,dan badan golgi.

Inti berjumlah 1-4


Bentuk granular

Sel berisi granula


Stadium ini dibentuk dari sadium vakuolar
Fungsi belum diketahui
Bentuk amoeboid

Bentuk tidak teratur


Banyak ditemukan dalam tinja ataupun biakan
Mirip leukosit
Aktivitas ameboid sukar dilihat
Bentuk kista
Bentuk kista polimorfik, tetapi kebanyakan tampak oval
atau sirkular, dengan atau tanpa lapisan membran di
sebelah luarnya, yang mudah lepas bila sediaan
mengering.
Kista mengandung mitokondria dan inti.
Benda-benda halus dan kasar mungkin tampak di antara
lapisan membran dan kista.
Fungsinya tidak jelas, tetapi mungkin berperan pada
perkembangan stadium selanjutnya.
Diameter kista ini 6,65 mikron.
Bentuk kista adalah bentuk yang paling resisten parasit
ini dan mampu bertahan dalam kondisi kasar karena
dinding kista yang berlapis-lapis tebal.
Siklus hidup

Ada 4 macam pembelahan: balah pasang,


plasmotomi, skizogoni dan endodiogeni.

Pada manusia biasanya terjadi belah pasang.


Siklus hidup dan transmisi Blastocystis hominis
masih dalam investigasi, sehingga belum
sepenuhnya diketahui. Selain itu, metode
reproduksinya juga masih belum jelas, beberapa
diusulkan dengan pembelahan biner,
plasmotomi,skizogoni dan sporogoni. Pembelahan
biner adalah cara reproduksi yang paling mungkin.
Hospes menelan kista
Kista mengalami ekskitasi karena pajanan asam
lambung dan enzim intestin dan mengeluar kan
vakuolar
Vakuolar bermultiplikasi secara aseksual dan akan
berdiferensiasi menjadi 2 bentuk yakni
multivakuolar dan ameboid.
Bentuk multivakuolar akan berkembang menjadi
prekista kemudian mengalami skizogoni dan
berubah menjadi kista dinding tipis. Apabila kista
berding tipis ini ruptur maka akan bertanggung
jawab untuk rute autoinfeksi.
Bentuk ameboid juga akan berkembang menjadi
prekista dan mengalami skizogoni akan tetapi
bentuk skizogoni ini akan berubah menjadi kista
berdindig tebal yang merupakan bentuk infektif dari
Blastocystis hominis.
Gejala klinis

Gatal-gatal pada anus, diare, gas dalam perut yang


berlebihan, penurunan berat badan, sakit perut,
Menghasilkan diare spesifik, mual, anoreksia dan
kelelahan, namun tidak semua orang yang
memperoleh ini menunjukkan gejala terkait infeksi
parasit.
Diagnosa

Diagnosis infeksi B. hominis ditegakkan dengan


menemukan B. hominis di dalam tinja dengan
pemeriksaan langsung, pewarnaan trikrom, teknik
kinyoun acid fast. Untuk meningkatkan sensitifitas
dapat dilakukan konsentrasi dengan larutan
formalin etil asetat.
Pencegahan

Pencegahan infeksi dengan sanitasi lingkungan dan


perorangan, serta mencegah pencemaran makanan
dengan tinja dan selalu memasak air minum hingga
matang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai