KONSEP MENUA
OLEH KELOMPOK 4 :
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan “KEPERAWATAN GERONTIK”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, supaya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepanya dapat lebih baik lagi dan semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Makalah ini kami sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penuan ............................................................................................... 7
2.1.1 Teori – Teori Penuan .................................................................................. 8
2.2 Proses Yang Terjadi Pada Proses Penuan ............................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya
(Nursal, 2009). Proses menua menyebabkan terjadinya perubahan anatomis dan fisiologis
sehingga usia lanjut rentan mengalami gangguan (impairement), ketidakmampuan
(dissability), meningkat menjadi tidak dapat menjalankan beberap fungsi (disfunction), dan
timbulnya rintangan (handicap) (Rochmah dan Soedjono, 2001).
Mekanisme dan faktor-faktor yang mendasari proses menua masih dalam
perdebatan. Banyak teori telah diajukan untuk mencoba menerangkan tentang proses
menua. Makalah ini mencoba menerangkan beberapa teori menua (aging theory) yang
dianggap dapat memenuhi dari aspek biologi, sosial, psikologi, dan psikososial. Teori
tersebut merupakan teori yang dianggap masuk akal (plausible), yang mendapat dukungan
luas, baik secara teoritis, maupun oleh data eksperimental untuk menerangkan proses
menua.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
a. Untuk menambah wawasan penulis agar lebih mengetahui tentang teori – teori
penuaan
2. Bagi pembaca:
5
b. Untuk menambah wawasan pembaca agar lebih mengetahui tentang teori – teori
penuaan
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tahap subklinik (usia 25-35 tahun). Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh
mulai menurun, yaitu hormon testosteron, growth hormon dan hormon estrogen.
Pembentukan radikal bebas dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh.
Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar, karena itu pada usia ini dianggap usia muda
dan normal.
2. Tahap transisi (usia 35-45 tahun): Pada tahap ini kadar hormon menurun sampai 25%.
Massa otot berkurang sebanyak satu kilogram tiap tahunnya. Pada tahap ini orang mulai
merasa tidak muda lagi dan tampak lebih tua. Kerusakan oleh radikal bebas mulai merusak
7
ekspresi genetik yang dapat mengakibatkan penyakit seperti kanker, radang sendi,
berkurangnya memori, penyakit jantung koroner dan diabetes.
3. Tahap klinik (usia 45 tahun ke atas): Pada tahap ini penurunan kadar hormon terus
berlanjut yang meliputi DHEA, melatonin, growth hormon, testosteron, estrogen dan juga
hormon tiroid. Terjadi penurunan bahkan hilangnya kemampuan penyerapan bahan
makanan, vitamin dan mineral. Penyakit kronis menjadi lebih nyata, sistem organ tubuh
mulai mengalami kegagalan.
2.1.1 Teori Penuaan
Teori biologis proses penuaan
a. Teori radikal bebas
Teori radikal bebas pertama kali diperkenalkan oleh Denham Harman pada tahun 1956,
yang menyatakan bahwa proses menua adalah proses yang normal, merupakan akibat
kerusakan jaringan oleh radikal bebas. Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi
elektron tidak berpasangan. Karena elektronnya tidak berpasangan, secara kimiawi radikal
bebas akan mencari pasangan elektron lain dengan bereaksi dengan substansi lain terutama
protein dan lemak tidak jenuh. Sebagai contoh, karena membran sel mengandung sejumlah
lemak, ia dapat bereaksi dengan radikal bebas sehingga membran sel mengalami perubahan.
Akibat perubahan pada struktur membran tersebut membran sel menjadi lebih permeabel
terhadap beberapa substansi dan memungkinkan substansi tersebut melewati membran
secara bebas. Struktur didalam sel seperti mitokondria dan lisosom juga diselimuti oleh
membran yang mengandung lemak, sehingga mudah diganggu oleh radikal bebas.
Sebenarnya tubuh diberi kekuatan untuk melawan radikal bebas berupa antioksidan yang
diproduksi oleh tubuh sendiri, namun antioksidan tersebut tidak dapat melindungi tubuh
dari kerusakan akibat radikal bebas tersebut (Setiati et.al, 2009).
b. Teori imunologis
Penurunan atau perubahan dalam keefektifan sistem imun berperan dalam penuaan. Tubuh
kehilangan kemampuan untuk membedakan proteinnya sendiri dengan protein asing
sehingga sistem imun menyerang dan menghancurkan jaringannya sendiri pada kecepatan
yang meningkat secara bertahap. Disfungsi sistem imun ini menjadi faktor dalam
perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit kardiovaskular, serta
infeksi (Potter dan Perry, 2006).
8
c. Teori DNA repair
Teori ini dikemukakan oleh Hart dan Setlow. Mereka menunjukkan bahwa adanya
perbedaan pola laju perbaikan (repair) kerusakan DNA yang diinduksi oleh sinar ultraviolet
(UV) pada berbagai fibroblas yang dikultur. Fibroblas pada spesies yang mempunyai umur
maksimum terpanjang menunjukkan laju DNA repair terbesar dan korelasi ini dapat
ditunjukkan pada berbagai mamalia dan primata (Setiati et.al, 2009).
d. Teori genetika
Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama di pengaruhi oleh pembentukan
gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik. Menurut teori genetika adalah
suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu
mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan
panjang usia ditentukan sebelumnya (Stanley dan Beare, 2006).
e. Teori wear-and-tear
Teori wear-and- tear (dipakai dan rusak) mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik
atau zat nutrisi dapat merusak sintensis DNA, sehingga mendorong malfungsi organ tubuh.
Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu
jadwal. Sebagai contoh adalah radikal bebas, radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh
sistem enzim pelindung pada kondisi normal (Stanley dan Beare, 2006).
2.2 Perubahan yang terjadi di proses penuaan menurut bio, psiko, social, spiritual, kultural
a. Perubahan biologis meliputi :
1. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah mengakibatkan jumlah
cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah
keriput serta muncul garis-garis yang menetap.
2. Penurunan indra penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga dihubungkan
dengan kekurangan vitamin A vitamin C dan asam folat, sedangkan gangguan pada
indera pengecap yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan
nafsu makan, penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran
fungsi sel syaraf pendengaran.
3. Dengan banyaknya gigi geligih yang sudah tanggal mengakibatkan ganguan fungsi
mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
9
4. Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
perut kembung nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut. Penurunan mobilitas
usus dapat juga menyebabkan susah buang air besar yang dapat menyebabkan wasir
5. Kemampuan motorik yang menurun selain menyebabkan usia lanjut menjadi lanbat
kurang aktif dan kesulitan untuk menyuap makanan dapat mengganggu aktivitas/
kegiatan sehari-hari.
6. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan penurunan daya
ingat jangka pendek melambatkan proses informasi, kesulitan berbahasa kesultan
mengenal benda-benda kegagalan melakukan aktivitas bertujuan apraksia dan
ganguan dalam menyusun rencana mengatur sesuatu mengurutkan daya abstraksi
yang mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut
dimensia atau pikun.
7. Akibat penurunan kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran nutrisi sampai dapat terjadi
hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
8. Incotenensia urine diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut yang mengalami IU sering
kali mengurangi minum yang mengakibatkan dehidrasi.
b. Proses penuaan psikologis
Pada usia lanjut juga terjadi yaitu ketidak mampuan untuk mengadakan penyesuaian–
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya antara lain sindroma lepas jabatan sedih
yang berkepanjangan. Aspek psikologis di kenal isu yang erat hubunganya dengan lansia
yaitu teori mengenai timbulnya depresi, gangguan kognitif, stress serta koping.
c. Proses penuaan Sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori interaksi
sosial, teori penarikan diri dan teori perkembangan. Lingkungan social sangat
mempengaruhi proses penuaan karena lingkungan social yg nyaman dan bebas dari
penyakit menular akan meningktkan derajat Kesehatan.
d. Proses penuaan Spiritual.
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan dan
Agama yang dianut lansia, terutama bila lansia dalam keadaan sakit.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penuaan adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-lahan
untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur, serta fungsi normalnya.
Akibatnya tubuh tidak dapat bertahan terhadap kerusakan atau memperbaiki kerusakan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penuaan, salah satu faktor eksternal yang dapat
menyebabkan penuaan karena pola hidup yang tidak sehat yaitu merokok. Merokok sudah
menjadi kebiasaan masyarakat di seluruh dunia yang susah dihilangkan. Asap rokok
mengandung banyak zat yang mengandung radikal bebas yang dapat menimbulkan stres
oksidatif yang akan merusak sel-sel tubuh. Apabila faktor-faktor penyebab penuaan dapat
dihindari, proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat bahkn mungkin dihambat dan
kualitas hidup dapat dipertahankan.
Ada beberapa proses penuan yaitu:
1. Proses penuaan biologis
2. Proses penuaan psikologis
3. Proses penuaan Sosial
4. Proses penuaan Spiritual.
3.2 SARAN
Semoga dengan makalah ini untuk yang membaca bisa memahaminya,dan bisa menerapkan
konsep keluarga dengaan baik, jika ada kekurangan penulisan dalam pembuatan mohon di
makluminya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bebi, Romansus. 2010. Kesejahteraan Usia lanjut Masa Depan : Sehat, Produktif, dan Mandiri.
Warta Demografi. vol 31(1).
Doewes, Muchsin. 2012. Penuaan dan Kapasitas Kerja. Jakarta: Penerbit buku EGC.
Rochmah, Wasilah dan Aswin, Soedjono. 2011. Tua dan Proses Menua. Berkala Ilmu
Kedokteran. vol 33(4) : 221-227.
12