Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DEFISIT KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

OLEH

GDE DIPTA DHIATMIKA

219012684

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2021
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan

Defisit Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

A. Konsep Dasar Penyakit


I. Definisi/Pengertian
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di
lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik
maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan
kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk (Haswita,2017)

Tujuan perawatan personal Hygiene adalah :

a. Meningkatkan derajat kesehatan orang


b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal Hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene :

1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Ganggua fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikologis
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
II. Jenis Personal Hygiene
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa jenis Personal
Hygiene , yaitu:

a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan


Personal hygiene dapat dibagi menjadi 4 (empat) :

1. Perawatan dini hari Merupakan perawatan dari yang dilakukan pada waktu
bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti persiapan dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine/feses) dan mempersiapkan pasien
melakukan sarapan.
2. Perawatan pagi hari Perawatan yang digunakan setelah melakukan sarapan
pagi, perawat melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi (mandi,bab, dan bak) sampai merapihkan tempat tidur pasien.
3. Perawatan siang hari Setelah makan siang melakukan pearwatan diri antara
lain, mencuci piring, membersihkan tangan dan mulut. Setelah itu,
Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan serta membersihkan tempat tidur pasien.
4. Perawatan menjelang tidur Perawatan yang dilakukan saat menjelang tidur
agar pasien dapat beristirahat dengan nyaman seperti, mencuci tangan,
membersihkan wajah dan menyikat gigi.
b. Berdasarkan Tempat
1. Personal Hygiene pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman, sehingga diperlukan perawatan
yang baik dan bermanfaat sebagai:

a) Mengatur keseimbangan tubuh dan membantu produksi keringat serta


penguapan.
b) Sebagai indra peraba yang membantu tubuh menerima rangsangan.
c) Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit yang mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
d) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembapan kulit.
e) Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau
pemberian vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.
Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada kulit:

1) Umur Perubahan kulit dapat ditentukan oleh umur seseorang. Seperti


pada bayi yang kondisi kulitnya masih sensitif sangat rawan terhadap
masuknya kuman. Sebalikan pada orang dewasa kondisi kulit sudah
memiliki kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah
baik.
2) Jaringan kulit Perubahan kulit dapat di pengaruhi oleh struktur jaringan
kulit. Apabila jaringan kulit rusak maka terjadi perubahan pada struktir
kulit.
3) Kondisi atau keadaan lingkungan Keadaan lingkungan dapat
mempengaruhi keadaan kulit secara utuh adalah keadaan panas, adanya
nyeri akibat sentuhan atau tekanan.
2. Personal hygiene pada kuku dan kaki
Perawatan kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau kaki, dan cedera jaringan lunak. Akan tetapi sering
kali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri
atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk
kedalam tubuh melalui kuku.perawatan dapat di gabungkan saat mandi
atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku penting
dalam mempertahankan perawatan diri agar klien memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, kelien merasa nyaman dan bersih, klien
akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan
benar.

Gangguan pada kuku:

a) Ingrown nail: kuku tangan yang tidak tumbuh dan dirasakan sakit pada
daerah tersebut.
b) Paronychia: radang di sekitar jaringan kuku.
c) Ram’s horn nail: gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan
kuku yang lambat disertai dengan kerusakan dasar kuku yang
berlebihan.
d) Tinea pedis: terdapat garutan kekuningan pada lempengan kuku yang
pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi tebal, berubah
warna dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur
epidermophyon, trichopyton, microporium dan C. Albicans dikaki.
e) Bau tidak sedap: reaksi mikro organisme yang menyebabkan bau tidak
sedap
3. Personal hygiene pada rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi dan pengantar suhu. Inikasi perubahan status kesehatan diri juga
dapat dilihat dari rambut. Perawatan ini bermanfaat mencegah infeksi
daerah kepala. Tujuan membersihkan kepala agar menghilangkan debu dan
kotoran yng melekat di rambut dan kulit kepala.

Fungsi rambut:

a) Sebagai proteksi dan pengantar suhu (melindungi dari panas)


b) Keindahan atau mempercantik penampilan.
Gangguan pada rambut:

1) Ketombe yaitu pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal


2) Kutu (Pediculotis Cepitis) yaitu kutu ini menghisap darah dan
menyebabkan rasa gatal.
3) Sebor heic dermatitis yaitu merupakan radang pada kulit kepala yang
ditumbuhi rambut.
4) Alopeia (kehilangan rambut) dapat disebabkan oleh penggunaan alat
pelurus atau pengeriting rambut, pengikat rambut yang terlalu kuat dan
pemakaian produk perawatan rambut yang tidak cocok.
4. Personal hygiene gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan
merupakan bagian sistem tambahan dari sistem pernafasan. Dalam rongga
mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses
pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, adapula saliva yang penting utuk
membersihkan mulut secara mekanis mulut merupakan rongga yang tidak
bersih dan penuh dengan bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan
adapun salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut.
Gangguan pada gigi dan mulut:

a) Halitosis Yaitu bau nafas yang tidak sedap, biasanya dikarenakan oleh
kuman atau hal lain.

b) Periodonatala Disease Yaitu gigi yang mengalami pendarahan dan


membengkak.
c) Glositis Adalah radang yang terjadi pada lidah.
d) Kilosis Kilosis adalah bibir yang pecah-pecah, hal ini dapat terjadi
karena Hipersalivasi, nafsu mulut dan defisiensi riboflavin.

III. Tujuan Perawatan Personal Hygiene


Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah tinbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain,
sementara secara khusus tujuan perawatan personal hygiene adalah :

a. Menghilangkan bau badan yang berlebihan.


b. Memelihara integritas permukaan kulit
c. Menghilangkan keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.
d. Menciptakan keindahan.
e. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

IV. Epidemiologi/insiden kasus


Defisit hygiene personal dapat terjadi pada setiap orang mulai dari lahir
sampai mati (dari lahir-70 tahun) karena ketidakmampuan melakukan aktivitas
sendiri, kurangnya pengetahuan dan banyak faktor lain yang mempengaruhi.

V. Penyebab/etiologi
1. Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri
2. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
3. Keterbatasan Biaya
4. Lingkungan yang Tidak Mendukung
5. Tidak ada nya Fasilitas yang memadai
VI. Patofisiologi
Personal hygine adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara
kebersihan diri. Personal hygine dapat terganggu apabila individu sedang sakit.
Penurunan pada kondisi dapat mempengaruhi personal hygine seseorang.
Kelemahan yang muncul akibat dari penurunan kondisi tersebut akan
menyebabkan penurunan kemampuan dan motivasi seseorang untuk merawat diri,
sehingga individu tidak mampu mandi, makan, toileting, mengenakan pakaian dan
berhias seacara mandiri sehingga individu mengalami defisit perawatan diri.
Kurangnya pengetahuan tentang personal hygine yang tepat, ekonomi yang
kurang, dan faktor dari lingkungan sekitar sehingga individu akan mengalami
defisit personal hygine.
VII. Pathway

Kelemahan

Best rest

Penurunan kemampuan dan


motivasi merawat diri

Tidak mampu
mandi/menggunakan
pakaian/makan/ke
toilet/berias secara mandiri

Defisit Perawatan Diri


VIII. Gejala klinis
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor, mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak
dapat berpakaian sendiri.

IX. Pemeriksaan fisik


1. Rambut
Amati kondisi rambut :

a. Keadaan kesuburan rambut


b. Keadaan rambut yang mudah rontok
c. Keadaan rambut yang kusam
d. Keadaan tekstur
2. Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.

a. Botak/alopesia
b. Ketombe
c. Berkutu
d. Adakah eritema
e. Kebersihan
3. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata,
kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

4. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda
pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan bagaimana
membran mukosa.

5. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi,
tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

6. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap
atau gigi palsu.

7. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.

8. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan
adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

9. Kuku tangan dan kaki


Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

10. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan pola
pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan
testisnya.

11. Tubuh secara umum


Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya kelainan
pada kulit atau bentuk tubuh.
X. Therapy/tindakan penanganan
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien

a. Bina hubungan saling percaya

b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri

c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri

2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri

a. Bantu klien merawat diri

b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap

c. Buat kegiatan harian setiap hari

d. Ingatkan setiap kegiatan

e. Beri pujian serta kegiatan yang positif

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju, dll)

b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien

4. Sikap keluarga

a. Sabar dan selalu siap membantu

b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri

c. Tidak mencela atau menghina

5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri


6. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa kebersihan diri
penting dijaga.

XI. Penatalaksana Personal Hygiene


Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk,2015 terdapat beberapa macam penata
laksana personal hygiene, yaitu:

a. Personal hygiene pada kulit


Cara merawat kulit sebagai berikut:

1. Mandi minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas


2. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
3. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
4. Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-sela
jari, ketiak dan belakang telinga.
5. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.
b. Personal hygiene pada kuku dan kaki
Cara merawat kuku:

1. Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotong dalam
bentuk oval(bujur) atau mengikuti bentuk jari.
2. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit
dan kulit di sekitar kuku.
3. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab
akan merusak jaringan di bawah kuku.
4. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5. Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi atau
di rendam dengan air hangat terlebih dahulu.
6. Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
c. Personal hygiene pada rambut
Cara merawat rambut:

1. Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai sampo
yang cocok.
2. Pangkas rambut agar terlihat rapih.
3. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan
olesi rambut dengan minyak.
4. Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.
5. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut.
6. Pada jenis rambut ikal dan kriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati.
d. Personal hygiene pada mata
Cara merawat mata:

1. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar
2. Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
3. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
4. Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai
5. Bila mata sakit cepat periksakan kedokter
e. Personal hygiene pada hidung
Cara merawat hidung:

1. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
2. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung
3. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan lubang hidung terbuka.
4. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan
jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
f. Personal hygiene pada gigi dan mulut
Cara merawat hidung dan mulut :

1. Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam


2. Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras
3. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan gigi patah.
4. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur
5. Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil
7. Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.
g. Personal hygiene pada telinga
Cara merawat telinga :

1. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan


dengan menggunakan penyedot telinga
2. Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan hati-hati agar
tidak terkena air yang berlebihan
3. Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telingan dan bukan
langsung kegendang telinga.
4. Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan telinga karena
dapat merusak gendang telinga.
h. Personal hygiene pada genetalia
Cara merawat genetalia:

1. Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna di lakukan pada


saat mandi 2x sehari
2. Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria terutama
yang belum di sirkumsisi karena adanya kulup pada penis yang
menyebabkan urine mudah terkumpul di sekitar gland penis yang lama
kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti kanker
penis.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan


prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene
personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.

b. Pemeriksaan fisik

1. Rambut
Amati kondisi rambut :

a. Keadaan kesuburan rambut


b. Keadaan rambut yang mudah rontok
c. Keadaan rambut yang kusam
d. Keadaan tekstur
2. Kepala
a. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
b. Botak/alopesia
c. Ketombe
d. Berkutu
e. Adakah eritema
f. Kebersihan
3. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

4. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-
tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan
bagaimana membran mukosa.

5. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-
pecah.
6. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.

7. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.

8. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

9. Kuku tangan dan kaki


Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau
luka.

10. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.

11. Tubuh secara umum


Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

II. Diagnosa keperawatan yang muncul

1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tidak mampu melakukan atau


menyelesaikan aktivitas perawatan diri ditandai dengan tidak mampu
mandi atau menggenakan pakaian, makan, ke toilet, berhias secara
mandiri, minat melakukan perawatan diri kurang dan menolak
melakukan perawatan diri.
III. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi
No Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan Rasional

1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tingkat 1. Untuk mengetahui


keperawatan 3x24 jam kemandirian seberapa jauh
diharapkan defisit pasien dapat
perawatan diri pasien melakukan
teratasi dengan kriteria perawatan diri
hasil : secara mandiri
2. Identifikasi kebutuhan 2. Untuk mengetahui
a. Pasien dapat
alat bantu kebersihan kebutuhan pasien
menggenakan
diri,berpakaian,
pakaian
berhias, dan makan
b. Pasien dapat mandi
3. Siapkan keperluan 3. Untuk dapat
c. Pasian mampu
pribadi (misalnya memenuhi
BAB/BAK
farfume, sikat gigi, kebutuhan
d. Pasien mampu
dan sabun) perawatan diri
mempertahankan
pasien
kebersihan diri
4. Dampingi dalam 4. Untuk memantau
e. Pasien mampu
melakukan perawatan pasien saat
mempertahankan
diri sampai mandiri melakukan
kebersihan mulut
perawatan diri
f. Pasien mampu
5. Fasilitasi 5. Membantu
memverbalisasikan
kemandirian, bantu memfasilitasi
keinginan
jika tidak mampu perawatan diri
melakukan
melakukan perawatan pasien
perawatan diri
diri
6. Anjurkan melakukan 6. Mengajarkan
perawatan diri secara pasien untuk
konsisten sesuai melakukan
kemampuan perawatan diri
secara rutih
IV. Implimentasi
Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi.

V. Evaluasi
No Tgl/Hari/Jam Nama Diagnosa Evaluasi Nama
dan
TTD

1. Defisit Perawatan S: Pasien mengatakan


Diri
sudah mampu

melakukan perawatan

diri secara mandiri

O: Pasien dapat melakukan


personal hygine secara
mandiri

A: Apakah kriteria hasil


pada intervensi

tercapai, tercapai
sebagian atau tidak
tercapai

P: Pertahankan kondisi
pasien
DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin, S. Kep.2007. Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Wartonah, Tarwoto. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Siki Tim Pokja. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1.


Jakarta : Jagakarsa Jakarta Selatan

Slki Tim Pokja 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta :
Jagakarsa Jakarta Selatan

Sdki Tim Pokja 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.


Jakarta : Jagakarsa Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai