Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tinea Capitis


Tinea capitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit
kepala yang di sebabkan oleh jamur trihophyton tonsurans.

Klasifikasi dari trichophyton tonsurans :


Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Euscomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Arthrodermataceae
Genus : Trichophyton
Spesies : Trichophyton tonsurans

Penyakit ini sangat menular dan kebanyakan diidap pada anak-anak dengan
gambaran klinis yang bervariasi. Penderita pada tempat tinggal padat sering menimbulkan
penyebaran dan terjadinya reinfeksi dan biasanya sembuh secara spontan menjelang
pubertas. Penularan dapat melalui hewan peliharaan dan dapat dari manusia ke manusia.
Jamur Tricophyton Tonsurans, memperbanyak diri dengan membelah, biasanya banyak
juga cepat, dan memungkinkan untuk menghasilkan cabang-cabang yang pendek.
Koloninya biasa dalam bentuk serbuk

1
Cara Infeksi T.tonsurans Infeksi dimulai pada kulit kepala, yang selanjutnya
dermatofita tumbuh kebawah mengikuti dinding keratin folikel rambut. Infeksi pada
rambut berlangsung tepat diatas akar rambut. Jamurnya akan terus tumbuh kebawah pada
batang rambut yang tumbuh keatas. Sebagian memasuki batang rambut (endodotrix), yang
dapat membuat rambut mudah patah didalam atau pada permukaan folikel rambut.

Ada tiga bentuk manifestasi klinis:


1. Gray Patch Lesi
inflamasi ringan multipel dan bersisik, rambut jadi mudah putus, warna rambut
menjadi abu-abu, mudah dicabut dari akarnya yang kemudian terjadi alopesia.
2. Black Dot Ringworm
Tampak alopesia dengan titik-titik hitam ditengahnya, yang terdiri dari batang
rambut yang patah tepat pada permukaan/bawah kulit kepala.
3. Kerion Selsi
Dimulai dengan ruam eritematosa, skuama, papel, disertai rambut mudah putus,
juga dapat disertai peradangan akut berupa indurasi yang mengeluarka pus,
keadaan ini disebut dengan kerion selsi. Penyembuhannya akan menimbulkan
jaringan parut yang menetap.

2
B. Gejala Dan Penyebab Tinea Capitis
Gejala penyakit ini dapat bervariasi pada tiap pengidap. Tetapi umumnya kulit
kepala seseorang yang terkena penyakit ini akan terasa sangat gatal. Selain itu, di kulit
kepala akan tampak bagian bulat yang botak, bersisik, berwarna merah, dan kadang-
kadang bengkak.Kebotakan juga bisa terjadi pada area yang terinfeksi. Biasanya pada sisi
kepala yang mengalami kebotakan tersebut akan tampak pola titik-titik hitam yang
sebenarnya merupakan rambut yang telah patah. Pada kasus tinea capitis yang parah,
terdapat luka di kulit kepala yang mengeluarkan nanah. Selain gejala-gejala di atas, tinea
capitis juga bisa disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan demam
ringan.
Ciri-ciri dari seseorang yang terkena jamur ini (T.tonsurans) yaitu :
• Berbau seperti tikus
• Membentuk crusta cekung (scutulae) yang menempel pada kulit kepala
• Rambut yang terkena tidak patah namun berubah menjadi abu-abu dan suram
• Rambut terkadang rontok dan dapat menyebabkan kebotakan.

Seseorang bisa tertular tinea capitis apabila bersentuhan langsung dengan kulit
pengidap. Kasus penularan seperti ini adalah yang paling sering terjadi. Selain itu,
seseorang juga berisiko tertular tinea capitis jika menyentuh hewan-hewan pembawa
penyakit ini. Contoh-contoh hewan pembawa penyakit tinea capitis adalah kucing, anjing,
kuda, domba, sapi, dan babi.Selain penularan secara langsung, tinea capitis juga bisa
menular secara tidak langsung, yaitu ketika kita menyentuh permukaan benda yang
mengandung jamur dermatofit karena sebelumnya telah tersentuh oleh pengidap atau
hewan pembawa penyakit ini. Contoh-contoh benda perantara adalah handuk, baju, sikat,
sisir, dan seprai.

Penyebab utama tinea capitis adalah serangan infeksi jamur dermatofit di lapisan
luar kulit kepala dan batang rambut. Penyakit ini sangat menular. Cara penularan tinea
capitis yang paling sering terjadi adalah dengan bersentuhan langsung dengan kulit
pengidap. Selain itu, seseorang juga berisiko tertular tinea capitis bila menyentuh hewan-

3
hewan yang membawa penyakit ini. Contoh hewan-hewan yang mungkin membawa
penyakit tinea capitis, yaitu:
 Anjing
 Kucing
 Kuda
 Domba
 Sapi
 Babi
Selain penularan secara langsung dari pengidap atau hewan pembawa penyakit
tersebut, tinea capitis juga bisa menular secara tidak langsung, yaitu bila kamu menyentuh
benda yang sudah terkontaminasi oleh jamur dermatofit karena sebelumnya sudah
tersentuh oleh pengidap atau hewan pembawa penyakit ini. Contoh-contoh benda yang bisa
menjadi perantara penyebaran jamur, antara lain:
 Baju
 Handuk
 Seprai
 Sikat
 Sisir

Faktor lain penyebab Tinea Kapitis, antara lain sebagai berikut:


1. Kurangnya menjaga kebersihan kulit
Kulit yang lembab adalah tempat ideal untuk jamur berkembang , sel sel kulit
mati yang menumpuk juga merupakan media yang cocok untuk berkembangnya jamur
untuk menghidari itu penting untuk menjaga kebersihan kulit agar terhindar dari
infeksi jamur yang merugikan dengan cara menjaga kebersihan kulit seperti mandi
setiap hari,mengganti pakaian bila di rasa sudah lembab
2. Faktor gemuk
Lipatan lemak pada tubuh merupakan tempat menumpuknya sel sel kulit mati
dan tempat yang lembab sehingga merupakan tempat yang cocok untuk
berkembangnya jamur
3. Udara panas yang menyebabkan orang akan berkeringat

4
Pada udara panas baju dari setiap orang cenderung akan basah seketika. Pada
baju basah tersebut sehingga menjadi lembab, jamur dapat tumbuh dan menyerang
kulit sehingga menyebabkan infeksi.
4. Gesekan pada kulit
pada lipatan paha, tingkat kelembapan yang relatif tinggi di wilayah yang
terkena gesekan itu menyebabkan jamur juga tumbuh. Oleh karena itu, disarankan
untuk tidak menggunakan pakaian yang cukup ketat dan padat.
5. Pemakaian antibiotika dalam jangka panjang
jamur ditemukan hampir di mana saja, termasuk tubuh Anda. Jamur
bertumbuh di area di mana terdapat kelembapan dan panas, seperti area genital dan
area tertentu pada kulit. Jamur dapat bertumbuh pada orang dengan sistem imun yang
lemah, seperti wanita hamil, orang dengan diabetes, atau HIV atau AIDS.
Mengonsumsi antibiotik dalam jangka panjang dapat membunuh bakteri alami yang
berada di tubuh dan membuat bertumbuh Trichophyton tonsurans dapat tumbuh lebih
subur

C. Pengobatan Tinea Capitis


Dalam mengobati tinea capitis, dokter biasanya akan mengombinasikan sampo
khusus dengan obat oral (obat yang diminum). Obat oral berfungsi membunuh jamur
penyebab tinea capitis, sedangkan sampo berfungsi mencegah penyebaran infeksi dan
membasmi spora jamur di kepala.
Contoh obat oral yang paling banyak diresepkan untuk kasus tinea capitis adalah
terbinafine hydrochloride dan griseofulvin. Sedangkan sampo yang diresepkan
biasanya mengandung selenium sulfide (minimal 2,5 persen) dan ketoconazole.Agar
pengobatan bisa berjalan efektif, penting bagi untuk menggunakan obat-
obatan tersebut selama jangka waktu yang ditetapkan. Biasanya dokter akan
menganjurkan penggunaan terbinafine hydrochloride dan griseofulvin selama satu
setengah bulan. Sedangkan untuk penggunaan sampo pada umumnya adalah beberapa
kali dalam seminggu selama satu bulan. Ketika menggunakan sampo anti jamur,
biarkan sampo di kepala selama 5 menit sebelum dibilas. Jika masih belum jelas,
tanyakan ke dokter tentang cara menggunakan sampo antijamur yang benar.

5
D. Pencegahan dan Pengobatan Tinea Capitis
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk meminimalkan penularan
penyakit tinea capitis, seperti:
 Selalu menjaga kebersihan tangan.
 Mencuci rambut dan kulit kepala secara rutin dengan sampo.
 Jangan berbagi penggunaan barang-barang, seperti sisir, handuk, dan baju,
dengan orang lain, atau meminjamkan barang-barang tersebut dengan orang lain.
 Menghindari hewan yang terinfeksi.
 Berbagi informasi seputar tinea capitis dengan orang lain mengenai bagaimana cara

6
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Tinea capitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur pada
kulit kepala yang di sebabkan oleh jamur trihophyton tonsurans.
Ciri-ciri dari seseorang yang terkena jamur ini (T.tonsurans) yaitu :
• Berbau seperti tikus
• Membentuk crusta cekung (scutulae) yang menempel pada kulit kepala
• Rambut yang terkena tidak patah namun berubah menjadi abu-abu dan suram
• Rambut terkadang rontok dan dapat menyebabkan kebotakan.
. Contoh hewan-hewan yang mungkin membawa penyakit tinea capitis, yaitu:
 Anjing
 Kucing
 Kuda
 Domba
 Sapi
 Babi
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk
meminimalkan penularan penyakit tinea capitis, seperti:
 Selalu menjaga kebersihan tangan.
 Mencuci rambut dan kulit kepala secara rutin dengan sampo.
 Jangan berbagi penggunaan barang-barang, seperti sisir, handuk, dan baju,
dengan orang lain, atau meminjamkan barang-barang tersebut dengan orang lain.
 Menghindari hewan yang terinfeksi.
 Berbagi informasi seputar tinea capitis dengan orang lain mengenai bagaimana cara

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999, http://pathology.ucsf.edu/education/residency/fung_morph/fungalsite/subpag


es/trichophytontonsurans1sp.html,diakses tanggal: 27 Maret 2008.

James Chin, MD, 2000, Manual Pemberantasan Penyakit Menular, http:// nyomankandun.
Tripod .com/sitebulidercontent/sitebuilderfiles /manual p2m.pdf, diakses tanggal: 29 Maret 2008.

Jawetz, 1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, 612-616, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta. Malmsten, Dokter Fungus, http://206.123.73.112/thefungi/trichophyton. htm, diakses
tanggal: 29 Maret 2008.

Anda mungkin juga menyukai