Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang dialami oleh seorang ibu


berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina
ke dunia luar. Terdapat dua cara persalinan yaitu persalinan secara normal dan
persalinan dengan operasi sectio caesarea (SC). Sectio caesarea adalah
kelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus
(Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2011). Persalinan Secsio Cesarea (SC)
adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut, seksio sesarea juga dapat didefenisikan
sebagai suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam Rahim (Sofian,
2012).
Tindakan pembedahan sering menimbulkan rasa takut yang berdampak
pada cemas mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi
uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta
timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak
(Sumarah dalam Handayani, dkk, 2014).
Perubahan fisiologis pada berbagai sistem tubuh akibat cemas seperti
perubahan pada sistem kardiovaskular yaitu peningkatan tekanan darah,
palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun,
syok dan lain-lain. Sistem pernafasan antara lain nafas cepat dan dangkal, rasa
tertekan pada dada, rasa tercekik (Mau, 2013).
Tindakan sectio caesarea merupakan salah satu faktor stressor bagi
seorang ibu saat hamil. Seseorang mengalami cemas, gelisah dan takut saat
mengahadapi pembedahan atau operasi, karena tindakan operasi akan
membangkitkan reaksi stress baik secara psikologis maupun secara fisiologis
yang salah satu respon stressnya adalah cemas, dan dalam rentang waktu saat
menunggu pelaksanaan operasi akan menyebabkan kecemasan pada pasien
(Simbolon & Hondro, 2015).
Taylor dalam Taylor Manifest Anxiety Sectio Caesarea (TMAS)
mengemukakan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif
mengenai ketegangan mental sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menentu ini pada umumnya tidak menyenangkan dan menimbulkan atau
disertai perubahan fisiologis (misalnya panik, tegang, bingung, tidak bisa
berkonsentrasi) (Mau, 2013).
Operasi sectio caesaria (SC) merupakan tindakan melahirkan janin yang
sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara
transabdominal melalui insisi relatif. Data statistik tentang 3.509 kasus SC
menyebutkan bahwa indikasi umum SC antara lain: disproporsi sefalopelvik
21 persen, gawat janin 14 persen, plasenta previa 11 persen, riwayat SC
sebelumnya 11 persen, kelainan letak janin 10 persen, pre eklamsi dan
hipertensi 10 persen. Operasi yang ditunggu pelaksanaanya akan
menyebabkan kecemasan dan ketakutan. Penyebab kecemasan pasien antara
lain kekhawatiran terhadap nyeri saat operasi, kemungkinan cacat, menjadi
bergantung pada orang lain, dan kematian.
World health organization (WHO) memperkirakan angka kematian ibu
sangat tinggi. Sekitar 830 wanita meninggal karna komplikasi kehamilan atau
persalinan di seluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar
303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan.
Hampir semua kematian ini terjadi di rangkaian sumber daya rendah, dan
sebagian besar bisa dicegah. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang
pada tahun 2015 adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup versus 12 per
100.000 kelahiran hidup di negara maju.
Salah satu tindakan non farmakologis untuk mengurangi kecemasan saat
intraoperatif adalah dengan terapi musik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Savitri, W., Fidayanti, N. & Subiyanto, P (2016) menyatakan
bahwa adanya pengaruh terapi musik terhadap penurunan kecemasan
dibangsal bedah mekanisme terapi musik dalam menurunkan kecemasan
berupa suara musik yang didengar diubah menjadi vibrasi yang akan
disalurkan ke otak melalui sistem limbic. Stimulus yang diberikan oleh sistem
limbic disalurkan ke saraf otonom yang berkaitan dengan hormone endokrin
yang akan menurunkan stress dan kecemasan. Stimulus tersebut juga
mengaktifkan hormone endorphin untuk meningkatkan rileks dalam tubuh
seseorang.
Kecemasan dapat ditangani dengan cara farmakologis dan non
farmakologis. Dalam penanganan farmakologis menggunakan obat anti
ansietas misalnya benzodiazepine, hanya digunakan untuk jangka pendek
karena pengobatannya bersifat ketergantungan. Sedangkan untuk cara non
farmakologis dapat ditangani dengan teknik relaksasi, psikoterapi dengan
hipnoterapi. Salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk
penanganan kecemasan adalah teknik relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi
genggam jari merupakan teknik yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Dengan dukungan teori, pengamatan dan studi litelatur yang dilakukan
Pemberian Terapi musik dan Pemberian Terapi genggam jari untuk
menurunkan kecemasan pada pasien pre sectio caesarea. Maka penulis
tertarik untuk menggali Pertanyaan :
1. Bagaimanakah Prosedur penggunaan terapi musik dan terapi
genggam jari terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre sc ?
2. Bagaimanakah perubahan kecemasan pasien pre sc dengan
pemberian terapi musik dan terapi gengam jari untuk merunkan
kecemasan pada pasien pre sc ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahuinya pengaruh pemberian terapi musik dan terapi
genggam jari terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre sc
2. Tujuan khusus
 Mengetahuinya prosedur penggunaan terapi musik dan
pemberian terapi genggam jari terhadap penurunan
kecemasan pada pasien pre sc
 Mengetahuinya proses perubahan terapi musik dan terapi
genggam jari terhadap penurunan kecemasan pada pasien
pre sc

D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian dalam literatur review ini yaitu semua
jenis penelitian yang menggunakan pemberian terapi musik dan terapi
genggam jari untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre sc

E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap hasil studi kasus ini dapat menambah informasi
wawasan danmanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan
juga diharapkan mampu menjadi salah satu gambaran untuk
dijadikan suatu informasi untuk penulis selanjutnya yang khusunya
tentang menggunakan pemberian terapi musik dan terapi genggam
jari untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre sc
2. Manfaat praktis
Dalam studi kasus ini diharapkan agar hasilnya dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak yang membutuhkan yaitu;
a. Bagi STIKes Budi Luhur Cimahi
Dapat dijadikan modul pembelajaran pada proses belajar
khususnya penanganan terapi musik untuk menurunkan
kecemasan pada pasien pre sc dan diaplikasikan pada
bidang keperawatan, disamping itu juga diharapkan dapat
menambah informasi sumber, bahan bacaan bagi
mahasiswa dan sebgai referensi di perpustkaan tentang
terapi musik dan terapi genggam jari
b. Bagi penulis selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis
selanjutnya sebagai acuan dalam melakukan tindakan
pemerian terappi musik dan terapi genggam jari.

Anda mungkin juga menyukai