1. Adat Ajaran Adat Istiadat Masih ada beberapa Dukuh Nilai toleransi dengan makna Pokok ajaran sedulur sikep Sedulur Sikep masyarakat sedulur Bombong. pluralisme yang berlangsung tercatum dalam Serat Jamus sikep yang bertahan dalam multikultural masyarakat Kalimasada yang terdiri atas di daerah Bombong Desa. Adat sedulur sikep beberapa buku, antara lain : Serat namun terus merupakan satu pandanga Punjer Kawitan, Serat Pikukuh berkurang karena alternatif terhadap agama, Kasajaten, Serat Uri-uri Pambudi, melebur dengan kepercayaan dan pandangan Serat Jati Sawit, Serat Lampahing ajaran masyarakat sosial. Urip. umum. 2. Babak Punjen Adat Istiadat Status warisan Nilai kekeluargaan dengan makna Adat ini dilaksanakan dalam (Pernikahan) budaya hanya pemberkatan terakhir kepada Pernikahan anak terakhir. Dukun dilakukan oleh Pelaku anak bungsu. Adat ini berfungsi Nikah menaruh baskom berisi Budaya (Dukun Nikah) untuk merekatkan hubungan sejumlah uang dan nampan generasi lama yang antar saudara kandung dalam tumpeng ayam kampung. Uang belum diikuti oleh keluarga. dan tumpeng tersebut kemudian generasi muda. diberkati dan diperebutkan oleh saudara kandung. 3. Baju Merak Seni Baju merak Nilai kreatifitas masyarakat yang Hiasan utama dan rangka Karnaval ditampilkan dalam menunjukkan adanya pendukung dibuat dari bahan gelar kesenian tradisi pemanfaatan perca. Baju Merak kain perca dan alat-alat yang meron dan menjadi Karnaval berfungsi sebagai biasa dipakai dalam keseharian penampilan dari kerajinan dalam festival meron. masyarakat Desa Sukolilo, pengiring meron seperti; sendok, garpu, lidi, perangkat desa bambu, joran dan lainnya. 4. Bancakan Ritus Warisan Budaya Nilai kebersamaan dengan Masyarakat iuran untuk Suru masih dilakukan oleh bersedekah di Bulan Apit yang seperangkat makanan yang masyarakat di Hari dipercaya sebagai waktu diberkati bersama-sama. Menu Jumat Wage pertama datangnya kesulitan. Adat ini makanan terdiri dari daging di Bulan Apit dalam berfungsi untuk merekatkan kambing atau ayam, sayur kalender Jawa. hubungan antar warga dan saling kecambah-tempe dan nasi uduk. tolong menolong dalam satu Seletah diberkati, makanan akan lingkup lingkungan. dibagikan kembali ke masyarakat. 5. Banggalan Permainan Permainan ini mulai Nilai sosial masyarakat yang Permainan ini menggunakan (Gasing kurang diminati menunjukkan adanya permainan mainan berupa gasing kayu jati Jamur) generasi yang lebih yang memnghibur dan yang dibentuk seperti jamur. muda menyatukan komunitas Bentuk mirip batang jamur di ikat masyarakat Sukolilo. Bentik biasa tali secara memutar kemudian berfungsi sebagai hiburan warga dilempar supaya gasing ini desa. berputar. Anak-anak biasa memainkannya dengan adu senggol dan adu lamanya durasi putar gasing. 6. Barikan / Ritus Masih dilaksanakan Nilai Relijius Barikan memiliki Barikan dilaksanakan ketika ada Ramraman oleh masyarakat di makna penghormatan terhadap suatu kejadian terkait kesulitan waktu tertentu ada kuasa tuhan YME sekaligus sekaligus penolak bala. kesusahan. pelestarian ritus tradisi turun Masyarakat berdoa bersama di temurun. Ritus ini berfungsi setiap perempatan dusun dan sebagai do'a bersama untuk disuguhkan makanan bancakan memohon pertolongan ketika yang disesuaikan dengan tujuan datang kesusahan. ritus. Sebelum adanya ajaran islam, Barikan dilaksanakan menggunakan kepala kerbau yg dikubur namun sekarang menggunakan pakem krupuk nasi ketika paceklik, menu jenang merah ketika pagebluk dan kuluban ketika kekeringan. 7. Barongan Seni Kesenian ini mulai Nilai konservatif masyarakat yang Barongan Sukolilo masih Klasik jarang terlihat karena menunjukkan adanya mempertahankan pakem faktor kurangnya pemeliharaan kesenian budaya pelaksanaan dua orang dengan regenerasi dan jawa oleh masyarakat Sukolilo. diiringi dengan alat musik inovasi. Barongan biasa berfungsi sebagai tradisional. hiburan dan ritus peruwat kebutuhan warga desa bersama dengan jaranan. 8. Bentik (Gatrik) Permainan Permainan ini mulai Nilai sosial masyarakat yang Permainan ini menggunakan alat kurang diminati menunjukkan adanya permainan dari dua potongan bambu yang generasi yang lebih yang menghibur dan menyatukan satu menyerupai tongkat muda komunitas masyarakat Sukolilo. berukuran kira kira 30 cm dan Bentik biasa berfungsi sebagai lainnya berukuran lebih kecil. hiburan warga desa. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong. 9. Besek Bambu Teknologi Besek Bambu mulai Nilai kreatifitas masyarakat yang Bambu di raut tipis-tipis kehilangan pegiat menunjukkan adanya kemudian dianyam berbentuk karena peranannya pemanfaatan bahan ekologis alat pengemasan berbentuk tergantikan oleh untuk alat pengemasan dalam kotak yang tersedia dalam wadah dari bahan berbagai keperluan. Besek bambu berbagai ukuran. plastik. dulunya dipakai sebagai pengemas makanan yang dibagikan dalam agenda pembagian makanan ke masyarakat seperti bancakan suru, munjung dan sebagainya. 10. Bethengan Permainan Permainan ini mulai Nilai sosial masyarakat yang Permainan ini melibatkan 2 regu kurang diminati menunjukkan adanya permainan pemain. Masing-masing regu generasi yang lebih yang menghibur dan menyatukan memiliki satu objek lokasi muda komunitas masyarakat Sukolilo. digunakan sebagai benteng. Bentik biasa berfungsi sebagai Setiap anggota regu akan hiburan warga desa. berupaya untuk menyentuh benteng regu lawan. Anggota regu yang meninggalkan benteng untuk menyentuh benteng lawan akan dikejar oleh anggota regu lawan. Anggota regu akan ditawan ketika berhasil tersentuh oleh regu lawan yang meninggalkan benteng lebih belakangan. Begitu pula sebaliknya. Anggota regu yang ditawan dapat diselamatkan dengan cara disentuh oleh anggota regunya sendiri. Permainan selesai ketika anggota regu lawan menyentuh benteng. 11. Bungkus Teknologi Warisan budaya mulai Nilai kreatifitas bungkus godong Bungkus Godong Jati Godong Jati digantikan oleh jati menunjukkan bahwa mengggunakan daun jati berbagai penggunakan plastik teknologi tradisional tentang ukuran yang ditumpuk sebanyak dan kertas minyak. pembungkusan makanan 3-5 lembar kemudian di lipat menggunakan daun jati mampu selayaknya melipat bungkusan menambah cita rasa tersendiri menggunakan daun pisang. padamakanan seperti nasi uduk, sayur dan daging. Pemanfaatan Bugkus godong jati relatif lebih tidak panas untuk dipegang ketika membungkus makanan yang panas. 12. Inggling Permainan Permainan ini mulai Nilai sosial masyarakat yang Peserta permainan ini melompat (Sudahmanda kurang diminati menunjukkan adanya permainan menggunakan satu kaki disetiap ) generasi yang lebih yang menghibur dan menyatukan petak-petak yang telah digambar muda komunitas masyarakat Sukolilo. sebelumnya di tanah. Setiap anak Bentik biasa berfungsi sebagai harus berbekal gacuk yang hiburan warga desa. biasanya berupa sebentuk pecahan genting, yang juga disebut kreweng, yang dalam permainan, kreweng ini ditempatkan di salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
Pemain yang telah menyelesaikan
satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan "sawah" mereka, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan kedua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang akan memenangkan permainan ini.
Pola inggling secara garis besar
mirip dengan sudahmanda dan hopscotch. Namun, petak yang dibuat di Sukolilo berbeda dengan kedua permainan tadi. Petak inggling terdiri dari 3x3 petak dengan 3 petak lagi yang memanjang di salah satu bagian tengahnya. 13. Jamu Pengetahuan Jamu masih Nilai kreatifitas jamu tradisional Resep Jamu yang biasa dibuat : Tradisional diproduksi dengan menunjukkan bahwa - Pahitan (sambiloto, ketumbar, skala industri pengetahuan tradisional tentang kayumanis, secang) rumahan dan pembuatan minuman herbal - Air suruh (suruh, kunci,) diperjualbelikan di tradisional yang berfungsi sebagai - beras kencur (beras kencur jahe pasar tradisional. suplemen kesehatan masih garam gula) dilestarikan. - kunir asem (kunir, asem, beras, gulamerah, gula pasir, gula tebu) - uyup-uyup (daun pepaya, daun jambu biji, daun simbukan, beras, garam) - mpu kunir (bonggol kunir, beras, garam) 14. Jaranan Seni Jaranan masih Nilai konservatif masyarakat yang Jaranan ditampilkan sesuai ditampilkan dalam menunjukkan adanya pakem kesenian jaranan oleh berbagai agenda pemeliharaan kesenian budaya kelompok kesenian. ritual. Namun pelaku jawa oleh masyarakat Sukolilo. mulai berkurang Jaranan biasa berfungsi sebagai karena faktor hiburan dan ritus peruwat regenerasi. kebutuhan warga desa. 15. Kalender Pengetahuan Kalender khurup Nilai historis khurup aboge Khurup aboge menerapkan Khurup Aboge aboge masih memiliki makna pengetahuan keterlambatan penanggalan (Alip Rebo digunakan dalam tentang sistem kalender yang dengan satu hari setelah khurup Wage) pelaksanaan meron. pernah digunakan pada masa asapon. Jadi apabila hari ini Namun, khurup ini sekitar 1749-1821 Masehi. berada pada tanggal 12 Mulud, telah digantikan Kalender ini berfungsi sebagai khurup aboge menghitungnya dengan sistem Khurup identifikasi kebudayaan mataram sebagai 11 mulud. yang lebih baru yakni dan acuan melaksanakan festival khurup asapon (alip meron. selasa pon). 16. Kasti Olahraga Olahraga ini mulai Nilai sosial dan kompetitif pemain dibagi dua regu, salah kurang diminati masyarakat yang menunjukkan satu mendapat giliran jaga dan generasi yang lebih adanya olahraga yang menghibur satu regu lagi mendapat giliran muda dan menyatukan komunitas untuk memukul. Disediakan masyarakat Sukolilo. Kasti biasa beberapa pos yang ditandai berfungsi sebagai olahraga anak- dengan tiang dimana pemain anak desa di sekolah. serang (yang mendapat giliran pukul) tak boleh di"gebok" atau dilempar dengan bola. Pemain serang bergiliran memukul bola yang diumpan oleh salah seorang pemain jaga. Pemain jaga berjaga dilapangan untuk mencoba menangkap pukulan pemain serang. Ketika bola terpukul pemain serang berlari ke pos berikut atau "pulang" ke "markas" yang dibatasi dengan sebuah garis. Kalau pemain yang sedang lari menuju pos atau pulang dapat di"gebok" dia dinyatakan mati dan kedua regu berganti - regu serang jadi regu jaga dan sebaliknya. Pemain serang yang berhasil pulang mendapat satu angka. Regu yang mendapat angka terbanyak ketika pertandingan berakhir dinyatakan menang. Permainan ini memang menggunakan gerak dasar berlari, memukul bola dengan sebuah tongkat, menangkap dan melempar. Terdiri dari 2 pos dengan jarak minimal 20 dan 50 meter. 17. Kata ganti – Bahasa Kata ganti -em masih Nilai lokalitas masyarakat yang Kata ganti -em difungsikan em digunakan menunjukkan adanya kaitan sebagaimana kata ganti -mu masyarakat dalam bahasa khas Kabupaten Pati oleh orang kedua di akhir kalimat berkomunikasi sehari- masyarakat Sukolilo. Kata ganti dalam bahasa jawa. contoh; hari. -em berfungsi menyingkat kata tulisan-mu menjadi tulisan-em, ganti -mu dolanan-mu menjadi dolanan-em 18. Kentrungan Seni Kesenian ini mulai Nilai konservatif masyarakat yang Kentrungan Sukolilo masih jarang terlihat karena menunjukkan adanya mempertahankan pakem faktor kurangnya pemeliharaan kesenian budaya pelaksanaan secara berkelompok regenerasi dan jawa oleh masyarakat Sukolilo. dengan penabuhan dengan alat inovasi. Kentrungan biasa berfungsi musik tradisional kentrung. sebagai hiburan warga desa. 19. Kisah Tradisi Lisan Pandawa Lima adalah Nilai Historis tradisi lisan Tradisi Lisan Pandawa Lima Pandawa Lima Tradisi lisan mengenai Pandawa Lima menjadi pokok dituturkan dalam agenda inti kisah lima bersaudara pikiran kebudayaan yang festival budaya Meron Sukolilo. yang menjelaskan sekaligus bermakna sebagai legenda awal mula identitas dan simbol budaya bagi masyarakat Sukolilo. Masyarakat. Tradisi Lisan Pandawa Lima menjadi pangkal dari seluruh budaya, ritus, dan festival yang diberlangsung di Desa Sukolilo. 20. Kletukan Pengetahuan Kletukan merupakan Nilai kreatifitas pengolahan Tepung terigu dicampur dengan nama kudapan dari kletukan menunjukkan bahwa bawang putih dan garam yang terigu yang diolah pengetahuan tradisional tetang sudah dihaluskan. Kemudian mengeras. Pengolah cara olah terigu yang dikeraskan diaduk (bukan diuleni) dengan Kletukan mulai mampu menciptakan kudapan menambahkan air sedikit demi berkurang karena yang relatif lebih awet dalam sedikit. Adonan kemudian generasi muda penyimpanannya. dibentuk lonjong dan digoreng cenderung menyukai dengan suhu tinggi. olahan makanan cepat saji. 21. Krupuk Pengetahuan Pengetahuan Umbi tumbuhan gadung Masyarakat mengolah krupuk Gadung pengolahan Gadung mengandung racun yang dapat gadung dengan cara mengupas (Dioscorea Hispida) mengakibatkan pusing dan kulit dan mengiris tipis. masih digunakan oleh muntah apabila kurang benar Masyarakat kemudian memupuri masyarakat petani pengolahannya. Nilai kreatifitas gadung dengan abu kayu bekas yang menanam pengolahan krupuk gadung pembakaran, lalu di jemur hingga gadung dilahan menunjukkan bahwa kering. Lalu, gadung dibersihkan produksi kayu jati. pengetahuan tradisional tentang dengan cara di rendam di air, memupuri gadung dengan abu kemudian dijemur lagi. Olahan kayu kemudian di keringkan krupuk gadung setelah mampu menawar racun dari penjemuran kedua siap untuk getah gadung sehingga aman digoreng. untuk dimakan. 22. Merebus Air Pengetahuan Masyarakat masih Air mineral mentah dari sumber Masyarakat merebus air dari Kapur melakukannya mata air pegunungan karst sumber mata air dalam jumlah meskipun sekarang mengandung kalsium berkadar besar. Air direbus selama 2-4 Jam telah tersedia jasa air tinggi yang dapat mengakibatkan dan didiamkan hingga mendingin. mineral dari masalah kesehatan serius apabila Kemudian disaring menggunakan pegunungan lain. dikonsumsi dalam waktu lama. kain atau saringan tipis. Nilai kreatifitas destilasi kalsium Masyarakat memiliki kepercayaan karst menunjukkan bahwa tidak boleh meminum air sampai pengetahuan tradisional tentang habis karena kadang masih ada memanaskan air mentah dalam endapan kalsium di dasar bejana. suhu tinggi dan durasi yang lama mampu mengurangi dampak kesehatan dari kalsium dalam air sehingga lebih aman untuk diminum. 23. Munjung Adat Istiadat Adat munjung masih Nilai sosial munjung Pagi hari di satu hari sebelum dilaksanakan menunjukkan adanya sistem agenda utama ritual seperti masyarakat. sedekah dalam agenda ritual oleh hajatan khitanan dan masyarakat Sukolilo. Munjung perkawinan, keluarga berfungsi untuk merekatkan penyelenggara hajatan komunikasi antar keluarga, membagikan makanan kepada kolega dan komunitas desa. keluarga besar, warga lingkungan dan kolega kerja di berbagai lokasi. 24. Nyekar Ritus Nyekar masih Nilai reliji sekaligus kekeluargaan Masyarakat membaca doa tahlil dilakukan oleh dengan makna merekatkan atau surat yaasin dipekuburan mayoritas masyarakat keluarga untuk bersama-sama sanak saudara setiap hari Kamis setiap hari kamis sore. mendoakan jenazah. Ritus ini Sore. Kemudian bunga Kenanga Keunikan nyekar desa berfungsi untuk mengingat berjumlah ganjil ditaburkan ke sukolilo adalah almarhum dan menjaga kijing makam. periode mingguan hubungan antar saudara dalam (setiap kamis) dan keluarga. kewajiban pengggunaan bunga kenanga. 25. Once Teknologi Once ampyang adalah Nilai kreatifitas once ampyang Ketan direbus bersama gula. Ampyang teknologi pengawetan menunjukkan bahwa teknologi kemudian di kepal kecil dan makanan berbahan tradisional tentang pengawetan disusun dengan benang. dasar ketan dengan makanan menggunakan ketan kemudian dijemur selama kurang cara pengeringan. dan gula yang di jemur selama 36 lebih 36 hari. Once ampyang hari mampu membuat makanan berbentuk rerantai ini awet selama berbulan-bulan. yang digunakan juga sebagai hiasan dalam festival meron. 26. Panjat Pinang Olahraga Panjat pinang masih Nilai sosial dan kompetitif Sebuah pohon pinang atau dilaksanakan oleh masyarakat yang menunjukkan bambu yang tinggi dikuliti. warga ketika adanya olahraga yang menghibur Batangnya dilumuri dengan perayaan hari dan menyatukan komunitas pelumas yang disiapkan oleh kemerdekaan. masyarakat Sukolilo. Panjat panitia perlombaan. Bagian atas pinang biasa berfungsi sebagai pohon tersebut, disiapkan kompetisi dalam lomba di berbagai hadiah menarik. Para lingungan dusun. peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara bertumpuk dan memanjat keatas ujung batang pohon yang pada umumnya ialah pohon pinang. 27. Penambang Teknologi Penambang batu Nilai kreatifitas masyarakat yang Penambang jalatunda biasanya Jalatunda jalatunda biasa turut menunjukkan adanya teknologi berprofesi juga sebagai perprofesi sebagai pertambangan tradisional oleh penambang pasir padas di lereng- pengrajin batu akik masyarakat Sukolilo. Penambang lereng pegunungan kendeng. Jalatunda Penambang kemudian juga sebagai pengrajin batu akik ketika menemukan batu mineral khas pegunungan kapur ini. 28. Pertukangan Teknologi Pertukangan kayu jati Nilai kreatifitas pertukangan kayu Garis besar teknologi dari Kayu Jati menjadi pekerjaan menunjukkan bahwa teknologi prakarya hingga pasca karya utama sebagian besar tradisional tetang cara meliputi; Penanaman : Pohon jati masyarakat desa pengolahan kayu jati dari diranggas batang-batangnya sukolilo. prakarya hingga pascakarya supaya tumbuh tegak lurus. mampu menciptakan kualitas Pemotongan : Kayu jati dipotong kayu jati yang relatif lebih awet sesuai ukuran kemudian dalam pemanfaatannya. direndam di sungai dengan kadar kapur yg tinggi kemudian dijemur dibawah terik selama kurang lebih satu bulan supaya mengeras dan tahan rayap. Pertukangan : masyarakat membentuk kayu jati sesuai pesanan. 29. Petilasan Cagar Budaya Petilasan Cinde Amoh Dukuh Nilai Historis dan konservasi Kepala desa, perangkat desa, dan Cinde Amoh selalu dikunjungi Sanggrahan petilasan cinde amoh menjadi panitia peyelenggara Meron sebagai rangkaian pokok pikiran kebudayaan yang melakukan ziarah ke makam awal pelaksanaan sekaligus bermakna sebagai Cinde Amoh untuk memohon ijin, tradisi meron. identitas dan simbol budaya bagi dan meminta do’a restu agar Masyarakat. Petilasan cinde pelaksanaan Meron dapat amoh menjadi pangkal dari tradisi berjalan tanpa kendala. meron Desa Sukolilo. 30. Petilasan Jati Cagar Budaya Petilasan Jati Dukuh Nilai historis tradisi lisan dan Petilasan Jati Sungsang dituturkan Sungsang Sungsang adalah Ledok cagar budaya petilasan jati oleh masyarakat dusun ledok lokasi Sunan Alip yang sungsang menjadi ikon sebagai awal mula dakwah islam. konon menancapkan penyebaran dakwah islam di togkatnya secara dusun ledok yang sekaligus terbalik di pinggir bermakna sebagai identitas dan sungai. Petilasan ini simbol budaya bagi Masyarakat. masih dikunjungi masyarakat pada perayaan haul untuk melakukan pemanjatan do'a. 31. Petilasan Cagar Budaya Talang Tumenggung Dukuh Nilai historis masyarakat yang Situs talang tumenggung kini Talang merupakan satu cagar Tengahan menunjukkan adanya jejak disakralkan sebagai cagar budaya Tumenggung budaya yang artefak pendiri Desa Sukolilo. yang dikunjungi untuk menyimpan memori Talang Tumenggung dulunya menghormati pendiri Desa lanskap dalam sejarah berfungsi sebagai kanal air untuk Sukolilo. toponimi Desa mengairi tumbuhan diatas lereng. Sukolilo 32. Rebana Seni Kesenian ini diminati Nilai konservatif dan kreatifitas Rebana masih dilaksanakan oleh oleh ibu-ibu pengajian masyarakat yang menunjukkan kelompok pengajian ibu-ibu. yang masih adanya akulturasi kesenian Kelompok rebana biasa diundang mengalami regenerasi budaya jawa dan budaya islam sebagai hiburan dan ritus dan inovasi. oleh masyarakat Sukolilo. Rebana peruwat kebutuhan warga desa. berfungsi sebagai hiburan dan ritus peruwat kebutuhan warga desa dengan corak keagamaan islam. 33. Sanggeman Adat Istiadat Sanggeman masih Nilai sosial sanggeman bermakna Sistem Sanggeman merupakan digunakan sebagai sebagai upaya konservasi lahan perijinan warga untuk menanam sistem tanam di sekaligus upaya ekonomi warga tanaman produktif jagung di perkebunan dalam berkebun jagung. tanah pemerintah dengan syarat pemerintah dan Sanggerman berfungsi sebagai wajib menanam pohon jati di warga. sistem bagi hasil terhadap petarangan. pemanfatan tanah pemerintah 34. Sedekah Bumi Ritus Sedekah bumi masih Nilai Relijius Sedekah Bumi Sedekah Bumi dilaksanakan dilakukan oleh memiliki makna penghormatan setiap bulan apit dalam kalender masyarakat disekitar terhadap kuasa tuhan YME jawa. Masyarakat berdoa sumber mata air. sekaligus pelestarian ritus tradisi bersama di setiap sumber mata turun temurun. Ritus ini berfungsi air dan disuguhkan makanan sebagai ungkapan rasa syukur bancakan. terhadap berkah dan rejeki. 35. Situs Makam Cagar Budaya Makam Pandawa Dukuh Nilai konservatif cagar budaya Makam tradisi lisan pandawa lima Pandawa Lima Lima adalah lokasi Sanggrahan makam Pandawa Lima menjadi cukup sering dikunjungi untuk cagar budaya dalam lokasi pelestarian memori berziarah sebelum agenda inti tradisi lisan mengenai landscape pokok pikiran festival budaya Meron Sukolilo. kisah lima bersaudara kebudayaan yang sekaligus yang menjelaskan bermakna sebagai identitas dan legenda awal mula simbol budaya bagi Masyarakat. masyarakat Sukolilo. Tradisi lisan Pandawa Lima menjadi pangkal dari seluruh budaya, ritus, dan festival yang diberlangsung di Desa Sukolilo. 36. Sumur Artesis Pengetahuan Pengeboran Artesis Pegunungan karst memiliki Masyarakat ahli pengeboran Pegunungan terus dikembangkan banyak batuan koral yang keras artesis memiliki kepercayaan Kendeng masyarakat karena dan berlokasi lebih tinggi dari tertentu tentang lokasi mana kebutuhan air untuk permukaan air laut. Nilai yang bisa dan tidak bisa dilakukan perkebunan jagung kreatifitas pengeboran artesis pengeboran. Adapula terus bertambah. pegunungan kendeng kepercayaan mengenai daerah menunjukkan bahwa larangan pengeboran. Secara pengetahuan tradisional tentang umum pengeboran artesis menemukan sumber air di mencapai kedalaman 30 - 80 pegunungan karst menjadi meter ke bawah tanah. pengetahuan tentang teknik dan lokasi menemukan sungai resapan di bawah tanah. 37. Sunan Alip Tradisi Lisan Tradisi Lisan Sunan Nilai historis tradisi lisan sunan Tradisi Lisan Sunan Alip masih Alip masih dituturkan alip menjadi pokok pikiran dituturkan oleh masyarakat oleh masyarakat kebudayaan yang sekaligus sesepuh dusun ledok ketika sesepuh dusun ledok bermakna sebagai identitas dan upacara haul sunan alip. namun mulai simbol budaya islam bagi berkurang di generasi Masyarakat dusun ledok. yang lebih muda. 38. Suronan Ritus Warisan Budaya Nilai reliji dengan berdoa Masyarakat berdoa bersama di masih dilakukan oleh bersama di permulaan tahun. masing-masing mushalla atau masyarakat di hari Adat ini berfungsi sebagai ekpresi masjid dusun dengan pertama awal tahun harapan untuk tahun yang akan menyuguhkan makanan Bulan Suro dalam berlangsung kemudian. bancakan yang nantinya akan kalender Jawa. dibagikan untuk makan bersama. 39. Talang Kayu Teknologi Peran talang kayu jati Nilai kreatifitas talang kayu jati Talang Kayu Jati merupakan Jati telah digantikan oleh menunjukkan bahwa terdapat sebuah jalur kanal yang dibuat pipa modern. teknologi tradisional tentang dengan cara membelah kayu pengerasan kayu yang kemudian menjadi dua bagian dan dapat dipakai sebagai jalur kanal membuat cekungan sebagai jalur air. aliran. Sistem irigasi ini dipakai untuk mengarahkan aliran sungai dari hulu ke pemukiman yang agak lebih rendah. 40. Terasering Teknologi Warisan Budaya Nilai kreatifitas masyarakat yang Teknologi ini menggunakan Padas Karang masih dilestarikan menunjukkan adanya adaptasi susunan tertentu batu karang- Masyarakat. teknologi terasering oleh karst dengan teknik terasering masyarakat Sukolilo. Terasering yang digunakan untuk menanam yang biasa berfungsi untuk jagung di lereng-lereng menanam padi di lereng Pegunungan Kapur. pegunungan kemudian diterapkan di lereng pegunungan kapur yang rentan mengalami kerusakan akibat erosi lahan dan runtuhan tanah. 41. Tikar Pandan Teknologi Tikar pandan mulai Nilai kreatifitas masyarakat yang Daun pandan dianyam berbentuk digantikan oleh menunjukkan adanya alas yang tersedia dalam berbagai karpet modern. pemanfaatan bahan ekologis ukuran. untuk alas lantai dalam berbagai keperluan. Tikar pandan dulunya dipakai sebagai alas duduk, alas tidur dan sebagainya. 42. Toponimi Tradisi Lisan Toponimi Desa Dukuh Sono Nilai Historis toponimi Desa Legenda masih dituturkan oleh Desa Sukolilo Sukolilo adalah Sukolilo menjadi landasan juru pelihara petilasan. legenda mengenai kebudayaan yang sekaligus peristiwa awal mula bermakna sebagai identitas dan penamaan desa. simbol budaya bagi Masyarakat. 43. Ulan-ulan Seni Ulan-ulan selalu Nilai kreatifitas ulan-ulan Ulan-ulan ditampilkan ditampilkan sebagai menunjukkan adanya akulturasi menggunakan pakem leang-leang festival malam hari budaya tionghoa kedalam budaya tionghoa yang dimaknai juga menjelang tradisi meron tentang kesenian sebagai naga dalam legenda meron. tradisional yang berfungsi sebagai angkling darma hiburan dalam agenda ritus. 44. Tradisi Meron Ritus Meron merupakan Nilai Relijius meron memiliki Prangkat desa terkait dibantu festival budaya makna penghormatan terhadap oleh warga sekita berangkat tahunan yang hari lahir Nabi Muhammad SAW menuju tempat upacara bersama dilaksanakan setiap sekaligus pelestarian ritus tradisi tamu undangan. Pada acara ini tanggal 12 Mulud turun temurun. Selain berfungsi biasanya dimulai sekitar siang dalam kalender Jawa sebagai festival untuk hari jam 11.00 atau setelah Khurup Aboge (sehari menyelenggarakan agenda Dzuhur jika bertepatan dengan setelah kalender upacara, Meron menjadi ajang hari jumat. Saat iring-iringan, hijriyah). mendekatkan pejabat desa perangkat desa didahului oleh dengan masyarakatnya. barongan kadang ada juga Reog, sedangkan debelakang perangkat desa adalah iber-iber, kemudian rombongan pemikul Meron yang terdiri dari 10 orang yang memikul Ancak dan 2 orang yang memegang Tuak atau penyangga agar gunungan tetap seimbang.
Meron kemudian diletakkan di
tempat sepanjang Rute perjalanan yang telah di tentukan yakni di sepanjang Pasar (batas selatan) Masjid agung dan jembatan masuk desa (batas utara). Aturan penempatan yaitu dibagian selatan rute ditempati bagi Jajaran atas perangkat desa sedangkan di bagian utara rute ditempati oleh Kadus dan perangkat sebagainya. Ketika Meron telah menempati tempat yang disediakan, Mustaka meron dinaikkan keatas gunungan.
Selanjutnya, Para perangkat desa
akan berkumpul dan mendatangi ke kediaman Kepala desa. Perwakilan dari para perangkat desa akan memberitahukan bahwa upacara telah siap dilakukan untuk kemudian masuk pada acara puncak. Maka seluruh perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat pemerintah kabupaten dan tamu undangan lainnya diminta untuk ikut serta dalam acara kirab menuju ke masjid agung. Saat perangkat desa dan undangan telah berada di masjid agung, mereka akan bersama-sama menyaksikan Mustaka meron kepala desa di naikkan.