Anda di halaman 1dari 29

Kata Pengantar

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Masa Esa,karena atas karunianya , saya
dapat menyelesaikan pembuatan tugas yang berjudul "Pencemaran Lingkungn di Desa Tista Jika
Dikaitkan dengan Kesadaran Masyarakat di Desa Pada Tahun 2018 " dengan baik.

Tugas ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas pelajaran Sosiologi semester genap.
Mudah-mudahan tugas in dapat dijadikan referensi tambahan untuk kegiatan pembelajaran dan
dengan selesainya laporan penelitian ini dapat memotivasi saya untuk dapat membuat laporan
penelitian lainnya lebih baik lagi.

Saya sangat menyadari bahwa laporan penelitian ini sangat jauh dari kata sempurna.
Dengan demkian saya sangat mengharapkan pemaklumannya karena saya disini masih dalam
tahap belajar.

Pucaksari ,2018

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Perumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Populasi
1.7 Sampel
1.8 Hipotesis
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pencemaran


2.2 Penanggulangan Pencemaran
2.3 Menerapkan Prinsip-prinsip Pencemaran
2.4 Penyebab Pencemaran
2.5 Peran Serta Pemerintah dalam Pengurangan Pencemaran
2.6 Peran Serta Masyarkat dalam menangani Pencemaran
2.7 Dampak Pencemaran bagi Manusia dan Lingkungan
2.8 Menerapkan Prinsip Produksi Bersih

BAB 3
HASIL PENELITIAN
3.1 Analisis Data
3.2 Teknik Analisis Data
3.3 Kesimpulan Analisis Data
BAB 4
Deskripsi
Kesimpulan
Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pencemaran lingkungan merupakan suatu pokok permasalahan yang diperbincangkan
oleh orang-orang,seperti yang kita ketahui pencemaran setiap tahunnya mengalami
peningkatan.Ini disebabkan karena jumlah populasi penduduk setiap tahunnya bertambah dan
kebutuhan penduduk pun semakin banyak yang mengakibatkan populasi pencemaran
berkembang. Hal ini menyebabkan keadaan yang tidak seimang dan harus adanya suatu
pergerakan dari seluruh elemen masyarakat untuk memanfaatkan pencemaran menjadi suatu
yang bernilai dengan pemanfaatan tersebut dapat mengurangi tingkat sampah dan limbah
yang ada disekitar.
Apalagi tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan bau yang tidak sedap,sumber
berbagai macam penyakit,penyumbatan saluran air dan juga dapat membabakan banjir.
Seiring berjalannya waktu maka ditemukanlah cara untuk menanggulangi pencemaran
agar tidak menimbulkan hal-hal yang negatif. Sekarang kita harus bisa menjaga agar limbah
dan sampah tidak tersebar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarka latar belakang yang dikemukakan diatas masalah yang dapat di identifikasikan
sebagai berikut :

1.Bagaimana Pengaruh pencemran terhadap lingkungan?

2. Bagaimana cara mengelola pencemaran agar berguna?

3. Adakah pengaruh pencemaran terhadap lingkungan ?

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yaitu membatasi pada masalah yang akan di teliti sehingga fokus
penelitian menjadi jelas dan terarah. Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna
dan mendalam, maka penulis memandang masalah penelitian yang diangkat perlu dibatasi
variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan pencemaran
lingkungan terhadap masyarakat di desa Tista. Dipilih karena akan bisa menambah wawasan
masyarakat di desa Tista.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang penulis pilih maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitin ini sebagai berikut:
1.Bagaimanakah pencemaran lingkungan di desa Tista pada tahun 2018 terhadap kesehatan
masyarakatnya?

2.Bagaimanakah pencemaran lingkungan di desa Tista dengan tingkat kesadaran masyrakat di


desa pada tahun 2018?

3.Apakah ada hubungannya pengaruh pencemaran dengan peran masyarakat terhadap


kebersihan lingkungan di desa Tista pada tahun 2018?

4.Apakah ada pengaruhnya terhadap peran masyarakat di bidang kesehatan dengan kebersihan
di desa Tista pada tahun 2018?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pencemaran di desa Tista pada tahun 2018

2. Untuk menangani masalah pencemaran limbah di desa Tista

3. Untuk mengetahui jenis dan sifat pencemaran

4. Untuk mengetahui cara pencegahan pencemaran lingkungan

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Kami dapat mengetahui lebih dalam tentang penelitian sosial dan dapat secara langsung
mandiri dengan kelompok untuk melaksanakan penelitian.

2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang penelitian sosial yang kami bahas dengan
masalah pencemaran lingkungan.

3. Kami dapat mengetahui cara penanggulangan pencemaran lingkungan dan mengetahui


faktor-faktor yang menyebabkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

4. Kami bisa menanggulangi masala pencemaran dan mencegahnya di lingkungan dan di


rumah masing-masing.

5. Kami dapat mengetahui seberapa besar dan seberapa banyak pengaruh pencemaran di desa
Tista pada tahun 2018.

1.7 Populasi

Kami disini mendapatkan jumlah masyarakat di desa Tista sebanyak 1,193 KK. Untuk
mengatasi kesulitan kedua populasi tersut dengan tidak mengulangi karakteristik umum
populasi, maka kami melakukan pengambilan sampel

1.8 Sampel
Sampel dari judul yang kami ambil serta populasi yang digunakan seperti keterangan di atas
yaitu masyarakat Dusun Tista, Dusun Munduk Tengah dan Dusun Munduk Mengenu. Yang
setaiap dusunnya kami mengambil sampel per KK. Dari jumlah populasi mendapatkan
jumlah masyarakat per KK sebanyak 1,193 KK, kami disini mengambil sebanyak 30 KK
untuk memjawab kuisuner yang kami berikan di setaiap dusunnya kami sebarkan sebanyak
10 kuis per dusun.

1.9 Hipotesis
Pencemaran lingkungan di Desa Tista jika dikaitkan dengan kesadaran masyarakat di desa
pada tahun 2018.
- Hipotesis Nol : tidak ada hubungan antara pengaruh pencemaran lingkungan di desa Tista
dengan desa lainnya.
- Hipotesis Kerja : jika pencemaran lingkungan di desa Tista di biarkan begitu saja maka
seluruh desa akan tercemar dan berbagai penyakit pun akan bermunculan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau
komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan
(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

PENGERTIAN PENCEMARAN MENURUT PARA AHLI

Darmono (1995)
Pengertian pencemaran adalah segala bentuk perubahan alam dan iklim yang ada di bumi akibat
kegiatan manusia yang tidak dikehendaki oleh alam (lingkungan). Kegiatan ini seperti halnya
penebangan hutan secara ilegal atau membakar hutan untuk lahan pertanian. Selengkapnya,
baca; Pengertian Lahan Menurut Ahli dan Jenisnya Lengkap

Palar (1994)
Definisi pencemaran lingkungan adakah proses perubahan ekosistem baik secara
fisik, kimia, atau perilaku biologis yang bisa mengganggu kehidupan manusia karena dinilai
dapat merusak sumberdaya yang ada di alam yang ada di bumi, bahkan keadaan ini dapat
menyebabkan bencana alam. Selengkapnya, baca; Pengertian Bencana Alam Menurut Para Ahli
dan Contohnya

Wardhana (2001)
Menurutnya, definisi dari sumber pencemaran adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan
manusia dalam membuang bahan pencemar, baik berbenatuk padat, gas,
cair atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu sehingga dapat lingkungan.

Undang-Undang No 4 tahun 1982


Pencemaran lingkungan adalah dimasukkannya zat energi atau komponen yang merusak
lingkungan, ataupun berubahnya terhadap segala bentuk tatanan lingkungan, baik hasil dari
kegiatan manusia ataupun proses alam sehingga dapat mengancam kualitas lingkungan.

Surat Keputusan Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup (1988)


Definisi pencemaran lingkungan adalah dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen
lain ke dalam air atau udara dan hal tersebut dianggap menyebabkan prosesisasi berubahnya segala
kegiatan manusia dan juga proses kondisi alam.
Kimia Lingkungan
Dalam kimia lingkungan, pengertian pencemaran lingkungan adalah suatu bentuk penyebaran
bahan-bahan kimia dengan ukuran tertentu sehingga dapat merubah suatu keadaan atau
keseimbangan ekosistem yang ada di alam, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Situs populer pendidikan ini memberikan definisi pencemaran lingkungan adalah pencemaran
yang terjadi dengan sangat cepat yang terjadi akibat limbah industri yang berasal dari bahan-bahan
kimia, termasuk di dalamnya adalah logam berat.

2.2 PENANGGULANGAN PENCEMARAN

1. Penanggulangan secara administratif

Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan tugas


pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-undang. Beberapa peraturan
yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut :

a) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari lingkungan.
Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang
menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon
di stratofer.

b) Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas) sehingga limbah
yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat yang membahayakan lingkungan.

c) Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu yang jauh dari
pemukiman.

d) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus dilakukan


analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
e) Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk menentukan mutu
suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan
udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar
bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara
lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan
memberikan sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang
melebihi standar baku mutu.

2. Penanggulangan secara teknologis

Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan


untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat pembakaran akhir
sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut
dinamakan insenerator.

3. Penanggulangan secara Edukatif

Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal
maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan tentang
lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA
dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan nonformal dilakukan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan
pencemaran lingkungan.

Dengan penyuluhan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran baik secara
individu maupun secara berkelompok untuk memahami pentingnya kelestarian lingkungan.

2.3 MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP PENCEMARAN LINGKUNGAN


Prinsip-prinsip pokok dalam sistem manajemen lingkungan hidup terpadu digambarkan oleh
Elina Hasyim, sebagai berikut:
1. Reduksi pada sumber dan pemanfaatan kembali adalah upaya mengurangi atau
meminimumkan penggunaan bahan bakar, air, dan energi serta menghindari pemakaian bahan
baku yang beracun dan berbahaya, disertai dengan pengolahan bahan baku dan house keeping
yang baik agar tidak menambah beban pencemaran
2. Pengolahan limbah dilakukan setelah limbah tersebut tidak dapat lagi dimanfaatkan,
selanjutnya pembuangan limbah sisa pengolahan disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan oleh pemerintah
3. Sistem manajemen lingkungan hidup terpadu harus disertai perubahan pola pikir, sikap dan
tingkah laku dari semua pihak di lingkungan industri
4. Industri yang melaksanakan sistem manajemen lingkungan hidup terpadu dapat dikategorikan
sebagai industri yang telah menerapkan prnsip eco-eficiency yang merupakan bagian dari konsep
ekologi industri, yakni tidak mengenal limbah

2.4 PENYEBAB PENCEMARAN

Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan

Udara di kota-kota yang penduduknya berjejal-jejal dan banyak pabrik-pabrik banyak bercampur
dengan bermacam-macam gas dan debu. Sebenarnya debu-debu itu selalu ada dalam udara,
walaupun dalam jumlah yang amat sedikit.
Jalan pernafasan diperlengkapi dengan alat-alat untuk menyaring debu-debu. Pada umumnya hal
ini amat memuaskan, tetapi penghisapan debu-debu yang tertentu misalnya silikat dan asbes
(banyak terdapat dalam pertambangan-pertambangan), dapat menimbulkan gangguan saluran
pernafasan dan lebih lanjut terhada kesehatan. Untuk ini maka industri dan pabrikpabrik
mengadakan peraturan-peraturan dan penjagaanpenjagaan untuk mengurangi kemungkinan itu.
Pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah disebabkan oleh berbagai faktor berikut:

1. Pencemaran udara karena banyak mengandung CO2 (karbondioksida) yang banyak dihasilkan

dari pembakaran BBM seperti: minyak tanah, solar, bensin dari kendaraan bermotor

atau mesin-mesin industri. Karbondioksida yang terlarut dalam air hujan kemudian

membentuk asam karbonat (H2CO3). Selain itu, pembakaran juga menghasilkan belerang

dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) ke udara.

2. Pencemaran timbal (plumbom) dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan

anak terutama balita (bawah lima tahun). Pencemaran timbal dapat terjadi melalui \

udara kemudian terhirup lewat saluran pernafasan, misalnya asap kendaraan bermotor dan
pabrik.

3. Pengunaan air raksa (Hg) termasuk dalam kategori logam berat bersifat karsinogen

(menyebabkan kanker) seperti kasus; Minamata (Jepang), Busang (sulawesi utara).

4. Gas karbon monooksida (CO) karena pembakaran yang tidak sempurna bersifat racun

bagi pernafasan.

5. Pencemaran tanah oleh sampah plastik.

6. Pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol mematikan organisme, tanah terakumulasi

pada tanaman dan dimakan manusia. Buah-buahan, Antibiotika pada makanan ternak,

daging, dan telur.


2.5 PERAN PEMERINTAH DALAM PENGURANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah tidak dapat dibantah lagi karena
dampak dari pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini sudah dirasakan oleh semua kalangan
masyarakat mulai dari kaum bawah sampai kaum atas.

Masalah lingkungan Indonesia meliputi pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah,
sampah dan limbah bahan berbahaya dan beracun ( limbah b3), terutama yang bersumber dari
kegiatan industri dan jasa, kegiatan domestik baik berupa limbah cair maupun limbah padat dan
transportasi.

Pencemaran lingkungan salah satu sebabnya dapat terjadi karena kesalahan pemerintah dalam
melaksanakan wewenang pengelolaan lingkungan seperti penerbitan perizinan lingkungan yang
tidak dikaji dengan baik dan tidak cermat, penerbitan perizinan lingkungan yang melanggar tata
ruang dan kesalahan prosedur tentang dampak lingkungan hidup.

Kesalahan pemerintah dalam menerbitkan perizinan lingkungan yang menyebabkan pencemaran


lingkungan jelas melahirkan tanggung jawab pemerintah, banyaknya penerbitan perizinan
lingkungan yang kemudian berpotensi atau telah menyebabkan pencemaran serta kerusakan
lingkungan terbukti dengan banyaknya kasus gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara yang
tujuanya adalam membatalkan perizinan lingkungan tersebut.

Pemerintah wajib melaksanakan wewenang pengelolaan lingkungan sebagaimana telah


ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan lingkungan, Colin Turpin menegaskan fungsi
pemerintah adalah “implementation and effectiveness of legislation.”

Di samping itu, dalam pengelolaan lingkungan pemerintah memiliki fungsi membuat regulasi,
melakukan penegakan hukum lingkungan, dan melaksanakan tindakan pengelolaan lingkungan
secara nyata dan sistematis, tetapi perlu di ingat keberhasilan pengelolaan lingkungan tidak
hanya bergantung kepada pemerintah saja namun harus didukung oleh peraturan perundang-
undangan lingkungan yang komprehensif, tindakan pemerintah dan lembaga yusidial serta peran
dari berbagai elemen masyarakat yang harus ikut mengawal mengenai seputar isu-isu
lingkungan.

International City/Country Management Association merinci berbagai tanggung jawab


lingkungan sebagai berikut:

1. Compliance obligations yaitu kewajiban untuk mematuhi hukum yang berlaku untuk
kegiatan produksi,penggunaan bahan-bahan berbahaya, dan pelepasan bahan-bahan kimia
dan kegiatan lain yang memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.
2. Remediation obligations yaitu kewajiban untuk membersihkan atau membayar biaya
pembersihan kawasan lingkungan yang tercemar.
3. Fine and penalty obligations yaitu kewajiban untuk membayar denda atau hukuman
berdasarkan hukum perdata dan/atau hukum pidana karena telah melakukan pelanggaran.
4. Compensation obligations yaitu kawajiban berdasarkan hukum untuk membayar kepada
mereka yang mengalami kerugian sebagai akibat dari penggunaan benda atau pelepasan
bahan-bahan beracun atau bahan pencemar lainya.
5. Punitivedamage obligations yaitu kewajiban untuk memberikan ganti kerugian, yang
sifatnya sebagai hukuman dan menetapkan pembebanan tambahan untuk ganti kerugian.
Tujuan punitive damage obligations untuk menghukum ( membuat jera) dan mencegah
tindakan yang dipandang sebagai tindakan yang ceroboh.
6. Natural resource damages obligation yaitu kewajiban (pada umumnya berbentuk denda)
yang timbul dari natural resources liability. Natural resource liability lahir dari kerugian,
kerusakan atau kehilangan sumber daya yang tidak merupakan milik pribadi ( misalnya
tumbuh-tumbuhan, margasatwa, tanah, udar, dan air).

Alhasil, Pemerintah sebagai pihak yang menerbitkan keputusan lingkungan yang menyebabkan
pencemaran lingkungan pada dasarnya memikul dua tanggung jawab pokok untuk:

1.membatalkan keputusan yang menyebabkan pencemaran lingkungan yang berarti


menghentikan sumber terjadinya pencemaran.

2.membayar ganti kerugian kepada korban pencemaran baik orang maupun lingkungan.
3.sebagai pemberi izin jadi harus bertanggung jawab juga untuk mengembalikan lingkungan
yang telah tercemar menjadi lingkungan yang sehat kembali.

Pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah tidak dapat dibantah lagi karena
dampak dari pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini sudah dirasakan oleh semua kalangan
masyarakat mulai dari kaum bawah sampai kaum atas.

Masalah lingkungan Indonesia meliputi pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah,
sampah dan limbah bahan berbahaya dan beracun ( limbah b3), terutama yang bersumber dari
kegiatan industri dan jasa, kegiatan domestik baik berupa limbah cair maupun limbah padat dan
transportasi.

Pencemaran lingkungan salah satu sebabnya dapat terjadi karena kesalahan pemerintah dalam
melaksanakan wewenang pengelolaan lingkungan seperti penerbitan perizinan lingkungan yang
tidak dikaji dengan baik dan tidak cermat, penerbitan perizinan lingkungan yang melanggar tata
ruang dan kesalahan prosedur tentang dampak lingkungan hidup.

Kesalahan pemerintah dalam menerbitkan perizinan lingkungan yang menyebabkan pencemaran


lingkungan jelas melahirkan tanggung jawab pemerintah, banyaknya penerbitan perizinan
lingkungan yang kemudian berpotensi atau telah menyebabkan pencemaran serta kerusakan
lingkungan terbukti dengan banyaknya kasus gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara yang
tujuanya adalam membatalkan perizinan lingkungan tersebut.

Pemerintah wajib melaksanakan wewenang pengelolaan lingkungan sebagaimana telah


ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan lingkungan, Colin Turpin menegaskan fungsi
pemerintah adalah “implementation and effectiveness of legislation.”

Di samping itu, dalam pengelolaan lingkungan pemerintah memiliki fungsi membuat regulasi,
melakukan penegakan hukum lingkungan, dan melaksanakan tindakan pengelolaan lingkungan
secara nyata dan sistematis, tetapi perlu di ingat keberhasilan pengelolaan lingkungan tidak
hanya bergantung kepada pemerintah saja namun harus didukung oleh peraturan perundang-
undangan lingkungan yang komprehensif, tindakan pemerintah dan lembaga yusidial serta peran
dari berbagai elemen masyarakat yang harus ikut mengawal mengenai seputar isu-isu
lingkungan.

International City/Country Management Association merinci berbagai tanggung jawab


lingkungan sebagai berikut:
1. Compliance obligations yaitu kewajiban untuk mematuhi hukum yang berlaku untuk
kegiatan produksi,penggunaan bahan-bahan berbahaya, dan pelepasan bahan-bahan kimia
dan kegiatan lain yang memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.
2. Remediation obligations yaitu kewajiban untuk membersihkan atau membayar biaya
pembersihan kawasan lingkungan yang tercemar.
3. Fine and penalty obligations yaitu kewajiban untuk membayar denda atau hukuman
berdasarkan hukum perdata dan/atau hukum pidana karena telah melakukan pelanggaran.
4. Compensation obligations yaitu kawajiban berdasarkan hukum untuk membayar kepada
mereka yang mengalami kerugian sebagai akibat dari penggunaan benda atau pelepasan
bahan-bahan beracun atau bahan pencemar lainya.
5. Punitivedamage obligations yaitu kewajiban untuk memberikan ganti kerugian, yang
sifatnya sebagai hukuman dan menetapkan pembebanan tambahan untuk ganti kerugian.
Tujuan punitive damage obligations untuk menghukum ( membuat jera) dan mencegah
tindakan yang dipandang sebagai tindakan yang ceroboh.
6. Natural resource damages obligation yaitu kewajiban (pada umumnya berbentuk denda)
yang timbul dari natural resources liability. Natural resource liability lahir dari kerugian,
kerusakan atau kehilangan sumber daya yang tidak merupakan milik pribadi ( misalnya
tumbuh-tumbuhan, margasatwa, tanah, udar, dan air).

Alhasil, Pemerintah sebagai pihak yang menerbitkan keputusan lingkungan yang menyebabkan
pencemaran lingkungan pada dasarnya memikul dua tanggung jawab pokok untuk:

1.membatalkan keputusan yang menyebabkan pencemaran lingkungan yang berarti


menghentikan sumber terjadinya pencemaran.

2.membayar ganti kerugian kepada korban pencemaran baik orang maupun lingkungan.

3.sebagai pemberi izin jadi harus bertanggung jawab juga untuk mengembalikan lingkungan
yang telah tercemar menjadi lingkungan yang sehat kembali.
2.6 PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENANGANI PENCEMARAN

Dalam setiap kegiatan yang berdampak besar terhadap lingkungan hendaknya masyarakat
diberikan peran yang besar sebab peran masyarakat sangat menentukan apakah perlindungan dan
pengelolaan lingkungan dapat berjalan dengan baik atau tidak.

Memberikan peran dan tanggung jawab berarti memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa
keberlangsungan lingkungan hidup akan sangat bergantung pada masyarakat. Semakin besar
tanggung jawab tersebut diberikan kepada masyarakat semakin maka semakin besar kontrol yang
dilakukan. Salah satu contoh peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan dengan model
pengelolaan HKm telah membuktikan bahwa masyarakat memiliki tanggung jawab yang besar
untuk menjaga dan melestarikan hutan tersebut.

Dalam pasal (2) UU 32 2009 tentang asas, khususnya huruf (k dan i) disebutkan salah satu
asasnya Partisipatif dan kearifan Lokal. Maka dalam setiap kegiatan pemanfaatan lingkungan hal
yang harus melekat didalamnya adalah partisipasi masyarakat serta kearifan lokal yang ada
dimasyarakat sekitar.

Pasal 4 menyebutkan: Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi :


1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pengawasan
5. Penegakan Hukum

Peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam setiap tahapan mulai dari perncanaan, masyarakat
harus disertakan dlam musyawarah perencanaan tersebut, karena perencanaan harus
mencerminkan kepntingan masyarakat didalamnya. Pada saat pemanfaatan juga masyarakat harus
dilibatkan, demikian juga pada saat pengendalian dan pengawasan. Pengawasan yang paling
mudah yaitu dengan memberikan peran yang besar pada masyarakat.

2.7 DAMPAK PENCEMARAN BAGI MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap yang
memberikan efek buruk bagi daerah sensitive sekitarnya seperti pemukiman, perbelanjaan,
rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah sering kali terjadi pada sumber dan lokasi
pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan
kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi
lingkungan sekitarnya.

Pencemaran Air
Prasarana dana sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi. Lindi
adalah air hasil degradasi dari sampah dan dapat menimbulkan pencemaran apabila tidak diolah
terlebih dahulu. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya
pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup
besar pula sehingga potensi lindi yag dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk
menimbulkan pencemaran air dan tanah disekitarnya.

Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang
dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran
akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya
(B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah
terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi
menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk
sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik dilingkungan
permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Di TPA ceceran sampah terutama
berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angina tau ceceran dari kendaraan pengangkut
akan mengurangi estetika lingkungan sekitar. Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak
menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi / tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut.

Kemacetan Lalu lintas


Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan dengan
sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar muat sampah
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas. Arus lalu lintas angkutan samapah
terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA berpotensi menjadi gerakan
kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain.

Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat
pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap
menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional
akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga
sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif
untuk menghindarinya.

Lingkungan hidup yang bersih adalah salah satu yang diimpikan banyak orang karena dengan
lingkungan yang bersih maka akan tercipta suasana nyaman dan tenang. Untuk itulah mari
bersama-sama kita jaga kebersihan lingkungan hidup baik dari sampah-sampah maupun
pencemaran yang bisa mengganggu aktivitas kehidupan manusia guna mewujudkan lingkungan
yang bersih dan sejahtera dimasa yang akan datang.
2.8 MENERAPKAN PRINSIP PRODUKSI BERSIH

Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang berifat prefentive dan terpadu yang
perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan
mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan (UNEP, 2003).

Prinsip pokok dalam produksi bersih antara lain:

i. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku dan energi serta menghindari
penggunaan bahan baku yang berpotensi untuk menghasilkan limbah berbahaya.
ii. Melakukan perubahan pada pola produksi dan konsumsi sesuai dengan daur hidup produk.
iii. Menerapkan pola manajemen meliputi pola pikir, sikap dan tingkah laku di tingkat industri
maupun pemerintah.
iv. Mengaplikasikan teknologi ramah lingkungan dan SOP sesuai aturan yang berlaku.
Penerapan produksi bersih dapat dilakukan dalam lima bagian yaitu Good house-
keeping, perubahan material input, perubahan teknologi, perubahan produk, dan on-site
reuse. Kelima bagian tersebut secara langsung akan berpengaruh kepada proses produksi di
industri mancakup peningkatan efisiensi dan efektivitas pemakaian sumberdaya dan mengurangi
penggunaan bahan berbahaya sehingga limbah dan polusi yang dihasilkan bisa diminimalkan.
Produksi bersih juga dapat dijelaskan secara ringkas sebagai metode reduce, reuse, dan recycle.

Polution Prevention

Pencegahan munculnya polusi sama halnya dengan minimasi limbah. Pencegahan kemunculan
polusi tidak dapat dilakukan dengan serta merta namun dengan pengurangan yang bertahap. Proses
pencegahan dilakukan terhadap proses produksi berupa efisiensi proses bukan pada penggunaan
bahan baku seperti pada minimasi limbah. Penanganan limbah diharapkan tidak menyebabkan
polusi, yaitu dengan prinsip ekologi yang dikenal istilah 4R :
i. Recycle (Pendaur-ulangan)
ii. Reuse (Penggunaan Ulang)
iii. Reduce
iv. Repair
Waste Minimization

Minimasi limbah adalah upaya pengurangan limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir
da termasuk pengurangan bahan baku serta daur ulang limbah (UNEP dan ISWA, 2002). Konsep
minimasi limbah juga dapat dijelaskan sebagai kegiatan pencegahan dan pengurangan pada bahan
untuk meningkatkan kualitas dari limbah akhir yang dihasilkan dari berbagai proses yang
berlangsung sampai ketempat pembuangan akhir.

Proses minimasi limbah dilakukan dengan jalan mengurangi jumlah bahan baku yang digunakan
sehingga dapat mengurangi jumlah limbah yang akan terbentuk, mengurangi biaya operasi dan
mengurangi jumlah limbah beracun yang dihasilkan. Minimasi limbah adalah salah satu cara yang
dapat ditempuh untuk melakukan produksi bersih pada suatu industri.

Eco-efficiency

Eco-efficiency merupakan suatu proses produksi yang meminimumkan penggunaan bahan baku,
air dan energi serta dampak lingkungan per unit produk. Pengertian eco-efficiency merupakan
konsep produksi bersih yang mengikutkan aspek ekonomi dalam proses penerapannya bersamaan
dengan konsep ekologi dalam produksi bersih. Eco-efficiency merupakan strategi untuk
mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan nilai produksi. Eco-efficiency akan
memberikan motivasi bagaimana cara mengurangi dampak lingkungan namun dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Produksi bersih merangkum semua konsep pencegahan. Konsep pencegahan yang paling awal
yaitu minimisasi limbah (waste minimization), pencegahan pencemaran (pollution prevention) dan
pengurangan pemakaian bahan beracun yang kesemuanya terfokus pada kata kunci dampak
lingkungan, limbah berbahaya, bahan-bahan beracun dan pencemaran.

Konsep pencegahan yang baru yaitu berdasarkan sasaran pada pengurangan dampak lingkungan
melalui siklus daur hidup produk (life cycle analysis), dengan fokus pada desain produk ramah
lingkungan (design for environment) atau pada pendekatan baru berdasarkan nilai tambah
yaitu eco-efficiency. Eco-efficiency lebih ditujukan pada strategi bisnis efisien yang memberikan
dampak positif bagi lingkungan sedangkan produksi bersih pada sisi operasional/ produksi dengan
pencegahan dan pengurangan timbulan limbah yang berdampak positif pada peningkatan efisiensi
dan produktivitas.
BAB 3
HASIL PENELITIAN
3.1 Analisis Data
N NAMA SKOR JUMLAH R-5
O AB,B,C,K
SS S TS STS
1. Dewa Ayu Made Ardiani 24 9 14 4 51 K
2. Dewa Ayu Nyoman Puspaariani 36 9 8 4 57 C
3. Ni Md Listiya Ponia Sri A. 16 6 24 2 48 K
4. Kadek Yudi Arta 32 6 16 2 56 K
5. Ni Nyoman Desi Ida Pratiwi 20 6 22 2 50 K
6. Ni Luh Putu Anggie Adnyani 28 15 12 2 57 C
7. Gede Fendy 40 9 12 1 62 C
8. Gede Budi Darma 40 9 12 1 62 C
9. I Putu Fajar Nirmana Kaya 48 6 8 8 70 B
10. Ni Luh Putu Risa April Yanti 40 9 6 4 59 C
11. I Pande Putu Dedi Artana 16 21 16 1 54 K
12. I Putu Gana Widya Pratama 16 15 20 1 52 K
13. I Made Agus Dananjaya 16 6 24 2 48 K
14. I Wayan Setia Ariawan 40 6 15 2 63 C
15. I Komang Arianto 40 21 4 1 66 B
16. Ni Luh Putu Ekinadiasih 40 3 12 3 58 C
17. Desak Gede Sri Widiasih 36 9 8 4 57 C
18. Kadek Rafliana 12 15 18 3 48 K
19. Putu Kristina Dewi 40 12 14 0 66 B
20. Wirenata 8 21 16 4 49 K
21. Ni Luh Juniantari 36 9 8 4 57 C
22. Ni Ketut Riani 40 6 12 2 60 C
23. Ketut Dinda 16 27 18 2 63 C
24. Ni Luh Putu Widiyanti 32 18 12 3 65 C
25. Ni Made Lisda Febri Alpiani 44 6 8 3 61 C
26. Ni Made Lia Listiana 52 6 6 3 67 B
27. Gusti Ayu Komang Dindayani 24 15 10 4 53 K
28. Putu Edi Maha Putra 48 0 8 4 60 C
29. Komang Febrianto 24 15 12 3 54 K
30. Ni Luh Putu Risa Pebriani 32 12 12 2 58 C
JUMLAH 936 327 387 81 1731

Keteranagan Skor : SS =4 Kriteria ( R-5) : AB = 79-87


S =3 B = 66-78
TS =2 C = 57-65
STS =1 K = 43-56
4.2 Teknik Analisis Data

 Frekuensi : 48 x 3 = 144
49 x 1 = 49
50 x 1 = 50
51 x 1 = 51
52 x 1 = 52
53 x 1 = 53
54 x 2 =108
56 x 1 = 56
57 x 4 = 228
58 x 2 = 116
59 x 1 = 59
60 x 2 = 120
61 x 1 = 61
62 x 2 = 124
63 x 2 = 126
65 x 1 = 65
66 x 2 = 132
67 x 1 = 67
70 x 1 = 70
N = 30 = 1,732

 Mean : 1,732 : 30 = 57,7333333


= 57,54

 Median :
48,48,48,49,50,51,52,53,54,54,56,57,57,57,57,58,58,59,60,60,61,62,62,63,63,65,66,66,67
,70
Bilangan ke-15 + bilangan ke-16 = 57 + 58 = 115 =57,5
2 2 2
 Modus : 48 = 3
49 = 1
50 = 1
51 = 1
52 = 1
53 = 1
54 = 2
56 = 1
57 = 4
58 = 2
59 = 1
60 = 2
61 = 1
62 = 2
63 = 2
65 = 1
66 = 2
67 = 1
70 = 1
Modus = 57

 Presentase :
 48 = 3 x 100 % = 10 %
30
 49 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 50 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 51 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 52 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 53 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 54 = 2 x 100 % = 6.6666666667 %
30
 56 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 57 = 4 x 100 % = 13.3333333333 %
30
 58 = 2 x 100 % = 6.6666666667 %
30
 59 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30

 60 = 2 x 100 % = 6.6666666667 %
30
 61 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 62 = 2 x 100 % = 6.6666666667 %
30
 63 = 2 x 100 % = 6.6666666667 %
30
 65 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 66 = 2 x 100 % = 6.6666666667 %
30
 67 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
 70 = 1 x 100 % = 3.3333333333 %
30
9.9999999995 %
9.9999999995 % = 100 %

Jadi totalnya = 100 %


3.3 Kesimpulan Analisis Data

 Kesimpulan Presentase

Chart Title
60

50 52

40

30

24
20
20

10

4
0
1

SS TS S STS

Dengan demikian sebagian besar (100%) masyarakat di desa Tista terkena dampak
pengaruh limbah.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan penelitian ini adalah kebersihan
desa harus dijaga bersama-sama agar terwujud suasana yang aman dan nyaman dalam proses
kegiatan bermasyarakat. Masyarakat di desa Tista harus memiliki kesadaran dalam diri untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan desa dan senantiasa melakukan kegiatan positif untuk
mencegah maupun mengulanggi pencemaran limbah. Dalam upaya menjaga kebersihan
lingkungan desa, aparat desa memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kebersihan
lingkungan. Oleh karenanya aparat desa harus teladan menjadi pemimpin pergerakan masyarakat
yang baik.

Pemerintah juga berperan dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan desa. Dengan
adanya pemerintah yang membahs tentang pencemaran lingkungan. Dengan upaya yang
maksimal pemerintah berupaya untuk mencegah dan mengulangi pencemaran lingkungan.

4.2 Saran

Saran penulisan dalam pembahasan penelitian ini adalah seluruh warga desa harus
selalu menjaga lingkungan sekitar, tidak membuang limbah sembarangan, menanam pohon di
sekitar lingkungan rumah dan desa, kuburlah limbah yang bersifat organik, berupaya mengelola
limbah sebaik mungkin, mematuhi tata tertib desa, rajin bergotong royong agar terciptanya desa
yang bersih, indah, asri.
KUISONEIR PENDATAAN

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang telah disediakan, berilah tanda silang
(X) pada satu jawaban SS, S, TS, STS yang paling tepat.

Keteranagan : SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan Jawaban
STS TS S SS
1 Bagaimana menurut anda jika yang membuang limbah sembarangan di
berikan sanksi?
2 Bagaimana menurut anda jika beberapa siswa terjerumus untuk
membuang limbah karena kekurangan perhatian orang tua?
3 Bagaimana menurut anda jika orang meninggal disebabkan oleh limbah
dan beberapa faktor penyebabnya?
4 Bagaimana pendapat anda jika sebagai seorang siswa kita harus tunduk
untuk selalu mengikuti nasehat orang tua?
5 Bagaimana pendapat anda jika masyarakat yang tahu ada siswa yang
membuang sampah dan limbah di tegur dan diserahkan kepada pihak
yang berwenang?
6 Bagaimana menurut anda jika seorang siswa yang membuang limbah
dan sampah di sekolah sampai mengganggu proses belajar?
7 Bagaimana pendapat anda para siswa yang membuang limbah dan
sampah diberikan area khusus?
8 Bagaimana jika pihak sekolah memberikan siswanya untuk membuang
limbah dan sampah?
9 Bagaimana jika siswa yang masih duduk di SMA di biarkan saja
membuang limbah dan sampah?
10 Bagaimana pendapat anda jika masyarakat di desa Tista menggunakan
kendaraan yang mengeluarkan asap?
11 Jia diseluruh desa Tista terjadi pencemaran, bagaimanakah pendapat
anda?
12 Bagaimana pendapat anda jika masyarakat yang membuang sampah dan
limbah di dukung?
13 Bagaimana menurut anda jika siswa-siswi di sekolah di ajak guru untuk
membuang sampah dan limbah?
14 Bagaimana menurut anda jika ada limbah yang dibuang di desa Tista?
15 Bagaimana menurut anda jika masyarakat hanya ikut-ikutan untuk
membuang limbah dan sampah di lingkungannya?
16 Setujukah anda jika banyak masyarakat yang membuang sampah dan
limbah sembarangan?
17 Setujukah anda jika ada orang tua yang membuang sampah dan limbah
sembarangan dan ditiru oleh anaknya?
18 Setujukah anda jika remaja ikut-ikutan untuk melakukan pencemaran di
desanya sendiri?
19 Bagaimana pendapat anda jika salah satu masyarakat yang membuang
sampah dan limbah sembarangan tidak diberikan sanksi?
20 Setujukah anda jika masyarakat teru-menerus membuang sampah dan
limbah sembarangan?
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas ini dibuat untuk dinilai dalam pemenuhan tugas penelitian sosial dalam pelajaran
sosiologi.

Disahkan Oleh

Guru Sosiologi Kelas X

Ni Made Suarni, S.Pd.

NIP.197107252005012012
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

www.wikipedia.com

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai