DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
KELAS XI MIA I
T.A 2021/2022
Rakyat Riau Angkat Senjata
Dengan demikian pasukan Siak sulit menembus benteng pertahanan itu. Namun banyak
pula jatuh korban dari VOC, sehingga VOC harus mendatangkan bantuan kekuatan termasuk
juga orang-orang Cina. Pertempuran hampir berlangsung satu bulan. Sementara VOC terus
mendatangkan bantuan. Melihat situasi yang demikian itu kedua panglima perang Siak
menyerukan pasukannya untuk mundur kembali ke Siak. Sultan Siak bersama para panglima
dan penasihat mengatur siasat baru. Disepakati bahwa VOC harus dilawan dengan tipu daya.
Sultan diminta berpura-pura berdamai dengan cara memberikan hadiah kepada Belanda. Siasat
ini dikenal dengan “siasat hadiah sultan”. VOC setuju dengan ajakan damai ini. Perundingan
damai diadakan di loji di Pulau Guntung. Pada saat perundingan baru mulai justru Sultan Siak
dipaksa untuk tunduk kepada pemerintahah VOC. Sultan segera memberi kode pada anak buah
dan segera menyergap dan membunuh orang-orang Belanda di loji itu.
Loji segera dibakar dan rombongan Sultan Siak kembali ke Siak dengan membawa
kemenangan, sekalipun belum berhasil mengenyahkan VOC dari Malaka. Siasat perang ini tidak
terlepas dari jasa Raja Indra Pahlawan.
Akhir perlawanan
Perang antara rakyat Riau dengan VOC terjadi sangat sengit, Pada saat perang tersebut
VOC mendatangkan bantuan dari china dan sekutunya, sehingga pada saat itu rakyat Riau
ditarik mundur untuk merundingkan strategi perang baru, sehingga dalam perundingan
tersebut didapatlah suatu ide untuk berpura-pura mengajak VOC berdamai.Sehingga pada saat
perundingan damai dengan VOC tersebut, kesempatan rakyat riau untuk memukul habis para
petinggi VOC. Pada akhirnya rakyat Riau mendapat kemenangan dari VOC. Walaupun belum
berhasil mengenyahkan VOC dari Malaka.
Sebab perlawanan
1. VOC ingin memonopoli kepulauan Riau
2. VOC memecah belah kerajaan Riau menjadi kerajaan kerajaan kecil menyerupai Siak, Indragiri, dan
Kampar yang kemudian merasa terdesak dengan tindakan sewenang wenang VOC
Positif :
1. Munculnya taktik perang gres bagi riau
2. Memicu semangat kemerdekaan bagi warga riau
Negatif:
1. Memecah belahkan kerajaan riau
2. Warga riau menderta kekalahan terhadap VOC
Salah satu pola perlawanan di Riau yakni perlawanan yang dilancarkan oleh Kerajaan Siak Sri
Indrapura. Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723 – 1744) memimpin rakyatnya untuk
melawan VOC. Setelah berhasil merebut Johor kemudian ia menciptakan benteng pertahanan
di Pulau Bintan. Dari pertahanan di Pulau Bintan ini pasukan Sultan Abdul Jalil mengirim
pasukan di bawah komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka. Uniknya dalam
pertempuran ini Raja Lela Muda selalu mengikutsertakan puteranya yang berjulukan Raja Indra
Pahlawan. Itulah sebabnya semenjak cukup umur Raja Indra Pahlawan sudah memiliki
kepandaian berperang. Sifaf bela negara/ tanah air sudah mulai tertanam pada diri Raja Indra
Pahlawan.
Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat. Sebagai
gantinya diangkatlah puteranya yang berjulukan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746
-1760). Raja ini juga memiliki naluri menyerupai ayahandanya yang ingin selalu memerangi VOC
di Malaka dan sebagai komandan perangnya yakni Raja Indra Pahlawan. Tahun 1751 berkobar
perang melawan VOC.
Sebagai taktik menghadapi serangan Raja Siak, VOC berusaha memutus jalur perdagangan
menuju Siak. VOC mendirikan benteng pertahanan di sepanjang jalur yang menghubungkan
Sungai Indragiri, Kampar, hingga Pulau Guntung yang berada di muara Sungai Siak. Kapal-kapal
dagang yang akan menuju Siak ditahan oleh VOC. Hal ini yakni pukulan untuk Siak. Oleh
alasannya yakni itu segera dipersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang VOC.
Sebagai pucuk pimpinan pasukan dipercayakan kembali kepada Raja Indra dan Panglima Besar
Tengku Muhammad Ali. Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas”
yang dilengkapi dengan lancang serta perlengkapan perang secukupnya. Terjadilah
pertempuran sengit di Pulau Guntung (1752 – 1753). Ternyata benteng VOC di Pulau Guntung
itu berlapis-lapis dan dilengkapi meriam-meriam besar.
Dengan demikian pasukan Siak sulit menembus benteng pertahanan itu. Namun banyak pula
jatuh korban dari VOC, sehingga VOC wajib mendatangkan pertolongan kekuatan termasuk
juga orang-orang Cina. Pertempuran nyaris berlangsung satu bulan. Sementara VOC terus
mendatangkan bantuan. Melihat situasi yang demikian itu kedua panglima perang Siak
menyerukan pasukannya untuk mundur kembali ke Siak. Sultan Siak bersama para panglima
dan penasihat mengatur siasat baru. Disepakati bahwa VOC wajib dilawan dengan tipu daya.
Sultan diminta berpura-pura berdamai dengan cara memperlihatkan hadiah kepada Belanda.
Oleh alasannya yakni itu, siasat ini dikenal dengan “siasat hadiah sultan”. VOC oke dengan
undangan tenang ini. Perundingan tenang diadakan di loji di Pulau Guntung. Pada ketika
negosiasi gres mulai justru Sultan Siak dipaksa untuk tunduk kepada pemerintahah VOC. Sultan
segera memberi instruksi pada anak buah dan segera menyergap dan membunuh orang-orang
Belanda di loji itu.
Loji segera dibakar dan rombongan Sultan Siak kembali ke Siak dengan membawa
kemenangan, sekalipun belum berhasil mengenyahkan VOC dari Malaka. Siasat perang ini tidak
terlepas dari jasa Raja Indra Pahlawan. Oleh alasannya yakni itu, atas jasanya Raja Indra
Pahlawan diangkat sebagai Panglima Besar Kesultanan Siak dengan gelar: “Panglima Perang
Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh”.
Perang antara rakayat riau dengan VOC terjadi sangat sengit, Pada ketika perang itu VOC
mendatangkan pertolongan dari china dan sekutunya, sehingga pada ketika itu rakyat Riau
ditarik mundur untuk merundingkan taktik perang baru, sehingga dalam negosiasi itu di
dapatlah suatu wangsit untuk berpura-pura mengajak VOC berdamai. Sehingga pada ketika
negosiasi tenang dengan VOC itu, kesempatan rakyat riau untuk memukul habis para pentinggi
VOC. Pada balasannya rakyat Riau memperoleh kemenangan dari VOC