Anda di halaman 1dari 29

PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
BAB I
PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI

A. Pengukuran
1. Pengertian Pengukuran
Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.MenurutPflanzagl’s
pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk
mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan
tertentu.Pengukuran adalahkegiatan yang dilakukan untuk membandingkan suatu atas dasar
ukuran tertentu. Pengukuran menurut Suharsimi Arikunto adalah suatu kegiatan
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (Suharsimi Arikunto, 2001).
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh
deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu (Akhmad Sudrajat, 2008). Pengukuran adalah proses pengumpulan data
atau informasi yang dilakukan secara objektif. Melalui kegiatan pengukuran segala program
yang menyangkut perkembangan dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Hasil
pengukuran berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, dan ukuran dsb. Hasil dari pengukuran
dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah secara statistik.Jadi Pengukuran adalah suatu
proses kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan sesuatu atau obyek berdasarkan ukuran
tertentu. Sifat pengukuran adalah kuantitatif dan sebagai suatu tindakan atau proses untuk
menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu.

2. Tujuan Pengukuran
Pengukuran dan evaluasi dalam bidang pendidikan pada umumnya dan keolahragaan
khususnya mempunyai peranan yang sangat penting.Penentuan ini dapat digunakan untuk
menentukan tingkat, membebaskan peserta dari suatu kesatuan pelajaran, menaikkan peserta dari
suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi, memberikan umpan balik untuk memperbaiki unjuk
kerja, menempatkan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok tertentu atau menentukan
suatu bentuk latihan yang khusus. Pada pokoknya, penentuan status mencakup semua tujuan-
tujuan lain pada pengukuran dan evaluasi.

1
Berikut ini diuraikan tujuan-tujuan pengukuran dan evaluasi sebagaimana tersebut di
atas:
a. Pengelompokkan.
Salah satu tujuan pengukuran dan evaluasi adalah untuk pengelompokan. Pengelompokkan
ini berdasarkan tingkat keterampilan, umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan, minat. Sebagai
upaya memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat menempatkan siswanya ke dalam
kelompok-kelompok tertentu, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Siswa dengan kemampuan
yang tinggi tidak harus dipaksa bertahan dengan teman sekelompoknya yang berkemampuan
kurang. Demikian juga sebaliknya. Dengan dilakukannya pengukuran dan evaluasi, siswa dapat
dikelompokkan pada kelompok yang tepat.
Jika siswa ditempatkan pada kelompok yang setara tingkat keterampilannya, guru dapat
menyusun program pelajaran secara individual. Keuntungan lain yang diperoleh dari
pengelompokkan ini adalah siswa dapat berani, lebih lancar, lebih aktif ketika berlatih, karena
mereka bersaing dengan siswa lain yang berkemampuan setara. Dengan kata lain, tujuan
penempatan siswa ke dalam kelompok yang setara adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
b. Penilaian
Tujuan utama penilaian adalah memberi informasi tentang kemajuan yang dicapai dalam
proses pembelajaran yang dikerjakan dan posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan
mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan secara objektif sehingga dapat
mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
c. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk mencapai hasil yang
tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat, evaluasi dapat merupakan proses memotivasi yang
positif. Demikian pula sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan evaluasi dapat mengurangi
motivasi.
Motivasi yang terbesar adalah keberhasilan. Agar siswa tetap memiliki motivasi, mereka
harus mengetahui bahwa dirinya berkembang kemampuannya. Tes-tes keterampilan olahraga
memungkinkan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri sebagai cara untuk mengukur
kemajuannya.
d. Penelitian.
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan bergantung pada ketelitian dan ketepatan alat ukur,
teknik pengukuran, dan kelayakan tes.

2
Dengan menggunakan tes yang mengukur unjuk kerja fisik dalam penelitian, diharapkan
dapat membantu guru/pelatih dalam menyusun program pelatihan yang tepat, membantu
memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, dan memperbaiki program latihan
yang telah dijalankan. Dengan demikian,, penelitian dapat dianggap sebagai sarana. Informasi
data yang dikumpulkan untuk tujuan-tujuan penelitian harus dievaluasi keberartiannya. Jadi,
tujuan penting pengukuran dan evaluasi adalah menyediakan sarana-sarana yang diperlukan
untuk mengadakan penelitian.

3. Fungsi Pengukuran
Pengukuran dalam pendidikan mempunyai beberapa fungsi penempatan, seleksi,
diagnostik, dan pengukur keberhasilan.
a. Penempatan.
Pendidikan tidak dilakukan secaraindividual, tapi secara klasikal. Siswa dikelompokkan
kedalam kelas-kelas sesuaidengankarakteristik dan kebutuhannya.Penempatan siswa kedalam
kelompok kelas itu dilakukanberdasarkan hasil pengukuran menggunkan tes.
b. Seleksi.
Seleksi calon siswa digunakanuntuk mendapatkan siswa yang baik untuk diterima. Tes dan
beberapa alat pengukurandigunakan untuk mengambil keputusan tentang orang yang akan
diterima atau ditolak dalamproses seleksi.
c. Diagnostik.
Guru juga berkepentingan untuk mengetahui sebab-sebab padaseorang anak yang
menghadapi suatu masalah. Untuk mengetahui sebab-sebab masalah yangdialami siswa, guru
melakukan pemeriksaan diagnose. Diagnosis dilakukan denganmelakukan pengukuran
menggunakan tes untuk mengetahui sumber masalahnya.
d. Pengukuran keberhasilan.
Pada akhir proses belajar mengajar, hasil yang dicapai siswa dalamprosesitu diukur
menggunakan tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswamencapaitujuan pembelajaran dan
membuat keputusan evaluasi berdasarkan hasil pengukuran.
(Nugraha, E., 2016)

3
4. Makna Pengukuran
a. Bagi Siswa
Dengan mengetahuai hasil belajarnya, siswa dapat mengukur apakah cara belajarnya sudah
efektif untuk mencapai hasil dan memperbaiki dan meningkatkannya dimasa yang mendatang.
b. Bagi Guru
Dengan pengukuran guru dapat mengetahui efektivitas mengajarnya. Dengan
caramengukur apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
c. Bagi Orang Tua
Denganpengukuran, orangtua mendapatkan informasi untuk memberikan penilaian kepada
sekolahsebelum memilih sekolah yang akan dipercayanya memeerikan pendidikan kepada
anaknya.
d. Bagi sekolah
Dengan pengukuran mengetahui prestasi sekolah mengelola pembelajaran.
e. Bagi pemerintah
Pengukuran dilakukan untuk menyusun patok mutu pendidikan.
(Nugraha, E. : 2016)
B. Penilaian
1. Pengertian Penilaian.
Beberapa pengertian penilaian antara lain:
a. Penilaianadalah proses menentukan nilai atau obyek dengan menggunakan ukuran atau
kriteria tertentu.
b. Penilaian adalah suatu kegiatan mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik buruk (Suharsimi Arikunto, 2001 :4).
c. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik ( Akhmad Sudrajat, 2008 ) .
Jadi Penilaian adalah suatu proses kegiatan menentukan nilai atau obyek dengan
kriteria dan ukuran tertentu untuk mengambil suatu keputusan dan mengukur ketercapaian
kompetensi.

4
2. Tujuan dan Fungsi Penilaian
Adapun tujuan dari penilaian adalah sebagai berikut:
a. Selektif
Artinya adalah penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk
dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau
yang tidak boleh.Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau
tidak di sekolah tertentu.
b. Diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, makadengan
melihat hasilnya, guru akan mengatahui kelemahan siswa. Disamping itu juga untukmelihat
sebab-musabab kelemahan itu.Artinya dengan mengadakan penilaian, guru mengadakan
diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.Dengan diketahuisebab-sebab
kelemahan ini, akan mudah dicari cara untuk mengatasi (Nugraha, E., 2016).
c. Sebagai penempatan ( Placement )
Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaranakan
efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karenakarakter
batasan sarana dan tenaga, pensisikan, yang bersifat individual kadang-kadang sukarsekali
dilaksanakan. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswaharus
ditentukan, digunakan penilaian(Nugraha, E., 2016). Artinya sekelompok siswa yang
mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada pada kelompok yang sama dalam belajar.
d. Sebagai pengukur keberhasilan
Artinya untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
e. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
f. Penilai pencapaian kompetensi peserta didik.
g. Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
Sedangkan fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut :
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Sebagai umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.
e. Membantu guru untuk menettapkan apakah metodemengajar yang diguanakannya telah
memadai.
f. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolahtentang kemajuan perkembangan peserta didik
(Nugraha, E., 2016)

5
3. Penilaian Pendidikan
a. Pengertian penilaian Pendidikan
Penilaian Pendidikan adalah pengukuran aspek – aspek tingkah laku yang nampak dan
dianggap mencerminkan prestasi, bakat, sikap, dan aspek – aspek kepribadian lain. Penilaian
pendidikan berfungsi sebagai:
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar
3) Selektif
4) Diagnostik

b. Makna Penilaian Pendidikan


1) Bagi Siswa
a) Memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan maka siswa akan termotivasi untuk belajar
lebih giat agar mendapat hasil yang lebih memuaskan lagi.
b) Tidak memuaskan
Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh maka siswa akan termotivasi untuk belajar
lebih giat lagi.
2) Bagi Guru
a) Guru dapat mengetahui siswa mana yang berhasil menguasai materi dan siswa mana yang
belum berhasil menguasai materi.
b) Guru dapat mengetahui apakah materi yang diberikan dapat diterima oleh siswa sehingga
untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.
c) Guru dapat mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.
3) Bagi Sekolah
a) Dengan penilaian selain guru dapat mengetahui hasil belajar siswa maka dapat diketahui
pula kondisi belajar yang diciptakan sudah sesuai harapan atau belum. Karena hasil belajar
merupakan cerminan kualitas sekolah.
b) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah sebagai bahan
pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa yang akan datang.

6
c. Ciri – ciri Penilaian Pendidikan
1) Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Misalnya mengukur kepandaian siswa melalui
ukuran kemampuan menyelesaikan soal
2) Penggunaan ukuran kuantitatif artinya menggunakan symbol bilangan sebagai hasil pertama
pengukuran yang kemudian diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
3) Penilaian pendidikan menggunakan unit – unit atau satuan – satuan yang tetap.
4) Bersifat relatif artinya tidak selalu sama dari satu waktu ke waktu.

d. TujuanPenilaian Pendidikan
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk
grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1) Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil
kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan
kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu,
fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain
sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
2) Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk
dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau
yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk
atau tidak di sekolah tertentu..
3) Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
4) Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang
langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun
untuk penjurusan.
5) Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami
peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan..
6) Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau
dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes
potensi akademik.

7
C. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Beberapa pengertian evaluasi antara lain:
a. Evaluasi adalah merupakan proses menceritakan, memperoleh dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
b. Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan mengukur dan menilai suatu objek (Suharsimi
Arikunto, 2001 : 5).
c. Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untukmenentukan sejauh mana, dalam
hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikansudah tercapai (Ralph Tyler, 1950).
d. Evaluasi adalah penilaian, penyelenggaraan test, dan pertimbangan (Ruseffendi, 2005 :
467).Jadi evaluasi adalah suatu proses yang sistematik dan sinambung untuk mengetahui
efesiensi dan efektivitas suatu kegiatan dimana didalamnya tedapat kegiatan menilai ataupun
mengukur untuk mengambil suatu keputusan.

2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi


a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpang balik bagi siswa. Melalui evaluasi,
siswa akan mendapatkan informasi tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Dari
hasil evaluasi siswa akan dapat menentukan harus bagaimana proses pembelajaran  yang
perlu dilakukan.
b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa
dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. Siswa akan tahu bagaian mana yang perlu di
pelajarai lagi dan bagian mana yang tidak perlu.
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan progran kurikulum. Informasi
ini sangat dibutuhkan baik untuk guru maupun untuk para pengembang kurikulum
khususnya untuk perbaikan program selanjutnya.
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil
keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan bidang pekerjaan
serta pengembangan karir.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan
kejelasan tujuan  khusus yang ingin dicapai. Misalnya apakah tujuan itu mesti dikurangi atau
ditambah.

8
f. Evaluasi berfungsi sebagai umpang balik untuk semua pihak yang tua, untuk guru dan
pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi, pemakai lulusan, untuk orang yang
mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga untuk masyarakat. Melalui evaluasi dapat
dijadikan bahan informasi tentang efektivitas program sekolah. (Sanjaya, Wina: 2008: 339)

3. Fungsi Evaluasi
Berikut beberapa fungsi evaluasi :
a. Bagi siswa, evaluasi berfungsi untukmengetahui kemampuan dan hasil
belajarnya,memperbaiki cara belajar, dan mendorongmotivasi belajar.
b. Bagi guru, berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswanya, mengetahui status siswa
di dalam kelasnya, mengetahui kekurangan proses belajarnya, memperbaiki proses belajar
mengajarnya, dan menentukan keberhasilan siswanya.
c. Bagi sekolah, evaluasi berfungsi untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan, mengetahui
kemajuan dan kemunduran seko!ah, membuat keputusan pada siswa, dan mengadakan
perbaikan kurikulum.
d. Bagi orang tua, evaluasi berfungsi untuk mengetahui hasil be!ajar anaknya, meningkatkan
pemantauan dan bimbingan belajar, dan mengarahkan pendidikan jurusan atau sekolah
lanjutannya.
e. Bagi para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus
yang ingin dicapai. Misalnya apakah tujuan itu mesti dikurangi atau ditambah.
(Nugraha, E., 2016)
4. Syarat-syarat Evaluasi Yang Baik
a. Valid
Suatu evaluasi yang memenuhi syarat kevalidan bilamana evaluasi itu tepat sesuai tujuan
evaluasi. Upaya meningkatkan validitas alat evaluasi dipengaruhi oleh faktor-faktor.
b. Komprehensif
Suatu evaluasi dikatakan komprehensif apabila evaluasi hasil belajar terdiri dari soal-soal
tes yang relatif menyeluruh dari semua materi yang diajarkan.

9
c. Besarnya suatu ukuran
Maksudnya bahwa dalam tahap pengukuran hendaknya evaluasi menggunakan alat ukur
yang tidak terlalu jauh.
d. Menggunakan bahasa yang komunikatif
Bahasa yang terlalu sulit menyebabkan siswa tidak bisa mengerjakan, bukan karena tidak
menguasai materi, tetapi karena tidak tahu apa yang dimaksud dalam pertanyaan.

e. Handal (Reliable)
Alat ukur yang terandalkan atau alat ukur yang reabel adalah alat ukur yang konsisten
hasilnya pada situasi yang berbeda. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan alat
evaluasi adalah:
1) Jumlah soal
Alat evaluasi yang jumlah soalnya lebih banyak cenderung lebih reliable dibanding dengan
soal yang jumalahnya lebih sedikit
2) Homogenitas
Alat evaluasi yang terdiri dari soal yang lebih homogen cenderung lebih reliabel disbanding
dengan soal yang heterogen
3) Waktu penyelesaian soal
Waktu menyelesaikan soal harus cukup, tidak kurang dan tidak berlebihan
4) Keseragaman kondisi
Setiap tes perlu disusun standar administrasinya (pelaksanaanya)
5) Tingkat kesukaran
Soal evaluasi yang terlalu sulit atau terlalu mudah menimbulkan rendahnya tingkat
keterandalan soal evaluasi
f. Praktis
Alat evaluasi harus dapat digunakan dalam arti mudah dilaksaan oleh siapa saja, tidak
menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaanya.
Sedangkan Daryanto (1997: 19-28) membagi syarat-syarat evaluasi menjadi 5 (lima)
bagian, diantaranya:
a. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam  program  pengajaran disamping tujuan
serta metode. Tujuan inttruksional, materi dan  metode, serta evaluasi merupakan tiga
keterpaduan yang tidak boleh dipisahkan.

10
b. Koherensi
Dengan prinsip koherensi diharapkan  evaluasi harus berkualitas dengan materi pengajaran
yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
c. Pedagogis
Evaluasi perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi
pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa
dalam  kegiatan belajarnya.
d. Akuntabel
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan  pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability).

5. Teknik Evaluasi
a. Teknik Non-Tes
1) Angket (Questionaire)
Merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluaasi
(respondensi), dan berfungsi sebagai alat pengumpul data. Dilihat dari macamnya,
pembagian angket adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan kebebasan responden dalam memberikan jawaban
(1) Angket terbuka
Dikatakan terbuka apabila pertanyaan dan resonden bebas menjawabnya karena memang
tidak disediakan jawabanya untuk dipilih
(2) Angket tertutup
Dikatakan tertutup jika memuat jawaban atau menyediakan jawaban sehingga responden
hanya tinggal memilihnya.
b) Berdasarkan atas hubungan antara responden dengan jawaban yang diberikan:
(1) Angket tak langsung
Angket tak langsung menghendaki jawaban berkenaan dengan keterangan atau informasi
diluar diri responden.
(2) Angket langsung
Angket langsung menghendaki responden menjawab informasi atau keterangan yang
berkenaan dengan data dirinya sendiri.Dalam angket tidak ada indek kesukaran dan daya
pembeda.

11
Adapun kelebihan dari angket adalah sebagai berikut:
(a) Biaya relatif murah.
(b) Penyebar angket tidak perlu ahli dalam bidangnya.
(c) Penyebar angket lebih berfungsi sebagai penyebar semata-mata.

Sedangkan kelemahan dari angket adalah sebagai berikut


(a) Angket hanya disebnarkan untuk responden yang tidak buta huruf.
(b) Angket yang baik sukar disusun.

2) Wawancara (interview)
Merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban responden dengan jalan
Tanya jawab secara sepihak.Wawancara dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
a) Wawancara Bebas
Wawancara dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya
tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi .
b) Wawancara Terpimpin
Wawancara yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara menajukan pertanyaan yang
telah disusun terlebig dahulu.
c) Wawancara dalam rangka belajar mengajar
(1) Wawancara diagnostic
Ditujukan untuk mencari data tentang letak, sifat dan jenis kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa.
(2) Wawancara Survei
Merupakan teknik pengumpulan data dari seorang siswa atau sekelompok siswa yang
dimaksudkan untuk memperoleh masukan tentang suatu hal, peristiwa, atau pengalaman
yang mungkin diketahuai oleh siswa tersebut.
(3) Wawancara penyembuhan
Dimaksudkan untuk memberikan upaya bantuan kepada siswa yang diwawancarai tidak lagi
mengalami kesulitan belajar.

Adapun kelebihan wawancara adalah sebagai berikut:


(a) Wawancara merupakan teknik paling tepat untuk mengungkapkan keadaan subyek pribadi
keadaan wawancara.
(b) Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur.

12
(c) Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap terhadap data yang
dikumpulkan dengan teknik lain.
(d) Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.

Sedangkan kekurangan wawancara adalah sebagai berikut:


(a) Kalau pewawancara atau subjek wawancara mempunyai suatu prassangka yang satu kepada
yang lain, hasil wawancara tidak akan memuaskan.
(b) Mengadakan wawancara terhadap individu satu persatu memerlukan banyak waktu, tenaga
dan juga biaya.
(c) Menuntut keahlian, ketrampilan, dan penguasaan bahasa yang baik dari pewawancara.

3) Observasi (Pengamatan)
Merupakan suatu teknik evaluasi non-tes yang menginventarisasikan data tentang
sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya.Pada observasi berupa pernyataan
bukan pertanyaan.
Adapun jenis-jenis observasi antara lain:
a) Observasi Partisipan
Observasi yang dilakukan oleh pengamat tetapi pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan
kelompok yang sedang diamati.
b) Observasi Sistematik
Observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah
diatur menurut kategorinya.
c) Observasi Eksperimental
Terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
d) Inventori (Inventory)
Mengandung sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam rangka mengetahui tenatng sikap,
pendapat dan perasaan siswa terhadap kegiatan proses penyalenggaraan proses belajar
mengajar.
e) Daftar Cek dan Skala Bertingkat
Daftar cek adalah sederetan pertanyaan yang dijawab olae responden dengan membubuhkan
tanda cek () pada tempat yang telah disediakan.Skala bertingkat adalah sejenis daftar cek
dengan kemungkinan jawaban terurut menurut tingkatan atau hierarki.
f) Portofolio

13
Kumpulan berkas semua hasil karya siswa yang berupa hasil ulangan dan sebagainya.Dalam
menentukan nilai tidak hanya dari hasil akhir tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan
siswa. (M. Asikin, 2004: 24)

g) Observasi
Kelebihan observasi
(1) Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
(2) Dapat melihat langsung apa yang sedang dekerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit kaang
sulit untuk diterangkan.
(3) Dapat menggambarkan lingkungan-lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata
letak fisik peralatan, penerangan, dan gangguan suara.
(4) Dapat mengukur tngkat suatu pekerjaan, dalam hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu unit pekerjaan tertentu.

a) Kelemahan observasi
(1) Umumnya orang yang diamati merasa terganggu dan tidak nyaman, sehingga akan
melakukan pekerjaan dengan tidak semestinya,
(2) Dapat menggangu proses yang sedanng diamati.
(3) Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan
sering menutup-nutupi kejelek-jelekannya.

b. Teknik Tes
Untuk memasuki salah satu perguruan tinggi Islam di Purwokerto, calon mahasiswa
diwajibkan untuk mengikuti beberapa tahap ujian masuk. Ujian pertama berupa menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan dasar dan pengetahuan umum yang ditulis dalam
lembar jawaban yang tersedia. Tahapan ujian selanjutnya adalah ujian baca Al Qur’an. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan calon mahasiswa dalam mempelajari Al Qur’an.
Setelah lolos ujian tulis dan baca Al Qur’an, calon mahasiswa berhak mengikuti ke tahap
selanjutnya yaitu ujian wawancara, dimana calon mahasiswa diajukan beberapa pertanyaan dan
langsung dijawab secara lisan.

Beberapa pengertian tes menurut :


(1) Amien Daien Indrakusuma, dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan,

14
Tes adalah suatu alat alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang
boleh dikatakan tepat(cepat).
(2) Mochtar Buchori,dalam bukunya yang berjudul Teknik-Teknik Evaluasi,
Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid.
(3) Webster’s collegiate
Test = any series of questions or exercises or other means of measuring the skill, knowledge,
intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group.
Artinya : Tes adalah serentetanpertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
(4) Dalam Buku : “Encyclopedia Of Educational Evaluation”,
Test is comprehensive assessment of an individual or to an entire program evaluation effort
Tes adalah penilaian yang komperhensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha
evaluasi program.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa tes adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
1) Fungsi Tes :
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini tes berfungsi megukur tingkat
perkembangan yang telah dicapai peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu
b) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan
dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat
dicapai. (Sudiyono : 2001).

2) Macam-macam Test
Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:
a) Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan
mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif
b) Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki
jawaban secara lisan. Test ini juga untuk aspek kognitif peserta didik.

15
c) Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan
menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan.
Menurut fungsinya test terbagi atas:
a) Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok
bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak
lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik adalah:
(1) Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok
bahasan yang baru.
(2) Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan
pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian
yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta
didik.
b) Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program
pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan umum.
c) Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat,
jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Tabel 1. Perbandingan Antara Tes Diagnostik, Tes Formatif Dan Tes Sumatif
Jenis-jenis tes
No Aspek
Diagnostik Formatif Sumatif
1 Fungsi - Menentukan apakah bahan - Sebagai umpan - Memberikan tanda
prasarat telah dikuasai atau balik bagi siswa, kepada siswa bahwa
belum. guru, maupun telah nemgikuti
- Menentukan tingkat program untuk suatu program,
penguasaan siswa terhadap pelaksaan satu menentukkan posisi
bahan yang telah dipelajari unit program. kemampuan siswa
- Mengelompokan siswa dibandingkan dengan
berdasarkan kemampuan kawannya dalam
dalam menerima pelajaran kelompok.
yang akan dipelajari.
2 Waktu - Pada waktu penyaringan - Selama pelajaran - Pada akhir unit
calon siswa. berlangsung caturwulan,
- pada waktu membagi kelas untuk mengetahui semester akhir
atau permulaan memberikan kekurangan agar tahun atau akhir
pelajaran. pelajaran dapat pendidikan.
- Selama pelajaran berlangsung
berlangsung, bila guru akan sebaik-baiknya.
memberi bantuan siswa
3 Titik - Tingkah laku kognitif, - Menekankan pada - Menekankan pada
berat afektif dan psikomotor tingkah laku tingkah laku
penilaian - Faktor-faktor fisik, kognitif kognitif, tetapi ada
psikologis dan lingkungan. kalanya pada
tingkah laku
16
psikomotor dan
afektif
4 Alat - Tes prestasi belajar yang - Tes prestasi - Tes tujuan akhir
evaluasi sudah distandarisasikan. belajar yang
- Tes buatan guru tersusun
- Pengamatan secara baik
5 Cara - Memilih tiap-tiap - Mengukur semua - Mengukur tujuan
memilih ketrampilan prasarat tujuan instruksional
tujuan - Memilih tujuan setiap instruksional khusus
yang program pelajaran secara khusus
dievaluas berimbang
i - Berhubungan dengan
tingkah laku fisik, mental
dan perasaan
6 Tingkat - Mengukur - Belum dapat - Rata - rata
kesulitan ketrampilan ditentukan mempunyai
tes dasar yang kesulitan
tingkat antara 0,35
kesulitan-nya sd 0,70
0,65 /lebih
7 Scoring - Menggunakan standar -Menggunakan - Menggunakan
mutlak dan standar standar standar
relative mutlak mutlak dan
relative
8 Tingkat - Kemajuan tingkat - Tingkat pencapaian - Secara terpisah
pencapai pencapaian yang diperoleh untuk tes formatif tidak
an siswa merupakan adalah 75%. ditentukan
informasi tentang Siswa yang belum tingkat
keberhasilan mencapai skor pencapaian
75% dari skor tetapi secara
yang diharapkan keseluruhan
wajib menempuh dikenakan
kegiatan norma tertentu,
perbaikan. yaitu kenaikan
kelas /kelulusan
9 Cara - Dicatat dan - Prestasi tiap - Keseluruhan skor
dilaporkan dalam siswa dilaporkan atau sebagian skor
pencatata bentuk profit dalam bentuk dari tujuan-tujuan
n hasil catatan, berhasil yang dicapai
atau gagal dalam
menguasai suatu
tugas
(Arikunto, Suharsimi : 1997).
Menurut waktu diberikannya test terbagi atas:
a) Pra test (pre test)

17
yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-
jenis pra test antara lain:
(1) Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui
kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu.
(2) Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan belajar
yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik.

b) Test akhir (Post test)


yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan
untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik.
Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.

Menurut Kebutuhannya, macam Test antara lain


a) Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang
b) IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
seseorang (peserta didik).
c) Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap
kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.

Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:


a) Test standar
yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji coba (try out) dan
memenuhi syarat test yang baik.
b) Test buatan guru
yaitu test yang dibuat oleh guru.

Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:


a) Power test
yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi.
b) Speed test
yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.

Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis :


a) Tes intelegensi

18
Tes intelegensi yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b) Tes kemampuan
Tes kemampuan yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan
dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
c) Tes sikap
Tes sikap yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya,
baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.
d) Test kepribadian
Tes kepribadian yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari
seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian,
nada suara, hobi atau kesenangan dan lain-lain. (Sudiyono : 2001).
e) Tes Hasil Belajar (THB)
Tes Hasil Belajar (achievement test) adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil
belajar yang telah diberikan dalam jangka waktu tertentu.Tes Hasil Belajar (THB) bisanya
digunakan adalah tes buatan guru sendiri.
Contoh : Ulangan Blok (mid semester)
Untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar guru dapat menggunakan dua macam tes yaitu:
(1) Tes yang distandarkan atau (standardized tes).
Standardized test adalah tes yang mengalami proses standarisasi, yakni proses validasi dan
kehandalan (realibility) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan handal untuk sesuatu
tujuan bagi suatu kelompok tertentu.
(2) Tes buatan guru sendiri (teacher made test)
Teacher made test adalah tes yang dibuat guru sendiri yang isinya dan tujuannya khusus
untuk kelas atau sekolah ditempati guru itu mengajar.

THB memiliki sisi kebaikan, diantaranya:


(1) Pihak atasan atau pengelola sekolah-sekolah (IPDA, dinas PD dan K atau kanwil P dan K)
dapat membandingkan kemajuan sekolah-sekolah yang ada diwilayahnya.
(2) Karena dibandingkan antara sekolah yang satu dengan yang lain, maka akan timbul
persaingan sehat antara sesama.
(3) Standar pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya karena soal-soal tes yang
diberikan disusun oleh dinas P dan K atau kanwil P dan K.

19
Sedangkan kekurangannya adalah:
(1) Ada kemungkinan akan terjadi pemberian pelajaran yang hanya berorientasi pada ujian
dengan cara memberikan latihan mengerjakan soal yang sebanyak-banyaknya
(2) Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa bentuk kecurangan karena ada sekolah yang ingin
mandapat nama baik. (Arikunto, Suharsimi : 1997).
(3) Hampir semua tes hanya dapat mengukur hasil belajar yang bersifat kognitif dan
keterampilan sederhana. Kalaupun iya dapat mengukur hasil belajar yang esensial, maka
konstruksi tesnya membutuhkan waktu an keterampilan yang tinggi.
(4) Tes selalu menimbulkan kecemasan. Walaupun kecemasan yang timbul pada diri tiap orang
tidak sama, namun tetap saja kecemasan tersebut dapat mengakibatkan hasil tes yang
diperoleh dalam tes menyimpang dari kenyataan yang ada dalam diri peserta tes.

3) Ciri-ciri Tes yang Baik


Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur jika :
a) Valid
Sebuah tes disebut validjika dapat mengukur secara tepat apa yang seharusnya diukur.
b) Realiable (dapat dipercaya)
Tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-
kali kepada para siswa yang sama pada waktu yang berlainan. Maka siswa akan tetap berada
dalam urutan (Ranking) yang sama dalam kelompoknya.
c) Objektif
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi.Hal ini terjadi pada sistem
skoring.Objektifitas menekankan ketetapan pada sistem skoring.Seangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes.
d) Praktis
Sebuah tes dikatakan praktis apabila mudah dilaksanakan.Mudah pemeriksaanya dan
dilengkapi dengan petunjuk yang baik.
e) Ekonomis
Ekonomis adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya
mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

Tabel 3. Perbedaan Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi


DEFINISI PROSES HASIL

20
PENGUKURAN Suatu proses kegiatan yang Membandingkan hasil Angka atau skor yang
dilakukan untuk tes dengan standar bersifat kuantitatif
membandingkan sesuatu atau ukuran tertentu
obyek berdasarkan ukuran
tertentu.
PENILAIAN Suatu proses kegiatan Pemberian atribut Deskripsi bersifat
menentukan nilai atau obyek terhadap hasil kualitatif
dengan kriteria dan ukuran pengukuran
tertentu untuk mengambil
suatu keputusan dan
mengukur ketercapaian
kompetensi.
EVALUASI Suatu proses yang sistematik Pengambilan Keputusan
dan sinambung untuk keputusan terhadap
mengetahui efesiensi dan hasil penilaian
efektivitas suatu kegiatan
dimana didalamnya tedapat
kegiatan menilai ataupun
mengukur untuk mengambil
suatu keputusan.
(Djemari, M : 2020)

21
EVALUASI

Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Pada hari Senin,di kelas Linda diadakan ulangan matematika. Hasil ujian yang diperoleh
Linda pada hari senin adalah 75. Lalu, 1 bulan kemudian pada hari Rabu diadakan ulangan
matematika kembali. Linda memperoleh nilai 80. Selanjutnya, di hari Sabtu diadakan
kembali ulangan. Linda hanya mendapat nilai 60. Berdasarkan pernyataan tersebut,
penilaian pendidikan memiliki ciri-ciri . . .
a. Penggunakan ukuran kuantitatif.
b. Bersifat relatif.
c. Sering terjadi kesalahan.
d. Penilaian menggunakan unit – unit atau satuan – satuan yang tetap.
2. Seorang pendidik sedang malakukan evaluasi pembelajaran, untuk mengetahui daya serap
materi yang telah diberikan kepada peserta didik. Hasil evaluasi akan digunakan pendidik
tersebut sebagai tolak ukur kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi ajar. Selain
sebagai tolak ukur kemampuan peserta didik dalam pemahaman materi ajar.Manakah
dibawah ini yang bukan merupakan tujuan dan manfaat dari evaliasi.
a. Evaluasi merupakan satu- satunya perangkat yang penting sebagai tolak ukur karakter
individu bagi peserta didik dan sebagai prasarana untuk memahami gaya berpikir kritis
dan kreatifitas peserta didik
b. Berfungsi sebagai umpang balik untuk semua pihak yang tua, untuk guru dan
pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi, pemakai lulusan, untuk orang yang
mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga untuk masyarakat.
c. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam
mengambil keputusan, seperti untuk menentukan masa depan sehubungan dengan bidang
pekerjaan serta pengembangan karir.
d. Jawaban a, b, dan c bukan merupakan manfaat evaluasipeng

3. Cermati contoh berikut.


I. Mengukur prestasi siswa.
II. Memotivasi siswa belajar.
III. Meramalkan keberhasilan siswa,
IV. Mengevaluasi pengajaran
Dari contoh diatas manakah yang termasuk contoh pengukuran dan evaluasi

22
a. Pengukuran : I , II
Evaluasi : III, IV
b. Pengukuran dan Evaluasi III, IV
c. Pengukuran : I, II, III
Evaluasi : IV
d. Jawaban a, b, dan c tidak ada yang tepat
4. Perbedaan antara Penilaian, dan Evaluasi
a. Tabel Perbadaan
Dimensi Perbedaan Penilaian Evaluasi
Perbandingan Tidak pernah membandingkan Sering membandingkan kualitas.
Terhadap Kualitas kualitas
Tujuan Umum Penilaian Pendidikan adalah Evaluasi adalah merupakan
pengukuran aspek – aspek proses menceritakan,
tingkah laku yang nampak dan memperoleh dan menyediakan
dianggap mencerminkan informasi yang sangat
prestasi, bakat, sikap, dan diperlukan untuk membuat
aspek – aspek kepribadian lain alternatif-alternatif keputusan.

Fukus Kepada luaran yang diinginkan Kepada luaran yang diinginkan


oleh siswa/ mahasiswa (yang oleh guru/dosen dan pada
dinilai) dan pada pertumbuhan kualitas
Temuan dan Diagnostik, mengidentifikasi Pertimbangan sampai kepada
penggunaanya hal-hal yang perlu perbaikan seluruh nilai/angka

b. Tabel Perbadaan
Dimensi Perbedaan Penilaian Evaluasi
Perbandingan Sering membandingkan Tidak pernah membandingkan
Terhadap Kualitas kualitas. kualitas
Tujuan Umum Penilaian Pendidikan adalah Evaluasi adalah merupakan
pengukuran aspek – aspek proses menceritakan,
tingkah laku yang nampak dan memperoleh dan menyediakan
dianggap mencerminkan informasi yang sangat
prestasi, bakat, sikap, dan diperlukan untuk membuat

23
aspek – aspek kepribadian lain alternatif-alternatif keputusan.

Fukus Kepada luaran yang diinginkan Kepada luaran yang diinginkan


oleh siswa/ mahasiswa dan oleh guru/dosen dan pada
pada pertumbuhan kualitas
Temuan dan Diagnostik, mengidentifikasi Pertimbangan sampai kepada
penggunaanya hal-hal yang perlu perbaikan seluruh nilai/angka

c. Tabel Perbedaan
Dimensi Perbedaan Penilaian Evaluasi
Perbandingan Sering membandingkan Tidak pernah membandingkan
Terhadap Kualitas kualitas. kualitas
Tujuan Umum proses kegiatan menentukan pengukuran aspek – aspek
nilai atau obyek dengan kriteria tingkah laku yang nampak dan
dan ukuran tertentu untuk dianggap mencerminkan
mengambil suatu keputusan prestasi, bakat, sikap, dan aspek
dan mengukur ketercapaian – aspek kepribadian lain.
kompetensi.

Fokus Kepada luaran yang diinginkan Kepada luaran yang diinginkan


oleh siswa/ mahasiswa dan oleh guru/dosen dan pada
pada pertumbuhan kualitas
Temuan dan Pertimbangan sampai kepada Diagnostik, mengidentifikasi
penggunaanya seluruh nilai/angka hal-hal yang perlu perbaikan

d. Tabel Perbedaan
Dimensi Perbedaan Penilaian Evaluasi
Perbandingan Sering membandingkan Tidak pernah membandingkan
Terhadap Kualitas kualitas. kualitas
Tujuan Umum Penilaian adalah proses Evaluasi bertujuan untuk
menceritakan, memperoleh mendapatkan informasi yang
dan menyediakan informasi dapat memprediksi bagaimana
yang sangat diperlukan untuk kinerja peserta didik pada

24
membuat alternatif-alternatif jenjang pendidikan berikutnya
keputusan. atau dalam pekerjaan yang
sesuai.

Fokus Kepada luaran yang diinginkan Kepada luaran yang diinginkan


oleh siswa/ mahasiswa dan oleh guru/dosen dan pada
pada pertumbuhan kualitas
Temuan dan Diagnostik, mengidentifikasi Pertimbangan sampai kepada
penggunaanya hal-hal yang perlu perbaikan seluruh nilai/angka

5. Apa perbedaan antara pengukuran dan evaluasi ?


a. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran tertenu, dan karena
itu pengukuran bersifat kuantitatif, sedangkan evaluasi adalah pengambilan keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik-bukuk, dan karenanya evaluasi bersifat kualitatif
b. Pengukurandigunakan untuk menentukan tingkat, membebaskan peserta dari suatu
kesatuan pelajaran, menaikkan peserta dari suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi,
sedangkan evaluasi adalah pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik-bukuk, dan karenanya evaluasi bersifat kualitatif
c. Pengukuranadalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara
objektif, sedangkan evaluasi adalah pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran baik-bukuk, dan karenanya evaluasi bersifat kualitatif
d. Jawaban a, b, dan c semua benar

Kerjakaan soal dibawah ini!


1. Jelaskan hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi!
2. Dalam suatu program studi diadakan ujian remidi dan pada akhir KHS dibagikan,
mahasiswa yang IPK-nya baik diberi pujian, sedangkan bagi yang IPK-nya sedang dan
kurang diberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar. Dari pernyataan diatas,
manakah yang merupakan penilaian dan pengukuran?
3. Seorang guru mengadakan ulangan harian kepada siswa-siswanya. Setelah beberapa kali
ulangan diperoleh nilai rapor. Pada waktukenaikan kelas, kepada siswa-siswa “pandai”
diberi hadiah secarabertingkat menurut urutan prestasinya sedangkan kepada siswa-siswa
yang “tidak naik”, diberi nasihat.Manakahyang merupakan pekerjaan mengukur dan
manakahpekerjaan menilai!

25
4. Berdasarkan makna penilaian ditinjau dari segi siswa, guru dan
sekolah, baikkah kiranya jika guru memberikan ulangan tiap hari? Coba tinjaulah
dariberbagai segi tersebut, apa keuntungan dankerugiannya!
5. Apa akibat yang timbul apabila dalam proses belajar dan pembelajaran disekolah tidak ada
kegiatan evaluasi?

26
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Mengukur Pencapaian. Tersedia di


http://members.tripodcom/putrohari/mengukur_pencapaian.html.

Anonim. 2010. Kelebihan Dan Kekurangan Soal Dalam Pembelajaran. Tersedia di


http://www.masbied.com/2010/07/06/kelebihan-dan-kekurangan-bentuk-soal-dalam-
pembelajaran/. Diakses tanggal 2 Maret 2011.

Anonim. 2010. Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar. Tersedia di


http://imadedwisg.blogspot.com/2010/10/tes-sebagai-alat-penilaian-hasil-dan.html.
diakses pada 2 Maret 2011.

Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bandung: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asikin, M. 2004. Pelatihan Terintegrasi untuk Matematika. Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Standar Nasonal Pendidikan. Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidilan. [online]. Diakses dari:
http://bsnp-indonesia.org/wp-content/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_N
omor023.pdf. [17 April 2014].

Buchori,M. 1983.Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan.Bandung : Jemmars.

Dalton Willian. 2009. Tea Pengukuran danEvaluasi. Tersedia di


http://williandalton.blogspot.com/2009/03 pengertian-tes-pengukuran-evaluasi-
dan.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2011.
Mardapi, Djemari. 2015. Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Litera
Muhadjir, Noeng.1980. Teknik Pengukuran dan Penilaian.Yogyakarta : FIP-IKIP Yogyakarta.

Nugraha, Enung. 2016. Evaluasi Pendidikan Pada Jenjang PAUD. Jurnal Pendidikan Guru
Raudlatul Athfal. 1(2) : 106-118.

Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Matematika Moderen dan Komputer. Bandung: Tarsito.

Sudiyono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Tersedia di http://


akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/penilaian-hasil-belajar/. Diakses pada
tanggal 22 Maret 2008.

Suherman. 2001, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Jakarta: UT.

27
Supeksa.2010.Wawancara. Tersedia di http://supeksa.wordpress.com/2010/11/07/wawancara-
berwawancara/. Diakses pada 9 Maret 2011.

Wahyudin. 2003. Evaluasi dan Tes dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI.

28

Anda mungkin juga menyukai