Anda di halaman 1dari 3

1) Strategi pencegahan ketunanetraan pada anak

Upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan terjadinya tunanetra dapat


dikelompokkan menjadi 3 macam,yaitu: secara medis,sosial dan edukatif.
a) Pencegahan secara Medis
1. Melakukan pemeriksaan genetika kepada dokter ahli sebelum menikah sehingga
akan diketahui apakah gen mereka dapat meneyebabkan kecacatan atau tidak
pada anak yang kelak akan dilahirkan.
2. Menghindari penggunaan terapi radioaktif bagi ibu hamil, terutama pada usia
kandungan 3 bulan pertama dan 3 bulan ketiga.
3. Pencegahan terhadap virus menular seperti virus rubella, syphilis, dan
sebagainya.
4. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitamin A .
5. Melakukan pemeriksaan dini kepada dokter mata, apabila terjadi keluhan pada
mata secara serius.
b) Pencegahan secara sosial
Ditinjau dari segi sosial, upaya pencegahan terjadinya tunanetra dapat dilakukan
melalui berbagai kegiatan antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan mengenai penyebab terjadinya tunanetra.
2. Kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
3. Meningkatkan perlindungan keselamatan kerja para buruh di perusahaan-
perusahaan, terutama pada perusahaan yang banyak menggunakan bahan kimia.
c) Pencegahan secara Edukatif
Dalam upaya pencegahan tunanetra secara edukatif, keluarga dan sekolah memegang
peranan penting yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peranan keluarga
Keluarga memegang peran penting dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat,
terutama dalam penggunaan dan pemeliharaan kesehatan penglihatannya.
2. Peranan sekolah
Sekolah sebagai wahana bagi anak untuk memperoleh berbagai pengetahuan,
turut berperan dalam upaya mencegah terjadinya ketunanetraan pada para siswa.
2) F
3) Gangguan Komunikasi
a) Definisi gangguan komunikasi
Komunikasi berasal dari kata Latin, yaitu communication yang berarti sama.
Sama disin maksudnya adalah sama maknanya mengenai suatu hal. Dengan demikian
komunikasi merupakan suatu aktivitas penyampaian pikiran maupun perasaan, antara
individu kepada invidu atau indivisu kepada kelompok melalui system symbol, yang
dapat dimaknai bersama. Dalam proses komunikasi, adakalanya tidak berjalan
sebagaimana mestinya sehingga terjadi miskomunikasi.
b) Klasifikasi gangguan komunikasi
1) Gangguan Bicara (speech disorder)
a. Gangguan artikulasi, adalah kesulitan dalam pembentukan bunyi-bunyi suku
kata, maupun kata-kata, sehingga ucapannya sulit dipahami. Ada beberapa tipe
gangguan artikulasi , yaitu substitusi,omisi,distorsi dan adisi.
b. Gangguan kelancaran disebut juga gangguan irama berbicara yang terdiri dari
dua jenis gangguan yaitu gagap dan cluttering.
c. Gangguan Suara, ditandai dengan adanya gangguan proses produksi suara yang
diakibatkan oleh sebab-sebab organic maupun fungsional.
d. Ganguan bicara yang di hubungkan dengan kelainan orofacial seperti adanya
kelainan lidah, celah bibir, celah langit-langit serta kelainan pendengaran.
e. Gangguan bicara yang dihubungkan dengan kerudakan saraf.
2) Gangguan bahasa (language disorder)
a. Gangguan dalam bentuk bahasa (fonologi, morfologi dan sintaksis)
b. Gangguan isi bahasa (semantic)
c. Gannguan dalam fungsi bahas (pragmatic)
d. Aphasia.
c) PENYEBAB GANGGUAN KOMUNIKASI
Gangguan komunikasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya:
faktor kehilangan pendengaran, kelainan organ bicara, gangguan emosi,
keterlambatan perkembangan, mental retardasi, kerusakan otak, serta faktor
lingkungan.
Pencegahan terjadinya gangguan komunikasi sama seperti pencegahan
terjadinya berbagai kelainan pada anak,karena banyak gangguan komunikasi
merupakan danpak dari adanya kelainan tersebut. Disamping itu, orang tua harus
memonitor tumbuh kembang anak, melakukan intervensi dini terhadao kelainan yang
ditemukan, memberikan dukungan dengan banyak memberikan stimulasi bunyi-bunyi
bahasa serta menghindari menggunakan dwi bahasa pada awal masa perkembangan
bahasa.

1. Strategi Pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajar anak Tunagrahita


Dalam menentukan strategi pembelajaran, harus memperhatikan tujuan pembelajaran,
karakteristik murid dan ketersediaan sumber (fasilitas). Beberapa strategi yang cocok
untuk anak tunagrahita, diantaranya:
a.  Strategi pengajaran yang diindividualisasikan
Materi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Dalam pelaksanaannya
guru perlu melakukan hal-hal berikut ini:
1. Pengelompokan murid disesuaikan dengan minat dan kemampuan belajar yang
memungkinkan dapat berinteraksi dan bekerja sama.
2. Pengaturan lingkungan belajar yang memungkinkan murid melakukan kegiatan
yang beraneka ragam.
3. Mengadakan pusat belajar (learning center), dilakuakn di sudut-sudut ruang
kelas dengan pelajaran yang berbeda dan disediakan bahan yang dapat dipilih
dan bernuansa aplikasi.
b. Strategi kooperatif
Efektif diterapkan pada kelompok murid yang heterogen, Karena semangat kerjanya
adalah yang lebih pandai membantu yang lemah (mengalami kesulitan) dalam
suasana keakraban. Jonshon D.W (1984) menyatakan bahwa guru harus mampu
merancang bahan pelajaran dan peran tiap anak yang adapat menunjang terciptanya
ketergantuang positif antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal.
c.  Strategi modifikasi tingkah laku
Tujuannya mengubah, menghilangkan, atau mengurangi tingkah laku yang tidak
baik. Guru harus terampil memilih tingkah laku yang harus dihilangkan dan
ditambahkan teknik reinforcement. (hadiah penguatan)

Anda mungkin juga menyukai