Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya
jualah penulisan makalah yang berjudul Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya
Kami menyadari dalam bahwa penulisan  makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan sehingga penulis memohon kritik dan saran kepada semua pihak sehingga kami
dapat memperbaikinya dalam penulisan-penulisan makalah pada selanjutnya.
Demikianlah akhir kata semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya untuk menambah ilmu pengetahuan kami penulis khususnya dan umumnya bagi
pembaca. Atas bantuan dosen pembimbing dan semua pihak kami mengucapkan terimakasih.

Gianyar,    Oktober 2020

                   Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................. 1


1.1.            Latar Belakang.............................................................. 1
1.2.            Rumusan Masalah........................................................ 1
1.3.            Tujuan .......................................................................... 2

BAB II Pembahasan ................................................................................... 3


        Sekolah dan Rekan Sejawat Guru Sebagai sumber
Belajar…………………………………………………….. 3
        Sekolah dan Lingkungan Sebagai Sumber Belajarar........... 8
        Lingkungan Sebagai Sumber Belajar................................... 10

BAB III Penutup ............................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan adalah
sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai objek
belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Seorang
guru harus mampu membuat siswa belajar mandiri.
Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal sumber
belajar yang ada disekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangatlah banyak. Hanya saja
kita belum dapat memanfaatkan sumber belajar yang berlimpah tersebut.
Dalam pembelajaran terutama pembelajaran kelas rangkap, kemampuan guru
dalam memanfaatkan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar sangatlah penting.
Diantara sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah teman sesama guru di sekolah
sendiri maupun sekolah lain, masyarakat, keluarga, lingkungan sekolah dan rumah
sekolah. Oleh karenanya, seorang guru dituntut mampu mengenal dan memanfaatkan
sumber belajar yang tersedia disekitar siswa dan untuk mencapai hasil pembelajaran
yang optimal terutama pada pembelajaran kelas rangkap, sebagai guru kita perlu
mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak.

1.2. Rumusan Masalah        


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Mengapa sekolah dan sejawat guru dianggap sebagai sumber belajar?
2. Mengapa sekolah dan lingkungan dianggapsebagai sumber belajar?
3. Mengapa lingkungan termasuk dianggap sebagai sumber belajar?

1.3 Tujuan    
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui sekolah dan sejawat guru sebagai sumber belajar.
2. Untuk mengetahui sekolah dan lingkngan sebagai sumber belajar.
3. Untuk mengetahui lingkungan sebagai sumber belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sekolah dan Sejawat Guru sebagai Sumber Belajar


A. Kerjasama
Dalam Pembelajarn Kelas Rangkap (PKR), kemitraan antara guru di dalam
lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda sangatlah penting. Di sekolah-
sekolah di daerah terpencil dimana terdapat berbagai kesulitan dan keterbatasan maka
menciptakan sumber belajar dan sumber daya merupakan faktor penting.
Winataputra (1999) menyebutkan bahwa melalui pembiasaan kerjasama antar guru
sekolah dapat dicapai hal-hal sebagai berikut:
a) Program pembelajaran dapat dilakukan lebih efisien dan efektif dalam arti hemat
sumber daya dan mencapai tujuan secara optimal.
b) Terciptanya suasana kebersamaan dan kesejawatan antar guru dalam membangun dan
memelihara suasana pendidikan persekolahan yang demokratis.
c) Kebersamaan dan kesejawatan antar guru akan menjadi model bagi para siswa dalam
membina persahabatan antar siswa karena mereka akan merasakan sesuai dengan nilai
dan semangat “ing ngarso sung tolodo”.
d) Pemecahan masalah-masalah pendidikan di SD akan menjadi semakin mudah dan
ringan karena semua guru dan kepala sekolah menerapkan prinsip “berat sama dipikul
ringan sama dijinjing”.
Kerjasama dilakukaan untuk saling membantu, saling mengisi dan saling mengatasi
kesulitan. Salah satu tujuan sekolah dalam mengelola dan mengorganisasikan kegiatanya
adalah untuk membangun kerjasama dan saling pengertian yang kokoh baik di dalam sekolah
itu sendiri, maupun dengan sekolah lain, tujuan pembelajaran khusus yang dirumuskan
dimuka adalah suatu cita-cita keberhasilan yang harus dicapai melalui kerjasama sekolah,
kerjasama merupakan usaha untuk meningkatkan dan memperluas sumber belajar.
Menciptakan sumber belajar, dan sumber daya merupakan faktor penting bagi
sekolah-sekolah di daerah terpencil yang menghadapi berbagai kesulitan dan keterbatasan,
oleh karena itu, kerjasama tersebut diarahkan kepada :
a) Kerjasama antara guru dan kepala sekolah terpusat pada pembagian tugas mengajar
dan kerja administrasi, misalnya :
1. Mengatur pembagian tugas mengajar, kerja administrasi dan jadwal pelajaran
2. Pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan alat dan sumber belajar
3. Berdiskusi dan saling tukar informasi
b) Kerjasama sekolah diarahkan untuk membangun Pusat Sumber Belajar (PSB). PSB
ini dapat dibangun dari mulai yang sederhana sampai dengan yang lebih tinggi. Yang
sederhana misalnya satgu kegiatan atau forum dimana guru bisa saling mengunjungi,
atau saling bertemu untuk mengdiskusikan berbagai masalah, atau yukar informasi
dan pengalaman sebagai contoh antara lain adanya rapat rutin, dan forum diskusi,
sedangkan PBS dalam pengertian yang lebih tinggi misalnya adanya kerjasama untuk
menciptakan dan menggunakan sumber belajar, alat dan bahan yang dapat dipakai
bersama.
c) Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan iklim
dimana sekolah adalah milik bersama, oleh karenanya penyelenggaraan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat. Guru dan sekolah
sekolah harus mendekati masyarakat untuk mendapatkan bantuan berupa sumber
daya, sumber dana, dan sumber gagasan yang ada dalam masyarakat.

B. Membangun Iklim Kerjasama        


Dalam merencanakan kerjasama, langkah yang perlu kita lakukan adalah mengetahui
dan mendaftar potensi yang mungkin dapat digerakan untuk kepentingan pendidikan. Berikut
ini adalah beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama dengan pihak
lain yang terkait :
a) Mengumpulkan Data Statistik dan Sumber Informasi
Data sekolah yang meliputi jumlah murid, jumlah murid mengulang kelas, jumlah
murid putus sekolah, dan jumlah murid yang melanjutkan ke SMP. Selain itu, kita
juga perlu mengetahui tentang jumlah data penduduk desa, umur, jenis kelamin, anak
usia sekolah, tingkat pendidikan pendudukan, tokoh-tokoh masyarakat dan
keahliannya, kita juga perlu mendata sumber alam, tempat wisata, dan sumber yang
berpotensi sebagai sumber belajar misalnya danau, kawah, gunung, sungai, laut,
tempat bersejarah (situs) dan sebagainya.
b) Melakukan Negosiasi (perundingan)
Guru dan kepala sekolah perlu mengatur langkah-langkah untuk melakukan negosiasi
agar mendapatkan dukungan.dalam melakukan negosiasi itu tumbuhkan kesan bahwa
mereka bukan hanya membantu kita, tetapi mereka merupakan unsur penting, tanpa
kehadiran mereka maka sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Apabila sekolah
tidak berjalan dengan semestinya maka yang rugi tidak hanya sekolah tetapi juga
masyarakat. Tokoh masyarakat perlu mengetahui apa yang terjadi di sekolah sehingga
mereka memaklumi hasil yang dicapai oleh sekolah. Sebagai contoh, apabila NEM di
SD anda sangat rendah, maka masyarakat sekitar tidak akan menyalahkan anda
semata, karena mereka tahu sekolah anda tidak ada buku dan anda mengajar sendiri
untuk beberapa kelas.
c) Memberikan Peranana Nyata
Masyarakat perlu diberikan peranan nyata, misalnya menjadi tutor dan narasumber
diberbagai bidang antara lain : kesenian, olahraga, kesehatan, kerajinan, pertanian.
Dengan memberi peran seperti itu mereka akan menyadiri bahwa tugas guru tidak
mulia. Cara lain adalah mengaktifkankan peran BP3, sebagai mitra kerja sekolah.
d) Melaporkan Keadaan Sekolah
Pada saat-saat tertentu guru atau sekolah dapat memberikan laporan kepada kepala
desa atau masyarakat tentang keadaan sekolahnya. Ini bisa saja dilakukan enam bulan
sekali kita berkunjung ke kantor desa dan melaporkan tentang prestasi yang dicapai
oleh murid-murid. Atau pada saat kenaikan kelas, para orang tua diundang untuk
menghadiri kenaikan kelas putra-putrinya.
e) Memberikan Tanda Penghargaan
Sekolah dapat memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang berjasa terhadap
sekolah, penghargaan seperti ini dapat berbentuk piagam atau piala, atau lebih
sederhana lagi misalnya mengumumkan kepada masyarakat ketika rapat sekolah,
kenaikan kelas atau pada saat rapat desa.

C. Melakukan Kerja Sama dengan Sekolah dan Rekan Sejawat Guru


Guru mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kerjasama ini dimaksudkan untuk saling
memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi kekurangan. Sebagai calon guru tentu
memahami betul kondisi dan keadaan sekolah anda yang menurut anda sendiri serba
kekurangan. Fenomena ini sangat mempangaruhi anda sehingga menggangu proses belajar
mengajar.
Keserbakekurangan tersebut antara lain: Disekolah kekurangan tenaga guru sehingga
harus mengjar merangkap beberapa kelas sekaligus, siswa tidak memiliki buku sumber, dan
tidak memiliki buku pedoman guru secara lengkap.
a) Cara memanfaatkan sesama guru dari sekolah sebagai sumber belajar.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru adalah seperti berikut:
1) Kemukakan masalah yang anda hadapi misalnya dalam mata pelajaran matematika.
2) Menentukan alternatif pemecahan permasalahan berupa :
a. Membahas bersama materi tersebut
b. Meminjam buku sumber, bahan dan alat peraga
c. Meminta teman anda menggantikan mengajar, sementara anda mengajar
dikelas teman anda
d. Membawsa murid anda untuk belajar matematika di kelas teman anda.
b) Memilih alterntif yang paling tepat dengan mempertimbangkan kebutuhan, jadwal,
dan bahan yang tersedia
Kerjasama ini adalah untuk saling membantu, saling mengisi dan saling
mengatasi kesulitan. Cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dapat
bervariasi, tergantung kepada permasalahan yang dihadapi.
Langkah-langkah diatas menunjukan bahwa kesulitan apapun dapat diatasi
asal ada keterbukaan dan saling pengertian antara sesama guru.
Jadi kerjasama antara sesama guru dalam satu sekolah itu sangat penting
karena dapat memecahkan berbagai kesulitan terutama kesulitan dalam melaksanakan
tugas mengajar. Disini dituntut untuk menyadari bahwa setiap orang mempunyai
kekurangan, dan kekurangan tersebut dapat diatasi apabila kita bekerjasama.
c) Cara Memanfaatkan Rekan Sejawat Guru dari Sekolah Lain
Kerja sama antar guru dari sekolah berbeda merupakan faktor yang sangat
penting, misalnya untuk kepentingan berikut.
1. Berdiskusi dan tukar pengalaman untuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar.
2. Membangun pusat sumber belajar (PSB)
3. Mengadakan kegiatan bersama.
4. Saling membantu dalam mengajar.
d) Cara Memanfaatkan Teman Guru dalam KKG
Hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan teman guru anggota KKG
dalam mengatasi kesulitan mengajar antara lain sebagai berikut.
1. Guru harus sudah mengetahui permasalahan dan kesulitan yang dihadapi jauh
sebelumnya, sehingga guru sudah siap untuk berdiskusi atau berdialog dalam
forum KKG.
2. Guru tidak perlu khawatir atau malu oleh teman bahwa Anda guru yang tidak
mampu.

2.2. Sekolah dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar    


Pada pembelajaran dengan pendekatan PKR seorang guru harus mampu menciptakan
kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran termasuk belajar
mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan
sumber belajar yang memadai.
A. Menciptakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
1. Melengkapi Ruang Kelas dengan berbagai Sumber Belajar
Ruang kelas merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar,
tempat sebagian besar kegiatan pembelajaran berlangsung. Menciptakan ruang kelas
yang menyenangkan akan membantu berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk
membuat siswa lebih produktif dalam belajar seorang guru harus dapat menciptakan
lingkungan belajar dengan berbagai perlengkapan belajar.
Adanya sudut baca di ruang kelas dengan berbagai jenis buku sangat
diperlukan terutama pada pembelajaran dengan menggunakan model PKR dimana
guru harus membelajarkan lebih dari satu kelas dalam waktu yang bersamaan. Sudut
baca dapat berisi kumpulan laporan kegiatan siswa, benda-benda lingkungan,
pajangan kelas yang berkaitan dengan isi buku-buku yang berkaitan dengan buku
pelajaran, buku cerita, komik, kliping maupun laporan tugas, dan hasil kerja siswa
dalam melakukan kegiatan praktikum serta benda-benda yang merupakan hasil karya
siswa.

2. Melengkapi Lingkungan Sekolah dengan berbagai Sumber Belajar


Suatu sekolah dengan jumlah guru yang terbatas, sangat membutuhkan
kreatifitas dalam menciptakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.
Halaman sekolah dapat dijadikan sumber belajar, berbagai tanaman dapat ditanam di
sana, selain memperindah suasana sekolah, siswa dapat belajar berbagai hal seperti
mengetahui bagian-bagian tanaman dan ekosistim. Halaman belakang sekolah dapat
dibuat kebun sekolah. Di kebun sekolah siswa dapat mempelajari sistem reproduksi
pada tumbuhan, barbagai macam tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, cara
bercocok tanam dan mempraktekkannya secara langsung. Belajar melalui pengalaman
nyata akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Koperasi yang dibangun di sekolah dapat berfungsi sebagai sumber belajar,
selain dapat membantu anggota-anggotanya yang merupakan orang-orang yang
berada di lingkungan sekolah, dapat juga digunakan sebagai sumber belajar, di
koperasi siswa dapat belajar menghitung keuntungan dari penjualan, sistem kredit,
manfaat koperasi dan sekaligus mempraktekkannya karena siswa merupakan anggota
koperasi juga.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dibentuk di sekolah dapat menjadi
sumber belajar dimana siswa dapat melihat langsung bagaimana cara menangani
berbagai masalah kesehatan secara sederhana.
Menurut (Djalil, 2005) ada 2 (dua) cara untuk meningkatkan pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa:
1. Menciptakan lingkungan di sekolah yang memudahkan murid-murid untuk belajar
mandiri, yang dapat dilakukan dengan melengkapi sekolah atau ruang kelas dengan
berbagai sumber belajar
2. memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk menunjang belajar
mandiri

2.3 Lingkungan sebagai Sumber Belajar


A. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar
Dalam memanfaatkan Pusat Sumber Belajar (PSB), Lembar Kerja Murid (LKM) tetap
memegang peranan penting. Contoh dalam memanfaatkan PSB, LKM diarahkan untuk
kegiatan berikut :
a. Mengembangkan keterampilan atau konsep
1) Kecermatan
Menggunting, merekat, memasangkan, membuat percobaan (mengamati, membuat
diagram), dan mengadakan simulasi.
2) Penerapan konsep
Memasukan, mengurutkan, mengumpulkan, memisahkan, mendaftarkan,
mengelompokan, memasangkan, menuliskan, menempatkan atau memberi nama,
membandingkan, mengembangkan, meneliti, merekontruksi, menemukan dan
memutuskan,
b. Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum, laporan, dan
hasil karya lainya di suatu tempat dimana murid lain dapat belajar dengan cara belajar
mandiri.
c. mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga baik guru maupun murid
dapat menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB
Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan alat yang paling efektif untuk
memaksimalkan penggunaan PSB. Berikut ini beberapa contoh kegiatan pembelajaran yang
dapat dilakukan dengan menggunakan LKM, antara lain :
a. Murid-murid melakukan praktikum tentang pengaruh sinar matahari terhadap tumbuhan.
Contoh :
1) Murid-murid menempatkan tumbuhan dalam kotak yang ditutup rapat. Pada dinding
kotak tersebut diberi lubang untuk masuk sinar. Setelah beberapa hari akan diketahui
bahwa tumbuhan tersebut menyerap melalui lubang tadi.
2) Murid-murid mengamati 2 buah pot yang sudah ditanami bungan dari jenis yang
sama, yang satu ditempatkan di tempat terang dan satunya lagi ditempatkan pada
tempat gelap. Setelah satu minggu murid-murid dapat membandingkan pertumbuhan
ke dua bunga tersebut.
b. Berbagai potongan bambu yang merupan contoh bentuk lingkaran dari berbagai ukuran.
Setiap murid mengukur lingkaran tersebut dengan menggunakan benang. Berdasarkan
pengukuran ini, murid di bawah bimbingan guru akan mengetahui rumus penghitungan
benda-benda bulat seperti bola.
c. Berbagai tanda rambu-rambu lalu lintas yang dibuat sendiri, ditempatkan berjejer. Murid-
murid harus menunjukkan ke mana arah berjalan sesuai dengan rambu tersebut.

B. Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar


Salah satu upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran
adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan sekitar data
mencakup lingkungan alam dan pengalaman di lingkungan sekitar siswa sehari-hari.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah metode dimana guru mengajak siswa
belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk
mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode ini, lingkungan diluar sekolah
dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru adalah sebagai motivator, artinya guru
sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.
Menurut Djalil dkk (2005), ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangan dalam
menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, yaitu:
a. Sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan)
b. Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan)
c. Tempat tersebut cukup aman digunakan sebagai sumber belajar (keamanan)
d. Berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian)
Melalui metode ini, bentuk tugas yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan
anak didik pada batas frekuensi yang tetap menggairahkan mereka sehingga tidak
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Tentu saja untuk melakukan kegiatan belajar
metode ini diperlukan perencanaan dan persiapan yang baik dengan membuat langkah-
langkah pembelajarannya, koordinasi dengan kepala dengan membuat langkah-langkah
pembelajarannya, koordinasi dengan kepala sekolah dan pihak-pihak terkait perlu dilakukan
pada awal program pembelajaran.
Djalil dkk (2005) membuat beberapa langkah dalam menentukan lingkungan sebagai
sumber belajar sebagai berikut:
a. Topik dan materi pembelajaran erat sekali kaitannya dengan lingkungan
b. Lingkungan yang dipilih merupakan salah satu sumber yang paling mungkin dapat
digunakan untuk memperkaya materi
c. Sumber tersebut paling sesuai dengan sekolah anda dilihat dari kemudahan,
kemurahan, keamanan dan kesesuaian dengan materi.
d. Sumber dari buku dirasakan kurang atau tidak ada contohnya dan sulit diterapkan
pada pembelajaran dengan pendekatan PKR.

1. Cara Mengidentifikasi Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Dalam mengidentifikasi lingkungan sebagai sumber belajar, selain guru dituntut
menguasai seluk-beluk lingkungan, guru juga dituntut untuk menguasai tentang materi
kurikulum, serta materi dan topik-topik pelajaran dalam buku paket yang berkaitan dan
membutuhkan alam sekitar sebagai sumber belajar.Untuk itu, Mengidentifikasi lingkungan
dapat menggunakan format sebagai berikut.
Identifikasi Sumber Lingkungan Sesuai Dengan Materi Pelajaran
Sumber Alam Ketersediaan Untuk Mata Pelajaran
Ya Tidak
1. Sumber Alam
a. Gunung      
b. Sungai        
c. Sawah         
d. Lembah      
e. Hutan
f. Kawah
g. Irigasi
h. Danau/waduk
i. Pertambangan
j. Mata air
2. Sosial
a. Jenis suku bangsa
b. Suku terasing
c. Kehidupan adat
d. Upacara adat
e. Rumah adat
f. Upacara keagamaan
g. Mata pencaharian
penduduk
h. Pakaian adat
i. Ragam bahasa
3. Lembaga
a. Kantor Desa
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. Tempat ibadah
e. Lembaga adat
f. Lembaga budaya/ sanggar
tari
g. Perpustakaan
h. Musium
i. Laboratorium
j. Pabrik/perusahaan
Untuk mengetahui ketersediaan tersebut, guru cukup memberikan tanda centang (√) pada
kolom 2 bila ada, atau kolom 3 bila tidak ada. Dari beberapa sumber lingkungan yang
disebutkan di atas, pasti beberapa diantaranya tersedia sekitar sekolah. Untuk kepentingan
murid-murid tidak perlu semua sumber diatas harus ada, tetapi mana saja diantara sumber
tersebut yang dapat anda manfaatkan untuk kepentingan belajar.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar, adalah :
a. Sumber tersebut mudah dijangkau ( kemudahan)
b. Tidak memerlukan biaya tinggi ( kemuarahan)
c. Tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar (keamanan)
d. Berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian)
Pada kolom 4, guru menuliskan materi mata pelajaran yang pembelajarannya
membutuhkan sumber belajar tersebut. Untuk menentukan sumber yang akan digunakan,
terlebih dahulu guru harus sudah mempersiapkannya melalui perencanaan dan program.
Rencana ini didiskusikan dengan guru lain dan Kepala Sekolah.

2. Cara Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber belajar untuk Kepentingan belajar


Murid-murid
Dalam melakasanakan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan, yaitu :
a. Membuka kembali daftar materi, yang tujuannya untuk melihat topik dan materi yang
akan diberikan dengan menggunakan berbagai sumber lingkungan.
b. Mempersiapkan kunjungan ke sumber belajar, yaitu :
1. Menentukan jadwal (kapan, dan berapa lama)
2. Menyiapkan lembar kerja murid (LKM), merupakan pedoman atau petunjuk bagi
murid dalam melakukan pengamatan, dan pengumpulan data,
3. Mempersiapkan perbekalan, misalnya : alat, bahan dan konsumsi,
c. Memberikan petunjuk tentang tata tertib selama melakukan kunjungan atau
pengumpulan data.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan selama dalam kunjungan.
e. Memberikan pengawasan penuh kepada murid-murid baik di perjalanan maupaun di
tempat tujuan.
f. Memberikan petunjuk cara membuat laporan hasil kunjungan, dan cara
menyampaikannya dalam kelas.
g. Menata kelompok belajar untuk mempresentasikan hasil laporan.

3. Masyarakat sebagai Sumber Belajar


Sekolah bukanlah merupakan bagian terpisah dari masyarakat, tetap merupakan
bagian integral dari masyarakat. Dalam pelaksanaan PKR kemitraan antar guru dan antar
guru dengan masyarakat, sangatlah penting, lebih-lebih guru yang bertugas di SD yang
sumber belajarnya di sekolah sangat terbatas. Sekolah dan guru seharusnya tidak terisolasi
atau mengisolasikan diri dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu iklim kerjasama perlu
dibangun dan dipelihara. Kemitraan atau kerjasama sekolah dan masyarakat disekitar sekolah
perlu dirancang dan diprogramkan dengan baik. Dengan demikian segala sumber belajar yang
ada di luar sekolah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembelajaran.
Masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah individu sebagai personal yang
merupakan bagian dari masyarakat. Misalnya tokoh masyarakat dan para ahli, seperti peran
ulama, pengrajin, petani, seniman, pakar, aparat pemerintah, lingkungan hidup dan
sebagainya. Mereka dapat bertindak sebagai narasumber untuk informasi tertentu. Sekali
waktu seorang polisi dapat diundang ke sekolah untuk memberikan materi-materi tentang
tertib berlalulintas, atau seorang keagamaan, atau suatu waktu siswa diajak mengunjungi
puskesmas untuk melihat dan mengamati aktivitas di sana. Kunjungan ke pameran karya
sastra, museum, cagar alam, kebun binatang dan lingkungan lain sangat membantu siswa
dalam belajar mandiri.
Djalil dkk (2005) menjelaskan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
memanfaatkan nara sumber yaitu:
a. Materi atau informasi yang dapat diperoleh dari nara sumber, tidak dikuasai oleh
guru, dan
b. Narasumber tersebut tepat, artinya yang dijadikan narasumber harus orang yang
benar-benar memiliki informasi tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Pembelajarn Kelas Rangkap (PKR), kemitraan antara guru di dalam
lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda sangatlah penting. Kerjasama
dilakukaan untuk saling membantu, saling mengisi dan saling mengatasi kesulitan. Dalam
merencanakan kerjasama, langkah yang perlu kita lakukan adalah mengetahui dan mendaftar
potensi yang mungkin dapat digerakan untuk kepentingan pendidikan. Berikut ini adalah
beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama dengan pihak lain yang
terkait, mengumpulkan data statistik dan sumber informasi, melakukan negosiasi
(perundingan), memberikan peran nyata, melaporkan keadaan sekolah, memberikan tanda
penghargaan. Guru mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kerjasama ini dimaksudkan untuk
saling memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi kekurangan.
Pada pembelajaran dengan pendekatan PKR seorang guru harus mampu menciptakan
kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran termasuk belajar
mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan
sumber belajar yang memadai.
Dalam memanfaatkan Pusat Sumber Belajar (PSB), Lembar Kerja Murid (LKM) tetap
memegang peranan penting. LKM diarahkan untuk kegiatan berikut,yaitu mengembangkan
keterampilan atau konsep (kecermatan, penerapan konsep), menempatkan semua lembar
kerja, hasil karya lainya di suatu tempat dimana murid lain dapat belajar dengan cara belajar
mandiri dan mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan. Salah satu upaya yang
diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran adalah dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah
metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di
lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode
ini, lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, adalah
sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan), tidak memerlukan biaya tinggi
(kemuarahan), tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar
(keamanan), berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian). Sekolah
bukanlah merupakan bagian terpisa dari masyarakat, tetap merupakan bagian integral dari
masyarakat. Kemitraan atau kerjasama sekolah dan masyarakat disekitar sekolah perlu
dirancang dan diprogramkan dengan baik. Dengan demikian segala sumber belajar yang ada
di luar sekolah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembelajaran.

B. Saran
Dalam beberapa hal kita sering kali tidak mampu untuk memecahkan masalah
pembelajaran sendiri, bahkan setelah didiskusikan dengan teman sejawat dalam satu sekolah.
Sehingga penulis mempunyai saran bahwa alangkah lebih baiknya jika kita selaku guru
menemukan suatu permasalahan dalam suatu pembelajaran yang tidak dapat kita pecahkan
itu dengan cara bekerjasama dengan guru lain dengan satu sekolah ataupun dengan lain
sekolah. Jadi disini kita dapat berdiskusi dan bertukar pengalaman antar yang satu dengan
yang lain untuk mengatasi kesulitan dalam mengajar, misalnya tidak mempunyai buku
sumber dan alat peraga, atau kurang menguasai materi yang harus diajarkan. Sehingga disini
kita dapat saling membantu dalam mengajar, dari mengeadakan kegiatan bersama seperti
membuat media pembelajaran, menyusun skenario pembelajaran dan mengadakan kunjungan
dan karyawisata.
Kita selaku calon guru atau guru terkadang sulit untuk menciptakan bahwa
lingkungan sekolah dapat dijadikan sumber belajar. Sehingga disini seorang guru harus
mampu menciptakan kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang mendukung proses
pembelajaran termasuk belajar mandiri. Oleh karenanya penulis mengharapkan guru dapat
manfaatkan lingkungan yang ada disekitar sekolah sebagai sumber belajar seperti koperasi, di
koperasi siswa dapat belajar menghitung keuntungan dari penjualan, sistem kredit, manfaat
koperasi dan sekaligus mempraktekkannya karena siswa merupakan anggota koperasi juga.
UKS siswa dapat melihat langsung bagaimana cara menangani berbagai masalah kesehatan
secara sederhana. Halaman Sekolah, berbagai tanaman dapat ditanam di sana, selain
memperindah suasana sekolah, siswa dapat belajar berbagai hal seperti mengetahui bagian-
bagian tanaman dan ekosistim. Halaman sekolah dapat dibuat kebun sekolah. Di kebun
sekolah siswa dapat mempelajari sistem reproduksi pada tumbuhan, barbagai macam
tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, cara bercocok tanam dan mempraktekkannya secara
langsung. Belajar melalui pengalaman nyata akan memberikan hasil belajar yang lebih baik,
dan sumber belajar lainnya.
Seperti kita ketahui bahwa lingkungan pun bisa menjadi sumber belajar bagi kita
semua, untuk itu dalam suatu lingkungan tersebut harus terciptanya suatu kebersamaan antar
sesamanya dan terciptanya suatu lingkungan yang nyaman dan damai agar bisa menjadi
inspirasi bagi kita dalam menyelesaikan masalah dengan baik dan mampu memberi solusi
yang baik.
Diharapkan kita sebagai calon guru harus bisa memberikan arahan bagi anak didik kita
bahwa lingkungan sekitar pun bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk mereka, dan
mampu merawat lingkungan tersebut agar terjaga dengan baik. Dengan adanya lingkungan
sekitar kita, kita bisa melihat kegunaan alam sekitar kita untuk mengenal kerjasama dengan
kelompok untuk menyelesaikan suatu eksperimen atau pemecahan masalah terhadap
lingkungan agar mereka bisa mengenal dan merasakan langsung dengan lingkungan mereka,
bukan hanya melalui teori saja.
DAFTAR PUSTAKA

Djalil, Aria. dkk. 2003. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai