Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses pengelolaan
pendidikan yang melibatkan pendidik dan anak didik. Pendidikan pada hakekatnya
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan
manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu pendidikan juga sangat penting
dalam pembangunan suatu bangsa. Utami (Dewi, 2010: 1) mengemukakan bahwa
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
perwujudan individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Oleh karena
itu tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan baik dari tingkat yang paling rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi.
Selama ini yang dialami di masyarakat pada umumnya sebelum anak
memasuki bangku sekolah terbiasa memandang dan mempelajari segala sesuatunya
menjadi kesatuan yang utuh (Resmini, 1996: 2).
Sayangnya pembiasaan cara berpikir yang tidak terkotak-kotak tersebut
dibuyarkan dengan adanya bidang studi di awal anak masuk sekolah dasar, ketika
mereka mamasuki situasi belajar secara formal dibangku sekolah, mereka disuguhi
oleh berbagai ilmu yang dikemas dalam penyekatan mata pelajaran sehingga anak
kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi dilingkungan sekitarnya.
Proses pendidikan yang dialami oleh anak menunjukkan seolah-olah konsep
antar pelajaran tidak saling berkaitan, penyelenggaraan pendidikan sekarang ini yang
menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antar satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang
cukup serius, terutama bagi siswa usia sekolah dasar.

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Begitu pula dengan pendidikan sekarang ini sering menampilkan suatu proses
pembelajaran yang masih menggunakan metoda ceramah dari guru kepada siswanya
di mana guru mendominasi kelas sepenuhnya, materi yang diberikan kepada siswa
sudah dalam bentuk final dan muri hanya menerima tanpa banyak mengetahui tentang
bagaimana, mengapa dan untuk apa materi-materi yang dipelajarinya itu.
Akibatnya siswa hanya belajar secara menghapal saja tanpa memahami makna
dari materi yang dipelajarinya, sehingga siswa tidak kritis menanggapi perubahan
yang dekat dengan dirinya, indikasi ini juga tampak dari banyaknya murid saat
menghadapi soal-soal yang belum diberikan contohnya, mereka tidak dapat
menyelesaikan meskipun dia dapat menyelesaikan nya dengan benar.
Proses pembelajaran selain diharapkan akan melahirkan perubahan kognitif,
afektif dan psikomotor pada diri peserta didik, juga dapat merupakan proses
pembelajaran dengan penyelesaian permasalahan. Dengan proses ini siswa
mengalami pembelajaran sendiri sehingga terjadi proses pembentukan berpikir kritis
sesuai dengan kurikulum 2006 yang sering dikenal dengan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Peningkatan berpikir kritis ini dapat berlangsung dalam
pendidikan formal dan nonformal, secara formal seperti di sekolah dasar, madrasah
ibtidaiyah, dan institusi-institusi lainnya. Pendidikan formal dapat berlangsung juga
dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction).
Proses pendidikan melalui pembelajaran terpadu ini akan meningkatkan cara
berpikir kritis siswa, sehingga proses yang diciptakan dalam satu atau lebih
pernyataan dan membuat keputusan yang objektif berdasarkan pada pertimbangan
dan fakta yang mendukung. Pembelajaran ini dapat diartikan pembelajaran yang
dapat memahamkan materi pembelajaran melalui pengalaman langsung dan nyata,
juga menghubungkan antar konsep intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran
(Robin Forgaty, 1991: 54).

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran
tersebut hanya akan membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan
memberikan pengalaman belajar yang bersifat artificial atau pengalaman belajar yang
dibuat-buat. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah dasar harus memperhatikan
karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu
kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena
akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman
belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar
mata pelajaran, akan memberikan peluang bagi anak untuk menjadikan pembelajaran
yang efektif dan bermakna (meaningful learning).
Proses untuk membuat suatu pendekatan pembelajaran yang bermakna
tidaklah mudah. Materi ajar yang diberikan sekarang ini banyak yang memuat
indikator yang sama dengan materi ajar yang lain (materi ajar yang tumpang tindih).
Hasil dari proses pembelajaran yang diberikan membuat siswa menjadi bosan dan
tidak bermakna, bahkan kurang terfokus pada kebutuhan siswa dalam memahami
konsep yang dipelajarinya. Apabila konsep awal kurang terpahami secara jelas maka
pengembangan dari satu konsep tersebut akan tidak jelas, sehingga anak merasa
bingung untuk memahami beberapa tujuan pembelajaran selanjutnya, dan hal ini
dibuktikan dengan kurangnya respon anak terhadap permasalahan sosial yang tampak
dihadapannya. Apalagi dengan arahan kurikulum KTSP ini yang mempunyai acuan
kepada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama,
pengalaman diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karenanya, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai
dengan tujuan pendidikan yang mengacu pada UUD No. 20 Tahun 2003 dan
kurikulum 2006, terutama dalam mengembangkan kemampuan menganalisis fakta,
mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat
perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen, dan memecahkan
masalah (Chance, 1986: 12), diperlukan suatu model pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu ini merupakan suatu konsep pendekatan yang menyatukan
beberapa materi pembelajaran dalam satu tema pembelajaran yang disampaikan
kepada siswa sehingga akan menghasilkan siswa yang mempunyai kompetensi sesuai
dengan arahan kurikulum di atas.
Penelitian ini diharapkan akan memperbaiki cara berpikir siswa yang selama
ini hanya menunggu hasil dari pemberian materi oleh pendidik saja. Sekarang siswa
belajar akan lebih kreatif dan inovatif tanpa di drill oleh para guru yang mengajar di
sekolahnya, bahkan siswa akan merasa dengan sendirinya belajar adalah suatu
kebutuhan. Kegiatan guru dan siswa dalam penelitian ini antara lain (Fogarty,
1991: 63):
1. Pendekatan pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.
2. Pendekatan yang berorientasi praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
3. Pembelajaran yang secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan
yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep dasar yang
kokoh.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang
kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
5. Pembelajaran yang diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, menilai dan menggunakan.

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh sebab itu pembelajaran terpadu ini sebagai suatu konsep pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang memberikan
pengalaman belajar bermakna, akan menjadi pilihan untuk termilikinya kemampuan
berpikir kritis siswa, yang akan merespon segala permasalahan yang muncul dan
dapat menempatkan prilakunya dengan tepat dalam kehidupan, pembelajaran terpadu
diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta keilmuan secara holistik, bermakna, dan
otentik (Joni, 1996: 3).
Pembelajaran terpadu secara efektif akan membantu menciptakan
kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang
saling berkaitan. Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk memahami
masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang
utuh tidak terpisah-pisah dan diharapkan siswa akan memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan menggunakan konsep yang telah
dimilikinya. Semua informasi yang ada disekitar anak secara responsif juga bermakna
akan termiliki oleh siswa, kebermaknaan tersebut dapat memberikan arti bahwa pada
pembelajaran terpadu siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antara konsep semua
materi pembelajaran yang terkait. Hal ini dapat diperoleh tidak saja melalui
pemberian pengetahuan baru kepada siswa melainkan juga melalui kesempatan
memantapkan dan menerapkannya dalam berbagai situasi baru yang semakin
beragam, dalam kehidupan sehari-hari anak. Pendekatan metode pembelajaran
webbed ini sangatlah tepat karena akan mengembangkan keterampilan anak secara
serentak serta penggunaan waktu yang lebih efektif.

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses pembelajaran yang serentak ini akan menghasilkan intelektual yang
dimiliki oleh siswa secara utuh dan siswa akan lebih aktif dan terampil
mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi,
penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven &
Paul, 1992). Hal ini adalah suatu proses yang diharapkan sebenarnya oleh dunia
pendidikan, yaitu anak tidak hanya manggut-manggut saja dalam menerima suatu
proses pembelajaran, tapi anak harus mengerti dan memahaminya, sehingga siswa
akan terbiasa mengolah daya fikir kritisnya, di sini anak mampu menyimpulkan dari
apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk
memecahkan masalah kesehariannya, dan mencari sumber-sumber informasi yang
relevan untuk dirinya inilah pengalaman belajar. Terjadinya proses pembelajaran
yang mengolah daya berpikir kritis siswa ini akan berhasil apabila ada tindakan dari
pendidik yang memahami betul kebutuhan siswa. Seperti yang dikemukakan Jean
Piaget (Heruman, 2012 : 1), bahwa “anak usia 7 sampai 12 tahun berada pada tahap
operasional kongkrit”.
Dengan menerapkan pendekatan model pembelajaran webbed. Sukmara
dalam wulianti (2005: 12) mengemukakan bahwa:
“ Belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang atau
sekelompok orang sebagai pengembangan fungsi-fungsi potensial kodrati yang
dimilikinya secara utuh dan terpadu”.
Pendekatan pembelajaran terpadu ini diterapkan dalam proses pembelajaran membuat
siswa tidak menerima secara langsung konsep yang diberikan oleh guru melalui
penjelasan, akan tetapi siswa membangun sendiri pemahaman konsep yang
diterimanya melalui hal-hal yang sudah diketahui. Hal ini mengantarkan siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi, kolaborasi, interpretasi, dan berargumentasi dengan
guru dan teman sekelasnya untuk dapat menemukan kembali konsep materi yang

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diserapnya sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuannya, dalam
mengembangkan kemampuan siswa untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan
menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik
kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah oleh siswa itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan data keberhasilan dari
beberapa penelitian di atas, maka peneliti memfokuskan kajian pada penerapan model
pembelajaran terpadu webbed untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa
kelas 3 di SDN Babakan Ciparay 9 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung
Tahun Ajaran 2013-2014.
Dahar (1989: 119) mengatakan bahwa belajar akan mempunyai
kebermaknaan yang tinggi dengan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep.
Selanjutnya terdapat tiga kebaikan belajar bermakna (Ausubel dalam Dahar, 1989:
115), yaitu:
1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
2. Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep yang relevan
sebelumnya dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya,
sehingga memudahkan proses pembelajaran materi berikutnya yang serupa.
3. Informasi yang dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih
meninggalkan bekas, sehingga memudahkan untuk mempelajari hal-hal serupa.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Permasalahan yang penulis hadirkan berdasarkan kepada latar belakang
yang telah diungkapkan di atas, dirinci lebih lanjut ke dalam rumusan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
Dalam hal ini saya merangkum permasalahan siswa dengan 3 point yaitu :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran terpadu webbed dalam meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa ?

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana pelaksanaan model terpadu webbed dalam meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa ?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa setelah mendapatkan
pembelajaran dengan model terpadu webbed ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran model terpadu webbed yang akan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Menelaah pelaksanaan pembelajaran terpadu webbed di lapangan untuk dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan
model pembelajaran terpadu webbed.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran di
SDN Babakan Ciparay 9 kelas 3 sebagai berikut:
1. Untuk siswa:
Memberikan pengalaman yang bermakna, menambah kemampuan
menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan
pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi
argumen dan memecahkan masalah.

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk guru:
a. Memberikan pengalaman yang sangat berarti dalam membuat suatu
perencanaan yang akan mengolah kemampuan menganalisis fakta,
mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat
perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan
memecahkan masalah , semua itu dikemas dalam satu pendekatan model
pembelajaran terpadu webbed. Pendekatan ini menjadi sebuah
pembelajaran yang mudah dan menyenangkan sehingga dapat
membentuk cara berfikir kritis yang lebih meningkat kapada siswa.
b. Sebagai masukan pemilihan model pembelajaran sehingga dapat
disesuaikan dengan tingkat usia serta bakat dan minat siswa.
3. Untuk sekolah:
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi sekolah SDN Babakan
Ciparay 9 khususnya kelas 3 dalam melaksanakan pembinaan bagi para
pengelola pendidikan dalam mengarahkan suatu proses pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.
E. Struktur Organisasi
Pada penelitian ini terdiri dari 5 bab:
Bab I : Pendahuluan berisikan latar belakang, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
struktur organisasi.

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab II : Kajian pustaka tentang kerangka pemikiran berisikan
pembelajaran di sekolah dasar, karekteristik pembelajaran
terpadu, kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu
webbed, peran guru dan siswa dalam pendekatan terpadu
webbed, pengertian berpikir kritis, meningkatkan berpikir
kritis siswa kelas , hipotesis penelitian berisikan tentang
kesimpulan sementara mengenai pentingya penggunaan
pembelajaran dengan menggunakan metoda terpadu webbed
khususnya di kelas 3.
Bab III : Metoda penelitian berisikan tentang karakteristik PTK,
prinsip dasar PTK, tujuan PTK, manfaat PTK, perencanaan
PTK, pelaksanaan PTK, observasi, refleksi, lokasi dan
subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian,
pengolahan data penelitian.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan berisikan tentang uraian
hasil dari penelitian yang dilakukan berikut pembahasan
yang telah dilakukan selama penelitian.
Bab V : Kesimpulan dan saran berisikan tentang penyimpulan hasil
akhir dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama
dua siklus berikut saran berupa teknis proses pembelajaran
untuk memperoleh kemampuan berpikir siswa secara
optimal.

Nur Adiah, 2014


Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai