Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses pengelolaan pendidikan yang melibatkan pendidik dan anak didik. Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu pendidikan juga sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Utami (Dewi, 2010: 1) mengemukakan bahwa Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Oleh karena itu tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dari tingkat yang paling rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi. Selama ini yang dialami di masyarakat pada umumnya sebelum anak memasuki bangku sekolah terbiasa memandang dan mempelajari segala sesuatunya menjadi kesatuan yang utuh (Resmini, 1996: 2). Sayangnya pembiasaan cara berpikir yang tidak terkotak-kotak tersebut dibuyarkan dengan adanya bidang studi di awal anak masuk sekolah dasar, ketika mereka mamasuki situasi belajar secara formal dibangku sekolah, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu yang dikemas dalam penyekatan mata pelajaran sehingga anak kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Proses pendidikan yang dialami oleh anak menunjukkan seolah-olah konsep antar pelajaran tidak saling berkaitan, penyelenggaraan pendidikan sekarang ini yang menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antar satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius, terutama bagi siswa usia sekolah dasar.
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Begitu pula dengan pendidikan sekarang ini sering menampilkan suatu proses pembelajaran yang masih menggunakan metoda ceramah dari guru kepada siswanya di mana guru mendominasi kelas sepenuhnya, materi yang diberikan kepada siswa sudah dalam bentuk final dan muri hanya menerima tanpa banyak mengetahui tentang bagaimana, mengapa dan untuk apa materi-materi yang dipelajarinya itu. Akibatnya siswa hanya belajar secara menghapal saja tanpa memahami makna dari materi yang dipelajarinya, sehingga siswa tidak kritis menanggapi perubahan yang dekat dengan dirinya, indikasi ini juga tampak dari banyaknya murid saat menghadapi soal-soal yang belum diberikan contohnya, mereka tidak dapat menyelesaikan meskipun dia dapat menyelesaikan nya dengan benar. Proses pembelajaran selain diharapkan akan melahirkan perubahan kognitif, afektif dan psikomotor pada diri peserta didik, juga dapat merupakan proses pembelajaran dengan penyelesaian permasalahan. Dengan proses ini siswa mengalami pembelajaran sendiri sehingga terjadi proses pembentukan berpikir kritis sesuai dengan kurikulum 2006 yang sering dikenal dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peningkatan berpikir kritis ini dapat berlangsung dalam pendidikan formal dan nonformal, secara formal seperti di sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan institusi-institusi lainnya. Pendidikan formal dapat berlangsung juga dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction). Proses pendidikan melalui pembelajaran terpadu ini akan meningkatkan cara berpikir kritis siswa, sehingga proses yang diciptakan dalam satu atau lebih pernyataan dan membuat keputusan yang objektif berdasarkan pada pertimbangan dan fakta yang mendukung. Pembelajaran ini dapat diartikan pembelajaran yang dapat memahamkan materi pembelajaran melalui pengalaman langsung dan nyata, juga menghubungkan antar konsep intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran (Robin Forgaty, 1991: 54).
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran tersebut hanya akan membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artificial atau pengalaman belajar yang dibuat-buat. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah dasar harus memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran, akan memberikan peluang bagi anak untuk menjadikan pembelajaran yang efektif dan bermakna (meaningful learning). Proses untuk membuat suatu pendekatan pembelajaran yang bermakna tidaklah mudah. Materi ajar yang diberikan sekarang ini banyak yang memuat indikator yang sama dengan materi ajar yang lain (materi ajar yang tumpang tindih). Hasil dari proses pembelajaran yang diberikan membuat siswa menjadi bosan dan tidak bermakna, bahkan kurang terfokus pada kebutuhan siswa dalam memahami konsep yang dipelajarinya. Apabila konsep awal kurang terpahami secara jelas maka pengembangan dari satu konsep tersebut akan tidak jelas, sehingga anak merasa bingung untuk memahami beberapa tujuan pembelajaran selanjutnya, dan hal ini dibuktikan dengan kurangnya respon anak terhadap permasalahan sosial yang tampak dihadapannya. Apalagi dengan arahan kurikulum KTSP ini yang mempunyai acuan kepada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama, pengalaman diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Oleh karenanya, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang mengacu pada UUD No. 20 Tahun 2003 dan kurikulum 2006, terutama dalam mengembangkan kemampuan menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen, dan memecahkan masalah (Chance, 1986: 12), diperlukan suatu model pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu ini merupakan suatu konsep pendekatan yang menyatukan beberapa materi pembelajaran dalam satu tema pembelajaran yang disampaikan kepada siswa sehingga akan menghasilkan siswa yang mempunyai kompetensi sesuai dengan arahan kurikulum di atas. Penelitian ini diharapkan akan memperbaiki cara berpikir siswa yang selama ini hanya menunggu hasil dari pemberian materi oleh pendidik saja. Sekarang siswa belajar akan lebih kreatif dan inovatif tanpa di drill oleh para guru yang mengajar di sekolahnya, bahkan siswa akan merasa dengan sendirinya belajar adalah suatu kebutuhan. Kegiatan guru dan siswa dalam penelitian ini antara lain (Fogarty, 1991: 63): 1. Pendekatan pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. 2. Pendekatan yang berorientasi praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. 3. Pembelajaran yang secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep dasar yang kokoh. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh. 5. Pembelajaran yang diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan menggunakan.
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Oleh sebab itu pembelajaran terpadu ini sebagai suatu konsep pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang memberikan pengalaman belajar bermakna, akan menjadi pilihan untuk termilikinya kemampuan berpikir kritis siswa, yang akan merespon segala permasalahan yang muncul dan dapat menempatkan prilakunya dengan tepat dalam kehidupan, pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Joni, 1996: 3). Pembelajaran terpadu secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh tidak terpisah-pisah dan diharapkan siswa akan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan menggunakan konsep yang telah dimilikinya. Semua informasi yang ada disekitar anak secara responsif juga bermakna akan termiliki oleh siswa, kebermaknaan tersebut dapat memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antara konsep semua materi pembelajaran yang terkait. Hal ini dapat diperoleh tidak saja melalui pemberian pengetahuan baru kepada siswa melainkan juga melalui kesempatan memantapkan dan menerapkannya dalam berbagai situasi baru yang semakin beragam, dalam kehidupan sehari-hari anak. Pendekatan metode pembelajaran webbed ini sangatlah tepat karena akan mengembangkan keterampilan anak secara serentak serta penggunaan waktu yang lebih efektif.
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Proses pembelajaran yang serentak ini akan menghasilkan intelektual yang dimiliki oleh siswa secara utuh dan siswa akan lebih aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul, 1992). Hal ini adalah suatu proses yang diharapkan sebenarnya oleh dunia pendidikan, yaitu anak tidak hanya manggut-manggut saja dalam menerima suatu proses pembelajaran, tapi anak harus mengerti dan memahaminya, sehingga siswa akan terbiasa mengolah daya fikir kritisnya, di sini anak mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah kesehariannya, dan mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya inilah pengalaman belajar. Terjadinya proses pembelajaran yang mengolah daya berpikir kritis siswa ini akan berhasil apabila ada tindakan dari pendidik yang memahami betul kebutuhan siswa. Seperti yang dikemukakan Jean Piaget (Heruman, 2012 : 1), bahwa “anak usia 7 sampai 12 tahun berada pada tahap operasional kongkrit”. Dengan menerapkan pendekatan model pembelajaran webbed. Sukmara dalam wulianti (2005: 12) mengemukakan bahwa: “ Belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang atau sekelompok orang sebagai pengembangan fungsi-fungsi potensial kodrati yang dimilikinya secara utuh dan terpadu”. Pendekatan pembelajaran terpadu ini diterapkan dalam proses pembelajaran membuat siswa tidak menerima secara langsung konsep yang diberikan oleh guru melalui penjelasan, akan tetapi siswa membangun sendiri pemahaman konsep yang diterimanya melalui hal-hal yang sudah diketahui. Hal ini mengantarkan siswa untuk melakukan kegiatan diskusi, kolaborasi, interpretasi, dan berargumentasi dengan guru dan teman sekelasnya untuk dapat menemukan kembali konsep materi yang
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diserapnya sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuannya, dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah oleh siswa itu sendiri. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan data keberhasilan dari beberapa penelitian di atas, maka peneliti memfokuskan kajian pada penerapan model pembelajaran terpadu webbed untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas 3 di SDN Babakan Ciparay 9 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014. Dahar (1989: 119) mengatakan bahwa belajar akan mempunyai kebermaknaan yang tinggi dengan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep. Selanjutnya terdapat tiga kebaikan belajar bermakna (Ausubel dalam Dahar, 1989: 115), yaitu: 1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat. 2. Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep yang relevan sebelumnya dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya, sehingga memudahkan proses pembelajaran materi berikutnya yang serupa. 3. Informasi yang dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih meninggalkan bekas, sehingga memudahkan untuk mempelajari hal-hal serupa. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Permasalahan yang penulis hadirkan berdasarkan kepada latar belakang yang telah diungkapkan di atas, dirinci lebih lanjut ke dalam rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Dalam hal ini saya merangkum permasalahan siswa dengan 3 point yaitu : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran terpadu webbed dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa ?
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagaimana pelaksanaan model terpadu webbed dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa ? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model terpadu webbed ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran model terpadu webbed yang akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Menelaah pelaksanaan pembelajaran terpadu webbed di lapangan untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 3. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan model pembelajaran terpadu webbed. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran di SDN Babakan Ciparay 9 kelas 3 sebagai berikut: 1. Untuk siswa: Memberikan pengalaman yang bermakna, menambah kemampuan menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah.
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Untuk guru: a. Memberikan pengalaman yang sangat berarti dalam membuat suatu perencanaan yang akan mengolah kemampuan menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah , semua itu dikemas dalam satu pendekatan model pembelajaran terpadu webbed. Pendekatan ini menjadi sebuah pembelajaran yang mudah dan menyenangkan sehingga dapat membentuk cara berfikir kritis yang lebih meningkat kapada siswa. b. Sebagai masukan pemilihan model pembelajaran sehingga dapat disesuaikan dengan tingkat usia serta bakat dan minat siswa. 3. Untuk sekolah: Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi sekolah SDN Babakan Ciparay 9 khususnya kelas 3 dalam melaksanakan pembinaan bagi para pengelola pendidikan dalam mengarahkan suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. E. Struktur Organisasi Pada penelitian ini terdiri dari 5 bab: Bab I : Pendahuluan berisikan latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi.
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab II : Kajian pustaka tentang kerangka pemikiran berisikan pembelajaran di sekolah dasar, karekteristik pembelajaran terpadu, kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu webbed, peran guru dan siswa dalam pendekatan terpadu webbed, pengertian berpikir kritis, meningkatkan berpikir kritis siswa kelas , hipotesis penelitian berisikan tentang kesimpulan sementara mengenai pentingya penggunaan pembelajaran dengan menggunakan metoda terpadu webbed khususnya di kelas 3. Bab III : Metoda penelitian berisikan tentang karakteristik PTK, prinsip dasar PTK, tujuan PTK, manfaat PTK, perencanaan PTK, pelaksanaan PTK, observasi, refleksi, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, pengolahan data penelitian. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan berisikan tentang uraian hasil dari penelitian yang dilakukan berikut pembahasan yang telah dilakukan selama penelitian. Bab V : Kesimpulan dan saran berisikan tentang penyimpulan hasil akhir dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua siklus berikut saran berupa teknis proses pembelajaran untuk memperoleh kemampuan berpikir siswa secara optimal.
Nur Adiah, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu