Anda di halaman 1dari 67

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya dan terimakasih kami ucapkan kepada
Nita Wahyuni, SST.Pa, M.Si, BKP selaku dosen pembimbing
KUKERTA yang telah membantu menyempurnakan buku ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “
Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Peduli Diri Sayangi Gigi ”.
Adapun tujuan dari disusunnya buku ini adalah agar para
masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara melindungi serta
merawat gigi.

Tersusunnya buku ini tentu bukan dari usaha penulis


seorang, tetapi dengan adanya dukungan moral dan material
dari berbagai pihak yang sangat membantu, sehingga penulis
dapat menyusun buku ini. Untuk itu, penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing, rekan-rekan, dan pihak
pihak lainnya yang juga ikut membantu dalam proses
penyusunan buku ini.
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.................................................................v

BAB I ......................................................................................1

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)..............1

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 1

B. Indikator Perilaku Hidup bersih dan Sehat..................6

BAB II ....................................................................................15

PHBS DI INDONESIA............................................................15

A. Bagaimana PHBS di Indonesia..................................15

B. PHBS Selama Masa Pandemi....................................16

C. Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju


Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat............18

D. Beberapa Tatanan PHBS............................................19

E. Manfaat PHBS...........................................................20

E. Indikator PHBS di Sekolah........................................21

F. Tatanan PHBS Rumah Tangga..................................22

G. Pentingnya Materi PHBS di Setiap Tatanan..............24

H. Dampak Penerapan PHBS.........................................24

I. Gigi Manusia..............................................................29

Jenis-jenis gigi............................................................29

Bagian-bagian gigi atau Anatomi gigi.......................31

Tahap pertumbuhan gigi............................................33

Fungsi gigi.................................................................34
iii

J. Tingkat Kesehatan Gigi di Indonesia.........................36

Hubungan kesehatan mulut dan kesehatan umum pada


anak............................................................................39

K. Masalah dan Penyakit pada Gigi................................43

L. Cara Merawat gigi secara Tradisional.......................49

Merawat Gigi Secara Tradisional Ala Orang Indonesia


...................................................................................50

Merawat gigi dengan makan sirih..............................51

Merawat gigi dengan makan batu bata......................52

Merawat gigi menggunakan arang.............................52

Cara mengobati sakit gigi di rumah...........................53

M. Cara merawat gigi secara modern..............................54

8 cara merawat gigi agar tetap bersih dan sehat.........56

DAFTAR PUSTAKA..............................................................60
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1..................................................................................35
Gambar 2..................................................................................54
Gambar 3..................................................................................55
Gambar 4..................................................................................55
1

BAB I

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Pada tahun 2019, dunia sedang dalam keadaa yang tidak
baik. Adanya Penyakit Coronavirus 2019 ( COVID-19).
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di
Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei Cina. ) COVID-19 adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan
akut. Dan dari sanalah penyakit ini pertama kali secara global,
mengakibatkan pandemi corona virus yang sedang
berlangsung. Pada tanggal 27 April 2020, lebih dari 3,04 juta
kasus telah dilaporkan di 185 negara dan wilayah, yang
mengakibatkan lebih dari 211.000 kematian. Gejala umum
termasuk demam, batuk, kelelahan, sesak napas serta gangguan
penciuman di hidung. Gejala yang lebih mengkhawatirkan
adalah kesulitan bernapas, nyeri dada yang menetap,
kebingungan, sulit bangun, dan kulit kebiru-biruan. Waktu dari
paparan hingga timbulnya gejala biasanya sekitar lima hari
tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Virus ini
bisa mengkontaminasi ke orangorang selama berkontak, bisa
melalui droplet (percikan saliva) yang dihasilkan oleh batuk,
bersin, atau berbicara. Orang juga dapat terinfeksi dengan
menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian
menyentuh wajah mereka.
Supaya tidak terkontaminasi atau tertular virus Covid-19,
ada beberapa langkah pencegahan, diantaranya menerapkan
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), tinggal di rumah,
menggunakan masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak
dalam berkomunikasi (physical distancing) lebih dari 1 meter,
sering mencuci tangan di bawah air mengalir dengan
menggunakan sabun atau hand sanitizer. Perilaku hidup bersih
2

sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk


menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui
individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur-jalur
komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai
informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna
menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku
terkait cara hidup yang bersih dan sehat.
Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah
suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial
yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, kondisi
sehat yang dirasakan dapat membuat individu menjalani
kehidupannya dengan baik. Dalam pencapaian pada kondisi
yang sehat, individu juga perlu untuk berperilaku sehat.
Perilaku sehat merupakan tindakan yang dilakukan baik secara
langsung atau tidak langsung, untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya serta mencegah dari risiko
penyakit. Perilaku sehat dapat diwujudkan dengan memperoleh
gizi yang sesuai dengan kebutuhan, melakukan olahraga secara
rutin, memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup, menjaga
kebersihan diri dan lingkungan serta melakukan perawatan gigi
dan mulut.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sebuah
rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu
meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari dengan tujuan hidup
bersih dan sehat. Terdapat langkah-langkah berupa edukasi
melalui pendekatan pemuka atau pimpinan masyarakat,
pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan
tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang
ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai
awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat.
Tujuan utama dari gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses
penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu–
3

individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari–hari yang


bersih dan sehat.
Pola penerapan hidup bersih dan sehat merupakan bentuk
dari perilaku berdasarkan kesadaran sebagai wujud dari
pembelajaran agar individu bisa menolong diri sendiri baik
pada masalah kesehatan ataupun ikut serta dalam mewujudkan
masyarakat yang sehat di lingkungannya. Program penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk
dari upaya untuk memberikan pelajaran berupa pengalaman
pada tiap individu, anggota keluarga, sekumpulan, maupun
pada masyarakat umum. Pelajaran dapat melalui media
komunikasi, pemberian berita, serta adanya pendidikan agar
terjadinya peningkatan pada pengetahuan, perubahan sikap, dan
perilaku melalui metode pendekatan dari pimpinan, membina
suasana, dan juga melakukan gerakan memampukan diri pada
kelompok masyarakat. Kondisi ini sebagai salah satu wujud
pencerminan yang berguna untuk membantu masyarakat dalam
mengenali dan mengetahui serta mengatasi masalah yang
terjadi pada individu dalam tatanan rumah tangga. Tujuannya
tidak lain adalah agar terbentuknya masyarakat yang
menerapkan cara kebiasaan hidup yang sehat pada
kesehariannya yang merupakan upaya dalam meningkatkan
derajat kesehatannya pada tatanan rumah tangga atau
lingkungan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Terdapat tiga faktor yang masing-masing faktor
mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat. Ketiga faktor tersebut yaitu faktor pemudah, faktor
pemungkin, dan faktor penguat (Green, 1980). Faktor pemudah
(predisposing factor) faktor ini mencakup aspek tingkat
pengetahuan individu serta sikapnya dalam menerapkan PHBS
di masyarakat. Faktor tersebut merupakan dasar seseorang
dalam berperilaku maupun menjadi motivasi bagi seseorang
akibat dari kebiasaan yang dilakukan, tradisi pada
4

lingkungannya, serta kepercayaan yang dianut, dan tingkat


pendidikan juga sosial ekonominya.
Kedua adalah faktor pemungkin (enabling factor) yang
merupakan pemicu adanya suatu perilaku yang memungkinkan
suatu tindakan agar terlaksana. Faktor ini meliputi tersedianya
alat atau fasilitas kesehatan bagi rumah tangga, misalnya air
bersih, rumah sehat yang bertambah jumlahnya, tempat untuk
pembuangan sampah, tersedianya jamban pada tiap rumah.
Ketiga yaitu faktor penguat (reinforcing factor), dimana
faktor ini merupakan perwujudan yang dimunculkan dalam
bentuk sikap seseorang atau petugas, perilaku petugas
kesehatan,maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat. Pihak-
pihak tersebut dijadikan tokoh panutan bagi masyarakat dalam
melakukan suatu tindakan pada lingkungan masyarakat.
Contohnya, ada seorang kader kesehatan yang sedang
memberikan penyuluhan atau informasi mengenai PHBS pada
masyarakat sekitar. Tindakan ini biasanya akan menjadi sebuah
penguat atau pendorong bagi masyarakat untuk melakukan
kebiasaan pola hidup sehat (Green, 1980). Penerapan dari
perilaku di tingkat rumah tangga merupakan bentuk
pemberdayaan semua anggota keluarga agar mereka
mengetahui, mau, dan dapat menerapkan PHBS pada
kehidupan sehari-hari. Anggota keluargajuga diharapkan ikut
berperan aktif didalam gerakan kesehatan pada lingkungan
masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui
kegiatan promosi kesehatan yang terintegrasi. Upaya tersebut
bertujuan agar PHBSdapat tercapai dan nantinya diharapkan
masyarakat akan lebih paham mengenai masalah kesehatan
yang terjadi pada individu dan di lingkungan masyarakat
(Kemenkes RI, 2011)
Manfaat Perilaku Hidup Besih dan Sehat (PHBS) yang
paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar
kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran
untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
5

memenuhi standar kesehatan, termasuk diantaranya menjaga


kebersihan gigi dan mulut. Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga keluarga
atau anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di
masyarakat, program tersebut belum fokus dalam menjelaskan
kesehatan perawatan gigi dan mulut (Andriansyah, 2013; Guna
& Amatiria, 2017; Nurhajati, 2015).
Pengetahuan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
personal hygiene seseorang (Afriyadi & Putri, 2018; Gayatri &
Ariwinanti, 2016; Purwanti et al., 2016). Penyebab timbulnya
masalah gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah
faktor perilaku dan sikap mengabaikan kebersihan gigi dan
mulut (Tambunan, 2019; Wiworo, 2015). Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 masalah kesehatan gigi dan
mulut umur 5-9 tahun dengan nilai 28,9% termasuk dalam
kategori tinggi dengan proporsi Effective Medical Demand
(presentase penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut
dalam 12 bulan terakhir dengan nilai 10,1%. Indeks DMF-T
Indonesia sebesar 4,6 dengan nilai masing-masing: D-T = 1,6;
M-T = 2,9; F-T = 0,08; yang berarti kerusakan gigi penduduk
Indonesia 460 gigi per 100 orang. Hal ini dilandasi oleh
kurangnya pengetahuan dan perilaku akan pentingnya
pemeliharaan gigi dan mulut, kondisi anak-anak usia sekolah
dasar dengan kurangnya pengetahuan dan perilaku menggosok
gigi masih sangat rendah (Gayatri, 2015). Gilang (2010)
menyatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan
gigi dan mulut adalah usia, pola makan, aliran saliva dan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6- 10
tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS (Kemenkes
RI, 2011). Sehingga sangat dibutuhkan pendampingan dalam
penerapan PHBS bagaimana cara menjaga kebersihan gigi
6

sangat penting dan rentan karena pada usia tersebut adalah


masa kritis, baik bagi pertumbuhan gigi geliginya juga bagi
perkembangan jiwanya sebagai memerlukan pendekatan untuk
menghasilkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang sehat
khususnya kesehatan gigi dan mulut .
Hingga saat ini perilaku hidup sehat menjadi satu perhatian
khusus terutama bagi pemerintah. Hal ini karena PHBS
dijadikan sebagai tolak ukur dalam pencapaian untuk
meningkatkan cakupan kesehatan pada program Sustainable
Development Goals (SDGs) tahun 2015-2030. PHBS dalam
SDGs merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan yang
menimbulkan dampak jangka pendek di dalam peningkatan
kesehatan pada tigatempat antara lain, pada lingkup anggota
keluarga, masyarakat umum, serta sekolah (Kemenkes RI,
2015).

B. Indikator Perilaku Hidup bersih dan Sehat


PHBS bertujuan untuk meningkatkan kesehatan sekaligus
kualitas hidup masyarakat. PHBS ini seharusnya dilakukan
setiap hari dalam kehidupan. PHBS dapat diterapkan di
lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, maupun
masyarakat umum. PHBS merupakan salah satu indikator untuk
menilai kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota dibidang
kesehatan, yaitu pencapaian 70% rumah tangga sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang berasal
dari implementasi PHBS dapat menjadi kunci untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Menjalankan
praktek indikator – indikator PHBS di berbagai tatanan dapat
menjadi sebuah gerakan untuk memasyarakatkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dimanapun dan juga kapanpun.
Menurut teori HL BLUM diketahui bahwa status kesehatan
individu erat kaitanya dengan perilakunya, semakin baik
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan maka maka
status kesehatanya akan semakin baik.
7

Penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari memiliki


tolok ukur yang dapat digunakan sebagai ukuran bahwa
seseorang dikatakan sudah melakukan atau memenuhi kriteria
menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut adalah
indikator-indikator PHBS:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Proses
persalinan dibantu oleh tenaga medis seperti dokter,
bidan dan tenaga medis lainnya. Jika kelompok
masyarakat masih menggunakan tenaga non medis
untuk membantu proses persalinan seperti dukun bayi,
hal ini tidaklah aman serta penanganannya pun tidak
steril dan dikhawatirkan akan menyebabkan resiko yang
tinggi pada proses persalinan.
Ada beberapa hal yang menyebakan proses persalinan
harus menggunakan bantuan tenaga medis yaitu:
a. Tenaga medis merupakan orang yang sudah ahli
dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan
Ibu dan bayi lebih terjamin.
b. Apabila terdapat kelainan, akan cepat diketahui dan
segera dapat ditolong atau dirujuk ke Puskesmas
atau Rumah Sakit.
c. Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis di
fasilitas kesehatan menggunakan peralatan yang
aman, bersih dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Keluarga juga berperan penting dalam proses


persalinan. Keluarga dapat mengingatkan ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilan dan meminta persalinan
ditolong oleh tenaga medis. Bila ada tanda bahaya
persalinan, ibu harus segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah bersalin, Ibu diingatkan untuk memeriksakan
kesehatannya dan bayi ke tenaga kesehatan (bidan,
dokter) sedikitnya tiga kali selama masa nifas (40 hari
8

setelah bersalin), agar Iibu dan bayi yang baru


dilahirkan tetap sehat.

2. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif. Seorang


ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi, yaitu
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain, sejak kelahiran hingga usia enam bulan. ASI
adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan
bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan
baik. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
ASI memiliki beberapa keunggulan yaitu
mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari
berbagai penyakit infeksi seperti Diare, Batuk Pilek,
Radang tenggorokan dan gangguan pernafasan. Serta
membantu memperbaiki refleks mengisap, menelan dan
pernafasan bayi.
Waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi dan
tidak perlu dijadwal. Berikan ASI saja hingga bayi
berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain
ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang
sesuai dengan pertambahan umur bayi. Pemberian ASI
tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.

3. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6


tahun secara rutin setiap bulan. Penimbangan bayi
dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan
ini dilaksanakan di Posyandu mulai usia 1 bulan hingga
5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya
di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari catatan KMS
9

dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari bayi


dan balita tersebut.
Melakukan penimbangan balita di posyandu setiap
bulan dapat mengetahui pertumbuhan pada balita serta
gangguan yang ada. Di posyandu ibu balita juga
mendapat penyuluhan gizi untuk memantau
pertumbuhan balita. Bila berat badan anak selalu naik
mengikuti sejajar pita warna dan garis pertumbuhannya
pada Kartu Menuju Sehat (KMS) artinya anak tumbuh
dengan baik dan sehat.
Ada tiga macam gizi buruk pada balita:
a. Kwashiorkor
b. Marasmus
c. Marasmus-Kwashiorkor

4. Menggunakan Air Bersih. Menggunakan air bersih


dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi,
hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak
bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang
dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Air
bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita,
antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba) :
a. Air tidak berwarna harus bening/jernih.
b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu,
lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya.
c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa
asam, tidak payau, dan tidak pahit, harus bebas
dari bahan kimia beracun.
d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk
atau bau belerang.

Air bersih di peroleh dari mata air, air sumur atau


air sumur pompa, air ledeng/perusahaan air minum, air
hujan, dan air dalam kemasan. Sumber air harus dijaga
10

kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar


sumber air, dan dilengkapi dengan saluran pembuangan
air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut,
pada lantai/dinding sumur. Ember/gayung pengambil air
harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai
(ember/gayung digantung di tiang sumur).
Jika inginminum menggunakan air yang berasal
dari sumber air meskpun ia bersih tetap harus di masak
hingga mendidih sebelum diminum. Meski terlihat
bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman
penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat
mendidih).

5. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar .


Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun
dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan
kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap
kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang
menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang
makanan maupun sebelum menyusui bayi. Pada situasi
berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci
tangan menggunakan sabun dengan air mengalir adalah
keharusan. Mencuci tangan harus memperhatikan aturan
dengan membersihkan seluruh bagian dari tangan. Cuci
tangan dengan sabun harus dilakukan saat:
a. Setelah buang air besar.
b. Sebelum makan dan menyuapi anak.
c. Sebelum menyusui bayi.
d. Setiap kali tangan kita kotor (setelah : memegang
uang, memegang binatang, berkebun, dll)
e. Setelah menceboki bayi atau anak.
f. Sebelum memegang makanan.
11

Berikut adalah cara mencuci tangan dengan benar


yaitu, cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
memakai sabun. Lalu bersihkan telapak tangan,
pergelangan tangan, selah-selah jari dan punggung
tangan. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
Mencuci tangan dapat membunuh kuman penyakit
yang ada ditangan. Serta dapat mencegah penularan
penyakit seperti Diare, Disentri, Kolera, Typhus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA), Flu Burung, Flu H1N1 atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).

6. Gunakan Jamban Sehat. Jamban adalah suatu ruangan


yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan
air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air
minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh hewan
seperti serangga dan tikus, tidak mencemari tanah
sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,
dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan
ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air,
sabun, dan alat pembersih yang memadai.
Kita menggunakan jamban untuk menjaga
linkungan agar lingkungan tetap bersih, sehat dan tidak
berbau. Tidak mencemari sumber air yang ada
disekitarnya. Tidak mengundang datangnya lalat atau
serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare,
Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit infeksi
saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Berikut adalah cara memelihara jamban yang sehat:
12

a. Lantai jamban hendaknya selau bersih dan tidak


ada genangan air.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang
jamban dalam keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang
berkeliaran.
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air
bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

7. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali


seminggu secara rutin. Lakukan Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah
pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang
ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga,
tatakan kulkas, talang air, dan media penyimpanan
lainnya yang menampung air. Kegiatan ini dianjurkan
dilakukan secara teratur setiap minggu dan konsisten.
Selain itu juga perlu dilakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras,
Mengubur, Menutup) dan melakukan fogging di
tempat-tempat yang dimungkinkan adanya jentik
nyamuk secara berkala. Rumah bebas jentik nyamuk
memiliki banyak manfaat bagi keluarga diantaranya:
a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga
penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat
dicegah atau dikurangi.
b. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit
semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue
(DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.
c. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
13

8. Makan makanan yang sehat dan bergizi. Dianjurkan


agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan yang bersih
dan sehat seperti mengandung banyak vitamin, serat,
mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh serta
bermanfaat bagi kesehatan. Anggota keluarga
diharapkan mengkonsumsi 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari.
Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan yang berguna untuk memelihara usus. Serat
tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak
menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat
tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda
pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak
cepat lapar. Manfaat makanan berserat, yaitu :
a. Mencegah Diabetes.
b. Melancarkan buang air besar.
c. Menurunkan berat badan.
d. Membantu proses pembersihan racun.
e. Membuat awet muda.
f. Mencegah Kanker.
g. Memperindah kulit, rambut dan kuku.
h. Membantu mengatasi Anemia.
i. Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam
usus.

Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama


sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan oranye)
seperti Bayam, Kangkung, Daun Katuk, Wortel, Kacang
Panjang, Selada Hijau atau Daun Singkong. Semua
buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna
(merah, kuning) seperti Mangga, Pepaya, Jeruk, Jambu
Biji, atau Apel lebih banyak kandungan vitamin dan
mineral serta seratnya. Pilihlah buah dan sayur yang
bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya
14

ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang


bekas dimakan ulat dan tetap segar.

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari. Melakukan


aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan
lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting
bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni olahraga
ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-lainnya.
Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling
sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat
menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh
lainnya. Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara
teratur maka dalam waktu 3 bulan ke depan akan terasa
hasilnya.

10. Tidak merokok. Hindari merokok asap rokok dapat


mencemari kualitas udara yang dihirup. Di dalam satu
puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari
4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah
nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO) (Promkes,
2013). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak
jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan
sel paru-paru dan Kanker. CO menyebabkan
berkurangnya kemampuan darah membawa Oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati.
15

BAB II

PHBS DI INDONESIA

A. Bagaimana PHBS di Indonesia

Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia


adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk
ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi
setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi
harus senantiasa kita upayakan dari tidak sehat menjadi hidup
yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat
(MDGs,2015). Upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yaitu upaya pemerintah mengeluarkan keputusan
Menteri Kesehatan, Nomor 1199/Menkes/SK/X/2004 tentang
visi promosi kesehatan RI adalah perilaku hidup bersih sehat
2010 atau PHBS 2010. PHBS terdiri dari beberapa indikator
khususnya PHBS tatanan institusi pendidikan (pondok
pesantren, sekolahan) yaitu mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan
warung/kantin sekolah, menggunakan jamban bersih dan sehat
olahraga teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak
merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya (Sari,
2014). Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki
oleh setiap orang agar dapat melakukan aktivitas. Kesadaran
akan pentingnya kesehatan perlu ditanamkan sejak usia sedini
mungkin pada anak usia sekolah. Upaya yang dilakukan oleh 2
pemerintah, yaitu melalui program promosi kesehatan sekolah
atau Health Promoting School (Andarmayo,2016).
16

B. PHBS Selama Masa Pandemi


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program
khusus dari pemerintah Indonesia. Tujuannya adalah
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan. Dengan program ini, diharapkan setiap individu
menjadi sadar kesehatan dan mampu menjalankan perilaku
bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari (Personal
Hygiene). Terlebih terkait pandemi corona yang sudah
menyebar di dunia, termasuk di Indonesia.

Ada lima tatanan PHBS yang ditetapkan oleh pemerintah,


yaitu PHBS di rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana
kesehatan, dan tempat umum. Dengan adanya imbauan dari
Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, agar masyarakat melakukan
segala aktivitas di rumah dan menghindari keramaian (social
distancing), tatanan PHBS di rumah tangga merupakan titik
yang paling penting untuk memutus rantai penyebaran virus
corona. Berikut adalah 9 indikator acuan keberhasilan dalam
mencapai rumah tangga yang sehat selama masa pandemi:

1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih


PHBS ini bertujuan menjaga kebersihan pribadi dan
mencegah penularan berbagai penyakit melalui tangan
yang terkontaminasi kuman. Penularan penyakit dapat
terjadi melalui rute face-oral, saat seseorang yang
mengidap penyakit tidak mencuci tangan setelah
menggunakan toilet, semua yang disentuh akan
terkontaminasi, jika benda yang terkontaminasi tersebut
dipegang oleh orang lain, dan kemudian orang tersebut
mengonsumsi makanan tanpa mencuci tangan maka,
orang tersebut akan tertular.
2. Mengonsumsi makanan sehat
Perbanyak mengonsumsi buah dan sayur. Buah banyak
mengandung vitamin, sedangkan sayur mengandung
17

serat dan mineral. Berdasarkan penelitian orang yang


banyak mengonsumsi buah dan sayur lebih tidak mudah
sakit.
3. Menggunakan jamban yang bersih
Jamban adalah fasilitas sanitasi yang sangat penting
karena berkaitan dengan pembuangan kotoran manusia
secara aman, tidak mencemari lingkungan, dan tidak
menyebarkan penyakit.
4. Olahraga secar teratur
Olahraga sangat berguna bagi tubuh kita. Tidak hanya
sehat dengan berolahraga dipercaya akan merasa lebih
Bahagia. Sebaiknya olahraga dilakukan paling tidak
selama 30 menit setiap harinya.
5. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah adalah salah satu sumber penyakit, jika
didiamkan terlalu lama maka kuman-kuman akan
tumbuh dan berkembang.
6. Tidak merokok
Asap rokok dapat merusak kekebalan tubuh. Kebiasaan
merokok dapat menimbulkan berbagai gangguan
penyakit khususnya infesksi paru, seperti bronchitis dan
pneumonia yang memang menjadi media yang diserang
virus corona.
7. Membersihkan lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah salah satu hal yang
paling penting untuk menghindari tertularnya penyakit.
Lingkungan yang bersih dapat menciptakan hidup yang
sehat.
8. Hindari stress dan kelola stress
Stres yang tidak terkendali dapat meningkatkan
produksi hormone kortisol, dalam jangka Panjang dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat
menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit atau
virus.
18

9. Istirahat yang cukup


Istirahat yang kurang dapat menyebabkan penurunan
imunitas tubuh sehingga akan mudah terserang
penyakit. Minimal 7-8 jam sehari yang dibutuhkan
orang untuk beristirahat.

Dengan menerapkan 9 Indikator PBHS tersebut diharapkan


mampu meningkatkan kualitas kesehatan pribadi dan keluarga
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, diharapkan juga
mampu memutus rantai penyebaran virus corona di Indonesia.

Synergy Solusi Indonesia member of Proxsis melalui


Environment-Indonesia, membantu dalam mengembangkan
kompetensi seseorang dalam melakukan tugasnya terutama di
bidang kesehatan dan lingkungan agar memenuhi target
perusahaan dalam mewujudkan kesehatan karyawan dan
keseimbangan lingkungan.

C. Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju


Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga
keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri
pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
aktivitas masyarakat. 
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan
sebuah upaya untuk menularkan pengalaman
mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi
sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang
dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah
pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara
hidup bersih dan sehat.  
19

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan


menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai
agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan


pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan
juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan
mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar;
terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk
memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan
kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi
awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani
perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat
PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang
sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran
untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan.

D. Beberapa Tatanan PHBS


Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang
merupakan bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan
sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dapat menjadi
simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan
tentang perilaku hidup bersih sehat :

a. PHBS di Rumah tangga


b. PHBS di Sekolah
c. PHBS di Tempat kerja
d. PHBS di Sarana kesehatan
e. PHBS di Tempat umum
20

E. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan
sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan
menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

A. Manfaat PHBS di Sekolah.

PHBS di sekolah merupakan kegiatan


memberdayakan siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup
sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS
di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar dan
para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.

B. Manfaat PHBS di Rumah Tangga

Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan


menciptakan keluarga sehat dan mampu meminimalisir
masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga
antara lain, setiap anggota keluarga mampu
meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena
penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan
produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS
rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga
terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak
dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.

C. Manfaat PHBS di Tempat Kerja


21

PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk


memberdayakan para pekerja agar tahu dan mau untuk
melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat.
manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja
mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan
meningkatkan citra tempat kerja yang positif.

D. Manfaat PHBS di Masyarakat

Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat


mampu menciptakan lingkungan yang sehat, mencegah
penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan
pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu
mengembangkan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat.

E. Indikator PHBS di Sekolah


PHBS di Sekolah merupakan langkah untuk
memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah agar bisa dan mau melakukan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat.

Contoh PHBS di sekolah

a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah


makan,
b. Mengonsumsi jajanan sehat,
c. Menggunakan jamban bersih dan sehat
d. Olahraga yang teratur
e. Memberantas jentik nyamuk
f. Tidak merokok di lingkungan sekolah
g. Membuang sampah pada tempatnya, dan
22

h. Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan


sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

F. Tatanan PHBS Rumah Tangga


Salah satu tatanan PHBS yang utama PHBS rumah tangga
yang bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga
untuk tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan
yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada
gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari
tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya
rumah tangga yang sehat.
Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah
tangga yang dapat dijadikan acuan untuk mengenali
keberhasilan dari praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada
tingkatan rumah tangga :

1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.


Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak
tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun
paramedis memiliki standar dalam penggunaan
peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah
tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang
beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif. Kesadaran mengenai
pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan
menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan
praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat
rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala.
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan
pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan di
Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun.
Posyandu dapat menjadi tempat memantau
23

pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan


imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat
memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan
kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan
berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan
bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih. Air bersih merupakan
kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat. Jamban merupakan
infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan
pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk. Nyamuk merupakan
vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus
hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam
pencegahan berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur. Buah dan sayur dapat
memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat
yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun
aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan
keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah. Perokok aktif dapat
menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah
kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau
setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah
kesehatan.
24

G. Pentingnya Materi PHBS di Setiap Tatanan


Selain PHBS dalam tatanan rumah tangga, masih terdapat
tatanan lain yang tidak kalah penting seperti PHBS di
sekolah dan juga PHBS di tempat kerja. Keseluruhan
dari materi PHBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan individu dan masyarakat yang terlibat pada setiap
tatanan.

Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah


yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat mencegah
sekolah menjadi titik penularan atau sumber berbagai penyakit.
Demikian pula dengan PHBS di tempat kerja dimana keamanan
dan kesehatan menjadi sesuatu yang tidak kalah penting.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang berasal dari
implementasi PHBS dapat menjadi kunci untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat. Menjalankan praktek indikator
– indikator PHBS di berbagai tatanan dapat menjadi sebuah
gerakan untuk memasyarakatkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dimanapun dan juga kapanpun.

H. Dampak Penerapan PHBS


Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan oleh anggota keluarga. Dengan
adanya penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa
KUKERTA, memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara
mencegah stunting sejak dini. Materi yang diberikan terkait
pengertian stunting. faktor yang mempengaruhi, serta
bagaimana cara mencegah agar tidak mengalami stunting.
Kebiasaan hidup bersih merupakan salah satu cara untuk
mencapai derajat kesehatan seseorang. Kebiasaan hidup bersih
bukan hanya diterapkan dalamlingkungan keluarga saja,
melainkan dalam tatanan pendidikan seperti di sekolah.
Penerapan program PHBS di SDN 04 Bangsal Aceh, Dumai,
Riau melalui melalui (1) pemberdayaan, (2) bina suasana, serta
25

(3) advokasi. Melalui pemberdayaan, siswa dibiasakan untuk


selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungan. Siswa selalu
diingatkan oleh guru tentang pentingnya menjaga kebersihan.
Penyampaian nilai-nilai PHBS selalu disisipkan dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Saat akan istirahat, setelah berolahraga,
setelah bermain, maupun setelah jam istirahat, guru selalu
mengingatkan atau memberikan perintah langsung kepada
siswa untuk selalu mencuci tangan agar kebersihan tangan
mereka selalu terjaga. Hal tersebut dilakukan untuk melatih
anak agar mereka selalu menjaga kebersihan badan masing-
masing. Kegiatan ini juga diterapkan dalam kegiatan sehari-hari
dilingkungan sekolah sehingga siswa tunarungu menjadi
terbiasa untuk melakukan PHBS baik di lingkungan sekolah
maupun masyarakat.
Dapat diketahui bahwa dampak dari pelaksanaan program
PHBS di SDN 04 Bangsal Aceh, Dumai, Riau, adalah anak
menjadi sadar akan kebersihan. Perilaku kebersihan telah
diajarkan pada siswa SDN 04 Bangsal Aceh, Dumai, Riau,
sedini mungkin. Dengan adanya pembelajaran hidup bersih
melalui praktek langsung diharapkan siswa selalu menjaga
kebersihan diri dan lingkungan. Kegiatan kebersihan yang
diajarkan di SDLB-B YPTB diantaranya adalah kegiatan cuci
tangan. Dengan selalu menjaga kebersihan tangan maka dapat
mengurangi prevalensi penularan suatu penyakit menular. Hal
ini dapat dibuktikan melalui pernyataan Kusbiantoro (2015)
yang menyatakan bahwa kegiatan cuci tangan pakai sabun
(CTPS) merupakan salah satu indikator perilaku hidup bersih
dan sehat yang telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah
penyebaran virus dan bakteri yang mengakibatkan penyakit
menular seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA),
virus influenza, dan H5N1 (flu burung).
Dampak kedua adalah memantau tumbuh kembang anak.
Di SDLB-B YPTB, siswa bukan hanya ditanamkan kebiasaan
berperilaku bersih, tetapi siswa juga diperhatikan tumbuh
26

kembangnya melalui kegiatan pengukuran tinggi dan berat


badan. Karena tinggi dan berat badan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan dan mordibilitas anak. Hal ini sesuai
pernyataan dari Trihono, et al. (2015) yang mengatakan bahwa
umumnya anak yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata
memiliki perkem-bangan yang lebih lambat dibanding anak
normal dan memiliki prevalensi lebih tinggi terhadap suatu
penyakit (contoh: ISPA) dibandingkan dengan anak dengan
tinggi badan normal. Dampak ketiga adalah untuk
meningkatkan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi siswa.
Selain untuk meningkatkan gizi anak, program PHBS juga
diharapkan agar anak menjadi terbiasa untuk mengkonsumsi
sayur dan buah sehingga protein yang dikonsumsi anak bukan
hanya makanan hewani tetapi juga makanan nabati. Dampak
terakhir adalah agar anak lebih bersemangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran melalui kegiatan senam pagi.
Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmawati yang
dilakukan pada anak tunagrahita. Rahmawati (2017)
menyatakan bahwa pelaksanaan senam pagi memberikan
dampak positif bagi peserta didik, yaitu siswa merasa tetarik
saat mengikuti senam tersebut, kemampuan motorik peserta
didik meningkat, dan motivasi siswa dalam belajar juga
mengalami peningkatan.
Hambatan sering ditemukan dalam pelaksanaan suatu
kegiatan, walaupun hambatan yang ditemui bukan termasuk
hambatan yang berarti. Beberapa hambatan yang ditemui dalam
pelaksanaan program PHBS di SDLB-B YPTB Malang adalah
(1) kondisi siswa yang meliputi rasa malas dan dan siswa yang
kurang menyukai makanan bergizi, dan (2) keterbatasan sarana
yang meliputi jumlah toilet kurang dan letak kantin yang
bersebelahan dengan toilet. Hambatan kondisi siswa berupa
rasa malas merupakan suatu hal yang sering terjadi. Rasa malas
terkadang menghinggapi siswa untuk melakukan kegiatan
PHBS. Beberapa siswa juga kurang menyukai makanan bergizi
27

seperti sayur atau buah tertentu merupakan salah satu hambatan


yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan PHBS. Hambatan
kedua dalam PHBS di SDLB-B YPTB adalah keterbatasan
sarana. Keterbatasan sarana yang dimaksud adalah kurang
tersedianya lahan dan hal tersebut menjadi permasalahan dasar
yang tidak bisa dihindari. Hal ini berakibat pada kurangnya
jumlah toilet dan tata letak kantin yang bersebelahan dengan
toilet. Untuk pemakaiannya, masih belum dibedakan antara
toilet laki-laki dan toilet perempuan. Hal ini kurang sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 1429/MENKES/XII/2006 mengenai pedoman
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah yang
menyatakan bahwa persyaratan tata letak toilet harus
memenuhi beberapa kriteria, diantaranya (a) toilet harus
terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,
perpustakaan, ruang bimbingan dan koseling; (b) tersedia toilet
terpisah antara laki-laki dan perempuan; dan (c) proporsi
jumlah wc/urinoir adalah 1 wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1
wc/urinoir untuk 25 siswi.
Upaya merupakan suatu hal yang dilakukan untuk
mengatasi masalah atau hambatan yang ada. Upaya untuk
mengatasi hambatan dalam program PHBS yang dilakukan
oleh pihak SDLB-B YPTB adalah (a) pembiasaan; (b)
pengawasan; dan (c) upaya alternatif. Upaya pembiasaan
dilakukan untuk menanamkan kebiasaan perilaku hidup bersih
dan sehat. Pembiasaan juga merupakan upaya untuk mengatasi
rasa malas dan kurang semangat pada siswa melalui pemberian
motivasi, dorongan, perintah langsung, pemberian contoh, serta
penyisipan materi PHBS disetiap pembelajaran. Jika anak
malas atau lupa untuk melakukan kegiatan PHBS, guru selalu
mengingatkan dan memerintahkan siswa agar mereka
melakukan PHBS. Perintah langsung dan pemberian peringatan
pada siswa tunarungu dilakukan secara terus-menerus dan
berulang sehingga terjadi pengulangan secara reflektif. Dengan
28

demikian, siswa memiliki kebiasaan hidup bersih agar nantinya


siswa bisa membawa kebiasaan baik tersebut dapat diterapkan
diluar sekolah tanpa ada bimbingan ataupun pengawasan dari
guru.
Upaya kedua adalah pengawasan yang dilakukan oleh para
guru terhadap siswa. Setiap guru berperan dalam pengawasan
siswa untuk masing-masing kelas yang dipegang. Pengawasan
dilakukan untuk memantau siswa dalam melakukan kegiatan
PHBS terutama saat pembagian makanan bergizi. Pengawasan
juga dilakukan agar siswa tidak membuang makanan bergizi
yang dibagikan ke tempat sampah secara diam-diam. Upaya
terakhir yang dilakukan untuk mengatasi hambatan PHBS
adalah upaya alternatif. Upaya alternatif ini digunakan untuk
mengatasi permasalahan keterbatasan sarana. Upaya alternatif
yang digunakan dalam mengatasi keterbatasan sarana meliputi
penggunaan toilet secara bergilir satu per satu dan menjaga
kebersihan makanan yang ada di kantin. Penggunaan toilet
secara bergantian ini digunakan untuk mengatasi jumlah toilet
yang kurang. Upaya alternatif kedua yang dilakukan adalah
menjaga kebersihan makanan yang ada di kantin. Seperti yang
telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya, letak kantin di
SDLB-B YPTB bersebelahan dengan toilet karena kurangnya
tempat. Untuk mengatasi hal tersebut, penjaga kantin selalu
menjaga kebersihan makanan yang dijual di kantin. Upaya
menjaga kebersihan makanan yang telah dilakukan oleh
penjaga kantin ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 1429/MENKES/XII/2006 tentang
pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
menyatakan bahwa dalam tatalaksana, kantin/warung sekolah
harus memiliki kriteria yaitu makanan yang dijual harus dalam
keadaan terbungkus dan/atau tertutup serta tempat
penyimpanan makanan yang dijual di kantin harus selalu
terpelihara dan selalu dalam keadaan bersih, terlindung dari
29

debu, terhindar dari bahan kimia berbahaya, serangga dan


hewan lain.

I. Gigi Manusia
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibandingkan
dengan jaringan yang lainnya. Strukturnya yang berlapis-lapis
mulai dari email yang keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya,
pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian
lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi
merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami
kerusakan. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada
sistem pencernaan dalam tubuh manusia (Irma dan Intan,
2013).
Makanan yang masuk dalam mulut dalam bentuk partikel
besar akan diubah dalam mulut dalam bentuk pertikel kecil
yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini
merupakan proses mekanis pertama yang tejadi saat
mengonsumsi makanan dan akan dibantu dengan saliva agar
tekstur makanan yang dikunyah lebih lembut (Syaifuddin,
2012).
Manusia mempunyai dua macam gigi dalam hidupnya
yaitu gigi susu (gigi sulung) dan gigi tetap (gigi permanen).
Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia enam bulan yang
jumlahnya 20 buah. Gigi susu akan tanggal dan digantikan oleh
gigi permanen. Sedangkan gigi permanen berjumlah 32 buah.
(Isro’in, dan Andarmoyo, 2012).

Jenis-jenis gigi
Menurut Paramita (2000), jenis gigi terdiri dari:
a. Gigi seri (Incisivus) Gigi ini letaknya berada di depan,
bentuknya seperti pahat dan berfungsi untuk memotong
makanan dan mengiris makanan. Dinamakan gigi seri
karena gigi ini yang langsung terlihat sama, sepasang
(seri), dan berdampingan. Jumlahnya ada delapan,
30

dengan pembagian empat berada di rahang atas dan


empat berada di rahang 7 bawah. Gigi seri rahang
bawah erupsi pada usia lima - enam tahun dan gigi seri
rahang atas erupsi pada usia enam - tujuh tahun.
b. Gigi taring (Caninus) Posisi gigi ini terletak pada sudut
mulut, bentuknya runcing di sebelah gigi seri, dan
merupakan gigi yang paling panjang dalam rongga
mulut. Fungsinya adalah untuk mengiris makanan. Gigi
ini adalah gigi yang terakhir tumbuh di rongga mulut,
sehingga sering mengalami kekurangan tempat.
Posisinya lebih menonjol dibandingkan gigi yang lain.
Secara awam, keadaan ini dikenal dengan istilah gigi
ginsul atau gingsul, tapi di kedokteran gigi, posisi ini
disebut ektopik atau menonjol (Erwana, 2012:12).
Jumlahnya ada empat, dengan pembagian dua di tiap
rahang, satu dikiri dan satu dikanan, gigi caninus erupsi
pada usia 11–13 tahun.
c. Gigi geraham kecil (Premolar) Gigi ini jumlahnya
delapan, dengan pembagian empat di tiap rahang, dua di
sebelah kiri dan dua di sebelah kanan. Gigi ini hanya
ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang
caninus. Erupsi pada usia 10–11 tahun. Gigi ini
berfungsi untuk melumatkan makanan. Penghubung dua
sisi tajam membentuk dataran yang disebut dataran
kunyah. Ini adalah jenis gigi yang hanya terdapat dalam
periode gigi tetap. Pada periode gigi susu tidak
ditemukan gigi geraham kecil, meskipun gigi geraham
kecil tetap adalah gigi yang menggantikan gigi geraham
susu dalam proses tumbuh kembang gigi.
d. Gigi geraham (Molar) Gigi molar permanen berjumlah
12 dengan pembagian enam di tiap rahang, tiga di tiap
sisi kanan, dan tiga di sisi kiri letaknya dibelakang gigi
premolar. Gigi molar pertama erupsi pada usia enam-
tujuh tahun, gigi molar kedua erupsi pada usia 11-13
31

tahun, gigi molar ketiga erupsi pada usia 17-21 tahun.


Gigi ini berfungsi untuk menggiling, menghaluskan,
dan mengunyah makanan. Geraham ini mempunyai
permukaan yang berlekuk dengan benjolan–benjolan
(cups) serta fissure sehingga rentan terhadap karies. ).
Gigi ini masing-masing ada tiga di kanan atas, kiri atas,
kanan bawah, dan kiri bawah, jadi jumlah totalnya
adalah duabelas, selisih jumlah gigi susu duapuluh (20)
dan gigi tetap tiga puluh dua(32) (Erwana, 2013:14).

Bagian-bagian gigi atau Anatomi gigi


Gigi memiliki komponen sebagai berikut :
a. Mahkota. Merupakan bagian yang menonjol dari
rahang.
b. Leher. Merupakan bagian yang terletak diantara
mahkota dan akar gigi.
c. Email atau enamel adalah suatu jaringan mengalami
proses mineralisasi yang sangat tinggi yang menutupi
seluruh mahkota gigi (Achmad, 2015). Email
merupakan lapisan gigi paling luar yang dibentuk oleh
sel-sel ameloblas. Email memiliki permukaan yang
paling keras dibandingkan seluruh bagian gigi yang dan
memiliki daya tahan yang lebih lama terhadap
pembusukan dibandingkan 6 bagian gigi lainnya
(Scanlon & Sanders, 2007). Email terdiri dari 97% zat
anorganik (terutama kalsium fosfat) yang akan
memberikan perlindungan pada gigi, namun akan
tererosi oleh bakteri yang bersifat asam dalam mulut
dan akan menyebabkan terjadinya karies gigi (Sloane,
2012). Pada gigi sulung (gigi susu), memiliki email
yang lebih tipis (Achmad, 2015).
d. Dentin Adalah bagian dalam sesudah email yang
berwarna lebih kuning dari email. Disini terdapat ujung-
ujung syaraf yang berasal dari pulpa. Dentin merupakan
32

bagian gigi yang keras yang berwarna putih kekuningan


yang menyusun bagian terbesar dari gigi (Ahmad,
2015). Dentin terletak di bawah email yang dibentuk
oleh sel odontoblas (Scanlon & Sanders, 2007).
Kedalaman dentin pada gigi susu lebih kecil (Achmad,
2015).
e. Sementum terletak di bagian akar gigi (Sloane, 2012).
sementum merupakan bahan tulang yang disekresikan
oleh sel-sel yang terletak pada membran periodental,
yang membatasi ruang gigi. Bila gigi tepapar dengan
kuman yang banyak, lapisan sementum menjadi lebih
tebal dan kuat. Ketebalan tersebut meningkat seiring
dengan pertambahan usia (Guyton, 2008).
f. Pulpa Pada ruang atau rongga pulpa, berisi pulpa gigi
yang menjalar ke saluran akar. Pulpa tersebut
mengandung pembuluh darah dan saraf (Sloane, 2012).
g. Tulang rahang Adalah tempat tertanamnya akar gigi,
disebut tulang alveolar.
h. Jaringan periodontal ( serat selubung akar gigi )
Adalah serabut-serabut yang menyelubungi akar gigi
yang melekat pada cementum dan alveolar. Gunanya
untuk menahan tekanan agar tidak langsung mengenai
tulang.
33

Gambar 1

Tahap pertumbuhan gigi


Gigi susu atau gigi sulung pertama akan mulai tumbuh
pada usia kurang dari enam bulan (anatar usia 4-6 bulan) dan
paling lambat antara 20-26 bulan. Munculnya gigi susu
sebelum waktunya disebut prematur sedangkan yang tumbuh
lambat disebut retardasi. Pertumbuhan keseluruhan 20 gigi susu
biasanya selesai pada usia dua tahun (Scanlon & Sanders,
2007). Gigi yang 20 buah tersebut, yaitu 10 gigi atas dan 10
gigi bawah (Maulani, 2005). Seiring dengan bertambahnya
usia, gigi sulung akan tanggal secara otomatis pada masa
kanakkanak dan selanjutnya akan digantikan oleh gigi
permanen. Gigi permanen (gigi tetap) ini akan tumbuh pada
usia 6-8 tahun hingga berjumlah lengkap, yaitu terdiridari 32
buah gigi yang terdiri dari gigi insisivus, kaninus, premolar,
dan molar. Susunannya sama dengan gigi susu ditambah
dengan geraham premolar sebanyak 12 buah, merupakan
penyempurna dari gigi susu (Syaifuddin, 2012). Gigi molar
pertama akan tumbuh pada usia sekitar enam tahun (Scanlon &
Sanders, 2007).
34

Fungsi gigi
Menurut Paramita (2000), secara umum fungsi gigi sebagai
berikut:
a. Membantu fungsi bicara, sehingga bahasa yang
diucapkan seseorang akan terdengar dengan jelas.
b. Membentuk wajah, disini dijelaskan bahwa gigi yang
bersih dan sehat akan membentuk wajah sehingga
berpenampilan baik.
c. Alat untuk mengunyah sehingga makanan dengan mudah
dapat ditelan dan masuk ke dalam rongga pencernaan
berikutnya.
Dalam buku Hidayat, R dan Tandiari, A (2016:33) Gigi
berfungsi dalam proses matrikasi (pengunyahan). Mengunyah
ialah menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas
dan bawah. Gerakan lidah dan pipi membantu dengan
memindahkan makanan lunak ke palatum keras ensit gigi-gigi.
Makanan yang masuk ke dalam mulut dipotong menjadi bagian
kecil-kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk
bolus makanan yang dapat ditelan. Semua bagian tubuh
manusia memiliki tugas, peran, dan fungsi masing-masing,
termasuk gigi juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
a. Pengunyahan Gigi berperan penting untuk menghaluskan
makanan agar lebih mudah ditelan serta meringankan
kerja proses pencernaan. Sangat tidak mungkin bila kita
menelan utuh makanan tanpa dikunyah terlebih dahulu,
dan kalaupun mungkin organ pencernaan akan bekerja
sangat berat dan penyerapan makanan tidak akan
maksimal (Erwana, 2013:7).
b. Berbicara Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan
atau melafalkan bunyi ataupun huruf-huruf tertentu,
seperti misal huruf T, V, F, D dan S. Tanpa gigi, bunyi
huruf-huruf ini tidak akan terdengar dengan sempurna.
Dalam hal berbicara pun akan terdengar kurang atau
bahkan tidak sempurna. Hal ini misalnya bisa terjadi pada
35

nenek-nenek atau kakek-kakek yang sudah tidak


memiliki gigi lagi atau ompong (Erwana, 2013:7).
c. Estetik Sebuah senyum tidak akan lengkap tanpa
hadirnya sederetan gigi yang rapi dan bersih. Hampir
semua orang yang profesinya mengandalkan penampilan
di depan orang banyak, misalnya seperti pemain film atau
penyanyi (katakanlah artis), sangat membutuhkan gigi
yang tersusun indah. Orang-orang yang berprofesi
semacam ini bahkan rela mengahbiskan uangnya untuk
melakukan berbagai perawatan gigi agar gigi mereka
tampak tersusun rapi, bersih, dan putih berkilau (Erwana,
2013:7).
Estetika pada wajah dapat menentukan persepsi pada
diri sendiri dan dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Estetika penampilan seseorang sangat ditentukan oleh
keharmonisan struktur wajah dan gigi. Struktur gigi yang
harmonis ditentukan oleh beberapa faktor, seperti bentuk
gigi, ukuran gigi, posisi gigi dan warna gigi. Studi telah
membuktikan bahwa penampilan seseorang sangat
dipengaruhi oleh warna gigi dan ada tidaknya maloklusi.
Sebuah survei penelitian internasional menunjukkan 66%
responden merasa tidak puas dengan penampilan akibat
warna gigi mereka. Survei ini membuktikan bahwa warna
gigi sangat mempengaruhi persepsi pasien terhadap
penampilannya secara keseluruhan. Perubahan warna
pada gigi adalah masalah estetika yang cukup besar.
Secara estetik, perubahan warna gigi dapat menimbulkan
perasaan tidak nyaman bahkan berdampak psikologis
pada pasien.

Gigi adalah organ tubuh yang berperan penting dalam


mengunyah makanan, membantu kelancaran berbicara, dan
juga untuk estetika. Oleh karena itu kesehatan gigi sangat
penting. Pada umumnya orang sering menyepelekan masalah
36

kesehatan gigi, mereka lebih mementingkan kesehatan organ


tubuh yang lain. Padahal penyakit yang menyerang gigi apabila
tidak segera diobati akan membahayakan organ tubuh yang
lain.
Menggosok gigi merupakan salah satu tindakan Oral
physiotheraphy yang paling umum dan paling mudah
dilakukan. Tindakan Oral physiotheraphy adalah tindakan
membersihkan gigi dan mulut dari sisa makanan dan debris,
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada
jaringan keras maupun jaringan lunak. Tindakan secara
mekanis untuk menghilangkan plak lazim digunakan alat Oral
physiotheraphy (Depkes RI, 2010)
Adapun frekuensi dan waktu menyikat gigi sebaiknya
dilakukan paling sedikit dua kali sehari, pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur. Cara menyikat gigi yang benar
adalah untuk membersihkan gigi bagian depan atas (digerakkan
dari atas ke bawah, gerakan sikat dengan arah ke atas ke bawah
atau memutar). Untuk membersihkan gigi bagian samping,
gerakan sikat dengan arah ke atas ke bawah atau memutar.

J. Tingkat Kesehatan Gigi di Indonesia


Karies gigi merupakan masalah yang masih belum
terpecahkan secara tuntas di dunia. Hal ini terkait dengan
masih tingginya prevalensi karies gigi di berbagai negara.
Sedangkan di Indonesia menurut SKRT tahun 2004,
prevalensi karies gigi adalah 90,05%. Menurut Riskesdas
tahun 2007, di Sumatera Barat prevalensinya mencapai
70,6% dan di kota Padang 52,2%. Berdasarkan survei
kesehatan rumah tangga tahun 2004, penyakit gigi dan mulut
menduduki peringkat pertama dari 10 besar penyakit yang
paling sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia dan
terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak.
Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2001 membuktikan terdapat 76,2 persen anak Indonesia
37

pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak)


mengalami gigi berlubang. Sedangkan SKRT tahun 2004 yang
dilakukan oleh Depkes menyebutkan bahwa prevalensi

karies gigi di Indonesia adalah berkisar antara 85%-99%


Prevalensi. penyakit karies gigi di Indonesia cenderung
meningkat. Angka kesakitan gigi (rata-rata DMF-T) juga
cenderung meningkat pada setiap dasawarsa Sekitar 70% dari
karies yang ditemukan merupakan karies awal.
Sedangkan jangkauan pelayanan belum memadai sehubungan
dengan keadaan geografis Indonesia yang sangat bervariasi.
Prevalensi karies gigi tinggi yaitu 97,5%; pengalaman karies
(DMF- T) mendekati 2,84 pada kelompok usia 12 tahun
(kebijaksanaan nasional DITKES-GI:goal pada tahun 2000,
DMF- T <3 pada kelompok usia 12 tahun); expected
insidence 0,3 per tahun per anak. Hal ini jelas
menandakan adanya permasalahan yang cukup laten yaitu
minimnya kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi di
masyarakat.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001
menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut merupakan
penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia
(sebesar 60%). Penyakit gigi dan mulut tersebut adalah
karies gigi dan penyakit periodontal, khususnya peradangan
gusi atau gingivitis. Sumber penyebab kedua penyakit tersebut
adalah diabaikannya kebersihan mulut sehingga terjadilah
akumulasi plak yang mengandung berbagai macam
bakteri.
Data SKRT 2001 menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk Indonesia (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai
dengan anjuran program menyikat gigi, yakni setelah makan
dan sebelum tidur, bahkan 16,6% tidak menyikat giginya.
Padahal tidak hanya dapat dihilangkan dengan cara menyikat
gigi. Penyakit tersebut walaupun tidak menyebabkan
38

kematian tetapi dapat menurunkan tingkat produktiviitas.


Akibat yang lebih parah, penyakit gigi dan mulut seperti
penyakit periodontal dapat mengakibatkan dan memperparah
penyakit Diabetes Melitus dan penyakit kardiovaskuler.Upaya
penyelenggaraan kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan
dengan mengadakan penyuluhan, pemeriksaan dan
pengobatan gigi pada masyarakat. Selama ini upaya
penyelenggaraan kesehatan gigi dan mulut secara umum
sudah dilaksanakan oleh puskesmas- puskesmas. Kegiatan
tersebut ada yang dilaksanakan di dalam gedung dan ada yang
di luar gedung puskesmas. Kegiatan yang ada di luar gedung
puskesmas biasanya meliputi UKGS dan UKGMD, dimana
biasanya UKGS dilakukan pada tingkatan sekolah dasar.
Taman Kanak- kanak dan PAUD biasanya belum dilakukan
upaya penyuluhan kesehatan gigi.Pendidikan Kesehatan Gigi
sangat penting mulai dikenalkan pada usia pra sekolah.
Bagaimana cara menyikat gigi yang benar, waktu menyikat
gigi, makanan yang sehat, dan lain sebagainya, sudah mulai
dikenalkan pada anak-anak. Pada masa pertumbuhan
dan.perkembangan anak, agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal, diperlukan kondisi kesehatan
yang baik termasuk kesehatan gigi dan mulut.Mengetahui
status kesehatan mulut pada anak sangat penting. Ada dua
status kesehatan mulut, yaitu sehat dan sakit. Diharapkan
dengan nutrisi yang baik, kesehatan secara umum dapat lebih
baik, sehingga proses tumbuh kembang anak tidak terganggu.
Pada keadaan mulut anak yang sakit, masukan nutrisi
mengalami gangguan. Demikian pula komunikasi. Akibatnya

proses tumbuh kembang anak menjadi terganggu .Murid TK


dan PAUD adalah murid usia pra sekolah yang sedang
dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut Blum (1974). Kesehatan gigi dan mulut


39

dipengaruhi oleh empat faktor penting: keturunan,


lingkungan (fisik, biologi, social, perilaku dan pelayanan
kesehatan. Faktor perilaku memegang peranan penting dalam
mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut, sedangkan
perilaku dipengaruhi oleh pendidikan. Pendidikan
tidak hanya didapat secara formal di sekolah tapi juga di
rumah dengan bimbingan orangtua. Orangtua menjadi
teladan bagi anak, begitu juga dalam pemeliharaan
kesehatan gigi. Pola kebiasaan orang tua akan ditiru oleh
anak. Anak-anak merupakan generasi penerus yang akan
menentukan masa depan negara ini, untuk itu diharapkan
derajat kesehatan dan kesehatan giginya dalam kondisi
baik sehingga pertumbuhan dan perkembangannya dapat
sesuai dengan umurnya.

Hubungan kesehatan mulut dan kesehatan umum pada anak


Tumbuh kembang merupakan proses yang khas pada
anak, yang tidak dijumpai pada orang dewasa. Tumbuh adalah
bertambahnya jumlah/ukuran dari sel/organ tubuh, sedangkan
kembang adalah bertambah matangnya suatu organ/individu.
Untuk dapat melalui proses tersebut secara optimal,
diperlukan kondisi kesehatan yang baik, termasuk
kesehatan rongga mulut.
Rongga mulut mempunyai dua fungsi utama. Pertama
sebagai pintu gerbang untuk nutrisi; dan kedua, sebagai
sarana komunikasi verbal. Kedua fungsi tersebut sangat
penting dalam tumbuh kembang anak. Anak dengan keadaan
mulut yang sehat dan keadaan sistemik yang baik, nutrisi
akan mudah masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat
terpenuhi kebutuhan untuk proses tumbuhnya. Keadaan
mulut yang sehat juga sangat penting bagi anak untuk belajar
bicara, mengembangkan kemampuan bahasanya sebagai
sarana komunikasi. Pada keadaan tertentu, rongga mulut
berfungsi sebagai saluran napas atas, misalnya pada saat
40

infeksi yang disertai dengan sumbatan hidung.


Mengetahui status kesehatan mulut pada anak sangat
penting. Ada dua status kesehatan mulut, yaitu sehat dan
sakit. Diharapkan dengan nutrisi yang baik, kesehatan secara
umum dapat lebih baik sehingga proses tumbuh kembang
anak tidak terganggu. Selain itu rongga mulut merupakan
salah satu tempat pertama diperiksa pada anak dengan
keluhan batuk, demam atau nyeri saat menelan.
Mengetahui beberapa penyakit pada rongga mulut dan
sekitarnya juga merupakan hal yang sangat penting.
Tidak jarang penyakit sistemik didahului infeksi pada
rongga mulut. Seperti diketahui bahwa infeksi pada
rongga mulut dapat menimbulkan kelainan jantung
dikemudian hari.

Banyak sekali gangguan kesehatan yang sifatnya


sistemik akan berdampak terhadap kesehatan mulut, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Keadaan tertentu
pada tubuh dapat mempengaruhi fisiologi rongga
mulut,baik ringan maupun berat. Pengobatan asma dengan
menggunakan steroid hirupan dapat meningkatkan
terjadinya infeksi jamur yang pada akhirnya bisa
menyebabkan karies dentis. Seorang peneliti mendapatkan
bahwa pada anak sekolah yang menderita asma, ternyata
mempunyai plak, gingivitis, dan kalkulus yang lebih
banyak disbanding control. Leukemia maupun
pengobatannya dapat mengakibatkan keadaan
trombositopenia dengan akibat perdarahan mukosa dan
leukopenia yang memudahkan terjadinya infeksi mulut.
Pemberian obat-obatan yang dapat menyebabkan
kekeringan saliva akan meningkatkan terjadinya karies
gigi. Sebagaimana diketahui bahwa saliva berfungsi
sebagai homeostasis pada mulut, lubrikasi, remineralisasi
email dan bersifat imunologis.
41

Keadaan sistemik dapat merupakan faktor resiko


terjadinya infeksi rongga mulut. Pada pasien diabetes, bisa
terjadi inflamasi pada gingival yang akhirnya dapat
menyebabkan kelainan pada tulang alveolar. Demikian juga
keadaan diabetes dengan keadaan insulin dependent. Bila
akan melakukan tindakan pada gigi dan mulut harus
memperhatikan keadaan kadar gula darahnya.Keadaan
kesehatan tertentu dapat mempengaruhi kemampuan pasien
untuk menjalani tindakan gigi dan mulut, termasuk keadaan
emosi, mental dan tingkah laku. Selain keadaan
sistemik yang dapat mempengaruhi keadaan. rongga
mulut, keadaan pada rongga mulut pun dapat
mempengaruhi keadaan sistemik. Sejak dahulu sudah
diketahui hubungan antara kesehatan rongga mulut dengan
keadaan sistemik, sehingga kejadian pada rongga mulut
tidak dapat dipisahkan dengan keadaan sistemik.
Kesehatan gigi dan mulut sangat bermakna pada anak.
Riset telah membuktikan adanya hungan antara kesehaan
mulut dengan kesehatan umum. Gangguan kesehatan mulut
berdampak lebih luas daripada sekedar gangguan lokal
mulut dan sekitarnya. Berbagai kelainan gigi dan mulut
yang dapat mengganggu kesehatan umum pada anak,
diantaranya adalah:
a. Gangguan pertumbuhan srtuktur maksilofasial-
bawaan/didapat
b. Trauma wajah dan mulut
c. Kebiasaan mulut yang menganggu pertumbuhan
rahang
d. Keganasan rongga mulut
e. Infeksi mulut, terutama karies gigi

Rongga mulut merupakan tempat berkumpulnya bakteri.


Rongga mulut memberikan kontribusi yang cukup berarti
dalam menimbulkan bakteremia. Pada keadaan penurunan
42

imunitas, bakteri rongga mulut yang semula komensal dapat


berubah menjadi pathogen sehingga dapat menyebabkan
bakteremia dan infeksi sistemik.
Penyakit karies gigi dan penyakit periodontal
merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling banyak
dikeluhkan masyarakat Indonesia. Sumber penyebab kedua
penyakit tersebut adalah diabaikannya kebersihan mulut
sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung
.
berbagai macam bakteri Penyakit karies gigi merupakan
suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan
oleh aktifitas metabolism mikroorganisme, yang dapat
mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi jaringan
keras gigi. Karies gigi disebut juga sebagai penyakit
multifaktorial. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya
proses karies gigi antara lain adalah proses ketahanan
jaringan gigi, bakteri yang bersifat kariogenik yang
terkandung di dalam plak sumber-sumber makanan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, seperti, karbohidrat,
faktor pelindung gigi seperti saliva dan komponen-
komponennya, walaupun struktur pertumbuhan gigi itu
dimulai dari usia pertumbuhan, yaitu dari usia 6 bulan,
dimana pada usia pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh
nutrisi, sehingga penyebab terjadinya karies gigi juga
dapat dibedakan menjadi factor local dan factor sistemik.
Hingga saat ini sudah banyak hasil penelitian yang
menggambarkan terjadinya penyakit karies gigi yang
disebabkan oleh karbohidrat yang mudah difermentasi
oleh mikroorganisme. Makanan yang berbentuk lunak dan
lengket dapat berpengaruh langsung terhadap terjadinya
penyakit karies gigi. Zat gizi seperti vitamin dan mineral,
protein hewani dan protein nabati, serta karbohidrat yang
terkandung di dalam makanan sehari-hari. dapat
mempengaruhi terjadinya penyakit karies gigi. Hingga saat
43

ini sudah banyak hasil penelitian yang menggambarkan


hubungan antara zat gizi dalam makanan sehari-hari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tubuh pada anak-anak dan
juga terdapat hubungan antara zat gizi dengan terjadinya
karies pada gigi dan penyakit mulut. Penyakit karies gigi
dapat terjadi apabila ketahanan faktor pejamu yaitu gigi
yang rapuh karena kurangnya masukan nutrisi, adanya
mikroorganisme, adanya sukrosa dan adanya faktor waktu.
Apabila salah satu factor tersebut tidak ada, maka
penyakit karies gigi tidak akan terjadi.
Menurut Kidd dan Bechal, karies merupakan suatu
penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik
dalam karbohidrat yang diragikan. Indeks yang dipakai
untuk menunujukkan karies secara klinis adalah indeks DMF-
T untuk gigi permanen dan indeks def-t pada gigi sulung.
Indeks karies adalah angka yang menunjukkan jumlah
gigi dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang.
Indeks ini pertama kali diusulkan oleh Klein dan digunakan
oleh WHO sejak tahun 1977, kemudian WHO juga
menentukan kriteria DMF-T dan def-T rata-rata tentang
tinggi rendahnya untuk suatu daerah atau Negara.

K. Masalah dan Penyakit pada Gigi


Sakit gigi adalah kondisi ketika muncul rasa nyeri di dalam
atau di sekitar gigi dan rahang. Tingkat keparahan nyeri
tersebut bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Sakit
gigi bisa terasa secara terus-menerus, bisa juga hilang-timbul.
Sering kali sakit gigi adalah gejala dari penyakit pada gigi
atau gusi. Namun pada kasus tertentu, sakit gigi dapat menjadi
tanda adanya penyakit pada bagian tubuh lain yang
menimbulkan nyeri yang menjalar ke sekitar gigi, contohnya
adalah serangan jantung atau gangguan saraf di wajah.
44

Tingkat keparahan sakit gigi sangat beragam, mulai dari


nyeri yang ringan dan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman,
hingga nyeri yang parah dan tak tertahankan. Rasa nyerinya
sendiri dapat terasa berdenyut atau seperti ditusuk-tusuk. Selain
rasa nyeri, sakit gigi dapat disertai dengan pembengkakan pada
gusi, sakit kepala, dan demam.
Segera temui dokter bila sakit gigi yang Anda alami sudah
berlangsung lebih dari dua hari, atau jika disertai dengan:
a. Bau busuk di dalam mulut
b. Nyeri saat mengunyah
c. Gusi bengkak
d. Sulit menelan
e. Sesak napas
f. Sulit dan sakit saat membuka mulut
g. Nyeri telinga
Pada pasien yang mengeluh sakit gigi, dokter gigi akan
menelusuri terlebih dahulu gejala yang dirasakan oleh pasien,
yaitu dengan menanyakan:
 Letak nyeri
 Seberapa parah nyeri yang dirasakan
 Kapan nyeri tersebut biasa muncul
 Hal yang membuat nyeri memburuk
 Hal yang dapat meredakan nyeri.

Kesehatan gigi dan mulut terkadang memang merupakan


prioritas kesekian bagi beberapa orang, padahal sebenarnya
penyakit gigi dan mulut berdampak serius bagi kesehatan
secara umum, sebab gigi dan mulut merupakan tempat
masuknya kuman dan bakteri sehingga kemungkinan besar
dapat mengganggu kesehatan organ tubuh yang lainnya.
Menurut Riskesdas tahun 2007 dan 2013 persentase penduduk
Indonesia yang mengalami masalah pada gigi dan mulut
meningkat dari 23.2% menjadi 25.9% dan yang menerima
perawatan medis hanya sebesar 31.1% . Beberapa faktor yang
45

menyebabkan timbulnya penyakit gigi dan mulut antara lain


yakni mengkonsumsi rokok yang berlebihan dan kurang sehat
sehingga membahayakan kesehatan, baik kesehatan gigi dan
mulut maupun organ yang lain, pemakaian tembakau dan
alkohol yang berlebihan sangat berbahaya, kurangnya menjaga
kebersihan mulut, adanya jamur, adanya bakteri dan virus HIV.
Penanganan terhadap penyakit gigi dan mulut diharuskan
untuk dilakukan dengan cepat dan benar. Sebab dengan kita
mengetahui jenis penyakit gigi dan mulut sejak awal sangatlah
Penting, guna melakukan proses penyembuhan dengan lebih
cepat dan tepat. Oleh karena itu perlu adanya sistem cerdas
yang mampu mengklasifikasikan penyakit gigi dan mulut
berdasarkan gejalanya. Dengan adanya sistem cerdas
diharapkan dapat membantu pengguna maupun tim medis
untuk mengetahui jenis penyakit gigi dan mulut dan dapat
menentukan langkah awal untuk menangani penyakit tersebut.
Meskipun seorang dokter gigi dan mulut adalah seorang yang
ahli dibidangnya, namun terkadang manusia biasan juga
mempunyai keterbatasan daya ingat dan stamina kerja.
Sehingga yang ditakuti yakni ketika seorang dokter gigi dan
mulut mungkin saja melakukan kesalahan pada saat mengambil
hasil diagnosa yang dapat berakibat fatal.
Beberapa penelitian telah dilakukan dengan memilih
metode klasifikasi terbaik, yakni dilakukan oleh Akbar Afizal
Laksita pada tahun 2015 terhadap penyakit stroke dengan
menggunakan metode Support Vector Machine. Penelitian
tersebut bertujuan untuk membuat hyperplane yang optimal ,
sehingga diperoleh hasil rata – rata akurasi sebesar 0.8939 pada
saat panjang fold 5 dengan nilai parameter epsilon 0.001 dan
cost 10. Kemudian penelitian yang kedua yakni dilakukan oleh
A.Muis, dkk., pada tahun 2015 mengenai klasifikasi tweet
dengan menggunakan kernel Radial Basis Function (RBF).
Hasil yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah nilai
akurasi tertinggi 97.54% untuk data yang belum dilakukan
46

pemilihan fitur, sedangkan yang sudah dilakukan pemilihan


fitur mencapai nilai akurasi tertinggi 99.12%. Dari beberapa
penjelasan masalah dan penellitian yang telah dilakukan diatas,
penulis ingin melakukan penelitian terhadap penyakit gigi dan
mulut dengan menggunakan metode support vector machine.
Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan suatu sistem
cerdas yang dapat menghasilkan kesimpulan apakan seseorang
mempunyai potensi terkena penyakit gigi dan mulut jenis yang
mana dengan menggunakan metode support vector machine.
Gigi dan mulut merupakan bagian dari tubuh kita yang
sangat vital, sebab disanalah tempat masuknya makanan yang
kita makan dan gigi yang menghancurkan makanan tersebut.
Oleh sebab itu kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut
sangatlah penting. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit gigi dan mulut, antara lain seperti diet yang
tidak sehat, mengkonsumsi minuman alkohol dan merokok
yang berbahaya dan berlebihan, dan kebersihan mulut yang
tidak terawat, jamur dan bakteri. Beberapa macam penyakit
gigi dan mulut yang biasa dijumpai antara lain :
a. Gingivitis. Merupakan penyakit radang gusi yang
mengalami pembengkakan pada mulut sebab kurang
terjaganya kebersihan mulut sehingga menyebabkan
adanya karang – karang gigi atau plak yang menumpuk
dan berbatasan dengan tepi gusi (Lita, 2016).
b. Acute necrotizing ulcerative gingingivitis (anug),
adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi
pada nekrosis gingiva. Penyakit ini dapat terjadi pada
siapa saja, terutama orang yang mengkonsumsi rokok
secara berlebihan, stress berat, dan malnutrisi berat, dll
c. Karies gigi, merupakan penyakit gigi yang terjadi pada

kerusakan jaringan gigi hingga membentuk lubang.


Karies gigi adalah penyakit gigi berlubang. Beberapa
area pada gigi Anda dapat mengalami kerusakan dan
47

menimbulkan lubang.Lubang tersebut bisa semakin


besar dan merusak gigi jika dibiarkan, bahkan
berpotensi menyebabkan gigi harus dicabut. Gigi yang
berlubang juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan
pada penderitanya karena makanan sering
tersangkut.Karies gigi memiliki sejumlah gejala, seperti
bau mulut, sakit gigi yang berdenyut, gigi ngilu, hingga
gusi bengkak. Kondisi ini adalah salah satu penyakit
gigi dan mulut yang paling sering terjadi.
d. Pulpitis, merupakan proses radang pada jaringan pulpa
gigi yang menetap, gejalanya yakni gigi nyeri ketika
mendapat rangsangan panas atau dingin
e. Nekrosis pulpa, adalah penyakit gigi yang disebabkan
oleh adanya bakteri, trauma dan iritasi yang
menyebabkan kerusakan dan kematian pada pulpa yang
disebabkan oleh pulpitis yang tidak dirawat.
f. Periodontitis, merupakan inflamasi jaringan dan
infeksi yang terjadi pada gingiva (gingivitis) yang tidak
dirawat dan menyebar ke ligamen dan tulang alveolar
penyangga gigi.
g. Herpes simpleks, adalah infeksi virus HIV yang
terjadi pada sudut bibir atau mulut. Gejala yang
ditimbulkan antara lain sensitive, terbakar pada daerah
bibir atau perbatasan kulit bibir
h. Glositis, merupakan penyakit radang pada lidah dimana
keadaannya di dalam mulut biasanya ditunjukkan
dengan adanya pembengkakan di lidah, jika kasusnya
lebih parah mampu memicu penyumbatan pernafasan
pada saat lidah membengkak yang sangat parah (Lita,
2016).
i. Impaksi gigi, adalah kerusakan erupsi pada gigi yang
disebabkan adanya malposisi, kekuranan tempat atau
terhalangi gigi yang lain. Hal itu disebabkan oleh
48

adnaya gusi bengkak, demam, dan gigi yang tumbuh


tidak sempurna.
j. Gigi retak atau patah, Salah satu penyakit gigi yang
bisa berdampak permanen adalah gigi retak atau patah.
Kondisi ini dapat disebabkan karena cedera mulut,
kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur, atau menggigit
dan menguyah makanan keras.Kondisi gigi yang retak
atau patah bisa terasa sangat menyakitkan dan
mengganggu kenyamanan penderitanya sehingga perlu
segera mendapatkan penanganan medis.
k. Gigi sensitif, Gigi sensitif dapat mengganggu
kenyamanan saat penderitanya makan karena bisa
menyebabkan rasa ngilu pada gigi, khususnya saat
mengonsumsi makanan panas atau dingin. Penyakit gigi
sensitive dapat terjadi secara alami karena gigi memiliki
enamel yang lebih tipis. Selain itu, kondisi gigi sensitif
juga bisa berlangsung sementara setelah mengalami
perawatan saluran akar atau penambalan.Sejumlah
penyakit gigi lainnya, seperti gusi turun atau gigi retak,
juga bisa menyebabkan Anda mengalami gigi sensitif.
l. Penyakit gusi, Penyakit-penyakit gusi, misalnya
gingivitis dan periodontitis, juga digolongkan sebagai
penyakit mulut. Gingivitis adalah nama lain dari radang
gusi, yakni kondisi yang ditandai dengan peradangan
pada gusi karena menumpuknya plak di gigi.Penyakit
mulut ini dapat menyebabkan gusi terlihat bengkak,
mengeluarkan nanah atau berdarah, berwarna
kemerahan, dan terasa sakit. Jika tidak diatasi, gingivitis
dapat menyebabkan periodontitis.Periodontitis adalah
infeksi gusi yang gusi dapat menyebar sampai ke rahang
dan tulang sehingga harus segera ditangani. Kondisi ini
dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
m. Sariawan, Sariawan merupakan salah satu penyakit
mulut yang paling sering dialami banyak
49

orang. Sariawan adalah kondisi peradangan pada


jaringan mulut, seperti bibir dalam, gusi, atau lidah.
Kondisi ini juga termasuk penyakit rongga
mulut.Sariawan biasanya berupa luka atau lesi
bulat/oval yang berbentuk kawah berwarna putih
dengan tepian memerah. Penyakit mulut ini dapat terasa
sangat perih, bahkan dapat menyebabkan Anda sulit
makan karena rasa perih yang dialami.
n. Kanker mulut, Kanker mulut dapat menyerang bagian
mana pun di dalam mulut. Merokok atau mengunyah
tembakau merupakan faktor risiko terbesar penyebab
kanker mulut. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat
dan faktor genetik juga bisa menjadi faktor risiko dari
penyakit mulut ini.
o. Bibir sumbing, Bibir sumbing merupakan kondisi
bawaan bayi. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan
mulut sehingga bayi mengalami kesulitan makan, dan
bahkan sampai kesulitan bertahan hidup bagi sebagian
bayi.Untuk mengatasi penyakit mulut ini, diperlukan
tindakan pembedahan dan rehabilitasi yang memadai
supaya penderitanya bisa hidup dengan normal.

L. Cara Merawat gigi secara Tradisional


Banyak sekali yang bisa ditawarkan alam kepada kita. Baik
untuk memutihkan gigi, menjaga napas tetap segar, atau
merawat agar gigi terhindar dari gigi berlubang .Banyak bahan
alami yang dapat membantu menjaga senyum Anda tetap
menarik setiap hari. Simak artikel ini untuk mengetahui
macam-macam manfaat bahan-bahan dari alam untuk
kesehatan gigi dan mulut, seperti cara alami menghilangkan
plak gigi, cara alami meredakan gusi bengkak, serta mengobati
sakit gigi secara alami.
Beberapa bahan berfungsi baik sebagai cara alami
menghilangkan plak gigi untuk senyum yang sehat. Di
50

antaranya adalah zinc, yaitu elemen penting yang menawarkan


cara membersihkan karang gigi secara alami. Selain sangat
penting bagi kesehatan kita, zinc juga sangat baik untuk
kesehatan gigi dan mulut. JIka digabungkan dengan kebersihan
gigi dan mulut yang terjaga baik, zinc dapat membantu
melawan plak gigi Yang merupakan cikal bakal dari timbulnya
karang gigi.
Mengatasi gigi berlubang atau dikenal sebagai karies
secara alami memang sulit, karena itu sangatlah penting untuk
selalu berkonsultasi dengan dokter gigi Anda sebelum mencoba
cara membersihkan karang gigi secara alami yang Anda
temukan di dunia maya. Pencegahan lebih baik daripada
mengobati! Mempraktikkan pola makan yang seimbang,
minum air putih secara teratur, dan membatasi makanan asam
dan berkadar gula tinggi adalah cara terbaik untuk melawan
atau bahkan mencegah terbentuknya karies.

Merawat Gigi Secara Tradisional Ala Orang Indonesia


Pasta gigi atau di Indonesia biasanya disebut dengan odol
atau tapal gigi, menjadi kebutuhan manusia yang tidak boleh
dilewatkan. Odol sendiri merupakan perusahaan yang
memproduksi segala kebutuhan kebersihan mulut seperti
perawatan gigi, gusi, mulut dan tenggorokan.
Odol masuk ke pasaran pada tahun 1903 dan di tahun
berikutnya diperkirakan masuk ke pasar Indonesia. Jika pasta
gigi baru masuk di tahun 1900-an, lantas sebelum pasta gigi
populer dan akhirnya banyak digunakan, bagaimana orang
Indonesia merawat gigi mereka?
Mungkin orang tua kalian atau nenek-kakek pernah
bercerita tentang bagaimana mereka merawat gigi. batu bata.
arang, hingga daun sirih menjadi bahan-bahan yang
digunakan orang-orang untuk merawat gigi.
Saat ini masyarakat sudah jarang yang menggunakan
bahan-bahan alami tersebut dan lebih memilih menggunakan
51

pasta gigi. Tapi, tidak ada salahnya mengenal cara kakek


nenek kita merawat gigi mereka, karena bahkan ada yang
menjadi tradisi..

Merawat gigi dengan makan sirih


Sirih atau piper betel merupakan tanaman tropis yang
banyak tumbuh di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Tanaman ini memiliki beberapa variasi seperti sirih hijau,
sirih kuning, sirih kaki merpati, sirih merah, dan sirih hitam.
Tradisi merawat gigi dengan makan sirih sudah lama
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Biasanya disebut
dengan nginang dalam Bahasa Jawa. Sirih pinang memiliki
beberapa tambahan komponen yang harus ada sebagai
pelengkap.

Gambar 2

Pelengkap tersebut antara lain adalah daun sirih, pinang


kapur (basah/mentah atau kering), gambir, dan tembakau.
Beberapa orang juga menambahkan kapulaga ke dalam
ramuaan sirih pinang mereka.
Tradisi nginang bisa ditemukan di hampir seluruh
wilayah Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua. Di Jawa biasanya tidak
menggunakan pinang tetapi menggunakan kapur mentah,
sedangkan di Papua dan NTT menggunakan kapur kering.
Sirih akan ditumbuk menggunakan lesung kecil.
Sirih yang dikonsumsi akan menghasilkan ludah
berwarna merah dan serat-serat buah pinang. Ludah tersebut
akan disimpan di dalam tempolong sebelum akhirnya dibuang
setelah penuh. Namun makan sirih bisa menyebabkan
52

kecanduan seperti halnya ketika merokok, karena biji pinang


yang menjadi campuran mengandung zat psikoaktif yang
kirip dengan nikotin, alkohol, dan kafein.
Aktivitas tersebut dipercaya dapat menjaga kesehatan
gigi dan sistem pencernaan. Gigi akan menjadi lebih kuat
karena ketika mengunyah sirih akan memicu produksi air liur.
Air liur sendiri mengandung banyak jenis protein yang bisa
menjaga kekuatan gigi. Air liur juga dapat membantu
mengikat dan melembutkan makanan sehingga mudah untuk
menuju usus.
Cara yang lebih sederhana untuk menggunakan daun
sirih adalah merendam rebus daun sirih dan air hasil rebusan
akan dipakai berkumur. Sedangkan daunnya bisa digosokkan
ke gigi.

Merawat gigi dengan makan batu bata


Selain tradisi pinang sirih, masyarakat zaman dulu juga
menggunakan batu bata. Cara menggunakannya lebih
sederhana dari tradisi pinang sirih. Hanya perlu
menghaluskan batu bata yang kemudian digosok-gosokkan
dengan jari ke gigi.
Setelah itu pastinya harus berkumur. Batu bata diyakini
dapat memutihkan gigi. Batu bata mengandung fluoride yang
juga bermanfaat untuk gigi seperti mengontrol kerusakan
gigi.

Gambar 3
53

Merawat gigi menggunakan arang


Beberapa waktu lalu memutihkan gigi dengan arang
menjadi tren. Sebelum itu masyarakat zaman dahulu juga
sudah menggunakan arang sebagai pasta gigi. Kakek dan
nenek juga sempat bercerita soal ini.

Gambar 4

Arang menjadi salah satu inspirasi merk pasta gigi. Merk


tersebut mengeluarkan pasta gigi yang mengandung charcoal.
Penggunaan arang untuk memutihkan gigi dengan 2-3 kali.
Namun dari dokter gigi penggunaan arang aktif secara terus
menerus dapat merusak enamel dan menyebabkan erosi pada
gigi. Untuk penggunaannya hampir sama dengan penggunaan
batu bata. Arang akan dihaluskan dan digosokkan ke gigi.
Solusi terbaik saat sakit gigi adalah berobat ke dokter gigi.
Dokter biasanya akan memberikan obat pereda nyeri ketika gigi
Anda bermasalah dan menyarankan Anda untuk kembali lagi di
lain waktu ketika rasa nyerinya sudah mereda. Hal itu
dikarenakan dokter gigi belum bisa melakukan pengobatan lain
saat gigi Anda masih terasa sakit. Oleh karenanya, Anda perlu
mencari cara mengobati sakit gigi sendiri yang bisa dilakukan
di rumah.
Cara lain ini dapat meredakan rasa nyeri di gigi sebelum
Anda pergi ke dokter gigi. Berikut berbagai cara mengobati
sakit gigi yang bisa Anda lakukan di rumah:

Cara mengobati sakit gigi di rumah


Ada banyak hal yang jadi penyebab sakit gigi mulai dari
gigi berlubang, infeksi, penyakit gusi, atau gangguan pada
persendian rahang. Namun apa pun penyebabnya, ngilu yang
54

dirasakan biasanya tidak cuma membuat susah makan dan


minum tapi juga sampai merambat ke kepala.
Berkumur dengan air garam adalah langkah pertolongan
pertama sebelum Anda pergi ke dokter gigi. Berkumur dapat
membantu melepaskan sisa-sisa makanan yang masih
tersangkut di antara gigi. Selain itu, garam bersifat menyerap
air sehingga efektif membunuh bakteri jahat dalam mulut.
Bakteri hanya bisa berkembang biak di lingkungan yang
asam dan lembap. Maka ketika kondisi mulut kering, bakteri
tidak bisa bertahan hidup.
Oleh karena itu, berkumur air garam dapat membantu
meringankan rasa sakit gigi dan meredakan bengkak pada gusi.
Cara mengobati sakit gigi tradisional ini juga dapat
mempercepat penyembuhan luka di area mulut..
Cara menggunakan air garam sebagai obat sakit gigi alami
sangat mudah. Cukup larutkan 1/2 sendok teh garam dalam
segelas air hangat. Berkumurlah dengan air garam setidaknya
dua kali sehari atau sampai sakit gigi mereda.
Penggunaan air garam sebagai pereda nyeri gigi sudah ada
sejak sejak zaman nenek moyang dulu. Cara alami ini juga
dinilai aman dilakukan oleh ibu hamil.

M. Cara merawat gigi secara modern


Kebanyakan orang, bahkan mungkin kita sendiri,
menomorduakan kondisi kesehatan gigi. Perawatan gigi
dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital
dalam menunjang kesehatan dan penampilan kita. Ini
membuktikan kurangnya kepedulian kita terhadap kesehatan
gigi. Perawatan gigi memang relatif mahal biayanya. Namun
perlu diingat bahwa gigi merupakan satu kesatuan dengan
anggota tubuh kita yang lain. Kerusaakan pada gigi dapat
mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan
mengganggu aktivitas sehari-hari .
55

Salah satu perawatan gigi yang paling ditakuti oleh anak-


anak adalah pencabutan gigi dengan menggunakan anestesi
injeksi. Untuk mengatasi hal itu maka sebelum dilakukan
pencabutaan gigi, anak harus sudah dipersiapkan mentalnya.
Persepsi negatif anak terhadap perawatan gigi dapat
menimbulkan rasa takut yang dapat menyebabkan anak
menolak perawatan gigi. Timbulnya rasa takut pada anak dapat
merupakan hasil proses persepsi anak mengenai perwatan gigi
melalui pengalamanmendengar cerita, sehingga rasa takut ini
sering menyebabkan anak menolak perawatan gigi. Hal ini
dapat pula karena pengalaman anak sebelum mendapatkan
perawatan gigi atau berkunjung ke dokter gigi, pengaruh
lingkungan, pengaruh sikap orang tua atau keluarganya
terhadap diri mereka .
Berbagai macam metode pengobatan baik pengobatan
secara modern dan alternatif telah digunakan oleh para tenaga
medis untuk mengobati para pasiennya. Dunia Kesehatan
semakin mengutamakan adanya komunikasi dalam metode
penyembuhan yang dapat menunjang kesembuhan para pasien.
Banyak metode pengobatan dengan komunikasi terapeutik telah
dipraktikan kepada masyarakat luas. Peran komunikasi
sangatlah penting dalam proses pengobatan dan penyembuhan
pasien. Tenaga medis seperti dokter atau perawat harus bisa
berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan pasien dan
melayaninya baik dalam pengobatan fisik maupun mental.
Dokter atau perawat dituntut untuk memiliki keterampilan
berkomunikasi
yang bagus agar dapat mempengaruhi dan berinteraksi
lebih terbuka dengan pasien 3.
Kerusakan gigi dan penyakit gusi adalah masalah
kesehatan mulut yang disebabkan oleh plak, kombinasi lengket
antara bakteri dan makanan. Plak mulai menumpuk di gigi
dalam beberapa menit setelah makan. Jika gigi tidak
56

dibersihkan dengan baik setiap harinya, maka plak akan


menyebabkan kerusakan gigi atau penyakit gusi.
Jika Anda tidak menghilangkan plak dalam cara merawat
gigi yang benar, plak akan berubah menjadi endapan keras
yang disebut karang gigi yang terperangkap di pangkal gigi.
Plak dan karang gigi mengiritasi dan mengobarkan gusi.
Bakteri dan racun yang dihasilkannya menyebabkan gusi
menjadi infeksi dan bengkak.
Dengan cara merawat gigi dan gusi dengan baik, Anda
dapat membantu mencegah masalah seperti kerusakan gigi
(karies) dan penyakit gusi (gingivitis atau periodontitis). Anda
juga harus mengajari anak cara menyikat dan membersihkan
gigi sejak usia dini untuk membantu mereka melindungi gigi.
Memiliki kondisi gigi yang sehat membutuhkan perawatan
seumur hidup. Meskipun saat ini gigi nampaknya tidak
memiliki masalah yang berarti, Anda tetap perlu untuk
mengambil langkah yang tepat setiap harinya sebagai cara
merawat gigi dan mencegahnya dari masalah. Caranya seperti
menggunakan produk perawatan mulut yang tepat, serta
memperhatikan kebiasaan harian.
Mengutip dari Healthline, berikut ini adalah beberapa
cara merawat gigi agar senantiasa tetap bersih dan sehat yang
bisa dilakukan sendiri di rumah.

8 cara merawat gigi agar tetap bersih dan sehat


a. Sikat Gigi Sebelum Tidur
Cara merawat gigi yang pertama adalah dengan selalu
menyikat gigi sebelum tidur. Ini adalah sebuah ritual wajib
yang harus Anda lakukan setiap harinya, tanpa
pengecualian, sebagai cara merawat gigi yang paling
utama.
Bukan rahasia lagi bahwa rekomendasi umum dalam
hal kebersihan gigi adalah menyikat gigi setidaknya dua
kali sehari. Meski begitu, banyak orang yang masih terus
57

mengabaikan ritual menggosok gigi di malam hari.


Padahal, menyikat sebelum tidur sangat membantu
menghilangkan kuman dan plak yang menumpuk
sepanjang hari.

b. Sikat Gigi Dengan Gerakan Yang Benar


Cara merawat gigi yang kedua adalah dengan
menyikatnya dengan gerakan yang benar. Cara Anda
menyikat gigi sama pentingnya dengan aktivitas menyikat
itu sendiri. Menyikat gigi dengan gerakan yang
salah hanya akan menyia-nyiakan waktu Anda. Perhatikan
langkah-langkah berikut; Anda harus menggerakkan sikat
gigi dengan gerakan memutar yang lembut untuk
menghilangkan plak. Plak yang tidak terangkat dapat
mengeras, menyebabkan penumpukan kalkulus dan
gingivitis (penyakit gusi dini).

c. Gunakan Pasta Gigi Berfluorida


Cara merawat gigi yang ketiga adalah dengan
menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluorida. Dalam hal pasta gigi, fluorida adalah elemen
penting untuk menjaga kesehatan gigi. Zat flouride
menjadi andalan dalam hal menjaga kesehatan mulut sejak
lama. Ini karena zat fluorida adalah pertahanan terdepan
dalam melawan kerusakan gigi. Ia bekerja dengan
melawan kuman yang dapat menyebabkan pembusukan,
serta menyediakan pelindung untuk gigi Anda.
d. Flossing
Cara merawat gigi yang keempat adalah dengan
melakukan flossing. Kebanyakan orang menyikat gigi
secara teratur namun mengabaikan penggunaan benang
gigi atau dental floss. Padahal, membersihkan gigi dengan
58

benang gigi sangat efektif dalam membersihkan potongan-


potongan kecil dari sisa makanan.
Flossing adalah cara untuk merangsang gusi,
mengurangi plak, dan membantu menurunkan peradangan
di area tersebut. Membersihkan gigi dengan benang sekali
sehari biasanya cukup untuk memperoleh manfaat ini.
e. Gunakan Obat Kumur
Cara merawat gigi yang kelima adalah dengan rutin
menggunakan obat kumur atau mouthwash seusai
menyikat gigi. Obat kumur atau mouthwash sangat penting
untuk menjaga kesehatan mulut yang baik, tetapi banyak
orang melewatkannya karena tidak tahu cara kerjanya.
Padahal, obat kumur membantu dalam tiga cara yakni,
mengurangi jumlah asam di mulut, membersihkan area
yang sulit disikat di dalam dan di sekitar gusi, dan
memineralisasi ulang gigi.
Obat kumur berguna sebagai alat tambahan untuk
membantu menyeimbangkan keadaan mulut. Pada anak-
anak dan orang tua, di mana kemampuan menyikat dan
membersihkan gigi mungkin kurang ideal dan kurang
bersih, penggunaan obat kumur akan sangat membantu
prose pembersihan gigi dan mulut.
f. Minum Lebih Banyak Air
Cara merawat gigi yang keenam adalah dengan
meminum lebih banyak air putih. Air putih akan selamanya
menjadi minuman terbaik untuk kesehatan secara
keseluruhan, tak terkecuali juga bagi kesehatan mulut.
Direkomendasikan untuk minum air putih setiap habis
makan. Ini dapat membantu menghilangkan beberapa efek
negatif makanan dan minuman yang lengket dan asam di
antara sikat.
g. Batasi Makan Manis dan Asam
59

Cara merawat gigi yang ketujuh adalah dengan


membatasi konsumsi makanan yang manis dan asam. Pada
akhirnya, gula akan diubah menjadi asam di mulut, yang
kemudian dapat mengikis email gigi. Asam inilah yang
menyebabkan gigi berlubang. Buah-buahan asam, teh, dan
kopi juga bisa merusak enamel gigi. Meskipun tidak harus
menghindari makanan semacam itu sama sekali, tidak ada
salahnya untuk berhati-hati dan membatasi asupannya.
h. Pergi ke Dokter Secara Rutin
Cara merawat gigi yang selanjutnya adalah dengan rutin
memeriksakan kondisi gigi ke dokter gigi, minimal 6 bulan
sekali. Kebiasaan sehari-hari sangat penting untuk
kesehatan mulut secara keseluruhan. Tetapi tetap saja,
mengunjungi dokter gigi secara teratur adalah hal yang
wajib dilakukan.

Minimal, Anda harus menemui dokter gigi untuk


pembersihan dan pemeriksaan dua kali setahun. Dokter
gigi tidak hanya dapat menghilangkan kalkulus dan
mencari gigi berlubang, tetapi juga dapat menemukan
masalah potensial dan menawarkan solusi perawatan.
60

DAFTAR PUSTAKA
Dila, Putri Andriana, Haryani Wiworo, and Widayati Aryani.
"Pengaruh Pemberian Komunikasi Terapeutik Dan Tanpa
Komunikasi Terapeutik Terhadap Rasa Takut Pada
Pencabutan Gigi Anak Usia 8–11 Tahun." Jurnal Gigi
dan Mulut 3.1 (2016).

Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak. 2020. PENGUATAN


KAPABILITAS ANAK DAN KELUARGA

Departemen Kesehatan RI. 2009. Rumah Tangga Sehat Dengan


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.

Fitriana. 2018. Prevelensi Karies Gigi. Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Halim, Kristin. 2019. “Perubahan Warna Gigi Manusia Yang


Mengalami Diskolorasi Kopi Setelah Perendaman Dalam
Ekstrak Daun Bayam (Amaranthus Hybridus L) Dengan
Durasi Berbeda”. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas
Sumatra Utara. Medan.

Jurnal Ilmu Kesehatan (Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat dengan Pengetahuan dan Perilaku Menggosok
Gigi)

Jurnal Kesehatan Gigi


(https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/art
icle/view/6538

Jurnal Ortopedagogia, Volume 4 Nomor 2 November 2018: 87-


93

Kusbiantoro, D. (2015). Pemberian Health Education


Meningkatkan Kemampuan Mencuci Tangan pada Anak
Prasekolah. SURYA, 7(2), 7-12.
61

Nurlaela, Fetty. 2013. Sistem Pakar Untuk Mendeteksi


Penyakit Gigi Pada Manusia. Jurnal on Computer
Science - Speed – IJCSS. Vol 10 (No) 4. 76-82.

Natsir, Fajaruddin. 2019. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


(Phbs) Pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Desa
Parang Baddo. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, vol
1(no.3). 54-59.

Puspitasari, A.M., Ratnawati, D.E. and Widodo, A.W., 2018.


Klasifikasi penyakit gigi dan mulut menggunakan metode
Support Vector Machine. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN, 2548,
p.964X.

https://www.tanyapepsodent.com/tips-kesehatan-gigi/
kesehatan-gusi-dan-mulut/perawatan-gigi-dan-gusi-yang-
mudah-dilakukan-di-rumah.html

https://www.merdeka.com/jatim/8-cara-merawat-gigi-agar-
tetap-bersih-dan-sehat-lakukan-secara-rutin-kln.html?page=5

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/viewFile/
6968/6656
https://promkes.kemkes.go.id/phbs

https://environment-indonesia.com/perilaku-hidup-bersih-dan-
sehat-selama-masa-pandemi/

https://media.neliti.com/media/publications/163466-ID-
identifikasi-faktor-faktor-perilaku-hidu.pdf
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/viewFile/
6968/6656
https://docplayer.info/79688508-Profil-kesehatan-tahun-dinas-
kesehatan-kota-dumai-kata-pengantar.html
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1830/3/3.%20BAB
%20II.pdf
62

http://repositori.unsil.ac.id/792/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.umm.ac.id/49725/3/BAB%20II.pdf
http://repo.unand.ac.id/2787/1/Aida%2520Fitriana
%2520dan%2520Nila%2520Kasuma.pdf
https://www.sehatq.com/artikel/jenis-jenis-penyakit-mulut-dan-
gigi-yang-perlu-anda-waspadai
https://www.alodokter.com/sakit-gigi
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/24/
merawat-gigi-ala-orang-indonesia

https://www.tanyapepsodent.com/tips-kesehatan-gigi/
pemutihan-gigi/merawat-gigi-dengan-bahan-bahan-
alami.html

https://hellosehat.com/gigi-mulut/cara-mengobati-sakit-gigi/

Anda mungkin juga menyukai