Anda di halaman 1dari 2

Rejeki adalah jatah yang sudah paten bagi seseorang.

Dibiarkan… dia tak akan lari (jika


sudah jadi bagiannya). Dikejar… ia pun tak akan tertangkap (jika bukan bagiannya).

Imam Haddad yaitu Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad dalam salah satu syair nya
menasehati kita :

ِ ‫ اَلَّـذِي ل َِغي ْـ‬#


ْ‫ـــــركْ َلـنْ يَصِ ـ ْل ِإ َلـيــك‬
ْ‫َوالَّـذِي قُسِ ـ ْم َلــكْ َحاصِ ـ ٌل َلدَ يـــــك‬
(Rejeki) yang (ditakdirkan) untuk selain kamu tidak akan sampai padamu. Sedangkan
(rejeki) yang (ditakdirkan) sebagai bagian mu akan tetap sampai padamu.

Oleh karenanya, yang sekarang perlu kita pahami adalah: bagaimana jalan rejeki itu datang
kepada kita….?

Dalam salah satu ceramah nya, ustadz Novel bin Muhammad Alidrus Solo menyampaikan
(pada haul Ye’ Nde Purwogondo – Jepara) bahwa; sampainya rejeki kepada si empunya
melewati salah satu dari tiga cara:

Rezeki Jalur Usaha


‫ُط ۬ ًبا َج ِن ۬ ًّيا‬
َ ‫َوه ُِّز ٓى ِإ َل ۡيكِ ِب ِج ۡذع ٱل َّن ۡخ َل ِة ُت َس ٰـق ِۡط َع َل ۡيكِ ر‬
ِ
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan
buah kurma yang masak kepadamu”

Rezeki Jalur doa


َ ‫ك ُذرِّ ي ًَّة َط ِّي َب ًة ۖ ِإ َّن‬
َ ‫ك َسمِي ُع الد‬
‫ُّعا ِء‬ َ ‫ُه َنال َِك دَ َعا َز َك ِريَّا َر َّب ُه ۖ َقا َل َربِّ َهبْ لِي مِنْ َل ُد ْن‬
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku
dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.

Rezeki Jalur Istimewa


ْ ‫اب َو َجدَ عِ ْندَ َها ِر ْز ًقا ۖ َقا َل َيا َمرْ َي ُم َأ َّن ٰى َلكِ ٰ َه َذا ۖ َقا َل‬
‫ت ه َُو مِنْ عِ ْن ِد هَّللا ِ ۖ ِإنَّ هَّللا َ َيرْ ُز ُق َمنْ َي َشا ُء ِب َغي ِْر‬ َ ‫ُكلَّ َما دَ َخ َل َع َل ْي َها َز َك ِريَّا ْالمِحْ َر‬
ٍ ‫ح َِسا‬
‫ب‬
Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya.
Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam
menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa
yang dikehendaki-Nya tanpa hisab”.

Dari ketiga jalur di atas, semuanya terlepas dari campur tangan manusia dan hanya terikat
dengan takdir Allah. Mari kita perhatikan:

Pada ayat pertama, seakan-akan memberikan kesan bahwa Siti Maryam mendapatkan
buah kurma dari usahanya menggoyang pohon kurma.
Namun sadarkah kita, jika Siti Maryam sejatinya “hanya” melaksanakan perintah atau dalam
bahasa sehari-hari kita kenal dengan istilah ikhtiar. Sebab, secara nalar, bagaimana
mungkin seorang perempuan yang tengah hamil mampu menjatuhkan buah korma dengan
menggoyang batang pohonnya yang besar dan kokoh, jika tanpa disertai kehendak Allah.
Ayat kedua, menunjukkan bahwa; dengan doa, sesuatu yang mustahil secara nalar,
gampang saja terwujud jika sudah dikehendaki oleh Allah sebagaimana penjelasan ayat:
‫امْرَأتِي َعا ِق ٌر ۖ َقا َل َك ٰ َذل َِك هَّللا ُ َي ْف َع ُل َما َي َشا ُء‬
َ ‫َقا َل َربِّ َأ َّن ٰى َي ُكونُ لِي غُاَل ٌم َو َق ْد َب َل َغن َِي ْال ِك َب ُر َو‬
“Zakariya berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah
sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?”. Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah
berbuat apa yang dikehendaki-Nya”.
Ayat ketiga, menunjukkan dengan gamblang bahwa; tanpa diusahakan dan tanpa diminta
pun, rejeki akan medatangi si empunya, jika Allah sudah menghendakinya.
Penutup:
ْ‫ َفا ْش َتغِـ ْل ِب َربَّـــــكْ َوالَّــذِي َع َلــيـك‬#
ْ‫ض ْال َحقِي َقـــهْ َوال َّشرْ ِع ْال َمصُـــون‬ ِ ْ‫فِي َفر‬
Maka sibukkanlah dirimu dengan beribadah kepada Allah dan segala macam ibadah yang
diwajibkan kepada dirimu,
Dengan melaksanakan kewajiban hakikat dan syariat yang telah terjaga kemurniannya.

Anda mungkin juga menyukai