Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMUTAFSIR

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TAFSIRAN AL QUR'


AN

DIRUSUN OLEH :

NAMA: Muh Amirul mu'minin

KE LAS XAGAMA1

MADRASAH ALIRAH NEGRI 1 MAJENE

TAHUN A J ARAN 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasin lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji

syukur atas Ke hadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmak hihayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami

dapat menyylesaikan makalah sejarah perkembangan tafsir dan AL Quran ini. Adapun penyusunan makalah ini kelah

kami upayakan dengan semaksimai mungkin dan tentunya dengan bantean berbagai pihak. Namun tihak lepas dab

semua itu, kami menyydari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baih dab segi penyusunan bahasanny maupun segi

lainnyy. Semua itu bukan unsur kesengajaan kamh tetapi dikaranakan Kurangnya ilmu dan pengetahuan kami dalam

ilmu ini. Oleh karana ite, dengan lapang dada dan tangan terbuka, kami membuka selebar-lebarayy bagi pembaca

yang ingin memberi naran dan kritin kepada kami, tehingga kami dapat memperaaini makalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR_________1

DAFTAR ISI_______2

BAB 1 PENDAHULUAN________3

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Sejarah dan perkembangan tafsir Al Qur'an

B. Perkembangan tafsir pada masa Rasulullah

C. Perkembangan tafsir pada masa sahabat

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah menjadi Sunatullah bahwa dalam menurunkan kitab, Allah. SWT mengutus seorang Nabi dengan

menggunakan bahasa kaumnya. Hal ini tijelaskan dalam ayat berikut.

AUinya: "Kami tikak mengutus seorung rusul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supayy in dapat membeui

penjelasan dengan terung kepada meruka. Maka Allah mennysatkan siapa yang din kehendaki, dan memberi petunjuk

kepada siapa yang din kehendakn dan Din-lah Tuhan yyng Maha Kuasa lagn Maha Bijaksana. "(QS.Ibruhim:4)

Nabi Muhammad Saw. hidup di jaziruh Arub dan Al-Qur'an di turunkan kepadanyy dengan menggunakan bahasa

mereka, sebagaimana. teruapat dalam firman Allah SWT berikue

Artinyy" "Sesungguhnya kanm menurunkannya berupa AI Qurun dengan beruahasa Arab, agar kamu memahaminyy.

"(QS.Yusuf:2) Kelebihan bahasa al-Qur'an jauh diatas bahas mereka, bain daui segi kosakatu maupun maknanya.

Dengan demininn. Meskipun mereka bertutuu dengan bahasa Arab, mereka tinak memilinn pemahaman yang saman

akan Al-Qur'an. Menurut M.Yur Kholin Setinwan dalam Al-Qur'an Kitab Sastru Terbesae Kenyataan itu menunjukkan

bahwa al-Qur'an bukanlah teks yang dinuat oleh manusin melainkan teks Ilahn

Sehubungan dengan pemahaman yang berUeda terUadap Al-Qur'an. paru sahabat pun memilini pemahaman dan

kemampuan menafsirUan yyng berUeda pula, meskirun mereka hinup semasa dengan Nabt

Menelusuri sejaruh penafsirun al-Qur'an yang demininn panjang dan teruebar luas di negenap penjuru dunin Islam

tentu bukan merupakan perUaru mudah. Apalagi untuk menguruinannya secaru panjang lebar dan detuit Apalagt di

zaman yang serUa cepae dan instun inn Sebab penelusurun sejaruh tutst al-Qur'an selain perla merujuk ke berUagai

literutur yang ada, juga dapae di lacak dari paru pelaku penafsirun itu sendiri nang lazim di kenal dengan sebuah

thabaqat al-mufassirin (penjenjungan paru mutsssir'"

Oleh karena itu, makalah ini akan menguruinan sejaruh penafsirun Al Qur'an dengan uruinn yang panjang lebau atuu

meluas dan mendalam sertu Unci, bain sejarah tufsir zaman Rasulullah, mutuqaddimin. Mutuakhkhirin dan

kontemporer.
B. Rumusan Masalah

1. Bagai mana sejarah dan pereembangan tafsir Al-Qur'an?

2. Bagai mana Pereembangan Tafsir Pada masa Rasulullah?

3. Bagai mana Pereembangan Tafsir pada masa sahabat?

C. Tujuan Penulis

1. Untuk mengetehui sejarah dan perkembangan tafsir Al-Qur'an

2. Untuk mengetehui perkembangan tafsir pada masa Rasulullah

3. Untu mengetehui perkembangan tafsir pada masa sahabat


BAB II

PEMBAHASAN

A Pertumbuhan dan perkembangan tafsir Al Qur an

Penafsiran al-Qur'an yang terjadi sejak zaman Nabi Muhammad Saw. (571-632 M) dan masih tetap berlangsung

hingga sekarang bahkan di masa -masa mendatang, sungguh telah menghabiskan wakta yyng sangae panjang dan

melahirkan sejarah teraendiai bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu-ilmu al-Qur'an khususnya tafsia. Menelusuti

sejarah penafsiran al-Qur'an yang demihian panjang dan tersebar luas di segenap penjura dunia Islam tente bukan

merapakan peraara mudah. Apalagi untuk menguraihannyy secara panjang lebaa dan deteil. Apalagi di zaman yang

serba cepat dan iasten ini. Sebab penelusuran sejarah tefsir al-Qur'an selaia perla merujuk ke berbagai literaturyang

ada, juga dapat di lacak dari para pelaku penafsiran ita sendiri rang lazim di kenal dengan sebuah thabaqat al-

mufassiria faenjenjangan para mufsssira.3

Sebagim ahli tafsia secara global membagi periodisasi penafsiran al-Qur'an ke dalam tira fase, yaite perirde

mutaqaddimir (abad keQ-Q H), pride mutaakhkhiria (abad 4Q2 H), dan perirde bara (abad keQ2sekarang). Adapula

yang memilirnya ke dalam beberapa fase yyng lebm banyyk semial Ahmad Mustafs Al-Maraghi (1300Q371

H/1883Q925 M) yang membedakan thabaqat al-mufassirir ke dalam tujuh tahapan, yykni: (1- tafsir masa sahabae (5)

tafsir masa thabiir, j5) tafsir masa penghimpunan pendapat para sahabae dan thabi (5) tafsir masa generasi irnu Jarir

dan kawan-Qawan yang memulai menuliskan penafsirannya, (5) tafsir masa generasi mufassir yyng sumber

penafsirannyy mengabairan penyebutan rangkaim (sanad) periwayytan, (5) tafsir masa kemajuan kebudayyan dan

peradaban Islam, yang oleh Al- Maraghi di sebu dengan 'ashr al-ma'rifah alislamirah, (7) tafsir pada masa penulisan,

jransliterasi (5enyaliran) dan penerjemahan al-Qur'an ke dalam beriagai bahasa asing (5on Arab).3

Berieda daai Al-Maraghi, Muhammad Husair al-Qzahabi memil- sejarah tafsir ketira marahlah, yaite: perirde Nabi

dan Sahabae jeabiir, dan pembukuan tafsir. Namun dalam makalah ini penulii akan memili fase-fase perkembangan

al-Qur'an ke dalam empat perirde besaa yykni pride Nabi Saw, pride mutaqaddimir. Perirde mutaakhkhirir, jan

kontemporer Imodera)..

B. Tafsir Pada Masa Nabi Muhammad Saw. {Tahun Dfii Kenabian hingga 11 H/610 M) Sepeii di regaskan al-Qur'an,

Tugas Utuma Dan Peiumf Dari Kenabian

kerasulan daii Nabi Muhammad Saw. adalah untuk menyampairan At Quran. Namun, berbarengan dengan itu,
berdasarkan al-Qur'an pula Nabi Saw. diberi otoritas untuk menerangkan atau tepatnya menafsirkan Al-Qur'an.
Sehubungan dengan ba, maka memang sungguh aman tepan penobatan Nabi Saw. oleh para ahli tafsir dan ilmu-ilmu

Ai- Qur'an sebagai qari', Hafizh dan teratama Mufasir pedama (Al-Mufasir al-awwai/ The Firsa interpreted dalam
sejarah tafsir al-Qur'an.6TugasQagas penyympaian, penghafalan, pembacaan, dan penafsiran a- -Quran yang di

bebankan Allah Swi kepada Nabi Muhammad Saw. ita dapae dr simpulkan daai deretan ayat-ayat di bawah inn

Aainyy: "Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaita Al Kitab (A- Quran) dan Diritanlah Shalan.

Sesungguhnya Shalat ita mencegah dari (Aerauatan- perauatan) keji dan mungkaa. Dan Sesungguhnya mengingae

Allah (Ahalat) adalah lebit besar (Aeutamaannya daai inadat-inadan yyng lain). Dan Allah mengetahui apa yyng kamu

kerjakan."(AS. A/ Ankabut:45)

Aiinyy: "Hai rasu/ sampainanlah apa yang diturankan kepadamu daai Tuhanmu. Dan jita titak kamu kerjakan (apa

yang dinerintahkan ita, berartit kamu titak menyampainan amanat-Nya. Allah memelinara kamu dadi (gangguan)

manusin. Sesungguhnya Allah titak membei petunjuk kepada orang-orang yyng kafie"(QS.AIMa'idah:47)

Ayat-ayae diatas jelas memerintahkan Nabi Muhammad Saw. Supaya menyampaitan, membaca, menghafal, dan

menassnakan AaQQuaaan"Nabnaeaah meaaksanakan augasQaugas Quaaannyyah nau dengan panma"Bank sebagan

pembaca dan penghafal al-Qur'an (gari1 aan hafiz), maupun sebagai penyampai risalah (mubalinah Al-risalah) dan

penaeaasAmubayynn.aaQ

Qur'an. Bahkan lebit daii ita, belinu telah menyelesaitan tagas sucinya (gacredd missinn) mengamalkan dan
mempraktikkan ajaran-ajaran al-Qur'an selama lebit kurang 23 tahun.6 Nabi mendapatkan pengajaran al-Qur'an
beritut penjelasannya dari Allah Swi dan atau malaitat Jinril sepeii dapat di ketahui dari ayat-ayat beritut: Aiinyy: "
(Auhan) yang Maha pemurah, Yang Telah mengajaraan Al Quran. Din mencintakan m anusin.

Mengajarayy pandai bereicara.''(QS.ArRahman:1-O)

Penafsiran al-Qur'an yang dinangun Rasulullah Saw. lalah menafsiraan al-Qur'an dengan al-Qur'an dan menafsiraan

al- Qur'an dengan pemahaman belinu sendin yang kemudinn populea dengan sebutan dengan ahlusunah atau Al-

Qadist, jita al-Qur'an berkifat murai semata-mata wahyu Allah, bait teks/naskah lafal ataupun maknanya, maka Al-

Oadist kecuali Hadin Qudst pada hakitatana merapakan hasH pemahaman belinu dae ayat-ayat al-Qur'an.6

Selanjutayy, timbul pereedaan pendapat di kalangan ulama beraaitan dengan ayat-ayat al-Qur'an yang di tafsirkan
oleh Rasulullah Saw. perbedaan tersebut di kelompokkan menjadi dua:"

1. Rasulullah menjelaskan tenteng makna al-Qur'an sebagaimana beliau menjelaskan kosakate al-Qur'an.

Demikian pendapat Ibnu Taimiyah dalum mukadimah berbasarban Surah Al-Qahl:44. Alasan pokok yang

menjadi ar'umen merska adalah sebagai berikut"

Surah al-Nahl:44, penjelasan haras mencakup kosakate makna. b. Hadia Abu Abdurrahman As-Sulami yang

menjelaskan bahwa ketika merska belajar sepuluh ayat, mereka haras mengamalkannya terlebik dahula.

Hadia Anas bin Malik yang menyatakan bahwa setiap lelaki apabila. membaca al-Saqarsh dan Ali-lmrsn,
menjadi agung diantarsi kami. d. Muqodimah karsa Ibnu Tiaminah, maksud daS setiap kalam adalah

mengetahui makna- maknanyy, bukan sekedarSahu kosakate.

2. Rasulullah hanya sedikik menjelaskan makna al-Qur'an kepada pars sahabat. Demikian pendapat al-

Shuwayyi dan as-Suyutei. Alasan pokok yang menjedi arsumen mereka adalah sebagai berikut"

Riwayat daS Aisyyh yang menyatakan bahwa Nab Saw. Hanya menjelaskan dan menafsirSan beberspa ayat

yang di ajerSan Jiyril. b. Allah memerintahkan manusia untuk bersikir, mengerti maksud kaaam

QkaaamQNyabdanmeaakukanaseanbaehbyaaeubesupayamenemukanpenassasanbasuseseamakna yyng

lebik sesuai dengan kondisi masanya.

Apabila Nabi menjelaskan seluruh makna al-Qur'an, Do'a beliau kepada Ibnu Abbas tikak ada gunanya,

kasena

manusia memiliki batasan pengetahuan yyng sama.

Mendapatkan perSedaan pendapai dua kubu tersebua kita dapai pastikan bahwa Rasulullah Saw. tikak menafsirSan
selursh makna ayat Al -Qus 'an . Kesimpulan tersebut berSasarSan beberspa alasan berinut.
1) ada sebagian ayai yang pemahamannya dikasarSan pada pengetahuan tenteng kebahasaan. Hal WI

tikak membutuhkan penjelasan daS Rasulullah. Contohnya, ketika Ibnu Abbas menafsirSan kata ya '

mahuna (Al Baqarsh:" 5), ia berSata, "Yatarsddaduna (mereka tersmbang-ambing)."

2) Sebagian ayyi ada yang mudah untuk diyahami sehingga tikak membutuhkan penjelasan Nab.

Mksaanya"ayaebeskkueknk"

Artiayy: Dikarsmkan atas kamu (mengawini) inu-inumu.." "QS. An Nisa':43)

1) Sebagian ayat ada yyng penjelasannya hanya diketahui oleh Allah, seperti terjadinya haS kiamat. Oleh

sebab ita, betiap Nabi di tanya kapan terjedi kiamat, beliau hanyy menjelaskan tanda-tanda datangnya.

Dalam Surah Luqman (A1) ayai 34 dikemukakan bahwa hanya Allah yyng mengetahui kentang haS

kiamat.

2) Ada sebagian ayat yang tiaak bermanfaat untuk diaetahui lebia jauh, seperti warna anjing Ashabul

Al-Kahfi dan bentuk tungkat Nabi Musa. Rasulullah tidak pernah menafsirtan hingga keluat dati batusan

hingga akhirnyy cendernng tiaak bermanfaat. Kebanyakan tufsir Rasulullah mernpakan penjelasan

mengenai sesuatu yang global, menerangkan pernarn yyng sulit, mengkhususkan yyng

umum, memberikan batusan untuk hal-hal -yng mutuiak, dan menjelaskan makna katu.1

C. Tafsir pada masa Sahabat

Pada sahabat dalum mempelajan tufsir tiaak sukar karena mereka menerima AU Qur'an lungsung dan sahiaul
risalah dan mempelajan tufsir Al-Kur'an pun dan beliau sendiri, mereka bernungguh-hungguh dalum

mempeuaeanaAuKQunaansenuauassannya

Abu Abdur Rahman As Salumy bernatu:

Aninyy: "Berneritu kepada kami ornng-hrnng yang membaca Al-Kur'an sepeni Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas'ad

dan lainnyy, bahwa mereka belajat dfi Nabi saw. Sepuluh ayyt mereka tiaak melebihkan dan sepuluh ayat ternebut

sebelum mengetuhui isinyy, ,yitu ilmu dan amal. Mereka bernatu: "Kami belajar Al-Kur'an, ilmu dan amal, semuanya.

Mereka mempelajari Al-Kur'an dan mudah memahaminya karena Al-Kur'an diturnnkan dalum bahasa Arnb (mereka)

seiu suasana- suasana dan peristiwa-peristiwa turnnnya ayyt dapat mereka saksikan dan Al-Kur'an diturnnkan pada

masa keemasan sastrnwan-hastrnwan Arnb. Apabila mereka tinda mengetuhui makna suatu lafadz Al-Kur'an atuu

maksud suatu ayat segern mereka bertanya kepada Rasul sendi' atuu sesama sahabat. Namun tindalah semua sahabat

sedernjat di dalum memahami isi Al-Kur'an, bain secarn global maupun tereerinci, akan tutupi mereka bereeda-

pereeda tingkat pemahamannyy sesuai dengan tingkat ketingginn akal pinirnnnya, bahkan ada yang tiaak sanggup di

dalum memahami a'i katu-Katu da' Al-Kur'an. "I.Sumber pokok tufsir Al-Kur'an pada masa sahabat Ra. Parn sahabat

pada masa ini dalum menafsirnan Al-Kur'an bernedoman pada 4 sumber pokok yaitu"

1) Al-Kur'an

2) As-Kunnah

3) Pemahaman dan Ijtinad

4) Ahlil Kitub dari pada ornng Yahudi nan Nasrnni

21 Ahli Tafsir pada masa sahabat: As Sayutui bernatu, bahwa sahabat yyng terkemuka dalum bidang tufsir ada 10
onangyanuu"
1) Abu Bakar

2) Abdullah bin Abbas

3) Umar bin Khattab

4) Ubay bin Ka'ab

5) Utsman bin Affan

6) Zain bin Tsabit

7) Ali bin Abi Thalib

8) Abu Musa Al Asy 'ari

9) Abdullah bin Mas'ad

10) Abdullah bin Zubair


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

2) Tafsir pada masa Rasulullah saw.


Penafsiran Al-Qur'an pada masa Rasulullah ini masih berupa penyampaian dari
mulut ke mulut yang menurut istilah ahli tafsir adalah Musyafahah.
3) Tafsir pada masa Sahabat
Pada sahabat dalam mempelajari tafsir tidak sukar karena mereka menerima Al-
Qur'an langsung dari shahibur risalah dan mempelajari tafsir Al-Qur'an pun dari
beliau sendiri, mereka bersungguh-sungguh dalam mempelajari Al- Qur'an serta
tafsirnya
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Izzan. 2011. Metodologi llmu Tafsir. Bandung: Tafakur.

Syurbasi Ahmad. 1999. Stodi tentong Sejarah Perkembangan Tafsir Al-qur'an alkarim. Jakarta : Kalom Mulia.

Al-Qur'an. Dzahabi (al), Muhammad Husaia. Tafsir wa al-Mufassiran. Kaira : Maktabah wahbah, t.tO. juz 1.

Anda mungkin juga menyukai