Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya. Atas izin Allah yang Maha
Kuasa, kami bisa menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Dasar-dasar Teori Dakwah
dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti

Kami mengucapkan Puji syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
nikmat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga dalam peran
keikutsertaan kami dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Dasar-dasar Teori Dakwah kali
ini, maka kami menyusun tugas secara tertulis ini dalam bentuk sebuah makalah.

Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang namanya kata
sempurna dan masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah kami.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalah pada makalah kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga bermanfaat bukan hanya untuk kami saja, akan tetapi juga
bermanfaat bagi banyak orang lain. Terima kasih.

Parepare, 2 November 2019

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................II

DAFTAR ISI........................................................................................................................................III

BAB I ...................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1

C. TUJUAN...................................................................................................................................1

BAB II ...................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

A. Melaksanakan Presentasi Ilmiah............................................................................2

1. Pengertian Presentasi Ilmiah


2. Tata Cara Presentasi Ilmiah
3. Kiat –kiat yang diterapkan agar presentasi ilmiah berjalan dengan efektif
4. Tahap-tahap presentasi ilmiah
5. Sistematika Slide
6. Teknik Presentasi

B. Pengertian Pidato.....................................................................................................4

C. Kriteria Berpidato Dengan Baik ............................................................................5

D. Tata Cara Berpidato..............................................................................................8

BAB III..............................................................................................................................................15

PENUTUP...........................................................................................................................................15

A. KESIMPULAN.......................................................................................................................15

B. SARAN...................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Presentasi Ilmiah?
2. Bagaimana cara melaksanakan Presentasi Ilmah dengan baik dan benar?
3. Apa Pengertian dari Pidato?
4. Bagaimana kriteria berpidato dengan baik?
5. Apa saha tata cara Berpidato?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Presentasi Ilmiah.
2. Untuk mengetahui cara melaksanakan Presentasi Ilmiah dengan baik dan benar.
3. Untuk mengetahui apa itu Pidato.
4. Untuk mengetahui bagaimana kriteria dalam berpidato dengan baik.
5. Untuk mengetahui apa saja tata cara dalam berpidato.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Melaksanakan Presentasi Ilmiah


1. Pengertian Presentasi Ilmiah
Salah satu contoh berbicara akademik adalah presentasi ilmiah, presentasi
ilmiah adalah kegiatan lazim dilakukan dalam dunia ilmiah, tujuan tersebut berfungsi
sebagai penyebaran informasi ilmiah baik informasi konseptual maupun prosedural.
Presentasi ilmiah adalah kegiatan keterampilan berbicara di depan umum untuk
menyampaikan gagasan atau pendapat dari hasil temuan penelitian, pemikiran kritis,
atau informasi dalam dunia akademik dan pendidikan.
Di dalam suatu pembicaraan atau pembahasan, pasti ada suatu kode
pembicaraan. Kode atau code berarti:
1. Lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna
tertentu; bahasa manusia adalah sejenis kode.
2. Sistem bahasa dalam suatu masyarakat, dan
3. Variasi tertentu dalam suatu bahasa.
Kode berdasarkan variasi dapat dibedakan menjadi bahasa baku dan bahasa
nonbaku (Kridalaksana dalam Saddhono, 2012). Tujuan dari sebuah presentasi adalah
untuk menginformasikan suatu informasi dari pembicara kepada pendengar,
meyakinkan pendengar terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara, membujuk
pendengar agar melakukan hal sesuai yang disampaikan pembicara, menginspirasi
pendengar tentang apa yang disampaikan pembicara dan menghibur pembicara
(Utami dan Nuryatmojo, 2016).
2. Tata cara Presentasi Ilmiah.
a) Penyaji harus memberikan informasi kepada peserta secara memadai
informasi yang memadai akan dipahami dengan baik jika peserta
memperoleh materi secara tertulis, baik materi lengkap (Makalah)
maupun materi power point.
b) Penyaji memanfaatkan waktu seefektif mungkin.
Penyaji membentangkan materi dalam waktu yang terbatas.
Sebaiknya materi berbentuk butir-butir atau gagasan-gagasan penting
yang pengembangannnya dilakukan seca lisan.
c) Penyaji menaati etka yang berlaku.
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip mengena mana
yang benar dan mana yang salah. Etka dalam presentasi perlu
diperhatkan karen aforum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuan dan
akademis.
3. Kiat –kiat yang diterapkan agar presentasi ilmiah berjalan dengan efektif
a) Menarik minat dan perhatian peserta
Dalam usaha menarik minat dan perhatian peserta seorang
penyaji dapat menggunakan media yang menarik,baik audio maupun
visual .media yang dimaksud itu antara lain adalah gambar dengan
warna yang menarik dan mengunakan ilustrasi yang beragam.
(contohnya itu ppt)
b) Menjaga kefokusan masalah yang tetap
Keterfokusan masalah dapat dijaga dengan mempertahankan
alur persentasi.penyaji secara terus terang menyatakan fokus
pembicaraan dan menanti bahan yang telah disiapkan.penyaji
memberikan penjelasan secara singkat padat tentang isi sajian dengan
mengemukakan butir-butir permasalahan.
c) . Menjaga etika atau kode etik presentasi
Etika dalam persentasi dalam pelaksanaan presentasi
merupakan hal yang sangat penting tentu saja,hal ini dapat terwujud
dengan tidak menyinggung perasaan orang lain. (contohnya membawa
suatu organisasi)

4. Tahap-tahap presentasi ilmiah


a) Mempersiapkan materi
Yang terpenting adalah kesiapan materi atau bahan
presentasi.bacalah banyak sumber untuk menambah wawasam
materi,sumber dapat berasal dari pengalaman sendiri atau orang
lain,buku,jurnal,surat kabar,hasil penelitian.atau sumber elektronik
(website).

Langkah-langkah untuk mempersiapkan materi presentasi yang mengunakan


multimedia sebagai berikut:

 Tentukan butir-butir terpenting yang akan dibahas


 Aturlah butir-butir tersebut dengan sistematika yang sesuai dengan pola
yang dikehendaki
 Sajikan kerangka pikir dalam diagram atau bagan alir utuk menunjukan alur
penalaran
 Tulislah semua materi dalam bingkai power point dengan ukuran huruf dan
gambar yang memadai
 Pilihlah rancangan slide yang menarik (ingat kontras warna dan animasi
yang penting)
 Uji coba slide untuk memastikan keterbacaan
 Cetaklah materi dalam slide tersebut untuk digunakan sebagai pegangan
dalam penyajian.

b) Melaksanakan Presentasi
Dalam pelaksanaan presentasi perlu diperhatikan hal-hal yang
dibawah agar presentasi berjalan seperti yang diharapkan.
 Datanglah lebih awal,kenali latar belakang peserta,serta periksalah apakah
alat bantu berfungsi dengan baik
 Prediksilah pemahaman awal dan tanggapan peserta tentang materi yang
akan disampaikan ,apakah peserta sudah mengetahui banyak atau
menyanggah opini anda
 Lebih baik tidak membagikan materi sebelum presentasi karena peserta
akan terfokus untuk membacanya dari pada mendengarkan
presentasi.materi dapat dibagikan setelah forum berakhir
 Bersikaplah tenang dan alihkan perhatian peserta apabila peserta berbicara
sendiri,tidak peduli,acuh tak acuh,keluar masuk ruangan.
 Gunakan bahasa mudah dipahami
 Jika penyaji lebih dari satu orang ,setiap penyaji memperoleh kesempatan
berbicara untuk satu atau beberapa bagian dari materi yang dipresentasikan
c) Aspek non verbal
Presentasi bukan hanya melibatkan unsur verbal(mengunakan
kata-kata yang jelas dan santun),melainkan juga (berkomunikasi tanpa
kata-kata).kedua ini saling mendukung presentasi
 Penampilan
Pakaian yang dikenakan sesuai dengan suasana.jika suasana
formal,gunakan pakaian formal pula.jangan berdandan dengan mengunakan
aksesoris yang berlebihan.
 Sikap tubuh
Saat presentasi gerakan yang sewajarnya tubuh anda ke
tengah,kiri,kanan,depan,atau belakang agar tidak bosan dilihat oleh
peserta.sikap yang bergerak seperti ini dapat menimbulkan energy tersendiri
bagi peserta
 Bahasa tubuh
Gunakan bahasa tubuh secara efektif,,misalnya membelalakan mata
ketika heran. Beberapa bahasa tubuh yang harus dihindari saat melakukan
presentasi sebagai berikut:

1) Menghindari kontak mata


Ini memperlihatkan rasa kurang percaya diri,gugup,dan tidak
siap.usahakan selalu menatap mata peserta dengan tetap menjaga etika
dan sopan santun
2) Membungkukan badan
Kesan yang langsung posisi membungkuk penyaji tidak berani
dan tidak percaya diri.cobalah tegak dan posisikan kaki selebar lutut
3) Mengerakkan anggota badan berlebihan
Tubuh yang selalu bergoyang-goyang menunjukan sikap tidak
dapat mengendalikan diri dan tidak menguasai topik
4) berdiri seperti patung
Saat penyampaian presentasi jangan seperti patung dan cobalah
berjalan atau bergerak.berdiri kaku menunjukan sikap dingin
5) memasukan tangan kedalam saku celana
gaya ini menunjukan sikap tidak bersahabat dan merasa
terancam.sebaiknya keluarkan tangan dari saku celana dan gerakkan
seperlunya
6) menirukan gaya orang lain
jangan meniru gaya seseorang.jadilah diri sendiri dengan gaya
khas anda
7) menghidari bebunyian
sebelum penyampaikan presentasi,keluarkan semua kunci atau
koin dari saku celana dan letakkan didalam tas
8) menciptakan rumor berlebihan
Tidak salah melontarkan rumor atau anekdot saat memberikan
informasi,tetapi jangan terlalu berlebihan dan keluar dari topic yang
sedang dibicarakan.
5. sistematika slide
presentasi disampaikan dalam tiga bagian,yaitu pendahuluan,isi
penutup.dalam slide presentasi ketiga bagian tersebut harus tampak jelas.
1. Pendahuluan
Pada bagian ini penyaji perlu membangkitkan minat peserta agar
menerima materi yang akan disampaikan
Strategi yang dilakukan dalam membuka presentasi ilmiah adalah

a. Menceritakan pengalaman ringan yang menarik dan menyegarkan

b. Memberikan data statistik

c. Menyisipkan rumor

d. Mengutip ucapan seorang ahli atau tokoh yang dikenal punlik

e. Menampilkan gambar atau film dengan multimedia.

2. Isi
Sesudah membangkitkan minat,presentasi dapat dimulai dengan
menjelaskan secara singkat poin-poin besar apa yang akan
dibahas.kemudian,diikuti dengan penjelasan detail dari masing-masing poin
tersebut.disamping itu presentasi akan sangat efektif apabila disampaikan
dengan menampilkan gambar,grafik,atau diagram untuk menyampaikan
pokok-pokok penting pembahasan.

3. Penutup

Bagian ini mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu di


“garisbawahi”.tujuan utama bagian akhir ini adalah menfokuskan kembali
perhatian peserta kembali kepada isi atau pesan yang hendak disampaikan.

Strategi yang dapat dipilih unuk mengakhiri presentasi adalah

a.mengungkapkan kembali pokok-Pokok penting presentasi

b.memberikan ringkasan butir-butir penting

c.memberikan saran atau harapan untuk bertindak

d.mengungkap peluang dan tantangan

6 Teknik presentasi
Menurut Sri Hapsari Wijayanti, Presentasi perlu perencanaan yang
strategi.selain ada perlu mengetahui siapa peserta,mempersiapkan media
pendukung presentasi ,mempersiapkan materi yang efektif,perlu juga memiliki
teknik presentasi yang tepat sesuai dengan materi dan tujuan presentasi.teknik
presentasi ada tiga yaitu:

a.Menghafal

Teknik ini dilakukan oleh penyaji dengan cara menghafal materi,kata


demi kata yang akan disampaikan,tanpa menggunakan catatan.teknik ini akan
tampak gelisah dan panik apabila materi tiba-tiba terlupa.kesan yang tampak
adalah penyaji tampak kaku

b.Membaca

Materi presentasi disiapkan untuk dibaca.teknik ini dapat dilakukan


jika materi komplek dan teknis,tetepi lebih baik jika tidak membaca
keseluruhannya.begitu pula bahasa tubuh dimanfaatkan semaksimal mungkin
supaya presentasi menarik.

c.Mencatat

Teknik ini paling efektif karena penyaji tampil hanya dengan catatan
mengenai pokok–pokok pikiran dari presentasi.
B. Pengerian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang
banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk
kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti
pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato
sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedoman berpidato, pidato
adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal (masalah) dengan
mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak
pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada pidato
secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain,
misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau rekaman pada kaset.
C. Kriteria Berpidato Dengan Baik
1. Saklik
Pidato dikatakan saklik apabila memiliki objektifitas dan unsur-unsur yang
mengandung kebenaran. Saklik juga berarti ada hubungan yang berarti antara pidato
dan formulasinya.
2. Jelas
Ucapan adalah kata-kata dalam kalimat yang dilisankan (KBBI:1997,1995)
seorang pembicara diwajibkan menggucapkan kata-kat adengan cepat dan jelas agar
tidak mengalihkan perhatian pendengar. Akakn tetapi, bila perbedaan pengucapan
mencolok maka akan terjadi penyimpangan sehingga keefektifan komunikasi akan
terganggu. Pembicara harus menyadari bahwa pendengar mempunyai latar belakang
yang berbeda. Selain itu bunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat akan menimbulkan
kebosanan,kurang menyenangkan atau dapat mengalihkan perhatian pendengar.
Sehingga perhatian kejelasan ucapan harus diperhatikan.

3. Hidup
Sebuah pidato harus hidup,untuk menghidupkan pidato harus dipergunakan
gambar,cerita pendek,atau kejadian. Kejadian yang relefan dengan topik pidato
sehingga memancing perhatian pendengar.

4. Memiliki tujuan
Setiap pidato harus mempunyai tujuan,yaitu apa yang mau dicapai. Dalam
membawakna pidato tujuan itu sebaiknya diulang dengan rumusan yang berbeda
supaya pendengar tidak kehilangan benang merah selama mendengar pidato.
5. Memiliki klimaks
Pidato yang membeberkan suatu kejadian akan sangat membosankan. Oleh
karena itu sebaiknya kenyataan atau kejadian-kejadian dikemukakan dalam gaya
bahasa klimaks. Selama persiapan, titik puncak harus dirumuskan dengan baik dan
jelas. Hal yang perlu.
6. Memiliki pengulangan
Pengulangan itu penting karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas
pengertian pendengar.pengulangan ini dapat menyebabkan pidato ini tidak mudah
dilupakan. Pengalaman yang dirumuskan secara baik akan memberi efek yang besar
dalam ingatan para pendengar.
7. Berisi hal yang mengejutkan
Mengejutkan berarti menimbulkan ketegangan bagi pendengar/pembaca
karena belum pernah terjadi sebelumnya. Memunculkan hal-hal yang mengejutkan
dapat menciptakan hubungan yang baru dan menarik antar kenyataan kenyataan
yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat. Ketegangan itu akan menimbulkan rasa
ingin tahu dan kemenarikan yang besar.
8. Dibatasi
Orang tidak boleh membeberkan segala masalah atau soal dalam 1 pidato saja.
Pidato harus dibatasi pada 1 atau 2 masalah yang tertentu saja.
9. Mengandung humor
Humor dalam pidato itu perlu hanya saja tidak boleh terlalu banyak sehingga
memberi kesan bahwa pembicara tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat
menghidupkan pidato dan memberi kesan yang tak terlupakan pada para pendengar.

D. Tata Cara Berpidato


Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar waktu dihabiskan untuk kegiatan
komunikasi, terutama bicara. Pada saat-saat tertentu, ternyata diperlukan kemampuan
khusus untuk berbicara. Kemampuan bicara ini penting salah satunya pada saat kita
melakukan pidato atau berbicara di depan orang banyak. Oleh karena itu kemampuan
berbicara harus diolah dan dipelajari sehngga pesan yang ingin disampaikan dalam
pidato dapat diterima dengan jelas oleh pendengar.
1. Tahap Persiapan Pidato
Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi
pemilihan topic, penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok
bahasan.Berdasarka ada tidaknya persiapan, maka ada 4 macam pidato, yaitu :
impromptu, manuskrip, memoriter dan ekstempore.
a. Impromtu, yaitu pidato tanpa naskah. Biasanya dilakukan tanpa persiapan lebih
dahulu. Misalnya dalam satu pesta, kita tiba-tiba dipanggil untuk berpidato.
b. Mauskrip, yaitu pidato dengan naskah. Juru pidato (orang yang berpidato)
membaca naskah dari awal sampai akhir. Misalnya pidato kepala Negara.
c. Memoriter, yaitu pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Pada
memoriter memerlukan persiapan lebih lama karena harus menulis isi pidato
dan
menghafalkannya. Kesalahan yang sering terjadi adalah bila juru pidato lupa
pada satu kata yang harus diungkapkan sehingga bias mengakibatkan lupa
kelanjutan isi pidato.
d. Ekstempore, yaitu jenis pidato yang paling baik. Pidato terlebih dahulu
disiapkan berupa garis besar dan pokok penunjang. Garis besar itu menjadi
pedoman saja dan tidak perlu mengingat kata demi kata. Juru pidato
mengembangkan sendiri pokokpokok atau garis besar pida, menurut bahsa dan
gayanya sendiri.
2. Memilih Topik dan Tujuan
Sebelum melakukan pidato, kita harus tahu apa yang akan disampaikan dan apa
yang diharapkan dari orang yang mendengar pidato kita.
Ada beberapa sumber yang dapat dijadikan topic pidato, misalnya
pengalamanpribadi, hobby dan keterampilan, pengalaman pekerjaan, pendapat
pribadi, peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, dan lain-lain. Kriteria topic yang
baik meliputi beberapa hal, antara lain :
a. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan kita. Topik yang
baik adalah topic yang member kemungkinan juru pidato lebih tahu
daripada orang-orang yang diberi pidaro/pendengar/khalayak.
b. Topik harus menarik minat kita. Topik yang paling baik adalah topic yang
kita minati, sehingga pidato akanlebih lancer.
c. Topik harus menarik minat pendengar/khalayak. Topik yang dibicarakan
adalah sesuatu yang diminati khalayak, sehingga khalayak akan lebih
tertarik mendengarkan pidato.
d. Topik harus sesuai denganpengetahuan pendengar/khalayak. Topik yang
tidak dapat direncana oleh khalayak/pendengar berakibat tidak menarik
dan menyusahkan khalayak.
e. Topic harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya. Topik tidak perlu
terlalu luas untuk menghindari bahasan yang terlalu banyak yang bias
mengakibatkan ulasan tidak jelas.
f. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
g. Topik harus dapat ditunjang dengan bahn lain. Artinya kalau perlu buku-
buku yang dapat member masukan tentang topic yang dibahas tersedia
sehingga tidak akan kehabisan bahan pidato.
3. Merumuskan Judul
Judul yang baik memenuhi tiga syarat :
1). Relvan, artinya ada hubungannya dengan pokok bahsan
2). Provokatif, yaitu dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar
3). Singkat, artinya muda ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya dan muda
diingat. Setelah opik, tujuan, dan judul ditentukan, kemudian pidato
dikembangkan
sehingga menjadi pesan yang mempunyai nilai komunikasi yang efektif.
4 Tahap Penyusunan Pidato
Bahan-bahan yang sudah dikumpulkan, selanjutnya diatur atau disusun dalam
komposisi pidato yang menarik. Ada tiga prinsip komposisi yang dapat
mempengaruhi seluruh organisasi pesan,yaitu :

1) Kesatuan
Artinya setiap isi pidato harus merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh, baik isi
maupun tujuannya.
2) Pertautan
Pertautan menunjukkan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain.
Pertautan menyebabkan perpindahan dari bahasa satu ke bahasa lain berjalan
lancar. Biasanya kata yang digunakan antara lain : karena itu, walaupun, selain itu,
sebaliknya, misalnya, dan lain-lain.
3) Titik berat
Titik berat merupakan bagian yang penting yang patut diperhatikan. Titik bera
dalam tulisan dapat dinyatakan dengan tanda huruf besar, garis bawah, atau huruf
miring. Sedangkan dalam pidato (uraian lisan), titik berat dapat dinyatakan dengan
tekanan suara yang dinaikakan, perubahan nada, isyarat, hentian, dan sebagainya.

4. Memilih Kata-Kata
Setiap oarng yang berpidato harus pandai memilih kata-kata. Kata-kata dapat
berfungsi untuk mengungkapaka, memperhalus, dan menyembunyikan kenyataa. Ada
beberapa ketentuan dalam memilih kata, yaitu :
a. Kata-kata harus jelas
Artinya dalam memilih kata tidak perlu berbelit-belit dan harus dipilih kata-
kata yang sederhana.
b. Kata-kata harus tepat
Artinya, kata-kata yang digunakan harus sesuai denga kepribadian, jenis
pesan,keadaan khalayak dan situasi komunikasi. Kata-kata dalam pertemuan
formal/resmi biasanya lebih kaku daripada pertemuan tidak resmi. Selain itu juga
hindari katakata yang tidak sopan atau vulgar, karena dapat mempengaruhi
khalayak untuk menganggap juru pidato sebagai orang yang memiliki sifat jelek,
dan akhirnya pendengar menolak isi pesan/pidato yang disampaikan.
c. Kata-kata harus menarik
Artinya kata-kata harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan menarik
perhatian bagi orang yang mendengar. Misalnya, istilah Saudara lebih baik
daripada manusia.
5. Tahap-tahap penyampaian Pidato
Sikap dan Kepribadian dalam Berpidato
Sikap dan kepribadian sangat penting selama berpidato. Sikap dan kepribadian
dapat mempengaruhi serta menarik perhatian pendengar untuk mengikuti jalanya
pidota. Lalu apakah yang dimaksud dengan sikap dan kepribadian ? Sikap adalah
gerak gerik atau tingkah laku manusia. Sedangkan kepribadian adalah rangkuman
semua yang ada pada manusia, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, serta
sikap termasuk di dalamnya. Kepribadian adalah sifat-sifat keturunan yang
dipengaruhi oleh gagasan, perasaan, agama, serta lingkungan sekitarnya. Kemudian
sikap dan kepribadian yang bagaimana yang harus dilakukan dalam berpidato ?
Menurut Rachman Hakim (2004 : 15) ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain :
1. Berpikir yang rapi, bersih, dan terasa nyaman dipakai. Warna pakaian juga sangat
berpengaruh sehingga harus dipilih warna yang tidak mencolak. Pemilihan warna
yang mencolok hanya akan membuat perhatian pandangan lebih fokus pada
penampilan juru pidato. Selain itu perlu diperhatikan hal-hal kecil seperti kancing
baju, dasi, kerudung maupun assesoris lainnya.
2. Apa bila melakukan pidato dalam posisi duduk, maka sebelum duduk juru pidato
harus berdiri tegak tanpa gerak. Kemudian kuasai dan pandanglah pendengar dari
baris depan sampai belakang dengan penuh phu perhatian. Sebelum
pendengar/khalayak tenang, jangan mengucapkan kata-kata. Beri salam terlebih dulu
baru kemudian duduk dengan posisi dada tegap, angkat kepala dan tarik bahu ke
belakang. Posisi seperti tersebut dilakukan dengan wajar dan tidak kaku.
3. Apabila berpidato dalam posisi berdiri, kedua tangan dibiarkan menggantung di sisi
badan dan jangan mempermainkan jari. Bila dengan cara tersebut dirasakan kurang
nyaman dan masih gugup, maka tarik kedua tagan ke belakang dan dalam batas
kewajaran.
4. Jangan sering menggerakkan tangan dengan gerakan yang sama. Sesekali lakukan
gerakan yang istimewa untuk member penekanan terhadap kata-kata yang dianggap
penting.
5. Perkataan harus sopan, tidak berkata jorok dan hindari mengulang kata-kata.

Keyakinan dan Pengendalian Diri

Keyakian dapat menimbulkan pengendalian diri, demikian sebaliknya.


Seorang yang gugup dan tidak dapat mengendalikan diri dapat dlihat dari semua sikap
sebsgsi gerakan tingkah laku. Seseoang yang berkeyakinan biasanya berpidao tanpa
gerak isyarat tangan ke muka seperti menutup mulut dan hidung atau menggaruk
kepala. Oleh karena itu jika ingin mengeahui keyakinan juru pidato, khalayak harus
memperhatikan apakah tidak ada gerakan isyarat negative dari penampilannya. Sikap
yang tegak dan percaya diri pada juru pidato yang sudah berpengalaman, merupakan
bentuk keyakinan yang jelas. Selain itu orang yang memiliki keyakinan akan lebih
banyak mengadakan kontak mata serta jarang mengerdipkan mata. Oleh karena itu
jangan menghindari tatapan /pandanagan mata dengan pendengar, serta berdiri dengan
sikap tegak.

Cara Menyampaikan Pidato


Ketika seseorang berpidato, tanggapan yang diberikan khalayak dapat
bermacammacam. Kadang-kadang hanya khalayak di barisan depan saja yang
mendengarkan pidato, sementara dibarisan belakang hanya bercakap-cakap,
mengantuk, bahkan bergurau dengan pendengar lainnya. Dalam hal ini juru pidato
perlu mengoreksi diri dan memahami siapa yang menjadi khalayak atau
pendengarnya. Ada berpa hal yang harus diperhatikan oleh seorang juru pidato saat
berpidato :
1. Media (alat untuk menyampaikan)
Ketika seorang berpidato, maka pendengar dapat menangkap dan
memahami isi pidato melalu beberapa cara, yaitu : pendengaran, penglihatan,
pendengar dan penglihatan, atau pun dengan alat peraga. Oleh karena itu
seorang juru pidato sangat diharapkan mampu menyampaikan pidato yang
bias ditangkap pendengar melalui beberapa cara tersebut. Caranya, agar pidato
dipendengaran terasa enak, maka juru pidato jangan biara dengan nada yang
sama atau monoton. Khalayak akan lebih tertarik dan mendengarkan dengan
baik apabila juru pidato berbicara dengan pola bicara yang berganti-ganti.
Sehingga ada rasa senang dan asyik untuk mendengarkan pidato dari
khalayak. Selain itu buatlah gerakan tangan dan ekspresi wajah yang sesuai
dengan isi pidato dan tidak berlebihan sehingga selain enak didengar, pesan
pidato juga sampai melalui bahsa tubuh.
2. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam berpidato adalah bahasa yang sesuai
dengan keadaan pendengar, masyarakat pedesaan, masyarkat kota atau
kelompok pelajar. Hindari bahasa yang tidak dimengerti oleh khalayak.
Apabila perlu dipergunakanlah bahasa daerah jika khalayak terdiri dari
masyarakat pedesaan yang belum paham bahasa Indonesia. Apabila memakai
istilah asing, pilih istilah yang sering didengar oleh khalayak.
PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN
Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami harapkan kritikan dari teman-teman
serta dosen agar makalah ini menuju pada proses kesempurnaan dan dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai