Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Al-Ghazali pendidikan Islam bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, bukan untuk mencari kedudukan yang menghasilkan uang.
Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan pada mendekatkan diri kepada
Allah SWT, akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian, dan permusuhan.1
Tujuan pendidikan menurut al-ghazali mengarah kepada realisasi tujuan
keagamaan dan akhlak, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan
taqarrub kepada Allah dan bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi atau
mendapatkan kemegahan dunia. Sebab jika tujuan pendidikan diarahkan selain
untuk mendekatkan diri pada Allah, akan menyebabkan kesesatan dan
kemundaratan.
tujuan pendidikan ini sejalan dengan firman Allah SWT, tentang tujuan penciptaan
manusia yaitu Q.S. al-dzariat: 56
َ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َواْ ِال ْن‬
‫س اِالَّ ِليَ ْعبُد ُِن‬
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan karakteristik pendidikan islam
2. Bagaimana karakteristik pendidikan islam

1 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Gaya Media Pratama,2005). Hal. 212

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM
Karakteristik berasal dari kata "characteristic" yang berarti sifat yang khas.
Atau bisa diambil pengertian bahwa karakteristik adalah suatu sifat khas yang
membedakan dengan yang lain.
Sedangkan Pendidikan islam menurut M. Yusuf Al-Qardhawi adalah
pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak
dan ketrampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk
hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan
pahitnya.2
Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu “proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia
dan memetik hasilnya di akhirat”.
Dari definisi diatas, pendidikan Islam adalah suatu proses bimbingan
jasmani, rohani yang berdasarkan pada ajaran-ajaran Islam dan memindahkan
pengetahuan serta nilai-nilai islam untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di
akhirat.
Jadi Karakeristik Pendidikan Islam adalah sifat yang khas dan berbeda dari
yang lain tentang proses bimbingan jasmani, rohani yang berdasarkan pada ajaran-
ajaran Islam dan memindahkan pengetahuan serta nilai-nilai islam untuk beramal di
dunia dan memetik hasilnya di akhirat.

B. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM


1. Perilaku
Menurut Al-Ghazali sebuah perilaku terjadi karena peran dari Junud al-
Qalb atau tentara hati. Dalam diri manusia terdapat dua kelompok Junud al-
Qalb, yaitu yang bersifat fisik berupa anggota tubuh yang berperan sebagia

2 Azyumardi Azra, Menuju Masyarakat Madani, (Bandung: Rosda Karya, 2000). Hal, 5

2
alat dan yang bersifat psikis. Yang bersifat psikis mewujud dalam dua hal
yaitu syhawat dan ghadlab yang berfungsi sebagai pendorong (iradah).
Syahwat mendorong untuk melakukan sesuatu (motif mendekat) dan ghadlab
mendorong untuk menghindar dari sesuatu (motif menjauh). Adapun tujuan
dari perilaku tersebut adalah untuk sampai kepada Allah. Tetapi dalam
praktiknya perilaku ini terbagi ke dalam hirariki motivasi Ammarah
(hedonistik), motivasi Lawwamah (skeptik), dan motivasi Muthmainnah
(spiritualistic).
Untuk itu Al-Ghozali menekankan bahwa pendidikan Islam harus
diterapkan, ditaati dan diamalkan.3 Sebagaimana firman Allah yang artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya
Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula
Untuk menerapkan pendidikan Islam, manusia harus membekali diri
dengan :
a. Iman yang kuat dari lubuk hati yang paling dalam
b. Ikhlas dalam segala amal perbuatan
c. Sabar dalam segala ujian dan cobaan
Hal ini yang pernah di alami dan dilakukan oleh sahabat nabi Muhammad
SAW Bilal bin Rabah, ketika ia akan masuk Islam banyak tantangan-
tantangan yang dihadapi seperti kerikil-kerikil tajam yang menghujam, dan
batu-batu terjal yang menghujam dadanya serta caci maki dari musuh-musuh
bebuyutan. Tetapi ia tetap tegar mempertahankan Islam sebagai agama yang
dipeluknya, sambil mengatakan Allahu Akbar (Allah maha Agung) dan
Allahu Ahad (Allah maha Esa)
Pendidikan Islam adalah pendidikan praktek, mulai dari membina
akhlakul karimah (akhlak yang sempurna) sampai dituntut untuk menegakkan
keadilan dan kebijaksanaan, dengan kata lain bahwa pendidikan Islam bukan
hanya dengan teori atau ucapan belaka, melainkan pendidikan Islam harus

3 Ayyub Dakhilullah, At-tarbiyah ‘Inda Al-Imam Al-Ghozali, ( Beirut: Maktabah ‘Asriyah). Hal.
282-283

3
dibuktikan dan di amalkan serta direalisasikan dalam bentuk nyata melalui 5
pokok pangkal sebagai berikut :
a. Berulang-ulang membaca syahadat (tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad utusan Allah)
b. Menegakkan shalat lima waktu
c. Menunaikan zakat
d. Berpuasa di bulan suci Ramadhan
e. Pergi haji ke Baitullah bagi yang mampu. 4
Sekali lagi Imam Al-Ghozali dan sejumlah cendekiawan Muslim
mengutarakan bahwa pendidikan Islam berpedoman atas sabda Rasulullah
‫ويل لمن يعلم وال يعلم سبع مرات‬
Celakalah orang yang berilmu tapi tidak di amalkan.
‫اشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه هللا بعلمه‬
Siksa yang paling pedih bagi umat manusia pada hari kiamat ialah orang
yang mempunyai ilmu tapi tidak manfaat ilmunya.

Jadi perilaku terjadi karena peran dari Junud al-Qalb atau tentara hati
dengan tujuan untuk sampai kepada Allah. Tetapi dalam praktiknya perilaku
ini terbagi ke dalam hirarki motivasi Ammarah (hedonistik), motivasi
Lawwamah (skeptik), dan motivasi Muthmainnah (spiritualistic) untuk itu
pendidikan Islam harus diterapkan dan di amalkan karena banyak sekali
ancaman Allah bagi manusia yang tidak mengamalkan ajaran pendidikan
Islam.
2. Komprehensif Integral
Komprehensif yaitu luas dan lengkap tentang ruang lingkup isi, integral
yaitu mengenai keseluruhannya meliputi seluruh bagian yang perlu untuk
menjadikan lengkap, utuh, bulat, sempurna, dalam pengertian ini penulis
mengartikan dengan istilah Kesempurnaan dalam karakteristik pendidikan
Islam, Al-Ghozali berpendapat bahwa akidah ialah yang bersandar pada
sendi-sendi Islam, karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai kesatuan

4 Ibid, hal. 285-286

4
individu yang sempurna dan kekuatan yang berbeda-beda bahkan pada
umumnya manusia mempunyai jiwa , nyawa, sukma, hati nurani dan akal
pikiran yang jernih atau cemerlang.
Kemudian Al-Ghozali juga berpendapat tentang kepribadian manusia
terdapat pada pendidikan akhlakul karimah dan akidah islamiah yang
memancarkan atau memantulkan keagamaan, baik tentang kesucian badan
atau raga maupun tentang kesucian jiwa atau nyawa, sehingga kepribadian
muslim yang diinginkan adalah kepribadian yang memiliki tanggung jawab
dan tercermin dalam dirinya nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pengertian kepribadian manusia jika dipadukan dengan
pendidikan islam ialah yang sesuai, selaras dan sepadan dengan corak atau
bentuk islam, karena pada dasarnya manusia mempunyai jiwa individu dan
jiwa universal.
Sebagaimana yang pernah di utarakan oleh Salman Al-Faritsi kepada Abi
Darda sahabat Nabi SAW berkata : bahwa kepribadian manusia terkadang
dipengaruhi oleh sifat positif dan terkadang dipengaruhi oleh sifat yang
negatif, bukankan Rasululullah bersabda :
‫اال ان بالجسد مضغه اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدث فسد الجسد كله اال وهي القلب‬
Ingatlah sesungguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal daging,
apabila baik maka baiklah seluruh jasadnya, sebaliknya apabila rusak maka
rusaklah seluruh jasadnya termasuk hatinya (HR.Bukhari).
Disamping itu pendidikan Islam juga mencakup pendidikan jasmani dan
rohani, sekaligus untuk mendidik akal, karena Islam menjadikan alam
semesta, menjadikan kehidupan, menganjurkan pada pemeluknya untuk
menggali ilmu pengetahuan, untuk memanfaatkan akal pikiran, untuk
merenungi ayat-ayat Allah SWT, untuk untuk memikirkan kebenaran wahyu
Illahi, untuk menghayati kehidupan yang hakiki dan sebagainya, sebagaimana
dijelaskan dalam firman-Nya yang artinya:
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai
telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya

5
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam
dada.(QS.Al-Hajj :46)

ُ ‫سهُ َونَحْ نُ ا َ ْق َر‬


‫ب اِلَ ْي ِه ِم ْن َح ْب ِل ا ْل َو ِر ْي ِد‬ ُ ‫س بِ ِه نَ ْف‬ َ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اْ ِال ْن‬
ْ ‫سا نَ َونَ ْعلَ ُم َما تُو‬
ُ ‫س ِو‬
Artinya : Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya, (QS.Qaaf:16).
Maka sebenarnya kepribadian manusia menurut Al-Ghozali adalah untuk
membentuk kepribadian Islam yang istimewa, untuk mencari jati diri manusia
yang seutuhnya dan untuk membuktikan karakteristik yang sempurna baik
sifat, tabiat, norma, watak, akhlak maupun karakter, semuanya harus terpuji,
seperti yang dimiliki oleh Rasulullah SAW, beliau adalah seorang pemimpin
yang ulung, uswatun hasanah, teladan yang baik, politikus yang jujur,
manusia pilihan dan sebagainya.
Dengan demikian hujjatul Islam (Al-Ghozali) menekankan kepada staf
pengajar dan seorang pendidikan harus memiliki 5 kemampuan diantaranya :
1) Seorang pendidik harus memilki berbagai ilmu pengetahuan yang saling
berkaitan
2) Seorang pendidik harus memiliki ilmu yang terpuji baik ilmu agama
maupun ilmu dunia seperti ekonomi, kebudayaan, kedokteran dan
sebagainya
3) Seorang pendidik harus mencontohkan akhlak terpuji kepada peserta didik
dengan semaksimal mungkin dan sebatas kemampuan
4) Seorang pendidik harus memiliki jiwa seni dan keterampilan atau
kreatifitas sehingga anak didik dapat mengembangkan bakatnya masing-
masing
5) Seorang pendidik harus mengajurkan kepada peserta didik untuk
menangani atau memberantas buta huruf atau aksara, karena pendidikan
adalah penting, sekaligus untuk meraih angan-angan atau cita-cita yang
tinggi.5

5 Op. cit., At-Tarbiyah ‘Inda Al-Imam Al-Ghozali. Hal. 291-292

6
Jadi dalam konsep kesempurnaan ini, mencakup, Aqidah, kepribadian
manusia dan kepribadian muslim, pendidikan jasmani dan rohani, dan 5 syarat
kemampuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, untuk menjadi seorang
muslim yang mempunyai karakteristik yang sejati, jiwa yang tenang dan
kepribadian yang tangguh demi kebahagiaan di dunia maupun di akhirat
kelak, serta merta untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Karakeristik Pendidikan Islam adalah sifat yang khas dan berbeda dari yang
lain tentang proses bimbingan jasmani, rohani yang berdasarkan pada
ajaran-ajaran Islam dan memindahkan pengetahuan serta nilai-nilai islam
untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
2. Perilaku terjadi karena peran dari Junud al-Qalb atau tentara hati dengan
tujuan untuk sampai kepada Allah. Tetapi dalam praktiknya perilaku ini
terbagi ke dalam hirarki motivasi Ammarah (hedonistik), motivasi
Lawwamah (skeptik), dan motivasi Muthmainnah (spiritualistic) untuk itu
pendidikan Islam harus diterapkan dan di amalkan karena banyak sekali
ancaman Allah bagi manusia yang tidak mengamalkan ajaran pendidikan
Islam.
3. Konsep komprehensif integral atau kesempurnaan menurut Alghozali ini,
mencakup, Aqidah, kepribadian manusia dan kepribadian muslim,
pendidikan jasmani dan rohani, dan 5 syarat kemampuan yang harus dimiliki
oleh tenaga pendidik, untuk menjadi seorang muslim yang mempunyai
karakteristik yang sejati, jiwa yang tenang dan kepribadian yang tangguh
demi kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak, serta merta untuk
taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT

8
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Azra, Azyumardi. 2000. Menuju Masyarakat Madani. Bandung: Rosda Karya.

Dakhilullah, Ayyub. At-tarbiyah ‘Inda Al-Imam Al-Ghozali. Beirut: Maktabah


‘Asriyah.

Anda mungkin juga menyukai