Anda di halaman 1dari 8

Youtube Channel : Statistik Model Apip

Judul : 1,5 jam full menguasai beda parametrik dan non parametrik
dengan SPSS.

UJI COMPARASI (UJI PERBANDINGAN)

 Statistik Parametrik : Uji one sampel t-test, uji independent sampel t-test, uji paired
sampel t-test, dan uji anova.
 Statistik Non-Parametrik : Uji proporsi, uji mann whitney, uji wilcoxon, dan uji
kruskal wallis.
 Ringkasan :
1. Uji One Sampel T-Test : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan suatu
ketetapan apabila datanya normal.
2. Uji Independent Sampel T-Test : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan
suatu ketetapan apabila terdiri dari dua kelompok sampel dan datanya normal,
misalkan uji hasil belajar antara eksperimen dan kontrol. Ketika datanya normal
serta berbentuk rasio atau interval.
3. Uji Paired Sampel T-Test : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan suatu
ketetapan apabila sampelnya berpasangan, contoh ingin mengukur perubahan
belajar siswa misalkan antara sebelum dan sesudah diberi percobaan.
4. Uji Anova : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan suatu ketetapan
apabila terdiri lebih dari dua kelompok dan datanya normal, misalkan ingin
menguji hasil belajar siswa yang diberi metode jigsaw, metode STAD dan metode
PBL.
5. Uji Proporsi : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan suatu ketetapan
apabila datanya tidak normal.
6. Uji Mann Whitney : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan suatu
ketetapan apabila terdiri dari dua kelompok sampel, ketika datanya tidak normal
serta berbentuk ordinal dan lain-lain. Uji mann whitney pula digunakan apabila
datanya normal tetapi jenisnya bukan interval atau rasio.
7. Uji Wilxocon : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan suatu ketetapan
apabila terdiri dari dua kelompok sampel dan datanya tidak normal.
8. Uji Kruskal Wallis : uji mean atau membandingkan rata-rata dengan suatu
ketetapan apabila terdiri lebih dari dua kelompok dan datanya tidak normal.
A. Uji One Sampel T-Test
Misalkan terdapat data hasil belajar siswa untuk materi trigonometri, seorang
guru akan menguji hasil belajar siswa apakah sudah mencapai KKM atau belum?
Dimana KKM pada kelas tersebut bernilai 75.
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Copy data hasil belajar siswa
2. Buka aplikasi SPSS
3. Paste data hasil belajar siswa dikolom pada aplikasi SPSS
4. Beri nama “hasil belajar”
5. Klik Analyze – Compare Means – One Sampel T-Test
6. Masukan data hasil belajar – pada test value ”isi dengan nilai KKM kelas
tersebut” – klik OK.
7. Uji one sampel t-test pada aplikasi SPSS akan muncul.
Walaupun rata-rata hasil belajar tidak mencapai KKM tetapi hasil sig pada
aplikasi SPSS mencapai lebih dari 5%, maka sudah dapat disimpulkan bahwa target
guru untuk kasus data hasil belajar siswa telah mencapai KKM.
B. Uji Independent Sampel T-Test
Misalkan terdapat data hasil belajar siswa setelah diberi pembelajaran dengan
model PBL dan data hasil belajar siswa setelah diberi pembelajaran dengan model
konvensional, apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak?
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Copy data hasil belajar siswa dengan model PBL paste dikolom yang berbeda
pada Ms.Excel, kemudian copy hasil belajar siswa dengan model konvensional
dan paste dibawah kolom yang sama dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model PBL
2. Disamping kolom hasil belajar siswa beri lambang 1 untuk model PBL dan beri
lambang 2 untuk model konvensional
3. Copy data pada kedua kolom hasil belajar siswa yang sudah diberi lambang
4. Buka aplikasi SPSS – paste data tersebut
5. Klik Variable View, pada kolom nama untuk baris ke-1 beri nama hasil belajar
dan baris ke-2 beri nama kelompok
6. Untuk data yang diberi lambang 1 beri nama eksperimen dan untuk data yang
diberi lambang 2 beri nama kontrol
Caranya : Pada kolom Value, Klik None – Value “1” – Label “Eksperimen” –
Add, kemudian ulangi untuk Value “2” – Label “Kontrol” – Add – OK.
7. Selanjutnya klik Analyze – Means – Independent Sampel T Test
8. Masukan hasil belajar pada Test Variable dan masukan kelompok pada Grouping
Variable – Define Groups – Group 1 “isi dengan 1” – Group 2 “isi dengan 2” –
Continue – OK
9. Kemudian uji normalitas dengan cara klik Analyze – Nonparametric Tests – 1
Sampel K S – masukan Hasil Belajar – OK
10. Tunggu hasil keluar kemudian lihat nilai sig nya jika lebih dari 5% berarti data
tersebut berdistribusi normal
11. Setelah berdata normal langsung uji independent sampel t test, klik Analyze –
Compare Means – Independent Sampel T Test – masukan Hasil Belajar ke Test
Variable dan masukan Kelompok ke Group Variable – Define Groups – Group 1
“isi dengan 1” – Group 2 “isi dengan 2” – Continue – OK
12. Tunggu hasil keluar, karena data homogen jadi yang dipakai hanya baris Equal
Variances Assumed dan lihat kedua nilai sig jika lebih dari 5% maka tidak ada
perubahan yang signifikan.
Kesimpulannya siswa yang diberi pembelajaran dengan model PBL tidak
memiliki perbedaan yang signifikan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan
model konvensional, makanya kedua model tersebut sama saja.
C. Uji Paired Sampel T Test
Misalkan kita akan menguji hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah
diberi percobaan, apakah ada perubahan atau tidak ? seperti contoh kita ambil data
pretest dan post test.
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Copy data pretest dan post test – buka aplikasi SPSS – paste data pretest dan
postest
2. Klik Variable View – pada baris ke-1 beri nama pretest dan baris ke-2 beri nama
post test
3. Uji normalitas, klik Analyze – Nonparametric Tests – 1 Sampel K S – Test
Variable List masukan data pretest dan post test - OK
4. Uji Paired Sampel T Test , klik Analyze – Compare Means – Paired Sampel T
Test – Variabel 1 diisi data post test – Variabel 2 diisi data pretest – OK
5. Selanjutnya tunggu hasil akan keluar.
Lihat nilai sig nya jika kurang dari 5% maknanya ada perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan percobaan.
D. Uji Anova
Misalkan seorang guru akan membandingkan hasil belajar siswa yang diberi
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) dan model Konvensional (Kontrol).
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Dimisalkan model NHT yaitu Eksperimen 1, model TPS yaitu Eksperimen 2 dan
model Konvensional yaitu Kontrol.
2. Copy data hasil belajar siswa dengan eksperimen 1, ekperimen 2, dan kontrol
paste dikolom yang berbeda pada Ms.Excel, dijadikan satu data dalam kolom
yang sama.
3. Pada kolom yang bersebelahan dengan point ke-2 beri nama data sesuai
ekperimen yang diberikan.
4. Kemudian copy data tersebut – buka aplikasi SPSS – paste data tersebut
5. Kemudian beri nama, klik Variable View – pada kolom label – baris 1 diberi
nama hasil belajar – baris 2 diberi nama kelompok
6. Pada kolom value – klik None – value 1 untuk Label eksperimen 1 – Add, lakukan
hal yang sama untuk ekperimen 2 dan kontrol, kemudian klik OK
7. Uji anova, klik Analyze – Compare Means – One Way Anova – Hasil Belajar –
Dependent List – Kelompok – Factor – Option – Ceklis Descriptive, Homogeneity
– Continue – Post Hoc – LSD - Continue – OK
8. Selanjutnya hasil akan keluar.
Dapat disimpulkan apabila nilai signya kurang dari 5% maka, ada perbedaan
yang signifikan antara model belajar NHT, TPS dan model konvensional.
E. Uji Proporsi
Misalkan ada data hasil belajar siswa, kemudian seorang guru tersebut
menargetkan apabila minimal 80% (ini proporsinya) siswa mendapatkan nilai di atas
KKM dengan nilai 75 maka pembelajaran tersebut dianggap berhasil.
Langkah-langkah penyelesian :
1. Copy data hasil belajar
2. Buka aplikasi SPSS
3. Paste data tersebut, klik Variable View kemudian beri nama hasil belajar
4. Selanjutnya uji proporsi klik Analyze – Nonparametric Tests – Binomial – pada
Test Variable List masukan data hasil belajar – pada Test Proportion – masukan
nilai proposi yang sudah dikurangi 100% (contoh pada soal 100% - 80% = 20% =
0,2) masukan nilai proporsinya yang sudah di ubah kedalam bentuk desimal –
pada Cut Point masukan nilai KKM pada kelas tersebut – Options – ceklis
Deskriptive – Continue – OK
5. Tunggu hasil keluar.
Kesimpulannya jika nilai sig pada tabel Binomial Test bernilai 0,000 atau
kurang dari 5% maknanya siswa yang nilainya lebih dari 75 kurang dari 80%. Jadi
pembelajaran oleh guru tersebut dapat dikatakan belum berhasil.
F. Uji Mann Whitney
Misalkan akan mneguji perbedaan sikap efektif siswa antara kelas yang diberi
model pembelajaran kooperatif tipe jig saw dengan siswa yang diberi model
konvensional.
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Siapkan data hasil belajar siswa yang sudah dikategorikan, misal 1 = cukup, 2 =
cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik.
2. Copy paste data model konvensional dan model jig saw yang sudah dikategorikan
ke Ms.Excel dijadikan satu tabel kebawah.
3. Pada kolom ke 2, beri nama model konvensional dengan angka 1 dan model jig
saw dengan angka 2.
4. Copy data tersebut – buka aplikasi SPSS - paste data tersebut
5. Selanjutnya klik Variable Views – pada kolom Label – baris ke-1 beri nama hasil
belajar – baris ke-2 beri nama kelompok
6. Pada kolom Value – klik None – Value isi dengan angka 1 – Label isi dengan
konvensional – Add – lakukan hal yang sama tetapi Value isi dengan angka 2 –
Label isi dengan jig saw – OK
7. Kemudian klik View – Value Labels
8. Uji man whitney dengan cara klik Analyze – Nonparametic Tests – 2 Independent
Samples – pada Test Variable List isi dengan hasil belajar – pada grouping
variables isi dengan kelompok – Options – Ceklis Descriptive – Continue - OK
9. Tunggu hasil sampai keluar
Jika nilai sig pada pada tabel Test Statistic bernilai kurang dari 5%, maknanya
ada perbedaan hasil belajar antara pembelajaran dengan model konvensional dan
dengan model jig saw. Untuk melihat model pembelajaran yang lebih baik lihat tabel
Ranks kemudian lihat Mean Rank, mean rank yang lebih besar berarti itu model
pembelajaran yang lebih baik.
G. Uji Wilcoxon
Misalkan seorang direktur akan menguji kinerja antar karyawan, dimana
kualitas pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan dengan harapan
pelanggan atau belum.
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Siapkan jumlah data kinerja dan jumlah data harapan dalam Ms.Excel
2. Copy data tersebut – buka aplikasi SPSS – paste data tersebut
3. Selanjutnya klik Variable View – pada kolom label – ubah nama data dengan
kinerja dan harapan
4. Uji wilcoxon, klik Analyze – Nonparametric Test – 2 Related Samples
5. Masukan kinerja ke Test Pairs Variable – Options – ceklis Descriptive – Continue
- OK
6. Tunggu hasil sampai keluar.
Jika nilai sig kurang dari 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja dengan harapan, atau kinerja karyawan belum sesuai
seperti yang diharapkan pelanggan. Akan diperoleh pula berapa banyak karyawan
yang kinerjanya melebihi harapan, sesuai dengan harapan, dan lebih rendah dari
harapan atau tidak sesuai.
Untuk mengkaji lebih dalam dari beberapa item yang terdiri dari indikator
bukti nyata, keandalan, responsivitas, jaminan, dan empati. Indikator manakah yang
harus diperhatikan lebih ?
Langkah-langkah penyelesaiannya dengan menggunakan analisis IPA
(Importan Perfomance Analisis) yaitu sebagai berikut :
1. Tentukan rata-rata (skor empiris, skor ideal, presentase skor) dari bukti nyata,
keandalan, responsivitas, jaminan, dan empati
2. Copy presentase skor yang ada pada kinerja dan harapan, paste presentase skor
harapan dengan menggunakan Paste Spesial – Values – OK
3. Selanjutnya ubah presentase skor kinerja dan harapan menjadi bentuk decimal
dengan cara klik Kanan – Format Cells – Number – Isikan decimal Places 3 – OK
4. Copy indikator-indikator dari kinerja dan harapan ke dalam data vies pada aplikasi
SPSS
5. Selanjutnya klik Graps – Legacy Dialogs – Scatter/Dot – pilih yang paling atas –
Define
6. Kemudian masukan indikator ke Label Cases, kinerja ke X Axis dan harapan ke Y
Axis.
7. Uji IPA, klik Options – ceklis Display Chart With Case Labels S – Continue – OK
8. Tunggu hasil keluar, dan akan diperoleh seperti dibawah ini :

H. Uji Kruskal Wallis


Misalkan mahasiswa tata boga akan menguji perbedaan warna, aroma, tekstur
dan rasa choux pastry kering dengan penambahan subtitusi tepung kulit ari biji
kedelai yang berbeda sebesar 10%, 20% dan 30%.
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Siapkan data dari responder yang sudah diurutkan warna, aroma, tekstur dan rasa
dengan kadar 10%, 20% dan 30%
2. Copy data warna, aroma, tekstur dan rasa – buka aplikasi SPSS – paste data
tersebut
3. Kemudian ubah nama data tersebut sesuai indikator, copy – klik kanan – Paste
Special – ceklis value – ceklis transpose – OK.
4. Selanjutnya copy – buka aplikasi SPSS – Variable Views – Paste
5. Pada baris ke-5 beri nama dengan produk, kembali ke Ms.Excel kadar yang diberi
10% diberi angka 1, 20% diberi angka 2, 30% diberi angka 3, copy kembali ke
aplikasi SPSS kemudian paste
6. Pada kolom value baris ke-5 yaitu produk klik None – Value 1 untuk Label 10% -
Add- Value 2 untuk Label 20% - Add – Value 3 untuk Label 30% - OK
7. Selanjutnya Uji Kruskall Wallis, klik Analyze – Nonparametric Test - K
Independent Samples – masukan satu per satu
 Pada Test Variable List – isi dengan Warna – pada Grouping Varible – isi
dengan Produk – klik Define Range – Minumun isi dengan 1 – Maximum isi
dengan 3 – Continue – OK
 Pada Test Variable List – isi dengan Aroma – pada Grouping Varible – isi
dengan Produk – klik Define Range – Minumun isi dengan 1 – Maximum isi
dengan 3 – Continue – OK
 Pada Test Variable List – isi dengan Tekstur – pada Grouping Varible – isi
dengan Produk – klik Define Range – Minumun isi dengan 1 – Maximum isi
dengan 3 – Continue – OK
 Pada Test Variable List – isi dengan Rasa – pada Grouping Varible – isi
dengan Produk – klik Define Range – Minumun isi dengan 1 – Maximum isi
dengan 3 – Continue – OK
8. Tunggu hasil sampai keluar.
Kesimpulannya jika nilai sig kurang dari 5% maknanya terdapat perbedaan
yang signifikan antara warna, aroma, tekstur dan rasa yang diberikan kadar 10%, 20%
dan 30%. Untuk mengetahui berapa % kadar yang lebih baik lihat tabel Ranks pada
kolom Mean Rank terdapat rata-rata kadar tersebut rata-rata yang paling besar
merupakan % kadar yang lebih baik untuk ditambahkan.

Anda mungkin juga menyukai