Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ Analisis Model – Model Pembelajaran Inovatif

Berdasarkan Kurikulum 2013 “

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlak

yang dibimbing

Oleh:
Dr. Mas’ud, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Hasbunallah 213206030051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (S2)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SHIDDIQ JEMBER

APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah “EVALUASI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK”. Sholawat serta salam tak lupa
kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
hingga terang benderang seperti sekarang ini.

Ucapan terimakasihpun kami ucapkan kepada Bapak Dr. Mas’ud, S.Ag., M.Pd.I.
mempercayakan kami untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “Evaluasi pembelajaran
aqidah akhlak”. dengan judul “Analisis Model – Model Pembelajaran Inovatif Berdasarkan
Kurikulum 2013”

Akhirnya kritik dan saran sunguh kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, dan
harapan kami sekecil apapun makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca,
khususnya bagi mahasiswa.

Jember, 7 April 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (Pasal 1, Ayat 1 UURI No.14/2005). Sebagai pendidik profesional, seorang
guru wajib memiliki: kualifikasi akademik (diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana atau program diploma empat); kompetensi (meliputi: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi); sertifikat pendidik (diberikan kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah).
Terkait dengan kompetensi pedagogik, pendidik harus mengetahui berbagai teori
tentang belajar dan pembelajaran (humanisme, kognitivisme, kontekstualisme, dan
konstruktivisme), sebab teori inilah yang sering memberikan landasan bagi pendekatan
dan metodologi mengajar. Dengan kata lain, pendidik sebagai agen pembelajaran
(learning agent). Yang dimaksudkan agen pembelajaran adalah pendidik berperan antara
lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi
inspirasi belajar bagi peserta didik (UURI No.14/2005). Untuk itulah, pendidik harus: (1)
memahami dan mampu mengaplikasikan berbagai pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran inovatif Berdasarkan kurikulum 2013 untuk menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran yang maksimal, serta (2) memahami dan mampu mengapli-kasikan teori
inteligensi ganda (multiple intelligences) dalam pembelajaran1.
Kebijakan kurikulum 2013 menyebabkan guru sekolah dasar dituntut harus
menciptakan pembelajaran tematik yang memiliki inovasi. Model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

1
Rusman, Model-model pembelajaran;Mengembangkan profesionalisme guru, (Jakarta: Rajawali Press,2016), hal
132
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas (Arends, 2012). Model-model pembelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013
meliputi: Discovery Learning, Problem Based Learning, Project Based Learning. Guru
sekolah masih belum siap menerapkan karena kurang memahami pelaksanaan model
tersebut. Oleh sebab itu, pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan memberikan
wawasan kepada guru jenjang sekolah dasar tentang pentingnya model pembelajaran
dengan langkahl-langkah sebagai berikut. 1) Pemberian Materi tentang Inovasi Model
Pembelajaran tentang inovasi model pembelajaran 2) Membuat RPP, 3) Penerapan di
Kelas masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Model Pembelajaran Inovatif Berdasarkan K13 ?
2. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran Inovatif Berdasarkan K13 ?
3. Apa saja macam-macam model pembelajaran inovatif berdasarkan K13 ?
4. Apa saja Langkah-langkah untuk model pembelajaran inovatif berdasarkan K13 ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran inovatif berdasarkan K13
2. Untuk mengetahui ciri-ciri model pembelajaran Inovatif Berdasarkan K13
3. Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran inovatif berdasarkan K13
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah untuk model pembelajaran inovatif berdasarkan
K13
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Inovatif Berdasarkan Kurikulum 2013


Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. 2 Model pembelajaran merupakan suatu
rangkaian proses belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang melibatkan bagaimana aktivitas
guru dan siswa, dalam desain pembelajaran tertentu yang berbantuan bahan ajar khusus, serta
bagaimana interaksi antara guru siswa bahan ajar yang terjadi. Umumnya, sebuah model
pembelajaran terdiri beberapa tahapan-tahapan proses pembelajaran yang harus dilakukan.
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan
gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style of
Learning and Teaching).3
B. Ciri – ciri Model Pembelajaran Inovatif Berdasarkan Kurikulum 2013
Model pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur
pembelajaran. Model pengajaran mempunyai ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode atau prosedur. Secara umum suatu model pembelajaran dianggap baik menurut para ahli
apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa
2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan perilaku siswa secara positif
3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif
4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga bisa menetapkan
kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar
5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif dalam lingkungannya.4

2
Ibadullah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep Dan Aplikasi) (Magetan: CV. AE Grafika,
2017), hal. 96
3
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi) (Bandung: Refika Aditama, 2014), hal. 37
4
Wahyuari sartono, Metode Pembelajaran Inovatif, (Jakarta : Grasindo,2012), hal 207.
Hal yang sama juga di nyatakan oleh Aris Shoimin dalam bukunya bahwa ciri-ciri model
pembelajaran yang baik anatara lain :
1. Rasional teoritik yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.5
Dari ciri – ciri diatas dapat disimpulkan bahwa secara singkat model pembelajaran inovatif
adalah model yang digunakan guru dalam mengajar yang akan membawa peserta didik untuk
berpikir inovatif. Suatu pembelajaran yang inovatif tentu harus didasari oleh penetapan proses
yang baik. Selain itu, suatu model pembelajaran yang baik harus disusun dan dilandasi pemikiran
yang sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada peningkatan positif perilaku siswa baik ketika
proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca pembelajaran tersebut dilaksanakan.
Selanjutnya, lingkungan belajar yang telah ditetapkan haruslah kondusif, sebagai pendorong agar
siswa lebih aktif, dan agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai keinginan.
C. Macam – macam Model Pembelajaran Inovatif
Pada kurikulum 2013 terdapat tiga model pembelajaran yang menjadi andalan yang bisa
mendukung aktivitas belajar mengajar. Ini didasari pada (Permendikbud No. 103 Tahun 2014)
yang memiliki visi agar siswa bisa berkembang dan mempunyai karakter saintifik, rasa ingin
tahu dan perilaku sosial. Ada Tiga model yang menjadi andalan pada kurikulum 2013 (K13)
yaitu,sebagai berikut : Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), Model Pembelajaran Penemuan
(Discovery Learning).
1. Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum 2013 memiliki
tahapan sebagai berikut:

a. Orientasi peserta didik terhadap masalah

5
Aris Shoimin,68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: ArRuzz Media,2014),hal 24.
Pada tahap ini, guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan
dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang
akan dibahas, bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk
memberi konsep dasar kepada peserta didik. Guru harus bisa memberikan motivasi
peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.

b. Mengorganisasikan peserta didik

Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi, misalnya
membantu peserta didik membentuk kelompok kecil, membantu peserta didik membaca
masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat
hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut..

c. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide
mereka sendiri  untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 

Pada tahap ini guru membantu peerta didik dalam menganalisis data yang telah
terkumpul pada tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah
dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta didik memberi
argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan,
video, atau model.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan
aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta
didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang
dipresentasikan setiap kelompok. Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa agar guru
memberikan penguatan, Dengan demikian peserta didik memiliki konsep yang bulat
tentang kompetensi dasar yang dipelajari.
2. Sintaks Model Project Based Learning (PJBL)
Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang
melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah. Dilakukan secara
berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang
dituangkan dalam sebuah produk. untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara lain:
a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan,
penyusunan, hingga pemaparan produk;
b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.
Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Penerapan Project-based
Learning (PJBL) sebagai berikut:
a) Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual
dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;
b) Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik
menghasilkan satu proyek);
c) Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);
d) Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek
bermuara pada peningkatan hasil belajar;
e) Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia
di lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak
terpakai agar menjadi bernilai guna; dan
f) Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan,
dan menyampaikan produknya kepada orang lain.
Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang guru
hendaknya memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan digunakan.
Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:
a. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;
b. Menganalisis konten/materi pembelajaran;
c. Memahami konteks peserta didik;
3. Metode Discovery Learning
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri6.
D. Langkah – langkah Model Pembelajaran Inovatif Brdasarkan Kurikulum 2013
1. Mengamati (observing)

Peserta didik menggunakan panca indranya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan
apa yang dipelajari. Misalnya untuk mata pelajaran IPA: peserta didik mengamati pelangi, untuk
mata pelajaran Bahasa Inggris: peserta didik mendengarkan percakapan, dan untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia: peserta didik membaca teks.

Fenomena yang dapat diamati secara langsung maupun melalui media audio visual. Hasil
yang diharapkan dari kegiatan ini adalah peserta didik mendapatkan pengetahuan secara faktual,
pengalaman, dan serangkaian informasi yang belum diketahui (gap of knowledge). Kegiatan
mengamati juga akan membantu peserta didik menginventarisasi segala seseatu yang belum
diketahuinya tersebut.

Supaya kegiatan mengamati dapat terlaksana dengan baik, maka sebaiknya guru perlu
menemukan fenomena yang akan diamati, merancang, mempersiapkan, menunjukkan atau
menyediakan sumber belajar yang relevan dengan Kompetensi Dasar atau materi pembelajaran
yang akan diamati oleh peserta didik.

2. Menanya

Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahaminya.


Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup jawaban tentang pertanyaan faktual,
konseptual, maupun prosedural, sampai pada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil dari
kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan peserta didik, khususnya yang mengarah atau relevan
dengan indikator-indikator Kompetensi Dasar yang sudah dirumuskan. Guru membantu peserta
didik dalam merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang ingin diketahui, agar dapat

6
Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung : Alfabeta, 2011), hal 49
melakukan atau menciptakan sesuatu. Misalnya, guru membantu peserta didik dengan
merumuskan pertanyaan pancingan terkait dengan apa yang sedang diamati.

3. Mengumpulkan Informasi/Mencoba

Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya: melakukan eksperimen,
mengamati objek atau aktivitas, wawancara dengan narasumber, membaca buku
pelajaran/kamus/ensiklopedia/serangkaian data statistik. Sedangkan guru memfasiltasi sumber-
sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media, serta alat peraga, alat dan bahan eksperimen.
Guru juga bertugas membimbing dan pengarahkan peserta didik untuk mengisi lembar kerja,
menggali informasi tambahan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik
memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil dari kegiatan ini adalah serangkaian
data atau informasi yang relevan dengan serangkaian Kompetensi Dasar.

4. Menalar/Mengasosiasi

Peserta didik mengolah informasi yang sudah dikumpulkan. Dalam tahap kegiatan ini,
peserta didik memecah, memilah, dan memilih informasi, mengklasifikasikan, atau menghitung
dengan cara tertentu untuk menjawab pertanyaan. Pada langkah ini, guru mengarahkan agar
peserta didik dapat menidentifikasi, mengklasifikasi, atau menghubungkan data dan informasi
yang diperoleh. Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan-simpulan yang merupakan jawaban
atas pertanyaan yang dirumuskan.

5. Mengomunikasikan

Peserta didik menyampaikan simpulan hasil hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
menyampaikannya melalui media lain. Pada kegiatan ini, peserta didik dapat juga dapat
memajang atau memamerkan hasil karyanya di ruang kelas atau mengunggah (upload) pada blog
yang dimiliki. Guru memberikan umpan balik, memberikan penguata, dan memberikan
penjelasan secara lebih luas, membantu peserta didik untuk menentukan butir-butir penting dan
simpulan yang akan dipresentasikan.
Pendekatan saintifik sebagai ruh dari kurikulum 2013 tersebut harus senantiasa mewarnai
dalam kegiatan pembelajaran yang dikelola oleh guru. Kegiatan pembelajaran sendiri, pada
umunya meliputi tiga tahapan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif,
sehingga memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sebagai contoh, ketika memulai pembelajaran, guru menyapa peserta didik dengan nada
bersemangat dan gembira, mengecek kehadiran peserta didik, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran karena terkait langsung
dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam pendekatan saintifik ditujukan
untuk memperoleh konsep, hukum, atau prinsip oleh peserta didik dengan bantuan guru melalui
langkah-langkah kegiatan yang sudah dijelaskan dalam pendahuluan. Pada akhir kegiatan inti,
ada validasi data terhadap konsep, hukum, atau prinsip yang telah dikonstruk oleh peserta didik
sendiri.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup ditujukan untuk beberapa hal pokok, Pertama, pengayaan materi pelajaran


yang dikuasai oleh peserta didik. Pengayaan dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada
peserta didik dengan membaca buku pelajaran atau sumber informasi lainnya untuk
memantapkan pemahaman materi. Guru juga dapat meminta peserta didik untuk mengakses
sumber-sumber informasi dari internet. Kedua, guru dapat memberikan kegiatan remidial apabila
terdapat peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Selain itu, guru dapat
memberikan tugas tuma dan memberitahukan materi atau kompetensi berikutnya yang akan
dipelajari7.

BAB III
7
M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo : Learning Center, 2015), hal 1
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi pembelajaran yang dilakukan guru menentukan keberhasilan pencapaian
indikator pembelajaran. Salah satu cara menciptakan inovasi dalam pembelajaran adalah
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Model Inquiry Project salah satu
model yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Rusman.2016. Model-model pembelajaran;Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta:
Rajawali Press.

Malawi, Ibadullah & Ani Kadarwati. 2017. Pembelajaran Tematik (Konsep Dan Aplikasi).
Magetan: CV. AE Grafika.
Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama.
Wahyuari sartono. 2012. Metode Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Grasindo.
Aris Shoimin,68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. 2014. Yogyakarta:
ArRuzz Media.
M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. 2015. Sidoarjo :
Learning Center.

Anda mungkin juga menyukai