Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENDA ZAT TUNGGAL


DAN ZAT CAMPURAN DALAM PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
Harunsius Gelingging1) Benediktus
Ege2) fitria
Carli Wiseza3)

E-mail : harunsiusgelingging@gmail.com

Email : Benediktus Ege

Email : Fitriawiseza@gmail.com

1)
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka
2)
Dosen Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
3)
Pembimbing Karya Ilmiah Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena siswa-siswi pada saat pelaksanaan proses belajar
mengajar guru menjelaskan mata pelajaran terutama IPA dengan cara ceramah dan tanya
jawab siswa kurang fokus/sibuk sendiri-sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang lengkap tentang Penggunaan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Benda Zat Tunggal dan Zat Campuran dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, pada penelitian ini penulis melaksanakan pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode Demonstrasi yang belum dilakukan sebelumnya. Pendekatan penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 10 Rosak semester genap tahun pelejaran
2022/2023, dengan jumlah keseluruhan siswa 13 orang, siswa laki-laki 5 orang dan siswi
perempuan 8 orang, penelitian ini menggunakan 2 siklus, masing-masing siklus 1 kali
pertemuan. Data yang diperoleh berupa hasil tes tertulis kegiatan belajar mengajar. Hasil
penelitian yang diperoleh bahwa hasil belajar siswa dengan penerapan metode Demonstrasi
pada materi zat tunggal dan zat campuran dilingkungan di Kelas V SD Negeri 10 Rosak ada
peningkatan dengan persentase setiap siklus sebagai berikut : pada Siklus I 40% dan
meningkat menjadi 80% pada Siklus II,
Setelah diberikan tindakan, hasil belajar siswa semakin kelihatan meningkat dari siklus I dan
siklus II, pada siklus I terdapat 8 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dengan rata-rata
nilai 56, dan pada siklus II hanya terdapat 2 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
dengan rata-rata nilai siswa 64. dari data hasil penelitian/pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi pada meteri benda zat tunggal dan zat
campuran dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : hasil belajar, demonstrasi, IPA kelas V SD.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
potensi sumber daya manusia (siswa) dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan belajar siswa. Sekolah dasar merupakan salah satu jenjang dalam pendidikan
yang harus dilalui oleh anak berumur tujuh sampai dengan dua belas tahun. Beberapa
mata pelajaran di ajarkan pada level sekolah dasar salah satunya Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Selain itu pendidikan juga memiliki peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, oleh karena itu Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan
manusia dalam aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan dapat
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, yaitu pengembangan
potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional,
social dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karekteristik lingkungan
fisik dan social budaya dimana individu itu hidup, menurut UU NO. 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan Pendidikan sebagai usaha sadar
untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangan potensi diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Siswa adalah peserta didik
yang mengenyam Pendidikan disebuah Lembaga Pendidikan sekolah mulai dari
sekolah dasar (SD) sampai kejenjang Pendidikan menengah atas (SMA), Siswa
menengah kejuruan (SMK).
Pada proses belajar mengajar merupakan bagian dari Pendidikan yang sangat
penting. Tinggi atau rendahnya mutu Pendidikan merupakan hasil atau produk dari
proses pembelajaran. Pemahaman siswa tentang materi pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri, berbagai upaya dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, seperti diklat guru serta penyediaan sarana
Pendidikan lainnya. Namun demikian, hasil belajar belum menunjukan peningkatan
yang diharapkan. Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya faktor siswa itu sendiri, guru, lingkungan dan lain-lain.
Dalam proses pembelajaran, semua faktor atau aspek tersebut akan saling berinteraksi
satu sama lain yang pada akhirnya akan menghasilkan rendahnya mutu Pendidikan.
Saat ini guru dituntut lebih professional dengan berlakunya Undang-undang Nomor
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Hasil belajar merupakan pencapaian seseorang atas perubahan perilaku, dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotoris dalam proses belajar yang dilakukannya
dalam waktu tertentu. (Asep Jihad, 2013). Hasil belajar juga merupakan tingkat
keberhasilan siswa yang diperoleh dari hasil tes sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari disekolah. Kurikulum yang diterapkan di SD Negeri 10 Rosak adalah
kurikulum 2013, semester dua tema enam sampai tema sembilan. Salah satu muatan
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar kelas 5 tema 9 dengan tema Benda-Benda di
sekitar kita. Didalam materi IPA tersebut terdapat materi zat tunggal dan zat
campuran. Zat tunggal merupakan zat yang terdiri atas materi sejenis. Contoh benda
termasuk dalam zat tunggal adalah air, garam, gula, dan, pasir. Zat campuran adalah
zat yang terdiri atas beberapa jenis materi atau zat tunggal. Campuran dapat
dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen
merupakan campuran yang zat penyusunnya tercampur sempurna. Pada campuran
homogen, zat penyusunnya tidak dapat dibedakan. Contoh : air garam, gula air,.
Campuran homogen merupakan campuran yang sering kita lihat didalam kehidupan
kita sehari-hari. Campuran heterogen merupakan campuran yang zat penyusunnya
tidak tercampur sempurna. Pada campuran heterogen, zat penyusunnya masih dapat
dibedakan. Contoh: campuran air dengan kopi, air dengan minyak goreng, dan air
dengan pasir.
Pengertian metode mengajar menurut Amri (2013:113) metode belajar
mengajar dapat diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau
menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, atau anak melalui sebuah kegiatan
belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan lain-lain. Guru
sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara
sengaja, sistematis dan berkesinambungan, sedangkan anak sebagai subjek
pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar aktif yang diciptakan
guru. Menurut (Berdiati, 2015), “Tindakan yang dirancang untuk mendukung suatu
proses belajar siswa, dimana memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang
menjadi peran penting untuk kejadian-kejadian internal yakni merupakan tindakan
pembelajaran.” Pembelajaran merupakan interaksi guru dengan siswa bertujuan agar
adanya perubahan sikap. (Asep Jihad, 2013). Pembelajaran tidak hanya dilakukan
seseorang ketika sedang melakukan aktivitas ataupun ketika berhenti dilakukan oleh
seseorang, melainkan pembelajaran yang bisa terjadi dimana saja dan pada level yang
berbeda-beda secara individual, kolektif, ataupun sosial. (Wenger dalam Miftahul
Huda, 2017)
Keberhasilan suatu Pendidikan ditandai dengan peningkatan hasil belajar
siswa untuk setiap mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Berdasarkan hasil evaluasi mata pelajaran IPA materi benda zat tunggal dan zat
campuran yang dilakukan oleh penulis ternyata sebagian besar siswa dikelas V SDN
10 Rosak, Kecamatan Jangkang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM. Yaitu 60, sedangkan KKM Untuk materi benda Zat Tunggal dan Zat
Campuran adalah 60. Hal tersebut disebabkan karena pada saat pembelajaran
berlangsung, guru mengunakan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang
memahami materi yang disampaikan. Atas dasar hal tersebut diatas maka penelitian
ini perlu dilakukan karena beberapa hal, yaitu (1) guru sulit menjelaskan materi benda
zat tunggal dan zat campuran. (2) anak belum memahami meteri tantang benda zat
tunggal dan zat campuran).
(3) nilai yang dicapai siswa dalam pembelajaran IPA tentang benda Zat Tunggal dan
Zat campuran masih kurang atau dibawah KKM. Rendahnya hasil belajar siswa yang
disebabkan kurang maksimalnya upaya guru dalam pembelajaran IPA tentang benda
Zat Tunggal dan Zat Campuran, merupakan permalahan yang melatarbelakangi
penulis untuk melakukan penelitian di kelas V dengan Judul ” Penggunaan Metode
Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Benda Zat
Tunggal dan Zat Campuran dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN 10 Rosak.
Menurut Afifi (2017:69-70), dengan metode demonstrasi siswa berkesempatan
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam
proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan yang
diharapkan. menurut Tri Umi Faridah Hayati. (2021) Metode demonstrasi dapat
mengurangi kesalahan dalam hal pengertian antara siswa dan guru bila di bandingkan
dengan metode ceramah dan metode tanya jawab, karena dengan metode demonstrasi
siswa akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses sesuatu yang
telah didemonstrasikan. Menurut Ranya (2013:62) pembelajaran melalui metode
demonstrasi ini menawarkan strategi pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif
dan kreatif. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses
pembelajaran dengan disertai penjelasan lisan. Dalam pembelajaran demonstrasi juga
diberikan penjelasan terlebih dahulu. Penjelasan tentang langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam setiap tahap dalam kegiatan pembelajaran. Dengan metode
demonstrasi mengurangi kesalahan pengertian antara siswa dan guru. Menurut Rini
(2014:68) Pendidikan IPA di sekolah dasar sangatlah penting. Oleh karena itu,
seorang guru perlu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA dengan
efektif dan efisien, agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai, dengan
menerapkan berbagai strategi, metode dan pendekatan mengajar yang sesuai dengan
karakteristik dan perkembangan siswa. Menurut Nahdi (2018:10) Untuk mencapai
pembelajaran IPA yang bermakna dan mampu mengaktifkan siswa untuk menguasai
konsep-konsep materi pembelajaran IPA yang mampu diterapkan siswa dalam
kehidupan sehari-hari maka peran guru sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menyajikan pembelajaran
IPA yang melibatkan siswa secara langsung. Dalam metode demonstrasi, guru
memberikan contoh secara langsung, kemudian siswa dapat mempraktikkan sesuai
dengan petunjuk dan arahan dari guru. Secara garis besar metode pembelajaran
demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang menunjukkan atau mencontohkan
kepada siswa suatu proses terjadinya peristiwa atau benda yang diperagakan oleh
guru. (Trisnawaty, 2017:40)
Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran IPA perlu menggunakan strategi, metode, dan pendekatan mengajar
yang sesuai dengan karakteristik siswa. Penggunaan metode demonstrasi dapat
mendorong siswa untuk berpartisifasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung,
serta dapat mengembangkan kecakapannya, sehingga siswa dapat lebih memahami
materi pelajaran yang diajarkan dengan baik. Dengan menerapkan berbagai strategi
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh hasil belajar yang rendah tentang mata
pelajaran IPA materi zat tunggal dan zat campuran, dimana sebelumnya guru hanya
memberikan materi dengan cara menggunakan metode ceramah kepada siswa. tapi,
hasil belajar siswa masih rendah. Dari hasil observasi dengan cara memberikan
pertanyaan langsung kepada siswa untuk mengidentifikasi zat campuran homogen dan
heterogen, siswa masih bingung untuk mengetahui zat mana yang termasuk homogen,
dan zat mana yang termasuk zat heterogen. Dari jumlah siswa sebanyak 13 siswa
kelas 5 di SD Negeri 10 Rosak, hanya diperoleh 5 siswa yang memperoleh nilai di
atas KKM. KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 60. Sedangkan siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM mata pelajaran IPA adalah 8 anak. Atas dasar realitas
tersebut, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengubah metode
mengajar saya yang sebelumnya saya lakukan dengan menggunakan metode ceramah,
saya ganti dengan menggunakan metode demonstrasi+ceramah. Hal ini tidak berarti
metode ceramah adalah metode yang tidak bagus, namun perlu adanya penambahan
penggunaan metode yang lebih tepat agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi
siswa. Penggunaan metode demonstrasi merupakan cara pembelajaran dengan cara
memberikan penjelasan kepada siswa tentang bahan-bahan apa saja yang diperlukan,
langkah-langkah dan tahap apa saja yang harus dilakukan, serta kesimpulan dari hasil
demonstrasi yang telah dilakukan. Dengan demikian, maka penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai mata pelajaran IPA tentang materi
zat campuran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lengkap
tentang Penggunaan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Benda Zat Tunggal dan Zat Campuran dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, pada siswa kelas 5 semester 2 tahun ajaran 2022/2023.
Beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh pendekatan saintifik pada
metode demonstrasi, antara lain sebagai berikut :
1. Latifah menyatakan bahwa “metode demonstrasi mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ipa materi benda
tunggal dan campuran di kelas v min 1 hulu sungai selatan Tahun
2020/2021
2. Penelitian yang dilkakukan oleh Tri Umi Faridah Hayati, 2021)
Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Zat Campuran pada Siswa Kelas 5 SDN Minomartani 2.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang
berjudul: “penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi zat tunggl dan zat campuran dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam kelas V SDN
10 Rosak.
A. METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian tindakan
kelas (PTK), yaitu melakukan dua siklus, dalam satu siklus dilakukan satu kali pertemuan
Berikut ini gambar siklus penelitian tindakan kelas:

Gambar 1
Dari gambar di atas dapat di jelaskan, bahwa Siklus I meliputi empat tahapan, yakni
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1) Tahap Perencanaan. Pada kegiatan
ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan alat dan
bahan/media pembelajaran, dan membuat instrumen penelitian. 2) Tahap Pelaksanaan. Pada
tahap ini dilaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. 3) Tahap
Pengamatan. Kegiatan observasi dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Seluruh kemajuan dan kendala yang terjadi selama pelaksanaan dicatat untuk dapat ditindak
lanjuti. 4) Tahap Refleksi.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Rosak, kelas 5 semester 2 dengan
jumlah siswa 13. Berjenis kelamin laki-laki ada 5 orang siswa, dan berjenis kelamin
perempuan ada 8 siswa.
a. Langkah pertama Peneliti melakukan observasi tentang hasil belajar siswa
kelas 5 semester 2 pada mata pelajaran IPA materi zat campuran. Berdasarkan
observasi yang dilakukan, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
zat campuran adalah rendah.
b. Langkah kedua Peneliti melakukan pelaksanaan siklus 1 yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setelah dilakukan
refleksi, maka dapat diketahui kekurangan pada siklus 1, sehingga diperlukan
rencana perbaikan pembelajaran pada siklus 2.
c. Langkah ketiga Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, peneliti melakukan
rencana perbaikan untuk melakukan pelaksanaan siklus 2 yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
d. Langkah keempat Menghitung kenaikan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata
pelajaran IPA materi zat campuran dari kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus
2.
e. Langkah keempat Memberikan angket kepada siswa tentang metode
demonstrasi. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode demonstrasi.
Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
kognitif yang diperoleh oleh siswa rata-rata mencapai nilai KKM mata
pelajaran IPA, yaitu 60.
Kegiatan yang dilakukan adalah menemukan solusi dari kendala yang ditemukan dalam
pelaksanaan, sehingga solusi yang dibuat memperbaiki proses pembelajaran pada tindakan
berikutnya. Pelaksanaan siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I, yaitu untuk
memperbaiki proses pembelajaran menggunkan model demonstrasi berbasis pendekatan
saintifik pada siklus I. Pelaksanaan siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Hanya saja,
pada siklus II tindakan yang dilaksanakan adalah penyempurnaan dari siklus I. Sehingga
tindakan pada siklus II mengalami perbaikan dalam proses pembelajarannya. Dengan kata
lain telah mampu mencapai tujuan yang direncanakan dan dilaksanakan pada penelitian ini.
Pada akhir siklus II dilakukan suatu refleksi yang merupakan kegiatan akhir merumuskan
hasil dari semua kegiatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Paparan Data Hasil Penelitian
Deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penggunaan Metode
Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi benda zat tunggal dan
campuran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI SDN 10 Rosak” dapat
peneliti uraikan dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran,yang telah dirancang oleh peneliti
dengan subyek penelitian siswa kelas VI SDN 10 Rosak Kecamatan Jangkang Kabupaten
Sanggau yang berjumlah 13 orang, yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa
perempuan. Usaha meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi
dilakukan dalam 2 siklus, setiap 1 siklus terdiri dari 1 kali pertemuan.
Deskripsi Siklus 1
Langkah kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
A. Perencanaan Pembelajaran Pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan
berupa : (1) Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2)
Menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran , (3) Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4) Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen tentang materi zat campuran.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pada saat kegiatan pembelajaran, siswa antusias
mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1)
Kelas dimulai dengan dibuka salam, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa. (2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
serta langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan. (3) Mengaitkan
materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan
dikaitkan dengan pengalaman siswa (apersepsi). (4) Memberikan gambaran
tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari. (5) Guru menjelaskan langkah-langkah membedakan zat campuran
homogen dengan zat campuran heterogen. (6) Siswa praktik membedakan
materi zat campuran homogen dan heterogen dengan bimbingan guru
berdasarkan pembagian kelompok. Mendemonstrasikan kegiatannya di depan
kelas dan melaporkan hasilnya. (7) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
(8) Salam dan doa penutup.
C. Pengamatan Semua proses pembelajaran diamati menggunakan lembar
observasi yang telah disusun sebelumnya, terkait perilaku siswa dalam
pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
D. Refleksi Berdasarkan analisis terhadap hasil pengamatan yang dilakukan, ada
beberapa hal yang direfleksikan ke dalam tindakan selanjutnya agar
pelaksanaan pembelajan mengenai materi zat campuran tersebut lebih
meningkat. Beberapa hal penting tersebut diantaranya: 1) Ada beberapa anak
yang masih bingung dengan istilah homogen dan heterogen. 2) Ada beberapa
anak yang masih bingung untuk membedakan tercampur sempurna atau tidak
tercampur sempurna.

Deskripsi Siklus 2
Langkah kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut : a.
Perencanaan Pembelajaran Pada tahap perencanaan pembelajaran ini, peneliti
melakukan perencanaan dengan melakukan kegiatan berupa: (1) Mengidentifikasi
standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) Menetapkan indikator dan tujuan
pembelajaran, (3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4)
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi tentang materi zat
campuran. b. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut: (1) Kelas dimulai dengan dibuka salam, menanyakan kabar, dan
mengecek kehadiran siswa, (2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, (3) Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
dan diharapkan dikatkan dengan pengalaman siswa (apersepsi), (4) Memberikan
gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, (5) Guru menjelaskan langkah-langkah membedakan zat
campuran homogen dengan zat campuran heterogen, (6) Siswa praktik
membedakan materi zat campuran homogen dan heterogen dengan bimbingan
guru berdasarkan pembagian kelompok. Mendemonstrasikan kegiatannya di
depan kelas dan melaporkan hasilnya, (7) Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran, (8) Salam dan doa penutup. c. Pengamatan Semua proses
pembelajaran diamati menggunakan lembar observasi yang telah disusun
sebelumnya, terkait perilaku siswa dalam pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. d. Refleksi Berdasarkan analisis terhadap hasil pengamatan yang
dilakukan, ada beberapa hal yang direfleksikan ke dalam tindakan selanjutnya
agar pelaksanaan pembelajan mengenai materi zat campuran tersebut lebih
meningkat. Beberapa hal penting tersebut diantaranya: 1) Guru memberikan lagi
penjelasan mengenai istilah campuran homogen dan campuran heterogen kepada
siswa, sehingga siswa lebih jelas dan paham. 2) Guru menjelaskan lagi,
bagaimana yang disebut tercampur sempurna dengan tercampur tidak sempurna.
Berikut ini Data hasil belajar siswa mengenai materi benda zat tunggal dan zat campuran,
Siklus I dan Siklus II, yaitu:
NO NAMA SISWA KKM Nilai
Siklus I Siklus II
1. AMIRA MAHARANI 60 65 65
2. ANGGELA MARIA 60 65 75
3. FINSENSIUS FINSEN 60 45 50
4. KATARINA SELIN 60 75 80
5. LAURA LUSIANA ANJELIKA 60 55 60
6. MARSIA MARISNA FEBRIANI 60 50 60
7. MESINALDO 60 45 65
8. RANGGA 60 50 60
9 REBIANTO 60 65 65
10 VINSENSIUS 60 50 55
11. SISKA 60 40 60
12. WINANI 60 55 60
13. YULISKA NESA 60 68 77
Jumlah 728 832
Rata-rata 56 64
Tuntas 5 11
Tidak Tuntas 8 2
Presentase ketuntasan 40% 80%

Pada siklus 1 penelitian menerapkan pembelajaran Demonstrasi untuk mengetahui


kemampuan siswa dalam memahami apa itu zat tunggal dan apa itu zat campuran serta
contoh -contoh zat tunggal dan campuran yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, Dari
data diatas dapat diketahui bahwa dari 13 siswa, hanya 5 siswa yang tuntas di atas KKM
pada siklus I, sedangkan 8 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau tidak tuntas, dengan
rata-rata nilai hanya 56. Hal ini dikarenakan, masih ada beberapa siswa yang belum
termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah dan demonstrasi, siswa
kurang semangat dalam pembelajaran ceramah dan demonstrasi dikarenakan saat melakukan
demonstrasi belum maksimal dalam kontek memahami materi. Dikarenakan masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai KKM, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus
berikutnya dengan beberapa hal yang perlu di perbaiki, yaitu: (1) Pengelolaan waktu belum
efisien, (2) demonstrasi dibuat semenarik mungkin, (3) Tambahkan video pembelajaran agar
lebih menarik perhatian peserta didik. Berdasarkan hasil observasi di atas, guru melakukan
refleksi diri dan memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai berikut: (1)
Mengelola waktu secara efisien, (2) Menggunakan media untu demonstrasi yang sudah
dikenal peserta didik, (3) Menambahkan video pembelajaran agar lebih menarik perhatian
peserta didik.
Pada siklus II ini merupakan perbaiki dari siklus 1 yaitu menerapkan pembelajaran
demonstrasi dengan sedikit ceramah serta demonstrasinya dimeja guru, tidak seperti pada
siklus 1 demonstrasinya pada meja kelompok masing-masing sehingga siswa kurang fokus
memperhatikan pada saat berdemonstrasi tentang zat tunggal dan zat campuran. Dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa, dari 13 siswa pada kegiatan pembelajaran yaitu disiklus I
(sebelum dilakukan perbaikan) terdapat 8 siswa yang mencapai nilai dibawah KKM. Setelah
dilakukan perbaikan siklus II, hasil belajar siswa meningkat menjadi hanya tersisa 2 orang
siswa yang nilainya dibawah KKM atau 11 siswa yang mencapai nilai di atas KKM dengan
nilai rata-rata kelas 64.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan yang terjadi terhadap persentase hasil
belajar siswa dari siklus I 40% dan pada siklus II menjadi 80% (meningkat 40%). Dari
peningkatan tersebut maka hasil belajar siswa sudah berhasil.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi dalam
pembelajaran IPA kelas V SDN 10 Rosak Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau. Secara
khusus dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA kelas VI SDN 10 Rosak Kecamatan Jangkang
Kabupaten Sanggau telah terlaksana dengan efektif melalui suatu penelitian dalam setiap
siklus.
2. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi pada
pembelajaran IPA kelas V SDN 10 Rosak Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau
terdapat peningkatan dari setiap siklusnya. Hasil pembelajaran siklus I hanya mencapai
nilai rata-rata 56, dengan persentase ketuntasan 40%. Hasil pembelajaran siklus II nilai
rata-rata siswa meningkat menjadi 64 dengan persentase ketuntasan 80%.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran penulis sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus menerus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
memperbaiki kenerja dan hasil belajar siswa menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.
2. Kepada pihak sekolah supaya hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan dalam
pembelajaran IPA pada materi Zat Tunggal dan Zat campuran di kelas V Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA

Afifi, R. (2019). Penerapan metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA. Jurnal Wahana Pendidikan, 4(1), 68-85.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jwp/article/view/387
Berdiati, Ika. (2015). Pembelajaran Efektif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Beniwati, Lusi. (2015). Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Wujud Zat Dan Perubahannya di Kelas VII SMP Negeri 22 Pontianak.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Pontianak. IKIP-PGRI.
Huda, Miftahul. (2017). Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
Jihad. Asep. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo
Irene MJA, dkk (2018) BUPENA Untuk SD/MI Kelas 5, Jakarta : Penerbit Erlanga.
Fitriyani, Rezky. 2019. meningkatkan hasil belajar siswa materi zat tunggal dan campuran
pada tema benda-benda di sekitar kita menggunakan kombinasi model group investigation
(GI). Demonstration dan word square dikelas V SDN Simpang Empat Kabupaten Banjar.
Skripsi program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Tema 2 peristiwa
dalam kehidupan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI kelas 5. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nahdi, D. S., Yonanda, D. A., & Agustin, N. F. (2018). Upaya Meningkatkan Pemahaman
Konsep Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal
Cakrawala Pendas, 4(2) : 9-16. https://core.ac.uk/download/pdf/228882831.pdf
Latifah. (2020). meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi dalam
pembelajaran ipa materi benda tunggal dan campuran di kelas v min 1 hulu sungai selatan
Latifah
Rini, R., Tangkas, I. M., & Said, I. (2014). Meningkatkan hasil belajar siswa melalui
penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas III SDN Inpres
Tunggaling. Jurnal Kreatif Online, 2(1).
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/2987
Sutarno, (2003) dalam hadi, (2013) Materi pembelajaran IPA di SD. Jakarta Universitas
Indonesia.
Tri Umi Faridah Hayati. (2021) Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Materi Zat Campuran pada Siswa Kelas 5 SDN Minomartani 2 Jurnal Penelitian Inovatif
(JUPIN) DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.79 Vol. 2, No. 2, Agustus 2022, Hal. 297-306
p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366
Trisnawaty, F. (2017). Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD. Jurnal Satya Widya, 33(1), 37-44.
Universitas Terbuka. (2022). Panduan Mata Kuliah Karya Ilmiah Program Sarjana dan
Diploma IV UT. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
http://keratonilmu.blogspot.com/2013/05/metode-demonstrasi.html. diakses pada tgl. 5 Mei
2023

Anda mungkin juga menyukai