Anda di halaman 1dari 26

TUGAS FINAL

KURIKULUM DAN INOVASI PIPS

Dosen Pengajar:
Dr. Ersis Warmansyah Abbas, M.Pd

Oleh:
Novia Maulinda (A2A215013)

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
Soal
1. Berikan analisis argumentatif tentang kurikulum dan inovasi Pendidikan

IPS !
2. Hal apa saja sebagai inovasi PIPS pada kurikulum 2013 !
3. Buatlah RPP berdasarkan elemen kurikulum 2013 !
4. Bagaimana implementasi evaluasi autentik dalam pembelajaran IPS

beradsarkan tema pokok IPS !


5. Bagaimana pendapat Saudara tentang pendidikan IPS berbasis kearifan

lokal !
JAWABAN

1. Menurut saya kurikulum adalah seperangkat rencana untuk mencapai tujuan

pembelajaran, dimana kurikulum tidak sama dengan daftar pelajaran dan

dalam implementasinya apapun kurikulum yang digunakan, apakah itu

kurikulum 2006, kurikulum 2103 tergantung daripada kemampuan guru

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.


Dalam kurikulum harus memuat empat komponen yang saling bergantung

satu sama lain, yaitu:

TUJUAN
MATERI (IIS, Humaniora, Ilmu-
Ilmu Alam, dan Teknologi)

EVALUASI

9
METODE

Berkaitan dengan Inovasi Pendidikan IPS adalah merupakan

perbaikan, inovasi konsep. Dalam hal ini, inovasi tidak sama dengan

perubahan. Perubahan merupakan perubahan terhadap esensi, elemen


daripada kurikulum. Sedangkan inovasi adalah perbaikan konsep

dimana dalam perbaikan tersebut bisa dikaitkan dengan perubahan

dimana IPS dalam penyampaian materi bukan lagi hanya terdiri dari

sudut sejarahnya saja,ekonominya saja, sosiologinya saja, ataupun

geografinya saja tetapi berdasarkan tema-tema dimana didalam tema

tersebut, siswa diajarkan melalui berbagai sudut pandang, mulai dari

aspek ekonominya, aspek sejarahnya, aspek sosiologinya ataupun aspek

geografinya (IIS), dan aspek atau ilmu-ilmu lain seperti ilmu budaya

(humaniora), filsafat, agama, ilmu pengetahuan alam dan matematika.

Selain itu inovasi PIPS juga berkaitan dengan gaya/cara mengajar,

dimana yang dulunya gaya belajar lebih menekankan kepada teacher

centered sekarang telah beralih kepada student centered.


2. Hal apa saja sebagai inovasi PIPS pada kurikulum 2013 !
Jawab:
Menurut Ersis (2014: 21), inovasi kurikulum merujuk kepada perbaikan

satu atau beberapa aspek. Misalnya, mengenai metode mengajar atau alat

peraga sedangkan tujuan tidak berubah. Inovasi lebih kepada membaguskan

aplikasi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan. Inovasi apalagi

perubahan kurikulum, tentunya berdasarkan evaluasi kurikulum yang tengah

diberlakukan.
Mengenai hal yang menjadi inovasi PIPS dalam kurikulum 2013 yaitu:

Standar Proses
Standar Kompetensi
(pembelajaran)
Lulusan (SKL)

Elemen
Perubahan

Standar Penilaian
Standar Isi (materi)

a. Berkaitan dengan elemen perubahan kurikulum di atas berkaitan dengan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu:


Domain SD SMP SMA-SMK
Sikap Menerima + Menjalankan + Menghyati +
Menghargai Meramalkan
Keterampilan Mengamati + Menanya + Mencoba Menalar +
Menghayati +
Mencipta
Pengetahuan Mengetahui + Memahami + Menganalisa +
Menerapkan Mengevaluasi +
Mencipta

b. Kemudian berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran

menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan,

yaitu:

Sikap (tahu
mengapa)

Produktif,
Masih berkaitan dengan standar
Inovatif,proses pembelajaran, menurut
Kreatif,
Keterampilan Pengetahuan
Abbas (2014: 26-27) keterampilan ditekankan
Afektif pada keterampilan berpikir
(tahu (tahu apa)
bagaimana)
menuju terbentuknya kreativitas. Kemampuan psikomotorik adalah

penunjang keterampilan. Pembelajaran melalui pendekatan saintifik

(mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan).

Model pembelajaran yang digunakan yaitu Discovery learning, Project

Based Laearning, dan Collaborative Learning.

Pola pikir pada pembelajaran pada jenjang SMP/MTS menjadi: 1)

penguatan pengetahuan prosedural; 2) transisi dari konkretke abstrak; 3)


semua mapel meminta siswa mempraktikkan pengetahuan yang telah

dipelajarinya; 4) IPS dan IPA tidak mengenal ilmu turunannya, diajarkan

seabgai satu kesatuan dengan pembahasan yang kontekstual: -IPS melalui

tema modal pembangunan: SDL-I, SDA, SDM, SDS-B; -IPA melalui tema

objek IPA: Klasifikasi, transformasi, interaksi.

c. Standar Isi
Materi pelajaran dalam PIPS dikembangkan berdasarkan tema-

tema (tematik), bukanlah gabungan IIS. Tema-tema tersebut bukan

merupakan disiplin ilmu dan menurut NCSS (National Council for the

Curriculum Standar for the Social Studies (1994 )) terdapat 10 tema atau

Ten Thematic Standart inSocial Studies dalam pembelajaran IPS.

Pendidikan IPS tidak sama dengan ilmu-ilmu sosial, tetapi merupakan

fakta-fakta atau konsep daripada ilmu-ilmu sosial dan IPS merupakan

social skill dimana tujuannya adalah:


1) Peserta didik dapat cakap hidup dilingkungannya, sehingga

melahirkan pengetahuam (sikap) tentang lingkungannya,


2) Peserta didik cakap sebagai warga negara,
3) Peserta didik dapat cakap sebagai warga dunia

d. Standar Penilaian
Penilaian proses pembelajaran IPS menggunakan pendekatan

penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta

didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga

komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan

belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak


instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant

effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh

guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan

(enrichment), atau layanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik

dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran

sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran

dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang

berupa: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

3. Buatlah RPP berdasarkan elemen kurikulum 2013 !

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Mata Pelajaran : IPS

Kelas / Semester : VIII/ 1

Sub-subtema : Keunggulan Geostrategis Indonesia

Alokasi Waktu : 2 Jam Pertemuan

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.3. Menghayati karunia Tuhan YME yang telah

menciptakan manusia dan lingkungannya.


2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya

diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.
3.1. Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar

ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan


dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial,

budaya, pendidikan dan politik).


3.2. Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia

pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat

kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis,

ekonomi, budaya, pendidikan dan politik.


4.1. Menyajikan hasil olahan telaah tentang

peninggalan kebudayaan dan pikiran masyarakat

Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat

kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya,

pendidikan, dan politik di lingkungan sekitarnya.


4.2. Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk

dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan

masyarakat sekitar.

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran sub-subtema ini adalah agar peserta didik mampu:
1. Menjelaskan keunggulan lokasi ditinjau dari geostrtegis.
2. Mengidentifikasi keuntungan letak Indonesia pada posisi geostrategis.
3. Menunjukkan contoh keuntungan yang dirasakan masyarakat Indonesia

karena letaknya pada posisi geostrategis.

D. Materi Pembelajaran
Keunggulan Geostrategis Indonesia
1. Pengertian keunggulan geostrategis Indonesia.
2. Keuntungan letak Indonesia pada posisi geostrategis.
3. Contoh keuntungan letak Indonesia pada posisi geostrategis.

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran


Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

sub- subtema ini adalah:


1. Pendekatan: Saintifik (Scientific)
2. Model: Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan
a. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa.
b. Peserta didik bersama guru mengkondisikan kelas.
c. Guru memberi motivasi: menanyakan apakah sudah membaca

materi yang akan dipelajari.


d. Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan

pembelajaran dari guru.


e. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok

terdiri atas 4 5 orang.


2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
1) Peserta didik diminta mengamati peta posisi silang Indonesia

yang ditunjukkan
gambar 1.2. kemudian diminta mengisi lembar aktivitias

berikut!

Sumber: Encarta, 2009


Gambar 1.2. Peta Posisi Silang
Indonesia

2) Aktivitas kelompok, terdiri dari :


a) Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
b) Diskusikan, apa keuntungan letak Indonesia pada posisi

silang dua benua dan dua samudera tersebut!


c) Gunakan buku di perpustakaan dan atau jika tersedia

sumber internet di sekolahmu dapat kamu manfaatan untuk

membantu menemukan jawabannya.


d) Tuangkan hasil diskusi kalian ke dalam tabel berikut:

Bidang Keuntungan Letak Geostrategis Indonesia


di antara dua
benua dan
dua samudera
1. Ekonomi 1.
2.
3.
4

2. Transportasi 1.
2.
3.
4
.
3. Komunikasi 1.
2.
3.
4
.

3) Setelah presentasi peserta didik diminta

mendiskusikan di dalam kelompok dan

menuliskan hal-hal yang ingin diketahui dari hasil

pengamatan peta di papan tulis. Contoh:

keunggulan letak geostrategis, keuntungan letak

posisi geostrategis, pengertian geostrategis.


4) Peserta didik diajak untuk menyeleksi apakah hal-

hal yang ingin diketahui sudah sesuai dengan

tujuan pembelajaran, jika belum dengan panduan

guru, peserta didik diminta untuk memperbaiki.


5) Jika hal-hal yang ingin diketahui belum semuanya

mencakup tujuan pembelajaran, maka guru dapat

menambahkan hal-hal yang terkait dengan tujuan

pembelajaran.
b. Menanya
1) Peserta didik diminta mendiskusikan dalam

kelompok untuk merumuskan pertanyaan

berdasarkan hal-hal yang ingin diketahui dari

hasil pengamatan peta posisi silang Indonsia.

Pertanyaan diarahkan pada hal-hal yang

substantif terkait dengan tujuan pembelajaran.

Contoh: Apakah keunggulan Indonesia dilihat

dari letak geostrategis? Apakah keuntungan

yang dirasakan bangsa Indonesia dari letak

geostrategis Indonesia?
2) Satu diantara peserta didik dari wakil kelompok

diminta menuliskan rumusan pertanyaan di

papan tulis.
3) Peserta didik diminta mendiskusikan dengan

kelompok untuk menjawab pertanyaan sesuai

dengan apa yang diketahui.


c. Mengumpulkan Data/Informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data untuk

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dari berbagai sumber,

seperti: membaca Buku Siswa, mencari di internet atau membaca

buku di perpustakaan.
d. Mengasosiasi/Menalar
1) Peserta didik diminta mengolah dan menganalisis

data atau informasi yang telah dikumpulkan dari

berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang

telah dirumuskan (menyempurnakan jawaban

sementara yang telah dirumuskan dalam

kelompok).
2) Peserta didik diminta untuk mendiskusikan di

dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan

dari jawaban atas pertanyaan yang telah

dirumuskan.
e. Mengkomunikasikan
1) Peserta didik dalam kelompok diminta mempresentasikan hasil

simpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan.


2) Kelompok lain diminta menyampaikan pertanyaan atau saran.
3) Kelompok yang presentasi memberi tanggapan atas pertanyaan

dan saran.
4) Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban

dari pertanyaan.
3. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal

yang belum dipahami.


b. Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan

oleh peserta didik.


c. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran terkait dengan penguasaan materi, pendekatan dan

model pembelajaran yang digunakan.


d. Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral.
e. Peserta diingatkan untuk menyempurnakan laporan hasil diskusi

kelompok tentang jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan

untuk dikumpulkan kepada guru.


f. Peserta didik diingatkan untuk membaca materi pada subtema

berikutnya.
G. Penilaian

1. Penilaian

Penilaian dilakukan menggunakan teknik penilaian autentik yang

meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk

menilai aspek sikap digunakan teknik observasi dengan menggunakan

rubrik, aspek pengetahuan dengan tes uraian dan aspek keterampilan

dengan observasi, seperti tampak pada contoh berikut:

a. Penilaian Sikap

Sikap Spritual Sikap Sosial


Menghayati Tanggung Total
No. Nama Peduli
karunia Tuhan Jawab Nilai
1-4 1-4 1-4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst.

b. Penilaian Pengetahuan

No. Butir
1. Apakah pengertian geostrategisPertanyaan
Indonesia?
2. Apakah keuntungan yang dirasakan masyarakat Indonesia terletak di
posisi geogrategis?
3. Indonesia terletak diantara dua benua! Apa keuntungannya di bidang
ekonomi? terletak di antara dua samudera! Apa keuntungannya di
4. Indonesia
bidang transportasi?
5. Mengapa letak Indonesia dikatakan strategis?
Keterangan:
Tiap nomor diberi nilai 2, maka
Nilai pengetahuan = Jumlah nilai yang diperoleh

c. Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)

Kemampua Kemampua Kemampua


n presentasi n n menjawab
No. Nama Jumlah
(1-4) (1-4)
peserta bertanya nilai
didik
(1-4)
Dst.
Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1 4
2 = Kurang
3 = Cukup
3 = Baik
4 4 = Amat Baik

2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 3

Rubrik Penilaian Keterampilan (Diskusi)

Mengomunikasi Mendengark Berargument Berkontribu Jumla


No. Nama kan an asi si h
nilai
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst.

Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik

2) Nilai Keterampilan = Jumlah nilai dibagi 4

4. Bagaimana implementasi evaluasi autentik dalam pembelajaran IPS

berdasarkan tema pokok IPS !


Jawab:
Penilaian proses pembelajaran IPS menggunakan pendekatan

penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta

didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga

komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan

belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak

instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant

effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh

guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan

(enrichment), atau layanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik

dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran


sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran

dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang

berupa: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.


Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013, pendekatan penilaian

yang digunakan adalah penilaian autentik. Penilaian autentik adalah

penilaian yang menilai kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Kemampuan peserta didik yang sebenarnya meliputi kemampuan afektif,

kognitif dan psikomotorik. Bagaimana cara menilai ketiga kemampuan

tersebut menurut panduan Penilian yang dikembangkan Direktorat PSMP

tahun 2013 adalah sebagai berikut:


a. Penilaian Pencapaian Sikap
Kompetensi sikap yaitu ekspresi dari nilai-nilai yang dimiliki

oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Penilaian kompetensi

sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang

dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu

program pembelajaran. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap

menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan

peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait

dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,

demokratis, dan bertanggung jawab. Pada jenjang SMP/MTs,

kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap

sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur,


disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.


Acuan ketercapaian KD adalah indikator, yang merupakan

ciri/tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur, karena

indikator merupakan ciri/tanda yang dimunculkan oleh peserta didik,

yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru sebagai representasi

dari sikap yang dinilai. Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013,

KD pada KI 1 dan KI 2, tersirat pernyataan boleh dirumuskan indikator

dan boleh juga tidak dirumuskan indikator. Kesepakatan yang dipakai

di Direktorat PSMP, menyatakan bahwa KD pada KI 1 dan KI 2 perlu

dirumuskan indikatornya karena KD pada KI 1 dan KI 2 akan ditagih

penilaiannya pada rapor.

Teknik Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan melalui beberapa

teknik antara lain: observasi, penilaian diri, dan penilaian antar siswa.

b. Penilaian Pencapaian Pengetahuan


Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

pencapaian kompetensi peserta didik yang mencakup: penilaian

autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian,


ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian

sekolah/madrasah.
Adapun Penilaian Aspek Pengetahuan dapat diartikan sebagai

penilain potensi intelektual yang terdiri atas tahapan mengetahui,

memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi

(Anderson & Krathwohl, 2001). Penilaian terhadap pengetahuan

peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga digunakan

sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses

pembelajaran. Pedoman penilaian kompetensi pengetahuan ini

dikembangkan sebagai rujukan teknis bagi pendidik untuk melakukan

penilaian sebagaimana dikehendaki dalam Permendikbud Nomor 66

Tahun 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun

2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dalam lampirannya

menuliskan bahwa untuk semua mata pelajaran di SMP, Kompetensi

Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada ranah pengetahuan

adalah memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.


Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dijabarkan dari

Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan jabaran dari Kompetensi Inti


(KI) di setiap mata pelajaran. Penyusunan instrumen penilaian

ditentukan oleh kata kerja operasional yang ada di dalam KD dan

indikator pencapaian kompetensi yang dirumuskan. Kata kerja

operasional pada indikator juga dapat digunakan untuk penentuan

item tes (pertanyaan/soal).


Teknik penilaian kompetensi pengetahuan
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes

tulis, tes lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan

melalui instrumen tertentu yang relevan.


c. Penilaian Pencapaian Keterampilan
Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan merupakan

penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik untuk menilai sejauh

mana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi

keterampilan. SKL dimensi keterampilan untuk satuan pendidikan

tingkat SMP/MTs adalah lulusan memiliki kualifikasi kemampuan

pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan

konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis

(Permendikbud 54 tahun 2013 tentang SKL). SKL ini merupakan

tagihan kompetensi minimal setelah peserta didik menempuh

pendidikan selama 3 tahun atau lebih dan dinyatakan lulus.


Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan

peserta didik yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/ teori. Keterampilan ini meliputi: keterampilan

mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret


keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat. Sedangkan dalam ranah

abstrak, keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang.


Pada setiap akhir tahun pelajaran, sesuai dengan Permendikbud

Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum SMP-MTs, kompetensi inti keterampilan (KI-4), yang

menjadi tagihan di masing-masing kelas. Perumusan dan contoh

indikator pencapaian kompetensi keterampilan.


Indikator pencapaian kompetensi keterampilan merupakan

ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang

berkontribusi/ menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar

tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.


Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dikembangkan

oleh guru dari KI dan KD dengan memperhatikan perkembangan dan

kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat

dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi

keterampilan, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman

kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator pencapaian

kompetensi belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan

yang digunakan untuk melakukan penilaian.


Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dirumuskan

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

diukur, antara lain: mengidentifikasi, menghitung, membedakan,


menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan,

mendemonstrasikan, mendeskripsikan, dan sebagainya.

Teknik penilaian kompetensi keterampilan


Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang

Standar Penilaian, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui

penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes

praktik, proyek, dan penilaian portofolio.

5. Bagaimana pendapat Saudara tentang pendidikan IPS berbasis

kearifan lokal !
Jawab:
Sebelum saya memaparkan bagaimana pendidikan IPS berbasis

kearifan lokal, terlebih dahulu saya akan menjelaskan secara singkat apa

kearifan lokal itu. Menurut Chamber (1987) dalam Abbas (2014: 3)

kearifan lokal disebut juga ilmu rakyat, ethnoscience, ilmu pedesaan, dan

ada juga yang menggunakan istilah ilmu pengetahuan teknis asli. Kearifan

lokal sebagai pengetahuan yang berasal dari budaya masyarakat lokal yang

terwujud dan dipraktikkan dalam bidang pertanian, kesehatan, makanan,

pendidikan, pengelolaan sumber daya alam danmacam-macam kegiatan

lainnya di dalam kehidupan masyarakat.


Pendidikan IPS berbasis kearifan lokal ke depannya akan

dikembangkan pada nilai-nilai luhur budaya bangsa dan membina warga

negara Indonesia yang baik, maka kearifan lokal sebagai pengetahuan yang
berasal dari budaya masyarakat lokal dapat diadopsi menjadi materi atau

tema-tema pendidikan IPS. Pendidikan IPS berbasis kearifan lokal dalam

proses pembelajaran, guru dan siswa dapat memanfaatkan kearifan lokal

sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien. Kearifan lokal yang digali bisa berupa kearifan lokal yang

berwujud nyata (tangible) meluputi tekstual, bangunan/arsitektural, benda

cagar budaya/tradisional (karya seni), maupun kearifan lokal yang tidak

berwujud nyata (intangible) seperti petuah yang disampaikan secara verbal

dan turun temurun yang dapat berupa nyanyian dan kidung yang

mengandung nilai-nilai ajaran tradisional. Kearifan lokal yang ada di

Banjarmasin diantaranya Kampung Sasirangan, wisata siring Pasar

Terapung, dan mesjid raya Sabilal Muhtadin.


Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dalam PIPS melalui

berbagai model, metode, media dan sumber pembelajaran diharapkan

peserta didik dapat mempelajari masalah sosial, bidaya, ekonomi, sejarah,

dan geografi yang ada di Kota Banjarmasin, serta diharapkan peserta didik

memiliki nilai cinta terhadap budaya lokal (kearifan lokal).


Menurut Abbas (2014: 102), Implikasi pengembangan pendidikan,

khususnya pendidikan IPS berbasis kearifan lokal dapat dikatakan sebagai

keharusan. Hal tersebut bukan saja agar peserta didik tidak tercerabut dari

akar budayanya, tetapin terlebih agar cakap hidup di lingkungan sosialnya,

dan dengan modal tersebut mampu membangun jati dirinya yang tangguh

untuk merespon globalisasi dengan segala hal bawaannya. Pendidikan IPS


berbasis kearifan lokal merupakan keniscayaan untuk dikembangkan terus-

menerus dalam menunjang prinsip kebangsaan berbasis masyarakat

multikultural. Indonesia maju bersama keberagaman sebagai bangsa

Bhinneka Tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai