MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sains, Teknologi, Lingkungan, dan Masyarakat
Yang dibina oleh Dr. Syaharuddin, M.A
Oleh
Novia Maulinda
NIM A2A215013
NOVIA MAULINDA
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Era globalisasi didepan mata, hal ini menjadi tugas belajar dalam
dunia pendidikan. Sejauh ini pendidikan merupakan masalah yang urgent
dalam lajunya pembangunan nasional yang dituntut adanya generasi yang
lebih maju disamping mempersiapkan peserta didik untuk meningkatkan
ilmun pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta untuk mengantisipasi
dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
masa sekarang ini. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada umumnya, tujuan pendidikan setiap mata pelajaran untuk
kondisi saat ini menekankan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir
kritis, termasuk pembelajaran IPS. Pembelajaran dengan penerapan
keterampilan berpikir kritis di kelas merupakan cara yang tepat untuk
menjawab tantangan yang akan dihadapi peserta didik dalam era globalisasi.
Dalam bidang perekonomian, Indonesia sudah memasuki Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan demikian, masyarakat Indonesia harus
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sehingga mampu bersaing
dalam sistem MEA.
Pendidikan IPS memiliki potensi untuk membekali peserta didik agar
ia cakap hidup dalam lingkungan sosialnya, baik dalam lingkungan lokal,
regional, maupun global. Melalui pendidikan IPS peserta didik dilatih untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis mendorong
munculnya pemikiran-pemikiran baru yang erat kaitannya dengan berpikir
kreatif untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, terutama era yang
sedang bergulir sekarang yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Dalam kaitan antisipasi menghadapi MEA, Pendidikan
Kewirausahaan merupakan langkah antisipasi yang baik untuk dintegrasikan
dengan pembelajaran IPS. Dimana tujuan pembelajaran IPS yaitu
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, mandiri peserta didik.
Tujuan tersebut sejalan dengan nilai-nilai atau karakter kewirausahaan.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran IPS
bertujuan akan pentingnya pembiasaan karakter kewirausahaan kedalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari agar mereka memiliki kecakapan
hidup dalam lingkungan lokal, regional, maupun global, khususnya dalam
meningkatkan daya saing dalam era MEA.
II. PEMBAHASAN
II.1. Pendidikan Kewirausahaan dalam Ilmu Ekonomi
Menurut Sri Setiti dalam Abbas (2014: 150),
kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya, berusaha dan
bersahaja dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
kegiatan usahanya. Disisi lain Soeparman Soemahamidjaja
(1980), kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter
wirausaha semata, karena karater wirausaha kemungkinan juga
dimiliki oleh seseorang yang bukan wirausaha. Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta
maupun pemerintahan. Wirausaha adalah mereka yang
melakukan upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation)
hidup.
Konsep dasar yang relevan untuk pembelajaran IPS
diambil terutama dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Pendidikan
kewirausahaan memang merupakan ruang lingkup dari kajian
ilmu Ekonomi. Tetapi kajian tersebut tidak hanya dilihat dari
satu disiplin ilmu saja, melainkan dilihat dari ilmu sosial lainnya
yaitu sosiologi, sejarah, geografi, bahkan politik.
Ilmu ekonomi berkaitan erat dengan pengembangan
nilai-nilai motivasional kewirausahaan dan pengembangan
kecakapan hidup. Sebagaimana kita ketahui, masuknya era
MEA di Indonesia akan mendatangkan iklim persaingan dalam
dunia kerja akan semakin kompetitif. Kondisi demikian telah isu
utama dalam bidang ketenagakerjaan, terutama menyangkut
kemampukerjaan (employability). Sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan kewirausahaan memainkan peranan
penting di negara-negara berkembang.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang
terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka
semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan
akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat
membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintaha
sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap
semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan
anggaran belanja, personalia, dan pengawasan.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan
bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan
mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan
pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan
bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki
wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi, jika
negara Indonesia berpenduduk sebanyak 200 juta jiwa, maka
wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak 4 juta.
III. SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa untuk
membangun karakter kewirausahaan melalui pembelajaran IPS dapat
dintegrasikan dalam penggunaan desain model-model pembalajaran
IPS yaitu berpikir kritis, kreatif, pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan. Dimana tujuan dari proses pembelajaran
tersebut relevan dengan nilai-nilai ataupun karakter kewirausahaan
yaitu kreatif, mandiri, kerja keras, berorientasi pada tindakan,
kepemimpinan, dan lain sebagainya.
Karakter kewirausahaan tersebut merupakan bagian daripada
soft skill yang kebutuhannya sangat besar dalam era globalisasi dan
menurut beberapa penelitian ahli menyatakan bahwa soft skill
merupakan salah satu faktor keberhasilan yang besar dalam
menentukan pencapaian seseorang dalam era MEA. Peserta didik
yang memiliki karakter kewirausahaan akan lebih siap dalam
menghadapi persaingan dalam era MEA. Penguatan karakter
kewirausahaan diharapkan mampu mendorong daya saing peserta
didik sehingga MEA bukan dianggap sebagai ancaman melainkan
sebuah peluang emas yang harus diraih.
DAFTAR PUSTAKA