Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

PERMASALAHAN KARIR PADA ANAK USIA SEKOLAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bimbingan dan Konseling Karir
Dosen Pengampu: Shinta Purwaningrum M.pd

KELAS: BK 5.A1

Wikirmania Pandu Gelora (17144200014)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
Setiap orang memerlukan lapangan kerja untuk bekerja. Di masyarakat terdapat berbagai
jenis pekerjaan, setiap individu mempunyai kebebasan untuk memilih suatu karir atau pekerjaan
serta pandangan hidup kedepannya yang diikuti oleh tanggung jawab, yaitu bertanggung jawab
atas akibat yang timbul dari pilihannya itu. Tanggung jawab seseorang tidak hanya bertumpu dan
berpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga dengan orang lain secara seimbang. Memilih pekerjaan
serta merencanakan diri untuk karir yang akan dipilih tidak cukup hanya saran yang baik, itu
tidak cukup bagi para peserta didik sebab mereka juga memiliki beberapa keterbatasan dalam
perencanaan karirnya, yaitu (a) gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan
apa yang dianggap sebagai pilihan pekerjaan dan pendidikan yang tepat, (b) kenyataan ekonomi
yang buruk sehingga menghambat mereka dalam mengikuti pendidikan yang mereka pilih, (c)
kurangnya akses akan fasilitas pendidikan.
Karir seringkali disamakan dengan pekerjaan. Perencanaan karir disamakan dengan
pemilihan pekerjaan. Sebenarnya arti karir lebih luas dari sekedar memilih pekerjaan. Karir
berkaitan dengan perkembangan seseorang dan menjadi bagian penting dalam kesuksesan hidup
seseorang, untuk itu karier perlu direncakan dengan baik. Kemampuan perencanaan karir yang
matang erat kaitannya dengan pemahaman siswa mengenai karirnya sendiri. Suksesnya
pencapaian karir seseorang dipengaruhi oleh adanya kemampuan perencanaan karir dan
pengambilan keputusan yang matang. Seseorang yang memiliki kemampuan perencanaan karir,
tentunya mampu memahami dirinya. Dengan demikian, individu tersebut dapat memutuskan
pilihan yang paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sebagai individu yang
sedang mengalami proses peralihan, remaja memiliki kemampuan tugas-tugas perkembangan
yang mengarah pada kesiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa.
Orientasi masa depan atau karir merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang
terjadi pada masa remaja. Seperti yang dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock (dalam Desmita,
2008: 199), “remaja mulai memikirkan tentang masa depan mereka secara sungguh-sungguh”.
Siswa yang duduk dibangku SMA atau SMK sudah mulai merencanakan masa depan atau
karir yang sesuai dengan yang mereka harapkan sebelum mereka benarbenar menginjak dunia
kerja (lulus SMA atau SMK). Menurut teori perkembangan Ginzberg (Munandir, 1996: 90)
menyebutkan bahwa “siswa SMA atau SMK berada pada masa tentatif di mana siswa harus
sudah mampu memikirkan atau merencanakan karir mereka berdasarkan minat, kapasitas atau
kemampuan, dan nilai-nilai atau potensi yang mereka miliki”. Melihat fenomena yang terjadi
pada siswa-siswa tersebut, untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa digunakan
beberapa cara yang efektif , salah satunya adalah bimbingan kelompok perencanaan karir karena
bimbingan kelompok memberikan layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama guru pembimbing atau
konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar,
anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu komponen dalam program
bimbingan, yang sekaligus menjadi satu layanan bimbingan.
Komponen ini mencangkup aneka usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta
pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda. Seperti
yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 267) bahwa “bimbingan karir pada tingkat SMA
memungkinkan siswa memperdalam dan memperluas pemahaman tentang dunia kerja.,
mengembangkan rencana sementara yang akan menjadi pegangan setamat SMA, dan memiliki
pengetahuan tentang pekerjaan tertentu apabila siswa memang menghendaki untuk memegang
jabatan itu setamat dari SMA”.
Perencanaan karir memerlukan bimbingan tentang dunia kerja dan konsep diri terlihat
pada tahap eksplorasi umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada
tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang
dianggap sesuai bakat, minat, serta nilai-nilai mereka, namun mereka belum berani mengambil
keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat. Sedangkan bakat dan minat adalah bagian
dari kosep diri dari para siswa. Bimbingan kelompok merupakan salah satu langkah peneliti
membantu siswa dalam membuat perencanaan karir dimana bimbingan kelompok karir berisi
tentang informasiinformasi yang berhubungan dengan karir siswa, maka sangat tepat bila
digunakan dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa.
Untuk menangani kesenjangan tersebut maka perlunya bimbingan kelompok yang
dilakukan secara optimal kepada siswa, materi yang disampaikan oleh konselor dalam pemberian
layanan di kelas biasanya membahas tentang pengenalan bimbingan konseling dan pribadi
siswa, sedangkan materi yang membahas tentang karir jarang disampaikan oleh Konselor
terhadap siswa di kelas hal tersebut yang menjadi permasalahan sudut pandang siswa terhadap
karir, maka tugas seorang Guru BK atau konselor yaitu memuat layanan tentang karir pada siswa
agar mereka memahami apa itu karir sesungguhnya. Banyak siswa kelas XII lebih aktif mencari
informasi tentang karir karena sudah merencanakan karirnya. Sedangkan, siswa kelas XI belum
mulai merencanakan karirnya sesuai bakat dan potensi yang dimilikinya. Ketika ditanya mereka
masih bingung dan belum mempunyai rencana akan melanjutkan studi atau bekerja di mana
setelah lulus dari SMA.
Peran orang tua juga sangat penting ketika siswa memiliki atau sudah mempunyai
bayangan tentang karirnya, orang tua wajib untuk memberikan dorongan kepada anaknya untuk
meraih apa yang diingnkan terutama untuk karirnya. Potensi siswa juga menunjang karir, banyak
orang tua yang membuat presepsi salah terhadap potensi dan bakat yang dimiliki sang anak
karena mungkin belum sepaham dengan apa yang orang tua inginkan.

Anda mungkin juga menyukai