Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI HEURISTIK DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

KELOMPOK 4 / F22

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah SPM Matematika
Yang diampu oleh Ibu Dr. Surayanah, M.Pd.

Anggota kelompok 4:
Dhea Amalia Agustina (08 / 220151602983)
Dhea Meyfa Angelintan (09 / 220151604029)
Isnatul Kurnia (18 / 220151605562)
Loventra Iska Gemnastian (22 / 220151605981)
Septian Nugraha Putra K (31 / 220151609670)
Sheila Agita Sari (33 / 220151608899)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul
"Strategi Heuristik dalam Pemecahan Masalah Matematika" dapat penulis
selesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Surayanah, M.Pd. selaku dosen karena telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai bahan
belajar atau bacaan untuk menambah wawasan. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang ditemukan dalam karya tulis ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang membangun sebagai bahan
evaluasi guna memperbaiki karya tulis ini.

Blitar, September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................1


DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
BAB I......................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................................ 4
BAB II ....................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Menyelesaikan Permasalahan yang Lebih Sederhana (Solving a Simpler
Analogous Problem)...........................................................................................5
B. Terka dan Uji (Intelligent Guessing and Testing)........................................11
C. Membuat Representasi Visual (Making a Drawing or Visual
Representation)................................................................................................ 16
BAB III...................................................................................................................21
PENUTUP............................................................................................................ 21
A. Kesimpulan..................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemecahan masalah matematika adalah keterampilan penting yang
diperlukan dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Namun, banyak siswa
sering merasa cemas atau kesulitan ketika dihadapkan pada masalah matematika
yang rumit. Di sinilah strategi heuristik, seperti permasalahan dengan lebih
sederhana (solving a simpler analogous problem), terka dan uji (intelligent
guessing and testing), serta representasi visual (making a draw/visual
representation), memainkan peran penting dalam membantu siswa mengatasi
hambatan tersebut.
Strategi permasalahan dengan lebih sederhana mengajarkan siswa untuk
memecahkan masalah kompleks dengan memulai dari versi yang lebih mudah
terlebih dahulu. Ini membantu dalam membangun pemahaman dasar sebelum
melangkah ke masalah yang lebih rumit. Terka dan uji, di sisi lain,
mengembangkan intuisi siswa dalam mengevaluasi dan menguji solusi potensial,
yang merupakan keterampilan penting dalam pemecahan masalah matematika.
Sementara representasi visual memungkinkan siswa untuk menggambarkan
masalah secara visual, membantu mereka memahami lebih baik konsep
matematika yang terlibat dalam masalah tersebut.
Dalam era teknologi informasi, di mana akses ke informasi begitu
melimpah, kemampuan siswa untuk menerapkan strategi heuristik ini menjadi
semakin penting. Artikel ini akan membahas secara mendalam setiap strategi
heuristik ini, menggali manfaatnya dalam pembelajaran matematika, dan
memberikan contoh konkret tentang bagaimana mereka dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah nyata. Tujuannya adalah untuk memberikan panduan praktis
kepada pendidik dan siswa tentang bagaimana menggunakan strategi heuristik ini
untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan matematika mereka.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dengan lebih sederhana
(Solving a Simpler Analogous Problem)?
2. Apa yang dimaksud dengan Terka dan Uji (Intelligent Guessing and
Testing)?
3. Bagaimana cara Membuat Representasi Visual (Making a Drawing/Visual
Representation)?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan cara menyelesaikan permasalahan dengan lebih
sederhana (Solving a Simpler Analogous Problem).
2. Untuk menjelaskan mengenai terka dan uji (Intelligent Guessing and
Testing).
3. Untuk menjelaskan mengenai membuat representasi visual (Making a
Drawing/Visual Representation).

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menyelesaikan Permasalahan yang Lebih Sederhana (Solving a Simpler


Analogous Problem)
"Solving a Simpler Analogous Problem" adalah sebuah pendekatan yang
digunakan dalam pemecahan masalah dan pembelajaran. Konsep ini mendasarkan
diri pada ide bahwa untuk menyelesaikan masalah yang kompleks atau sulit,
seseorang dapat mulai dengan mencoba menyelesaikan masalah yang mirip tetapi
lebih sederhana atau analogus. Dengan sukses menyelesaikan masalah yang lebih
sederhana tersebut, seseorang dapat memahami prinsip-prinsip dasar atau strategi
yang relevan untuk kemudian diterapkan pada masalah yang lebih kompleks.
Misalnya, jika seseorang menghadapi masalah matematika yang rumit,
mereka dapat mencoba mencari masalah matematika yang mirip tetapi lebih
mudah untuk dipecahkan terlebih dahulu. Setelah memecahkan masalah yang
lebih mudah, mereka mungkin akan melihat pola atau strategi yang dapat
diterapkan pada masalah yang lebih sulit. Ini adalah cara untuk memecahkan
masalah secara bertahap dan sistematis.
Pendekatan "Solving a Simpler Analogous Problem" sering digunakan
dalam pengajaran dan pembelajaran untuk membantu siswa memahami
konsep-konsep yang rumit dengan memulai dari kasus yang lebih sederhana dan
membangun pemahaman mereka secara bertahap.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ada lebih dari satu cara untuk
menyelesaikan suatu masalah. Persoalannya adalah bagaimana menemukan
metode terbaik, cara yang efisien, atau metode yang mampu membuka pikiran
kita untuk menyelesaikan masalah tertentu. Sebuah metode kadang menghasilkan
suatu masalah terlihat menjadi lebih sederhana dan menjadi sesuatu yang mungkin
lebih mudah untuk dipecahkan. Strategi pemecahan masalah dengan
menyederhanakan masalah ini biasanya dengan mencobakan masalah ke suatu
bentuk yang lebih sederhana, kemudian setelah didapatkan solusi yang berupa
pola penyelesaian masalah sederhana ini, kita dapat menggunakannya untuk

5
menyelesaikan pada masalah awal yang lebih kompleks (rumit). Sehingga untuk
melakukannya diperlukan pemahaman atau pengetahuan bagaimana cara
menyelesaikan masalah yang lebih kompleks menjadi masalah yang sederhana.
Penerapan metode ini dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang koki
ingin membuat atau menemukan resep kue baru. Untuk membuat kue dalam porsi
yang besar tentunya koki tersebut harus menemukan takaran (ukuran) yang pas
dari bahan bahannya. Agar tidak banyak bahan yang terbuang dalam pembuatan
porsi yang besar, dia harus mencobanya dulu dalam takaran yang kecil
(menyederhanakan masalah). Apabila dia telah menemukan takaran yang pas,
maka koki tersebut dapat membuat kue dalam porsi yang besar dengan
menggunakan perbandingan dari takaran yang telah ditemukannya tadi.
Contoh lain yaitu apabila seorang pengendara mobil hendak bepergian jauh,
dan dia tidak ingin mengisi bahan bakar selama perjalanannya. Sehingga dia harus
mengetahui jumlah bahan bakar yang diperlukannya untuk menempuh perjalanan
tersebut. Dengan metode penyederhanaan masalah ini, pengendara mobil dapat
menentukan berapa liter bensin yang harus dipersiapkannya dengan cara
memperkirakan banyaknya penggunaan bahan bakar dalam jarak yang lebih
dekat. Misalkan, 7 km dapat ditempuh dengan menghabiskan 2 liter bensin.
Sehingga pengendara tersebut dapat menghitung berapa 86 jumlah bahan bakar
yang dibutuhkannya dengan menggunakan perbandingan dalam perkiraannya tadi.
Berikut ini beberapa contoh permasalahan yang dapat dikerjakan dengan
menggunakan metode ini:
1. Problem 1
Sebagai perwakilan dari sekolahnya di ajang Olimpiade Matematika
tingkat Sekolah Dasar, Budi masuk ke dalam urutan 15 dari atas serta
menempati urutan 386 dari bawah. Tentukan ada berapakah total jumlah
peserta Olimpiade Matematika yang ikut serta? (kerjakan menurut teori
polya)

6
Solusi
Penyelesaian masalah sesuai dengan teori Polya
1) Memahami masalah
A. Dari informasi yang diberikan, Budi berada di urutan 15 dari atas dan 386
dari bawah.
B. Ini berarti total peserta di depannya adalah 14 (15 - 1) peserta dan total
peserta di belakangnya adalah 385 (386 - 1) peserta.

2) Merencanakan penyelesaian masalah


A. Kita ingin menemukan total peserta Olimpiade Matematika.
B. Kita bisa menggunakan informasi bahwa ada 14 peserta di depan Budi dan
385 peserta di belakangnya.
C. Jadi, total peserta = jumlah di depan Budi + Budi + jumlah di belakang
Budi.

3) Melaksanakan rencana penyelesaian masalah


A. Total peserta = 14 (di depan Budi) + 1 (Budi) + 385 (di belakang Budi).
B. Total peserta = 14 + 1 + 385 = 400.

4) Memeriksa kembali
Memeriksa ulang hasil dari 400 yaitu dari menghitung total jumlah di depan Budi
+ Budi + jumlah di belakang Budi. Total peserta 14 (di depan Budi) + 1 (Budi) +
385 (di belakang Budi).
Jadi, total jumlah peserta Olimpiade Matematika yang ikut serta adalah 400 orang.

2. Problem 2
Suhu udara pada hari Selasa 5°C lebih panas dari suhu udara pada hari
Senin. Suhu udara pada hari Rabu 7°C lebih dingin dari suhu udara pada
hari Senin. Jika suhu udara pada hari Selasa adalah 23°C, maka suhu udara
pada hari Rabu adalah … (kerjakan menurut teori schoenfeld)

7
Solusi
Penyelesaian masalah sesuai dengan teori Schoenfeld
1) Membaca masalah
Suhu udara pada hari Selasa 5°C lebih panas dari suhu udara pada hari
Senin. Suhu udara pada hari Rabu 7°C lebih dingin dari suhu udara pada
hari Senin. Jika suhu udara pada hari Selasa adalah 23°C. Berapakah suhu
udara pada hari Rabu?
2) Menganalisis masalah
Berapakah suhu pada hari rabu jika suhu pada hari Selasa adalah 23°C dan
suhu udara pada hari Selasa 5°C lebih panas dari suhu udara pada hari
Senin. Suhu udara pada hari Rabu 7°C lebih dingin dari suhu udara pada
hari Senin.
3) Eksplorasi
Suhu udara pada hari Selasa adalah 23°C
Suhu udara pada hari Selasa 5°C lebih panas dari suhu udara pada hari
Senin = 23°C - 5°C = 18°C. Berarti langkah selanjutnya adalah menghitung
suhu pada hari Rabu.
4) Merencanakan dan Implementasi penyelesaian
A. Diberikan bahwa suhu pada hari Selasa adalah 23°C, dan ini adalah 5°C
lebih panas dari suhu pada hari Senin. Jadi, suhu pada hari Senin adalah
23°C - 5°C = 18°C.
B. Suhu pada hari Rabu adalah 7°C lebih dingin dari suhu pada hari Senin.
Kita sudah tahu suhu Senin adalah 18°C. Jadi, suhu pada hari Rabu adalah
18°C - 7°C = 11°C.
C. Suhu udara pada hari Rabu adalah 11°C.
5) Verifikasi solusi
Untuk memastikan solusi kita benar, mari kita verifikasi. Suatu cara adalah
dengan menggunakan informasi yang sudah kita ketahui. Kita tahu bahwa
suhu pada hari Selasa adalah 23°C dan suhu pada hari Rabu adalah 11°C.
Selisih antara Selasa dan Rabu adalah 23°C - 11°C = 12°C. Kita juga sudah
tahu bahwa suhu Selasa adalah 5°C lebih panas dari Senin dan Rabu adalah

8
7°C lebih dingin dari Senin. Jika kita menjumlahkan perubahan ini (5°C +
7°C = 12°C), itu sesuai dengan selisih antara Selasa dan Rabu. Jadi, solusi
yang kita temukan (11°C untuk Rabu) benar.

Jadi, suhu udara pada hari Rabu adalah 11°C berdasarkan teori Schoenfeld.

3. Problem 3
Pak Lurah menerima sumbangan bahan makanan untuk disampaikan
kepada warga yang membutuhkan. Bahan makanan tersebut adalah 250
bungkus mie, 150 bungkus gula pasir, dan 300 bungkus ikan kering. Tiap
kepala keluarga penerima sumbangan harus memperoleh masing-masing
bahan makanan dalam jumlah yang sama. Pak Lurah menginginkan agar
penerima sumbangan sebanyak mungkin. Berapa keluarga yang dapat
memperoleh bantuan? (kerjakan menurut teori Polya)

Solusi
Penyelesaian masalah sesuai dengan teori Polya
1) Memahami masalah
Pak Lurah menerima bantuan bahan makanan, 250 bungkus mie, 150
bungkus gula pasir, dan 300 bungkus ikan kering. Pak Lurah menginginkan
keluarga penerima sumbangan mendapat bahan makanan dalam jumlah
yang sama dan juga Pak Lurah menginginkan agar penerima sumbangan
sebanyak mungkin. Lalu berapakah banyak keluarga yang dapat
memperoleh bantuan?
2) Merencanakan penyelesaian masalah
Untuk membagi bahan makanan ini secara adil dan agar sebanyak mungkin
keluarga dapat menerima bantuan, kita harus mencari faktor persekutuan
terbesar (FPB) dari 250, 150, dan 300. FPB adalah angka terbesar yang
dapat membagi angka-angka tersebut tanpa sisa.
3) Melaksanakan rencana penyelesaian masalah
FPB dari 250, 150, dan 300

9
250 = 2 x 53
150 = 2 x 3 x 52
300 = 22 x 3 x 52
Maka FPB dari 250, 150, dan 300 adalah 2 x 52 = 50
Jadi banyaknya keluarga yang menerima sumbangan ada 50 keluarga
dengan mendapatkan bahan makanan. Lalu jika dibagi sama rata maka ada
250 + 150 + 300 700
50
= 50
= 14 keluarga

4) Memeriksa kembali
A. Kita sudah menghitung FPB adalah 50. Artinya, setiap keluarga penerima
sumbangan akan mendapatkan 50 bungkus mie, 50 bungkus gula pasir,
dan 50 bungkus ikan kering.
B. Jumlah keluarga yang dapat menerima bantuan adalah jumlah total
makanan yang kita miliki (250 mie, 150 gula pasir, 300 ikan kering) dibagi
dengan FPB (50).
250 + 150 + 300 700
C. Jumlah keluarga = 50
= 50
= 14 keluarga

D. Jadi, sebanyak 14 keluarga dapat menerima bantuan dengan


masing-masing mendapatkan 50 bungkus mie, 50 bungkus gula pasir, dan
50 bungkus ikan kering.

10
B. Terka dan Uji (Intelligent Guessing and Testing)
Dalam menyelesaikan masalah matematika ada beberapa strategi yang dapat
digunakan, salah satunya adalah strategi menebak secara bijak dan mengujinya
(Intelligent Guessing and Testing). Strategi ini merupakan strategi yang sering
dianggap enteng dan dapat dilakukan semua orang. Namun strategi ini dapat
membuka mata kita pada penyelesaian yang menyeluruh, yang mungkin sangat
sukar jika ditempuh dengan cara formal atau tradisional.
Perlu pula kita ketahui bahwa strategi coba-coba dalam matematika
memiliki landasan penalaran, bukan asal coba. Strategi ini dapat dibedakan
menjadi dua: sistematis dan inferensial. Systematic trial adalah mencoba semua
kemungkinan (ini baik bila memungkinkan atau bila cacah kemungkinannya
sedikit), sedang inferensial trial adalah mencoba dengan memilah-milah yang
paling relevan berdasarkan konsep atau aturan tertentu. Selain itu, dengan
beberapa contoh soal yang akan dibahas pada bagian selanjutnya, kita akan dapat
membandingkan strategi rutin dan sering digunakan oleh siswa yang mempunyai
kemampuan aljabar bagus dibanding dengan siswa yang kemampuan aljabarnya
biasa saja dengan menggunakan strategi guess and check.
Karakteristik Masalah Matematika yang dapat Diselesaikan dengan Strategi
Menebak secara Bijak dan Mengujinya. Beberapa masalah matematika yang dapat
diselesaikan dengan strategi menebak secara bijak dan mengujinya memiliki
karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut meliputi:

11
1. Masalah yang berkaitan dengan persamaan satu variabel atau lebih.
2. Masalah yang berkaitan dengan alfametika, yaitu suatu teka-teki yang
menggunakan huruf-huruf atau bilangan romawi sebagai pengganti
angka-angka yang cocok untuk algoritmanya.
3. Masalah yang berbentuk soal cerita dan diberikan suatu syarat atau kondisi
tertentu.
4. Masalah yang berkaitan dengan aljabar sederhana.
5. Masalah yang berkaitan dengan penyusunan angka-angka dan penentuan
banyaknya bilangan dengan syarat tertentu.
Contoh problem dalam matematika beserta solusinya dengan strategi
menebak secara bijak dan mengujinya
1. Problem 1
Sebuah industri rumah tangga memproduksi keripik ubi 90 kardus. Setiap
kardus berisi 48 bungkus. Keripik ubi tersebut dijual di pasar 1.800
bungkus. Selebihnya dijual di 36 toko, masing-masing sama banyak.
Setiap took mendapat keripik ubi .... bungkus. (Kerjakan menurut teori
Polya)

Solusi
1) Memahami Masalah
A. Ada 90 kardus keripik ubi, dan setiap kardus berisi 48 bungkus keripik
ubi.
B. Total produksi keripik ubi adalah 90 kardus x 48 bungkus/kardus = 4.320
bungkus.
C. Dari jumlah tersebut, 1.800 bungkus dijual di pasar, jadi masih ada 4.320 -
1.800 = 2.520 bungkus yang akan dijual ke 36 toko.
2) Merencanakan penyelesaian masalah
A. Kita harus membagi 2.520 bungkus keripik ubi dengan adil di
antara 36 toko.
B. Untuk melakukan itu, kita perlu mencari tahu berapa banyak
bungkus yang akan diberikan ke setiap toko.

12
3) Melaksanakan rencana penyelesaian masalah

Untuk membagi 2.520 bungkus ke dalam 36 toko, kita dapat menggunakan


pembagian sederhana: 2.520 bungkus : 36 toko = 70 bungkus/toko.

4) Memeriksa kembali

A. Kita telah membagi 2.520 bungkus keripik ubi dengan adil di antara 36
toko, dengan setiap toko mendapatkan 70 bungkus.
B. Total penjualan adalah 1.800 bungkus di pasar dan 36 toko x 70
bungkus/toko = 2.520 bungkus di toko, yang sesuai dengan total produksi
4.320 bungkus.

Jadi, setiap toko mendapat 70 bungkus keripik ubi.

2. Problem 2
Gambarlah sebuah garis lurus untuk membagi jam di samping menjadi dua
bagian sehingga jumlah dari semua bilangan pada kedua bagian adalah
sama (Penyelesaian masalah menurut Schoenfeld)

1. Membaca masalah
Membaca soal dengan seksama
2. Menganalisis masalah
a. terdapat 12 bilangan dalam jam
b. jumlah bilangan pada jam
= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 +... + 12 = 78
3. Eksplorasi
Dengan menjumlahkan semua bilangan yang ada pada jam lalu membagi
dua untuk mengetahui jumlah bilangan pada masing masing bagian,

13
kemudian mencari bilangan yang pas dengan jumlah pada masing masing
bagian tersebut.
4. Merencanakan dan implementasi penyelesaian
a. jumlah bilangan pada jam
= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 +... + 12 = 78
b. Jumlah bilangan pada masing-masing bagian= 78: 2 = 39
c. 1 + 2 + 3 + 10 + 11 + 12 = 39
d. 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 = 39

5. Verifikasi solusi

3. Problem 3
Dua orang anak sedang membawa ikan mereka ke pameran binatang
peliharaan di sekolah. Emily berkata kepada Sarah, "Beri aku satu ikanmu
dan aku akan mempunyai ikan sejumlah sama seperti yang kau punya"
Mereka berjalan agak cepat dan Sarah berkata kepada Emily, "Beri aku
ikanmu satu dan aku akan mempunyai ikan dua kali punyamu". Berapa
banyak ikan yang dipunyai oleh masing-masing anak tersebut? (Kerjakan
menggunakan teori Krulik dan rudnick.)
Solusi
1) Memahami masalah
Emily meminta satu ikan kepada Sarah agar Emily mempunyai jumlah
ikan yang sama dengan Sarah, lalu Sarah meminta satu ikan kepada
kepada Emily agar Sarah mempunyai ikan dua kali dari punya Emily.
Berapa banyak ikan yang dipunyai Sarah dan Emily?

2) Eksplorasi dan merencanakan

14
Jika Sarah memberikan satu ikannya kepada Emily maka jumlah ikan
Emily akan sama dengan ikan milik Sarah, namun jika Emily memberikan
satu ikannya kepada Sarah makan jumlah ikan milik akan dua kali lebih
banyak daripada Emily.
3) Memilih strategi
Cara tradisional untuk menyelesaikan masalah ini adalah menggunakan
dua persamaan dalam dua variabel.
4) Mencari jawaban
Misal : 𝑥 adalah banyaknya ikan Emily
𝑦 adalah banyaknya ikan Sarah
Maka:
y–1=x+1 …(i)
y + 1 = 2 (x - 1)…(ii)
Dari persamaan (𝑖) kita peroleh 𝑦 = 𝑥 + 2
Substitusikan ke dalam persamaan (𝑖𝑖) diperoleh
(x + 2) + 1 = 2 (x - 1)
x + 3 = 2x – 2
5=x
7=y
5) Refleksi dan mendiskusikan
Jadi Sarah mempunyai 7 ikan dan Emily mempunyai 5 ikan. Tentu
saja penyelesaian itu tergantung dari siswa mampu menyelesaikan dua
persamaan dalam dua variabel. Karena bagi sebagian siswa ada yang
masih merasa kesulitan, sehingga bisa menggunakan strategi menebak
secara bijak dan mengujinya. Dapat dikatakan bahwa, dari perbedaan satu
ikan, jumlahnya harus menjadi kecil. Kita tebak awalnya adalah 3 dan 5.
Kemudian jika Sarah memberikan 1 ikan kepada Emily, mereka akan
mempunyai masing-masing 4 ikan.Selanjutnya, jika Emily memberikan 1
ikan kepada Sarah, dia punya 6, dan Emily punya 2, yang mana tiga
kalinya. Mari kita tingkatkan guessing kita menjadi 4 dan 7. Maka, jika
Sarah memberikan I ikan kepada Emily, dia punya 5 dan Sarah punya 6.

15
Lagi-lagi tebakan ini kurang bagus. Mari kita coba untuk 5 dan 7. Jika
Sarah member 1 ikan kepada Emily mereka masing-masing mempunyai 6
ikan. Jika Emily member 1 ikan untuk Sarah, dia punya 8 dan Emily
punya 4, tepat dua kalinya. Jadi jawabannya adalah Sarah punya 7 ikan
dan Emily punya 5 ikan.

C. Membuat Representasi Visual (Making a Drawing or Visual


Representation)
Matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.Bahasa matematika memiliki kelebihan
lain dibandingkan dengan bahasa verbal. Matematika mengembangkan bahasa
numerik yang memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif.
Tujuan pembelajaran matematika yaitu memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma, secara luwes, akurat efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah. Selain itu, fokus dalam pembelajaran
matematika adalah memecahkan masalah matematika yang mencakup masalah
tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tunggal, dan
masalah dengan berbagai cara penyelesaian.
Penyelesaian masalah dalam matematika sering dianggap sulit oleh
sebagian besar siswa. Seringkali kita (guru maupun siswa) terjebak pada model
penyelesaian matematis-simbolik, bahkan hanya memikirkan penerapan rumus.
Kita kadang lupa bahwa ada banyak strategi atau pendekatan atau model
penyelesaian lain yang berguna dan kadang lebih baik. Ada banyak strategi
penyelesaian masalah dalam matematika, mulai dari yang algoritmik (semisal
penggunaan rumus) hingga yang heuristik (semisal dengan bantuan gambar). Kita
perlu mengenal dan memahami bermacam strategi penyelesaian tersebut. Hal ini
menjadi bekal terpenting bagi kita agar dapat membimbing siswa
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai penyelesaian masalah matematika
menggunakan strategi ‘making a drawing’. Making a drawing atau membuat
gambar/diagram hampir pasti menyangkut masalah geometri, namun demikian

16
strategi menggunakan gambar/diagram banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari seperti membuat sketsa atau peta lokasi tertentu sebagai petunjuk agar
orang lain dengan mudah mencari dan menemukan lokasi tersebut. Selain itu
membuat diagram dapat digunakan untuk merepresentasikan permasalahan
statistik di suatu daerah tertentu, membuat grafik atau gambar strategi permainan
sepakbola maupun olahraga yang lain.Kita pun sering menggunakan gambar
untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana cara yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Penyajian gambar/diagram yang tepat sebagai
representasi visual akan menunjukkan pepatah “satu gambar lebih baik dari seribu
kata”.

1. Problem 1
Baliklah gambar berikut sehingga bagian yang di atas menjadi di bawah
dengan hanya memindahkan 3 lingkaran saja.? (Kerjakan menurut teori
Polya)

Solusi
1) Memahami masalah
Perhatikan susunan lingkaran-lingkaran awal.Untuk memudahkan
melihat beri nomor misalnya sebagai berikut. Lingkaran 1 berada di atas,
lingkaran 2 dan 3 berada di ujung-ujung bawah

17
2) Merencanakan penyelesaian masalah
Untuk menentukan hanya 3 bola yang dipindah beri warna merah
pada 2 bola di bawah bola 1. stategi yang digunakan adalah memindahkan
3 lingkaran secara berurutan secara langsung atau dengan gambar.
3) Melaksanakan rencana penyelesaian masalah
Pindahkan lingkaran 1 ke ujung bawah, lingkaran 2 dan 3 secara
berurutan diletakkan di samping bola merah.
4) Memeriksa kembali
Ternyata benar gambar akhir diperoleh bagian yang di atas menjadi
di bawah dengan hanya memindahkan 3 lingkaran saja.

2. Problem 2
Diagram di bawah ini menunjukkan 5 persegi yang dibentuk dari 16
batang korek api, pindahkan 3 batang korek api sehingga membentuk 4
persegi.(Kerjakan Menurut Teori Polya)

Solusi

18
1) Memahami masalah
Memahami permasalahan yaitu ada diagram menunjukkan 5
persegi yang dibentuk dari 16 batang korek api. Kita diminta
memindahkan 3 batang korek api sehingga membentuk 4 persegi.
2) Merencanakan penyelesaian masalah
Menyusun strategi pemecahan masalah dengan mengerjakan secara
langsung.
3) Melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah
Melaksanakan penyelesaian masalah membentuk persegi 3 pada
gambar b,dengan memindahkan 2 korek api pada persegi 1 dan 1
korek api pada persegi 3 dari gambar a, sehingga diperoleh gambar
b.
4) Memeriksa kembali
Setelah dilakukan pengecekkan ternyata 4 persegi pada gambar b
diperoleh dengan cara memindahkan 3 korek api pada gambar a.

3. Problem 3
Eva sedang mengadakan pesta ulang tahun dengan mengundang empat
temannya. Setiap orang yang ada di pesta saling berjabat tangan satu sama
lain, sebanyak satu kali. Ada berapa jabat tangan yang terjadi saat pesta
ulang tahun tersebut berlangsung? (Kerjakan Menurut Teori Polya)

Solusi

19
1) Memahami masalah
Empat teman eva dan eva, artinya jumlah orang ada lima.
2) Merencanakan penyelesaian masalah
Untuk menyelesaikan masalah ini, digunakan titik untuk menunjukkan
kegiatan Eva dan empat temannya masing-masing. Digunakan garis untuk
menghubungkan kedua titik (menunjukkan 2 orang).
3) Melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah
Untuk menggambarkan putaran tersebut perhatikan bagan berikut:

4) Memeriksa kembali
Dari masalah yang diberikan kemudian dapat ditinjau kembali seperti
mendapatkan bilangan dari banyaknya garis yang ditunjukkan dalam
gambar di atas. Dimana terdapat 5 titik, dan tiap titik mempunyai 4 garis
yang menghubungkan titik-titik tersebut. Sehingga diperoleh 5 x 4 = 20.
Perhitungan dengan cara ini, tiap garis dihitung 2, sehingga 20 : 2 = 10.
Jadi, keseluruhan banyak putaran yang diperoleh kelompok adalah
10.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
"Solving a Simpler Analogous Problem" adalah sebuah pendekatan yang
digunakan dalam pemecahan masalah dan pembelajaran. Konsep ini mendasarkan
diri pada ide bahwa untuk menyelesaikan masalah yang kompleks atau sulit,
seseorang dapat mulai dengan mencoba menyelesaikan masalah yang mirip tetapi
lebih sederhana atau analogus. Dalam menyelesaikan masalah matematika ada
beberapa strategi yang dapat digunakan, salah satunya adalah strategi menebak
secara bijak dan mengujinya (Intelligent Guessing and Testing). Strategi ini
merupakan strategi yang sering dianggap enteng dan dapat dilakukan semua
orang. Namun strategi ini dapat membuka mata kita pada penyelesaian yang
menyeluruh, yang mungkin sangat sukar jika ditempuh dengan cara formal atau
tradisional. Penyelesaian masalah matematika menggunakan strategi ‘making a
drawing’ atau membuat gambar/diagram hampir pasti menyangkut masalah
geometri, namun demikian strategi menggunakan gambar/diagram banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti membuat sketsa atau peta lokasi
tertentu sebagai petunjuk agar orang lain dengan mudah mencari dan menemukan
lokasi tersebut.

B. Saran
Pentingnya strategi "Solving a Simpler Analogous Problem" dalam
pemecahan masalah matematika dan pembelajaran. Dalam dunia yang semakin
kompleks, kemampuan untuk memulai dengan masalah yang lebih sederhana dan
memanfaatkan strategi seperti "Intelligent Guessing and Testing" serta
penggunaan gambar/diagram memiliki peran kunci dalam mengembangkan
pemahaman matematika yang mendalam. Dengan memahami dan
mengaplikasikan konsep-konsep ini, pembaca dapat meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah mereka secara signifikan dan menerapkannya dalam berbagai
aspek kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Asror, Moch. 2020. Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa dalam


Menyelesaikan Masalah Matematika Model PISA Kelas X EKA Matematika
A di MAN 1 Jember. Diss. Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad
Siddiq Jember.

Gustiati, M. 2017. Profil kemampuan penalaran matematis dalam pemecahan


masalah ditinjau dari kecerdasan emosional dan gaya belajar siswa
(Doctoral dissertation, Pascasarjana).

Firmanti, P., Rahmat, T., Yuberta, F., & Fitri, H. 2020. Build Character of Hard
Work through Problem Solving Strategies (Intelligent Guessing and Testing
in Mathematics). Journal of Physics: Conference Series. vol. 1471. no. 1.
pp. 012-031.

Firmanti, Pipit, et al. 2020. Build Character of Hard Work through Problem
Solving Strategies (Intelligent Guessing and Testing in Mathematics).
Journal of Physics: Conference Series.

Krawitz, J., Schukajlow, & Stanislaw. 2020. When can making a drawing hinder
problem solving? Effect of the drawing strategy on linear
overgeneralizations and problem solving. Frontiers in psychology, vol. 11.
No. 506.

Ainsworth, Shaaron E., & Katharina Scheiter. 2021. "Learning by drawing visual
representations: Potential, purposes, and practical implications." Current
Directions in Psychological Science. vol. 30. no. 1. pp.61-67.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.


2011. Problem Solving; Making a Drawing Strategy (Part 1). Dilihat
tanggal 19 September 2023 di:
https://p4mristkiphamzanwadiselong.wordpress.com/
2011/12/24/problem-solving-making-a-drawing-strategy-part-1/.

22

Anda mungkin juga menyukai